• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARPEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) KANTOR BUPATI MALUKU TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARPEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) KANTOR BUPATI MALUKU TENGAH"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

MASYARAKAT (HUMAS) KANTOR BUPATI MALUKU TENGAH

Oleh:

WINDASARI TUHUTERU Nomor Induk Mahasiswa: 105610553915

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

ii SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARPEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BAGIAN HUMAS KANTOR

BUPATI MALUKU TENGAH

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (ADN)

Disusun dan Diajukan Oleh :

WINDASARI TUHUTERU Nomor Stambuk : 105610553915

Kepada

PROGRAM STUDY ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERISITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA ILMIYAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Windasari Tuhuteru Nomor Stambuk : 10561 0553 915

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiyah ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar, Agustus 2020 Yang Menyatakan Windasari Tuhuteru v

(6)

vi ABSTRAK

Windasari Tuhuteru., Pengaruh Komunikasi Interpersonal Antarpegawai Terhadap Kinerja Pegawai di Bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah (dibimbing oleh Dr.H.Amir Muhiddin,M.Si dan Nurbiah Tahir,S.Sos,M.AP.)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat Pengaruh Komunikasi Interpersonal Antarpegawai Terhadap Kinerja Pegawai di Bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Pada Bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah yang berjumlah 25 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh yaitu menggunakan seluruh populasi sebagai sumber data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana, analisis korelasi dan uji hipotesis t dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh signifikan antara Komunikasi Interpersonal Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Pada Bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah. Hal ini bisa dilihat hasil uji hipotesis diperoleh nilai t hitung > t tabel (12,989 > 2,068). Maka keputusannya adalah

menolak hipotesis 0 (Ho) dan menerima hipotesis alternative (Ha) berarti ada pengaruh signifikan Antara Komunikasi Interperson Terhadap Peningktan Kinerja Pegawai Pada Bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah.

Kata kunci : Komunikasi Interpersonal, Kinerja Pegawai

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’allah yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah shalallahu’alahi wasallam yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang bmenderang ini. Penyususnan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana (S1) sarjana sosial politik di Unuversitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada :

1. Kedua orang tua, ayah handa tercinta yani tuhuteru dan ibunda tersayang udubiah hatala yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Segenap keluarga dan teman yang telah menyemangati dan membantu menyelesaikan skripsi ini.khususnya kepada widi aulia anjasari booy S.Kep, Misrah S.sos dan Normayanty

3. Bapak Nasrulhaq,S.Sos.,MAP, selaku ketua jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

(8)

viii

4. Ibu Nurbiah Tahir,S.Sos,M.AP, selaku sekretaris jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr.Bapak H. Amir Muhiddin,M.Si dan Ibu Nurbiah Tahir,S.Sos,M.AP, selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun skripsi dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini

6. Seluruh bapak atau ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan

7. Kemudia seluruh teman-teman seangkatan, terutama kelas 8H Administrasi Negara angatan 2015 yang selalu mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan.

8. Kemudian seluruh staf dan karyawan Universitas Muhamadiyah Makassar yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

9. Kakak Widi Aulia Anjasari Booy S.Kep yang telah membantu dan memberikan semangat setiap harinya dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masi jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

(9)

ix

bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang Administrasi Negara.

Makassar, Agustus 2020 Penulis

(Windasari Tuhuteru)

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PENULISAN KARYA ILMIYAH ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Peneltian ... 7

D. Manfaat Penenlitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi ... 9

1. Komunikasi seperti perubahan satu arah ... 10

2. Komunikasi seperti interaksi ... 10

3. Komunikasi seperti tranfaksi ... 10

4. Proses komunikasi secara primer ... 11

5. Proses komunikasi secara sekunder... 11

B. Teori-Teori Komunikasi ... 12

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interpersonal Antarpegawai ... 13

D. Bentuk-Bentuk Komunikasi ... 14

1. Komunikasi interpersonal ... 14

2. Komunikasi interpersonal secara umu... 15

3. Komunikasi kelompok... 16

4. Komunikasi organisasi ... 17

5. Komunikasi masa ... 17

E. Komunikasi Interpersonal ... 18

1. Istilah komunikas... 21

2. Teori dasar komunikasi interpersonal ... 23

(11)

xi

F. Kinerja Pegawai ... 26

1. Pengertian kinerja ... 26

2. Indikator kinerja ... 27

3. Pengukuran kinerja ... 27

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai... 28

G. Kerangka pikir ... 29

BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 31

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Teknik Analisis Data ... 34

1. Teknik Analisis Deskritif ... 34

2. Teknik Analisis Regresi Linear Sederhana ... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 37

1. Profil Kantor Bupati Maluku Tengah ... 37

2. Bagian Humas Setda Maluku Tengah ... 41

B. Proses Pelaksanaan Tugas Humas ... 42

3. Visi Misi Bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah ... 43

4. Jenis Pelayanan Administrasi Dan Jasa ... 43

5. Hasil Penelitian Masyarakat Tentang Pelayanan Pada Pegawai Bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah ... 44

C. Pengumpulan Data Hasil Penelitian ... 46

1. Tabulasi Data Karakteristik Responden ... 46

2. Analisis Deskriptif Variabel Komunikasi Interpersonal (X) ... 48

3. Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Pegawai (X) ... 68

4. Gambar Distribusi Jawaban Responden ... 85

5. Analisis Data ... 88

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 108 B. Saran ... 109 DAFTAR PUSTAKA ... 110 LAMPIRAN xi

(12)

xii

DAFTAR TABEL

1.1 Hasil Penelitian Menurut Jamaluddin T ... 6

3.1 Kriteria Jawaban Responden ... 35

4.1 Pemerintahan Maluku Tengah ... 40

4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

4.3 Identitas Responden Berdasarkan Umur ... 47

4.4 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 48

4.33 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Komunikasi Interpersonal ... 86

4. 34 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Kinerja Pegawai ... 87

4. 35 Uji Validitas Instrumen ... 89

4. 36 Uji Reabilitas INstrumen ... 90

4. 37 Variabel Intered/Removed ... 91

4. 38 Variabel Model Summary ... 91

4. 39 Anovab ... 92

4. 40 Coefficient ... 93

4. 41 Rekapitulasi Analisis Regresi Linear Sederhana ... 99

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 30 2.3 Alur Pengaduan ... 41 2.3 Alur Pelayanan ... 41

(14)

1 A. Latar Belakang

Manusia di dalam kehidupannya perlu berkomunikasi, artinya membutuhkan orang lain dan menginginkan kelompok atau masyarakat buat saling berinteraksi. Hal ini ialah suatu hakekat maka beberapa besar pribadi manusia terwujud dari hasil integrasi sosial serta sesamanya. Dalam kehidupannya manusia kerap dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu perkumpulan baik formal maupun informal.

Hubungan antara komunikasi interpersonal antara kinerja diperkuat bersama Teori Motivasi dari Herzberg maupun juga dikenal seperti Teori Dua Faktor. Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg (1923-2000) beserta anggapan maka ikatan seorang individu bersama pkerjaan ialah mendasar dan maka sikap individu akan pekerjaan bisa benar-benar baik memastikan keberhasilan atau kegagalan. Dengan kata lain sikap pegawai dalam sebuah organisasi/instansi bisa menentukan berhasil atau tidaknya pencapaian yang ingin diraih oleh suatu organisasi atau instansi.

Kemudian komunikasi mengupayakan dorongan serta memberikan penjelasan terhadap para pegawai mengenai apapun yang mesti dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang mesti dilakukan demi meningkatkan kinerja apabila sedang berada di bawah standar.

(15)

Aktivitas komunikasi di perkantoran selalu disertai tujuan yang perlu dicapai sesama dalam kelompok dan masyarakat. kebiasaan komunikasi dalam situasi komunikasi organisasi perlu dilihat dari beragam sisi. Sisi pertama yakni komunikasi antara atasan terhadap bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu beserta pegawai yang lain. Sisi ketiga ialah antara pegawai terhadap atasan. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.

