CONSTRAINTS AND EFFORTS TO MANAAGE WATER RESOURCES
IN THE VILLAGE OF BULASAT SOUTH PAGAI SUBDISTRICT
MENTAWAI ISLANDS REGENCY
By :
Hande Ventri Galingging1 Slamet Rianto2 Nefilinda3
1
Students Geography Education STKIP PGRI West Sumatra 2.3
The teaching staff of Geography Education STKIP PGRI West Sumatra
ABSTRACT
This study aims to describe and analyze the constraints and efforts to manage water resources in the village Bulasat District of South Pagai Mentawai Islandsseen from : 1) the condition of the availability of clean water, 2) water management constraints, 3) water management efforts and, 4) public awareness in maintaining a clean water source Bulasat Village District of South Pagai Mentawai Islands.
This type of research is qualitative. Data obtained by conducting interviews, observation and documentation. types of data are secondary data and primary data. Determination informant technique was by purposive sampling. data analysis techniques, namely with data reduction, data presentation, verification to the reporting process.
The results showed as follows: 1) the condition of the availability of clean water is insufficient in the system of provision, such as distribution or distribution kepemukiman and houses of citizens yet, but a clean water source sufficient as the river that can be used, 2) obstacles encountered in water management clean namely supply system that is only made for the temporary and topography regions that do not support and also the attitude of the local community, 3) efforts to clean water management is done with the procurement of equipment shelters and manufacture PAM mini with the aim to meet the needs of water, 4) public awareness in maintaining clean water is still good.
Keyword : Constrainst and efforts, Manaage, water resources
KENDALA DAN UPAYA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERSIH
DI DESA BULASAT KECAMATAN PAGAI SELATAN
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
Oleh :
Hande Ventri Galingging1 Slamet Rianto2 Nefilinda3
1
Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2.3
Staf pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa tentang kendala dan upaya pengelolaan sumber daya air bersih di Desa Bulasat Kecamatan Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai dilihat dari : 1) kondisi ketersediaan air bersih, 2) kendala pengelolaan air bersih, 3) upaya pengelolaan air bersih dan, 4) kesadaran masyarakat dalam memelihara sumber air bersih di Desa Bulasat Kecamatan Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Jenis data yaitu data sekunder dan data primer. Teknik penentuan informan adalah secara purposive sampling. Teknik analisa data yaitu dengan reduksi data, penyajian data, verifikasi hingga proses pembuatan laporan.
Hasil penelitian menunjukan sebagai berikut : 1) kondisi ketersediaan air bersih kurang mencukupi dalam sistem penyediaannya seperti penyaluran atau pendistribusiannya kepemukiman dan rumah-rumah warga belum ada, tapi sumber air bersih mencukupi seperti adanya sungai yang bisa dimanfaatkan, 2) kendala yang dihadapi dalam pengelolaan air bersih yaitu pembuatan sistem penyediaan yang hanya dibuat untuk sementara serta keadaan topografi wilayah yang tidak mendukung dan juga sikap dari masyarakat setempat, 3) upaya pengelolaan air bersih dilakukan dengan pengadaan alat penampungan dan pembuatan PAM mini dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan air, 4) kesadaran masyarakat dalam memelihara air bersih masih baik.
Kata Kunci : kendala dan upaya, pengelolaan, sumber daya air
Pendahuluan Realita hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari alam dan lingkungannya, karena hal
tersebut merupakan hubungan mutualisme dalam tatanan keseimbangan alam dan kehidupannya. Pada umumnya manusia bergantung pada alam dan atau lingkungan sekitar yaitu berupa sumber daya alam (SDA) yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air dan udara. Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik seperti hewan, tumbuhan dan mikro organisme tetapi juga komponen abiotik seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air dan tanah.
