• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK KIMIA FISIKA DAN SENSORIS PIKEL PARE (Momordica Charantia L.) HASIL

FERMENTASI BAKTERI ASAM LAKTAT

THE RESULT FERMENTATION OF PARE PICLE (Momordica Charantia L.) BY LACTIC ACID BACTERIA

ON PHYSICAL CHEMICAL AND SENSORY CHARACTERISTICS

Suharyono1, Marniza1,Rizkita Lingga Wulandari2,Muhamad Kurniadi3 1

Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2

Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 3}

Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI Yogyakarta, Desa Gading,Playen Email : hm_kur@yahoo.com

ABSTRACT

During this process of pickel pare fermentation still done without the addition of pure inoculum. It is known that the addition of culture can improve the product characteristics.The purposeof this study was to determine the effect ofthe addition of lactic acid bacteria culture compared with no addition of culture (spontaneous), single culture and mixed with the salt concentrationon the characteristics of pickel pare. The results showed that lactic acid bacteria and the salt concentration was highly significant in lowering the pH, raising the total lactic acid, total lactic acid bacteria, total dissolved solids,texture and soften significantly affects cores texture, color, flavor, aroma, and overall acceptance. The pickel pare best is fermented using mixed cultures(Lactobacillus plantarum+Leuconostoc mesenteroides) with 4% salt concentration, has the lowest pH of 3.330, 1.337% total lactic acid, lactic acid bacteria highest total 7.644 log cfu /g, total dissolved solids 4,70Brix, with the texture of 110.130 (mm/50g/10 seconds). Organoleptic assessment of the panelist sindicated that scores for texture 3.025 (like) with descriptions rather soft, the color value of 2.95 (kind a like) with description spikel pare green color, flavor value 2.625 (kind a ike) with the description a little bitter sweet, aroma values 2.925 (kind a like) with a description of the smell sweet (sugar) and overall revenue value 2.550 (kind a like).

Keywords: Pickel, Pare, Lactic Acid Bacteria (BAL), Lactobacillus Plantarum, Leuconostoc Mesenteroides

ABSTRAK

Selama ini proses fermentasi pikel pare masih dilakukan tanpa penambahan inokulum murni. Diketahui bahwa penambahan kultur dapat memperbaiki karakteristik produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kimia fisika dan sensoris pikel pare hasil fermentasi bakteri asam laktat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan dua faktor dan dua kali ulangan. Faktor pertama adalah jenis bakteri/kultur (K) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu tanpa kultur BAL (spontan) (K1), Lactobacillus plantarum (K2), Leuconostoc mesenteroides (K3), dan campuran Lactobacillus plantarum + Leuconostoc mesenteroides (K4), faktor kedua adalah konsentrasi garam (G) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu 0% (G0), 1% (G1), 2% (G2), 3% (G3), dan 4% (F4). Hasil penelitian menunjukkan pikel pare terbaik adalah yang difermentasi dengan menggunakan kultur campuran (Lactobacillus plantarum+ Lactobacillus mesenteroidas) dengan konsentrasi garam 4% memiliki pH terendah 3,330, total asam laktat 1,337%, total bakteri asam laktat tertinggi 7,644 log cfu/g, total padatan terlarut 4,7oBrix, dengan tekstur sebesar 110, 130 (mm/50g/10detik). Hasil uji sensoris menunjukkan skor terhadap tekstur 3,025 (suka) , nilai warna 2,950 (agak suka), nilai rasa 2,625 (agak suka), nilai aroma 2,925 (agak suka) dan nilai penerimaan keseluruhan 2,550 (agak suka).

Kata Kunci : Pikel, Pare, Bakteri Asam Laktat (BAL), Lactobacillus Plantarum, Leuconostoc Mesenteroides

1. PENDAHULUAN

Pare (Momordica charantia L.) atau paria dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pare putih, pare hijau, dan pare ular (Luh and Woodroof, 1998). Mengandung nilai gizi yang tinggi dan cukup lengkap yang terdiri dari karbohidrat 6,60 gram, protein 1,10 gram, lemak 0,30 gram, vitamin A 1800,00 S.I., vitamin C 52,00 mg. kalsium 45 mg, fosfor 64,00 mg, zat besi 1,40 mg per 100 gram pare. Berkhasiat sebagai obat, antara lain untuk penyakit ambeien, bronchitis, disentri, kencing manis, dan lain sebagainya. Menurut Vaughn (1982) pikel adalah hasil pengolahan buah atau sayuran dengan menggunakan garam dan diawetkan dengan asam, dengan penambahan gula dan rempah-rempah sebagai bumbu. Tujuan utama pembuatan pikel adalah untuk mencegah pembusukan, sehingga bahan makanan akan tahan lebih lama, dan akan menghasilkan cita rasa yang lebih disukai (Rahayu dkk., 2000).

Selama ini proses pengolahan pikel masih dilakukan tanpa penambahan inokulum murni (spontan). Kultur pada pembuatan pikel ini bertujuan agar pada awal fermentasi bakteri asam laktat dapat tumbuh mendominasi sehingga peluang bakteri pathogen dan pembusuk untuk hidup tidak ada, selain itu juga penambahan kultur dapat memperbaiki karakteristik produk. Pembuatan pikel pare pada penelitian ini akan menggunakan kultur Leuconostoc mesenteroides, kultur Lactobacillus plantarum, dan campurannya. Di antara penggunaan kultur tersebut belum diketahui jenis kultur yang dapat menghasilkan pikel pare dengan karakteristik terbaik, baik yang dibandingkan dengan pare yang berlangsung spontan maupun pikel pare dengan penambahan kultur. Pada penelitian ini akan diteliti pengaruh penambahan jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam terhadap karakteristik pikel pare serta mendapatkan jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam yang menghasilkan karakteristik pikel pare terbaik.

(2)

2. METODE

2.1 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah buah pare, garam, gula, starter Lactobacillus plantarum, Leuconoctoc mesenteroides,aquades, media MRS Broth dan MRS Agar, NaOH, NaCl, alkohol 70%. Peralatan yang digunakan antara lain pisau, tabung reaksi, spatula, toples fermentasi, erlenmeyer, labu ukur, gelas ukur, termometer, cawan petri, colony counter, pipet, inkubator, blender, mikropipet, autoklaf, pH-meter, timbangan, hot plate, buret, hand-held refraktometer , penetrometer.

2.2 Prosedur

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui lama fermentasi terbaik pikel pare yang kemudian akan diterapkan pada penelitian utama. Penelitian utama dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam terhadap karakteristik pikel pare yang difermentasi tersebut.

Rancangan percobaan dan analisis data

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap dengan dua faktor dan dua kali ulangan. Faktor pertama adalah jenis bakteri/kultur (K) yang terdiri dari 4 taraf, yaitutanpa kultur BAL (spontan) (K1), Lactobacillus plantarum (K2), Leuconostoc mesenteroides (K3), dan campuran Lactobacillus plantarum + Leuconostoc mesenteroides (K4) dengan perbandingan 1:1,sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi garam (G) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu 0% (G0), 1% (G1), 2% (G2), 3% (G3), dan 4% (F4). Data yang diperoleh diuji kesamaan ragamnya dengan uji Bartlett dan kemenambahan model diuji dengan uji Tuckey.

Proses pembuatan pikel pare spontan (fermentasi spontan)

Buah pare diblansing selama 3 menit pada suhu 72oC dimasukkan ke dalam toples. Ditambahkan 105 mL larutan garam 3%. Di pasteurisasi ± 3 menit pada suhu 72oC. Difermentasi secara spontan (tanpa penambahan kultur BAL) dan dilakukan pengamatan setiap 3 hari selama 9 hari untuk mencari lama fermentasi terbaik berdasarkan uji organoleptik berupa warna, rasa, aroma, dan teksturnya.

Pembuatan starter

Kultur murni Leuconostoc mesenteroidesdan Lactobacillus plantarum 1 ose dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 10 mL media MRS Broth steril diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Digoreskan pada agar miring, masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 mL MRS Broth steril inkubasi 24 jam. Untuk membuat kultur campuran kedua bakteri ambil masing-masing 0,5 mL dari MRS Broth steril dari masing-masing kultur. Lalu dimasukkan ke dalam media MRS Broth Agar steril dan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC .

Pembuatan larutan garam

Garam sebanyak 0 g, 1,6 g, 3,2 g, 4,8 g, dan 6,4 g (konsentrasi garam 0%, 1%, 2%, 3%, dan 4% dari 160 mL volume toples yang digunakan) dengan penambahan gula sebanyak 1% (1,6 g) untuk masing-masing konsentrasi garam dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL ditambahkan aquades 105 mL dipanaskan selama 3 menit dengan suhu ± 72oC didiamkan selama ± 10 menit hingga mencapai 35oC - 40oC .