Menurut Thoha (2004:170) komunikasi ialah salah satu inti bahasan di dalam ilmu perilaku organisasi. Komunikasi yang baik terjalin bila artian yang dimaksudkan oleh pengirim berita dan artian yang ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu. Peningkatan kinerja yang optimal dan efektif tersebut tidak mungkin terjadi tidak ada komunikasi yang efektif yang dilakukan oleh para pegawai, menurut Muhammad (2011:1) komunikasi yang efektif adalah berguna untuk semua organisasi. Oleh sebab itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi harus memaklumi dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.

Komunikasi sangat berguna demi mewujudkan ikatan kerja sama antara manusia yang ikut serta dalam organisasi atau instansi dan mempunyai dampak yang sangat besar dalam proses pencapaian tujuan organisasi atau instansi. Komunikasi perlu mengizinkan setiap peserta organisasi atau instansi untuk sama-sama membantu, sama-sama-sama-sama membangun hubungan. Hubungan yang akrab, baik benar-benar dipengaruhi oleh keahlian seseorang untuk berkomunikasi bersama orang lain. cara komunikasi yang di lakukan setiap saat berguna untuk membangun dan menjaga ikatan kita pada lingkungan. karena alasan itu,

(16)

ketrampilan berkomunikasi mempunyai makna penting dalam kehidupan organisasi. Bahkan biasa dikatakan, contoh organisasi ialah tubuh mahluk hidup, bahwa komunikasi ialah bakat yang mengalir dalam badan organisasi atau instansi.

Penerapan komunikasi yang tidak baik mampu menghalangi seluruh strategi, petunjuk, saran, instruksi, yang menyebabkan pekerjaan menjadi kacau dan sasaran organisasi tidak berhasil. Komunikasi merupakan masalah penting karena banyaknya kesalahan yang terjadi disebabkan oleh para pelaksana tidak mengetahui maka mereka berada di luar jalur ketertiban. sebab karena itu diperlukan adanya pelaksanaan dan penerapan komunikasi yang efektif yang dapat meningkatkan semangat dan kinerja pegawai, sehingga dengan adanya kinerja yang baik pula maka tujuan yang telah ditetapkan oleh sebuah instansi dapat lebih mudah dicapai dengan baik. Apabila terciptanya komunikasi yang baik, maka kinerja pegawai akan meningkat, sehingga tujuan sebuah instansi dengan hasil yang diharapkan akan dapat dicapai.

Dalam hal ini komunikasi interpersonal ialah proses perubahan informasi di antara seseorang bersama seorang lainnya ataupun umumnya diantara dua orang yang bisa langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya individu yang ikutserta dalam komunikasi, menjadi bertambahlah tanggapan orang dalam terjadinya komunikasi sehingga makin komplek komunikasi tersebut. Komunikasi Interpersonal ialah menjalin ikatan bersama orang lain (Muhammad, 2010:159).

(17)

Komunikasi yaitu cara untuk melaksanakan sistem antara bermacam-macam subsistem dalam perkantoran. Menurut Kohler ada dua bentuk komunikasi dalam rangka meningkatkan kemampuan dan menggapai keinginan perkantoran ini. Terutama, komunikasi koordinatif, yakni prosesdur komunikasi yang berguna untuk mempersatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah prosesdur perubahan informasi yang bergerak secara berkelanjutan, pergantia maksud dan perilaku yang dipakai seperti aturan penyamaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, meskipun antara perkantoran bersama partner kerja. Frekuensi dan keseriusan komunikasi yang dilakukan pula berperan serta mempengaruhi hasil pada sutu prosesdur komunikasi tersebut.

Dalam hal komunikasi yang terjalin antar pegawai, kebiasan komunikasi yang baik akan sanggup mencapai dan meningkatkan tanggung jawab yang diembannya, sehingga kualitas kinerja suatu organisasi (perkantoran) menjadi semakin baik. Dan sebaliknya, ketika berlaku komunikasi yang buruk karena tidak terjalinnya ikatan yang baik, maupun yang sewenang-wena atau acuh, perbedaan pendapat maupun perselisihan yang berkelanjutan , dan sebagainya, dapat berpengaruh atas hasil kerja yang tidak maksimal. Kenaikan kinerja pegawai selaku pribadi perlu mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikan feed back yang cocok atas perbaikan karakter, yang direkflesikan dalam kemajuan produktifitas. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Masohi (Maluku) yaitu salah satu organisasi formal di lingkungan aparatur pemerintah yang memberikan partisipasi yang cukup besar

(18)

dalam pembangunan khususnya kota Masohi. Program-program kerja yang dirancang bertujuan buat mempromosikan dan melindungi bidang kependidikan yang membentuk aset negara yang benar-benar berarti sehingga benar-benar diharapkan kemampuan yang terbaik yang bisa diwujudkan dengan peranan komunikasi yang efisien agar dapat melengkapi posisi dan kewajibannya sebagai aparat pemerintah yang mengabdikan dirinya pada bangsa dan negara ini.

Melihat pengaruh yang sangat penting antara proses komunikasi yang terjadi dalam satu organisasi khususnya komunikasi interpersonal antar pegawai serta tingkat kinerja pegawai maka penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Antarpegawai Terhadap Kinerja Pegawai Dibagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah”.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada bulan juni 2016 di bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah tentang pengaruh komunikasi interpersonal antarpegawai terhadap kinerja pegawai di bagian hubungan masyarakat (HUMAS) diperoleh kesimpulan maka kinerja pegawai pada bidang tenaga kerja secara umum telah baik, akan tetapi disamping itu masi terdapat sebagian kekurangan yang perlu diatasi supaya kinerjanya bisa lebih ditingkatkan lagi. Masalah-masalah seperti kuantitas pegawai yang masih dinilai kurang untuk menunjang penyelesaian tugas dan pekerjaannya masing-masing.

Menurut peneliti terdahulu , Hamza (2014) mengatakan bahwa dibagian humas kantor bupati maluku tengah. masih belum maksimal kerjanya, hal ini disebabkan oleh karena adanya berbagai macam kendala yang dihadapi, seperti kendala dalam pola koordinasi,kelembagaan, kompentensi,sdm dan infastruktur.

(19)

Menurut Jamaluddin T (2017) dari hasil pendokumentasian 42,4 % pegawai menpunyai motivasi kerja buruk, 62,4% pegawai pelaksana bekerja mengharapkan imbalan dan penghargaan, 42 % fasilitas kerja tidak lengkap, lebih dari (58,3 %) pegawai pelaksana tidak puas terhadap jaminan kesehatan dan santunanan.

Tabel 1.1.

Hasil Penelitian Menurut Jamaluddin T (2017).

No Komponen yang dinilai Hasil penilaian Kategri 1. Pendokumentasian 42,4% Rendah 2. Pegawai yang

motivasi kerja buruk 62,4% Sedang 3. Pegawai yang mengharapkan imbalan dan penghargaan 42% Rendah 4. Pegawai pelaksana tidak puas terhadap jaminan keseha tan dan santunan

58,3% Sedang

Komunikasi antarpegawai dibagian humas kantor bupati Maluku tengah masih sangat minim. Sehingga dapat mempengaruhi tingkat kinerja pegawai antarpegawai. Berdarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penilitian dengan judul: “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Antarpegawai Terhadap Kinerja Pegawai Di Bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah”.

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat didefenisikan permasalahan-permasalahan berikut:

1. Seberapa baik komunikasi interpersonal antarpegawai dibagian humas kantor Bupati Maluku Tengah ?

2. Seberapa baik kinerja pegawai pada bagian humas kantor Bupati Maluku Tengah ?

3. Seberapa besar pengaruh komunikasi interpersonal antarpegawai terhadap kinerja pegawai pada bagian humas kantor bupati Maluku tengah ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui komunikasi interpersonal antarpegawai di bagian humas kantor Bupati Maluku Tengah.

2. Untuk mengetahui kinerja pegawai di bagian humas kantor Bupati Maluku Tengah

3. Untuk mengetahui besar pengaruh komunikasi interpersonal antarpegawai terhadap kinerja pegawai dibagian humas kantor Bupati Maluku Tengah.

