• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis data pada bab tiga. Teori yang berhubungan dengan penelitian dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu teori-teori yang berhubungan dengan sintaktis dan teori-teori yang berhubungan dengan semantik.

2.1 Sintaksis

Hartman dan Stork (1993: 114) mendefinisikan “Syntax is the branch of grammar which is concerned with the study of the arrangement of words in sentences”. Sintaktis adalah cabang tata bahasa mengenai studi penghimpunan kata-kata dalam kalimat. Kemudian Baker (1992: 83) menyatakan “Syntax covers the grammatical structure of groups, clauses and sentences”

Menurut Carnie (2007: 4) “Syntax studies the level of language that lies between words and the meaning of the utterances: sentence”.

Sementara itu Wilkins (1983: 140) menyebutkan bahwa “Syntax is the study of the rules governing relations between items of language”.

Sementara itu Trask (1998: 268) menyebutkan bahwa “Syntax in the branch of linguistics which studies sentence structure“. Ia berpendapat bahwa sintaktis merupakan cabang dari linguistik yang mempelajari struktur kalimat.

(2)

Householder (1972: 10) menyatakan bahwa “Syntax (ocasionally called also ‘grammar‘) is the study of the meaning and function of the various inflections (cases of nouns, moods of verbs, etc) and of the different parts of speech. Sintaktis adalah penelitian mengenai makna dan fungsi dan kelas katanya. Jadi, secara ringkas sintaktis adalah studi kebahasaan yang berkonsentrasi pada kata-kata, kalimat-kalimat, klausa-klausa dan frase-frase dalam kalimat.

Jadi dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa sintaksis adalah ilmu yang berkaitan dengan grammar dan struktur kalimat.

Pembahasan sintaksis meliputi (1) struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis, serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu; (2) satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; (3) hal-hal lain yang berkenaan dengan sintaksis, seperti masalah modus, aspek dan sebagainya. Penelitian ini hanya akan membahas struktur sintaksis yang dibatasi pada fungsi dan kategori, dan satuan-satuan sintaksis (kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana).

2.1.1 Struktur Sintaksis

Berbicara tentang struktur sintaksis berarti membicarakan fungsi sintaksis, kategori sintaksis, dan peran sintaksis. Dalam penelitian ini, penulis tidak membahas peran sintaktis secara mendalam.

Fungsi sintaksis berkaitan dengan istilah subjek, predikat, obyek, dan keterangan. Kategori sintaksis berkaitan dengan istilah nomina, verba, ajektifa, preposisi atau yang lebih kita kenal dengan kelas kata (part of speech).

(3)

Tabel 1 : Struktur Sintaktis Fungsi

Sintaksis

Subjek Predikat Objek Keterangan

Kategori Sintaksis Peran Sintaksis

2.1.1.1 Fungsi Sintaktis

Fungsi sintaktis berkaitan dengan istilah subjek, verba, objek, avberbia dan keterangan.

(1) Subject

Setiap kalimat mempunyai subjek. Subjek selalu berkategori nomina, frase nomina, atau pronomina yang terdapat di awal kalimat, seperti pendapat Quirk dan Greenbaum (1985:170) berikut ini,

“Subject is normally a noun phrase or a clause with nominal function; occurs before the verb phrase in declarative clausses and immediately after the operator in questions; has number an person concord, where applicable, with the verb phrase.

Contoh:

(1) Brian likes bananas

(4)

(2) Predicate

Predikat adalah bagian dari kalimat yang menjelaskan suatu tindakan yang dilakukan subjek, seperti yang dikatakan Van Valin (2005:61) “The predicate says something about the subject.“

Contoh:

(2) The boy jumped

(3) She left her purse in my apartment

Pada kalimat nomor 2 jumped adalah predikat subjek The boy dan left adalah predikat dari she.

(3) Object

Objek merupakan pelengkap dalam kalimat, biasanya berupa nomina atau frasa nomina.

Contoh:

(3) Samuel was writing a letter

Pada kalimat nomor 3 a letter adalah objek dari subjek Samuel dan a letter adalah frase nomina.

