TUGAS AKHIR
USULAN PENERAPAN
DISTRIBUTION RESOURCE
PLANNING
(DRP) UNTUK MENDUKUNG STRATEGI SUPPLY
CHAIN
(Studi Kasus : KJUB Puspetasari,Klaten)
Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Program Studi S 1 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
AGUS WICAKSONO
NIM : D 600 020 040
NIRM: 02.6.106.03064.5.040
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008
LEMBAR PERSETUJUAN
USULAN PENERAPAN
DISTRIBUTION RESOURCE
PLANNING
(DRP) UNTUK MENDUKUNG STRATEGI
SUPPLY
CHAIN
(Studi Kasus : KJUB Puspetasari, Klaten)
Tugas Akhir ini telah disetujui dan disyahkan sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan Studi Strata I (SI) untuk memperoleh
gelar sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pada Hari / Tanggal :
Disusun Oleh :
NAMA : AGUS WICAKSONO
NIM :
D 600 020 040
NIRM : 02.6.106.03064.5.040
Fak/Jur
: Teknik / Teknik Industri
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PENERAPAN
DISTRIBUTION RESOURCE
PLANNING
(DRP) UNTUK MENDUKUNG STRATEGI
SUPPLY
CHAIN
(Studi Kasus : KJUB Puspetasari,Klaten)
Tugas Akhir ini telah dipertahankan pada sidang tingkat Sarjana Jurusan Teknik
Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pada Hari / Tanggal :
Jam
:
Mengesahkan
Dewan
Penguji Tanda
Tangan
1.
Much Djunaedi, ST. MT
(Ketua)
_______________________
2.
Etika Muslimah, ST. MM
(Anggota) _______________________
3.
Hari Prasetyo, ST. MT.
(Anggota) _______________________
4.
Siti Nandiroh, ST
(Anggota) _______________________
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik
Ketua Jurusan Teknik Industri
MOTTO
“ Se sung g uhnya se suda h ke sulita n a da ke m uda ha n,
m a ka a pa b ila ka m u te la h se le sa i (da ri sa tu urusa n)
ke rja ka nla h de ng a n sung g uh- sung g uh (urusa n) ya ng la in.
Da n ha nya ke pa da Alla h_la h he nda knya ka m u b e rha ra p”
(Q S. Al- Insyira h : 6- 8)
“ Ujia n b a g i se se o ra ng ya ng sukse s b uka nla h pa da
ke m a m pua nnya untuk m e nc e g a h m unc ulnya m a sa la h,
te ta pi pa da wa ktu m e ng ha da pi & m e nye le sa ika n
se tia p ke sulita n sa a t m a sa la h itu te rja di”
(Da vid J. Sc hwa rtz)
“Ke sa b a ra n da n ke ikhla sa n a da la h kunc i uta m a da la m hidup ya ng pe nuh
de ng a n ujia n da n Tuha n m e liha t b uka n pa da b e ntukm u a ta upun
pe rb ua ta nm u m e la inka n pa da ha tim u”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah,
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat & Karunia_Nya,
Sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan
Karya kecil ini kupersembahkan teruntuk :
•
Ibu & Bapak yang selalu mengiringi
langkahku dengan do’a dan restu serta
segala pengorbanannya.
•
Kakakku (Rais,Heru,Indra)
•
Myluv
“
Karina”
yang membuat hidupku
lebih berwarna
•
Anthique Community
KATA PEN GAN TAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan, rahmat, taufik serta hidayah_Nya, Alhamdulillah akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, dengan judul
:
Usulan Penerapan
Distribution Resource Planning
(DRP) untuk mendukung strategi
Supply
Chain.
Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik Jurusan Teknik
Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan, masukan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Ir. H. Sri Widodo, MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2.
Bapak Munajat Tri Nugroho, ST. MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
yang telah berkenan memberikan masukan, bimbingan, arahan, dan motivasi
kepada penulis hingga penyusunan Tugas Akhir ini selesai.
3.
Much Djunaedi, ST, MT., selaku Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta pengarahan kepada
penulis hingga Tugas Akhir ini selesai.
4.
Etika Muslimah, ST, MM., selaku Pembimbing II yang dengan sabar penuh
pengertian membimbing, mengarahkan dan memberikan dorongan moril kepada
penulis dari awal sampai selesainya Tugas Akhir ini.
5.
Hari Prasetyo, ST. MT., selaku Dosen Penguji yang telah berkenan memberikan
banyak bantuan dan masukan kepada penulis.
7.
Ibu Etika Muslimah, ST. MM., selaku Pembimbing Akademik serta segenap
Staff Pengajar Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
8.
Bapak Darius MYW,SH., selaku Pembimbing yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian dan meluangkan sebagian waktunya guna memberikan
banyak bantuan serta arahan kepada penulis.
9.
Bapak Ir. Agus Tikta, selaku Pembimbing Lapangan terima kasih untuk waktu
dan bantuannya selama penyusunan Tugas Akhir ini.
10.
Bapak dan Ibu Tercinta, yang tiada henti mengalirkan Do’a, kasih sayang, petuah
bimbingan serta fasilitas-fasilitasnya terima kasih atas perjuangan dan
pengorbanannya yang tak kenal lelah hingga penulis bisa menjadi seseorang yang
mempunyai impian, cita-cita dan masa depan.
11.
MyLuv “Karina Pramhytasari” terima kasih atas cinta, kasih sayang,
kesabaran, pengertian dan kesetiaannya.
12.
Sobat-sobat di UMS
(Sukron, Faris dan semuanya yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam
proses penyusunan Tugas Akhir ini.
13.
Anthique Community (Andrew, Arya, Karinz, Riky, Pilip, Kingkong, Ocep,
Bayonic, Ivan, Krisna, terima kasih atas persahabatanya)
14.
Teman-teman TI 02 (Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
sumbangan saran dan kritik dari pembaca merupakan hal terpenting. Semoga
laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya serta dapat
memberikan hikmah dan ide bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Februari 2008
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ...
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...
v
KATA PENGANTAR ...
vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ...
xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAKSI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ... 1
1.2
Perumusan Masalah ... 1
1.3
Batasan Masalah ... 2
1.4
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 2
1.5
Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Distribution Resource Planning ... …. 5
2.1.1
Tahap 1
... 5
2.1.2
Tahap 2
... 6
2.2
Strategi Persediaan ... 7
2.3
Strategi Rantai Pasokan ... 7
2.4
Strategi Logistik ... 8
2.5
Konsep Supply Chain... 9
2.6
Perencanan SCM... 12
2.7
Perbedaan Antara Manajemen Logistik dan Manajemen
Supply Chain ... 13
2.8
Peramalan (Forecasting) ... 27
2.9
Metode Peramalan... 16
2.10
Perencanaan Kebutuhan Bahan... 22
2.10.1
Tujuan Perencanaan Kebutuhan... 23
2.10.2
Masukan MRP... 23
2.10.3
Keluaran MRP... 23
2.10.4
Pendekatan Material Requirement Planning (MRP) ... 23
2.10.5
Fungsi Distribution Resource Planning ...25
2.10.6
Beberapa Langkah Pengolahan DRP ... 25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian ... 28
3.2
Data Yang Dipakai ... 28
3.3
Observasi... 28
3.4
Tehnik Pengolahan Dan Analisis Data ... 30
3.5
Wilayah Distribusi Produk Nutrifeed ... 31
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Hasil Produk Dan Pemasaran...33
4.2
Sistem Informasi ... 33
4.3
Pengumpulan Data ... 34
4.3.1
Data Permintaan Makanan Ternak Periode juli 2006 –
juni 2007 ... 35
4.3.2
Data Waktu Ancang ... 35
4.3.3
Data Biaya – Biaya Terkait ... 36
4.4
Pengolahan Data ... 37
4.4.1
Peramalan Dan Proporsi Kebutuhan ... 37
4.4.2
Perbandingan Grafik Laju Permintaan Item Produk ... 40
4.4.3
Perhitungan DRP untuk Juli 2006- juni 2007 ... 42
4.4.4
Perhitungan DRP untuk Juli 2007 - juni 2008
(Peramalan) ... 55
4.5
Analisis Data ... 68
4.5.1
Analisis Peramalan... 68
4.5.2
Analisa Grafik Laju Permintaan... 69
4.5.3
Analisa DRP... 69
4.5.4
Analisa SCM ... 77
4.5.5
Analisis Perbaikan Sistem Informasi Pendistribusian
Produk Makanan Ternak Untuk Tiap Item ... 78
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan ... 80
5.2
Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tabel wilayah distribusi produk nutrifeed...31
Tabel 4.1. Tabel permintaan makanan ternak ...35
Tabel 4.2. Tabel wilayah distribusi produk nutrifeed ...35
Tabel 4.3. Tabel biaya kirim pada wilayah distribusi produk nutrifeed...36
Tabel 4.4. Tabel Model dan hasil peramalan tiap item ... 38
Tabel 4.5. Tabel rekapitulasi hasil peramalan ... 39
Tabel 4.6. Tabel rekapitulasi hasil perhitungan wilayah 1 ... 67
Tabel 4.7. Tabel rekapitulasi hasil perhitungan wilayah 2... 67
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Supply Chain Management ... 12
Gambar 2.2
Sistem lengkap MRP ... 24
Gambar 3.1 Skema alur proses produksi dan proses pendistribusian
produk ...28
Gambar 3.2 Kerangka pemecahan masalah ... 32
Gambar 4.1
Sistem informasi distribusi makanan ternak ... 33
Gambar 4.2
Rantai pendistribusian makanan ternak... 34
Gambar 4.3 Permintaan produk BC 132 tahun 2006 dan peramalan tahun
2007 ... 40
Gambar 4.4. Permintaan produk KF tahun 2006 dan peramalan tahun
2007 ... 41
Gambar 4.5. Permintaan produk DC 132 tahun 2006 dan peramalan tahun
2007 ... 41
ABSTRAKSI
Untuk menciptakan pelayanan yang diinginkan, koordinasi antara
pihak-pihak didalam supply chain sangat diperlukan, kurangnya koordinasi sering kali
menimbulkan kesalahan informasi yang salah satu sebabnya adalah adanya
komposisi biaya-biaya untuk pemesanan dan persediaan yang tidak sama antar
konsumen.
Akibatnya informasi produk apa yang yang diperlukan, jumlah, siapa
konsumen yang memesan dan kapan produk harus dikirim menjadi kurang tepat.
Dampaknya rencana pemesanan bahan baku ke pemasok juga tidak terestimasi
dengan baik
Distribution Resource Planning (DRP) mengolah informasi untuk
memperlancar dan mengatur pemasaran agar supply dan demand lebih seimbang
Caranya adalah dengan melakukan peramalan permintaan dari data periode
sebelumnya sebagai acuan untuk memesan bahan baku ke pemasok. Dengan
acuan tersebut perusahaan bisa tepat waktu memenuhi permintaan pelanggan
serta menyiapkan tersedianya produk yang cukup dan tidak berlebihan sehingga
dapat diketahui banyaknya jumlah produk yang harus disediakan di tiap wilayah
distribusi (Economic Order Quantity ), kapan dilakukannya pemesanan kembali
oleh masing- masing wilayah (Reorder Point) dan besarnya persediaan yang ada
(Safety Stock),
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Koperasi Jasa Usaha Bersama (KJUB) PUSPETASARI merupakan
perusahaan perdagangan makanan ternak (nutrifeed) yang berlokasi di Klaten Jawa
Tengah, Konsep manajemen rantai pasokan dengan fokus kajian keefektifan dan
keefesienan aliran produk maupun aliran informasi telah menempati prioritas penting
dalam menentukan kebijakan pendistribusian produk kepada penjual atau agen.
Berkembangnya informasi yang tak terbatas di era globalisasi sekarang ini,
Koperasi Jasa Usaha Bersama (KJUB) PUSPETASARI dihadapkan pada kendala
yang berkaitan dengan pendistribusian produk hingga ke konsumen pemakai akhir.
Permasalahan yang ada pada Koperasi Jasa Usaha Bersama (KJUB) PUSPETASARI
adalah terjadinya perbedaan proporsi permintaan masing-masing konsumen. Dan
adanya komposisi biaya-biaya untuk pemesanan dan persediaan yang tidak sama
antar konsumen. Akibatnya informasi produk apa yang yang diperlukan, jumlah,
siapa konsumen yang memesan dan kapan produk harus dikirimkan menjadi kurang
tepat. Dampaknya rencana pemesanan bahan baku ke pemasok juga tidak terestimasi
dengan baik.
1.2.
Perumusan Masalah
Sistem distribusi barang atau produk dapat digambarkan dari
Manufacture/pabrik mengirimkan produknya kepada distributor utama dan pihak
pihak retailer yang akan menyampaikan produk tersebut kepada konsumen akhir
atau end users-nya. Permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah :
1.
Berapa banyak jumlah produk yang harus disediakan di tiap wilayah distribusi?
2.
Kapan harus dilakukan pemesanan kembali oleh masing- masing wilayah?
3.
Berapa besarnya persediaan yang harus ada?
1.3.
Batasan Masalah
Ruang lingkup kajian yang dibahas akan dibatasi, mengingat terkaitnya
permasalahan dengan sistem manajemen perusahaan serta tujuan dari penelitian yang
akan diarahkan. Batasan yang akan ditetapkan adalah sebagai berikut :
1.
Penelitian ini hanya dilakukan pada sistem distribusi dari perusahaan ke agen
penjualan.
2.
Pengukuran tingkat efesiensi tidak menjelaskan kepada nominal keuntungan
perusahaan.
1.4.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Merencanakan pendistribusian pemenuhan permintaan pelanggan yang
agregrasinya menjadi kebutuhan pemesanan ke pemasok.
2.
Mendapatkan sistem informasi distribusi yang mendukung penerapan Supply
Chain Management.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
1.
Optimasi Supply Chain sangat penting untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi yang akan dipengaruhi juga oleh faktor perubahan jumlah permintaan.
Dengan dikembangkannya pendekatan terhadap sistem nyata, maka aktivitas
yang terjadi dalam supply chain dapat dilakukan dengan lebih tepat waktu dan
lebih baik.
2.
Menghasilkan pendekatan sistem yang fleksibel untuk diimplementasikan pada
distribusi yang telah dikembangkan.
3.
Mengetahui prinsip dasar supply chain yang meliputi alur kegiatan, mulai dari
perencanaan, proses pengadaan, proses pengiriman dan pengawasan atau
pengendalian proses pasokan material serta pemeriksaan mutu dan ketepatan
waktu.
1.5.
Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan dalam Laporan Tugas Akhir ini dibagi dalam
beberapa bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi mengenai latar belakang masalah distribusi produk
makanan ternak, perumusan masalah untuk kasus pendistribusian, batasan
masalah yang akan dikaji, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi uraian singkat mengenai teori-teori manajemen rantai
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang obyek penelitian yaitu, teknik-teknik
pengumpulan, teknik analisa data, dan kerangka pemecahan masalah.
BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN HASIL ANALISIS DATA
Pada bab ini berisi mengenai data yang diperoleh selama penelitian
dilakukan dan pengolahan data-data yang diperoleh.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian tentang kasus
pendistribusian produk makanan ternak, serta saran usulan untuk
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Distribution Resource Planning
Distribution Resource Planning (DRP) adalah suatu proses yang menentukan
kebutuhan dari ISL (Investory Stocking Locatian) dan memastikan bahwa sumber
Supply dapat memenuhi permintaan tersebut. Dalam hal ini ISL-nya adalah Pabrik
Makanan Ternak Nutrifeed di KJUB Puspetasari.
Tujuan dari DRP adalah mensimulasikan kejadian yang sebenarnya di suatu
perusahaan agar dapat diketahui apa yang akan dilakukan untuk masa yang akan
datang dengan sumber-sumber yang ada, Penambahan kecil dan sering dalam batasan
pesanan dan pesanan yang ekonomis. DRP mengolah informasi ini untuk
memperlancar dan mengatur pemasaran, sehingga dapat menyeimbangkan antara
supply dan demand. Diharapkan dengan adanya perencanaan pendistribusian yang
baik, keberhasilan pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi optimal dan
dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kinerja penjualan dengan mampu
memenuhi pesanan tepat waktu.(Andre, 1995)
Langkah-langkah dalam proses DRP adalah sebagai berikut:
2.1.1.
Tahap pertama
DRP menerima input berupa:
1.
Hasil peramalan penjualan yang dilakukan oleh ISL.
2.
Pesanan dari konsumen yang akan dikirim saat ini maupun yang akan datang.
4.
Lead Time pemesanan.
5.
Safety stock.
6.
Jumlah minimal dari produk yang harus dijual, diproduksi maupun
didistribusikan.
2.1.2.
Tahap kedua
Begitu semua input diterima, DRP membangkitkan model berdasarkan pada
waktu untuk mendukung strategi logistik dimana dengan adanya model tersebut
dapat ditentukan:
1.
Produk apa yang diperlukan, berapa banyak dan dimana serta kapan produk
tersebut diperlukan.
2.
Kapasitas transportasi yang diperlukan.
3.
Tempat, tenaga manusia dan kapasitas peralatan yang dibutuhkan oleh ISL
4.
Jumlah inventory yang diperlukan ISL.
5.
Level produksi yang diperlukan.
2.1.3.
Tahap ketiga
DRP
membandingkan
sumber-sumber
yang diperlukan dengan apa yang akan
ada di masa mendatang. Dengan adanya informasi ini maka akan dapat diketahui
tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperlancar atau menunda
pembelian/pemesanan, sehingga dengan demikian dapat menyeimbangkan supply
dan demand. Langkah ketiga ini mendorong integrasi dan memberikan umpan balik
ke sistem kemudian menutup loop antara produksi, pembelian dan logistik maupun
2.2
Strategi Persediaan.
Persediaan merupakan bahan atau barang yang disimpan untuk tujuan
tertentu, antara lain untuk proses produksi, jika berupa bahan mentah maka akan
diproses lebih lanjut.
Persediaan merupakan bagian terbesar dalam penggunaan modal kerja
perusahaan dan merupakan aktiva yang selalu mengalami perubahan setiap saat.
Persediaan juga mengalami perputaran yang berbeda-beda, tinggi rendahnya
perputaran akan berpengaruh langsung terhadap besar kecilnya dana yang ditawarkan
atau dibutuhkan dalam persediaan tersebut. Syarat persediaan yang ideal :
1.
Peningkatan layanan kepada pelanggan, melalui pemberian layanan berupa
penyediaan bahan atau barang yang dibutuhkan pelanggan (service availability)
2.
Penekanan biaya. Persediaan tidak hanya sekedar menyediakan bahan atau
barang sesuai kebutuhan saja, tetapi harus mempertimbangkan hal-hal lain seperti
ketepatan waktu, ketepatan mutu, biaya yang ekonomis, dan ketepatan
jumlah.(Yolanda, 2005)
2.3
Stategi Rantai Pasokan/ Supply Chain
Strategi supply chain adalah startegi manajmnen yang membahas tentang
bagaimana upaya perusahaan memposisikan pemasok-pemasoknya sebgai bagaian
dalam proses produksinya.
Upaya agar konsumen menjadi loyal adalah dengan kepuasan pelanggan.
Kebutuhan dan keinginan pelanggan sangat beragam, dari produk berwujud hingga
rasa aman). Perusahaan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen
dengan mengembangkan dan mencapai misi dan strategi.
Strategi adalah rencana aksi organisasi untuk mencapai misi. Strategi dapat
dijalankan setelah perusahaan menetapkan misi. Secara umum strategi perusahaan
ada dua, tujuan komersial dan tujuan sosial, yaitu:
1.
Tujuan komersil atau yang disebut dengan profit oriented yaitu tujuan
perusahaan untuk mencari atau memperoleh keuntungan.
2.
Tujuan sosial atau yang disebut dengan social oriented yaitu perusahaan yang
didirikan dengan tujuan untuk membantu kalangan-kalangan tertentu yang
membutuhkan, seperti koperasi jasa usaha bersama (KJUB).
Penciptaan strategi perusahaan dimulai dari bersihnya image perusahaan,
selanjutnya proses pandangan (visioning) dimana hal-hal tidak lazim, tidak terdengar
dan bahkan strategi melawan pesaing juga harus dipertimbangkan. Terdapat
penempatan empat komponen untuk strategi yang baik yaitu, konsumen, pemasok,
pesaing dan perusahaan.(Arnold, 1997)
2.4
Srategi Logistik
Strategi logistik diperlukan untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan
yang diinginkan dalam strategi perusahaan. Inovasi terhadap pendekatan-pendekatan
strategi logistik akan membuat perusahaan dapat unggul dalam bersaing.
Dalam perencanaan strategi logistik diperlukan beberapa sumber
pengambilan keputusan. Suatu perspektif strategi untuk sumber dari dalam dan luar
perusahaan bertujuan agar mampu bersaing berdasarkan difrensiasi produk dan atau
faktor primer (keunggulan bersaing, fleksibilitas permintaan) dan faktor sekunder
(kapabilitas proses, batas waktu proses, dan resiko strategi).
2.5
Konsep Supply Chain
Supply chain pada hakikatnya merupakan jaringan organisasi yang
menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke hilir (downstream) dalam proses
dan kegiatan berbeda yang menghasilkan nilai yang terwujud dalam barang dan jasa
ditangan pelanggan terakhir. Hubungan ke hulu bersifat forward yaitu rantai
hubungan pemasok menuju konsumen, sedangkan hubungan ke hilir bersifat
backward dari konsumen menuju pemasok. Perusahan perlu mengelola supply chain
–nya dengan baik untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang unik pada sistem
bisnis (Haizer & Raider, 2001).
Konsep supply chain merupakan rangkaian dari fasilitas, fungsi dan aktivitas
perusahaan yang terlibat dalam pembuatan dan penyaluran barang atau jasa.
Rangkaian tersebut dimulai dari pemasok dan berakhir pada konsumen akhir.