(21)

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberi suatu ide serta masukan berbagai pihak khususnya Kantor Bupati Bagian Humas Maluku Tengah

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut : a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh komunikasi interpersonal antarpegawai terhadap kinerja pegawai, serta untuk memperoleh pengalaman.

b. Bagi pembaca

Penulis berharap karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk penelitian selanjutnya.

(22)

9 A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi sebagai fungsi terutama akan kehidupan manusia dalam berinteraksi di kehidupannya sehari- hari. Pertama komunikasi yang berlaku didalam masyarakat terkecil yaitu keluarga. Didalam sebuah komunikasi feedback yakni hal yang diharapkan, akan berupaya menggapai tujuan yang dimaksud dalam berkomunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin cum yakni istilah depan yang berguna bersama serta, dan unus yakni kata bilangan yang bermakna satu. Dari kedua kata- kata itu terwujud kata benda cummunio yang dalam bahasa Inggris sebagai cummunion yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

Menurut William I. Gordon, Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Satu Pengantar 2005, hal 69 Komunikasi secara ringkas bisa didefinisikan seperti suatu transaksi dinamis yang menyertakan gagasan dan perasaan. Sedangkan menurut Suprapto (2011:6) komunikasi ialah Suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.

John R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth. Sereno dan Edward Bodaken menyatakan bahwa setidaknya ada tiga konteks pemahaman komunikasi yakni :

(23)

1. Komunikasi Seperti perbuatan Satu Arah Komunikasi dipahami seperti cara pengutaraan pesan searah dari seseorang maupun lembaga terhadap seseorang ataupun kelompok lainnya, baik secara spontan meskipun tidak langsung. Pemahaman komunikasi seperti suatu proses satu arah ini oleh Michael Burgoon disebut seperti “definisi berorientasi sumber”. 2. Komunikasi Seperti Interaksi Komunikasi dipahami seperti proses aksi-

reaksi, sebab akibat yang arahnya bertukaran. Komunikasi interaksi dipandang makin dinamis daripada komunikasi satu arah. Bagian berarti dalam komunikasi interaksi ialah feedback.

3. Komunikasi Seperti Transaksi Komunikasi dipahami seperti tindakan menafsirkan perbuatan orang lain. Ada proses encoding dan decoding pesan verbal ataupun non verbal.

Semakin banyak anggota komunikasi hingga transaksi yang berlangsung akan semakin kacau. Kelebihan konsep ini ialah komunikasi dipahami seperti rencana yang tidak membatasi atas komunikasi yang disengaja saja. Pemahaman ini serupa dengan definisi berorientasi penerima, yakni menekankan pada variabel- variabel yang berbeda yakni penerima dan makna pesan bagi penerima. Penerimaan pesan disini berupa dua arah.

Adapun Proses komunikasi menurut Komala ialah sebagai berikut : “proses komunikasi berlaku apabila manusia berinteraksi dalam aktivitas komunikasi, menyampaikan pesan menciptakan motif komunikasi.”(2009:83). Cara komunikasi Menurut Effendi (2007:11) terbagi menjadi dua tahap yakni :

(24)

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer ialah proses penyampain pikiran dan maupun anggapan seseorang terhadap orang lain serta menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang seperti media primer dalam proses komunikasi ialah bahasa, kial, isyarat,gambar, warna, dan lain sebagainnya yang secara langsung maupun “ menerjemahkan” pikiran dan ataupun perasaan komunikator terhadap komunika.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder ialah proses penyampain pesan oleh seseorang terhadap orang lain serta menggunakan alat maupun sarana sebagai media kedua sesudah memakai lambang sebagai media utama. 3. Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari

berkomunikasi itu sendiri, secara umum tujuan komunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan berbicar kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan efeknya yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Proses dimana seseorang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan serta menggunakan informasi utuk berhubungan dengan lingkungan dan orang lain. Umumnya komunikasi yang dilakukan dengan lisan yang dimengerti oleh kedua belah pihak.Akan tetapi, komunikasi tidak terbatas pada lisan saja karena masi bisa dilakukan dengan gerak-gerik tubuh atau memperlihatkan sikap tertentu, seperti menggelengkan kepala, tersenyum, hingga mengangkat bahu yang disebut juga dengan

(25)

komunikasi bahasa nonverbal. Komunikasi juga merupakan proses penyampain pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).hubungan komunikasi antara manusia baik individu maupun kelompok yaitu merupakan bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, proses komunikasi tidak terlepas dari bentuk dan fungsi komunikasi, dimana komunikasi yang baik tidak jauh dari fungsi yang mendukung keefekt

ifan komunikasi.

B. Teori Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah perilaku komunikasi antarmanusia. Interaksi manusia dengan manusia menunjukan bahwa setiap orang memerlukan bantuan dari orang lain di sekitarnya, Untuk itu ia melakukan komunikasi. Salah satu jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi.

Menurut De.Vito, (2013). Mengungkapkan bahwa komunikasi secara interpersonal adalah interaksi verbal dan nonverbal yang dilakukan antara dua orang atau lebih, yang diantaranya lebih, yang diantaranya memiliki ketergantungan.

(26)

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Antarpegawai

Komunikasi sebagai proses dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Kepercayaan diri ( self konfidence)

Dalam komunikasi interpersonal komunikator yang evektif haruslah memiliki keyakinan diri. Seorang komunikator yang evektif sering merasa nyaman bersama orang lain dan merasa nyaman dalam situasi komunikasi pada umumnya.

2. Keakraban (immediacy)

Keakraban mengacu pada suatu proses penyatuan antara komunikator dan komunikasi sehingga akan terwujud suatu kesamaan antar keduanya. 3. Manajemen interaksi (interaction management )

Komunikator yang efektif harus mengendalikan interaksi demi mengapai kepuasan kedua belah pihak. Dalam membentuk manajemen interaksi yang efektif, tidak seorang pun merasa diabaikan maupun merasa sebagai tokoh utama. Masing-masing pihak memberikan partisipasi dalam keseluruhan komunikasi.

4. Daya ekspresi (expressiveness)

Daya ekspresi mengacu akan suau keterampilan mengkomunikasikan keterlibatan yang tulus dalam interaksi interpersonal.

(27)

5. Orientasi pada orang lain (other orientation)

Perilaku yang berorientasi terhadap orang lain yaitu suatu kemampuan komunikator demi menyesuaikan diri bersama lawan bicaranya selama berkomunikasi. Orientasi ini meliputi pengkomunikasian perhatian dan minat tentang apapun yang dikatakan oleh lawan bicara. D. Bentuk-Bentuk Komunikasi

Komunikasi bisa terjadi dalam beberapa cara diantaranya dalam rangka komunikasi personal dan kelompok. Kecuali itu komunikasi pun bisa bersifat tatap muka dan melewati perantara media. Dalam prosesnya komunikasi terbagi dalam dua jenis komunikasi yakni komun kasi aktif dan komunkasi pasif. Komunikasi aktif yaitu satu proses komunikasi yang berjalan serta aktif antara komunikator serta komunikan. Dimana diantara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik diantara keduanya. Sebaliknya komunikasi pasif terjadi dimana komunikator menyampaikan informasi ataupun pendapat tentang khalayaknya atau komunikan bagai penerima informasi, tentu sebaliknya komunikan tidak memiliki peluang demi memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi. Sedangkan dalam konteks pendidikan, teori dan fakta diatas membentuk komunikasi sebagai elemen yang tidak terpisahkan. Komunikasi bisa dibagi menjadi beberapa bentuk yakni:

1. Komunikasi Intrapersonal, Komunikasi intrapersonal ialah komunikasi bersama diri sendiri. Masalah ini menyangkut proses disaat diri menerima stimulus dari lingkungan buat kemudian melaksanakan proses internalisasi. Masalah ini selalu dijelaskan beserta proses saat seseorang

(28)

melaksanakan proses persepsi, yakni proses ketika seseorang menginterpretasikan dan memberikan makna terhadap stimulus ataupun objek yang diterima panca inderanya. Adapun manfaat dari komunikasi intrapersonal ialah:

a. Demi mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami, dan mengendalikan diri, serta menaikan kematanan berpikir sebelum mengambil keputusan.

b. Komunikasi ini tentu membantu seseorang atau pribadi supaya selalu sadar akan kejadian sekitarnya.

2. Komunikasi Interpersonal Secara umum komunikasi interpersonal (komunikasi antar pribadi) bisa diartikan menjadi proses pertukaran makna orang- orang yang sama-sama berkomunikasi. Komunikasi ini dilakukan sama dua orang ataupun lebih dan terjalin kontak langsung dalam bentuk dialog. Bisa berjalan serta berpapasan muka ataupun lewat media komunikasi, antara lain pesawat telpon, atau radio komunikasi. Komunikasinya bersifat dua arah, yakni komunikator dan komunikan yang sama-sama beralih kegiatan. Dalam proses komunikasi antar pribadi kesanggupan komunikator diperlukan guna mengekspresikan diri atas peranan orang lain. Demi mendapatkan keberuntungan dalam komunikasi tatap muka perlu didukung beserta pelaksanaan komunikasi kebahasaan, bahasa kial, dan bahasa sikap. Ketiga fungsi bahasa dilaksanakan sebagai kelompok sehingga

(29)

terbentuk keserasian. Contoh penggunaan ketiga peran bahasa tersebut ialah sebagai berikut:

a. Komunikasi kebahasaan, “saya senang bisa berjumpa dengan anda”. b. Bahasa kial, “komunikator mengajak berjabat tangan, atau

membungkukkan badan”.

c. Bahasa sikap, komunikator mengekspresikan perasaan bangga serta melihat penuh perhatian dan senyum dikulum,

Komunikasi interpersonal dimulai serta diri pribadi. Beragam kesan komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman beranjak dari diri sendiri. Komunikasi interpersonal berupa transaksional, hal ini memulai atas tindakan pihak- pihak yang berkomunikasi secara bersamaan mengirim dan menerima pesan. Komunikasi interpersonal meliputi isi pesan dan ikatan yang bersifat pribadi. Maksudnya komunikasi interpersonal tidak hanya sekedar berkenaan bersama isi pesan tetapi terus menyangkut siapa rekan kita dalam berkomunikasi.

Peserta dalam komunikasi interpersonal ikut serta sebagai interdependent ataupun saling bergantung satu beserta lainnya. Komunikasi tidak bisa diubah atau diulang, apabila kita telah salah mengatakan sesuatu terhadap lawan bicara kita, boleh jadi kita dapat minta maaf, namun tidak bermaksud menghapus apapun yang suda kita ucapkan.

3. Komunikasi Kelompok ialah interaksi tatap muka antara tiga orang maupun lebih beserta maksud yang telah diketahui, seperti beragam

(30)

informasi, pemecahan masalah yang mana anggota- anggotanya bisa memperingatkan karakteristik pribadi anggota yang lain secara akurat. 4. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi secara sederhana bisa

didefinisikan menjadi komunikasi antar manusia yang terjalin dalam konteks organisasi. Dari pengertian tersebut hingga kita bisa memahami bahwasannya komunikasi organisasi ialah proses komunikasi yang terjadi secara formal atau non formal dalam sebuah system yang disebut organisasi.

5. Komunikasi Massa Suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan meyebarkan pesan terhadap public secara luas. Disisi lain komunikasi massa pun diartikan menjadi proses kmunikasi dimana pesan dari media dicari, digunakan dan dikonsumsi oleh audiens. Dari penjelasan singkat tersebut, kita bisa melihat sesungguhnya karakteristik utama komunikasi massa ialah adanya media massa menjadi alat dalam penyebaran pesannya. Dari berbagai macam uraian diatas bisa disimpulkan maka komunikasi mempunyai definisi yang benar-benar banyak, tentu sebaliknya tidak ada definisi komunikasi yang salah dan benar secara absolute. Namun definisi kontemporer menyarankan maka komunkasi menunjuk terhadap kalimat mendiskusikan makna, mengirim pesan, dan penyampaian pesan lewat media.

(31)

E. Komunikasi Interpersonal

Kamunikasi interpersonal yaitu suatu proses penyampaian pesan dari seseorang terhadap orang lain/pihak lain. Menurut pemahaman semacam ini, komunikasi dikaitkan bersama pertukaran informasi yang berarti dan mesti membawa hasil di antara orang-orang yang berkomunikasi. Komunikasi interpersonal mengharapkan informasi ataupun pesan bisa tersampaikan dan ikatan diantara orang yang berkomunikasi bisa terjalin. karena sebab itu setiap orang apapun harapan mereka, dituntut mempunyai keterampilan komunikasi interpersonal supaya mereka mampu berbagi informasi, bersatu dan menjalin kerjasama untuk mampu bertahan hidup.

Komunikasi interpersonal telah meliputi aspek kehidupan yang luas dan mampu meluas jangkauannya. Seorang pengawas ataupun pemilik kependidikan seperti manusia yang lebih modern, tentu digerayangi dan dicerca pesan-pesan komunikasi dari beraneka macam arah, baik secara terang-terangan ataupun secara sembunyi-sembunyi, baik verbal atau non-verbal. Media massa cetak atau elektronik misalnya, mempromosikan produk-produk yang memikau, terlebih membujuknya demi membeli barang-barang mewah di luar jangkauan kesanggupan finansialnya. Seperti seorang ayah, ia dituntut anak istrinya demi mencukupi nafkah keluarganya. Sesungguhnya seorang pengawas/pemilik serta elemen dari bagian keluarga dari pihak istri/suaminya yang tidak sama sekaligus bebas dari sebagian urusan keluarganya. Iapun ialah tokoh masyarakat yang mesti berbakti akan lingkungan sekitarnya. Di kantor, ia ialah pegawai yang tetap patut setia dan berkorban juga tidak mengurangi arti produktivitas kerjanya.

(32)

Seorang pengawas/pemilik tidak bisa terombang-ambing akibat derasnya pesan-pesan komunikasi sehingga diri dan sistem kerjanya tidak lagi bermanfaat. Sebaliknya, mereka dituntut mempunyai kepercayaan diri, bersikap bijaksana, dan bisa menjadi pendengar yang baik sangat tegas dalam bertindak tentang semua cercaan pesan komunikasi secara tepat. Bersamaan dengan itu seorang pengawas/pemilik kependidikan mengolah semua informasi buat akhirnya tampil bicara secara efektif beserta siapa saja ia berkomunikasi secara interpersonal. Komunikasi interpersonal menjadi urat nadi demi denyut kehidupan sekaligus yaitu kekuatan utama dalam membentuk pengertian dan pemahaman diantara orang-orang. Komunikasi interpersonal membangun dialog, koordinasi dan kerjasama orang-orang supaya produktif, aktif dan inovatif sekaligus menyatukan tujuan-tujuan organisasi beserta kualitas kerjasama anggota dan dinamika perkembangan masyarakat.

Selain itu komunikasi yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang terhadap orang lain demi memberi tahu, merubah perilaku, anggapan atau karakter baik langsung secara lisan meskipun tak langsung melalui media. Dalam komunikasi ini membutuhkan adanya ikatan timbal balik anatara penyampaian pesan dan penerimanya yakni komunikator dan komunikan.

Menurut Carl I.Hovland, (2005:62) ilmu komunikasi ialah usaha yang sistematis demi menurumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentuksn pendapat dan sikap. Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) pun bisa di katakana sebagai komunikasi antar orang-orang

(33)

secara tatap muka, yang mengharuskan setiap pesertanya memahami tanggapan orang lain secara langsung, baik verbal maupun non verbal.

Komunikasi interpersonal pun berperan buat sama-sama mengubah dan mengembangkan. dan perubahan tersebut melaluai interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang berpartisipasi demi membagi gagasan, semangat, dan dorongan supaya mampu merubah pemikiran, perasaan, dan sikap searah beserta topik yang di kaji bersama.

Agar komunikasi interpersonal yang dibuat mewujudkan ikatan interpersonal yang efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan hingga kita harus bersikap terbuka, sikap percaya, sikap mendukung , dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap yang sangat memahami, menghargai, dan sama-sama mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal perlu di tumbuhkan dan di tingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama anatara berbagai pihak. Dari proses ini terjadi rasa saling menghormati bukan di sebabkan status sosial sebaliknya di dasarkan atas perkiraan maka masing-masing ialah manusia yang berhak dan wajib, pantas dan wajar di hargai dan dihargai sebagai manusia.

