• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KONSUMSI, INVESTASI DAN PROTEKSI (Studi Empiris Pada Masyarakat Sidomukti Desa Kopeng Kec. Getasan Kab. Semarang) KERTAS KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLA KONSUMSI, INVESTASI DAN PROTEKSI (Studi Empiris Pada Masyarakat Sidomukti Desa Kopeng Kec. Getasan Kab. Semarang) KERTAS KERJA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KONSUMSI, INVESTASI DAN PROTEKSI

(Studi Empiris Pada Masyarakat Sidomukti Desa Kopeng

Kec. Getasan Kab. Semarang)

Oleh:

Ardi Nugroho 212010107

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Fakultas : Ekonomika dan Bisnis Program Studi : Manajemen

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga 2015

(2)
(3)
(4)

POLA KONSUMSI, INVESTASI DAN PROTEKSI

(Studi Empiris Pada Masyarakat Sidomukti Desa Kopeng

Kec. Getasan Kab. Semarang)

Oleh: Ardi Nugroho

212010107

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Fakultas : Ekonomika dan Bisnis Program Studi : Manajemen

Disetujui oleh:

Maria Rio Rita, SE, M.Si Pembimbing

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga 2015

(5)
(6)

i

ABSTRACT

Money is one of the economic activators in a family and it can determine someone’s happiness in life. Without money, someone might not have a good purchasing power and it, however, will affect how an individual runs his or her economic life. To have a good life, somebody needs to have knowledge of how to effectively manage his or her finance. A good financial management in a family will bring a lot of benefits in the future. The objective of this research was to find out the consumption pattern, the investment pattern, and family protection at RT 09 village Sidomukti in Kopeng, Getasan Subdistrict.

The sample was taken with sampling purposive technique and the respondents were 40 families living at RT 09 village Sidomukti in Kopeng, Getasan Subdistrict. The research was a qualitative descriptive which used priority scale. The result suggested that the consumption pattern priority of the people at Sidomukti village was their children educational cost. Furthermore, most of the investment pattern of the people at Sidomukti village was the investment on livestock and land. In the other hand, the family protection pattern was still low and it was proven by only less than 50% people joined the doctor check up assurance or regular training. Keywords: Family Financial Management, Family Consumption, Family Investment, and Family Protection

(7)

ii Saripati

Uang merupakan salah satu alat penggerak dalam perekonomian rumah tangga. Dengan adanya uang dapat menentukan suatu kebahagiaan seseorang dalam menjalani hidup. Tanpa adanya uang seseorang pasti tidak memiliki daya beli yang baik hal ini akan berdampak pada ketidakberdayaan individu dalam menjalani kehidupan ekonomi. Untuk mewujudkan individu dalam memperoleh kehidupan ekonomi yang baik dibutuhkan adanya pengelolaan keuangan yang efektif. Dengan adanya pengelolaan keuangan rumah tangga yang baik akan mempengaruhi kehidupan di masa depan yang akan berdampak baik pula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola konsumsi pola investasi dan proteksi keluarga di Dusun Sidomukti RT 09 Desa Kopeng Kec. Getasan.

Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 40 responden, yakni keluarga yang bertempat tinggal di Dusun Sidomukti RT 09 Desa Kopeng Kec Getasan. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisinoer kepada keluaraga yang bertempat tinggal di Dusun Sidomukti RT 09 Desa Kopeng Kec. Getasan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif menggunakan skala prioritas. Dari hasil penelitian diketahui bahwa prioritas pola konsumsi masyarakat di Dusun Sidokmukti adalah kebutuhan biaya pendidikan untuk anaknya. Sedangkan pola investasi sebagian besar masyarakat dusun sidomukti adalah investasi terhadap tanah dan ternak. Namun pola proteksi masyarakat masih rendah dibuktikan dengan kurang dari 50% masyarakat yang mengikuti asuransi cek up dokter maupun olahraga rutin.

Kata Kunci : Pengelolaan Keuangan Keluarga, Konsumsi Keluarga, Investasi Keluarga, Proteksi Keluarga

(8)

i

KATA PENGANTAR

Kertas Kerja yang berjudul “Pola Konsumsi, Investasi dan Proteksi” (Studi Empiris Pada Masyarakat Sidomukti Desa Kopeng Kec. Getasan Kab. Semarang) ini disusun oleh peneliti, guna memenuhi sebagian dari persyaratan-persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Dalam penulisan ini, penulis berupaya penuh untuk menjelaskan selengkap mungkin mengenai isi dari keseluruhan Kertas kerja. Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat member manfaat bagi para pembaca pada umumnya untuk memperoleh gambaran mengenai pola konsumsi,investasi dan proteksi pada masyarakat.

Akhir kata penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan serta kelemahan dalam penulisan Kertas Kerja ini. Oleh karena itu, penulis mohon saran, kritik, dan koreksi yang konstruktif untuk perbaikan penelitian yang akan datang.

Salatiga, April 2015

(9)

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari kekurangan, bantuan dari berbagai pihak dan campur tangan Tuhan sehingga dalam penyusunan Kertas Kerja ini tidak bisa diselesaikan oleh penulis sendiri.

Dengan penuh kerendahan hati, penulis sampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam pembuatan Kertas Kerja ini diantaranya:

1. Orang Tua saya yaitu Bp. Wadi dan Ibu Ning serta adik saya Arnastania yang selalu memberi semangat serta dukungan doa serta keluarga besar. I LOVE YOU SO MUCH.

2. Ibu Maria Rio Rita, SE, M.Si selaku pembimbing kertas kerja yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk membantu dalam penyelesaian penulisan kertas kerja. Mohon maaf apabila saya selama ini memiliki salah dalam sikap maupun tutur kata.

3. Ibu Sri Sulandjari, SE. selaku wali studi yang membantu penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW.

4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang setia dalam berbagi pengetahuan selama masa perkuliahan di Universitas Kristen Satya Wacana. 5. Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis serta staff Perpustakaan

Umum yang membantu penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

6. Tri Peni Suryaningsih atas bantuan, motivasi, dukungan, dan kesediaan meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam proses pengerjaan kertas kerja ini.

7. Sahabat penulis selama berkuliah, Andre, Togel, Ervan, Randy, Ahonk, Galih, Arjun, Nike, Kiki Stevi serta teman – teman FEB 2010 yang tidak dapat

(10)

iii

disebutkan satu persatu. Terima kasih atas persahabatan, masukan dan kebersamaan selama ini.

8. Seluruh pihak yang mendukung penyusunan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(11)

iv DAFTAR ISI

Abstract ... i

Saripati ... ii

Kata Pengantar ... iii

Ucapan Terima Kasih ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vi

Latar Belakang Masalah ... 1

Tinjauan Pustaka ... 5

Pengelolaan Keuangan ... 5

Pengelolaan Keuangan Keluarga ... 5

Metode Penelitian ... 9

Analisis dan Bahasan ... 11

Gambaran Karakteristik Responden ……….... ... 11

Gambaran Pola Konsumsi ………... ... 13

Gambaran Pola Investasi ………. ... 17

Gambaran Pola Proteksi ……….. ... 20

Kesimpulan ... 22

Implikasi ... 22

Saran dan Keterbatasan Penelitian ... 22

Daftar Pustaka ... 23

(12)

v Daftar Tabel

Tabel 1 Identifikasi Indikator Penelitian ... 10

Tabel 2 Karakteristik Responden ... 11

Tabel 3 Pola Konsumsi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap ... 13

Tabel 4 Skala Prioritas Pola Konsumsi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap .... 14

Tabel 5 Pola Konsumsi Keluarga Berpendapatan Tetap ... 16

Tabel 6 Skala Konsumsi Keluarga Berpendapatan Tetap ... 17

Tabel 7 Pola Investasi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap ... 17

Tabel 8 Skala Prioritas Investasi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap ... 18

Tabel 9 Pola Investasi Keluarga Berpendapatan Tetap ... 19

Tabel 10 Skala Prioritas Investasi Keluarga Berpendapatan Tetap ... 19

Tabel 11 Pola Proteksi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap ... 20

Tabel 12 Skala Prioritas Proteksi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap ... 20

Tabel 13 Pola Proteksi Keluarga Berpendapatan Tetap ... 21

(13)

1

POLA KONSUMSI, INVESTASI DAN PROTEKSI

(Studi Empiris Pada Masyarakat Sidomukti Desa Kopeng Kec. Getasan Kab. Semarang)

Latar Belakang Masalah

Uang merupakan salah satu penggerak dalam perekonomian rumah tangga. Dengan adanya uang dapat menentukan suatu kebahagiaan seseorang dalam menjalani hidup. Tanpa adanya uang seseorang pasti tidak memiliki daya beli yang baik, hal ini akan berdampak pada ketidakberdayaan individu dalam menjalani kehidupan ekonomi. Untuk mewujudkan individu dalam memperoleh kehidupan ekonomi yang baik dibutuhkan adanya pengelolaan keuangan yang efektif. Dengan adanya pengelolaan keuangan rumah tangga yang baik akan mempengaruhi kehidupan dimasa depan yang akan berdampak baik pula.

Djajendra (2012) menjelaskan bahwa uang adalah alat ekonomi yang bila dipergunakan untuk hal-hal produktif secara efektif, maka uang akan menciptakan kontribusi buat kekayaan pribadi. Tapi, bila uang digunakan tanpa memikirkan masa depan, maka kekurangan uang di masa depan akan menimbulkan krisis ekonomi di dalam kehidupan pribadi, dan juga mungkin secara nasional maupun internasional. Uang adalah alat yang terhubung secara nilai ekonomi dengan semua faktor-faktor

kehidupan pencipta nilai tambah kehidupan dan ekonomi

(https://kecerdasanmotivasi.wordpress.com).

Peran perencanaan keuangan menjadi titik awal dalam hidup mapan dan sejahtera pada sebuah keluarga. Sebab, dalam sebuah keluarga persoalan pengelolalaan keuangan menjadi sangat strategis dalam mengarungi kehidupan yang lebih matang. Harus ada transparansi pengelolaan keuangan. Tidak mengenal uang

(14)

2

suami dan juga tidak mengenal uang istri. Semua harus dikelola secara bersama-sama dengan tujuan yang sama untuk kepentingan bersama dan dikelola secara transparan.

Sembel dkk. (2003) menyatakan bahwa bukan hanya perusahaan saja yang mutlak mengelola keuanganya secara baik, keluarga dan individu pun harus mahir menangani keuangannya agar pendapatan dan pengeluaran bisa diatur keseimbangannya, merencanakan keuangan pribadi dan keluarga mutlak dilakukan agar perjalanan hidup selanjutnya lebih nyaman.

Dari adanya paparan diatas menjelaskan betapa penting adanya pengelolaan keuangan dalam keluarga atau rumah tangga untuk mencapai kehidupan yang terbebas dari adanya krisis ekonomi dalam keluarga. Jika suatu keluarga dalam perencanaan pengelolaan keuangannya dapat berjalan secara efektif, hal ini tentunya akan berdampak pada kehidupan keluarganya dimasa yang akan datang. Hal ini didukung oleh OJK (2013) dalam bukunya menyatakan “strategi utama mencapai hidup mandiri dan sejahtera di masa depan adalah mampu mengelola keuangan, dengan mengalokasikan setiap penghasilan yang diterima secara konsisten, sejak sekarang hingga masa depan itu tiba”. Disiplin alokasi penghasilan hari ini adalah kunci sejahtera masa depan.

Dalam memperoleh pendapatan (uang) tentunya seseorang harus memiliki suatu pekerjaan (profesi). Semakin tinggi profesi seseorang maka pendapatannya akan semakin tinggi pula, semakin tinggi pendapatannya maka kebutuhan konsumsi juga akan semakin meningkat, mengingat kebutuhan seseorang dipengaruhi oleh gaya hidupnya. Hal ini dibuktikan oleh Pontoh (2011) yang menyatakan “tingkat pendapatan yang diterima oleh nelayan berpengaruh secara nyata terhadap besarnya tingkat konsumsi nelayan. Ini berarti tingkat konsumsi mengikuti tingkat pendapatan yang diterima”.

Menurut data penduduk Dusun Sidomukti yang didapat melalui Kelurahan Desa Kopeng, Kec. Getasan, peneliti memperoleh data mengenai profesi masyarakat

(15)

3

yang beragam. Profesi tersebut diantaranya: Petani, PNS, TNI/POLRI, Buruh/Swasta, Pengusaha, Pedagang, dll. Dengan adanya perbedaan profesi dan pendapatan dari masyarakat, maka pengelolaan keuangannya juga akan berbeda. Sebagai contoh adalah pendapatan petani yang tidak menentu, mereka memiliki pendapatan saat musim panen dan itupun jika mereka tidak mengalami gagal panen. Hal ini juga sama seperti dengan penduduk yang berprofesi sebagai pengusaha maupun pedagang pendapatan mereka tidak pasti. Berbeda halnya dengan penduduk yang berprofesi sebagai PNS, TNI maupun POLRI pendapatan mereka sudah pasti bahkan terkadang mereka juga mendapatkan tunjangan dan bonus seperti gaji ketiga belas.

Adanya keberagaman profesi di atas tentunya membuat peneliti menjadi tertarik dalam meneliti manajemen pengelolaan keuangan keluarga mengingat adanya perbedaan profesi yang akan membedakan pendapatannya yang tentunya akan mempengaruhi konsumsi, investasi dan proteksi masing-masing keluarga. Berikut adalah hasil penelitian terdahulu oleh Joko (2012) terhadap karyawan swasta di Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo pemenuhan kebutuhan konsumsi merupakan prioritas utama, setelah ada sisa baru untuk pos kebutuhan lain seperti investasi dan proteksi, tidak dibiasakan membagi penghasilan dalam pos konsumsi, investasi dan proteksi. Pola investasi yang dilakukan masih tertuju pada instrumen investasi tradisional seperti: menabung/memiliki deposito bank, membeli perhiasan, ikut arisan di rumah, atau membeli tanah. Proteksi yang dilakukan bergantung pada program yang diberikan perusahaan tempat bekerja, apabila setelah tidak bekerja terjadi kondisi yang tidak diharapkan (sakit kritis, kecelakaan, cacat tetap, dll) dari sisi keuangan sangat berat karena tidak dicover perusahaan.

Perbedaan dengan penelitian yang terdahulu adalah Joko (2012) meneliti responden yang berpendapatan tetap setiap bulannya, sedangkan responden dalam penelitian ini adalah acak. Selain itu, responden dari Joko adalah masyarakat yang

(16)

4

bekerja sebagai karyawan swasta sedangkan yang saya teliti adalah masyarakat yang pekerjaannya beragam. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas fenomena manajemen keuangan keluarga yang berfokus pada bagaimana mereka mengelola keuangan keluarga berpendapatan tetap dan tidak tetap yang meliputi pola konsumsi, pola investasi dan pola proteksi.

Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah yang dapat dituangkan dalam penelitian ini adalah : bagaimana pengelolaan keuangan keluarga di Dusun Sidomukti Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana pola konsumsi keluarga pada masyarakat Dusun Sidomukti RT 09 Desa Kopeng Kec. Getasan yang berpendapatan tetap dan tidak tetap?

2. Bagaimana pola investasi keluarga pada masyarakat Dusun Sidomukti RT 09 Desa Kopeng Kec. Getasan yang berpendapatan tetap dan tidak tetap? 3. Bagaimana pola proteksi keluarga pada masyarakat Dusun Sidomukti RT 09

Desa Kopeng Kec. Getasan yang berpendapatan tetap dan tidak tetap? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi pola konsumsi, pola investasi dan pola proteksi keluarga yang memiliki pendapatan tetap dan tidak tetap pada masyarakat di Dusun Sidomukti RT 09 Desa Kopeng Kec. Getasan.

(17)

5

Tinjauan Pustaka Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan menurut Gozali (2002) dalam Yohnson (2004) mendefinisikan rencana keuangan sebagai “sebuah strategi yang apabila dijalankan bisa membantu anda mencapai tujuan keuangan dimasa datang“. Friedman (2010) mengartikan Keluarga adalah dua orang atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

Pengelolaan Keuangan Keluarga

Pengelolaan keuangan keluarga menurut Rodhiyah (2012) pengelolaan keuangan keluarga adalah seni pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh individu atau keluarga untuk mencapai tujuan yang efisien, efektif, dan bermanfaat, sehingga keluarga tersebut menjadi keluarga yang sejahtera. Sedangkan Wibawa (2003) dalam Peter (2014) mendefinisikan pengelolaan keuangan keluarga sebagai suatu cara menyusun keseimbangan dari penghasilan di satu sisi dengan pengeluaran di sisi lain yang berupa konsumsi, tabungan, dan investasi. Aulia (2009) menyatakan pengelolaan keuangan keluarga adalah suatu bentuk tindakan yang bertujuan untuk membantu menganalisa dan mengelola keuangan perorangan atau keluarga agar dapat mencapai target keuangan maupun gaya hidup sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan keluarga adalah perencanaan atas konsumsi, investasi dan proteksi yang dilakukan didalam sebuah keluarga agar dapat menjalani kehidupan kekeluargaan dengan baik.

Joko (2012) yang melakukan penelitian pada masyarakat Kabupaten Sidoarjo menyatakan bahwa pola konsumsi, investasi, dan proteksi merupakan indikator perencanaan keuangan keluarga yang memilki mata pencaharian sebagai pegawai

(18)

6

atau karyawan yang memiliki pendapatan tetap. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Joko adalah objek dari peneliti tidak hanya keluarga berpendapatan tetap namun juga meneliti keluarga yang memiliki pendapatan tidak menentu. Konsumsi adalah suatu proses tindakan pemakaian suatu barang/jasa guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pola konsumsi keluarga dilakukan secara sederhana dan parsial di mana penetapan tujuan keuangan keluarga berdasarkan perencanaan jangka pendek dan terpisah-pisah. Mereka juga tidak melakukan pencatatan keuangan, ini mengindikasikan perencanaan keuangan yang dilakukan tidak komprehenshif (menyeluruh), namun berdasar kebutuhan sesaat/insidentil.

Investasi adalah suatu kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih dari suatu asset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi (Jones, 1996 dalam Joko, 2012). Mayoritas keluarga berinvestasi pada instrumen investasi tradisional seperti: menabung atau memiliki deposito bank, membeli perhiasan/emas, berinvestasi terhadap ternak, membeli tanah atau arisan di lingkungan rumah. Sebagian besar keluarga yang berada di Dusun Sidomukti kurang mengerti instrumen investasi non-riil seperti saham, obligasi, reksadana, valuta asing.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia proteksi (KBBI) adalah perlindungan. Jadi proteksi merupakan suatu tindakan melindungi diri yang berguna untuk pencegahan jika terjadi sesuatu secara mendadak. Pada dasarnya manusia tidak tahu yang terjadi di kemudian hari, oleh karena itu proteksi keluarga merupakan hal yang penting dilakukan. Banyak cara yang dapat dilakukan, seperti rutin olahraga, chek up kesehatan, ikut asuransi kesehatan atau asuransi jiwa.

Setyorini, (2008) menyatakan Ada tiga hal yang penting yang harus diperhatikan dalam merencanakan keuangan untuk hari mendatang, yaitu: Keuangan untuk Sehari-hari, keuangan untuk pengeluaran mendadak dan keuangan untuk jangka panjang.

(19)

7

Perencanaan pertama yang bisa dikendalikan yaitu keuangan untuk pengeluaran kehidupan sehari-hari. Menurut Setyorini (2008) biaya pengeluaran untuk kehidupan sehari-hari berkisar antara 30-50 persen dari pendapatan yang diperoleh. Jadi bila pengeluaran lebih dari 50 persen, maka pengeluaran itu harus dievaluasi untuk dapat kemudian dilakukan efisiensi. Pengeluaran yang tidak penting dan tidak dibutuhkan jangan dianggarkan. Salah satu cara menghemat pengeluaran adalah dengan merancang pengeluaran tersebut secara cermat dan matang. Sebagai contohnya adalah anak-anak tidak diajarkan membeli barang atau memenuhi keinginan anak yang belum dirancang dari rumah ketika pergi ke mal atau pusat perbelanjaan.

Perencanaan untuk pengeluaran mendadak merupakan pengeluaran yang tidak diketahui sebelumnya. Menurut Setyorini (2008) pengeluaran ini besarnya antara 10-20 persen anggaran dari seluruh pendapatan. Apabila anggaran dana ini tidak terpakai, maka anggaran dana ini bisa dipergunakan untuk tahun berikut, tetapi harus selalu disediakan. Dana sisa ini selayaknya dipisahkan pada tabungan lain. Dana ini juga bisa dibuat dalam bentuk tabungan dan bila sisanya masih besar separuhnya dibuat dalam tabungan yang dapat diambil sehari-hari dan separuhnya dibuat dalam deposito. Pengeluaran mendadak ini juga harus diatur secara cermat, kalau masih bisa dikeluarkan dengan nilai yang lebih kecil tidak usah harus mengeluarkan yang besar.

Perencanaan keuangan untuk jangka panjang adalah pemenuhan kebutuhan di waktu yang akan datang akan tetapi pemenuhan kebutuhannya dimulai dari sekarang. Menurut Setyorini (2008) dana ini diinvestasikan sampai dengan 30 persen dari pendapatan. Biasanya pada tahap ini, investasi merupakan pokok persoalan utama. Investasi yang dimaksud pada tahap ini salah satunya adalah membeli asuransi untuk menanggung risiko yang dihadapi. Asuransi yang dimaksud yaitu asuransi jiwa yang dapat menanggung resiko serta didalamnya ada unsur investasi. Dalam perencanaan ini kita harus melakukan investasi dengan target yang tidak terlalu tinggi, misalnya ibu rumah tangga secara konsisten melakukan tabungan sebesar 15 persen dari

(20)

8

pendapatan gaji untuk ditabung dengan tingkat bunga sebesar delapan persen. Oleh karenanya, ibu rumah tangga dapat menggunakan pendapat berbagai pihak yang memahami investasi untuk melakukan investasi dalam rangka kepentingan jangka panjang.

Dalam buku OJK (2013), menjelaskan bahwa perjalanan kehidupan seseorang akan melalui 3 fase kehidupan dalam hal ekonomi yaitu fase saat seseorang berada dalam rentang usia 0-25 tahun, usia 26-55 tahun dan usia >55 tahun.

• Fase pertama berada dalam rentang usia 0–25 tahun, dalam fase ini dia belum mampu bekerja, tetapi sedang dalam masa pertumbuhan dan masa sekolah. Pada fase pertama ini disebut dengan fase menerima, karena dia menerima ekonomi dari orangtuanya dalam membayar segala kebutuhan hidupnya, termasuk uang sekolah, pakaian, dan sebagainya.

• Fase kedua berada dalam rentang usia 25–55 tahun. Pada fase ini dia sudah selesai menempuh pendidikan dan telah memasuki dunia kerja. Dia telah menjadi manusia yang produktif dan memperoleh penghasilannya sendiri. Dalam rentang fase kedua ini, dia pun membangun keluarganya sendiri, sehingga dia bertanggung jawab secara ekonomi kepada anak-anak yang dimilikinya. Fase kedua ini disebut fase memberi, karena dia mulai memberikan kebutuhan terhadap keluarga yaitu istri dan anak-anaknya.

• Fase ketiga berada dalam rentang usia 55 tahun–meninggal dunia. Dalam fase ini, seseorang telah mencapai usia purnabakti (pensiun), ketika dia tidak lagi menerima penghasilan dari pekerjaan formal. Dalam fase ini, dengan pengelolaan keuangan yang cerdas, dia tetap dapat hidup mandiri, sejahtera, dan tidak bergantung kepada anak-anak serta sanak keluarga. Fase ini dinamakan fase menikmati hidup.

Selain itu, dalam buku OJK (2013) juga memaparkan bahwa pengelolaan keuangan dapat direncanakanterlebih dahulu misalnya dengan mengalokasikan seluruh kebutuhan keluarga. Alokasi kebutuhannya adalah sebagai berikut 2,5% untuk

(21)

9

bersedekah, 50% untuk kebutuhan rumah tangga, 20% untuk biaya pendidikan, 10% untuk proteksi seperti ikut asuransi dan sisanya sebesar 12,5% untuk keperluan liburan dan hiburan.

Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan oleh peneliti ini bersifat deskriptif-kualitatif. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto 2009:234). Dengan demikian, penelitian yang bersifat deskriptif-kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang bersifat memaparkan untuk menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi ditempat tertentu guna mengetahui keadaan yang sebenarnya. Berhubungan dengan topik penelitian maka penelitian ini akan berupaya menjelaskan mengenai pengelolaan keuangan keluarga.

Populasi dalam penelitian ini adalah warga Dusun Sidomukti RT 09 Desa Kopeng Kecamatan Getasan. Sampel dari penelitian ini adalah Keluarga. Teknik pemilihan responden dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive

sampling pada keluarga yang berdomisili di Dusun Sidomukti, Desa Kopeng,

Kecamatan Getasan. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu sehingga mempermudah peneliti untuk meneliti obyek yang diteliti. Syarat responden yang dipilih adalah sudah menikah, sudah memiliki pekerjaan serta tidak bergantung pada orang tua (telah hidup sebagai keluarga inti). Jumlah KK yang ada pada RT 09 ini adalah 42 KK namun, karena ada yang tidak memenuhi persyaratan diatas yaitu masih bergantung pada orang tua (belum hidup sebagai keluarga inti) maka yang dijadikan sampel adalah 40 KK.

Instrumen penelitian berikut ini adalah adaptasi dari Joko (2012) dan disesuaikan dengan kondisi kehidupan masyarakat Dusun Sidomukti RT 09 Desa

(22)

10

Kopeng. Salah satu hal yang disesuaikan adalah penggunaan air minum (PDAM), disesuaikan karena penggunaan air oleh masyarakat Sidomukti tidak melalui PDAM melainkan langsung dari sumber mata air pegunungan.

Tabel 1

Identifikasi Indikator Penelitian

Indikator Penelitian Definisi Operasional Indikator Penelitian

Pola Konsumsi Keluarga - Biaya pendidikan

- Kapasitas voltage saluran listrik - Hiburan dan rekreasi

- Jenis alat elektronik yang dimiliki - Alat transportasi yang dipakai - Alat komunikasi yang dimiliki - Pengembangan keluarga (les/kursus) - Pakan Ternak

- Penggunaan ATM

Pola Investasi Keluarga - Perhiasan/emas

- Lukisan / koleksi barang kuno - Ternak (ayam, kambing, sapi) - Tanah

- Kios, kos-kosan, penginapan - Arisan

- Deposito

Pola Proteksi Keluarga - Rutin chek up kesehatan tiap tahun

- Rutin Berolahraga

- Asuransi yang dimiliki (kesehatan/ jiwa) - Tabungan Pendidikan

Sumber: Joko (2012)

Lokasi Penelitian ini dilakukan di Dusun Sidomukti Desa Kopeng Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di desa tersebut, karena keberagamannya mata pencaharian masyarakat sekitar sangat mendukung topik penelitian sehingga dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini, selain itu dikarenakan adanya kemudahan akses data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang didapat langsung dari responden berupa hasil isian kuesioner dari responden penelitian.

(23)

11

Kuesioner, dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir yang nantinya akan diisi oleh responden. Peneliti berkunjung ke rumah responden satu per satu untuk memberikan kuesioner serta meminta responden untuk mengisi kuesioner tersebut. Wawancara, bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan responden. Wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden. Wawancara yang dilakukan hanya sebatas tanya jawab apabila responden ada kesulitan saat melakukan pengisian kuesioner.

Analisis Dan Bahasan

Dalam pembahasan ini peneliti bertujuan untuk menganalisis dan membahas penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, guna mendapatkan jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian yang telah disebutkan di atas.

Setelah melakukan kegiatan lapangan yaitu kegiatan penelitian berupa penyebaran kuesioner dan wawancara dengan responden masyarakat Dusun Sidomukti RT 09 Desa Kopeng. Jumlah responden yang diberi kuesioner dan di wawancarai sebanyak 40 keluarga.

Tabel 2

Karakteristik Responden

Identifikasi Responden Keterangan Jumlah Persentase %

Usia Kepala Keluarga ≤ 25 Tahun

26-55 Tahun ≥ 56 Tahun 2 Keluarga 36 Keluarga 2 Keluarga 5 % 90 % 5 %

Pendapatan Keluarga Tetap

Tidak Tetap

6 Keluarga 34 Keluarga

15 % 85 %

Pekerjaan Kepala Keluarga Tani

Buruh Pedagang PNS Wiraswasta TNI-AD Tukang Bangunan Karyawan 11 Keluarga 7 Keluarga 7 Keluarga 4 Keluarga 5 Keluarga 1 Keluarga 4 Keluarga 1 Keluarga 27,5% 17,5 % 17,5 % 10 % 12,5 % 2,5% 10 % 2,5%

Jumlah Anggota Keluarga 2 Orang

3 Orang

3 Keluarga 19 Keluarga

7,5 % 47,5 %

(24)

12 4 Orang 5 Orang 15 Keluarga 3 Keluarga 37,5 % 7,5 % Tingkat Pendidikan Kepala

Keluarga SD SMP SMA SARJANA 12 Keluarga 9 Keluarga 13 Keluarga 6 Keluarga 30 % 22,5 % 32,5 % 15 % Jumlah Anggota Keluarga yang

Bekerja 1 Orang 2 Orang 3 Orang 1 Keluarga 23 Keluarga 16 Keluarga 2,5 % 57,5 % 40 % Keterlibatan Anggota Keluarga

dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga Seluruh Keluarga Suami/Istri Kepala Keluarga 6 Keluarga 31 Keluarga 3 Keluarga 15 % 77,5 % 7,5 % Rata-Rata Pendapatan Keluarga

Tiap Bulan (Pendapatan Tetap)

≤ 25 Tahun 26-55 Tahun ≥ 56 Tahun - 4.033.333 -

Rata-Rata Pendapatan Keluarga

Tiap Bulan (Pendapatan Tidak Tetap) ≤ 25 Tahun 26-55 Tahun ≥ 56 Tahun 1.700.000 2.645.588 2.400.000 Sumber: Data diolah, 2015

Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden dari usia kepala keluarga yang dominan adalah usia 26-55 tahun sebanyak 90 % dan usia ≤25 tahun serta ≥56 tahun masing-masing sebesar 5%. Hanya ada 15% masyarakat yang memiliki penghasilan tetap dan semuanya ada pada usia produktif, sedangkan sisanya sebesar 85% pendapatannya belum tetap setiap bulannya.

Untuk pekerjaan kepala keluarga, mayoritasnya adalah petani sebanyak 27,5 % dan yang paling sedikit TNI dan karyawan masing-masing sebesar 2,5 %. Mayoritas masyarakat Dusun Sidomukti memiliki anggota keluarga 3 orang dengan presentase sebesar 47,5 % dan 7,5 % untuk keluarga yang memiliki anggota keluarga 2 dan 5 orang.

Kebanyakan, masyarakat di Dusun Sidomukti memiliki pendidikan tertinggi adalah SMA yaitu sebesar 32,5 % dan yang terendah 15% untuk tingkat pendidikan akhir sarjana. Sebanyak 57,5 % keluarga yang anggota keluarganya 2 orang bekerja dan hanya ada 2,5 % yang anggota keluarganya bekerja 1 orang. Yang terlibat dalam pengelolaan keuangan keluarga sebanyak 77,5 % adalah suami dan istri sedangkan

(25)

13

yang terendah keuangan mereka hanya dikelola oleh kepala keluarga saja yaitu sebesar 7,5 %.

Dan pendapatan rata-rata tiap bulannya untuk masyarakat yang pendapatannya tidak tetap yang tertinggi adalah masyarakat yang berusia 26-55 tahun, hal ini terjadi karena pada usia tersebut adalah masa produktif bagi manusia. Sedangkan yang terendah adalah usia ≤ 25 tahun, hal ini terjadi karena pada usia ini tergolong masih muda, kebutuhan ekonomi belum banyak serta kehidupan ekonomi mereka belum mapan dan belum kuat. Pada masyarakat yang memiliki pendapatan tetap semuanya berada dalam usia produktif dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 4.033.333.

Tabel 3

Pola Konsumsi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap

Identifikasi Konsumsi Responden Keterangan Jumlah Persentase %

Rata-Rata Biaya Pendidikan ≤ 25 Tahun

26-55 Tahun ≥ 56 Tahun

Rp. 50.000 Rp. 597.058 Rp. 500.000 Kapasitas Tegangan Listrik Yang

Digunakan Dalam Rumah Tangga

450 VA 900 VA 1300 VA 2200 VA 25 Keluarga 7 Keluarga 1 Keluarga 1 Keluarga 73 % 21 % 3 % 3 %

Rekreasi Keluarga Tiap Tahun Ya

Tidak

13 Keluarga 21 Keluarga

38,2 % 61,8 %

Kepemilikan Alat Elektronik TV

Mesin Cuci Kulkas PC/Laptop 34 Keluarga 11 Keluarga 5 Keluarga 3 Keluarga 100 % 32 % 15 % 9 %

Kepemilikan Alat transportasi Mobil

Sepeda Motor Tidak Punya 6 Keluarga 31 Keluarga 1 Keluarga 17,6 % 91,2 % 3 %

Kepemilikan Alat Komunikasi Ya

Tidak

31 Keluarga 3 Keluarga

91,2 % 8,8 %

Les/ Kursus untuk Anak-anak Ya

Tidak 5 Keluarga 29 Keluarga 14,7 % 85,3 % Penggunaan ATM Ya Tidak 8 Keluarga 26 Keluarga 23,5 % 76,5 %

Memberi Pakan Ternak Ya

Tidak

21 Keluarga 13 Keluarga

61,7 % 38,3 % Rata-Rata Konsumsi Keluarga Tiap

Bulan ≤ 25 Tahun 26-55 Tahun ≥ 56 Tahun Rp. 1.350.000 Rp. 1.944.117 Rp. 1.850.000 5% 90% 5%

(26)

14

Presentase Konsumsi Terhadap Pendapatan ≤ 25 Tahun 26-55 Tahun ≥ 56 Tahun 79% 73% 77% Sumber: Data diolah, 2015

Dari tabel 3, tabel pola konsumsi masyarakat dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat yang memiliki rata-rata biaya pendidikan tertinggi adalah keluarga yang berusia antara 26-55 tahun sedangkan yang terendah adalah keluarga yang berusia antara ≤ 25 tahun, hal ini terjadi karena pada usia ≤ 25 tahun termasuk dalam keluarga muda jadi anak mereka pendidikannya masih rendah sedangkan pada usia 26-55 tahun anak-anak mereka banyak yang berusia remaja yang biaya pendidikannya melambung.

Mayoritas masyarakat Dusun Sidomukti menggunakan kapasitas tegangan listrik 450 VA sebesar 73% serta 3% masyarakat menggunakan kapasitas tegangan listrik 1300 VA dan 2200 VA. Tegangan listrik yang sangat besar ini, 2200 VA selain digunakan untuk kebutuhan rumah tangga juga dijadikan untuk kebutuhan listrik usahanya yaitu penginapan.

Keluarga masyarakat Dusun Sidomukti yang berekreasi tiap tahun hanya sebesar 38,2 % sedangkan sisanya sebesar 61,8% tidak berekreasi tiap tahun. Di Dusun Sidomukti seluruh masyarakatnya memiliki alat elektronik televisi (TV), yang memiliki mesin cuci sebanyak 32%, yang memiliki kulkas 15% dan sebanyak 9% keluarga yang memiliki PC/laptop.

Keluarga yang memiliki alat transportasi sepeda motor sebanyak 91,2% dan 17,6% yang memiliki mobil serta 3% yang tidak memiliki alat transportasi apapun. Hampir seluruh keluarga pada masyarakat Dusun Sidomukti alat komunikasi yaitu sebesar 91,2 % dan sisanya sebesar 8,8% tidak memiliki alat komunikasi.

(27)

15

Hanya ada sebagian kecil keluarga yang anak-anaknya mengikuti les/kursus yaitu sebesar 14,7 %. Begitu pula dengan penggunaan ATM pada masyarakat, hanya ada 23,5% masyarakat yang menggunakan ATM.

Ada 61,7 % keluarga yang konsumsinya dibelikan untuk kebutuhan ternak mereka, karena ternak ini juga dijadikan sarana investasi bagi masyarakat. Rata-rata konsumsi keluarga tiap bulan yang paling banyak adalah keluarga yang berusia 26-55 tahun, hal ini terjadi karena pada usia tersebut adalah usia produktif sedangkan yang konsumsinya terendah adalah keluarga yang berusia ≤ 25 tahun.

Dari tabel 3, keluarga yang rentang usianya ≤ 25 Tahun melakukan konsumsi dari pendapatannya sebesar 79%. Pada keluarga dengan rentang usia 26-55 Tahun menghabiskan pendapatannya untuk konsumsi sebesar 73%, dan pada keluarga rentang usia ≥ 56 Tahun melakukan konsumsi terhadap pendapatannya sebesar 77%. Jika mengacu pada hasil penelitian Setyorini, maka konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Sidomukti terlalu banyak karena ≥ 50%.

Tabel 4

Skala Prioritas Pola Konsumsi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tidak Berpartisipasi

Biaya Pendidikan (%) 55,5 9 6 - - 6 - - - 23,5

Kapasitas Listrik (%) 23,5 50 23,5 - - - 3 - - -

Hiburan dan Rekreasi (%) - - - - 6 6 12 9 3 64

Alat Elektronik (%) - 6 38 35 15 6 - - - - Alat Transportasi (%) 6 9 14 31 31 6 - - - 3 Alat Komunikasi (%) 3 - 12 18 30 25 3 - - 9 Les/ Kursus (%) - - - 3 - 6 6 - - 85 ATM (%) - - - 3 3 9 6 3 - 73 Pakan Ternak (%) 12 27 9 6 - - 9 - - 37

Sumber: Data diolah, 2015

Dari tabel 4, tabel skala prioritas pola konsumsi masyarakat dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat sebesar 55,5% memprioritaskan rata-rata biaya pendidikan tertinggi sebagai kebutuhan yang mendasar, kemudian konsumsi kebutuhan listrik sebesar 23,5%, konsumsi pakan ternak sebesar 12%, dan alat transportasi serta komunikasi sebesar 6% dan 3% pada.