Proses pembuatan pikel pare

Buah pare dicuci bersih dipotong-potong, di blansing, dimasukkan ke dalam toples tambahkan larutan garam 105 mL, pasteurisasi selama 3 menit pada suhu 72oC. Dinginkan dan inokulasikan kultur bakteri sesuai perlakuan Lactobacillus plantarum K2),Leuconostoc mesenteroides (K3), dan kultur campuran (K4) yang masing-masing jumlahnya sebanyak 4% dari jumlah bahan (±6,4 mL). Botol berisi sampel tanpa penambahan kultur yang merupakan perlakuan sebagai fermentasi spontan (K1), kemudian ditutup rapat. Difermentasi selama hari fermentasi terbaik.

Karakteristik kimia,fisika dan sensoris

Pengukuran pH menggunakan pH meter (AOAC 1995 ), total asam laktat, dilakukan dengan metode titrasi (Hadiwiyoto, 1994), total BAL dengan menggunakan metoda total plate count (Fardiaz,1993). total padatan terlarut dengan alat refraktometer dan uji organoleptik menggunakan 25 panelis tidak terlatih menguji tingkat kesukaan terhadap warna, rasa, tekstur dan aroma, (Setyaningsih et al, 2010) .

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan lama fermentasi

Hasil perhitungan rata-rata penilaian lama fermentasi hari ke 6 merupakan lama fermentasi terbaik (Tabel 1). Rasa berkisar antara 3 (pahit), dan parameter yang lain berkisar antara 2 (tidak suka) dan 3 (agak suka). Rasa pahit pikel pare ini disebabkan oleh adanya kandungan zat sejenis glukosida yang disebut momordisin dan charantin (Luh and Woodroof, 1998). Menurut Siemonsma and Piluek (1994), untuk mengurangi rasa pahit pare dapat dilakukan dengan cara merendam buah yang telah dikupas dengan air garam dapur atau dengan diblansing.

(3)

Tabel 1. Penilaian lama fermentasi terbaik pikel pare

Tekstur Warna Rasa Aroma Penerimaan Keseluruhan

Hari ke 3 2,75 2,65 2,8 2,5 2,6

Hari ke 6* 2,8 2,9 3,15 2,6 2,45

Hari ke 9 2,6 2,8 2,65 2,3 2,45

Keterangan:

1 = sangat tidak suka ; 2 = tidak suka ; 3 = agak suka ; 4 = suka ; 5 = sangat suka (*) Lama fermentasi terbaik pada hari ke 6

Pengaruh jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam terhadap nilai pH, Total Asam Laktat, Total Bakteri Asam Laktat dan Total Padatan Terlarut

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis bakteri dan konsentrasi garam berpengaruh sangat nyata terhadap pH pikel pare dan tidak terdapat interaksi. Dari Gambar 1 menunjukkan bahwa pikel dengan perlakuan penambahan bakteri asam laktat berbeda sangat nyata dalam menurunkan nilai pH dengan pikel yang difermentasi spontan, demikian juga perbandingan antara pikel yang ditambahkan kultur tunggal Lactobacillus plantarum dengan pikel yang ditambahkan kultur Leuconostoc mesenteroides dan kultur campuran, serta antara perlakuan masing–masing kultur tunggal. Semakin banyak asam laktat yang dihasilkan dari proses fermentasi ini, maka semakin besar pula ion H+ yang terukur, sehingga pH lingkungan semakin rendah (Wood, 1998).

Gambar 1. Pengaruh jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam terhadap nilai pH pikel paresetelah

difermentasi selama 6 hari Keterangan :

K1 = fermentasi spontan ; K2 = fermentasi dengan Lactobacillus plantarum ; K3 = fermentasi dengan Leuconostoc mesenteroides ; K4 = fermentasi kultur campuran (Lactobacillus plantarum + Leuconostoc mesenteroides)

Pengaruh jenis bakteri dan konsentrasi garam terhadap total asam laktat disajikan pada Gambar 2. Terlihat bahwa pikel dengan perlakuan penambahan bakteri asam laktat berbeda sangat nyata dengan nilai total asam pikel yang difermentasi spontan, demikian juga perbandingan antara pikel yang ditambahkan kultur tunggal Lactobacillus plantarum dengan pikel yang ditambahkan kultur Leuconostoc mesenteroides dan kultur campuran. Akan tetapi, antara perlakuan penambahan kultur tunggal tidak berbeda nyata.