Komunikasi interpersonal dibandingkan bersama komunikasi lainnya, dinilai sangat efektif dalam kegiatan memperbaiki sikap, kepercayaan, opini dan periaku komunikan. Alasannya sebab komunikasi ini berlangsung tatap muka, sebab akibat serta komunikasi itu terjadilah kontak pribadi (personal contact), ketika menyampaikan pesan umpan balik terjadi seketika (immediate feedback) melihat pada waktu itu persepsi komunikan atas pesan yang di lontarkan pada eksperesi wajah dan gaya bicara.

(34)

Kegiatan komunikasi, dalam kondisi ini proses pertukaran informasi, boleh dikatakan suda ada semenjak terbentuknya suatu masyarakat dan suda sebgai elemen dari kehidupan keseharian manusia. Sebuah penelitian mengungkapkan maka 70% waktu bangun manusia digunakan buat berkomunikasi (Rakhmat, 2003). Di suatu sisi, dalam hakikatnya komunikasi ialah fitrah manusia, selama manusia masih memiliki naluri ingin tahu dan ingin menyampaikan sesuatu terhadap sesamanya, dan selama itu akan ada aktivitas komunikasi.

Semakin kompleksnya kehidupan manusia, melakukan fungsi komunikasi semakin tidak terelakan, demi kepenrluan berinteraksi, memecahkan masalah, maupun demi mewujudkan ikatan baik beseta sesamanya. Demikian juga apabila dilihat dari dimensi organisasi maupun perusahaan seperti suatu satuan sosial yang terdiri dari orang maupun kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain buat mengapai satu tujuan bersama (Robbins, 1994), komunikasi mempunyai peranan penting, salah satunya dalam menjalin ikatan bersama para stake holder-nya.

1. Istilah Komunikasi

Istilah komunikasi bermakna bersama-sama (common, commonness Inggris), berasal dari bahasa latin, communication yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), pergantian, dimana sang pembicara menginginkan pertimbangan ataupun jawaban dari pendengarnya. Kata sifatnya ialah communis, yang artinya berupa umum atau bersama-sama. Kata kerjanya, ialah communicare artinya berbicara, berunding ataupun bermusyawarah (Arifin,1998;19). Komunikasi yaitu

(35)

proses yang secara umum digunakan manusia dalam melaksanakan interaksi sosialnya.

Shimp (1993;8) komunikasi ialah proses demi menciptakan kesamaan pemikiran antara yang memberikan tanda beserta yang menerima tanda. Definisi shimp lebih menekankan kepada proses komunikasi yang bermaksud atas terciptanya suatu persamaan pemikiran ataupun anggapan atas interaksi yang terjalin.

Pace & Faules (2001;28) mengemukakan maka komunikasi bisa dibedakan bersama semua perbuatan manusia dan organisasi lainnya sebab ia menyertakan proses mental memahami orang. Objek dan kejadian. Dua bentuk umum perbuatan yang ialah komunikasi menekankan pada: 1) Pembuatan pesan maupun, makin tepatnya, penciptaan pertunjukkan (Display) dan 2 penafsiran pesan, atau penafsiran pertunujukkan.

Dalam kaitan ini sering digunakn konsep kegaduhan (Noise) demi menunjukkan maka ada semacam kendala yang terjadi dalam proses komunikasi. Kendala tersebut mungkin berlaku bagi pengirim, saluran, penerima maupun umpan balik. Serta istilah lain semua bagian maupun elemen-elemen bagi proses komunikasi mempunyai kapasitas dalam menghambat terjadinya komunikasi yang efektiv. Alice A wright dan John J. Lyinch. Jr (1995) mengklarifikasikan hambatan dalam komunikasi menjadi 4 (empat) yakni:

(36)

a) Gangguan: gangguan bisa berupa mekanik dan semantic. Gangguan mekanik disebabkan sebab saluran komunikasi ataupun kegaduhan yang bersifat fisik, sebaliknya gangguan semantic ialah halangan yang berkenaan bersama pesan komunikasi sehingga pengertiannya menjadi berubah dari yang di maksudkan semula. b) Kepentingan: seseorang hanya akan memperhatikan pesan yang

ada hubungan bersama kepentingannya. Kepentingan tidak hanya mempengaruhi perhatian saja, melainkan pula menentukan kemampuan perseptif, perasaan, pemikiran dan tingkah laku. c) Motivasi: suatu komunikasi bisa berjalan dengan baik apabila

pesan yang disampaikan sebandingi bersama motivasi dari penerima.

d) Prasangka: seseorang yang memiliki prasangka, emosi mengharuskan seseorang menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran yang rasional.

2. Teori Dasar Komunikasi Interpersonal

Komunikasi ialah proses yang berpusat atas pesan dan bersandar atas informasi. Bulaeng (2002) mendefenisikan bahwa komunikasi ialah pengolahan pesan-pesan serta tujuan mewujudkan arti. Terjadinya komunikasi kapan dan dimana saja seseorang dapat menggapai suatu pesan, berusaha memberikan arti kepadanya.

Komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yang sangat banyak dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Sejak bangun tidur sampai

(37)

tidur lagi, sebagian besar dari waktu manusia digunakan buat berkomunikasi. Oleh akibatnya penguasaan berkomunikasi interpersonal ialah suatu kemampuan yang paling dasar yang harus dimiliki seorang manusia. Maka dari itu komunikasi interpersonal yang baik dan efektif antarpegawai akan mempengaruhi kinerja pegawai di kantor bupati bagian humas Maluku tengah.

Secara konstektual, komunikasi interpersonal digambarkan seperti suatu komunikasi antara dua individu ataupun sedikit individu, yang mana sama-sama berinteraksi, sama-sama memberikan umpan balik satu sama lain. Namun, menyampaikan definisi konstektual pun tidak pas buat menggambarkan komunikasi interpersonal sebab setiap hubungan antara satu individu serta individu lain berbeda-beda.

Komunikasi interpersonal secara umum ialah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, masing-masing orang yang termasuk dalam komuniakasi tersebut sama-sama mempengaruhi kesan lawan komunikasinya. Versi khusus komunikasi interpersonal ini ialah komunikasi diadik. Devito beranggapan bahwa komunikasi interpersonal ialah komuniakasi yang terjalin diantara dua orang yang suda mempunyai ikatan yang jelas, yang terhubungkan bersama sebagian cara. Jadi komunikasi interpersonal misalnya komunikasi yang berlaku antara ibu beserta anak, dokter beserta pasien, dua orang dalam suatu wawancara, pimpinan beserta bawahan, pegawai antar pegawai, dan sebagainya. Deddy Mulyana (2005) menyatakan: “ komunikasi interpersonal (Interpersonal

(38)

Communication) ialah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang mengharuskan setiap kontestan memahami tindakan orang lain secara spontan , baik secara verbal ataupun non verbal. (Mulyono, 2005

Arni Muhammad (2005:159) mengatakan bahwa “komunikasi interpersonal ialah proses pergantian informasi diantara seseorang bersama seorang lainnya ataupun biasanya di antara dua orang yang bisa langsung diketahui balikannya”.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal yaitu proses penyampaian informasi, pikiran dan sikap khusus antara dua orang atau lebih yang terjadi pertukaran pesan baik secara komunikan ataupun komunikator serta tujuan demi mendapatkan saling pengertian, mengenai masalah yang tentu dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi pergantian tingkah laku.

Dari pengertian komunikasi interpersonal yang suda diuraikan di atas, bisa diidentifikasikan sebagian elemen yang mesti ada dalam komunikasi interpersonal. Menurut Suranto A. W. (2011) komponen-komponen komunikasi interpersonal yakni:

a) Sumber/Komunikator

Yaitu orang yang memiliki kepentingan buat berkomunikasi, yakni harapan demi membagi keadaan internal sendiri, baik berupa emosional ataupun informasional bersama orang lain. Kebutuhan ini berupa keinginan demi mencapai kesaksian sosial sampai pada kemauan demi mepengaruhi perilaku dan tingkah

(39)

laku orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal komunikator ialah individu yang mewujudkan, memformulasikan dan menyampaikan pesan.

b) Encoding

Encoding ialah sutu aktifitas internal atas komunikator dalam menghasilkan pesan melewati pemelihan simbol-simbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan ragam bahasa, dan disesuaikan beserta karakteristik komunikan.

c) Pesan

Pesan merupakan hasil encoding. Pesan ialah seperangkat symbol-simbol baik verbal ataupun non verbal ataupun perpaduan keduanya, yang mewakili keadaan khusus.

F. Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2007:67) kinerja diartikan seperti Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang digapai oleh seorang pegawai dalam melakukan tugasnya selaras serta tanggung jawab yang diberikan terhadapnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kinerja yakni sesuatu yang dicapai, Prestasi yang diperlihatkan, serta kemampuan kerja. Kinerja seseorang yaitu gabungan dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang bisa dinilai dari hasil kerjanya (Sulistiyani dan Rosidah, 2003:223). Secara definitive Bernanrdin dan Russel (1993:40) dalam Sulistiyani dan Rosidah (2003:223-224) menjelaskan kinerja yaitu cacatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai khusus atau

(40)

kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Sedang kinerja satu kedudukan secara keseluruhan sama beserta jumlah (rata-rata) dari kinerja peranan pegawai atau aktifitas yang dilakukan. Pengertian kinerja disini tidak betujuan membandingkan karateristik individu sebaliknya membentuk pada serangkaian hasil yang diperoleh selama periode waktu tertentu.

2. Indikator Kinerja

Menurut Sedarmayanti (2010:198) Indikator kinerja yaitu sesuatu yang hendak dijumlah dan diukur juga digunakan menjadi dasar demi menilai maupun melihat tingkat kinerja, baik dalam fase perencanaan, pelaksanaan, meskipun setelah kegiatan selesai. Indikator kinerja digunakan demi meyakinkan maka kinerja organisasi/unit kerja yang berkaitan menunjukkan kenaikan kemampuan dalam bentuk mengarah tujuan dan target yang sudah ditetapkan. Secara umum, indikator kinerja memiliki fungsi sebagai berikut. Memperjelas mengenai apa, berapa dan kapan aktivitas dilaksanakan Mewujudkan kesepakatan yang dibangun bersama berbagai pihak terkait demi mengatasi pelanggaran interpretasi selama pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dan dalam menilai kinerjanya. Mewujudkan dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kineja organisasi/unit kerja.

3. Pengukuran Kinerja

T.R. Mitchell (1978:343) dalam Sedarmayanti (2001:51), menyatakan pula maka kinerja meliputi beberapa aspek, yakni: Kualitas Kerja (Quality of Work) Ketepatan (Promptness), Inisiatif (Initiative), Kemampuan (Capability) Komunikasi (Communication).

(41)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut A. Dale Timple (dalam Mangkunegara, 2005:15), faktor-faktor kinerja terdiri dari factor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal (disposisional) yakni faktor yang dihubungkan beserta sifat-sifat seseorang. Apabila kinerja seseorang baik disebabkan sebab mempunyai keahlian tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sebaliknya seseorang memiliki kinerja buruk disebabkan orang tersebut memiliki keahlian rendah dan orang tersebut tidak mempunyai upaya-upaya demi memperbaiki kemampuannya.

b. Faktor eksternal yakni faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang bersumber dari lingkungan. Sesuai karakter, sikap, dan tindakan-tindakan mitra kerja, bawahan maupun pimpinan, fasilitas kerja, dan situasi organisasi.

c. Kualitas

Kualitas kerja ialah seberapa baik seorang karyawan menyelesaikan segalanya yang seharusnya dikerjakan.

d. Kuantitas

Kuantitas kerja ialah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini bisa dilihat dari kelancaran kerja setiap pegawai itu masing-masing.

e. Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan Tugas ialah seberapa jauh karyawan berupaya melaksanakan pekerjaannya dengan teliti atupun tidak ada kesalahan.

(42)

f. Tanggung Jawab

Tanggung jawab atas pekerjaan ialah kesadaran akan kewajiban karyawan demi melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan. Kusriyanto (1991 : 3) dalam Mangkunegara (2007:9) mendefinisikan kinerja karyawan seperti perbedaan hasil yang digapai serta fungsi beserta kemampuan kerja persatuan waktu (lazimnya per jam). Kemudian Gomes (1995:195) mengemukakan definisi kinerja karyawan menjadi perumpamaan seperti output, efisiensi beserta efektivitas kerap dihubungkan bersama produktivitas. Sebaliknya Mangkunegara (2007:9) mendefinisikan kinerja karyawan (prestasi kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melakukan tugasnya sama beserta. G. Kerangka Pikir

Komunikasi interpersonal yaitu suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain/pihak lain. Komunikasi dikaitkan bersama pertukara informasi yang berarti dan mesti membawa hasil diantara orang-orang yang berkomunikasi. Komunikasi interpersonal menghendaki informasi atau pesan bisa tersampaikan dan ikatan diantara orang yang berkomunikasi bisa terbina. Komunikasi yang evektif perlu mengendalikan interaksi demi mencapai kepuasan kedua bela pihak. Sehingga bisa mempengaruhi kinerja pegawai.

Menurut Subakti (2008) komunikasi interpersonal yang baik yakni: keakraban, manajemen interaksi, daya eksperesi, dan orientasi pada orang lain. Sedankan kinerja pegawai menurut Anwar Prabu Mangkunegara ( 2009 :75) yakni : kualitas, kuantitas, plaksanaan tugas, dan tanggung jawab. Beserta adanya

(43)

ikatan antara komunikasi interpersonal beserta kinerja pegawai diharapkan bisa meningkatkan kinerja pegawai dikantor Bupati Humas Maluku Tengah. Berikut adalah bagan kerangka pikir.

Bagan Kerangka Pikir

Gambar.1.2.Kerangka Pikir Pengaruh Komunikasi Interpersonal

Antarpegawai Terhadap Kinerja Pegawai Di Bagian Humas Kantor

Bupati Maluku Tengah

Komunikasi Interpersonal -Keakraban

-Manajemen Interaksi -Daya Ekspresi

-Orientasi pada orang lain (Subakti, 2008) Kinerja Pegawai -Kualitas -Kuantitas -Pelaksanaan Tugas -Tanggung Jawab (Anwar prabu ))Mangkunegara, 2009:75) Peningkatan Kinerja Pegawai Di

Bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai bulan November tahun 2019. penelitian ini akan dilaksanakan dikantor Bupati Maluku Tengah Bagia Humas. adapun alasan penulis memilih lokasi penelitian di bagian Humas dikarenakan dengan pertimbangan karena peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh komunikasi interpersonal antarpegawai terhadap kinerja pegawai. B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan alasan karena peniliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja pegawai. Adapaun rancangan pemelitian yang akan digunakan adalah deskriptif yang merupakan pengamatan terhadap tabel dan presentase untuk setiap kategori, dengan menggunakan pendekatan Chi-squard yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh terhadap kinerja pegawai dengan pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen yang dilakukan secara bersamaan. Alasan peniliti menggunakan tipe penilitian ini karena peniliti ingin menilai seberapa baik komunikasi interpersonal terhadap kinerja pegawai.

(45)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada kantor Bupati Maluku Tengah bagian Humas yang berjumlah sebanyak 25 orang.

2. Sampel adalah sebagian subjek penelitian yang memiliki kemampuan mewakili seluruh data (populasi). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampel Jenuh. Sampel Jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang. dapat dilihat dari variabel independen dan variabel dependen yakni variabel Y adalah variabel yang ditujukkan ke pada masyarakat untuk menilai seberapa baik kinerja pegawai di bagian humas kantor bupati Maluku tengah. dan dapat dibuktikan dari hasil peniliti dalam penilitian pada halaman 88, bahwasanya setelah peneliti melakukan analisis validasi dari 10 instrumen dari variabel kinerja pegawai diketahui bahwa kinerja pegawai diBagian Humas Kantor Bupati Maluku tengah berada pada keterangan interpretasi skor mencapai angka 51-80% dengan memperoleh hasil 70,32%.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah dengan menggunakan kuesioner (angket) menggunakan bentuk checklist. Guna membantu responden di kantor Bupati Maluku Tengah Bagian Humas untuk menjawab dan mengisi kuesioner dengan mudah dan cepat dengan memberi tanda check (√) pada tempat yang telah disediakan.

(46)

Peneliti membuat 2 (dua) buah kuesioner untuk penelitian ini, satu kuesioner untuk memperoleh data terkait komunikasi interpersonal (Variabel X) dan satu kuesioner untuk memperoleh data terkait kinerja pegawai (Variabel Y). Kedua kuesioner tersebut peneliti berikan kepada pegawai atau responden yang berada di kantor Bupati Maluku Tengah Bagian Humas. Guna mempermudah proses kuesioner maka terlebih peneliti membuat kisi-kisi instrument penelitian (lihat lampiran).

Kuesioner di lengkapi dengan skala pengukuran utuk menghasilkan data kuantitatif. Skala Likert digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi pegawai atau responden di kantor Bupati Maluku Tengah Bagian Humas tentang variabel pengaruh komunikasi interpersonal dan variabel kinerja pegawai. Ada 3 (tiga) pilihan jawaban pada setiap item pertanyaan, yaitu:

1. Jawaban Sangat Setuju : diberi skor 3 2. Jawaban Setuju : diberi skor 2 3. Jawban Tidak Setuju : diberi skor 1

Kusioner penelitian yang dibuat oleh peneliti ini akan diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum dan sesudah penelitian. uji valditas dilakukan untuk menguji kehandalan/kevalidan kuesioner penelitian, sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kehandalan/konsistensi kuesioner penelitian. Peneliti akan melakukan uji validitas dengan menggunakan SPSS version 16. Pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel product

(47)

kuesioner dikatakan valid, begitu pula sebaliknya. Data juga dikatakan valid jika nilai sig. (2-tailed) data < 0,05

Peneliti akan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16,0 pengujian reliabilitas cukup dengan membandingkan ralpha atau angka cronbach alpha dengan nilai 0,7. Jika ralpha atau angka cronbach

alpha ≥ 0,7 maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan reliabel, begitu pula sebaliknya.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis data, yaitu: 1. Teknik Analisis Deskriptif

Teknik Analisis Deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data kuesioner yang telah terkumpul dari jawaban responden pada kantor Bupati (Humas) Maluku Tengah sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku pada umumnya (generalisasi).

Teknik analisis deskriptif yang akan digunkan dalam penelitian ini berupa tabel, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan penyebaran data dengan perhitungan rata-rata dan standar deviasi, serta perhitungan presentase (%). Penentuan presentase dari perolehan data hasil kuesioner dari masing-masing variabel menggunakan rumus perhitngan persentase:

(48)

% = n N

Keterangan Rumus: n = Skor yang diperoleh N = Skor ideal

% = Persentase

Data yang suda dipresentasekan lalu ditafsirkan dengan kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif, dimana hasil presentase itu dapat digolongkan sebagaimana terlihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kriterian Jawaban Responden

Presentase jawaban Tafsiran kualitatif

90% - 150% 80% - 100% 21- <40% Sangat Setuju Setuju Tidak Setju ( arikunto, 2010: 246 )

2. Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat besaran pengaruh variabel pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja pegawai pada kantor L0 Bupati Maluku Tengah bagian Humas. Dapat digunakan dalam membangun persamaan dengan menggunkan persamaan tersebut dapat membuat suatu perkiraan (prediction). Adapun rumus persamaan regresi linier sederhana yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:

(49)

Ý = a + bX

Keterangan rumus:

Ý = Variabel Kinerja Pegawai

X = Variabel Komunikasi Interpersonal a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0. hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk melakukan uji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Dasar pengambilan keputusannya, adalah:

a. Jika nilai P value (sig) ≥ 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak

(50)

37 A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Profil Kantor Bupati Maluku Tengah

Kantor bupati Maluku tengah merupakan salah satu kabupaten di provinsi Maluku, Indonesia. Ibu Kota masohi terletak di tepian teluk elpaputih di selatan pulau seram. Sebagian besar wilayahnya memiliki topgrafi berupa dataran rendah dengan ketinggian 0-110 mdpl. Luas wilayah kota masohi adalah 37,30 km atau 0.32% dari total wilayah kabupaten Maluku tengah. Jumlah penduduknya 32.054 jiwa. Luas wilayah kabupaten Maluku tengah seluruhnya kurang lebih 275.907 Km2 yang terdiri dari luas laut 264.311,43 Km2 dan luas dataran 11.595,57 Km2. Kabupaten daerah tingka II Maluku tengah sebagai salah satu kabuten di Maluku yang di bentuk dengan peraturan pemerintah nomor 35 tahun 1952 (L.N.No.49/1952) tentang pembubaran daerah Maluku selatan dan pembentukan Maluku tengah dan Maluku tenggara.

Setelah berlakunya Undang-Undang No.1 tahun 1957 tanggal 18 januari 1957, tentang pokok-pokok pemerintah untuk seluruh wilayah Republic Indonesia, maka dibentuk daerah-daerah “Swatantra” diantaranya daerah Swatantra Tingkat I Maluku dengan Undang-undang darurat No.22 tahun 1957 (LN.No.79/1957) yang kmeudian ditetapkan dengan Undang-undang No.20 tahun 1958 (L.N. No.60/1958).

Selanjutnya sesuai pasal 73 ayat 4 Undang-Undang Darurat No. 22 tahun 1957 maka dibentuk pula daerah-daerah Swatantra Tingakt II, sehingga

(51)

dibentuklah daerah Swatantra Tingkat II di Maluku dengan Undang-Undang Darurat No. 23 tahun 1957 (L.N.No.80/1957), yang kemudian ditetapkan dengan undang-undnag No. 60 tahun 1958 (L.N.No.111/1958) yang meliputi daerah-daerah Swatantra Tingkat II Maluku Tengah, Maluku Utara, Maluku Tenggara Dan Kota Ambon.

Wilayah yang termasuk dalam daerah Swatantra Tingkat II Maluku tengah adalah: Pulau Ambon, Pulau-pulau Lease, Pulau-pulau Banda, Seram Timur, Seram Utara, Seram Selatan, Seram Barat, dan Pulau Buru sebagaimana yang tercantum dalam PP.No.35 tahun 1952 tersebut.

Pada Tahun 2004, Otonomi Daerah yang tertulis dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diberlakukan sehingga penyelenggaraan otonomi daerah memberikan pengaruh yang cukup luas dalam perkembangan Maluku Tengah. Hal ini dapat dilihat dengan terjadi pemekaran pada beberapa wilayah di kabupaten Maluku Tengah diantaranya Wilayah Pulau Buru, Wilayah Seram Timur dan Wilayah Seram Barat. Sehingga Wilayah Kabupaten Maluku Tengah sejak tahun 2004 hanya meliputi Wilayah Seram Utara, Pulau Ambon, Pulau-pulau lease dan Pulau-pulau banda; akan tetapi luas wilayah di Kabupaten Maluku tengah masih merupakan yang terluas di Provinsi Maluku.

Dari Periode 2015 sampai 2018 telah terjadi banyak perubahan dalam komposisi kecamatan di Wilayah Kabupaten Maluku Tengah, salah satu faktor yang sangat mempengaruhi adalah otonomi daerah yang merupakan indikasi pemekaran wilayah-wilayah sampai pada level kecamatan.

(52)

Sampai dengan Tahun 2018, terdapat 17 Kecamatan di Kabupaten Maluku tengah yang tersebar di beberapa wilayah (Wilayah Seram Utara, Pulau Ambon, Pulau-pulau lease dan Pulau-pulau banda) antara lain: Kecamatan Banda, Ibu kota Neira. Kecamatan Tehoru, Ibu kota Tehoru. Kecamatan Telutih, Ibu kota Laimu (Pemekaran dari Kecamatan Tehoru).

