• Tidak ada hasil yang ditemukan

Norma Masyakarat Untuk Meningkatkan Niat Ibu Hamil Dalam Memberikan ASI Eksklusif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Norma Masyakarat Untuk Meningkatkan Niat Ibu Hamil Dalam Memberikan ASI Eksklusif"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Background: The coverage of exclusive breatfeeding in Indonesia fluctuated and gradually decreased. One of contributing factors was the lack of pregnant woman intention to exclusive breastfeding as dercribed in The Theory of Reasoned Action in where intention is the best predictor of behavior. The coverage of exclusive breatfeeding at Puskesmas Gondokusuman I continued in 2010 and 2011 is at 27,1% and 33,7%. The coverage of exclusive breatfeeding at Puskesmas Gondokusuman II is at 7,7% (2010) and 12,7% (2011). It is away from national targets 2010 at (80%).

Background: The aim of the research is to analysed the factors associated pregnant woman intention to exclusive breastfeding at Puskesmas Gondokusuman, Yogyakarta. The type of this research was observasional analysis with cross sectional approach, the sample of this research was 106 pregnant woman.

Result and Conclusion: The results showed that at least of responden has low intention (67,9%) to exclusive breastfeeding. The bivariate analysis results on the variables associated (p value<0,05) with pregnant woman intention to exclusive breastfeding were gestation (p value =0,007) and importance norm toward exclusive breastfeeding (p value =0,002). The results of logistic regression test showed that the most influenced variable of pregnant woman intention to exclusive breastfeeding was importance norm toward exclusive breastfeeding with OR value was 5,258.

Keywords : Intention, Pregnant Woman, Exclusive Breastfeeding

Norma Masyakarat Untuk Meningkatkan Niat Ibu Hamil Dalam

Memberikan ASI Eksklusif

Septian Emma Dwi Jatmika*)

*) Dosen Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Korespondensi :

iandjee@rocketmail.com

50

PENDAHULUAN

Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui mempunyai peran penting yang fundamental pada kelangsungan hidup bayi, kolostrum yang kaya dengan zat antibodi, pertumbuhan yang baik, kesehatan dan gizi baik (Departemen Kesehatan RI, 2010). Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia, Angela Kearney saat memperingati 20 tahun Pekan ASI sedunia di Makassar Agustus lalu, mengungkapkan fenomena di lapangan terkait tingkat

pem-berian ASI Eksklusif dalam enam bulan pertama seorang bayi, berangsur-angsur menurun di Indonesia dari 40% pada 2002 dan 32% pada 2007 (Akhmad, 2012). Berdasarkan data Riskes-das (Riset Kesehatan Dasar), 2010 melaporkan persentase pola menyusui eksklusif pada bayi umur 0 bulan adalah 39,8%. Persentase tersebut semakin menurun dengan meningkatnya ke-lompok umur bayi. Pada bayi berumur 5 bulan menyusui eksklusif hanya 15,3%(Departemen Kesehatan RI, 2010).

(2)

Menurut tempat tinggal, persentase me-nyusui secara eksklusif lebih tinggi di pedesaan (29,3%) daripada di perkotaan (25,2%) (Depar-temen Kesehatan RI, 2010). Banyak faktor yang menyebabkan penurunan penggunaan ASI ini. Di kota-kota banyak Ibu yang bekerja untuk mencari nafkah, sehingga tidak dapat menyusui bayinya dengan baik dan teratur. Faktor-faktor lain yang memperkuat penggunaan botol antara lain gengsi supaya kelihatan lebih “modern”, meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu formula, takut kehi-langan daya tarik seorang wanita, dan tidak kalah pentingnya adalah pengaruh iklan peng-gunaan susu formula (Soetjiningsih, 1997).

Berdasakan Data Profil Kesehatan Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2008, cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Provinsi D.I. Yogya-karta pada tahun 2007 sebesar 7.994 (34%), meningkat 118 (1,49%) dibanding tahun 2006. Meskipun mengalami peningkatan, namun angka ini belum mencapai target nasional 2010 yaitu 80%. Data jumlah bayi (umur 6 bulan) yang mendapat ASI Eksklusif di Kabupaten Gunung kidul adalah 27,22%, paling rendah diantara 5 Kabupaten lainnya di Provinsi D.I Yogyakarta yaitu Kota (28,21%), Bantul (30,78%), Kulon Progo (32,75%) dan Sleman (46,33%) .

Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta (2011) cakupan ASI Eksklusif di Kota Yogyakarta dari tahun 2006 s.d 2011 berturut-turut adalah 31,99%; 28,75%; 30,09%; 30,91%; 35,51%; 40,24%. Cakupan ASI Eksklusif di Kecamatan Gondokusuman pada tahun 2010 dan 2011 terendah diantara Kecamatan-Keca-matan lain di Kota Yogyakarta. KecaKecamatan-Keca-matan Gondokusuman mempunyai dua Puskesmas. Cakupan ASI Ekslusif di Puskesmas Gondo-kusuman I pada tahun 2010 dan 2011 berturut-turut adalah 27,1% dan 33,7%. Sedangkan cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Gondo-kusuman II 7,7% (2010) dan 12,7% (2011). Hal ini masih sangat jauh dari target nasional 2010 yaitu 80%. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan niat Ibu hamil dalam

memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan

cross sectional (Sastroasmoro dan Sofyam,

2008). Populasi penelitian ini adalah Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC di Puskes-mas Gondokusuman I dan II Kota Yogyakarta. Besar sampel minimal yang didapat berdasar-kan rumus yang dikemukaberdasar-kan oleh Lemeshow

et.al (Lemeshow dan David, 1997) adalah 96

responden Ibu hamil yang melakukan peme-riksaan ANC di Puskesmas Gondokusuman I dan II Kota Yogyakarta. Namun, untuk menghindari kurangnya subjek karena kesalahan teknis atau sebab lain maka jumlah sampel ditambah 10% sehingga sampel minimal sebanyak 106 Ibu hamil. Jumlah sampel diperoleh secara pro-porsional dari jumlah populasi tiap Puskesmas. Teknik pengambilan sampel menggunakan

simple random sampling (Sugiyono, 2012;

Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia kehamilan, pekerjaan, pengalaman menyusui, norma-norma penting terkait pemberian ASI Eksklusif dan dukungan suami terhadap pem-berian ASI Eksklusif. Sedangkan variabel terikatnya adalah niat Ibu hamil dalam mem-berikan ASI Eksklusif. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner ter-struktur. Kuesioner yang digunakan terlebih dahulu diuji coba dengan teknik Korelasi

Product Moment untuk mengetahui validitas

dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan di Puskesmas Gedongtengen, Kota Yogyakarta. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (uji chi square) dan multi-variat (regresi logistik) (Notoatmodjo, 2010).

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

Niat Ibu Hamil dalam Memberikan ASI

Eksklusif

Penelitian ini berfokus pada niat Ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif di wilayah

(3)

kerja Pukesmas Gondokusuman I dan II, Kota Yogyakarta. Hasil analisis univariat didapatkan gambaran bahwa sebagian besar (67,9%) responden memiliki niat yang rendah sedang-kan responden dengan niat tinggi adalah sebesar 32,1%. Niat tersebut ditunjukkan berdasarkan persiapan responden untuk mem-berikan ASI Eksklusif.

Rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman kemungkinan disebabkan oleh rendahnya niat Ibu hamil untuk memberikan ASI Eksklusif. Hal ini dijelaskan dalam teori TRA dimana niat merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya, jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang tersebut. Untuk menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman, Kota Yogyakarta, peneliti merujuk pada Theory of

reasoned action (TRA). Teori ini

menghubung-kan antara keyakinan (belief), sikap (attitude), niat (intention) dan perilaku (behavior) (Fishbein dan Ajzen, 1975).

Rendahnya niat Ibu hamil untuk mem-berikan ASI Eksklusif mengakibatkan rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman. Hal ini ber-dampak pada status kesehatan balita di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman. Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif akan lebih rentan dari berbagai penyakit infeksi. Meskipun Angka Kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas Gondokusman rendah, akan tetapi Angka Kesakitan Balita cukup bermakna, hal ini dibuktikan dengan hasil angka kunjungan pasien balita pada tahun 2013. Angka Kunjungan Pasien Usia 1 bulan-1 tahun berdasarkan data lima penyakit terbesar di Puskesmas Gondo-kusuman 1 pada tahun 2013 secara berturut-turut dari total kunjungan 325 anak adalah nasofaringitis akut (83 anak), demam yang tidak diketahui sebabnya (31), batuk (25 anak), diare dan gastroenteritis non spesifik (16 anak), dan ISPA (10 anak). Sedangkan data kunjungan

pasien usia 1 tahun–4 tahun dari total kun-jungan 1257 anak adalah nasofaringitis akut (297), demam yang tidak diketahui sebabnya (111 anak), batuk (69 anak), diare dan gastro-enteritis non spesifik (78 anak) dan ISPA (70 anak).

