• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN KLAUSULA BAKU DALAM TIKET BUS PADA PT.NUSANTARA TRANSINDO DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Diajukan untuk memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Strata Satu Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGGUNAAN KLAUSULA BAKU DALAM TIKET BUS PADA PT.NUSANTARA TRANSINDO DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Diajukan untuk memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Strata Satu Hukum"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGGUNAAN KLAUSULA BAKU DALAM TIKET BUS PADA PT.NUSANTARA TRANSINDO

DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG

NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Diajukan untuk memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Strata Satu Hukum

Disusun oleh:

JOHAN SETIAWAN

06.20.0008

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2010

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGGUNAAN KLAUSULA BAKU DALAM TIKET BUS PADA PT.NUSANTARA TRANSINDO

DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG

NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Diajukan untuk memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan

Sarjana Strata Satu Hukum

Disusun Oleh: JOHAN SETIAWAN

06.20.0008

Semarang, Februari 2010 Telah Disetujui oleh

Dosen Pembimbing

(A.Joko Purwoko, S.H.,M.Hum.)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2010

(3)

iii ABSTRAK

Perkembangan perekonomian ternyata telah menghasilkan berbagai jenis varian barang dan jasa yang diperdagangkan. Kondisi semacam ini di satu sisi memberikan manfaat bagi konsumen karena kebutuhan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi, serta semakin terbuka lebar bagi konsumen untk memilih aneka jenis kualitas barang dan/jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. Namun, situasi semacam ini apabila dipandang dari kacamata lain maka hal ini akan membuat kedudukan antara pelaku usaha dengan konsumen menjadi tidak seimbang, di mana konsumen akan berada pada posisi lemah. Konsumen menjadi objek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Keuntungan ini seringkali diterjemahkan ke dalam suatu perjanjian standar yang di dalamnya terdapat klausul-klausul baku. Dengan penerapan klausula baku seringkali dikatakan bahwa pelaku usaha dapat meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya karena pelaku usaha memanfaatkan posisi konsumen yang tidak dimungkinkan untuk hadir pada saat pembuatan perjanjian standar atau klausula baku. Sehingga dalam hal ini konsumen hanya memiliki pilihan “Take it or Leave it”. Oleh karena itu UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen mengakomodir mengenai hal pencantuman klausula baku yang terdapat dalam Pasal 18.

Salah satu bentuk jasa yang selalu menjadi hal yang sangat dekat dengan masyarakat adalah jasa transportasi secara khusus adalah transportasi bus. Ketika seseorang membeli tiket bus maka di dalam substansi tiket bus tersebut terdapat klausula baku. Seringkali klausula baku tiket bus mengalami masalah yang cukup besar karena poin-poin klausula baku yang ada tidak sesuai dengan apa yang sudah diamanatkan di dalam Pasal 18 UUPK. Oleh karena itu untuk meneliti mengenai kesesuaian klausula baku tiket bus yang ada dengan UUPK, penulis memilih objek penelitian di PT.Nusantara Transindo Semarang. Berkaitan dengan hal tersebut, permasalahan yang akan diangkat oleh penulis di dalam skripsi ini adalah bagaimana penggunaan klausula baku dalam tiket bus pada PT.Nusantara Transindo ditinjau dari UU Perlindungan Konsumen dan bagaimana tanggung jawab PT.Nusantara Transindo Semarang terhadap konsumen yang dirugikan dikaitkan dengan penerapan klausula baku dalam tiket bus.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menyimpulkan bahwa dalam kenyataannya, PT.Nusantara Transindo selaku pelaku usaha bus belum menerapkan ketentuan Pasal 18 UU Perlindungan Konsumen terutama dalam hal pembatasan dan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha. Dasar tanggung jawab PT.Nusantara Transindo Semarang terhadap konsumen yang dirugikan sebagai akibat dari penggunaan klausula baku adalah tanggung jawab kontraktual yaitu tanggung jawab ini didasarkan atas kewajiban pelaku usaha untuk melindungi konsumen jika di antara mereka telah terjalin hubungan kontraktual atau hubungan yang didasari atas perjanjian. Perjanjian tersebut adalah perjanjian standar yang dalam hal ini adalah tiket bus. Tetapi penerapan klausula baku tiket bus PT.Nusantara Transindo Semarang tidak bersifat kaku karena meskipun PT.Nusantara Transindo Semarang telah membatasi tanggung jawab melalui klausula baku yang bertentangan dengan Pasal 18 UU Perlindungan Konsumen tetapi PT.Nusantara Transindo Semarang masih membuka ruang bagi konsumen untuk mengajukan klaim ganti kerugian dan apabila kerugian tersebut adalah murni kesalahan dari pelaku usaha maka PT.Nusantara Transindo bersedia memberikan ganti rugi berdasarkan kesepakatan bersama antara pelaku usaha dengan konsumen.

