• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS, HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN, TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FASILITAS, HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN, TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SKRIPSI"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Pada Pengguna Jasa Bioskop CGV Cinemas BTC Mall Kota Bekasi)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Manajemen

Diajukan Oleh:

RIKY SUBAGJA

NIM = 111.510.498

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

PENGARUH FASILITAS, HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI BIOSKOP CGV CINEMAS

BTC MALL KOTA BEKASI

Oleh

RIKY SUBAGJA 111.510.498

Meningkatnya intensitas pekerjaan didaerah perkantoran dan industri seperti kota bekasi membuat semakin tinggi pula tingkat stress yang dialami oleh para pekerjanya. Cara yang paling ampuh untuk menghilangkan stres adalah dengan mencari hiburan. Salah satu hiburan yang di minati masyarakat adalah menonton film. Sarana hiburan yang hadir untuk memfasilitasinya juga bermacam macam, salah satunya adalah bioskop. Industri film di indonesia semakin meningkat seiring melesatnya minat masyarakat dalam menonton film, hal ini berdampak positif bagi perusahaan bioskop karena semakin banyak orang menggunakan jasa bioskop, adanya pasar yang terus meningkat menjadi kesempatan bagi perusahaan, namun disisi lain juga dapat meningkatkan persaingan. Perusahaan yang ingin bertahan dalam pasar harus memiliki cara agar dapat terus menciptakan dan mempertahankan kepuasan pelanggan, karna kepuasaan pelanggan merupakan tujuan utama perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Bermacam faktor yang harus diperhatikan perusahaan untuk menciptakan kepuasan pelanggan diantaranya, fasilitas, harga dan kualitas pelayanan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Dengan populasi pengguna jasa bioskop CGV Cinemas Mall Kota Bekasi dan pengambilan sampel dengan teknik non probability sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Untuk pengumpulan data meliputi observasi, penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan. Metode analisis yang digunakan yaitu uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik, analisis linear berganda dan uji hipotesa.

Dalam penelitian ini variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah variabel fasilitas. Hal ini merupakan suatu hal yang harus dipertahankan dan diprioritaskan oleh perusahaan CGV Cinemas agar dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan diperoleh dengan memberikan fasilitas yang memadai, harga yang baik dan kualitas pelayanan yang bermanfaat bagi pelanggan. Sehingga bioskop CGV Cinemas diharapkan meningkatkan kepuasan pelanggan.

(6)

v ABSTACT

EFFECT OF FACILITY, PRICE AND QUALITY OF CUSTOMER SERVICE TO CUSTOMER SATISFACTION IN CINEMA CGV CINEMAS BTC MALL

BEKASI CITY By

RIKY SUBAGJA NIM : 111.510.498

The increasing intensity of work in office and industrial areas such as Bekasi City also makes the level of stress experienced by its workers. The most effective way to relieve stress is to look for entertainment. One of the entertainment that interests the public is watching movies. There are also various kinds of entertainment facilities to facilitate it, one of which is cinema. The film industry in Indonesia is increasing as the interest of the public in watching films, this has a positive impact for cinema companies because more and more people are using cinema services, a market that continues to increase becomes an opportunity for companies, but on the other hand can also increase competition. Companies that want to survive in the market must have a way to continue to create and maintain customer satisfaction, because customer satisfaction is the main goal of companies engaged in services. Various factors must be considered by the company to create customer satisfaction including facilities, price and service quality. This type of research is quantitative. With a population of CGV Cinemas Mall Bekasi City cinema service users and non-probability sampling with a sample size of 100 respondents. For data collection including observation, questionnaire distribution and study of literature. The analytical method used is the validity test, reliability test, classic assumption test, multiple linear analysis and hypothesis testing.

In this study the most dominant variable affecting customer satisfaction is the facility variable. This is something that CGV Cinemas must maintain and prioritize in order to increase customer satisfaction. Customer satisfaction is obtained by providing adequate facilities, good prices and quality service that is beneficial to customers. So that the Cinemas CGV Cinemas are expected to increase customer satisfaction.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya atas segala kelapangan dan kemudahan yang diberikan sehingga penulis yang memiliki keterbatasan dapat menyelesaikan skripsi ini, juga shalawat dan salam penulis hanturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kupersembahkan kepada Bapak dan Ibu orangtua tercinta atas segala pengorbanan, kasih sayang, doa restu serta dukungan moril maupun material kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga untuk saudara-saudara serta seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat untuk saya dalam menyelesaikan skripsi dengan judul : “Pengaruh Fasilitas, Harga, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Bioskop CGV Cinemas BTC Mall Kota Bekasi”.

Tujuan dan rancangan Skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa. Sehubungan selesainya karya akhir tersebut, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. H. Mardiana, MM. selaku Pembina Yayasan Pelita Bangsa. 2. Ibu Dr. Ana Wulandari, SE., MM. Senat Universitas Pelita Bangsa.

3. Bapak Hamzah Muhammad M. SKM., MM. selaku Rektor Universitas Pelita Bangsa.

4. Bapak Dr. Ir. Supriyanto, MP. selaku Wakil Rektor I Universitas Pelita Bangsa.

5. Bapak Muhammad Hatta Fahamsyah, S.Sy., M.Sc. selaku Wakil Rektor II Universitas Pelita Bangsa.

6. Ibu Preatmi Nurastuti, SE.,MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.

7. Ibu Yunita Ramadhani DS, SE.,M.Sc Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.

8. Ibu Agustini Tanjung., SE., MM, selaku pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran telah memberikan arahan ketika proses bimbingan skripsi.

(8)

vii

dalam menyelesaian skripsi ini.

10. Teman teman MA.15.F3 Bang Yoga, Odoy, Jaenudin, Asep, Dadan, Agung, Ka Sakum, dll. yang telah banyak membantu dalam menjalani kuliah selama 4 tahun ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa bimbingan yaitu Sigit, Niko, Tike, dan Mbak Fitri, Mas Triyatno, Pak Anton, James dan lainnya atas segala dukungan dan bantuannya dalam menyelesaian skripsi ini.

12. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Manajemen STIE Pelita Bangsa angkatan 2015.

Penulis menyadari penyusunan proposal skripsiini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran serta kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bekasi, Oktober 2019

(9)

viii

Halaman Judul………... i

Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi... ii

Halaman Pengesahan Dosen Penguji Skripsi... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

ABSTRAK... v

ABSTRACT... vi

KATA PENGANTAR... . vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL………… …... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 11

1.3 Tujuan Penelitian... 12

1.5 Manfaat Penelitian... 12

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... . 15

2.1 Landasan Teori... 15

2.1.1 Pemasaran……. ... 15

2.1.2 Kepuasan Pelanggan... 16

2.1.2.1 Pengertian Kepuasan…………... 16

2.1.2.2 Pengertian Pelanggan... 19

2.1.2.3 Pengertian Kepuasan Pelanggan... 20

2.1.3 Kualitas Pelayanan... 26

2.1.3.1 Pengertian Kualitas... 26

2.1.3.2 Pengertian Pelayanan... 29

2.1.3.3 Pengertian Kualitas Pelayanan... 31

2.1.4 Harga………... 33

2.1.4 Fasilitas………... 37

2.2 Penelitian Terdahulu Yang Relevan... 43

2.3 Hipotesis... 49

(10)