(4) Complement

Keterangan merupakan pernyataan yang melengkapi verba. Menurut Quirk dan Greenbaum (1985:170)

“Complement is a noun phrase, an adjective phrase, or a clause with normal function, having a co-referential with the subject (or object); follows a the subject, verb phrase and object; does not become subject through the passive tranformation.“

Contoh: (4) Odelia was singing in the bath room

(5)

2.1.1.2 Kategori Sintaktis

Kategori sintaktis, yang sering juga disebut kelas kata atau part of speech dalam bahasa Inggris adalah pembagian kata berdasarkan fungsinya dalam sebuah kalimat. Menurut Richard, et. Al (1985:209), “Part of speech is a traditional term to describe the different types of word which are used to form sentences, such as noun, pronoun, verb, adjective, advrb, preposition, conjunction and interjection. Maksudnya kelas kata ialah istilah untuk menggambarkan perbedaan kelas kata yang digunakan untuk membentuk sebuah kalimat, seperti nomina, pronimina, verba, ajektifa, adverbia, preposisi, konjungsi dan interjeksi.

Berikut adalah kelas kata bahasa Inggris (part of speech) yang berkaitan dengan analisis penulis:

2.1.1.2.1 Nomina (Noun)

Nomina merupakan salah satu bagian yang penting dalam kelas kata. Nomina bersama dengan verba membentuk inti kalimat bersama verba dan seringkali subjek atau objek.

Contoh:

(5) The President of United States of America, Barack Obama introducing his new dog, Bo.

(6)

Barack Obama pada kalimat nomor 5 berkategori nomina yang berfungsi sebagai subjek sedangkan, Barack Obama pada kalimat nomor 6 berkategori nomina tetapi berfungsi sebagai objek.

“The noun is one of the most important parts of speech. Its arrangement with the verb helps to form the sentence core, which is essential to every complete sentence. In adition, it may function as the chief or “head” word in many structures of modification” (Frank, 1972:6).

Contoh:

(7) The building in block 7th is very high

Dalam kalimat the building in block 7th is very high, building berkategori sebagai nomina. Bila building dihilangkan maka kalimat tersebut akan menjadi tidak utuh karena tidak mempunyai nomina.

2.1.1.2.2 Ajektiva (Adjective)

Menurut Carnie (2007: 43), “Adjectives can appear between determiners such as the, a, these, etc and nouns. They also can follow the auxiliary am, is, are, were, be, been, being. Frequently, adjectives can be modified by the adverb very. Adjektifa dapat muncul setelah determinator dan dapat mengikuti auxiliary verb. Adjektifa juga dapat dimodifikasi oleh adverbia very.

(8) The big White House. (9) Those people are tall.

(7)

Ajketifa The big berada antara determinator dan frase nomina white house. Pada kalimat nomor 9 ajektifa tall diletakkan setelah auxiliary are, sedangkan pada kalimat nomor 10 ajektifa dimodifikasi oleh adverbia very.

“Many adjectives can be followed by ‘complements’ – other words and expressions that ‘complete’ their meaning” (Swan, 1997: 12). Ajektiva merupakan kata sifat yang dapat diikuti oleh keterengan atau kata lain yang melengkapi maknanya.

Lebih jauh Swan menambahkan bahwa, “Most adjectives can go in two places in a sentence, attributive position and predicative position”

(11) Rose is a beautiful flower. (12) The rose is beautiful.

Beautiful pada kalimat nomor 11 yang diikuti oleh nomina flower berfungsi sebagai atributif, sedangkan beautiful pada kalimat nomor 12 berfungsi sebagai predikatif.

Swan (1997: 12) mengklasifikasikan ajektifa berdasarkan posisi dan fugsinya: 1. Attributive Adjective

“Some adjectives are used only (or mostly) in attributive position. After a verb, other words must be used.” Dengan kata lain, ada ajektifa yang hanya digunakan di posisi atributif.

Contoh:

(13) I saw a live fish

Pada contoh no. 7 kata ajektiva live berada sebelum nomina fish dan berfungsi sebagai atributif yang memodifikasi atau menerangkan nomina fish.

(8)

2. Predicative Adjective

“Some adjectives beginning with a-, and a few others, are used mainly in predicative position-after a verb.” (Swan, 1997: 15)

Contoh:

(14) The baby is asleep.