Dengan menganalisis secara keseluruhan proses, dari pemasok awal sampai dengan
konsumen akhir, dapat diketahui keuntungan-keuntungan dari supply chain yaitu
mengurangi inventory barang dengan berbagai cara, menjamin kelancaran
penyediaan barang dan menjamin mutu.
Penentu supply chain bukan lagi perusahaan melainkan konsumen (Mattsson,
2003). Konsumen bebas menentukan pilihan mereka pada berbagai pilihan barang
atau jasa yang tersedia di pasaran sehingga perusahaan berusaha untuk menyesuaikan
produk mereka sesuai pilihan serta kehendak konsumen (Larsen & Bagchi, 2002,
Menurut Stevenson (2002), ada dua jenis pergerakan (movement) dalam
sistem supply chain. Pertama , physical movement of materials yaitu pergerakan arus
barang dimana umumnya memiliki arah menuju rantai akhir (konsumen), meskipun
tidak semua rantai berawal dengan bahan baku. Kedua exchange of information
yaitu pergerakan arus informasi ini menuju dua arah, baik menju rantai awal maupun
rantai akhir, disepanjang supply chain.
Supply chain management merupakan integrasi dari beberapa proses bisnis
inti melalui original supplier (pemasok awal) menuju end user (konsumen akhir)
yang menyediakan barang, jasa dan informasi yang mampu memberikan tambahan
nilai bagi konsumen.
Proses utama aktivitas supply chain management (Stock & Lambert, 2001)
sebagai berikut:
1.
Manajemen hubungan dengan konsumen (customer relationship management)
mengidentifikasikan konsumen yang kritis bagi misi perusahaan.
2.
Manajemen pelayan konsumen (customer service management). Menyediakan
informasi tunggal, informasi real-time (faktual) tentang tanggal pengiriman
yang sudah dijanjikan atau ketersediaan produk bagi konsumen.
3.
Manajemen permintaan (demand management) menyeimbangkan kebutuhan
konsumen dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhinya.
4.
Manajemen order (order fulfiliment) menyediakan proses bisnis yang transparan,
supply chain yang efektif menepati customer need date (pemenuhan kebutuhan
5.
Manajemen aliran manufaktur (manufacturing flow mangemnet) menyesuaikan
antara permintaan dengan kemampuan produksi.
6.
Pembelian (procurement) fungsi pembelian mengembangkan mekanisme
informasi cepat seperti electronic data interchange (EDI) dan jaringan internet
untuk transfer kebutuhan secara cepat. Komunikasi cepat ini menyediakan alat
untuk mengurangi waktu dan biaya yang terbuang pada bagian pembeliaan saat
transaksi berlangsung.
7.
Pengembangan dan komersialisasi produk (product development and
commersialization) mengintegrasikan pemasok dan konsumen kedalam proses
pengembangan produk.
8.
Tingkat pengembalian (return) manajemen pada tingkat saluran pengembalian
yang efektif memudahkan identifikasi perbaikan produktifitas dan terobosan baru
produk.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Istilah Supply
Chain Management telah mengalami paradigma, dari sekedar proses inventory dan
transportasi menjadi proses peningkatan hasil tambah (value creation) dari barang
dan jasa yang berfokus pada efesiensi dan efektifitas aliran material, aliran mata
uang, dan yang paling penting adalah informasi yang terjadi secara simultan,
sehingga akan meningkatkan performansi rantai pasokan secara keseluruhan. Prinsip
yang digunakan dalam Supply Chain Management adalah “Getting the right
product, to the right place, at the right time, for the right price” (Reyes, 1998).
Dari keseluruhan pendekatan dan konsep melahirkan definisi Supply Chain
mengoptimasi potensi dari keseluruhan bisnis (termasuk bisnis pendukung) dalam
memenuhi kebutuhan komersial yang meningkat yang diindikasikan oleh permintaan
pelanggan pada keseluruhan sistem”. Supply Chain Management efektif
berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dari struktur bisnis keseluruhan .
Sesuai gambar 2.1 dibawah ini.
Gambar 2.1. Model Supply Chain Management
Seluruh elemen dalam Supply Chain Management tidak bisa berjalan secara
terpisah, tetapi harus merupakan satu kesatuan. Sehingga akan menghasilkan sinergi
dan pada akhirnya menciptakan efisiensi dan efektifitas. Dalam Supply Chain
Management sendiri hal yang paling penting adalah saling berbagi (sharing). Dan
terlihat dari adanya aliran material, uang dan informasi yang mengintegrasikan
keseluruhan elemen dalam Supply Chain Management. Istilah yang dikenal pada
Supply Chain Management yaitu concurrent, yang berarti aliran tersebut harus terjadi
secara simultan. Dari konesp integrasi dan concurrent tersebut timbul konsep
Knowledge Management yang basisnya adalah ilmu pengetahuan.
2.6
Perencanaan SCM.
Terdiri dari enam topik, yaitu:
Pemasok dari
pemakai
Pemasok
(Supplier)
Perusahaan
Pemakai akhir
(end user)
Pelanggan
(Customer)
1.
Tingkat Perencanaan.
Perencanaan SCM bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang apa, kapan,
bagaimana, hal tersebut berlangsung pada tiga tingkatan, yaitu strategis, taktikal,
dan operasional.
2.
Luasnya Daerah Pemesanan
Menyangkut empat keputusan penting, yaitu:
•
Tingkat layanan kepada pelanggan.
•
Lokasi fasilitas logistik, yaitu memntukan strategi logistic dapat berjalan
lancar dan menjamin akan mendapat stok
•
Keputusan persediaan, berkaitan dengan persediaan yang dimiliki dan
kecukupan stok barang.
•
Keputusan transportasi, yaitu memilih model transportasi yang akan
digunakan.
2.7
Perbedaan Antara Manajemen Logistik dan Manajemen Supply Chain
Antara manajemen logistik dan manajemen supply chain memiliki sejumlah
persamaan yang terkadang menimbulkan kerancuan yaitu:
1.
Keduanya menyangkut pengelolaan arus barang atau jasa.
2.
Keduanya menyangkut pengelolaan mengenai pembelian, pergerakan,
penyimpanan, pengangkutan, administrasi dan penyaluran barang.
3.
Keduanya terkait usaha untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengelolaan
barang.
Disamping persamaan tersebut ada beberapa perbedaan mendasar diantara
1.
Manajemen logistik
Mengutamakan pengelolaan termasuk arus barang dalam perusahaan serta
berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang menghasilkan rencana
tunggal arus barang dan informasi di seluruh perusahaan.
2.
Manajemen supply chain.
Mengutamakan arus barang antar perusahaan, sejak perusahaan paling hulu
sampai yang paling hilir agar koordinasi proses bisnis antar perusahaan tercipta,
mulai dari pemasok sampai pada pelanggan.
2.8
Peramalan (Forecasting)
Pada akhir ini terdapat perkembangan yang pesat sekali dalam teknik dan
metode analisa, baik analisa ekonomi maupun analisa kegiatan usaha perusahaan
terutama di bidang pemasaran, produksi dan keuangan. Dalam melakukan analisa
ekonomi atau analisa kegiatan usaha perusahaan, haruslah diperkirakan apa yang
akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan
datang. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang disebut juga dengan peramalan (forecasting). (Assauri, 1984)
Kegunaan peramalan adalah :
a.
Berguna untuk dapat memperkirakan secara sistematis dan pragmatis atas dasar
data yang relevan pada masa yang lalu, dengan kata lain metode peramalan
diharapkan dapat memberikan obyektivitas yang lebih besar.
b.
Membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap pola dari data yang
yang sistematis dan pragmatis serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih
besar atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat atau yang disusun.
Jenis-jenis peramalan adalah sebagai berikut:
a.
Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan
antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang merupakan
deret waktu atau time series.
b.
Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan
antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang
mempengaruhinya, yang bukan waktu, yang disebut dengan metode korelasi
sebab-akibat (causal methods).
Langkah-langkah peramalan, yaitu :
a.
Pertama, menganalisa data yang lalu, tahap ini berguna untuk pola yang terjadi
pada masa lalu. Analisa ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi dari data
yang lalu. Dengan tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data tersebut.
b.
Kedua, menentukan metode yang dipergunakan. Masing-masing metode
memberikan hasil peramalan yang berbeda. Metode peramalan yang baik adalah
metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda dengan
kenyataan yang terjadi. Dengan kata lain metode peramalan yang baik adalah
metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan nilai
kecil yang sekecil mungkin.
c.
Ketiga, memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang
dipergunakan dan mempertimbangkan adanya beberapa faktor perubahan.
kebijakan-kebijakan yang mungkin terjadi, termasuk perubahan kebijakan-kebijakan pemerintah,
perkembangan potensi masyarakat, perkembangan teknologi dan
penemuan-penemuan baru.
2.9
Metode Peramalan
Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang
terjadi pada masa lalu. Oleh karena itu, metode peramalan didasarkan atas data yang
relevan pada masa lalu, maka metode peramalan ini dipergunakan dalam peramalan
yang obyektif.
Metode-metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan
antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu atau analisa deret
waktu, terdiri dari:
a.
Metode smoothing, yang mencakup metode data lewat (past data), metode
rata-rata kumulatif, metode rata-rata-rata-rata bergerak (moving average) dan metode
“exponential smoothing”
b.
Metode Box Jenkis menggunakan dasar deret waktu dengan model matematis
agar kesalahan yang terjadi dapat sekecil mungkin.
c.
Metode Proyeksi Trend dengan regresi, merupakan dasar garis trend untuk suatu
persamaan matematis, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat
diproyeksikan hal yang diteliti untuk masa depan.
Dalam pemilihan teknik dan metode peramalan, pertama-tama perlu
mengetahui ciri-ciri yang penting yang perlu diperhatikan bagi pengambilan
keputusan dan analisa keadaan. Dalam mempersiapkan peramalan, ada 6 ciri utama
a.
Horison waktu (time horizon).
b.
Tingkat perincian.
c.
Jumlah produk.
d.
Pengawasan versus perencanaan.
e.
Stabilitas.
f.
Prosedur perencanaan yang ada.
Ada berbagai cara didalam teknik peramalan antara lain: (Long Cang-yih)
Notasi-notasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
t
= Waktu atau periode, t = 1,2,...,n
m
= Periode rata-rata bergerak atau lamanya siklus musiman.
α
=
Parameter
smoothing.
β
= Trend smoothing parameter.
γ
= Parameter smoothing musiman.
τ
= Waktu dari t.
n
= Banyaknya data.
A(t) = Data nilai aktual pada periode ke-t.
A(i) = Rata-rata dari data aktual.
f(t) = Peramalan pada periode ke-t.
T(t) = Trend pada periode ke-t.
F(t) =
Smoothing value pada periode ke-t.
W(t) = Nilai tertimbang pada periode ke-t.
e(t) = Kesalahan (penyimpangan) pada periode ke-t, yaitu f(t)-A(t).
Model-model peramalan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.
Simple Average
Metode rata-rata sederhana ini digunakan untuk data yang tidak
mengandung unsur trend dan faktor musiman. Secara sederhana metode ini
menghitung rataan dari data yang tersedia sejumlah n mengikuti.
Persamaan yang digunakan adalah :
n
t
A
t
F
n
t
∑
==
1)
(
)
(
... (2.1)
2.
Weighted Moving Average
Istilah Moving Average menggambarkan prosedur jika ada data
baru, rata-rata baru dapat dihitung dan data yang lalu dihapus.
Karakteristik Moving Average, yaitu peramalannya dipengaruhi oleh t
periode masa lalu dan jumlah data tiap waktu tetap.
Persamaannya adalah :
( )
=
∑
t∑
i
t
i
i
W
i
A
i
W
t
F
(
)
(
)
/
(
)
; keterangan i = (t – m + 1) ke-t
( ) ( )
t
F
t
f
+
τ
=
... (2.2)
3.
Moving Average with Linier Trend
Metode rata-rata tertimbang dengan trend linear ini akan efektif jika
trend linier dan faktor random error tidak besar.
( )
=
∑
t im
t
A
t
F
(
)
/
; keterangan i = (t – m + 1) ke-t
( ) ( ) ( )( )
t
+
τ
=
F
t
+
T
t
t
+
τ
f
... (2.3)
4.
Single Exponential Smoothing
Metode ini digunakan pada saat data cenderung konstans, dalam arti
tidak memiliki unsur yang cukup berarti. Karakteristik smoothing
dikendalikan dengan menggunakan faktor smoothing (penghalusan) a, yang
bernilai antara 0 sampai dengan 1. Fungsi faktor ini adalah untuk
memberikan penekanan yang lebih terhadap data yang baru. Setiap
peramalan berdasarkan pada hasil peramalan sebelumnya ditambah dengan
suatu presentase perbedaan antara peramalan dengan nilai aktualnya pada
saat tersebut.
Persamaan yang digunakan adalah :
)
1
(
)
1
(
)
(
.
)
(
t
=
A
t
+
−
F
t
−
F
α
α
)
(
)
(
t
F
t
F
+
τ
=
... (2.4)
5.
Single Exponential Smoothing with linear trend
Metode ini digunakan pada data histories yang cenderung konstan
mengandung unsur trend. Persamaan yang digunakan :
)
5
.
2
...(
...
...
...
)...
(
.
)
(
)
(
)
1
(
)
1
(
))
1
(
)
(
(
)
(
)
1
(
)
1
(
)(
1
(
)
(
.
)
(
t
T
t
F
t
f
t
T
t
F
t
F
t
T
t
T
t
F
t
A
t
F
τ
τ
β
β
α
α
+
=
+
−
−
+
−
−
=
−
+
−
−
+
=
6.
Double Exponential Smoothing
Metode ini digunakan pada data histories yang mengandung unsur
)
1
(
'
)
1
(
)
(
.
)
(
'
)
1
(
)
1
(
)
(
.
)
(
−
−
+
=
−
−
+
=
t
F
t
F
t
F
t
F
t
A
t
F
α
α
α
α
)
(
'
)
(
t
F
t
F
+
τ
=
... (2.6)
7.
Double Exponential Smoothing with Linier Trend
Persamaan metode ini adalah :
β
α
τ
γ
α
α
α
α
/
.
)
1
(
'
)
1
(
)
(
.
)
(
'
)
1
(
)
1
(
)
(
.
)
(
=
−
−
+
=
−
−
+
=
t
F
t
F
t
F
t
F
t
A
t
F
( ) (
t
) ( ) ( ) ( )
F
t
F
t
f
+
τ
=
2
+
γ
−
1
+
γ
'... (2.7)
8.
Adaptive Exponential Smoothing
Persamaan metode ini adalah :
)
1
(
)
1
(
)
(
.
)
(
t
=
A
t
+
−
F
t
−
F
α
α
... (2.8)
9.