Gambar 2. Pengaruh jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam terhadap nilai total asam laktat pikel pare

setelah difermentasi selama 6 hari y = -0,119x + 4,898 R² = 0,9945 y = -0.1675x + 4.277 R² = 0.9864 y = -0,1265x + 3,854 R² = 0,9831 y = -0.135x + 3.856 R² = 0.9939 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 0 1 2 3 4 5 pH Konsentrasi Garam (%) K1 K2 K3 K4 y = 0.0689x + 0.1404 R² = 0.8871 y = 0.0513x + 0.4968 R² = 0.9186 y = 0.1161x + 0.7128 R² = 0.9835 y = 0.0945x + 1.0125 R² = 0.8974 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 T o tal Asam Lak tat (% ) Konsentrasi Garam (%) K1 K2 K3 K4

(4)

Pengaruh jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam terhadap nilai total bakteri asam laktat pikel pare disajikan pada Gambar 3. Pikel pare dengan semua perlakuan jenis bakteri memberikan hasil yang sangat berbeda nyata terhadap total bakteri asam laktatnya, hubungan antara konsentrasi garam terhadap nilai total bakteri asam laktat dengan berbagai jenis bakteri terus meningkat seiring meningkatnya konsentrasi garam yang diberikan. Menurut Anonim (2009), bakteri asam laktat yang tumbuh pada pikel dengan kultur Leuconostoc mesenteroides lebih tinggi dibandingkan pikel dengan kultur Lactobacillus plantarum diduga karena Lactobacillus plantarum kurang aktif dalam merombak substrat yang tersedia dibandingkan Leuconostoc mesenteroides

Gambar 3. Pengaruh jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam terhadap nilai total bakteri asam laktat

pikel pare setelah difermentasi selama 6 hari

Menurut Stamer (1979) bakteri Lactobacillus plantarum dan Leuconostoc mesenteroides memiliki toleransi terhadap garam masing-masing sebesar 3 – 6% dan 6,5%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis bakteri tidak berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut pikel pare, sedangkankonsentrasi garam mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap total padatan terlarut pikel pare dan tidak terdapat interaksi antara keduanya disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengaruh jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam terhadap nilai total padatan terlarut pikel

pare setelah difermentasi selama 6 hari

Menurut Wood (1998), meningkatnya konsentrasi garam meningkatkan nilai total padatan terlarut. Selain komponen garam tersebut sebagai penyumbang total padatan, NaCl juga akan menarik padatan terlarut yang ada pada bahan. Menurut Puspito and Fleet (1985), Leuconostoc mesenteroides (Lc) mampu menghidrolisis pati menjadi glukosa, begitu juga dengan Lactobacillus plantarum (Lb) (Shamala and Sreekantiah, 1988).

Pengaruh jenis bakteri dan konsentrasi garam terhadap karakteristik organoleptis

Tekstur yang diberi perlakuan dengan penambahan bakteri memiliki tekstur yang lunak, terutama bakteri Leuconostoc mesenteroides dibandingkan dengan Lactobacillus plantarum, karena ia merupakan bakteri asam laktat heterofermentatif yang menghasilkan gas yang dapat menyebabkan pembengkakan yang akan mempercepat pikel menjadi lunak (Smith, 2002). Tekstur pare dipengaruhi oleh komponen dinding selnya yang salah satunya adalah pectin,(Luh and Wood, 1998).

Penampakan warna pikel kurang begitu menarik yaitu secara visual berwarna hijau pucat. Degradasi pigmen klorofil tersebut terjadi jika pada pH rendah dan pemanasan 70-100oC. Hal inilah yang memicu terjadinya proses feofitinisasi (Stamer, 2009). Perlakuan jenis bakteri dan konsentrasi garam berbeda sangat nyata terhadap rasa pikel pare dan tidak terjadi interaksi. Siemonsma and Piluek (1994) menyatakan bahwa proses blansing belum bisa menghilangkan rasa pahit pada berbagai sayuran seperti pare dan valeta (sejenis pare yang ada di Brasil). Pengaruh jenis bakteri dan konsentrasi garam terhadap skor penerimaan keseluruhan pikel pare disajikan pada Tabel 2.

Aroma asam yang dihasilkan saat proses fermentasi pikel adalah asam laktat, asetat, dan terkadang suksinat bersama dengan alkohol membentuk ester yang memberi sumbangan pada kekhasan aroma pikel (Bolourian et al., 2010). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis bakteri dan konsentrasi garam berbeda sangat nyata terhadap penerimaan keseluruhan pikel pare dan tidak terjadi interaksi.

y = 0.1004x + 5.5489 R² = 0.9676 y = 0.0162x + 6.6035 R² = 0.9826 y = 0.0356x + 6.7171 R² = 0.9718 y = 0.1931x + 6.9422 R² = 0.9567 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 T o tal Asam B ak te ri Lak tat (l o g cf u /g ) Konsentrasi Garam (%) K1 K2 K3 K4 y = 0.985x + 0.99 R² = 0.988 y = 1.02x + 0.84 R² = 0.9977 y = 0.935x + 1.1 R² = 0.9976 y = 0.945x + 1.01 R² = 0.993 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 To tal P ad ata n Te rlaru t ⁰bri x Konsentrasi Garam (%) K1 K2 K3 K4

(5)

Tabel 2. Pengaruh jenis bakteri dan konsentrasi garam terhadap skor penerimaan keseluruhan pikel pare

Perlakuan Nilai Tengah μ Ket.

K1G0 (spontan, garam 0%) 2.65 abcd Agak suka

K1G1 (spontan, garam 1%) 2.63 abcd Agak suka

K1G2 (spontan, garam 2%) 2.55 abc Agak suka

K1G3 (spontan, garam 3%) 2.50 a Agak suka

K1G4 (spontan, garam 4%) 2.50 ab Agak suka

K2G0 (Lactobacillus plantarum, garam 0%) 2.95 ef Agak suka

K2G1 (Lactobacillus plantarum, garam 1%) 3.18 f Suka

K2G2 (Lactobacillus plantarum, garam 2%) 2.73 abcde Agak suka

K2G3 (Lactobacillus plantarum, garam 3%) 2.65 abcd Agak suka

K2G4 (Lactobacillus plantarum, garam 4%) 2.63 abcd Agak suka

K3G0 (Leuconostoc mesenteroides, garam 0%) 2.65 abcd Agak suka

K3G1 (Leuconostoc mesenteroides, garam 1%) 2.58 abc Agak suka

K3G2 (Leuconostoc mesenteroides, garam 2%) 2.48 a Agak suka

K3G3 (Leuconostoc mesenteroides, garam 3%) 2.63 abcd Agak suka

K3G4 (Leuconostoc mesenteroides, garam 4%) 2.48a Agak suka

K4G0 (kultur campuran, garam 0%) 2.73 abcde Agak suka

K4G1 (kultur campuran, garam 1%) 2.88 de Agak suka

K4G2 (kultur campuran, garam 2%) 2.83 cde Agak suka

K4G3 (kultur campuran, garam 3%) 2.78 bcde Agak suka

K4G4 (kultur campuran, garam 4%) 2.55 abc Agak suka

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf 5% BJND (1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak suka, 4 = suka, 5 = sangat suka)

4. KESIMPULAN

Pikel pare terbaik adalah yang difermentasi dengan menggunakan kultur campuran (Lactobacillus plantarum+ Lactobacillus mesenteroidas) dengan konsentrasi garam 4%,memiliki pH terendah 3,330, total asam laktat 1,337%, total bakteri asam laktat tertinggi 7,644 log cfu/g, total padatan terlarut 4,7oBrix, dengan tekstur sebesar 110, 130 (mm/50g/10detik). Hasil uji sensoris menunjukkan skor terhadap tekstur 3,025 (suka) , nilai warna 2,950 (agak suka), nilai rasa 2,625 (agak suka), nilai aroma 2,925 (agak suka) dan nilai penerimaan keseluruhan 2,550 (agak suka).

5. UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang telah mendukung penelitian ini sehingga dapat terlaksana dengan baik.

6. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Pickles and Relishes: Problems and Solutions. Oregon State University Extension Service. SP 50-744, Revised July 2009. 2 hlm.

AOAC. 1995. Official Methods of Analisys Chemist. Vol. 1A. AOAC Inc., Washington

Bolourian, S., M.H. Khodaparast, and M. Afshary, 2010.Effect of Lactic Fermentation (Lactobacillus plantarum) on Physicochemical, Flavour, Salting and Crust Properties of semi Volume Bread (Bagutte).World Applied Sciences Journal.8 : 101-106.

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mirobiologi Pangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty, Yogyakarta. Luh, B.S. and Woodroof, J.G. 1998. Commercial Vegetable Processing. Second Edition. VI Publishing Co., Texas.