Kalimat nomor 14 asleep adalah ajektifa yang berfungsi sebagai predikat, terletak setelah verba be.

2.1.1.2.3 Adverbia (Adverb)

“An adverb is a word that may be used to give more information about: a verb (runs quickly), an adjective (very interesting), another adverb (very interestingly), a conjunction (only because), a preposition (only after) and entire sentence (surprisingly, she recovered)”. (Swan, 1997: 15).

Menurut Swan adverbia bisa digunakan untuk menerangkan verba, ajektif, adverbial, konjungsi, preposisi dan keseluruhan kalimat.

Contoh:

(15) She eats noodle slowly (16) I certainly feel better

Dalam kalimat she eats noodle slowly adverbia slowly menerangkan verba eats. Dari kedua contoh kalimat 15 dan 16 adverbia dapat diposisikan didepan atau dibelakang verba, lazim disebut sebagai pre-modifier dan post modifier.

2.1.1.2.4 Partikel Adverbia (Adverb Particle)

Swan (1995:20) menyatakan bahwa “Adverb Particles join together with verbs to make two-words verbs, sometimes with completely new meanings. These are often

(9)

called phrasal verb. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa verba frasal merupakan kombinasi dari verba dan partikel adverbia seperti up, on, out, through, off, etc.

(17) I’m going to hold off taking my vacation this week, but I’ll take it next month instead.

Makna off dalam kalimat nomor 17 melebur dengan makna hold dan membentuk makna baru, yang sama maknanya dengan postpone. Partikel adverbia off digunakan untuk memberi penekanan makna. Bila off dihilangkan dari kalimat nomor 17, kalimat akan mempunyai makna yang tidak jelas atau bahkan tidak bermakna.

2.1.1.2.5 Preposisi (Preposition)

“A preposition joins a noun / pronoun to another word and indicates their relation in a sentence”. (Chand, 1998:43).

Swan juga mengatakan bahwa “In some structures preposition may stay together with its verb or noun at the end of the clause” (1999:453). Dapat disimpulkan dari kedua pendapat diatas bahwa preposisi berkaitan dengan kata benda atau pronomina ke kata lain dan menunjukkan hubungan satu sama lainnya di dalam kalimat.

Contoh:

(18) They succeed in escaping.

Dalam kalimat they succeed in escaping kata in berfungsi sebagai preposisi yang menjadi penghubung antara verba succeed dan nomina escaping.

(10)

a) Form

- Simple Preposition:

Ex: on, off, to, up, with, at, for, in, of. - Compound Preposition:

Ex: Within, without, outside, into, behind, beneath, below, across, between

- Double Preposition:

Ex: From under, from behind - Particle Preposition:

Ex: Considering, concerning, not with standing b) Function

- Post modifier

Ex: Students in the room are happy. - Adverbia

They are in the room.

In the bath room adalah frase preposisi yang berfungsi sebagai adverbia.

c) Complementation - Of a verb

Ex: The police looking for my wallet. - Of an adjectives

(11)

Dari teori-teori yang telah diutarakan terdahulu dapat penulis simpulkan bahwa, yang membedakan partikel dari preposisi adalah:

1) Partikel membentuk verba frasal dan menciptakan makna baru. Sedangkan preposisi adalah penghubung antara frase dan nomina.

2) Fungsi preposisi lebih mengacu kepada nomina atau pronomina dalam suatu kalimat.

Contoh:

(19) She put the flowers on the table.

(20) Don’t forget to put the sunblock on before you go out in the sun.

Kalimat nomor 19, on mengacu kepada nomina table, sehingga makna yang terkandung dalam kata put tetap makna harfiah, sedangkan pada kalimat nomor 20 lebih mengacu pada verba put bukan kepada nomina sunblock, dan maknanya melebur dengan makna yang terkandung dalam makna put. Dengan demikian, on pada kalimat nomor 19 adalah preposisi, sedangkan pada kalimat 20 put adalah partikel adverbia.

2.1.2 Satuan-satuan Sintaktis 2.1.2.1 Kata

Richards, et al. menyatakan bahwa “Word is the smallest of linguistic units which can occur on its own in speech or writing” (1985:311).

Baker menambahkan bahwa ”Word is the smallest unit which we would expect to possess individual meaning” (1992:11).

(12)

Jadi, jika disimpulkan kata merupakan satuan gramatikal terkecil linguistik yang mempunyai arti atau makna.

Dilihat dari segi sintaktis, kelas kata di bagi menjadi delapan kelompok atau yang biasa di sebut dalam bahasa Inggris adalah Parts of Speech. Kedelapan kelas kata itu adalah: nomina, pronomina, ajektifa, verba, adverbia, preposisi, konjugsi dan interjeksi.

2.1.1.2 Frase

Crystal (1997:292) mengidentifikasikan bahwa frase adalah “A term used in grammatical analysis to refer to a single element of structure typically containing more than one word, and lacking the subject – predicate structure typical of clauses”. Frase adalah istilah dalam analisis gramatikal untuk menggantikan bentuk elemen tunggal yang biasanya terdiri atas lebih dari satu kata, dan bukan bentukan subjek-predikat, misalnya ‘very slowly’.

Menurut (Schmidt, 1995:338), “A phrase is a group of words that are closely relate. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Reid (1996:124), yang menyatakan bahwa, “A phrase is a group of words that is missing a subject, a verb, or both.

Menurut Trask dalam bukunya Key Concepts in Language and Linguistics (1999:237) frase adalah “A grammatical unit which is smaller than a clause. The term phrase is an ancient one, and it has long been used to denote a grammatical unit which typically (thought not invariably) consist of two or more words, but which does not contain all of the things found in a clause.

Dari berbagai pendapat yang telah disebutkan terdahulu dapat kita ketahui bahwa frase merupakan istilah gramatikal untuk kelompok kata yang tidak mempunyai

(13)

subjek, predikat atau keduanya dan mempunyai hubungan yang erat satu sama lainnya. Frase merupakan unit yang lebih kecil dari klausa.

Contoh:

(21) He put his hat in the back of the bedroom (22) The man whose voice I like a lot is Chris Brown (23) The soldiers was walked swinging slowly

Semua kata yang tercetak dengan huruf tebal adalah frase.

2.1.1.3 Klausa

Klausa adalah bagian gramatikal yang lebih kecil dari kalimat. Klausa tidak diawali dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan intonasi final klausa memiliki subjek dan predikat. Trask (1999:222) menjelaskan tentang klausa sebagai “Traditionally, a clause is grammatical unit consisting of a subject and a predicate, and every sentence must consist of one or more clauses. “. Miller (2002:5) menambahkan bahwa “The clause is a unit which as a minimum of verb and its complement but which may consist of a verb, its complement and its adjunct.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa klausa adalah satuan gramatikal yang berisikan fungsi-fungsi kalimat. Paling tidak subjek dan predikat setiap kalimat dapat terdiri atas beberapa klausa.

Pada umumnya klausa dalam bahasa Inggris dibedakan ke dalam dua jenis yaitu klausa independen dan klausa dependen.

(14)

ƒ Klausa Independent

Menurut Jacobs (1995:65), “A clause that can stand alone as a sentence is called a main clause or sometimes an independent clause.” Klausa independent adalah klausa yang dapat berdiri sendiri seperti kalimat. Contoh I went to the bookstore yesterday. Klausa akan menjadi kalimat jika di awali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik seperti I went to the bookstore yesterday. Dalam hal ini I went to the bookstore yesterday adalah kalimat karena mempunyai pengertian yang utuh.

ƒ Klausa Dependent

Subordinate clause adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri. Walaupun subordinate clause memiliki subjek dan predikat tetapi subordinate clause bergantung kepada main clause seperti yang di definisikan Jacobs. “Dependent clause, on the other hand, do not stand n their own as sentences.” (Jacobs, 1995:65)

dan menurut Miller (2002) ada tiga jenis klausa dependent yaitu klausa nomina (complement clause), klausa adverbia dan klausa ajektifa (relative clause).

Klausa dependent ditandai dengan subordinate conjunction seperti who, whom, whose, which, that, if, whenever, what, nevertheless dan sebagainya.

Contoh:

(24) What he said, was so boring.