Linier Regresion
Tujuan dari regresi linear sederhana adalah untuk memperoleh
sebuah persamaan garis lurus yang akan meminimasi jumlah bias vertikal
dari titik-titik yang terobservasi dengan garis lurus yang terbentuk.
Persamaan yang dipakai adalah :
Y = a + bX ... (2.9)
Dimana : Y = Variabel tidak bebas (Dependent).
X = Variabel bebas (Independent).
b = Slope (kemiringan).
a = Konstanta.
(
) ( )( )
( )
2( )
2X
Y
N
Y
X
XY
N
b
−
−
=
∑
∑
∑
∑
... (2.10)
N
X
b
Y
a
=
∑ ∑
−
... (2.11)
Dimana :
N = Jumlah data hasil observasi
10.
Winter’s model
Metode winter merupakan metode permalan yang sering dipilih
untuk menangani data permintaan baik yang mengandung variasi musiman
maupun unsur trend. Metode ini mengolah tiga asumsi untuk modelnya,
seperti unsur konstans, unsur trend, dan unsur musiman. Ketiga komponen
diatas secara kotinyu saling memperbaharui.
Persamaan yang digunakan adalah:
)
(
))
(
.
)
(
(
)
(
)
(
)
1
(
)
(
/
)
(
.
)
(
)
1
(
)
1
(
))
1
(
)
(
(
)
(
))
1
(
)
1
(
)(
1
(
)
(
/
)
(
.
)
(
m
t
I
t
T
t
F
t
f
m
t
I
t
F
t
A
t
I
t
T
t
F
t
F
t
T
t
T
t
F
m
t
I
t
A
t
F
−
+
+
=
+
−
−
+
=
−
−
+
−
−
=
−
+
−
−
+
−
=
τ
τ
τ
γ
γ
β
β
α
α
Jika faktor-faktor musiman diabaikan, maka ditentukan pada nilai berikut
ini :
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
=
∑
= m it
A
t
A
t
I
1)
(
/
)
(
)
(
, t = 1,2,...,m ... (2.12)
Pengukuran kesalahan peramalan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
a.
Mean Absolute Deviation adalah mengukur akurasi peramalan dengan
merata-ratakan kesalahan peramalan (nilai absolutenya)
Mean Absolute Deviation =
n
e
t t
∑
………...(2.13)
b.
Mean Squared Error adalah merupakan metode alternatif dalam mengevaluasi
suatu teknik peramalan. Setiap kesalahan atau residual dikuadratkan, kemudian
dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah observasi.
Persamaannya adalah :
Mean Squared Error =
( )
n
e
t t
∑
2………...(2.14)
c.
Mean Error adalah menunjukkan besarnya perkiraan yang ditunjukkan oleh
metode tersebut, jumlah nilai
error dibagi jumlah periode.
Persamaannya adalah :
Mean Error =
n
e
t t
∑
………...(2.15)
Keterangan:
e(t) = kesalahan (deviasi) untuk periode yaitu f(t) – A(t)
n = nomor periode dimana e(t) dapat dicari, i, e, mempunyai
kedua f(t) dan A(t).
2.10
Perencanaan Kebutuhan Bahan
Perencanaan kebutuhan bahan (
Material Requirement Planing)
menggantungkan pengendalian pekerjaan dan pengendalian produk. Waktu yang
digunakan untuk mengubah jadwal produksi akibat permintaan atau keterlambatan
tak terduga secara manual cukup panjang, sehingga memungkinkan perhitungan
2.10.1
Tujuan Perencanaan Kebutuhan.
1.
Meningkatkan pelayanan dan kepuasan konsumen.
2.
Meningkatkan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja.
3.
Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik.
4.
Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar.
5.
Mengurangi tingkat persediaan.
2.10.2
Masukan dan keluaran MRP
Jadwal Induk Produksi (JIP)/
Master Production Schedule (MPS).
1. Jadwal induk produksi merupakan rencana rinci tentang jumlah barang yang akan
diproduksi pada beberapa satuan waktu dalam barisan perencanaan. Jadual induk
produksi merupakan optimasi ongkos dengan memperhatikan kapasitasnya yang
tersedia dan ramalan permintaan untuk mencapai rencana produksi yang akan
meminimasi total ongkos produksi dan persediaan.
2. Struktur Produk/ Bill of Material (BOM)
Setiap item dan komponen harus memiliki identifikasi yang jelas dan unik
sehingga berguna pada saat komputerisasi. Hal ini dilakukan dengan membuat
struktur produk dan bill of material tiap produk.
Struktur produk berisi tentang informasi mengenai hubungan antar komponen
dalam perakitan. Informasi ini penting dalam penentuan kebutuhan kotor dan
kebutuhan bersih suatu komponen. Lebih jauh lagi, struktur produk juga
mengandung informasi tentang semua item, seperti nama item, serta jumlah yang
dibutuhkan pada tiap tahun terhadap perakitan.
Data jumlah persediaan yang dimiliki digunakan untuk membuat keputusan dalam
pemesanan suatu barang dengan sebaik-baiknya.
2.10.3
Keluaran MRP meliputi :
Material Requirement Planning (Perencanaan kebutuhan bahan)
mempunyai beberapa keluaran antara lain:
1.
Memberikan catatan mengenai pesanan.
MRP dapat menentukan jumlah kebutuhan komponen serta waktu pemesanannya
untuk memenuhi permintaan sesuai dengan JIP.
2.
Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang.
MRP dapat memberi indikasi penjadwalan ulang apabila kapasitas produksi yang
telah ada tidak dapat memenuhi pesanan yang dijadualkan.
3.
Memberi indikasi untuk pembatalan pesanan.
Memberikan kepastian terhadap pembatalan pesanan yang dilakukan atas suatu
komponen.
4.
Memberi informasi mengenai keadaan persediaan.
MRP dapat menentukan secara tepat penjadwalan setiap komponen sehingga
dapat meminimumkan biaya pesan maupun biaya perawatan.
2.10.4
Pendekatan Material Requirement Planning (MRP)
Pada tahap perencanaan kebutuhan material, dilakukan perencanaan
terhadap produk/part/material. Pendekatan untuk menyelesaikan masalah ini
Gambar 2.2 : Sistem lengkap MRP
2.10.5
Langkah –Langkah Dasar Proses Pengolahan MRP
1.
Perhitungan Kebutuhan Bersih (Netting)
Merupakan proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih
yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan
persediaan. Masukan yang diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan
bersih ini adalah :
Kebutuhan kotor setiap periode.
Persediaan yang ada di tangan.
Rencana penerimaan (schedule receipts) pada periode mendatang.
Net requirement = [gross requirement + allocation] – [ on hand + scheduled
receipts]
Peramalan
Master Prod.
Schedule
Pesanan
Langganan
Status Persediaan
Sistem MRP
Struktur Produk
Rencana Pemesanan
Pemesanan
Pembelian
Pesanan Kerja
Penjadwalan
Kerja
2.
Penentuan Ukuran Lot (lotting)
Lotting merupakan proses untuk menentukan besarnya pesanan setiap item
berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan dari proses
netting. Tujuannya
untuk memenuhi pesanan secara bertahap sampai jumlah pesanan terpenuhi.
3.
Proses Offsetting
Proses ini ditunjukan untuk menentukan saat yang tepat guna melakukan
rencana pemesanan dalam upaya memenuhi tingkat kebutuhan bersih. Rencana
pemesanan dilakukan pada saat material dibutuhkan dikurangi dengan waktu
ancang.
4.
Proses Explosion
Proses
explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor item yang
berada di tingkat lebih bawah, didasarkan atas rencana pemesanan yang telah
disusun pada proses offsetting. Dalam proses explosion ini data struktur produk
dan
bill of material memegang peran penting karena menentukan arah explosion
item komponen.
Adapun Teknik Lot Sebagai Berikut Menurut Zulian (1998) :
1.
Economic Order Quantity (EOQ)
Metode ini digunakan untuk permintaan yang tidak seragam dalam
beberapa periode. Rata-rata permintaan dipergunakan untuk mendapatkan
rata-rata jumlah bahan setiap kali pemesanan, rata-rata-rata-rata permintaan beberapa periode
dijumlahkan selanjutnya dibagi dengan jumlah periode yang ada dan hasilnya
dibulatkan ke dalam angka integer. Angka terakhir yang menunjukkan jumlah
2.
Titik pemesanan kembali (reorder point)
ROP adalah titik/tingkat persediaan, dimana pemesanan kembali harus
dilakukan. Model persediaan sederhana mengasumsikan bahwa penerimaan suatu
pesanan bersifat seketika. Artinya, model persediaan mengasumsikan bahwa
suatu perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaannya mencapai nol,
sebelum perusahaan memesan kembali dan dengan seketika kiriman yang
dipesan akan diterima. Akan tetapi, waktu antara dilakukannya pemesanan atau
waktu pengiriman bias cepat atau lambat, sehingga perlu ditetapkan kapan harus
dilakukan pemesanan ulang.
3.
Safety Stock.
Persediaan pengaman adalah tambahan persediaan dari jumlah biasanya
sebesar rata-rata kondisi persediaan dan lamanya waktu tunggu. Peranan
peramalan sangat penting untuk menentukan besarnya persediaan pengaman, jika
peramalan dilakukan dengan tepat maka perusahaan boleh tidak mempunyai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Obyek Penelitian
Alamat KJUB PUSPETASARI, Jl.Stasiun Ceper No.1 Ceper, Klaten, Jawa
tengah, Indonesia.
3.2.
Data yang Dipakai
Pada penelitian ini data yang dipakai adalah :
a.
Data permintaan produk dari konsumen.
b.
Kapasitas/stok pengiriman dari perusahaan.
c.
Wilayah tujuan konsumen.
3.3.
Observasi
Berikut adalah skema urutan proses pembuatan produk makanan ternak
[image:41.842.229.574.523.680.2]nutrifeed hingga produk sampai ke konsumen.
Gambar 3.1. Skema alur proses produksi dan distribusi produk.
Pemilihanbahan baku
Penimbangan bahan baku.
Proses penggilingan
Pembuatan golden-Pro
Pembuatan slaz Proses produksi
pakan ternak
Packing produk untuk agen
Pengiriman ke konsumen
Keterangan :
Proses pembuatan pakan konsentrat sapi potong di PMTN KJUB Puspetasari
menggunakan alat-alat yang dikenal dengan Feed Mill. Mesin Feed Mill terdiri dar
mesin penggiling (
Grinder), mesin penimbang (Weigher), mesin pemutar/pemusing
(
Cyclone), mesin pengangkut bahan (Elevator), mesin penghembus (Blower), dan
mesin pencampur (
Mixer).
Bahan-bahan konsentrat sapi potong sebelum masuk kedalam mesin feed mill
di timbang terlebih dahulu sesuai dengan konsentrasi sapi potong di PMTN KJUB
Puspetasari. Pemasukan bahan baku kedalam mesin penggiling (grinder) dilakukan
secara berurutan dari bahan yang bertekstur kasar dan halus secara bersamaan
dengan tujuan dapat tercampur merata saat memasuki mixer, selang waktu 20 menit
slaz dimasukan ke mesin
grinder, tetes dan brand polar dimasukan ke mixer agar
tidak terjadi penggumpalan.dua puluh menit kemudian bahan tersebut masuk dalam
elevator, selanjutnya keluar menjadi konsentrat yang siap ditampung dalam kantong
plastik polyethylene.
Proses Finishing, Proses ini merupakan proses yang terakhir, yaitu proses
pengepakan dan penimbangan. Pengepakan konsentrat dilakukan saat konsentrat
keluar lewat outlet melalui alat timbang yang ada dalam mesin feed mill, dengan
bobot kurang lebih 50 kilogram yang langsung ditampung dalam karung plastik yang
berlabel konsentrat BC 132 dan BC 133. setelah konsentrat ditampung dalam karung
plastik maka sebelum dijahit harus ditimbang untuk mendapatkan bobot yang
3.4.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Langkah-langkah dalam proses DRP adalah sebagai berikut:
1.
Tahap pertama
DRP menerima input berupa:
a.
Hasil peramalan penjualan yang dilakukan oleh ISL.
b.
Pesanan dari konsumen yang akan dikirim saat ini maupun yang akan datang.
c.
Persediaan yang ada saat ini yang dapat dijual oleh setiap ISL.
d.
Lead Time pemesanan.
e.
Safety stock.
f.
Jumlah minimal dari produk yang harus dijual, diproduksi maupun
didistribusikan.
2.
Tahap kedua
Begitu semua input diterima, DRP membangkitkan model berdasarkan pada
waktu untuk mendukung strategi logistik dimana dengan adanya model tersebut
dapat ditentukan :
a.
Produk apa yang diperlukan, berapa banyak dan dimana serta kapan produk
tersebut diperlukan.
b.
Kapasitas transportasi yang diperlukan.
c.
Tempat, tenaga manusia dan kapasitas peralatan yang dibutuhkan oleh ISL
d.
Jumlah
inventory yang diperlukan ISL.
e.
Level produksi yang diperlukan.
DRP
membandingkan
sumber-sumber
yang diperlukan dengan apa yang akan
ada di masa mendatang. Dengan adanya informasi ini maka akan dapat diketahui
tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperlancar atau menunda
pembelian/pemesanan, sehingga dengan demikian dapat menyeimbangkan supply
dan
demand. Langkah ketiga ini mendorong integrasi dan memberikan umpan balik
ke sistem kemudian menutup loop antara produksi, pembelian dan logistik maupun
konsumen.
[image:44.842.266.563.379.497.2]3.5.
Wilayah Distribusi Produk nutrifeed
Tabel 3.1 Wilayah Distribusi Produk Nutrifeed
WILAYAH
KOTA
1
Klaten, Boyolali, Karanganyar, Solo
2
Sragen, Yogyakarta, Wonogiri.
3.6.
Kerangka Pemecahan Masalah
Pada gambar 3.6 dibawah ini, akan diperlihatkan skema metodologi
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
[image:45.842.344.537.198.573.2]Gambar 3.6 Kerangka Pemecahan Masalah
Mulai
Studi Pendahuluan
Kesimpulan dan Saran
Observasi
Selesai
Identifikasi Permintaan
Pengolahan Data
Identifikasi Pendistribusian Produk
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Hasil Produksi dan Pemasaran
Perusahaan makanan ternak KJUB Puspetasari melakukan kerjasama dengan
perusahaan
Corporate League of The United States of America (CLUSA). Produk
yang dihasilkan antara lain makanan ternak:
1.
Konsentrat BC 132 (untuk sapi potong).
2.
KF.
3.
Konsentrat DC 132.
4.
DC 133 (untuk sapi perah).
Adapun pemasaran yang dilakukan KJUB PUSPETASARI bersifat
make to
order, artinya pihak pabrik memproduksi berdasarkan pesanan dari agen penjualan.