Menurut Haget dan Katili dalam Banowati (2013 : 35), menyatakan bahwa sumber daya merupakan suatu
kemampuan untuk memenuhi atau
menangani sesuatu, dapat sebagai sumber persediaan, penunjang dan sarana yang dihasilkan oleh kemampuan maupun dari pemikiran seseorang. Sumber daya adalah
sejumlah komponen material dari
lingkungan, ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat untuk
mencukupi kebutuhan manusia yang
meliputi masa dan energi, benda biologis dan nonbiologis yang merupakan faktor
produksi yang dapat dimobilisasikan
dalam suatu proses produksi atau aktivitas ekonomi seperti modal, tenaga manusia, energi, air, mineral dapat ditetapkan sebagai keseluruhan persediaan (totol
stock). persediaan atau stock ini dapat
menjadi sumber daya bilamana dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya alam yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber daya yang dapat diperbaharui, bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat. Air merupakan kebutuhan dasar bagi seluruh kehidupan makhluk hidup dan air tidak dapat digantikan dengan substansi lain.
Air adalah dasar untuk lingkungan yang subur dan mendukung sebagian besar kegiatan manusia antara lain pertanian, industri dan rumah tangga. Selain itu air tidak terbagi merata di atas planet kita dan tidak selalu tersedia saat diperlukan. Ketersediaan air semakin didesak oleh
penduduk dunia yang semakin bertambah
sehingga ketersediaan air perkapita semakin mengecil dan mutunya semakin menurun. Akibatnya perubahan curah hujan, baik pemusim maupun pada jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan, banjir dan bencana ekologis yang berdampak pada jutaan orang, (Hermon, 2010 : 62).
Negara berkembang merupakan tempat berdiamnya sebagian besar penduduk bumi.
Orang-orang yang menempati ini harus
mendapatkan sumber daya air yang layak dan kalau mereka mengingini ekonomi mereka
berkembang dan berindustrialisasi, maka
masalah-masalah yang kini ada harus
disembuhkan. Namun bagaimanapun masalah persediaan air tidak dapat ditangani secara terpisah dari masalah lain. Buangan air yang tidak layak dapat mencemari sumber air, dan sering kali tidak teratasi. Ketersediaan dalam layanan pokok
sistem saluran hujan yang kurang baik,
pembuangan limbah padat yang jelek juga dapat menyebabkan hidup orang sengsara.
Indonesia sebagai negara berkembang dan
mempunyai penduduk yang padat sangat
membutuhkan ketersediaan air bersih untuk kepentingan masyarakatnya. Namun negara ini juga terletak di daerah tropis yang memiliki sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non-hayati yang termasuk di dalamnya adalah air.
Kesadaran masyarakat dalam menghemat air dan menjaga kebersihan lingkungan hidup masih sangat rendah, hal ini mengakibatkan ketersediaan air bersih terus berkurang. Kondisi ini menjadi salah satu kendala bagi masyarakat di setiap daerah yang ada di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan satu dari sekian pulau di indonesia yang terletak di provinsi Sumatera Barat dan berjarak 100 KM di sebelah Barat pantai pulau Sumatera. Terdiri dari 4 buah pulau besar yang didiami penduduk yaitu pulau Siberut di bagian Utara sebagai pulau terbesar, pulau Sipora di bagian Tengah, pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan di bagian Selatan. Semuanya terletak pada 90° 35ʹ - 100° 32ʹ BT dan 0° 50ʹ - 30° 21ʹ 15ʺ BT.
Masyarakat kabupaten Kepulauan Mentawai kebanyakan mengkonsumsi air permukaan, air hujan, air sumur gali dan air sungai yang tidak terlindung. Dalam produk domestik regional bruto (PDRB) kabupaten Kepulauan Mentawai distribusi air bersih di daerah ini memiliki persentase yang sangat tidak mendukung untuk ketersediaan air bersih.
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal 25 Juni 2016, di Kecamatan Pagai Selatan khususnya di Desa Bulasat, didapatkan data bahwa banyak masyarakat yang terkendala untuk
mendapatkan air bersih. Banyak
masyarakat memanfaatkan air hujan untuk
dikonsumsi dan untuk kebutuhan
sehari-hari. Ketika musim kemarau tiba masyarakat memanfaatkan sungai untuk
memenuhi kebutuhan air bersih.
Kurangnya pengelolaan air bersih seperti kurangnya pemanfaatan sumber daya sungai, pelestariannya, hingga pembuatan penampungan dan penyaluran air bersih yang tersedia pada pemukiman masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Serta tidak meratanya pembuatan saluran air bersih di Desa tersebut merupakan
masalah tersendiri bagi masyarakat
setempat.
Sungai adalah aliran air secara alami yang dimulai dari hulu yaitu dari pegunungan hingga sampai hilir yang bermuara kelaut. Sungai yang sering dimanfaatkan di Desa Bulasat adalah batang sungai tiri soumang dan anak sungainya. Sungai batang Tiri Soumang ini berhulu dari pegunungan dan bermuara di muara Bulasat.
Banyaknya sampah yang mencemari mata air yang berada didekat pemukiman masyarakat, juga merupakan salah satu peyebab berkurangnya sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat. Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam memelihara dan
menjaga lingkungan sekitarnya
menyebabkan banyaknya sampah-sampah plastik yang dibuang di dalam sungai tersebut.
Di Desa Bulasat sudah terdapat beberapa saluran air yang sudah dibuat
untuk mengalirkan air bersih di
pemukiman dan di rumah-rumah
masyarakat. Namun, belum merata
disemua tempat di Desa Bulasat, bahkan lebih banyak masyarakat yang tidak mendapatkan dan menikmati fasilitas tersebut.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana kondisi ketersediaan air bersih di Desa Bulasat Kecamatan Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang mana banyaknya keluhan masyarakat tentang adanya hambatan untuk mendapatkan air bersih dengan mudah. Oleh karena itu penelitian ini nantinya akan penulis tuangkan dalam sebuah judul penelitian “Kendala dan Upaya Pengelolaan
Sumber Daya Air Bersih di Desa Bulasat Kecamatan Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai”.
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang : 1) kondisi ketersediaan air bersih, 2) kendala pengelolaan air bersih, 3) upaya pengelolaan air bersih dan 4) kesadaran masyarakat dalam memelihara sumber air bersih di Desa Bulasat Kecamatan Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Metodologi Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang dicapai, maka jenis penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha
mengungkapkan, menganalisis data tentang
kendala dan upaya pengelolaan air bersih di Desa Bulasat dari masyarakat setempat. Menurut Sugyono (2009 : 14), menyatakan penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), serta disebut juga metode etnografi, karena pada awalnya penelitian ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi sosial yang disebabkan karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
Kualitatif merupakan penelitian yang
mendeskripsikan dan menganalisa
masalah-masalah yang terjadi di dalam
masyarakat. Penelitian ini menganalisa tentang Kendala dan Upaya Pengelolaan Air Bersih di
Desa Bulasat Kecamatan Pagai Selatan
Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bulasat Kecamatan Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan objek penelitian kendala dan upaya pengelolaan air bersih. Dengan subjek penelitian yaitu masyarakat yang berada di Desa Bulasat yang masih terkendala dan yang
belum mendapatkan akses air bersih. Data yang digunakan yaitu Data Sekunder dan data Primer. Teknik pengambilan informan yaitu secara purposive sampling.
Sugiyono (2008 : 401) mengatakan teknik dan pengumpulan data yaitu Observasi ke lapangan, wawancara dan bahan visual dan dokumentasi. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009 : 401) teknik analisa data kualitatif adalah dilakukan secara interaktif melalui proses reduksi data, penyajian data, verifikasi hingga pembuatan laporan.
Moleong (2010 : 327) Untuk
menjamin data yang diperoleh dari lapangan berupa data yang dapat dipercaya
(kredibilitas) maka dapat melakukan
pemeriksaan keabsahan data yang
diperoleh, dilakukan dengan beberapa
cara : perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan pengamatan, dan triangulasi.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pertama, untuk kondisi ketersediaan
air bersih di Desa Bulasat masih
dikategorikan kurang. Karena pada saat
musim kemarau masyarakat akan
mengalami kesulitan air bersih sebab tidak
tersedianya sistem penyaluran air.
Masyarakat hanya akan lebih mudah pada saat musim penghujan saja, karena pada
saat musim penghujan masyarakat
memanfaatkan air hujan tersebut untuk keperluan air bersih dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber air bersih di Desa Bulasat cukup memadai selain air hujan pada saat musim kemarau masyarakat memanfaatkan air sungai. Kondisi sungai yang ada di sana cukup baik dan bersih sehingga dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
keperluan sehari-hari seperti untuk
mencuci, mandi, kebutuhan memasak dan lain sebagainya.
Namun yang menjadi persoalan masyarakat adalah jarak antara pemukiman dengan sumber air tersebut. Karena pola pemukiman masyarakat yang memanjang mengikuti garis jalan maka jarak ke sumber sungai pun berbeda-beda. Ada masyarakat yang menempuh jarak 1 sampai 2 KM untuk mencapai kesumber air tersebut. Jarak ini menjadi kendala bagi
masyarakat yang jauh dari sumber air. Walaupun dengan kondisi sumber air yang cukup banyak
tapi masyarakat sangat berharap adanya
pengelolaan sumber air bersih sehingga dapat disalurkan ke rumah-rumah warga.
Untuk pengelolaan sumber air bersih agar dapat tersalurkan kerumah warga itu belum ada di Desa Bulasat. Memang sudah pernah ada yang dibuat oleh badan swadaya masyarakat tetapi itu sudah tidak ada lagi dikarenakan tidak adanya pemeliharaan alat tersebut. Bahkan saat ini, alat-alat penampungan air pun sudah tidak terpakai lagi sebagian dan hanya sebagian yang terpakai.
Ketersediaan air di Desa Bulasat untuk pemenuhan kebutuhan sehari - hari masyarakat masih kurang dalam konteks penyediaannya. Tetapi untuk sumber air yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat cukup memadai. Sumber air yang dapat digunakan yaitu air hujan dan juga air permukaan atau sungai. Hanya saja sistem penyediaannya yang tidak ada. Hal ini sesuai pendapat Notoatmodjo (2007), bahwa pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber air sebagai berikut :
a. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Akan tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium di dalamnya.
b. Air sungai dan danau
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran kedalam air sungai atau danau. Kedua sumber ini sering disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
c. Mata air
Dari segi kualitas mata air adalah sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul kepermukaan tanah akibat tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar.
Dari segi kuantitasnya jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas sehingga hanya mampu memenuhikebutuhan sejumlah penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air tersebut terus menerus diambil maka semakin lama semakin habis. d. Air tanah
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melalui lapisan tanah. Air tanah biasanya mempunyai
kualitas yang baik karena zat-zat pencemar air tertahan oleh lapisan tanah. Bila ditinjau dari kedalam air tanah maka air tanah dibedakan menjadi air tanah dalam dan air tanah dangkal. Air tanah dangkal lebih mudah terkontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih sedikit.
Kedua, Karena pada setiap program
yang akan dilaksanakan pasti akan ada yang menghalangi, aspek yang tidak mendukung pelaksanaan program. Pengelolaan air bersih di Desa Bulasat juga mempunyai kendala, baik itu kendala internal maupun kendala eksternal.
Pengelolaan air bersih dan
penyalurannya yang kurang di Desa Bulasat terkendala oleh beberapa faktor seperti kurangnya perhatian pemerintah dalam
menyediakan dan membuat sistem
penyediaan air bersih. Karena belum ada
kebijakan pemerintah setempat yang
benar-benar fokus pada air bersih. Selama ini yang mengelola air bersih hanya bada-badan swadaya masyarakat yang punya kontrak di Bulasat.
Faktor penghalang yang lain yaitu letak pemukiman yang sekarang ini berada pada posisi yang lebih tinggi dari pada sumber air. Di pemukiman lama Desa Bulasat sistem penyediaan air dilakukan dengan pembuatan bak penampungan di hulu sungai kemudian diberi pipa untuk salurannya tanpa adanya mesin pompa air. Pada pemukiman baru ini sistem tersebut
tidak bisa dilakukan hal tersebut
mengakibatkan proses penyediaan air bersih agak sedikit terkendala.
Sikap masyarakat yang kurang mau menjaga dan merawat apa yang sudah ada disebabkan oleh karena masyarakat yang ada di Desa Bulasat sering melakukan relokasi pemukiman. Sejak gempa yang melanda kabupaten kepulauan Mentawai terjadi masyarakat sering berpindah tempat untuk mencari lokasi pemukiman yang aman. Oleh sebab itu masyarakat sering meninggalkan fasilitas-fasilitas yang sudah ada di lokasi yang pernah ditinggali. Dari pengalaman itu masyarakat kurang peduli terhadap fasilitas yang ada karena adanya prasangka bahwa lokasi itu juga akan ditinggalkan seperti yang sudah pernah terjadi.
Kendala-kendala tersebut merupakan faktor yang menghalangi pengelolaan dan penyediaan air
bersih di Desa Bulasat. Sehingga proses
pembuatannya memakan waktu dan biaya yang cukup banyak. Karena dari awal pembuatan mulai dari penyediaan bahan-bahan baku penyediaan air sampai penyelesaian membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan biaya besar itu belum bisa dipenuhi.
Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan air bersih di Desa Bulasat yaitu adanya kendala yang terletak pada masyarakat itu sendiri dan kendala dari lingkungannya. Kendala internal
yang ditemui dilapangan yaitu kurangnya
partisipasi masyarakat untuk ikut mensukseskan proses pengelolaan air bersih dan kendala eksternalnya yaitu terletak pada lingkungan yaitu topografi Desa yang tidak mendukung.
Hal ini sesuai dengan pendapat Munandar (2009 : 219), mengemukakan sumber kendala ini dapat bersifat internal yaitu berasal dari individu itu sendiri dan dapat bersifat eksternal yaitu terletak pada lingkungan individu baik lingkungan
makro (kebudayaan masyarakat) maupun
lingkungan mikro (keluarga, sekolah dan teman sebaya).Diperkuat dengan pendapat Yasyim (1997), kendala berarti menghalangi, membuat
tidal lancar, terhambat, tertahan dan
tersendat-sendat. Kemudian Sugono (2008),
kendala atau hambatan adalah halangan,
rintangan-rintangan.
Ketiga, Pengelolaan sumber air bersih di
Desa Bulasat semenjak penduduknya melakukan relokasi pemukiman hingga saat ini masih mengandalkan air hujan dan sumber air seperti sungai untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Ini semua disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi kendala tersendiri di Desa tersebut.
Upaya yang selama ini dibuat, baik itu pemerintah maupun LSM yang ada di Desa tersebut belum mencukupi. Pembuatan dan pengelolaannya hanya bersifat sementara dilihat dari segi alat-alat yang pernah disediakan. Tidak ada yang dibuat untuk keperluan jangka panjang yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Ketika pihak LSM pergi dari Desa Bulasat tidak ada lagi perawatan yang dilakukakn terhadap alat-alat tersebut sehingga saat ini semuanya terbengkalai begitu saja.
Tapi dari informasi yang di dapat dilapangan untuk saat ini pihak Surfaid dengan pemerintah Desa Bulasat sedang melaksanakan program penyediaan air bersih. Hal ini merupakan awal baru untuk masyarakat dapat menikmati dan mendapatkan air bersih dengan mudah. Sehingga
masyarakat Desa bulasat tidak kesulitan lagi dalam memenuhi kebutuhan air bersih terutama pada saat musim kemarau tiba.