Angka Kunjungan Pasien Usia 1 bulan-1 tahun berdasarkan data lima penyakit terbesar di Puskesmas Gondokusuman 2 pada tahun 2013 secara berturut-turut dari total kunjungan 236 anak adalah ISPA (117 anak), nasofaringitis akut (72 anak), infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas (35 anak), diare dan gastro-enteritis non spesifik (13 anak) dan campak (3 anak). Sedangkan data kunjungan pasien usia 1 tahun-4 tahun dari total kunjungan 1111 anak adalah ISPA (445 anak), nasofaringitis akut (253 anak), infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas (154 anak) dan diare&gastroenteritis non spesifik (53 anak).

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (nilai p<0,05) antara usia kehamilan dan norma-norma penting dengan niat Ibu hamil dalam mem-berikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Pus-kesmas Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebe-lumnya bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yaitu berhubungan dengan sikap (attitude toward behaviour) dan ber-hubungan dengan pengaruh sosial berupa norma penting (important norm) dan norma subjektif (subjective norm) (Fishbein dan Ajzen, 1975). Norma-norma penting terkait pemberian ASI Eksklusif dan dukungan suami dalam penelitian ini termasuk kedalam norma sub-jektif.

Sedangkan karakteristik responden seperti pekerjaan responden dan pengalaman menyu-sui tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (nilai p>0,05) dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman, Kota Yogya-karta.

(4)

Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik responden bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan niat secara langsung untuk memberikan ASI Eksklusif. Seperti halnya dalam TRA dimana variabel eksternal seperti variabel demografi, jenis kelamin dan usia tidak muncul dalam teori ini bukan karena variabel ini tidak penting, tetapi efeknya pada niat dianggap diperantarai oleh sikap dan norma subjektif(Smert, 1995). Variabel eksternal dapat mempengaruhi niat secara tidak langsung jika hanya mempengarui salah satu dari variabel sikap ataupun komponen normatif (norma penting atau norma subjektif)(Fishbein dan Ajzen, 1975).

Usia Kehamilan

Hasil analisis uji statistik dengan meng-gunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,007< (0,05). Hal ini berarti bahwa ada hu-bungan antara usia kehamilan responden dengan niat dalam memberikan ASI Eksklusif. Secara deskriptif, persentase responden ter-banyak sedang hamil di usia trimester ketiga, yaitu 38,7%. Sedangkan hasil tabulasi silang didapatkan gambaran bahwa responden yang mempunyai niat rendah dalam memberikan ASI Eksklusif, persentase terbesar pada yang sedang hamil di trimester pertama yaitu sebesar 92,0%. Sebaliknya responden yang mempunyai niat tinggi dalam memberikan ASI Eksklusif, persen-tase terbesar pada yang sedang hamil di trimester ketiga yaitu sebesar 45%.

Kestabilan niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku dapat dilihat berdasarkan jarak waktu antara pengukuran niat dan penilaian perubahan perilaku. Pengukuran niat tidak dapat diharapkan untuk memprediksi secara akurat suatu perilaku jika terdapat jarak waktu yang lama antara pengukuran niat dan penga-matan perilaku. Hal ini dimungkinan sesuatu hal tak terduga yang dapat mempengaruhi niat cenderung meningkat dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu niat dengan perilaku cenderung lebih mungkin terwujud jika terjadi dalam jarak waktu yang dekat dibandingkan

dengan jarak waktu yang lama(Fishbein dan Ajzen, 1975). Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan niat Ibu hamil yang tinggi pada Ibu hamil trimester ketiga dapat terus stabil dan konsisten, agar niat dalam memberikan ASI Eksklusif dapat terwujud ketika melahirkan nanti.

Jenis Pekerjaan

Hasil Analisis uji statistik dengan meng-gunakan uji chi square diperoleh hasil tidak ada hubungan antara pekerjaan responden dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman, Kota Yogyakarta (nilai p =0,194).

Menurut TRA, efek pekerjaan terhadap niat dianggap diperantarai oleh sikap dan norma subjektif(Ajzen, 2005). Variabel eksternal seperti halnya pekerjaan dapat mempengaruhi niat secara tidak langsung jika hanya mem-pengarui salah satu dari variabel sikap ataupun komponen normatif (norma penting atau norma subjektif)(Fishbein dam Ajzen, 1975).

Meskipun pekerjaan tidak ada hubungan dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif, akan tetapi berdasarkan hasil analisis multivariat didapatkan nilai OR sebesar 3,940, artinya adalah responden yang bekerja mem-punyai kemungkinan memiliki niat tinggi untuk memberikan ASI Eksklusif sebesar 3,940 kali dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja. Anggapan Ibu yang tidak bekerja akan mempunyai kesempatan dan waktu luang yang lebih banyak untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dibandingkan dengan Ibu bekerja. Kemungkinan hal tersebut dikarena-kan walaupun mempunyai waktu dan kesem-patan yang cukup, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Seperti hasil studi di Tanzana yang menunjukkan bahwa dari 37,9% dari wanita-wanita yang tidak menyusui anak mereka secara eksklusif mayoritas (50%) mengatakan hal itu karena ASI tidak cukup, 30,6% mengatakan karena bayi gagal untuk menyusui, dan hanya 19,4% mengatakan alasannya adalah sibuk bekerja (Ida, 2012).

(5)

Dalam penelitian ini, berdasarkan hasil jawaban kuesioner terdapat 76,4% responden yang tidak paham meskipun ASI belum keluar setelah melahirkan, bayi tetap tidak boleh diberikan susu formula. Oleh karena itu, mereka tetap tidak dapat memberikan ASI secara eksklusif meskipun responden mayo-ritas tidak bekerja, dan seharusnya waktu luang mereka lebih banyak untuk dapat memberikan ASI secara eksklusif.

Pengalaman Menyusui

Analisis uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,098> (0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman menyusui responden dengan niat dalam memberikan ASI Eksklusif.

Efek pengalaman menyusui terhadap niat dianggap diperantarai oleh sikap dan norma subjektif (Smert, 1995). Variabel eksternal seperti halnya pengalaman menyusui dapat mempengaruhi niat secara tidak langsung jika hanya mempengarui salah satu dari variabel sikap ataupun komponen normatif (norma penting atau norma subjektif) (Fishbein dan Ajzen, 1975).

Apa yang telah dan sedang dialami individu akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan individu tersebut terhadap sti-mulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif ataukah sikap negatif akan tergan-tung pada berbagai faktor. Dapat dikatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut.

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah mening-galkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman

pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan penga-laman akan lebih lama berbekas (Saifudin, 2012). Hal ini kemungkinan dikarenakan Ibu yang berpengalaman menyusui pernah mengalami permasalahan dalam menyusui. Seperti halnya hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa dari 53 orang (35,3%) yang berhasil memberikan ASI Eksklusif, 42 orang (79,2%) diantaranya tidak pernah memiliki masalah menyusui atau pernah memiliki masalah menyusui dan ber-konsultasi ke klinik laktasi (Kurniawan, 2013). Ibu yang tidak pernah mengalami permasa-lahan dalam menyusui bayinya akan memiliki keyakinan kuat (breastfeeding self-efficacy) untuk memberikan ASI Eksklusif .

Faktor lingkunganpun memilki andil besar dalam pemberian ASI Eksklusif. Studi kohort praktik menyusui yang dilakukan di Provinsi Zhejiang, sebuah wilayah pesisir timur Cina yaitu pada 1520 Ibu yang melahirkan di empat RS yang berlokasi di kota, pinggiran kota, dan daerah pedesaan pada tahun 2004-2005 menun-jukkan sebanyak 50,3% Ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Dalam studi ini banyak Ibu (41,4%) percaya bahwa ASI mereka tidak cukup untuk memberi makan bayi me-reka. Persepsi ini lebih buruk di kota, dimana 47,9% Ibu merasa bahwa mereka tidak memiliki cukup ASI dibandingkan dengan 34,4% di pinggiran kota dan 38% di pedesaan(Ida, 2012).

Norma-Norma Penting

Hasil Analisis uji statistik dengan meng-gunakan uji chi square diperoleh hasil terdapat hubungan antara norma penting dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman, Kota Yogyakarta (nilai p =0,002).

Norma-norma penting atau norma-norma yang berlaku di masyarakat, adalah pengaruh faktor sosial budaya yang berlaku di masyarakat dimana seseorang itu tinggal. Unsur-unsur sosial budaya yang dimaksud seperti “gengsi” yang juga dapat membawa seseorang untuk

(6)

mengikuti atau meningggalkan sebuah peri-laku. Selain sikap terhadap perilaku dan norma subjektif, norma penting dalam TRA juga dapat mempengaruhi niat seseorang secara langsung untuk melakukan suatu perilaku (Ajzen, 2005). Penelitian lain yang berhubungan dengan ASI menyatakan bahwa, pada era modern sekarang ini, masih menyisakan mitos-mitos tentang menyusui ASI yang dianggap benar. Hal itu antara lain: 1) menyusui akan merubah bentuk payudara Ibu, 2) menyusui sulit untuk menurunkan berat badan Ibu, 3) ASI tidak cukup pada hari-hari pertama sehingga bayi perlu makanan tambahan, 5) payudara Ibu yang kecil tidak cukup menghasilkan ASI dan 6) ASI pertama kali keluar harus dibuang karena kotor (Roesli, 2000).

Lingkungan pedesaan dan perkotaan ter-kadang berbeda budaya. Di pedesaan, ke-biasaan menyusui anak merupakan tradisi. Sementara itu, di perkotaan terbiasa meng-gunakan susu formula dengan pertimbangan lebih modern dan praktis karena mereka tidak pernah melihat model menyusui ASI dari lingkungannya. Kondisi ini berpengaruh kepada Ibu dalam mengambil sikap (Mustofa dan Prabandari , 2010).

Undang-Undang terbaru mengenai ASI Eksklusif yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan berkaitan dengan kewajiban tempat kerja memberikan kesempatan kepada Ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja (Better Work Indonesia, 2013) diharapkan dapat menjadi peluang untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif tentunya didukung oleh kesadaran dan pengetahuan yang bagus mengenai pentingnya ASI. Sehingga pekerjaan bukan lagi menjadi hambatan bagi Ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif.

Dukungan Suami

Hasil Analisis uji statistik dengan meng-gunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar

0,059> (0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

Norma subjektif adalah norma yang dianut seseorang (keluarga). Dorongan anggota keluarga termasuk suami juga mempengaruhi agar seseorang dapat menerima perilaku tertentu, yang kemudian diikuti dengan saran, nasihat dan motivasi dari suami. Kemampuan suami mempengaruhi seorang individu untuk berperilaku seperti yang mereka harapkan diperoleh dari pengalaman, pengetahuan dan penilaian individu tersebut terhadap perilaku tertentu dan keyakinannya melihat keberhasilan orang lain berperilaku seperti yang disarankan (Ajzen, 2005).

Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda dimana pada Ibu yang didukung baik oleh suaminya berpeluang 3,737 kali lebih besar berperilaku memberikan ASI Eksklusif 6 bulan dibandingkan dengan Ibu yang dukungan suaminya kurang(Ida, 2012). Pada dasarnya proses menyusui bukan hanya antara Ibu dan bayi, tetapi Ayah juga memiliki peran yang sangat penting dan dituntut keterlibatannya. Bagi Ibu menyusui, suami adalah orang orang terdekat yang diharapkan selalu ada di sisi Ibu dan selalu siap memberi bantuan. Keberhasilan Ibu dalam menyusui tidak terlepas dari du-kungan yang terus menerus dari suami. Motivasi Ibu untuk menyusui akan bangkit jika mem-peroleh kepercayaan diri dan mendapat du-kungan penuh dari suami (Ramadani, 2009). Peran suami sebagai suami siaga hendaknya tidak hanya pada saat istrinya hamil dan melahirkan tetapi juga harus siaga untuk menjamin hak anaknya mendapatkan ASI secara eksklusif selama 6 bulan (Ida, 2012).

SIMPULAN

Niat Ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gondo-kusuman, Kota Yogyakarta adalah sebagian besar (67,9%) responden memiliki niat yang

(7)

rendah sedangkan responden dengan niat tinggi adalah sebesar 32,1%. Niat diukur berdasarkan persiapan responden untuk memberikan ASI Eksklusif. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan (nilai p<0,05) dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gondo-kusuman, Kota Yogyakarta adalah usia keha-milan (nilai p=0,007) dan norma-norma penting terkait pemberian ASI Eksklusif (nilai p=0,002). Faktor-faktor yang tidak berhubungan secara signifikan (nilai p>0,05) dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman, Kota Yogya-karta adalah pekerjaan responden (nilai p=0,194), pengalaman menyusui (nilai p=0,098) dan dukungan suami (nilai p=0,059). Sedangkan faktor yang berpengaruh secara bersama-sama terhadap niat Ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gondo-kusuman, Kota Yogyakarta adalah norma-norma penting terkait pemberian ASI Eksklusif (nilai OR=5,258), usia kehamilan (nilai OR=2,945), pekerjaan responden (nilai OR=2,838) dan pengalaman menyusui (nilai OR=2,370).