Puspito, H. and G.H. Fleet. 1985. Microbiology of Sayur Asin Fermentation. Applied Microbiology and Biotechnology.22 : 442-445.

Rahayu, W. P., Suliantari dan T.B. Lestijaman, 2000. Aspek Pembuatan Pikel dan Pemeliharaan Kultur Starter Pikel Jahe. Buletin Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan IV (1). hlm 35-51.

Setyaningsih, D., A. Apriyantono dan M. P. Sari. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Institut Pertanian Bogor Press, Bogor

Shamala, T.R. and K.R. Sreekantiah. 1988. Fermentation of Starch Hydrolysates by Lactobacillus plantarum. Journal of Industrial Microbiology. 3: 175-178.

(6)

Siemonsma, T.H. and R. Piluek. 1994. Microbiology of Fermented Foods and Vegetables. 4th ed. The AVI Publishing Co. London. 268 pages

Smith, Y.E. 2002. Fermented of Vegetables: Saurkraut . J. Food of Microbiol. 2009. 7: 26 – 30

Stamer, J.R. 2009. Lactic Acid Bacteria. In: Defiguereido, M.P., D.F. Sliplittsoeslsser (eds). Food Microbiology PublicHealt Spoilage Aspect.The AVI Publishing Inc. Westport.Connecticut.

Vaughn, R.H. 1982. Lactic Acid Fermentation of Cabbage, Cucumber, Olives and Other Product.In Prescott and Dunns Industrial Microbiology. Fourth Editions.AVI Publishing Co. Texas.

Wood, B. J.B. 1998.Microbiology of Fermented Foods.Blackie Academic and Professional. United Kingdom. Volume 1.439 pages.

TANYA JAWAB :

1. Aan Gunawan (AGS Laboratory)

Apakah produk tersebut dapat juga diaplikasikan sebagai media tanam untuk tanaman rumah? Jawaban :

Selain dapat digunakan untuk semai padi, produk tersebut juga dapat digunakan sebagai media tanam untuk tanaman lain seperti sayuran dan cabai.

Apa ada treatment khusus terhadap limbah kertas untuk dijadikan media tanam? Jawaban :

Tidak ada treatment khusus karena pada bahan tersebut tidak terdapat bahan berbahaya/beracun. Setelah proses semai selesai apakah media tersebut bisa langsung ditanam ditanah?

Jawaban :

Gambar

Gambar 2. Pengaruh jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam terhadap nilai total asam laktat pikel pare  setelah difermentasi selama 6 hari
Gambar 4. Pengaruh jenis bakteri asam laktat dan konsentrasi garam terhadap nilai total padatan terlarut pikel  pare setelah difermentasi selama 6 hari
Tabel 2. Pengaruh jenis bakteri dan konsentrasi garam terhadap skor penerimaan keseluruhan pikel pare

Referensi

Dokumen terkait

Jika metoda kedua diterapkan, maka sistem lup tertutup dengan suatu pengendali proporsional tidak akan berosilasi terus-menerus berapapun nilai K p yang diambil. Jadi sistem

Sehingga, kampanye sosial yang mampu mengajak mereka ikut aktif terlibat di dalamnya merupakan bentuk kegiatan yang tepat untuk sekali lagi memperkenalkan

Namun perkembangan selanjutnya memasuki abad ke-18 perkembangan Pendidikan menurun (Nasution. Sekolah pertama di Pulau Jawa berada di Jakarta. Hal ini dilaksanakan karena

Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap cookies sukun dan berbagai formulasinya dibandingkan dengan cookies berbahan dasar tepung lain yang

Kombinasi asam dan basa akan menghasilkan tablet effervescent yang mempunyai kekerasan yang baik sehingga kerapuhan tablet kecil dengan waktu larut yang cepat dan memberikan

Rancang bangun kontrol penerangan rumah menggunakan media bluetooth berbasis arduino nano merupakan prototipe alat kontrol ON-OFF melalui mikrokontroller dan bluetooth yang diaktifkan

Jika siswa sudah bisa melakukan gerakan melempar dan memukul bola, maka guru dapat memberikan penugasan dalam melakukan gerakan kombinasi melempar atau memukul bola

Oleh karena defisiensi enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase dapat menyebabkan kurangnya pembentukan NADPH, maka defisiensi enzim tersebut juga berakibat tidak terbentuknya