ix

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 55

3.3 Kerangka Konsep... 56

3.3.1 Desain Penelitian... 56

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian... 59

3.4 Populasi dan Sampel... 60

3.4.1 Populasi... 60

3.4.2 Sampel... 60

3.5 Metode Pengumpulan Data... 62

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data... 63

3.6 Metode Analisis Data ... 64

3.6.1 Uji Validalitas... 64

3.6.2 Uji Reliabilitas... 64

3.6.3 Uji Asumsi Klasik... 65

3.6.3.1 Uji Normalitas…... 65

3.6.3.2 Uji Multikolinearitas……... 66

3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas…... 66

3.6.4 Uji Analisis Regresi... 67

3.6.4.1 Uji Analisa Regresi Linier Berganda... 67

3.6.4.2 Uji Determinasi………... 67

3.6.5 Uji Hipotesis... 68

3.6.5.1 Uji Parsial (T)... 68

3.6.5.2 Uji Simultan (F)... 68

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN... 69

4.1 Profil Singkat CGV Cinemas... 69

4.2 Struktur Organisasi…………... 71

4.3 Visi Misi Perusahaan... 73

4.4 Kegiatan Oprasional Bioskop CGV Cinemas………... 73

BAB V HASIL PENELITIAN………... 76

5.1 Analisa Data………... 76

5.1.1 Deskripsi Responden………....….. 76

5.1.1.1 Jenis Kelamin Responden...……….. 77

5.1.1.2 Usia Responden…………..……….. 78

(11)

x

5.2 Uji Validitas dan Reabilitas….…………... 81

5.2.1 Hasil Uji Validitas………….……... 81

5.2.2 Hasil Uji Reabilitas………... 83

5.3 Uji Asumsi Klasik...………....…………... 84

5.3.1 Hasil Uji Normalitas………….…... 84

5.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas ..……... 85

5.3.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ..……... 86

5.4 Uji Regresi Linier Berganda...………... 87

5.4.1 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda... 87

5.5 Uji Hipotesis………..………... 88

5.4.2.1 Hasil Uji T……….………... 88

5.4.2.2 Hasil Uji F……….………... 90

5.4.2.3 Hasil Koefisien Determinasi…………...……… 91

5.6 Pembahasan………....………... 92

5.6.1 Pembahasan Uji Validitas dan Reabilitas………... 92

5.6.2 Pembahasan Atas Analisa Data…….…………... 93

BAB VI PENUTUP………... 96

6.1 Kesimpulan………....………... 96

6.2 Saran……..………....………... 98

DAFTAR PUSTAKA………... 100

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan ... 56

Tabel 3. 2 Tabel Operasional Variable ... 60

Tabel 3. 3 Skala Likert ... 65

Tabel 4. 1 Informasi Umum Perusahaan ... 72

Tabel 5. 1 Hasil Uji Validitas Fasilitas ... 84

Tabel 5. 2 Hasil Uji Validitas Harga ... 85

Tabel 5. 3 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan ... 85

Tabel 5. 4 Hasil Uji Validitas Kepuasan Pelanggan ... 86

Tabel 5. 5 Hasil Uji Reabilitas ... 86

Tabel 5. 6 Uji Normalitas kolmogoro-smirnov ... 88

Tabel 5. 7 Tabel Uji multikolinearitas ... 88

Tabel 5. 8 Tabel Uji Heterokedastisitas ... 89

Tabel 5. 9 Tabel Regresi Linear Berganda... 89

Tabel 5. 10 Tabel Hasil Uji T... 90

Tabel 5. 11 Tabel Hasil Uji F ... 92

(13)

xii

Gambar 1. 1 Data Jumlah Penonton Bioskop ... 3

Gambar 3. 1 Desain Penelitian ... 59

Gambar 4. 1 Contoh Studio Bioskop ... 73

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 75

Gambar 4. 3 Oprasional Bioskop CGV Cinemas ... 78

Gambar 5. 1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin ... 80

Gambar 5. 2 Diagram karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 81

Gambar 5. 3 Diagram karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 82

(14)

1 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini semakin menigkatnya intensitas pekerjaan di daerah

perkantoran dan industri seperti kota bekasi membuat semakin tinggi pula tingkat

stress yang dialami oleh para pekerjanya. Penyebab strees bisa dikarenakan berbagai macam hal diantaranya pekerjaan yang tidak ada habisnya, tekanan kerja, serta jenuh terhadap rutinitas pekerjaan yang itu -itu saja. Hal ini seringkali menjadi pemicu stress di tempat kerja. Tidak hanya itu, masalah keluarga yang terkadang sering kali terbawa-bawa ditempat kerja juga menambah sederet daftar pemicu stress ditempat kerja. Bukan tidak mungkin, jika tidak ditangani dengan cepat tingkat stres yang semakin besar akan berakibat fatal. Dimulai dari menurunnya kinerja kerja, hingga hilangnya konsentrasi dan melakukan kesalahan yang berakibat fatal bagi perusahaan. Apabila sudah begitu, bukan hanya perusahaan saja yang dirugikan, Akan tetapi juga nama baik si pekerja yang akan tercoreng citra keprofesionalan dalam bekerja yang akan berdampak kurang baik nantinya.

Berbagai cara dilakukan oleh karyawan perusahaan untuk dapat menghilangkan strees, salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan mencari hiburan. Selain sebagai sarana untuk menghilangkan strees hiburan juga dapat dikatakan telah menjadi budaya dan kebutuhan bagi masyarakat. Dapat dikatakan

demikian karna tidak dapat di pungkiri lagi bahwa setiap manusia dari segala

kalangan, baik itu kalangan anak anak, remaja ataupun kalangan orang dewasa

melakukannya untuk mengisi waktu luang atau untuk sekedar menghilangkan rasa

(15)

Hiburan adalah segala sesuatu – baik yang berbentuk kata-kata, tempat,

benda, perilaku – yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau

sedih. (https://id.wikipedia.org/wiki/Hiburan).

Pada umumnya hiburan dapat berupa musik, film, opera, drama, ataupun

berupa permainan bahkan olahraga. Berwisata juga dapat dikatakan sebagai upaya

hiburan dengan menjelajahi alam ataupun mempelajari budaya. Mengisi kegiatan

di waktu senggang seperti membuat kerajinan, keterampilan, membaca juga dapat

dikatagorikan sebagai hiburan.

Hiburan juga dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang dirancang

untuk memberi kesenangan dan relaksasi kepada orang lain, dimana audience

bersifat pasif (one way communication). Perkembangan kebutuhan akan hiburan

dengan segala sarana dan prasarananya meningkat cukup pesat. Salah satu hiburan

yang di minati masyarakat adalah menonton film. Sarana hiburan yang hadir

untuk memfasilitasinya juga bermacam macam, salah satunya adalah cinema atau

lebih dikenal dengan bioskop. Bioskop merupakan wadah bagi masyarakat untuk

menikmati pertunjukkan film, dimana penonton mencurahkan segenap

perhatiannya dan perasaannya kepada gambar hidup yang disaksikan. Penonton

akan menyaksikan suatu cerita yang seolah tampak nyata di hadapannya. Bioskop

merupakan salah satu dari banyak alternatif seseorang untuk mencari hiburan.

Perkembangan industri bioskop baik nasional maupun global yang

semakin pesat membuat minat masyarakat Indonesia untuk menonton film

langsung di bioskop semakin meningkat. Hal ini dapat di buktikan dari semakin

meningkatnya jumlah film yang diproduksi serta jumlah pengguna jasa bioskop

(16)

Melalui data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) jumlah penonton film

bioskop di Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan dari kurun waktu 5

tahun terakhir .

Gambar 1.1

Data Jumlah Penonton Bioskop 5 Tahun

Sumber : (https://databoks.katadata.co.id/tags/bioskop).