Dan produk akan dikirim dengan menggunakan jasa pengiriman via ekspedisi
transportasi.
4.2 Sistem Informasi
Sistem informasi yang diaplikasikan dalam perusahaan awalnya bersifat
manual, hanya menggunakan telepon, untuk segala keperluan operasional perusahaan
baik internal maupun eksternal.
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Sistem Informasi Distribusi makanan ternak
Pemasok
bahan baku
KJUB
Agen
Perusahaan menerima informasi data permintaan dari agen penjualan, lalu
mengirimkan data kebutuhan bahan baku kepada pemasok bahan baku untuk
memproduksi makanan ternak, setelah produk makanan ternak selesai diproduksi,
KJUB PUSPETASARI mengirimkannya kepada agen penjualan, agen penjualan
mendistribusikannya kepada konsumen sesuai dengan permintaan. Untuk lebih
[image:47.842.232.649.310.487.2]jelasnya akan digambar tabel pendistribusian makanan ternak secara ril.
Gambar 4.2. Rantai pendistribusian makanan ternak.
4.3 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data permintaan makanan
ternak, data waktu ancang (lead time), data biaya pemesanan, data biaya simpan.
Mengirimkan order
Agen penjualan
Order b.baku diproses
menjadi produk
Pengiriman produk
KJUB
PUSPETASARI
Pemasok bhn.baku
Pengiriman bahan
baku
Bagian.
pemasaran
4.3.1 Data Permintaan Makanan Ternak Periode Juli 2006-Juni 2007.
Tabel 4.1 Permintaan Makanan Ternak.
4.3.2 Data Waktu Ancang.
Lead time adalah selang waktu antara dimulainya pemesanan barang
hingga pesanan diterima, data ini dibutuhkan untuk menetapkan kapan waktu yang
tepat untuk melakukan pemesanan agar barang yang digunakan sesuai dengan waktu
yang dibutuhkan.
Tabel 4.2 Wilayah Distribusi Produk Nutrifeed
Wilayah tujuan
Lead time
•
Solo
•
Semarang
1 bulan
1 bulan
Jenis Makanan Ternak (ton)
Bulan
BC 132
KF
DC132
DC133
Juli 06
527,90 25,10 46.80
8,70
Agustus 06
519,20 18,25 37,65
13,70
September06
485,80 25,20 47,00
27,75
Oktober 06
431,52 24,30 30,75
25,00
November06
471,65 15,00 32,95
27,00
Desember 06
449,20 16,45 35,55
28,75
Januari 07
406,00 12,00 10,35
29,95
Februari 07
536,40 31,50 17,35
24,30
Maret 07
569,40 26,60 21,05
9,00
April 07
625,60 33,70 29,75
6,35
Mei 07
912,10 51,40 43,00
5,60
Juni 07
879,95 29,25 35,35
12,50
[image:48.842.369.518.676.752.2]•
Yogyakarta
•
Wonogiri
•
Wonosobo
•
Purbolinggo
•
Purworejo
•
Blora
•
Demak
•
Jepara
•
Madiun
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1bulan
1bulan
1 bulan
1 bulan
4.3.3 Data biaya-biaya terkait.
1. Biaya pesan untuk wilayah I, II dan III:
[image:49.842.368.520.109.328.2]•
Biaya transportasi / pengiriman per wilayah per kilogram
Tabel 4.4 Wilayah Distribusi Produk Nutrifeed
Wilayah tujuan
Biaya kirim
Wilayah 1
•
Solo
•
Semarang
•
Yogyakarta
•
Wonogiri
Wilayah 2
•
Wonosobo
•
Purbolinggo
•
Purworejo
Wilayah 3
•
Blora
Rp 30
Rp 30
Rp 30
Rp 30
Rp 45
Rp 45
Rp 45
•
Demak
•
Jepara
•
Madiun
Rp 65
Rp 65
Rp 65
2. Biaya-biaya terkait
Untuk mendistribusikan produk ternak KJUB ke distributor meliputi :
a)
Biaya pemesanan
1.
Biaya pesan untuk wilayah 1
- Biaya Telepon 10 menit =
Rp. 3000
- Biaya Transportasi 5 ton = 5000kg x 30 = Rp. 150.000 +
Rp. 153.000
2.
Biaya pesan untuk wilayah 2
- Biaya Telepon 10 menit =
Rp. 3000
- Biaya Transportasi 5 ton = 5000kg x 45 = Rp. 225.000 +
Rp. 228.000
3.
Biaya pesan untuk wilayah 3
- Biaya Telepon 10 menit =
Rp. 10.000
- Biaya Transportasi 5 ton = 5000kg x 65 = Rp. 325.000 +
Rp. 335.000
4.4
Pengolahan Data
4.4.1
Peramalan dan Proporsi Kebutuhan
Untuk mengetahui jumlah permintaan yang akan datang, dibuat perkiraan
permintaan melalui peramalan tiap item produk dengan bantuan
software Q.S dengan
1.
Double exponential smoothing.
2.
Exponential smoothing with linier trend.
3.
Double exponential smoothing with linier trend.
4.
Adaptive exponential smoothing.
5.
Linier regression
6.
Winter’s model
7.
Simple average.
8.
Weight moving average.
9.
Moving average with linier trend.
10.
Single exponential smoothing.
Berdasarkan data masa lalu 12 bulan (dari juli, 2006) yang berpola random
diperoleh peramalan 12 bulan hingga (juli,2007). Dengan memilih MSD terkecil
sebagai parameter tingkat kesalahan, nilai tingkat kesalahan dapat dilihat pada tabel
[image:51.842.237.612.578.726.2]4.5.
Tabel 4.5 Model dan hasil peramalan tiap item
Item produk
Model peramalan
Msd terkecil
•
Bc 132
•
Dc 132
•
Kf
•
Dc 133
Winters model
Double exponential smoothing
Adaptive exponential smoothing
Double exponential smoothing
796.61
120.08
50.09
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Peramalan
Selain peramalan, dari data permintaan masa lalu dipetakan rata-rata proporsi
kebutuhan tiap pelanggan untuk masing-masing item, tujuannya untuk mengetahui
pembagian permintaan suatu item terhadap total pembelian bahan baku yang
dilakukan KJUB terhadap pemasok bahan baku.
Langkah pertama dari penyusunan DRP adalah mencari informasi jumlah, jenis
dan kapan permintaan suatu item oleh pelanggan berdasarkan hasil peramalan dan
prosoporsi kebutuhan. Biaya pelanggan sebagai indikator keputusan yang penting
diasumsikan oleh KJUB Puspetasari. Selanjutnya sebelum melakukan perencanaan
Jenis Makanan Ternak (ton)
Bulan
(Winters
BC 132
model)
KF
(Adaptive
exponential
smoothing)
DC132
(Double
exponential.smoothing)
DC133
(Double
exponential.smoothing)
Juli 07
986.54
30.95
36.55
13.53
Agustus 07
1084.61
30.95
36.55
14.64
September07 1121.62
30.95
36.55
15.75
Oktober 07
1091.24
30.95
36.55
16.85
November07 1296.47
30.95
36.55
17.96
Desember 1333.58
30.95
36.55
19.07
Januari 08
1294.65
30.95
36.55
20.18
Februari 08
1828.48
30.95
36.55
21.29
Maret 08
2066.24
30.95
36.55
22.40
April 08
2407.81
30.95
36.55
23.51
Mei 08
3711.16
30.95
36.55
24.62
Juni 08
3773.936 30.95
36.55
25.73