Dalam kalimat nomor 24 What he said, was so boring, what he said tidak bisa berdiri sendiri walaupun mempunyai subjek dan predikat. Dengan kata lain tidak dapat menjadi klausa independent karena tidak mempunyai pengertian yang jelas atau sempurna.

(15)

2.1.1.4 Kalimat

Trask (1999:273) mengemukakan bahwa kalimat adalah “The largest purely grammatical unit in a language. The largest linguistic unit which is held together by rigid grammatical rules is the sentence.

Senada dengan pernyataan di atas Kroeger mengemukakan bahwa “A sentence is not simply a string of words, one after another.” (2004:5).

Secara ringkas, menurut kedua pendapat di atas, kalimat adalah merupakan satuan gramatikal terbesar dalam tataran linguistic yang terikat oleh peraturan-peraturan grammar.

Contoh:

(25) Budi is writing a letter now.

Untuk menjadi sebuah kalimat dengan pengertian yang utuh, struktur kata pada kalimat tersebut terkait pada peraturan yang biasa disebut grammar.

Bila struktur kata pada kalimat nomor 25 diubah menjadi writing is Budi letter maka pengertiannya menjadi tidak utuh atau bisa jadi tidak jelas. Bila demikian, sekumpulan kata tesebut bukan kalimat.

2.2 Semantik

Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna. Hartman dan Stork menyatakan bahwa “Semantics is the system and study of meaning in language (1999:13). Sejalan dengan Hartman dan Stork, Saeed mengidentifikasikan “Semantics is the study of meaning communicated through language (2001:155). Disamping kedua

(16)

pendapat tersebut, Trask menyatakan bahwa “The branch of linguistics which studies meaning.”

Dengan demikian, semantik adalah cabang linguistik dan merupakan studi yang mempelajari makna yang dikomunikasikan melalui bahasa.

2.2.1 Makna

Menurut Richards (1995:172), “Meaning is what a language expresses about the world we live in or any possible or imaginary world. Sedangkan Saeed (1997:53) berpendapat bahwa, “The meaning of a word is defined in part by its relations with other word in the language.”

Jadi, menurut mereka berdua makna merupakan penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakai bahasa, sehingga kemudian dapat saling memahami terhadap apa yang mereka komunikasikan.

2.2.2 Jenis-jenis Makna

Sebagai alat untuk mengkomunikasikan berbagai kepentingan, makna bahasa pun menjadi beragam bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Para linguis telah mengklasifikasikan berbagai jenis makna antara lain.

2.2.2.1 Makna Leksikal

Butler (2005:246), memberikan penjelasan tentang makna leksikal adalah makna yang terdapat pada kata leksem tanpa konteks apapun.

(17)

Contoh:

(26) The snowman put his jacket on the table

Pada kata snowman di atas mempunyai arti a figure of a man made from snow tetapi bisa juga diartikan sebagai a man who removes snow.

2.2.2.2 Makna Gramatikal

Menurut Butler (2005:246), “Grammatical meaning is the sum total of the meanings of the constituent words in a complex expression and the result of the way the constituent are combined in the literal meaning. Jadi, makna grammatikal merupakan jumlah total makna dari setiap kata yang dikombinasikan dengan makna literal (harfiah). Contoh: Shark-safe bay mempunyai arti no swimmer falls victim to cruising sharks.

2.2.2.3 Makna Kontekstual

Makna kontekstual adalah makna kata yang berada pada satu konteks (Chaer, 2003: 290). Contoh:

(27) I buy a book, dan

The room has already booked.

Pada kalimat nomor 27 I buy a book kata book memiliki makna yang berbeda dengan kalimat the room has already booked.

(18)

2.3 Kata through

Berdasarkan Oxford University Press Dictionary (2003: 450) through dapat menempati kategori preposisi, ajektifa dan adverbia.

2.3.1 Fungsi kategori preposisi

Through yang dapat mengisi atau menempati kategori preposisi dapat disebut through sebagai preposisi. Sebagai preposisi through merupakan satu kesatuan dengan frase nomina karena nomina tersebut merupakan objek dari through.