Perkembangan industri bioskop baik nasional maupun global

menimbulkan persaingan bisnis bioskop yang semakin ketat. Salah satu

perusahaan bioskop terkemuka dan banyak diminati masyarakat Indonesia adalah

PT. Graha Layar Prima Tbk. atau yang lebih di kenal dengan CGV Cinemas

Indonesia, merupakan salah satu jaringan bioskop besar di Indonesia yang telah

mengembangkan portofolio bisnisnya. Perusahaan ini tercatat telah membuka 51

cabang di 24 kota Indonesia dengan total 321 layar. Jumlah judul film yang

tayang di CGV Cinemas Indonesia di sepanjang tahun 2018 tercatat sebanyak 438

0 10 20 30 40 50 60 2014 2015 2016 2017 2018 14 15.2 37.2 42.7 52.1

Penonton Bioskop 2014 - 2018 (dalam juta)

Data Jumlah Penonton Bioskop 5 Tahun Terakhir

(17)

judul, meningkat 13,17% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 387

judul.

Persaingan yang ketat juga didasari oleh keadaan dimana Indonesia

merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk nomer empat terbesar di

dunia, setelah Negara Negara China, India, Amerika Serikat. Menurut bapernas

jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sebesar 118,3 juta jiwa pada tahun 1971,

meningkat menjadi 146,7 juta jiwa pada tahun 1990, dan menjadi sebesar 205,1

juta jiwa pada tahun 2000, pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia

berjumlah 233,5 juta jiwa (Mulyadi, 2012 dalam Sudartono 2014:2).

Tidak mengherankan bila banyak Negara yang menggangap bahwa

Indonesia sebagai pasar yang potensial dan sangat menjanjikan. Maka

perusahaan-perusahaan sebagai penjual barang dan jasa baik perusahaan nasional

maupun perusahaan multinasional, berlomba-lomba masuk ke Indonesia untuk

dapat menguasai pasar potensial tersebut yang memiliki banyak pelanggan.

Dewasa ini untuk dapat terus bertahan dalam persaingan yang ketat,

perusahaan harus dapat mempertahankan pelanggan, cara terbaik untuk dapat

mempertahankan pelanggan dan merebut pangsa pasar adalah dengan memenuhi

kepuasan pelanggan. Tidak dapat dipungkiri kepuasan pelanggan merupakan hal

yang penting dalam menunjang sebuah bisnis, karena kepuasan pelanggan

berperan penting untuk mendapatkan keuntungan. Kepuasan pelanggan

berpengaruh untuk keberlangsungan suatu bisnis, apakah bisnis yang dibuat bisa

berlangsung lama ataupun kandas ditengah jalan. Ketika pelanggan mendapatkan

kepuasan dari produk/jasa yang ditawarkan maka kemungkinan besar dapat

(18)

tidak merasa puas dengan produk/jasa yang ditawarkan maka minat pelanggan

untuk membeli kembali produk/jasa yang ditawarkan menjadi rendah atau malah

beralih membeli produk pesaing. Menciptakan kepuasan pelanggan yang

berkelanjutan dan terus-menerus perlu dilakukan. Pencapaian kepuasan pelanggan

dapat diciptakan melalui peningkatan kualitas layanan, kualitas produk,

memaksimalkan strategi penetapan harga, dll.

Memuaskan kebutuhan pelanggan adalah keinginan setiap produsen atau

lembaga penyedia layanan jasa. Selain menjadi faktor penting bagi kelangsungan

hidup lembaga tersebut, memuaskan kebutuhan pelanggan dapat meningkatkan

keunggulan dalam persaingan. Pelanggan yang puas terhadap produk atau jasa

pelayanan cenderung untuk membeli kembali dan mengajak calon pelanggan baru

untuk menggunakan yang telah mereka rasakan kepuasan kinerja pelayanannya

Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan

yang puas. Sejalan dengan itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun

kerangka teoritikal guna menjelaskan determinan, proses pembentukan, dan

konsekunsi kepuasan pelanggan, Schnaars (1991 et al. 2016:205).

Pelanggan dikatakan puas apabila jasa atau produk yang diterima

pelanggan dapat memenuhi kebutuhan dan harapannya atau ekspektasi yang

dimiliki pelanggan sebelum mulai menggunakan produk atau jasa yang

ditawarkan. Konsumen akan membentuk ekspektasi mereka dari pengalaman

sebelumnya, atau dengan cara mempertanyakan kepada rekan atau teman yang

sudah membeli atau menggunakan produk yang sudah ditawarkan, serta informasi

atau iklan penawaran dari perusahaan tersebut, hal itu merupakan cara konsumen

(19)

berekspektasi terlalu tinggi, sedangkan produk atau jasa yang ditawarkan tidak

sesuai dengan penawaran di mata pelanggan maka pelanggan akan kecewa. Dan

sebaliknya apabila ekspektasi yang ditawarkan oleh perusahaan terlalu rendah

atau informasi yang didapat dari pelanggan lain yang tidak sesuai dengan harapan

pelanggan, maka pelanggan tidak akan tertarik dengan produk yang ditawarkan.

Mempertahankan pelanggan adalah tujuan setiap perusahaan agar dapat terus

menjalankan bisnisnya. Kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan

konsumen. Kotler (dalam Tjiptono 2016:44) .

Dalam usaha pemenuhan kepuasan pelanggan perusahaan yang bergerak di

industri bioskop harus mempertimbangkan tentang fasilitas yang di berikan pada

pelanggan. Hasil yang diperoleh dari interaksi pelanggan dengan fasilitas akan

berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Pelanggan yang ingin mencari

kenyamanan untuk menonton film di bioskop, akan lebih memilih bioskop dengan

desain dan konsepnya menarik yang juga ditunjang fasilitas bioskop yang

memadai.

Fasilitas merupakan bagian dari variabel pemasaran jasa yang memiliki

peranan cukup penting, karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak

jarang sangat memerlukan fasilitas pendukung dalam penyampaiannya. Fasilitas

merupakan sesuatu yang penting dalam usaha jasa, oleh karena itu fasilitas yang

ada yaitu kondisi fasilitas, desain interior dan eksterior serta kebersihan harus

dipertimbangkan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan

konsumen secara langsung. Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan fisik yang

memberikan kemudahan kepada konsumen untuk melakukan aktivitasnya

(20)

fasilitas adalah perlengkapan fisik yang disediakan oleh penyedia jasa untuk dapat

digunakan oleh pelanggan dalam melakukan aktivitasnya. Sumayang (2003 dalam

Sirait 2017:5).

Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan bioskop tersebut berbeda-beda

tergantung dengan kelas, harga dan waktu yang ditawarkan. Dengan berbagai

fasilitas di sediakan diharapkan pelanggan akan merasa nyaman selama menonton

film di bioskop. Penelitian terdahulu yang relevan dilakukan oleh Edi Haryanto

(2014) dalam artikel yang berjudul “Kualitas pelayanan, Fasilitas, dan Harga

Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Layanan Pada Kantor Samsat

Manado”. Menghasilkan kesimpulan bahwa fasilitas yang baik dan memudahkan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna jasa

layanan pada kantor samsat manado.

Penetapan harga juga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Harga

merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar pelanggan atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga merupakan hal menjadi pertimbangan utama dan pertama dari pelanggan sebelum membeli sebuah produk atau jasa. Oleh karena itu, perusahaan bioskop harus melakukan penetapan harga dengan tepat agar jasa yang ditawarkan terjual tepat sasaran. Perusahaan harus menetapkan harga sesuai dengan nilai yang diberikan dan dipahami calon pelanggan. Jika harganya ternyata lebih tinggi daripada nilai yang diterima, maka perusahaan kemungkinan akan kehilangan pelanggan, dan jika harganya ternyata terlalu rendah daripada nilai yang diterima, perusahaan tidak akan

(21)

Harga merupakan nilai uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan kepada

penjual atas barang atau jasa yang dibelinya. Dengan kata lain, harga adalah nilai

suatu barang yang ditentukan oleh penjual. Harga juga dapat diartikan sejumlah

uang yang dibebankan kepada konsumen untuk mendapatkan manfaat dari suatu

produk barang atau jasa yang dibeli dari penjual atau produsen. Penggunaan

istilah “harga” umumnya dipakai dalam kegiatan jual-beli suatu produk, baik itu

barang maupun jasa. Harga jual ditentukan oleh penjual dan mengambil

keuntungan dari harga tersebut, sedangkan konsumen mendapatkan kebutuhannya

dengan membayar produk tersebut dengan harga yang ditentukan. Harga

merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu barang atau jasa atau

jumlah dari nilai uang yang ditukar konsumen atas manfaat – manfaat karena

memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Kotler dan Armstrong

(2015:278).