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesuatu yang indah akan terjadi tepat pada waktunya nanti….

Sesuai dengan rencana-Nya

Segala yang sulit dan tidak menyenangkan akan nampak indah…

Pada saatnya nanti

Bersabarlah dan jangan menyerah…

Semua proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita”

Kupersembahkan untuk:

Orang tua, keluarga, teman-teman, dosen pembimbingku,

orang-orang yang kusayangi.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, bimbingan, dan petunjuk-Nya dapat berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul ” PENGGUNAAN KLAUSULA BAKU DALAM TIKET BUS PADA PT.NUSANTARA TRANSINDO SEMARANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN”.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dala menyelesaikan studi Strata I pada Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan segala kekurangan dan keterbatasan dalam pikiran, namun disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis bersedia menerima kritik maupun saran yang bersifat membangun.

Skripsi ini diharapkan untuk dapat mengetahui bagaimana penggunaan klausula baku dalam tiket bus ditinjau dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mengabulkan doa-doaku, dan segala Rahmat dan Karunia yang selalu dilimpahkan kepadaku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko, M,Sc selaku Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

(6)

vi

3. Bapak Valentinus Suroto, S.H.,M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

4. Bapak A.Joko Purwoko, S.H.,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu dan mencurahkan perhatian, pikiran dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak B.Danang Setianto, S.H., L.LM., M.IL, sebagai dosen wali yang memberikan banyak sekali petunjuk kepada penulis sehingga judul ini dapat terwujud.

6. Seluruh dosen dan Staf Pengajaran Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata atas bantuannya yang diberikan selama ini.

7. Kedua Orangtuaku tercinta, dan kakak-kakakku yang telah mendoakanku dan memberikan semangat, dorongan, motivasi, kasih sayang, sehingga penulis dengan semangat membuat skripsi ini dan selalu membuat penulis maju untuk menatap masa depan yang lebih cerah.

8. Veronica Shanty Hartono, terima kasih untuk segala doa, waktu, perhatian dan kesabaran yang tak pernah lekang oleh waktu sehingga penulis selalu memperoleh inspirasi dan pencerahan di dalam proses pembuatan skripsi ini.

9. Teman-teman baikku Greg, David, Gideon, Henry, Bondan, Ganda, Yeremia, Ariehta, Bernardo yang selalu membantuku dalam hal moril dan materiil. Terima kasih sobat atas bantuannya selama ini.

10.Sahabatku Mario, Erik, Simon, Rio yang selalu menjadi pendorong bagi penulis di dalam penulisan skripsi ini.

11.Keluarga besar angkatan 2006 yang telah memberikan bantuannya selama ini.

(7)

vii

12.Bapak Hendro Winarso selaku Manager PT.Nusantara Transindo Cabang Semarang yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melakukan survey dan memperoleh data di PT.Nusantara Transindo Cabang Semarang.

13.Bapak Gunawan Wibisono selaku ketua Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan survey dan memperoleh data di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Semarang.

14.Bapak Abdun Mufid selaku Kepala Bidang Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen Kota Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan survey dan memperoleh data di Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen Kota Semarang.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan moril dan spiritual.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan perkembangan Ilmu Hukum.