(28)

16

Pada priorits kedua pola konsumsi masyarakat yang menjadi prioritas tertinggi adalah konsumsi pemakaian listrik sebesar 50%, kemudian konsumsi untuk pakan ternak sebesar 27% dan kebutuhan biaya pendidikan serta alat transportasi masing-masing sebesar 9% dan pemakaian alat elektronik sebesar 6%.

Skala prioritas yang selanjutnya sebesar 38% adalah prioritas yang ketiga yaitu pemakaian alat elektronik. Kemudian presentase tertinggi pada skala prioritas keempat dan kelima sebesar 31% adalah pemakaian alat transportasi. Skala prioritas keenam dengan presentase 25% adalah pemakaian alat transportasi. Skala prioritas ketujuh sebesar 12% yaitu untuk kebutuhan hiburan/rekreasi serta prioritas terakhir sebeesar 3% untuk penggunaan ATM.

Tabel 5

Pola Konsumsi Keluarga Berpendapatan Tetap

Identifikasi Konsumsi Responden Keterangan Jumlah Presentase (%)

Rata-Rata Biaya Pendidikan ≤ 25 Tahun

26-55 Tahun ≥ 56 Tahun

- 500.000 - Kapasitas Tegangan Listrik Yang

Digunakan Dalam Rumah Tangga

450 VA 900 VA 1300 VA 2200 VA 2 Keluarga 3 Keluarga 1 Keluarga - 33,3% 50% 16,7% -

Rekreasi Keluarga Tiap Tahun Ya

Tidak

4 Keluarga 2 Keluarga

66,7% 33,3%

Kepemilikan Alat Elektronik TV

Mesin Cuci Kulkas PC/Laptop 6 Keluarga 3 Keluarga 3 Keluarga 1 Keluarga 100% 50% 50% 16,7%

Kepemilikan Alat transportasi Mobil

Sepeda Motor Tidak Punya 2 Keluarga 6 Keluarga - 33,3% 100% -

Kepemilikan Alat Komunikasi Ya

Tidak

6 Keluarga -

100% -

Les/ Kursus untuk Anak-anak Ya

Tidak 4 Keluarga 2 Keluarga 66,7% 33,3% Penggunaan ATM Ya Tidak 4 Keluarga 2 Keluarga 66,7% 33,3%

Memberi Pakan Ternak Ya

Tidak

4 Keluarga 2 Keluarga

66,7% 33,3% Rata-Rata Konsumsi Keluarga

Tiap Bulan ≤ 25 Tahun 26-55 Tahun - 3.200.000 - 100%

(29)

17

≥ 56 Tahun - -

Presentase Konsumsi Terhadap Pendapatan ≤ 25 Tahun 26-55 Tahun ≥ 56 Tahun - 79% - Sumber: Data diolah, 2015

Dari tabel 5 diatas ada keluarga yang memiliki penghasilan tetap, rata-rata biaya pendidikan hanya terdapat pada usia produktif yaitu sebesar Rp. 500.000,-. Penggunaan kapasitas listrik mayoritas sebesar 50% dengan kapasitas 900 VA. Pada masyarakat berpendapatan tetap, sebesar 66,7% melakukan rekreasi tiap tahunnya. Semua keluarga memiliki alat elektronik TV dan masing-masing sebesar 50% keluarga yang memiliki kulkas dan mesin cuci serta 16,7% yang memiliki PC/laptop.

Kepemilikan alat transportasi, sebesar 33,3% keluarga memiliki mobil dan 100% memiliki sepeda motor. Semua keluarga memiliki alat komunikasi yaitu sebesar 100%. Keluarga yang ikut serta dalam Les/kursus serta keluarga yang menggunakan ATM adalah sebesar 66,7%. Keluarga yang melakukan pemberian pakan pada hewan ternak ada sebesar 66,7%. Rata-rata konsumsi keluarga setiap bulan adalah sebesar Rp. 3.200.000,-. Presentase konsumsi terhadap masyarakat adalah sebesar 79%.

Tabel 6

Skala Prioritas Pola Konsumsi Keluarga Berpendapatan Tetap

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tidak Berpartisipasi

Biaya Pendidikan (%) 66 17 - - - 6 - - - 17

Kapasitas Listrik (%) 33 50 17 - - - -

Hiburan dan Rekreasi (%) - - - - 17 - - 50 - 33

Alat Elektronik (%) - - 17 33 33 17 - - - - Alat Transportasi (%) - 17 33 33 17 - - - - - Alat Komunikasi (%) - - 17 17 33 33 - - - - Les/ Kursus (%) - - - 33 33 - - 33 ATM (%) - - - 17 - - 17 - 33 33 Pakan Ternak (%) - 17 17 - - - 17 - 17 33

Sumber: Data diolah, 2015

Dari tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa prioritas yang pertama adalah biaya pendidikan yaitu sebesar 66%, kemudian prioritas yang kedua penggunaan kapasitas listrik sebesar 50%. Pemakaian alat transportasi sebesar 33% menjadi prioritas ketiga,

(30)

18

pemakaian alat elektronik merupakan prioritas keempat dan kelima dengan presentase sebesar 33%. Pada prioritas keenam dan ketujuh sebesar 33% adalah Les/kursus serta prioritas kedelapan sebesar 50% adalah Hiburan dan Rekreasi dan yang terakhir adalah penggunaan ATM dengan presentase 33%.

Tabel 7

Pola Investasi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap

Identifikasi Investasi Responden Keterangan Jumlah Persentase %

Investasi Perhiasan Emas Ya

Tidak

18 Keluarga 16 Keluarga

53 % 47 %

Lukisan/ Barang Kuno Ya

Tidak 0 Keluarga 40 Keluarga 0 % 100 % Ternak Ya Tidak 18 Keluarga 16 Keluarga 53 % 47 % Tanah Ya Tidak 25 Keluarga 9 Keluarga 73 % 27 %

Kios, Kos, Penginapan Ya

Tidak 7 Keluarga 27 Keluarga 20,5 % 79,5 % Arisan Ya Tidak 28 Keluarga 6 Keluarga 82 % 18 % Deposito Ya Tidak 3 Keluarga 31 Keluarga 8,8 % 92,8 % Sumber: Data diolah, 2015

Dari tabel 7, tabel pola investasi diatas sebanyak 53% keluarga yang menginvestasikan uangnya dalam bentuk perhiasan emas. Investasi ini banyak dilakukan oleh masyarakat karena emas tidak akan mengalami penyusutan beratnya serta dikarenakan harga emas yang cenderung naik.

Seluruh masyarakat tidak ada yang berinvestasi terhadap lukisan/ barang kuno, hal ini terjadi karena penjualannya dianggap sulit oleh masyarakat. Ada 53% keluarga yang berinvestasi terhadap binatang ternak, kemudian ada 73% keluarga melakukan investasi terhadap asset berupa tanah. Hal ini dilakukan karena harga tanah tidak akan mengalami penurunan harga, selain itu tanah-tanah disini bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam.

Sebanyak 20,5 % keluarga yang berinvestasi pada kios, kos, penginapan. Mayoritas keluarga juga melakukan investasi pada arisan, hal ini dapat dilihat dengan

(31)

19

presentase sebesar 82%. Hanya ada 8,8% masyarakat yang berinvestasi pada deposito, hal ini terjadi karena deposito ada jangka waktunya serta apabila akan digunakan untuk keperluan mendesak, keuntungan yang diperoleh akan berkurang karena terkena pinalti.