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. Attitudes, Personality and Behaviour

(Second Edition). Open University

Press - McGraw Hill Eduvation, Berkshire, UK, 2005.

Akhmad, C. UNICEF: Pemberian ASI Eksklusif

Tekan Kematian Balita. Republika

Online. [Online] 01 Agustus 2012. [Dikutip: 16 Desember 2012.] www.republika.co.id.

Better Work Indonesia. Undang-Undang dan

Peraturan tentang Menyusui.

[Online] [Dikutip: 15 Agustus 2013.] www.betterwork.org/ indonesia.

Departemen Kesehatan RI. Data Riset Kesehatan

Dasar. Jakarta , 2010.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Data

Cakupan ASI Eksklusif di Kota Yogyakarta, Yogyakarta, 2011.

Dinas Kesehatan Propinsi D.I Yogyakarta. Profil

Kesehatan Propinsi D. I Yogyakarta, Yogyakarta, 2008.

Fishbein, M dan Ajzen, I. Belief, Attitude,

Intention, and Behavior : An Introduction to Theory and Research. Addison-Wesley, 1975.

Ida. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pemberian ASI Eksklusif 6 Bulan di Wilayah Kerja Kemiri Muka Kota Depok Tahun 2011. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok,

(Tesis). 2012

Kurniawan, B. Determinan Keberhasilan

Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2013; 27( 4).

Lemeshow, S dan David, W. H. Jr. Besar Sampel

dalam Penelitian Kesehatan.

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1997.

Mustofa, A dan Prabandari, H. Pemberian ASI

Eksklusif dan Problematika Menyusui. Jurnal Studi Gender dan

Anak, 2010; 5(2)215-226. ISSN: 1907-2791.

Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta,

2010.

Puskesmas Gondokusuman I . Profil Puskesmas

Gondokusuman I. Yogyakarta,

2013.

Puskesmas Gondokusuman II. Profil Puskesmas

Gondokusuman II. Yogyakarta ,

(8)

Ramadani, M. Hubungan Dukungan Suami

Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Sumatera Barat Tahun 2009. Falultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok,

(Tesis). 2009.

Roesli, U. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya, Jakarta, 2000.

Saifudin, A. Sikap Manusia: Teori dan

Pengukurannya. Pustaka Pelajar

Offset, Yogyakarta, 2012.

Sastroasmoro, S dan Sofyan l. Dasar-Dasar

Metodologi Penelitian Klinis.

Sagung Seto, Jakarta, 2008.

Smert, B. Psikologi Kesehatan. PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1995.

Soetjiningsih. ASI - Seri Gizi Klinik. EGC, Jakarta, 1997.

Sugiyono. Statistik untuk Penelitian . Alfa Beta, Bandung, 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 2, terlihat ketepatan kader dari Kabupaten dalam mengggunakan lenght board baik sebelum pelatihan maupun sesudah pelatihan lebih rendah di bandingkan

dilakukan di sekolah adalah menghu-bungkan kegiatan PJAS ini dengan beberapa mata pelajaran yang berkaitan. Misalnya, pelajaran IPA berkaitan dengan kesehatan tubuh

Kendala yang dialami adalah terbatasnya dana, terbatasnya kuantitas dan kualitas SDM yang dimiliki oleh Dinkes, rendahnya pemahaman pegawai dalam lingkup Dinkes

Untuk memastikan bahwa simulasi telah berjalan dengan baik, maka data kandungan air yang didapat dari hasil simulasi dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teoritis

Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil penelitian mengenai gambaran tingkat penge- tahuan ibu tentang perawatan diare pada anak usia balita di Desa Mangurejo Kecamatan

Hasil pembuktian hipotesis yang ketiga dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan ROE (Return On Equity) yaitu besarnya jumlah laba bersih yang dihasilkan dari

Hasil pengujian ini sejalan dengan hasil penelitian Steffi Sigilipu (2013) yang menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen, sistem pengukuran kinerja dan sistem

g. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi - Pendapatan komprehensif lain tahun berjalan - net pajak penghasilan terkait - -