Semarang, Februari 2010

Penulis

( Johan Setiawan )

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

ABSTRAK...iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv

KATA PENGANTAR ...v

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...xi

BAB I : PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang ...1

B. Perumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian...7

D. Kegunaan Penelitian ...7

E. Metode Penelitian...8

F. Sistematika Penulisan ...11

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...12

A. Tinjauan Mengenai Perjanjian ...12

1. Pengertian Perjanjian ...12

2. Unsur-Unsur Perjanjian ...12

3. Asas dalam Perjanjian...15

4. Syarat Sahnya Perjanjian ...18

5. Akibat dari Perjanjian ...20

6. Isi Perjanjian ...23

7. Hapusnya Perjanjian ...25

B. Tinjauan Mengenai Perjanjian Standar dan Klausula Baku ...26

1. Perjanjian Standar ...26

a. Definisi Perjanjian Standar...27

b. Ciri-ciri Perjanjian Standar...29

c. Cara Memberlakukan Perjanjian Standar...31

d. Dasar Berlakunya Perjanjian Standar...33

(9)

ix

e. Bentuk Perjanjian Standar ...35

f. Pendapat Para Ahli Mengenai Perjanjian Standar...37

2. Klausula Baku...39

a. Definisi Klausula Baku ...39

b. Tinjauan Tentang Penggunaan Klausula Baku menurut UUPK ...39

c. Tinjauan mengenai Klausula Eksonerasi ...41

d. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) ...43

e. Ketentuan Pidana Klausula Baku ...45

C. Tinjauan Mengenai Perlindungan Konsumen...45

1. Pengertian Perlindungan Konsumen...45

2. Tujuan Perlindungan Konsumen...46

3. Pengertian Konsumen ...47

4. Pengertian Pelaku Usaha...48

5. Hak dan Kewajiban Konsumen ...48

6. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha...50

7. Tanggung Jawab Pelaku Usaha ...51

BAB III : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN...53

A. Hasil Penelitian ...53

1. Gambaran umum PT.Nusantara Transindo Cabang Semarang 53 2. Data tentang Klausula Baku Tiket Bus PT.Nusantara Transindo ...56

3. Data mengenai pengaduan konsumen...61

B. Pembahasan...66

1. Penggunaan klausula baku dalam tiket bus pada PT.Nusantara Transindo ditinjau dari UU Perlindungan Konsumen...66

2. Tanggung Jawab PT.Nusantara Transindo terhadap konsumen yang dirugikan dikaitkan dengan penerapan klausula baku dalam tiket bus...81

BAB IV : PENUTUP...94

(10)

x

A. Kesimpulan ...94 B. Saran ...96 DAFTAR PUSTAKA ...98 LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Harga tiket bus PT.Nusantara Transindo per Januari 2009...56 Tabel 2. Data Pengaduan Konsumen PT.Nusantara Transindo...61

Gambar

Tabel 2. Data Pengaduan Konsumen PT.Nusantara Transindo....................................61

Referensi

Dokumen terkait

:rauma alan tera"hir seperti epiostomi yang lebar, laserasi perineum, dan rupture uteri uga menyebab"an perdarahan "arena terbu"anya pembuluh darah, penya"it

Klausula eksonerasi menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen dilarang (pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen). Pencantuman

sensor dan tanpa menggunakan O 2 sensor. Pemasangan dan pelepasan Sensor Oksigen serta variasi putaran mesin menjadi acuan utama perbandingan dalam eksperimen ini. Adapun

Pada masyarakat Desa Barengkok yang memilih pembersihan lahan dengan cara bakar (burning) yaitu sebesar 90% sedangkan yang memilih dengan cara tanpa bakar (no

(http//:www.wikepedia.com/VO2Max). Dari beberapa definisi VO 2 Max yang telah di sampaikan dapat disimpulkan pengertian VO2Max adalah kemampuan menyerap oksigen

Jadi, metode dakwah adalah cara-cara yang digunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu al Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan

Kesimpulan yang didapat dalam aplikasi ini adalah Aplikasi Pengolahan Data Persediaan dan Permintaan Raw Material menggunakan bahasa pemograman PHP, dandatabase

Metode survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil