SIMULASI PENGUKURAN NILAI VISKOSITAS
OLI MESRAN SAE 10-40 DENGAN PENAMPIL LCD
Mujiman
Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Kampus ISTA Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Yogyakarta
Telp. 0274-563029, Fax. 0274-563847 e-mail: [email protected]
Abstract
The factor of oil thickness and viscosity is the quantities must be adjusted to engine type. Thus, the type of lubricant oil can be classified according to type, performance, and use. The machine works at high speeds require lower viscosity and vice versa. This study aimed to develop a measurement model to display the value of oil viscosity, included the control system will execute input data timer to convert in viscosity unit (km/ms).
Keywords: microcontroller, oil, viscosity
Abstrak
Faktor kekentalan dan viskositas bahan dasar oli merupakan besaran yang harus disesuaikan dengan klasifikasi mesin. Dengan demikian jenis minyak pelumas yang sesuai digunakan dapat diklasifikasikan menurut tipe, performa, maupun kebutuhan penggunaannya. Mesin yang bekerja pada kecepatan yang tinggi memerlukan nilai viskositas yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Penelitian ini ditujukan untuk membuat simulasi alat ukur untuk menampilkan nilai viskositas oli dengan sistem kontrol yang akan mengeksekusi data masukan yang berupa timer untuk dijadikan satuan viskositas (km/ms).
Kata kunci: mikrokontroler, oli, viskositas
1. PENDAHULUAN
Pelumasan terhadap mesin digunakan untuk menghindari terjadinya gesekan langsung antara logam dalam mesin, sehingga tingkat keausan logam dan tingkat kerusakan mesin dapat dikurangi. Dengan perawatan secara berkala umur mesin menjadi lebih lama. Keadaan optimum pelumasan logam dapat dicapai jika permukaan logam yang bersentuhan dilapisi secara sempurna oleh minyak pelumas. Untuk mendapatkan minyak pelumas yang sempurna, karakteristik dan jenis oli yang digunakan harus diperhatikan. Faktor kekentalan dan viskositas, bahan dasar oli merupakan besaran yang harus disesuaikan dengan klasifikasi mesin. Dengan demikian jenis minyak pelumas yang sesuai dapat digunakan menurut tipe, performa, maupun kebutuhan penggunaannya. Mesin yang bekerja pada kecepatan yang tinggi memerlukan nilai viskositas yang rendah dan begitu juga sebaliknya [1-2].
Saat ini masyarakat awam mengenal oli hanya dengan melihat merk dari yang terkenal, tidak melihat kekentalan oli yang karena terbatasnya alat ukur untuk ini. Karenanya pada paper ini akan dihadirkan perancangan model alat ukur yang dapat mengetahui kekentalan oli mesin, yang lebih sederhana dibandingkan [3]. Prinsip kerja dari simullasi ini adalah dengan menjatuhkan bola pejal pada sebuah tabung yang terisi oleh oli yang diukur dan didukung oleh komponen utama yaitu, sensor phototransistor, mikrokontroler AT89S51 dan LCD.
2. METODE PENELITIAN
Dalam hal ini penulis mengambil dasar metode bola jatuh dalam aplikasi pada alat yang dibuat. Bola jatuh atau peluru yang jatuh menggunakan hukum stokes [4-5], yaitu jika sebuah bola jatuh pada pusat sebuah tabung silinder vertikal, gaya apung dan gaya
hambat pada kecepatan terminal sama dengan gaya grafitasi yang dialami oleh bola.
Untuk metode menggunakan bola jatuh, jika kecepatan jatuh (Us), berat jenis fluida (γf) dan berat jenis bola (γs), dan diameter bola (D) diketahui, maka viskositas fluida (μ) dapat dicari dengan persamaan:
2 2
180
)
(
U
D
γ
sλ
fμ
=
−
(1)Persamaan ini menghasilkan metode yang mudah untuk pengukuran viskositas. Jika fluida terdapat dalam jumlah yang terbatas, dalam hal ini berada di dalam sebuah tabung. Pengaruh dinding-dinding tabung tersebut sedemikian sehingga koefisien hambatan yang dihasilkan lebih tinggi daripada bila fluida tidak terbatas. Misalnya, bola pejal dengan diameter (D) jatuh pada pusat sebuah tabung silinder vertikal berdiameter (Dc), kecepatan relatif fluida yang bersebelahan dengan bola meningkat, hambatan juga meningkat, dan bola akan jatuh dengan kecepatan yang lebih rendah dibanding di lingkungan fluida yang banyaknya tidak terbatas. Kecepatan bola jatuh bola di dalam fluida yang terkoreksi (Us) dapat dicari dengan menggunakan persamaan: m c s
U
D
D
U
⎥
⎦
⎤
⎢
⎣
⎡
+
=
1
2
,
4
(2)Gambar 1. Metode bola jatuh
Jika diketahui tinggi fluida di dalam tabung (L), dan waktu yang ditempuh di dalam fluida (t) maka besarnya Um yang merupakan persamaan kecepatan standar (V) dalam menempuh jarak dengan waktu tertentu dapat dicari dengan menggunakan persamaan:
t
L
U
m=
(3)Dengan memasukkan persamaan 1 sampai 3 diatas, maka besarnya viskositas fluida di dalam tabung dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
t
L
D
D
y
y
D
s f s)
4
,
2
1
(
180
)
(
2+
−
=
μ
(4) keterangan: μ : Viskositas Fluida (Kg/m s) D : Diameter Bola Pejal (m) Dc : Diameter Tabung (m) Γf : Berat Jenis Fluida (kg/m2s2)γs : Berat Jenis Bola (kg/m2s2) L : Jarak/tinggi Fluida (m) t : Waktu (s)
2.1. Perancangan Alat
Prinsip kerja alat dirancang agar jika pertama kali sistem dinyalakan, mikrokontroler akan menjalankan program dari awal, yaitu mikrokontroler akan mendeteksi port yang digunakan dan alamat-alamat RAM yang dipakai pada sistem ini. Setelah penginisialisasian alamat dilakukan, mikrokontroler akan menginisialisasi alamat RAM pada LCD untuk pengaktifasian LCD. Program diteruskan dengan pengaktifasian timer interupsi untuk menjalankan cacahan waktu tempuh. Saat sensor telah siap digunakan, bola laker dijatuhkan kedalam tabung yang telah berisikan fluida berupa oli. Saat bola laker memotong sinar infra merah sensor start (atas) akan mengindra bola pejal pada awal yang yang berlogika 1 saat benda melewatinya lalu waktu tempuh mulai dihitung.
Pada saat bola laker memotong sinar infra merah sensor stop (bawah) mengindra benda pada akhir yang berlogika 1 saat benda melewatinya maka cacahan timer akan berhenti. Dengan berhentinya cacahan timer tersebut, sistem kontrol akan mengeksekusi data masukan yang berupa timer untuk dijadikan satuan viskositas (Kg/m s). Kemudian LCD yang berfungsi sebagai penampil informasi akan menampilkan hasil kalkulasi dan juga menampilkan waktu tempuh. Komponen meliputi sensor, mikrokontroller, tombol push button dan penampil. Diagram blok yang menunjukkan interaksi masing- masing komponen ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram blok bagian elektronik sistem pengendali
2.2. Validasi alat
Pada validasi sistem dilakukan pengecekan operasional kerja alat secara keseluruhan. Validasi ini dilakukan untuk membuktikan bahwa semua komponen dan fungsi-fungsi program telah sesuai dengan yang diharapkan. Hasil validasi pengukuran kekentalan oli Mesran dapat dilihat pada Tabel 1.
2.3. Implementasi alat
Implementasi alat dilakukan didalam ruangan yang suhu serta kemiringan bidang tanah yang tetap dan tidak berubah agar mendapatkan hasil yang di inginkan. Pengamatan viskositas oli dilakukan dengan beberapa parameter, yaitu hasil pengamatan waktu tempuh, hasil validasi viskositas oli Mesran. Untuk mengantisipasi adanya nilai yang lebih rendah maka alat ini diambil beberapa sampling. Tombol Push boton LCD Unit pengendali Berbasis mikrokontroler AT89S51 Phototransistor
Tabel 1. Hasil validasi terhadap fungsi bagian-bagian sistem
No Kerja Alat Kondisi Deskripsi Kerja Status
Tidak ditekan Alat bekerja normal. OK
1 Saklar reset Ditekan Mereset mikrokontroler dan mengulangi
pelaksanaan program dari awal. OK
Sensor start Mengindra bola pejal pada awal yang berlogika 1 saat benda melewatinya. OK 2 Sensor
Sensor stop Mengindra benda pada akhir yang berlogika 1 saat benda melewatinya. OK Mode tampilan
awal Menampilkan frame utama. OK
3
LCD sebagai penampil informasi
dan hasil kalkulasi Mode RUN ♦ Menampilkan hasil kalkulasi dalam bentuk validasi. ♦ Menampilkan waktu tempuh.
OK
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan oli dari pengujian yang telah dilakukan sebanyak 10 kali percobaan, dapat dilihat pada Tabel 2-6 dan Gambar 2-6, dimana dalam table-tabel tersebut ditunjukkan beberapa hasil pengujian seperti waktu (T), suhu (t) dan juga nilai viskositas dari oli Mesran SAE 10, SAE 20, SAE 30, dan SAE 40, dilakukan sebanyak 10 kali percobaan.
Tabel 2. Hasil pengukuran viskositas oli Mesran SAE 10
No Percobaan Waktu ( T ) ( detik ) Viskositas ( V ) ( kg/ms ) Suhu ruangan ( t ) ( 0 C ) 1 1 42 54 27 2 2 44 57 27 3 3 43 55 27 4 4 44 57 27 5 5 43 55 27 6 6 45 58 27 7 7 44 57 27 8 8 45 58 27 9 9 43 55 27 10 10 44 57 27 11 Rata-rata 43.7 56.3 27 0 10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ra ta-rata
Viskositas Waktu suhu ruang
Tabel 3. Hasil pengukuran viskositas oli Mesran SAE 20
No Percobaan Waktu ( T ) ( detik ) Viskositas ( V ) ( kg/ms ) Suhu ruangan ( t ) ( 0 C )
1 1 30 39 29 2 2 29 37 29 3 3 29 37 29 4 4 28 36 29 5 5 31 40 29 6 6 30 39 29 7 7 29 37 29 8 8 32 41 29 9 9 29 37 29 10 10 31 40 29 11 Rata-rata 29.8 38.3 29 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 rata-ra ta
viskositas waktu suhu ruang
Gambar 3. Grafik hasil pengukuran viskositas oli Mesran SAE 20
Tabel 4. Hasil pengukuran viskositas oli Mesran SAE 30
No Percobaan Waktu ( T ) ( detik ) Viskositas ( V ) ( kg/ms ) Suhu ruangan ( t ) ( 0 C )
1 1 57 74 28 2 2 55 71 29 3 3 55 71 28 4 4 57 74 28 5 5 57 74 28 6 6 58 75 28 7 7 57 74 28 8 8 59 76 28 9 9 56 72 28 10 10 58 75 28 11 Rata-rata 56.9 73.6 28
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
viskositas
waktu
suhu ruang
Gambar 4. Grafik hasil pengukuran viskositas oli Mesran SAE 30
Tabel 5. Hasil pengukuran viskositas oli Mesran SAE 40
No Percobaan Waktu ( T ) ( detik ) Viskositas ( V ) ( kg/ms ) Suhu ruangan ( t ) ( 0 C )
1 1 88 114 30 2 2 86 111 30 3 3 86 111 30 4 4 85 110 30 5 5 83 107 30 6 6 85 110 30 7 7 83 107 30 8 8 80 104 30 9 9 81 105 30 10 10 81 105 30 11 Rata-rata 83.8 108.4 30 0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
viskosits waktu suhu ruang
Tabel 6. Data hasil pengujian Oli Mesran SAE 10, 20, 30 dan 40
0
100
200
300
400
500
600
700
SAE 10
SAE 20
SAE 30
SAE.40
C.600
C.300
Viskositas
Gambar 6. Grafik hasil pengukuran viskositas oli Mesran SAE10 - SAE 40 menggunakan Rheometer (Fann VG)
Berdasarkan pada pembacaan grafik hasil perbandingan antara pengujian terhadap alat yang dibuat dengan hasil penelitian dari Laboratorium Teknik Perminyakan UPN, dan data dari Pertamina dapat diketahui bahwa nilai viskositas antara alat yang dibuat dengan data dari Pertamina tidak dapat dijadikan acuan mendasar karena yang mendekati hanya nilai viskositas dari oli Mesran SAE30 dan SAE40, sedangkan dengan data dari UPN, sedikit banyak dapat dijadikan acuan karena nilainya hampir mendekat.
4. SIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Rangkaian unit sensor sebagai sensor cukup sensitif dengan media oli Mesran baru SAE 10 – SAE 40.
2) Kinerja dari alat ini sangat dipengaruhi oleh kemiringan tempat pengukuran dan suhu di sekitarnya, serta diameter tabung dan bola pejal yang digunakan.
3) Untuk pengembangan selanjutnya, dalam mengukur kekentalan oli kita dapat dengan langsung mengetahui perbedaan nilai viskositas dari alat yang dibuat dengan hasil penelitian dari laboratorium Perminyakan UPN, dan data dari Pertamina dikarenakan perubahan suhu saat pengambilan data dan juga adanya perbedaan metode yang digunakan dalam pengujian menampilkan SAE berapa yang telah diukur dengan menampilkan langsung pada LCD, dari hasil pengamatan oli Mesran SAE 10 – SAE 40, ternyata oli yang paling mendekati nilai viskositasnya dengan data dari pertamina adalah oli
N0 Sampel C.600 C.300 Viskositas
1 SAE 10 135 70 65
2 SAE 20 163 84 79
3 SAE 30 215 110 105 4 SAE 40 300 170 130
Mesran SAE 30, sedangkan dengan data dari Laboratorium Perminyakan UPN adalah SAE 10 dan SAE 40.
4) Alat hanya untuk membantu mengetahui nilai kekentalan oli Mesran sesuai standart SAE 10 – SAE 40.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Dugdale, R.H. “Mekanika Fluida. Edisi Ketiga”, Erlangga, Jakarta, 1986.
[2]. Olson, M., Reuben and Steven, J.W., “Dasar-dasar Mekanika Fluida Teknik”. Edisi Kelima, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.
[3]. Hilton, D.K, Van, S., and Steven, W., “Gravitational Capillary Viscometer for
Low-temperature Liquids”, Review of Scientific Instruments, Vol. 78, Issue 3, Mar 2007 pp.
033906-033915.
[4]. Ethier, C.R., Steinman, D.A., "Exact fully 3D Navier–Stokes Solutions for
Benchmarking", International Journal for Numerical Methods in Fluids, 1994, 19 (5): 369–
375.
[5]. LeBlanc, G. E., and Secco, R. A., “High Pressure Stokes’ Viscometry: A new in Situ
Technique for Sphere Velocity Determination”, Review of Scientific Instruments, Vol. 66,