Penelitian yang dilakukan oleh Andi Sularso dan Imam Suroso (2015) dalam

artikel yang berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan Harga dan Citra Merk Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Pos Ekspres di Kantr Pos

Bondowoso dan Situbondo”. Menghasilkan kesimpulan penetapan Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan di Kantor Pos

Bondowoso dan Situbondo.

Harga merupakan nilai dalam satuan mata uang atau alat tukar, yang

dibebankan kepada suatu produk/jasa tertentu. Dalam kenyataannya besar

kecilnya nilai atau harga itu tidak ditentukan oleh faktor fisik saja yang

diperhitungkan tetapi faktor faktor psikologis dan faktor faktor lain berpengaruh

(22)

Harga merupakan suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau

barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seorang

atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Oentoro, (2012 dalam

Sudaryono 2014:361).

Kenyataan bahwa semakin meningkatnya minat masyarakat dalam

menggunakan jasa bioskop untuk menonton film. Selain fasilitas dan harga,

kualitas pelayanan juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan memahami apa yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen dari kualitas pelayanan yang diberikan, maka akan

didapat suatu nilai tambah tersendiri bagi perusahaan. Kualitas pelayanan perlu

mendapat perhatian besar dari perusahaan penyedia jasa bioskop, karena kualitas

pelayanan mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan bersaing dan

tingkat keuntungan perusahaan. Pelayanan yang berkualitas berperan penting

dalam membentuk kepuasan konsumen, dan memenangkan persaingan, selain itu

juga erat kaitannya dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Semakin

berkualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan maka kepuasan yang

dirasakan oleh pelanggan akan semakin tinggi.

Penelitian sebelumnya yang relevan mengenai kualitas pelayanan terhadap

kepuasaan dilakukan oleh Lily Harjati dan Yurike Venesia (2015) dengan artikel

yang berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan dan Persepsi Harga Terhadap

Kepuasan Pelanggan Pada Maskapai Penerbangan Tiger Air Mandala”

Mengahasilkan kesimpulan tingkat kualitas layanan yang diberikan Tiger Air

Mandala kepada pelanggan adalah baik dan telah menyediakan penerbangan yang

(23)

Mandala puas akan kualitas layanan dan harga yang diberikan kepada pelanggan.

Kualitas Layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan

Pelanggan pada Tiger Air Mandala.

Kualitas Layanan merupakan elemen yang penting dalam sebuah bisnis,

Kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan nilai dari produk atau jasa yang

ditawarkan. Kualitas pelayanan jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan

dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan. Dalam pemasaran baik buruknya suatu layanan akan berpengaruh

terhadap kualitas produk atau jasa yang dihasilkan dan dipersepsikan pelanggan.

Sebuah bisnis dengan kualitas layanan yang tinggi maka akan memenuhi

kebutuhan pelanggan. Peningkatan kualitas layanan juga dapat meningkatkan

daya saing ekonomi. Kualitas layanan mendorong pelanggan untuk komitmen

kepada produk dan layanan suatu perusahaan sehingga berdampak kepada

peningkatan market share suatu produk. Kualitas layanan sangat krusial dalam

mempertahankan pelanggan dalam waktu yang lama. Perusahaan yang memiliki

layanan yang superior akan dapat memaksimalkan performa keuangan

perusahaan. Tjiptono, (2016:77).

Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh

suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun, Kotler (2016:43).

Kasus pada objek bioskop CGV BTC Mall Kota Bekasi ini hasil observasi

yang sangat sederhana dan dilakukan dengan rentan waktu yang cukup pendek,

peneliti melihat adanya kesan pengunjung bioskop memiliki tingkat kepuasan

(24)

Indonesia memiliki fasilitas, harga dan kualitas layanan yang relatif serupa meski

dengan desain dan konsep yang berbeda.

Penomena tersebut membuat peneliti merumuskan 3 faktor utama yang

mungkin mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan bioskop CGV Cinemas BTC

Mall Kota Bekasi yaitu Fasilitas, Harga, dan Kualitas Pelayanan ketiga faktor

tersebut bisa di katakan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen di bioskop

CGV Cinemas BTC Mall Kota Bekasi karena fasilitas yang baik dan nyaman akan

meningkatkan kepuasan pelanggan. Harga, berapa pun harga yang harus di bayar

pengunjung apabila sesuai dengan nilai yang diterima maka pelanggan cenderung

akan puas, Begitupun dengan kualitas pelayanan yang di berikan apabila sesuai

ekpetasi pengunjung maka kemungkinan pengunjung akan merasa puas terhadap

bioskop tersebut.

Bedasarkan fenomena pemaparan diatas peneliti akan mengadakan kajian

ilmiah tentang “Pengaruh fasilitas, harga, dan kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pelanggan bioskop CGV Cinemas BTC Mall Kota Bekasi”. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah fasilitas yang disediakan CGV Cinemas BTC Mall Kota Bekasi

memberikan dampak terhadap kepuasan pelanggan bioskop ?

2. Apakah harga tiket yang ditetapkan CGV Cinemas BTC Mall Kota Bekasi

memberikan dampak terhadap kepuasan pelanggan bioskop ?

3. Apakah kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak bioskop CGV Cinemas

(25)

1.3 Tujuan penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan dilatar belakang, maka yang

menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dan mengkaji pengaruh fasilitas yang disediakan oleh pihak

bioskop CGV Cinemas BTC Mall Kota Bekasi dan dampaknya terhadap kepuasan pelanggan.

2. Mengetahui dan mengkaji pengaruh harga yang ditetapkan oleh pihak bioskop

CGV Cinemas BTC Mall Kota Bekasi dampaknya terhadap kepuasan pelanggan.

3. Mengetahui dan mengkaji pengaruh kualitas pelayanan yang diberikan oleh

pihak bioskop CGV Cinemas BTC Mall Kota Bekasi akan dampaknya terhadap kepuasan pelanggan bioskop.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian karya ilmiah ini diharapkan akan memberi manfaat kegunaan

secara teoritis dan priktis kepada untuk berbagai pihak yang membaca :

1. Manfaat Teoritis

Semoga hasil kesimpulan daripada penelitian karya ilmiah ini akan menjadi

sarana pengembangan teori ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam manajemen

pemasaran yang selama ini diperoleh dibangku kuliah untuk kemudian

diterapkan pada dunia kerja.

2. Manfaat Praktis

Semoga pula hasil penelitian karya ilmiah akan dapat pula menjadi bahan

pertimbangan bagi para halayak yang membaca hasil karya ilmiah ini.

(26)

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi

penelitian-penelitian berikutnya sehingga mampu menyempurnakan penelitian-penelitian ini.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi yang akan dilakukan peneliti berdasarkan pada

aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh Program Studi Manajemen

Universitas Pelita Bangsa (Surya Bintarti, 2019: 38-48), sehingga dapat diuraikan

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dimana pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang,

perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian,

manfaat/kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Dimanapada bab ini menjelaskan tentang landasan teori meliputi

pengertian kompetensi dan indikatornya, pengertian motivasi dan

indikatornya, pengertian kinerja guru dan indikatornya, selanjtnya

menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang relevan dan

hipotesis.

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

Dimanapada bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat

dan waktu penelitian, kerangka konsep yang meliputi desain

penelitian dan deskripsi operasional variabel penelitian,

selanjutnya menjelaskan tentang populasi dan sampel, metode

(27)

pengolahan data kuantitatif dan tahap pengujian instrumen

penelitian.

BAB IV : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Dimanapada bab ini menjelaskan tentang obyek penelitian yang

meliputi visi, misi, target, sasaran, selanjutnya menjelaskan tentang

struktur organisasi yang terdiri dari gambar struktur organisasi

CGV mall kota bekasi.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dimanapada bab ini menjelaskan tentang hasil analisis data

meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi,

dan uji hipotesis, dijelaskan pula interpretasi data/pembahasan.

BAB VI : PENUTUP

Dimanapada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saranbagi

(28)

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Berbagai cara dilakukan oleh setiap produsen untuk dapat mendapatkan

kepuasan pelanggan, karna pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah

menciptakan para pelanggan yang puas akan jasa atau produk yang ditawarkan

oleh perusahaan. Menciptakan kepuasan pelanggan yang berkelanjutan dan

terus-menerus perlu dilakukan. Beberapa cara yang bisa dilakukan pengusaha untuk

mencapaian kepuasan pelanggan diantaranya melalui penerapan strategi

pemasaran yang baik, peningkatan kualitas layanan, meningkatkan fasilitas, serta

memaksimalkan strategi penetapan harga.

2.1.1 Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan menyeluruh, terpadu, dan terencana, yang

dilakukan oleh sebuah organisasi atau institusi dalam melakukan usaha agar

mampu mengakomodir permintaan pasar dengan cara menciptakan produk

bernilai jual, menentukan harga, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan saling

bertukar tawaran yang bernilai bagi konsumen, klien, mitra, dan masyarakat

umum.

Secara sederhana, definisi pemasaran lebih diidentikan dengan proses

pengenalan produk atau servis kepada konsumen yang potensial. Aspek-aspek

untuk pemasaran ini meliputi periklanan, public relation, promosi dan penjualan.

Dalam perusahaan, tujuan utama pemasaran adalah untuk memaksimalkan

(29)

suatu metode untuk mengenalkan keunggulan produk/jasa kepada calon

konsumen untuk selanjutnya ditawarkan agar menarik calon konsumen untuk

menggunakan produk/jasa tersebut.

Pemasaran adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan

jasa yang tepat kepada orang orang yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat

serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. (Assauri

2017:5).

2.1.2 Kepuasan Pelanggan

Dewasa ini kepuasan pelanggan menjadi fokus perhatian oleh hampir semua

pihak, baik pemerintah, pelaku bisnis, pelanggan dan sebagainya. Hal ini

disebabkan semakin baiknya pemahaman mereka atas konsep kepuasan pelanggan

sebagai strategi untuk memenangkan persaingan di dunia bisnis. Kepuasan

pelanggan merupakan hal yang penting bagi penyelenggara jasa, karena

pelanggan akan menyebarluaskan rasa puasnya kepada calon pelanggan baru,

sehingga akan menaikkan reputasi pemberi jasa.

2.1.2.1 Pengertian Kepuasan

Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” yang berarti

cukup baik atau memadai dan “facio” melakukan atau membuat.

Kepuasan bisa diartikan sebagai “upaya memenuhi sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai”. kepuasan dikatakan sebagai “the good

feeling that you have when you achieved something or when something that you wanted to happen does happen”, Oxford Advenced Learner’s

(2000 et al. 2016:204).

Dalam kajian literatur tentang kepuasan yang dilakukan Giese & Cote (2000

et. al 2016:204) mengidientifikasi 20 definisi yang diacu dalam riset kepuasan

(30)

(bahkan diantaranya saling tidak konsisten satu sama lain) kedua pakar dari

Washington State University ini menemukan kesamaan dalam tiga hal komponen

utama, yaitu :

1. Kepuasan merupakan respon (Emosional atau kongnitif).

2. Respon yang timbul menyangkut fokus tertentu (Ekspektasi, produk,

pengalaman konsumsi, dan seterusnya).

3. Respon yang timbul pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan

produk/jasa, berdasarkan penggalaman akumulatif, dan lain-lain).

Secara singkat kepuasan pelanggan terdiri atas tiga komponen yaitu respon

menyangkut fokus yang ditentukan pada waktu tertentu.

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan

telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal

ini dikarenakan mulai timbulnya kesadaran dari pelanggan untuk memenuhi

kepuasanya akan suatu jasa atau produk, disisi lain pihak pengusaha juga semakin

berusaha untuk dapat terus meningkatkat kepuasan pelanggan hal ini dilakukan

untuk terus mempertahankan pelanggan agar tidak pindah atau beralih ke produk

atau jasa pesaing. Persaingan yang semakin ketat, dimana semakin banyak

produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan,

menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan posisi pada kepuasan

pelanggan sebagai tujuan utama.

“Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun kerangka reoritikal guna menjelaskan determinan, proses pembentukan, dan konsekunsi kepuasan pelanggan”. Schnaars (1991 et al. 2016:205).

(31)

Stauss dan Nuehaus (1997 dalam Tjiptono 2016:212) membedakan tiga tipe

kepuasan berdasarkan kombinasi antara emosi-emosi spesifik terhadap penyedia

jasa, ekspektasi menyangkut kapabilitas kinerja masa depan pemasok jasa, dan

minat berperilaku untuk memilih lagi penyedia jasa bersangkutan. Tipe-tipe

kepuasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Demanding satisfaction

Tipe ini merupakan tipe kupuasan yang aktif. Relasi dengan penyedia jasa

diwarnai emosi positif, terutama optimisme dan kepercayaan. Berdasarkan

pengalaman fositif di masa lalu pelanggan pada tipe kepuasan ini berharap

bahwa penyedia jasa mampu memuaskan ekspektasi mereka yang semakin

meningkat di masa depan..

2. Stable Satisfaction

Pelanggan dalam tipe ini mempunyai memiliki tingkat aspirasi pasif dan

perilaku yang demanding. Emosi positifnya terhadap penyedia jasa bercirikan

steadiness dan trust dalam relasi yang terbina saat ini. Mereka meninginkan

segala sesuatunya tetap sama, berdasarkan penggalaman positif yang terbentuk

hingga saat ini, mereka bersedia melanjutkan relasi dengan penyedia jasa.

3. Resigned Customer Satisfaction

Pelanggan dalam tipe ini juga merasa puas. Namun, kepuasannya bukan

disebabkan oleh pemenuhan ekspektasi, namun lebih didasarkan pada kesan

realistis untuk berharap lebih. Perilaku pelanggan tipe ini cenderung pasif.

(32)

2.1.2.2 Pengertian Pelanggan

Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk nomer empat terbesar di dunia,

setelah Negara Negara China, India, Amerika Serikat. Menurut bapernas jumlah

penduduk Indonesia diperkirakan sebesar 118,3 juta jiwa pada tahun 1971,

meningkat menjadi 146,7 juta jiwa pada tahun 1990, dan menjadi sebesar 205,1

juta jiwa pada tahun 2000, pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia

berjumlah 233,5 juta jiwa Mulyadi (2012 dalam Sudartono, 2014).

Setiap hari semua penduduk memerlukan pangan, sadang dan papan.