Pengelolaan air bersih di Desa Bulasat
kecamatan Pagai Selatan Kabupaten
Kepulauan Mentawai pada saat ini masih dalam tahap awal pembuatan. Tapi program ini tidak mencakup keseluruhan Dusun yang ada di Desa Bulasat karena faktor tempat yang juga berjauhan. Upaya yang dibuat kali ini mencakup untuk kebutuhan lima dusun yang ada di Desa Bulasat. Upaya pengelolaan sumber daya air bersih diwujudkan dengan memberikan sarana dan prasarana yang mendukung terpenuhinya kebutuhan akan air bersih.
Pembuatan bak penampungan hujan
merupakan salah satu jalan yang dilakukan untuk bisa dipergunakan sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatan tandom. Hal ini sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), upaya adalah usaha atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan dan mencari jalan keluar. Semua cara yang dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah agar lebih
terarah kepada pemecahan masalah
tersebut.
Upaya merupakan satu jalan untuk memecahkan suatu persoalan yang sedang dihadapi. Menurut poerwardarminta (1991 :
574) upaya adalah usaha untuk
menyampaikan maksud, akal dan ikhtisar. Upaya merupakan segala sesuatu hal supaya lebih dapat berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan maksud, tujuan dan fungsi serta manfaat suatu hal tersebut dilaksanakan.
Keempat, Masyarakat Desa Bulasat
pada umumnya sadar akan kebersihan
lingkungannya. Masyarakat setempat
menyadari perlunya menjaga sumber air yang sering dimanfaatkan agar tidak tercemar oleh sampah-sampah yang dapat merusak sumber air tersebut. pemeliharaan
sumber air bersih dilakukan oleh
masyarakat setempat dan juga pemerintah setempat sudah memberi himbauan kepada masyarakat agar menjaga sumber-sumber air tersebut.
Masyarakat Desa Bulasat hanya saja tidak terlalu memperhatikan alat-alat penyediaan air bersih yang pernah dibuat seperti bak penampungan air hujan dan sumur penampungan air. Pada saat ini
alat-alat tersebut tidak sepenuhnya lagi terpakai, sudah banyak yang rusak dan dibiarkan begitu saja. Bahkan pipa-pipa saluran air yang pernah disediakan sudah tak nampak lagi karena pembuatannya tidak berhasil.
Menurut data yang didadapatkan di lapangan masyarakat desa Bulasat mengatakan bahwa lebih banyak masyarakat yang menjaga kebersihan lingkungannya dari pada yang tidak peduli sama sekali. Kalau dipersentasekan kira-kira 70% masyarakat Desa Bulasat sadar dan mengerti akan kebersihan serta turut menjaga agar sumber airnya tetap bersih. Hanya saja masyarakat tidak terlalu memanfaatkan lagi alat-alat ppenyediaan air bersih yang pernah disediakan.
Kesadaran masyarakat dalam memelihara sumber air bersih merupakan hal yang paling penting untuk keberlanjutan dan pelestarian sumber daya air. Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam memelihara sumber air terletak pada diri perindividu masyarakat tersebut. Kesadaran masyarakat ini merupakan bentuk kemampuan insan tersebut mengembangkan pikirannya sehingga dia dengan sadar melakukan setiap perbuatannya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Salim dalam Wahyuni (2013),
kesadaran merupakan usaha untuk memulihkan kemampuan insan itu sendiri yang harus menjadi
titik tolak dan menjadi kehendak untuk
melakukan perbaikan-perbaikan.
Kesadaran masyarakat di Desa Bulasat dalam pemeliharaan sumber air bersih merupakan kesadaran yang didorong dari dalam dirinya. Menurut Garlina (2011), kesadaran adalah keadaan seseorang dimana dia tau, mengerti dengan jelas apa yang ada dalam pikirannya. kesadaran di bedakan menjadi dua macam yaitu
1. Kesadaran pasif yaitu keadaan dimana
seseorang individu bersikap menerima
segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus internal maupun eksternal.