Kecamatan Amahai, Ibu kota Amahai. Kecamatan Kota Masohi, Ibu kota Masohi (Pemekaran dari Kecamatan Amahai). Kecamatan Teluk Elpaputih, Ibu kota Masohi (Pemekaran dari Kecamatan Amahai). Kecamatan Teon Nila Serua, Ibu kota Waipia. Kecamatan Saparua, Ibu kota Saparua. Kecamatan Salahutu, Ibu kota tulehu. Kecamatan Leihitu, Ibu kota Hila. Kecamatan Leihitu Barat, Ibu kota Alang. Kecamatan Seram Utara, Ibu kota Wahai. Kecamatan Seram Utara Barat, Ibu kota Pasanea (Pemekaran dari Kecamatan Seram Utara). Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Ibu kota Kobi (Pemekaran dari Kecamatan Seram Utara). Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Ibu kota Kobisonta (Pemekaran dari Kecamatan Seram Utara)

(53)

Tabel 4.1

Pemerintahan Maluku Tengah

No Nama Wakil Mulai

Jabatan Akhir Jabatan Keteranga n 1. Abdullah soulisa 1952 1961 2. O.kasturian 1961 1966 3. Letkol. R. Ubay Surya dimaja 1966 1975 4. Letkol Sugiarto, B.SC 1976 1986 5. Letkol AG Polanuwu 1986 1991

6. Kol (Art) aman

karyawan 1991 1996

7. Kol (Inf) Rudolf

Rukka, S.IP 1997 2002

8. Ir. Abdullah Tuasikal, M.Si

Ir.imanu el seipalla

2002 2012 9. Tuasikal Abua Marlatu

leleury 2012 2016

10. Saleh thio 2016 Plt Bupati

Jumlah Pegawai Negeri Sipil dalam lingkup pemerintahan Maluku Tengah mengalami peningkatan dari sekitar 2.978 orang pada tahun 2007 menjadi sekitar 3.011 orang pada tahun 2009. Dilihat berdasarkan jumlah pegawai masing-masing dinas, Dinas Kesehatan memiliki jumlah pegawai paling banyak. Hal ini dikarenakan pentingnya tenaga kesehatan yang melayani masyarakat sampai dengan tingkat desa.

Selanjutnya data yang ada menunjukkan bahwa lebih dari setengah PNS di Maluku Tengah merupakan lulusan SLTA. Sedangkan yang lulusan sarjana sebanyak 24 persen. Hanya sebagian kecil (4 persen) yang merupakan lulusan di bawah SLTA, sisanya sebesar 17 persen lulusan D3. Peta perpolitikan Kabupaten Maluku Tengah diwarnai dengan tidak adanya partai yang dominan di DPRD. Hal ini berbeda dengan pemilu 2004 di mana Golkar mendominasi parlemen. Untuk

(54)

distribusi kursi, Golkar, PDI-P dan Hanura sama-sama memperoleh 4 kursi. Kemudian dilanjutkan dengan PKS, Demokrat dan PAN yang sama-sama memperoleh 3 kursi. Pada pemilu 2009 lalu terjadi penambahan partai yang duduk di parlemen yang sebelumnya 13 partai menjadi 17 partai.

2. Bagian Humas Setda Maluku Tengah a. Alur Pangaduan b. b. Alur Pelayanan Sumber Pengaduan - Kotak Pengaduan - Langsung - Telepon - Sms - Email Petugas penerima pengaduan Feripikasi pengadua n Laporan relevan Penyiapan Disposisi oleh petugas pengaduan KABAG Subag 3 Subag 1 Subag 2 Tidak laporan pengadua n Laporan hasil pengaduan Pemohon Front office KABAG/ KASUBA G

Mengisi buku tamu Menyerahkan persyaratan Petugas memeriksa

kelengkapan berkas (jika tidak lengkap dikembalikan), apabila telah lengkap diarahkan oleh petugas untuk menemui pejabat berwenang.

Memberikan bimbingan/fasilitas Setelah selesai mendapat pelayanan, pemohon kembali ke front office untuk mengambil dan mengisi kuesioner dan

(55)

B. Proses Pelaksanaan Tugas Humas

Supaya pelaksanaan tugas humas dapat dijalankan sesuai dengan perannya, maka penting untuk diketahui bahwa terdapat proses dalam pelaksanaan tugas tersebut, berikut ini proses pelaksanaan tugas humas menurut Widjaja, (2008:56) :

a. Menyelidiki dan mendengar (fact finding) Taraf research-listening atau fact finding, meliputi penelitian pendapat, sikap dan reaksi orang-orang atau publik. Di sini dapat diketahui masalah apa yang sedang dihadapi. b. Mengambil ketentuan dan merencanakan (planning) setelah pendapat, sikap dan reaksi publik dianalisa lalu diintegrasikan atau diserahkan dengan kebijaksanaan dan kegiatan organisasi. Pada taraf ini bisa ditemukan “pilihan yang diambil”.

c. Melaksanakan komunikasi (communicating) Rencana-rencana di atas harus dikomunikasikan dengan semua pihak yang bersangkutan dengan metode yang sesuai. Dalam tahap ini kita “Menerangkan (menjelaskan) tindakan yang diambil dan apa alasan jatuhnya pilihan tersebut”. d. Penilaian (evaluation) Dinilai segi-segi berhasil dan tidaknya, apa

sebab-sebabnya, apa yang sudah dicapai apa resep kemanjurannya dan apa faktor penghambatnya. “Itulah pertanyaan yang timbul dalam tahap ini”.

(56)

3. Visi Misi Bagian Humas Kantor Bupati Maluku Tengah a. Visi

Terwujudnya tata kelolah pemerintahan yang baik dan bersih menuju maluku tengah yang lebih berkualitas, sejahtera, damai dan berkeaadilan. b. Misi

1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan, sdm aparatur, keuangan, saran dan prasarana serta produk hukum daerah.

2) Memperkuat koordinasi dan sinergitas peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

4. Jenis Pelayanan Administrasi Dan Jasa 1. Sub bagian protokol

a. Penyiapan dan pengaturan kegiatan protokoler bupati dan wakil bupati. b. Penyiapan pembinaan para ajudan bupati dan wakil bupati.

c. Pelaksanaan fungsi juru bicara bupati dan pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tengah.

d. Memfasilitasi pembinaan dan peningkatan kapasitas sumber daya kehumasan dan keprotokoleran.

2. Sub bagian acara dan tamu

a. Penyiapan perlengkapan dan kelengkapan acara/upacara.

b. Pengaturan dan tata tempat pelaksanaan rapat dinas serta resepsi pimpinan. c. Persiapan dan gladi lapangan dalam acara kenegaraan /acara resmi.

Gambar

Tabel 4.35  Uji Validitas Instrumen  Variab
Gambar 1. Wawancara dengan salah satu informan Staff Humas dan  Protokol di Kantor Bupati Maluku Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Prendono la parola le «vecchie» militanti, quelle più legate al partito, che per più tempo delle altre hanno creduto (e che forse credono ancora) che Lotta Conti- nua avrebbe

a) Halaman Judul (huruf kapital, mencantumkan nama penulis, nomor induk mahasiswa, dan perguruan tinggi asal dan logonya). b) Lembar Pengesahan (memuat judul, nama penulis,

Lansia yang mengalami hipertensi atau memiliki riwayat hipertensi berjumlah 26 orang (74%), di Posyandu lansia tersebut telah diadakan senam dua kali dalam

Perkawinan dalam konsep keluarga Muslim merupakan kesepakatan (aqad) sosial antara seorang laki-laki dan perempuan, yang bertujuan untuk

Pembangunan sebuah gedung yang bertujuan mewujudkan sebuah image khusus bagi Program Studi Arsitektur di Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai pusat

•   Semua kepala perwakilan diplomatik pada suatu negara tertentu biasanya bertempat tinggal di ibu kota negara merupakan satu corps diplomatique (CD)...

dengan judul “ Potensi Energi Tahunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Berdasarkan Simulasi Waktu di Sungai Kedung Pasang Kabupaten Pacitan ”..

Membudayakan nilai-nilai agama dalam komunitas sekolah memiliki lan- dasan yang kokoh baik secara normatif religius maupun konstitusional. Apalagi krisis