Disamping kebutuhan setiap penduduk juga punya keinginan untuk memenuhi

kepuasannya. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, setiap

penduduk harus membeli, memakai dan mengkonsumsi berbagai kebutuhan

barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan yang paling dasar sampai

dengan kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya. Selain membeli penduduk

juga dapat membuat sendiri barang atau jasa yang dibutuhkan atau diinginkan

dengan catatan seluruh bahan baku yang dibutuhkan tersedia, namun penduduk

sering berfkir tentang mana yang lebih baik membuat atau membeli dari orang

lain. Dengan penduduk yang sedemikian besar, maka tidak mengherankan bila

setiap banyak Negara yang menggangap bahwa Indonesia sebagai pasar yang

potensial dan sangat menjanjikan. Maka perusahaan-perusahaan sebagai penjual

barang dan jasa baik perusahaan nasional maupun perusahaan multinasional,

berlomba-lomba masuk ke Indonesia untuk dapat menguasai pasar potensial

tersebut yang memiliki banyak pelanggan.

Pelanggan adalah seseorang yang membeli suatu produk atau menerima suatu

(33)

berkala untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Pelanggan bukan hanya

orang yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, namun pelanggan juga

adalah orang yang memiliki rasa ingin dipuaskan dan merupakan bagian

terpenting dalam jalannya sebuah perusahaan. Kepuasan pelanggan merupakan

respon yang begitu emosional dari para pelanggan dan merupakan evaluasi

terhadap pengalaman saat mereka menggunakan suatu produk. Secara umum

pelanggan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Pelanggan Internal

Pelanggan internal adalah idividu yang bertempat atau berlokasi di dalam

perusahaan yang umumnya memiliki andil atau penggaruh terhadap kinerja

perusahaan, Contohnya : Pegawai kantor dan karyawan produksi.

2. Pelanggan Eksternal

Pelanggan Eksternal adalah konsumen akhir dari suatu produk atau jasa yang

dihasilkan oleh perusahaan.

3. Pelanggan Antara

Pelanggan antara adalah pelanggan yang berperan antara produsen dan

konsumen akhir. Contoh : Retailer dan dealer motor.

2.1.2.3 Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah ketika pelanggan dapat memenuhi kebutuhan dan

harapannya akan suatu jasa atau produk yang di tawarkan perusahaan sesuai

dengan ekspektasi yang dimiliki pelanggan sebelum mulai menggunakan produk

(34)

penilaian terhadap sebuah fitur produk atau jasa. Konsumen akan membentuk

ekspektasi mereka dari pengalaman sebelumnya, atau dengan cara

mempertanyakan kepada rekan atau teman yang sudah membeli atau

menggunakan produk yang sudah ditawarkan, serta informasi atau iklan

penawaran dari perusahaan tersebut. Apabila perusahaan berekspektasi terlalu

tinggi, sedangkan produk atau jasa yang ditawarkan tidak sesuai dengan

penawaran di mata pelanggan maka pelanggan akan kecewa. Dan sebaliknya

apabila ekspektasi yang ditawarkan oleh perusahaan terlalu rendah atau informasi

yang didapat dari pelanggan lain yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan,

maka pelanggan tidak akan tertarik dengan produk yang ditawarkan.

Dewasa ini kepuasan pelanggan menjadi fokus perhatian oleh hampir semua

pihak, baik pemerintah, pelaku bisnis, pelanggan dan sebagainya. Hal ini

disebabkan semakin baiknya pemahaman mereka atas konsep kepuasan pelanggan

sebagai strategi untuk memenangkan persaingan di dunia bisnis. Kepuasan

pelanggan merupakan hal yang penting bagi penyelenggara jasa, karena

pelanggan akan menyebarluaskan rasa puasnya kepada calon pelanggan baru,

sehingga akan menaikkan reputasi pemberi jasa.

Kepuasan pelanggan merupakan respon konsumen evaluasi persepsi

terhadap perbedaan antara ekspektasi awal (atau standard kinerja tertentu) dan

kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah konsumsi produk. Tse &

Wilton (1989 et al. 2016:206).

“Kepuasan pelanggan merupakan hasil pembelian dan pemakaian yang didapatkan dari perbandingan yang dilakukan oleh pembeli atas reward dan biaya pembelian dengan konsekuensi yang diantisipasi. Secara oprasional, kepuasan serupa dengan sikap, dimana penilaiannya didasarkan pada berbagai atribut”. Churchill & Surprenant (1982 et al 2016:207).

(35)

Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk/jasa

akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Hal ini ditunjukan pelanggan

setelah proses pembelian. Apabila pelanggan merasa puas, maka dia akan

menunjukan besarnya kemungkinan untuk membeli kembali produk yang sama.

Pelanggan yang puas juga cenderung akan memberikan referensi yang baik

terhadap produk/jasa kepada orang lain.

Kepuasan pelanggan sangatlah sederhana. Seorang pelanggan merasa puas jika

kebutuhannya, secara nyata atau hanya anggapan, terpenuhi atau melebihi

harapannya. Menciptakan kepuasan pelanggan yang berkelanjutan dan

terus-menerus perlu dilakukan. Pencapaian kepuasan pelanggan dapat diciptakan

melalui peningkatan kualitas pelayanan dengan beberapa pendekatan. Memuaskan

kebutuhan pelanggan adalah keinginan setiap produsen atau lembaga penyedia

layanan jasa. Selain menjadi faktor penting bagi kelangsungan hidup lembaga

tersebut, memuaskan kebutuhan pelanggan dapat meningkatkan keunggulan

dalam persaingan. Pelanggan yang puas terhadap produk atau jasa pelayanan

cenderung untuk membeli kembali dan mengajak calon pelanggan baru untuk

menggunakan yang telah mereka rasakan kepuasan kinerja pelayanannya.

Kepuasan pelanggan merupakan hal yang penting bagi penyelenggara jasa, karena

pelanggan akan menyebarluaskan rasa puasnya kepada calon pelanggan baru,

sehingga akan menaikkan reputasi pemberi jasa. Pelanggan dikatakan puas

apabila jasa atau produk yang diterima pelanggan dapat memenuhi kebutuhan dan

harapannya atau ekspektasi yang dimiliki pelanggan sebelum mulai menggunakan

(36)

Kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan mempunyai konsekuensi perilaku

berupa komplain atau loyalitas pelanggan, sehingga apabila suatu perusahaan

dapat memperhatikan segala hal yang dapat membentuk kepuasan pelanggan,

maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan secara keseluruhan akan terbentuk.

”Gerakan atau kampanye pelanggan dilandasi pula pada gagasan bahwa pelanggan yang puas cenderung lebih loyal, tidak mudah tergoda untuk beralih ke pemasok yang menawarkan harga lebih murah dan berpotensi menyebarluaskan pengalaman profit-nya kepada orang lain”. Tjiptono (2016:55).

Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan

memantau kepuasan pelanggan (juga pelanggan perusahaan pesaingan). Kotler

(1994 dalam Tjiptono 2016:41-42) mengemukakan ada empat metode untuk

mengukur kepuasan, yaitu :

1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (Customer Oriented)

perlu memberikan kesepatan seluas luasnya bagi para pelanggannya untuk

menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang bisa

digunakan meliputi kotak saran yang diletakan di tempat tempat strategis

(yang mudah dijangkau atau dilewati pelanggan), menyediakan kartu

komentar (yang bisa diisi langsung oleh ataupun dikirim via pos kepada

perusahaan), dan menyediakan saluran telepon khusus (customer bot lines).

Informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru

dan masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga memungkinkan

untuk memberikan respon secara cepat dan tanggap terhadap setiap masalah

(37)

keluhannya. Bisa saja mereka langsung beralih pemasok dan tidak akan

membeli lagi jasa perusahaan.

2. Survei Kepuasan Pelanggan

Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik

secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda (signal)

positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan

berbagai cara, di antaranya :

a. Directly reported satisfaction yaitu pengukuran dilakukan secara langsung

melalui pertanyaan.

b. Derived dissatisfication yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan

menyangkut dua hal utama, yakni besarnya harapan pelanggan terhadap

atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan.

c. Problem analisys. Menjadikan pelanggan sebagai responden dan diminta

untuk mengumpulkan masalah-masalah yang dihadapi berkaitan dengan

perusahaan, yang kedua memberikan saran-saran untuk melakukan

perbaikan.

d. Importance performance analisys, dalam teknik ini responden diminta untuk

merangking berbagai elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat

pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu responden juga diminta

merangking seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing- masing

elemen/atribut tersebut.

(38)

Teknik ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (ghost

shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial

produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut menyampaikan

temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan

pesaing berdasarkan penggalaman mereka dalam pembelian produk-produk

tersebut. Selain itu ghost shopper juga dapat mengamati atau menilai cara

perusahaan dan pesaingnya dalam menjawab pertanyaan pelanggan dan

menangani setiap keluhan.

4. Lost customer analysis.

Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang sudah berhenti

membeli atau yang telah beralih pemasok. Yang diharapkan adalah akan

diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini akan

sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya

dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Mempertahankan pelanggan adalah tujuan setiap perusahaan agar dapat terus

menjalankan bisnisnya. Kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan

konsumen. Kotler (2011 dalam Diputri, 2015) . Indikator Kepuasan konsumen

dapat dilihat dari :

1. Re-purchase : membeli kembali, dimana pelanggan tersebut akan kembali

kepada perusahaan untuk mencari barang/jasa.

2. Menciptakan Word-of-Mouth : Dalam hal ini, pelanggan akan mengatakan

hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain

3. Menciptakan Citra Merek : Pelanggan akan kurang memperhatikan merek dan

(39)

4. Menciptakan keputusan pembelian pada perusahaan yang sama : Membeli

produk lain dari perusahaan yang sama.

2.1.3 Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan nilai dari produk atau jasa

yang ditawarkan. Dalam pemasaran baik buruknya suatu layanan akan

berpengaruh terhadap kualitas produk atau jasa yang dihasilkan dan dipersepsikan

pelanggan.

2.1.3.1 Pengertian Kualitas

Kualitas merupakan kemampuan produk atau jasa memenuhi kebutuhan

pelanggan. Kualitas dalam industri jasa pelayanan adalah suatu penyajian produk

atau jasa sesuai ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan diharapkan oleh

konsumen. Kualitas disebut baik jika penyedia jasa memberikan pelayanan yang

setara dengan yang diharapkan oleh pelanggan.

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang mempengaruhi atau melebihi

harapan. Sugiarto (2003 dalam Prasastono & Pradapa, 2014).

Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat relatif tergantung dari

perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri–ciri dan spesifikasi. Pada

dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain:

persepsi konsumen, produk atau jasa, dan proses. Untuk yang berwujud barang,

ketiga orientasi ini hampir selalu dapat dibedakan dengan jelas, tetapi untuk jasa,

produk dan proses mungkin tidak dapat dibedakan dengan jelas, bahkan bisa

(40)

Menurut Garvin (1998 et al. 2016:117) Perspektif kualitas bisa di

klasifikasikan dalam lima kelompok: transcendental approach, product-based

approach, usser-based approach, manufacturing-based approach, dan value-based approach.

1. Transcendental approach, Memandang kualitas sebagai innate excellented,

yaitu sesuatu yang bisa dirasakan atau diketahui, namun sukar didefinisikan,

dirumuskan atau dioprasionalisasikan. Persfektif ini menegaskan bahwa orang

hanya bisa belajar memahami kualitas melalui pengalaman yang didapatkan

dari eksposur berulang kali.

2. Product-based approach, Perspektif yang mengasumsikan bahwa kualitas

merupakan karakteristik atau atribut obyektif yang dapat dikuantitatifkan dan

dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas menunjukan perbedaan dalam jumlah

beberapa unsure atau atribut yang dimiliki produk.

3. User- based approach, Perspektif yang didasarkan pada pemikiran bahwa

kualitas dilihat tergantung pada orang yang menilainya (eyes of the beholder),

sehinggan produk yang paling memuaskan prefrensi seseorang nilainya

merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Produk yang dinilai

berkualitas oleh individu tertentu belum tentu dinilai sama oleh individu lain.

4. Manufacturing-based approach, Perspektif yang bersifat supply-based dan

lebih berfokus pada praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta

mengidientifikasi kualitas sebagai kesesuaian atau kecocokan dengan

persyaratan (conformance of requirements).

5. Value-bassed approach, Perspektif yang memandang kualitas dari aspek nilai

(41)

dengan harga, kualitas didefinisikan sebagai affordable excellence. Kualitas

dalam perspektif ini bersipat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas

paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi, yang

paling bernilai adalah barang yang paling tepat di beli (best-buy).

Kualitas memiliki berbagai manfaat salah satunya adalah dapat

mempengaruhi kepuasan pelanggan, karena kualitas berkaitan erat dengan

kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan dorongan khusus bagi para pelanggan

untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan

perusahaan. Ikatan emosional ini memungkinkan perusahaan untuk memahami

dengan seksama harapan dan kebutuhan spesifik pelanggan. Dengan kesimpulan

ini maka penting bagi seorang pengusaha untuk mempertahankan kualitas produk

atau jasa yang di tawarkannya.

Menurut Tjiptono (2016:77) kualitas memiliki delapan dimensi

pengukuran yang terdiri atas aspek–aspek sebagai berikut:

1. Kinerja (performance) Meliputi merek, atribut–tribut yang dapat diukur, dan

aspek aspek kinerja individu.

2. Keragaman Produk (features) Keragaman produk biasanya diukur secara

subjektif oleh masing–masing individu (dalam hal ini konsumen) yang

menunjukkan adanya perbedaan kualitas suau produk (jasa).

3. Keandalan (reliability) Keandalan suatu produk yang menandakan tingkan

kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk.

4. Kesesuaian (conformance) Kesesuaian suatu produk dalam industri jasa

(42)

kesalahan yang terjadi, keterlambatan yang tidak dapat diantisipasi, dan

bebarapa kesalahan lain.

5. Ketahanan atau Daya Tahan (durability) Secara teknis ketahanan didefinisikan

sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh seseorang sebelum mengalami

penurunan kualitas. Secara ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia

ekonomis suatu produk dilihat dari jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum

terjadi kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.

6. Kemampuan Pelayanan (serviceability) Kemampuan pelayanan bisa juga

disebut dengan kecepatan, kompetisi, kegunaan, dan kemudahan produk untuk

diperbaiki.

7. Estetika (aesthetics) Estetika suatu produk dilihat dari bagaimana suatu

produk terdengar oleh konsumen, bagaimana penampilan luar suatu produk,

rasa, maupun bau.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) Konsumen tidak selalu

mendapat informasi yang lengkap mengenai atribut–atribut produk (jasa).

Namun umumnya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak

langsung.

2.1.3.2 Pengertian Pelayanan

Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sebagai

suatu usaha untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan

orang lain. Pelayanan merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang

ditawarkan sebagai pelengkap dari produk/jasa yang dijual.

“Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut”. Kotler & Keller (2012 et al. 2016:13).

(43)

Pelayanan merupakan “something which can be bought and sold but which

you cannot drop on your feet”. Gumesson (1987 et al. 2016 :13).

Definisi ini menekankan bahwa pelayanan dapat dipertukarkan namun kerap

kali sulit dialami atau dirasakan secara fisik.

Pelayanan dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan hal pemberian

kepuasaan terhadap pelanggan, Pelayanan dengan mutu yang baik dapat

memberikan kepuasaan yang baik pula bagi pelanggannya, sehingga pelanggan

dapat lebih merasa diperhatikan akan keberadaanya oleh pihak perusahaan.

Menurut Tjiptono (2016:46) dalam literatur manajemen dijumpai setidaknya

tiga lingkup definisi konsep pelayanan (service), yaitu:

1. Pelayanan menggambarkan berbagai sub-sektor dalam kategorisasi aktifitas

ekonomi, seperti transportasi, finansial, perdagangan ritel, personal services,

kesehatan, pendidikan, dan layanan publik.

2. Pelayanan dipandang sebagai produk Intangible yang hasilnya lebih berupa

aktifitas ketimbang objek fisik, meskipun dalam kenyataannya bisa saja

produk fisik dilibatkan.

3. Pelayanan merefleksikan proses yang mencakup penyampaian produk utama,

interaksi personal, kinerja, serta pengalaman layanan. Pelayanan dapat juga

dipandang sebagai sistem yang terdiri dari dua komponen utama, yakni oprasi

pelayanan yang kerap kali tidak tampak atau diketahui keberadaannya

oleh pelanggan dan penyampaian pelayanan yang biasanya tampak (visible)

(44)

2.1.3.3 Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas Layanan (service quality) merupakan suatu elemen yang penting

dalam sebuah bisnis, Kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan nilai dari

produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam pemasaran baik buruknya suatu layanan

akan berpengaruh terhadap kualitas produk atau jasa yang dihasilkan dan

dipersepsikan pelanggan. Sebuah bisnis dengan kualitas layanan yang tinggi maka

akan memenuhi kebutuhan pelanggan. Peningkatan kualitas layanan juga dapat

meningkatkan daya saing ekonomi. Kualitas layanan mendorong pelanggan untuk

komitmen kepada produk dan layanan suatu perusahaan sehingga berdampak

kepada peningkatan market share suatu produk. Kualitas layanan sangat krusial

dalam mempertahankan pelanggan dalam waktu yang lama. Perusahaan yang

memiliki layanan yang superior akan dapat memaksimalkan performa keuangan

perusahaan.

Dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan perusahaan harus sebisa

mungkin menciptakan keunggulan kualitas pelayanan (Service exellence).

Kepuasan pelanggan dapat dicapai dengan memahami dan meningkatkan proses

operasional, mengidentifikasi masalah-masalah dengan cepat dan sistematis,

membangun pengukuran kinerja layanan yang akurat dan dapat diandalkan serta

mengukur tingkat kepuasan pelanggan dan hasil kinerja lainnya.

Pelayanan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh salah satu pihak yang

dapat diberikan kepada pihak lain yang tidak berwujud dan tidak menghasilkan

kepemilikan apapun. Kotler dan Keller (2014 dalam Tjiptono 2016:75).

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara

(45)

terima/peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan

terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen

dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan

purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan

menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat

dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar

dapat terus hidup.

Kualitas pelayanan jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan. Tjiptono, (2016:77).

Kualitas pelayanan merupakan konsep yang terdiri dari lima dimensi, yaitu

tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empaty. Lima dimensi ini

sangat berperan dalam membentuk tingkat kepuasan pelanggan. Tjiptono,

(2016:77).

1. Dimensi tampilan fisik (tangible) yang diberikan perusahaan kepada

pelanggan seperti fasilitas fisik, perlengkapan, keramahan pegawai akan

mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. Semakin konsumen merasakan

nilai tangible yang diberikan perusahaan semakin meningkatkan kepuasan

pelanggan tersebut

2. Dimensi kehandalan (reliability) dari pelayanan yang diberikan oleh

perusahaan dalam bentuk kecepatan, keakuratan dan memuaskan akan

berdampak pata tingginya tingkat kepuasan mereka terhadap produk

(46)

3. Dimensi daya tanggap (responsiveness) para karyawan perusahaan dalam

melayani pelanggan. Ketika pelayanan yang baik yang diberikan oleh para

karyawan akan terbentuk hubungan kekeluargaan. Hal ini akan berdampak

pada kepuasan pelanggan terhadap perusahaan.

4. Dimensi jaminan (assurance) mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan

dan sifat dapat dipercaya karyawan terhadap konsumen. Nilai yang terhantar

akan memberikan kepuasan pelanggan

5. Dimensi empati (empathy) mencakup hubungan komunikasi, perhatian dan

pemahaman kebutuhan konsumen. Jika konsumen merasa bahwa para

karyawan perusahaan dapat memberikan empati kepada konsumen maka

mereka tidak lagi merasa ragu untuk tetap mengkonsumsi jasa yang diberikan.

Hal ini akan membentuk kepuasan pelanggan.

2.1.4 Harga

Penting bagi seorang pengusaha untuk memperhatikan harga, karena dalam

persaingan usaha, harga yang ditawarkan oleh pesaing bisa lebih rendah dengan

kualitas yang sama atau bahkan dengan kualitas yang lebih baik. Harga

merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari

memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh

pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk

satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Harga adalah salah satu faktor

yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli produk disamping kualitas

produk, merek dan sebagainya, oleh sebab itu peritel hendaknya menetapkan

(47)

pendek dan jangka panjang. Sedangkan harga sangat menentukan atau

mempengaruhi permintaan pasar.

Harga adalah nilai yang disebutkan dalam mata uang (dolar=$) atau

modium moneter lainya sebagai alat tukar. Etzel (2008 dalam Sunyoto,

2014:130).

Harga merupakan suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau

barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seorang

atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Oentoro, (2012 dalam

Sudaryono 2014:361).

Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan pada suatu produk

tertentu. Perusahaan menetapkan harga pada berbagai cara. Pada perusahaan kecil,

harga sering kali ditetapkan oleh manajemen puncak.

“Pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi atau manajer lini produk. Bahkan dalam perusahaan ini, manajemen pusat menyusun tujuan dan kebijakan dalam penetepan harga umum dan sering kali menyetujui harga yang diusulkan manajemen tingkat bawah” Kotler (2008 dalam Suntoyo, 2014:131).

Persaingan usaha yang semakin ketat sekarang ini dan semakin banyaknya

usaha usaha baru yang bergerak di bidang yang sama, menuntut perusahaan dapat

menentukan harga terhadap produk atau jasa yang mereka jual dengan tepat.

Persaingan harga sangat mempengaruhi bertahan atau tidaknya suatu perusahaan

menghadapi para pesaingnya. Harga merupakan sejumlah uang yang ditagihkan

atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan

untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau

jasa.

“Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang/jasa. Harga merupakan satuan moneter atau

Gambar

Tabel 3.3  Skala Penilaian Likert
tabel  pada  taraf  signifikan  5%  yakni  sebesar  0,196.  Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa seluruh butir pernyataan tersebut valid
Tabel 5.5  Hasil Uji Reabilitas
Tabel 5.10  Hasil Uji t                 Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig
+2

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, dan atas perhatiannya kami ucapkan terima

Buol Tahun Anggaran 2013 akan melaksanakan Seleksi Sederhana dengan Prakualifikasi untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi sebagai berikut :.. Paket

Scanned

Kementerian Perhubungan akan melaksanakan pengadaan barang/jasa sumber dana APBN Tahun Anggaran 2013 melalui Metode Seleksi Umum yang akan dilaksanakan oleh Satuan

A study of the international marketing strategies of education institutions in key supplier countries has highlighted the importance of information technology as a potential source

A study by Kinner & Coombs (1995) of courses taught through Rochester Institute of Technology also found that the text-only feature of present computer conferencing equalizes

Berdosorksn Surut Usulon Pemenong oleh Kelompok Kerio Dinus2. Keloulun dun Perikgilgn Knbuputen Simeulue tonggul 08 April

Pekerjaan : Rehab Gedung Perpustakaan Pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura Tahun Anggaran 2012.. Nilai HPS