(28) By the way, he left through the door

Dalam kalimat tesebut kata through mengisi kategori preposisi, sedangkan the door sebagai objeknya. Through dalam kalimat nomor 28 mempunyai makna melewati.

Menurut Oxford Learner’s Dictionary (2003: 450) kata through sebagai preposisi dalam mempunyai makna antara lain sebagai berikut:

1. From one end or side of something to the other, seperti makna yang terkandung pada kalimat nomor 28.

Ex: the train went through the tunnel 2. Period of time

Ex: she won’t live through the night 3. Past a barrier

(19)

4. Because of

Ex: the accident happened through lack of care

2.3.2 Kategori Adverbia

Sebagai partikel adverbia through berfungsi sebagai partikel yang membentuk two words verb. Swan (1997:180) menyatakan bahwa “Adverb particles often join together with verbs to make two-words verbs. Through yang berfungsi sebagai partikel adverbia digunakan hampir seperti adverbia.

Contoh:

(29) I’ll see you as soon as I get through my work.

Get through adalah partikel adverbia, through merupakan bagian dari verba frasal tersebut. Bila through dihilangkan, makna kalimat menjadi tidak jelas.

Through yang menempati kategori adverbia berfungsi sebagai modifier. Contoh: (30) They never let me go through the gate.

Through menempatkan adverbia yang berfungsi sebagai modifier yang menerangkan verba go.

Berikut contoh partikel adverbia beserta beberapa verba yang membentuk verba frasal, antara lain:

- Fall through - Get through - Go through - Look through - Pull through

(20)

- Run through

Dari penjelasan dan beberapa contoh mengenai partikel adverbia di atas, dapat disimpulkan bahwa partikel adverbia yang digunakan dengan verba tertentu akan membentuk verba frasal dan seringkali menciptakan makna baru.

Kata through sebagai adverbia dalam Oxford Learner’s Dictionary (2003: 450) mempunyai makna antara lain sebagai berikut:

1. From one end or side of something to the other

Ex: put the coffee in the filter and let the water run through 2. Period of time

Ex: our team is through the semi-finals 3. Connected

Ex: I tried to call but I couldn’t get through

2.3.3 Pengisi kategori Ajektiva

Kata through juga dapat menempati kategori ajektifa. Sebagai ajektifa through berfungsi menerangkan nomina dan merupakan bagian dari frase nomina

(31) it’s better to take a through train to Surabaya.

Kata through pada kalimat nomor 35 menerangkan kata benda train dan membentuk frase nomina a through train. A through train mempunyai makna kereta langsung ke Surabaya tanpa berhenti.

Gambar

Tabel 1 : Struktur Sintaktis    Fungsi

Referensi

Dokumen terkait

 sesuatu dimana manusia adalah sesuatu dimana manusia adalah bagian atau milik tanah daraipada bagian atau milik tanah daraipada manusia yang memiliki tanah.. manusia yang

Menurt Solomon dan Rothblum (Rachmahana, 2001, h.135) individu yang kurang asertif tidak mau mencari bantuan ( seeking for help) kepada orang lain untuk membantu

Administrator adalah pengguna yang dipercaya untuk mengelola data master seperti data operator, biaya kendaraan, parkir gratis, slot parkir, parkir keluar, dan

produk – produk baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini, sehingga nasabah maupun calon nasabah tidak akan lari dari perusahaan (S6 - O11) dengan banyaknya

Jumlah spora terbanyak ditemukan dari rizosfir akar Pennisetum purpureum Schumach yang berjumlah 82 spora/50 g tanah dengan 2 jenis FMA yakni Gigaspora dan

kepastian untuk membuat keputusan sendiri apakah perlu evakuasi, tetap berada di tempat, atau kembali. Segera sesudah gempa berhenti, anggota Jaring Komunikasi SAR

Perlu dibahas element-element penting untuk mendukung implementasi rantai peringatan seperti : Back up Posko 24/7 BPBD ditingkat Provinsi, Kapasitas Staff Posko, Soft

KERJASAMA KABAG KERJASAMA KASUBBAG DALAM NEGERI STAF PELAKSANA ARSIPARIS Fakultas/ unit kerja Surat permohonan dan berkas kelengkapan Mendata surat masuk disposisi