Tabel 8

Skala Prioritas Pola Investasi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap

Keterangan 1 2 3 4 5 Tidak Berpartisipasi

Perhiasan Emas 6% 20% 30% - - 44%

Lukisan/ Barang Kuno - - - 100%

Ternak - 50% 6% 3% - 41%

Tanah 76% 3% - - - 21%

Kios,Kos,Penginapan 9% 3% 3% 3% - 82%

Arisan 9% 9% 30% 27% 9% 16%

Deposito - - 3% 3% - 94%

Sumber: Data diolah, 2015

Berdasarkan tabel 8 diatas, skala prioritas pertama pola investasi keluarga dengan presentase tertinggi yaitu 76% adalah investasi terhadap tanah. Skala prioritas kedua dengan presentase sebesar 50% adalah investasi pada ternak, kemudian presentase sebesar 20% adalah investasi pada perhiasan/emas dan presentase terendah sebesar 3%. Skala prioritas ketiga dengan presentase 30% yaitu investasi terhadap perhiasan emas. Skala prioritas keempat dan kelima dengan presentase 27% dan 9% adalah investasi terhadap arisan.

Tabel 9

Pola Investasi Keluarga Berpendapatan Tetap

Identifikasi Investasi Responden Keterangan Jumlah Persentase %

Investasi Perhiasan Emas Ya

Tidak

4 Keluarga 2 Keluarga

67 % 33 %

Lukisan/ Barang Kuno Ya

Tidak 0 Keluarga 6 Keluarga 0 % 100 % Ternak Ya Tidak 3 Keluarga 3 Keluarga 50 % 50 %

(32)

20 Tanah Ya Tidak 3 Keluarga 3 Keluarga 50 % 50 %

Kios, Kos, Penginapan Ya

Tidak 2 Keluarga 4 Keluarga 33 % 67 % Arisan Ya Tidak 4 Keluarga 2 Keluarga 67 % 33 % Deposito Ya Tidak 1 Keluarga 5 Keluarga 17 % 83 % Sumber: Data diolah, 2015

Dari tabel 9, tabel pola investasi diatas sebanyak 67% keluarga yang menginvestasikan uangnya dalam bentuk perhiasan emas.Seluruh masyarakat tidak ada yang berinvestasi terhadap lukisan/ barang kuno, ada 50% keluarga yang berinvestasi terhadap binatang ternak dan tanah. Sebanyak 33% keluarga yang berinvestasi pada kios, kos, penginapan. Mayoritas keluarga juga melakukan investasi pada arisan, hal ini dapat dilihat dengan presentase sebesar 67%. Hanya ada 17% masyarakat yang berinvestasi pada deposito, hal ini terjadi karena deposito ada jangka waktunya serta apabila akan digunakan untuk keperluan mendesak, keuntungan yang diperoleh akan berkurang karena terkena pinalti.

Tabel 10

Skala Prioritas Pola Investasi Keluarga Berpendapatan Tetap

Keterangan 1 2 3 4 5 Tidak Berpartisipasi

Perhiasan Emas 17% 17% 34% - - 33%

Lukisan/ Barang Kuno - - - 100%

Ternak - 34% - - - 66%

Tanah 34% 17% - - - 50%

Kios,Kos,Penginapan 34% - - - - 66%

Arisan - 17% 34% 17% - 33%

Deposito - - - 17% - 83%

Sumber: Data diolah, 2015

Dari tabel 10 diatas, skala prioritas pola investasi yang pertama masing-masing sebesar 34% adalah investasi terhadap tanah dan kios,kos, penginapan. Skala prioritas investasi yang kedua sebesar 34% adalah investasi terhadap ternak. Skala prioritas investasi yang ketiga masing-masing sebesar 34% adalah investasi terhadap

(33)

21

perhiasan emas dan skala prioritas yang terkhir masing-masing sebesar 17% adalah investasi arisan dan deposito.

Tabel 11

Pola Proteksi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap

Identifikasi Proteksi Responden Keterangan Jumlah Persentase %

Rutin Cek Up Kesehatan Ya

Tidak 2 Keluarga 32 Keluarga 6 % 94 % Rutin Berolahraga Ya Tidak 10 Keluarga 24 Keluarga 30 % 70 % Kepemilikan Asuransi Ya Tidak 4 Keluarga 30 Keluarga 12 % 88 % Tabungan Pendidikan Ya Tidak 4 Keluarga 30 Keluarga 12 % 88 % Sumber: Data diolah, 2015

Dari tabel 11 pola proteksi diatas dapat diketahui bahwa hanya 15 % masyarakat yang melakukan kegiatan rutin cek up kesehatan. Kemudian hanya ada 35 % masyarakat yang rutin berolahraga serta 20 % masyarakat yang memiliki asuransi dan hanya ada 12,5 % masyarakat yang memiliki tabungan pendidikan. Hal ini terjadi karena masyarakat menganggap bahwa asuransi itu memberatkan serta merugikan, karena masyarakat harus membayar wajib setiap bulannya sedangkan mereka belum tentu menggunakan manfaat asuransi.

Tabel 12

Skala Prioritas Pola Proteksi Keluarga Berpendapatan Tidak Tetap

Keterangan 1 2 3 4 Tidak Berpartisipasi

Cek Up 3% 3% - - 94% Rutin Berolahraga 32% - - - 68% Asuransi 6% 6% - - 88% Tabungan Pendidikan - 3% - - 97%

Sumber: Data diolah, 2015

Berdasarkan data tabel 8, skala prioritas pertama dengan presentase tertinggi sebesar 32% adalah rutin berolahraga. Skala prioritas kedua yang tertinggi dengan

(34)

22

presentase sebesar 6% adalah proteksi asuransi dan masing-masing sebsesar 3% adalah proteksi melalui cek up dan tabungan pendidikan.

Tabel 13

Pola Proteksi Keluarga Berpendapatan Tetap

Identifikasi Proteksi Responden Keterangan Jumlah Persentase %

Rutin Cek Up Kesehatan Ya

Tidak 4 Keluarga 2 Keluarga 67 % 33 % Rutin Berolahraga Ya Tidak 4 Keluarga 2 Keluarga 67 % 33 % Kepemilikan Asuransi Ya Tidak 4 Keluarga 2 Keluarga 67 % 33 % Tabungan Pendidikan Ya Tidak 1 Keluarga 5 Keluarga 17 % 83 % Sumber: Data diolah, 2015

Dari data tabel 9 diatas, dapat dilihat bahwa masyarakat yang melakukan rutin cek up kesehatan sebesar 67%. Masyarakat yang melakukan proteksi melalui kegiatan rutin berolahraga sebesar 67% dan masyarakat yang memiliki asuransi sebesar 67% serta masyarakat yang yang melakukan proteksi melalui tabungan pendidikan hanya sebesar 17%.

Tabel 14

Skala Prioritas Pola Proteksi Keluarga Berpendapatan Tetap

Keterangan 1 2 3 4 Tidak Berpartisipasi Cek Up 17% 50% - - 33% Rutin Berolahraga 50% 17% - - 33% Asuransi - - 66% - 34% Tabungan Pendidikan - - - 17% 83%

(35)

23

Dari data tabel 8 diatas,skala prioritas pola proteksi keluarga yang pertama adalah rutin berolahraga dengan presentase sebesar 50%. Skala prioritas yang kedua adalah Cek up dengan presentase sebesar 50% dan skala prioritas yang ketiga dengan presentase sebesar 66% adalah kepemilikan asuransi dan yang terakhir dengan presentase sebesar 17% adalah pola proteksi melalui tabungan pendidikan.

Kesimpulan

1. Berdasarkan studi empiris penelitian terhadap masyarakat Dusun Sidomukti Desa Kopeng Kecamatan Getasan apabila dilihat dari tabel skala prioritas dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi masyarakat yang diutamakan adalah kebutuhan biaya pendidikan untuk anaknya. Sedangkan kebutuhan yg diutamakan kedua adalah konsumsi kebutuhan listrik. Ketiga adalah pemenuhan kebutuhan alat elektronik.