2. Kesadaran aktif yaitu kondisi dimana
seseorang menitikberatkan pada inisiatif dan
mencari serta dapat menyeleksi
stimulus-stimulus yang diberikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan hasil analisis sebagai mana yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal - hal sebagai berikut :
1. Kondisi ketersediaan air bersih yang ada di Desa Bulasat kurang mencukupi
Kurangnya pengelolaan sumber air yang ada, menjadi faktor
yang mempengaruhi tidak
terpenuhinya kebutuhan air
bersih. Sumber air yang ada di Desa Bulasat yaitu berasal dari air hujan, mata air dan air sungai.
Sumber air tersebut sangat
mencukupi tapi hanya saja
pengelolaan sistem
penyediaannya yang belum ada. 2. Kendala yang dihadapi dalam
pengelolaan air bersih di Desa Bulasat yaitu pembuatan sistem penyediaan yang hanya dibuat sementara karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fasilitas yang tidak memadai
untuk pembuatan dan
pengelolaan alat - alat
penyediaan air bersih. Selain itu,
faktor topografi pemukiman
yang lebih tinggi dari pada sumber - sumber air juga merupakan salah satu kendala untuk pemenuhan kebutuhan air. 3. Upaya pengelolaan air bersih
yang pernah dilakukan adalah pengadaan drum penampungan
air hujan, pembuatan bak
penampungan air hujan,
pembuatan kincir air serta
pembuatan PAM mini. Itu semua dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. 4. Kesadaran masyarakat dalam
memelihara sumber - sumber air bersih masih sangat baik. Hanya saja pemeliharaan alat -alat penyediaan air yang pernah dibuat kurang dipedulikan oleh penduduk.
SARAN I. Masyarakat
1. Menjaga dan merawat apa yang sudah pernah dibuat karena itu semua juga untuk kebutuhan kita.
2. Harus mempunyai rasa memiliki agar tidak ada rasa ragu dalam menjaga fasilitas yang sudah ada.
3. Sebaiknya apapun bentuk kegiatan yang dilakukan apabila itu untuk kepentingan bersama harus ikut berpartisipasi dan membantu dalam mewujudkannya. 4. Sadar akan kebutuhan hidup yang benar
- benar dibutuhkan maka semua pihak wajib ikut melestarikannya.
II. Pemerintah
1. Bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun pihak swasta dalam hal ini yaitu Surfaid.
2. Pemerintah setempat harus benar-benar meyakinkan masyarakat bahwa apa yang
dibuat adalah untuk kepentingan
bersama.
3. Pemerintah harus benar-benar serius dalam penanganan pengelolaan air bersih
di Desa Bulasat agar kebutuhan
masyarakat akan air bersih terpenuhi. 4. Pemerintah dan badan lembaga swadaya
masyarakat yang mempunyai program
seperti program air bersih harus
melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat setempat paham dan mau menjaga fasilitas yang dibuat 5. Kembangkan inovasi terbaru dalam
mengelolah sumber daya air bersih, baik itu penggunaan alat-alat modern maupun alat yang sederhana demi tercapainya pengelolaan sumber daya air bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Banowati, Eva. 2013. Geografi Sosial.
Yogyakarta : Penerbit Ombak
Chaniago, Amran YS. 1997. Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia. Bandung : CV.
Pustaka Setia
Hermon, Dedi 2010. Geografi Lingkungan. Padang : UNP PRESS
Silalahi, Daud. 2002. Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup. Bandung : Alumni Sutrisno, Totok. 2004.Teknologi penyediaan air
Bersih. Jakarta : Rineka Cipta
____________. 2010. Teknologi Penyediaan Air
Bersih. Jakarta : Rineka Cipta
Sosrodarsono, Suyono .2006. Hidrologi. Jakarta:pt paradiya paramita
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
____________. 2009. Metode Penelitian