2. Pola investasi yang diprioritaskan oleh masyarakat adalah investasi terhadap tanah, Ternak yang dijadikan sarana investasi oleh masyarakat dusun Sidomukti merupakan investasi prioritas kedua. Sedangkan investasi arisan yang presentase keikutsertaan masyarakatnya paling besar yakni sebesar 80% merupakan investasi yang diharuskan bagi masyarakat Sidomukti namun investasi tidak menjadi prioritas investasi utama karena dijadikan sebagai kegiatan formalitas.

3. Pola proteksi masyarakat dusun Sidomukti yang memiliki pendapatan tetap dan tidak tetap mengalami perbedaan. Apabila masyarakat yang memiliki pendapatan tidak tetap, presentasenya masih dibawah 50% lain halnya dengan masyarakat yang yang memiliki pendapatan tetap mereka lebih sadar akan proteksi hidup mereka. Hal ini dibuktikan dengan presentase yang besar yaitu lebih dari 50%.

(36)

24

Implikasi Terapan

Penelitian ini dapat menjadi referensi serta bahan pertimbangan bagi masyarakat untuk melakukan pengelolaan keuangan keluarga.

Keterbatasan dan Saran Penelitian

Keterbatasan yang dialami oleh peneliti adalah pada saat penelitian dilakukan, peneliti tidak melakukan wawancara secara mendalam terhadap responden penelitian. Sehingga banyak informasi yang diperoleh oleh peneliti tidak lengkap. Saran penelitian yang akan datang, diharapkan peneliti juga melakukan wawancara lebih mendalam dan detail mengenai alasan responden penelitian.

(37)

25

Daftar Pustaka

Arikunto dan Suharsimi. 2009. Manajemen penelitian. Jakarta. PT Rineka Cipta Aulia, 2009. Perencanaan Keuangan Keluarga (Menciptakan Surplus Anggaran

dalam Keuangan Keluarga Anda). Yogyakarta. Cakrawala

Dwi S, dan Jefta A.R. Pengelolaan Keuangan Keluarga Pedagang Etnis Cina. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Volume 7 No 2 September 2007

Elvyn G. M. 2006. “Cara Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi”. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, teori, dan praktik. Edisi 5. Jakarta: EGC

http://kbbi.web.id/proteksi diunduh pada tanggal 01/02/2015

Joko, F. 2012. Pola Konsumsi, Investasi Dan Proteksi Sebagai Indikator

Perencanaan Keuangan Keluarga (Studi Pada Masyarakat Kabupaten Sidoarjo). Jurnal Media Mahardhika Volume 10 No 2

Djajendra, 2012. Uang adalah energi kehidupan.

https://kecerdasanmotivasi.wordpress.com /2012/12/14/ uang-adalah-energi-kehidupan/ diunduh pada tanggal 04/07/2014

Muhammad dan Abdulkadir. 2007. Metodologi penelitian. Bandung. Citra Aditya Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Perencanaan Keuangan Ibu Rumah Tangga. Otoritas

Jasa Keuangan. Jakarta

Sina, P. G. 2014. Tipe Kepribadian Dalam Personal Finance. Institute Transformasi Indonesia-NGO. Jurnal JIBEKA Volume 8 No 1 Februari 2014

Pontoh, O. 2011. Pengaruh Tingkat Pendapatan Terhadap Pola Konsumsi Nelayan

Di Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan Sulawesi Utara. Pacific

Journal. Volume 1 No 6

Rodhiyah. 2012. Manajemen Keuangan Keluarga Guna Menuju Sejahtera. e-journal

Undip, Semarang.

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/forum/article/view/3202 diunduh pada 17/12/2014

Sembel et al. 2003. “Smart Saving and Borrowing for Ordinary Family”. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Setyorini, D. 2008. “ Perencanaan Keuangan Rumah Tangga“ Penyuluhan Cara Pengaturan Anggaran Keuangan Rumah Tangga Bagi Ibu-Ibu Pkk Dusun Plugon Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo

(38)

26

Syarifudin. 2005. Pengelolaan Di Madrasah. Bandung. Pustaka Studi Pesantren Dan Madrasah

Yohnson. 2004. Peran Universitas Di Surabaya Dalam Meningkatkan Jumlah

Keluarga Mapan Di Surabaya (Seri Penelitian Keluarga). Jurnal Manajemen

(39)

1 Lampiran 1 Kuesioner Kepada Yth. Di tempat Dengan hormat,

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam penyelesaian pendidikan pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, sebagai bahan penulisan skripsi kami melaksanakan penelitian dengan judul:

POLA KONSUMSI, INVESTASI DAN PROTEKSI

(Studi Empiris Pada Masyarakat Sidomukti Desa Kopeng Kec. Getasan Kab. Semarang)

Sehungan dengan itu, kami mohon kesediaan Anda, untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Perlu kami sampaikan bahwa hasil penelitian ini hanya untuk kepentingan akademik dan tidak akan berpengaruh apapun terhadap Anda.

Bantuan dari Anda untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya, secara obyektif, dan apa adanya sangat berarti bagi penelitian ini. Untuk itu saya ucapkan terima kasih.

Kopeng,

November 2014 Peneliti,

(40)

2

Data Responden Usia

Pekerjaan Kepala Keluarga Jumlah Anggota Keluarga Anggota Keluarga yang Bekerja Pendidikan Terakhir

Rata-Rata Pendapatan Per Bulan

Siapa Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga

Pola Konsumsi Keluarga Skala Prioritas

Biaya Pendidikan (rata-rata per bulan) Kapasitas Voltage Saluran Listrik Hiburan dan Rekreasi (Tahun) Jenis Alat Elektronik yang dimiliki Alat Transportasi yang dipakai Alat komunikasi yang dimiliki

Pengembangan Keluarga(Les/Kursus) Penggunaan ATM (berapa kali dalam sebulan)

Konsumsi Hewan Ternak Lainnya

(41)

3

Pola Investasi Keluarga Skala Prioritas

Perhiasan/ Emas Lukisan/Barang Kuno Ternak(Ayam,Kambing,Sapi) Tanah Kios,Kos-kosan,Penginapan Arisan Deposito Lainnya

Pola Proteksi Keluarga Skala Prioritas

Rutin chek up kesehatan tiap tahun

Rutin Berolahraga Asuransi

Tabungan Pendidikan Lainnya

Referensi

Dokumen terkait

Dengan katekese model biblis, para suster SFD usia lanjut pada jaman sekarang dalam segala permasalahannya dapat mengenali kehadiran dan karya Allah yang menyelamatkan seperti yang

Hasil uji nilai F menunjukkan nilai F sebesar 5,700 dengan nilai sig sebesar 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan

Berdasarkan pengujian tarik yang telah dilakukan didapatkan hasil kekuatan tarik spesimen hasil pengelasan dissimilar welding untuk stainless steel 304L yang

Tatag Yuli Eko Siswono, Penelitian Tindakan Kelas.. (Surabaya: Unesa

berjudul : Perlindungan Hukum Bagi Penumpang Angkutan Udara Atas Pemindahan Jadwal Dalam Hal Force Majeure (Studi Kasus Pada PT..

Digunakan sebagai alat pembatas atau untuk menutupi permukaan kendaraan agar tidak terkena cat pada saat proses

Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II, kegiatan pembelajaran sudah dapat berjalan dengan baik, dimana hasil observasi kemampuan Kognitif anak dalam

Perhiasa Mutiara budidaya dapat dibedakan dari perhiasan mutiara alami dan perhiasan mutira imitasi adalah dengan sinar X, yakni perhiasan mutiara alami akan terlihat