• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKjIP ) HASIL REVIU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKjIP ) HASIL REVIU"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

( LKjIP ) HASIL REVIU

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN MOJOKERTO

TAHUN 2016

(2)

PENGANTAR

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 206

1dibuat

sekaligus

sebagai

perwujudan

pertangungjawaban

atas

kinerja

pencapaian visi dan misi yang diemban Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto

pada Tahun Anggaran 2016. Laporan Kinerja disusun sesuai dengan ketentuan

dalam pedoman yang ditetapkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata

Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Secara eksternal, Laporan Kinerja merupakan alat kendali, alat penilai

kinerja secara kuantitatif dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan

fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dalam rangka menuju terwujudnya

good governance. Sedangkan secara internal, Laporan Kinerja merupakan salah

satu alat evaluasi untuk memacu peningkatan kinerja setiap unit yang ada di

Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto.

Kami ucapkan terima kasih kepada Tim LKjIP yang telah menyelesaikan

penyusunan laporan ini. Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih

banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu saran perbaikan dari berbagai

pihak terkait sangat kami harapkan.

Mojokerto,

April 2017

Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Mojokerto

DR. DIDIK CHUSNUL YAKIN, S.Sos, MSi

Pembina Utama Muda

(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1

A. LATAR BELAKANG

1

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1

C. GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN

2

D. DASAR HUKUM

3

E. SISTEMATIKA

4

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

5

A. RENCANA STRATEGIS

5

1. TUJUAN DAN SASARAN

5

2. STRATEGI KEBIJAKAN

8

3. PROGRAM

11

B. PERJANJIAN KINERJA

13

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

15

A. PENGUKURAN KINERJA

B. CAPAIAN KINERJA

C. ANALISIS PENYEBAB PERMSALAHAN DAN

SOLUSI

15

16

17

D. ANALISA PENGGUNAAN SUMBER DAYA

ANGGARAN

20

E. REALISASI ANGGARAN

21

(4)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 2. Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 3. Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016

(5)

iv

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan pernyataan kehendak rakyat untuk mewujudkan perubahan di segala bidang Pembangunan Nasional sesuai dengan iklim reformasi yang menyentuh seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai tindak lanjut dari Tap MPR tersebut adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan Negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan Negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas.

Laporan kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 merupakan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto selama tahun 2016 kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Penyusunan laporan kinerja mengacu pada Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Instansi sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Negara mulai eselon II wajib memberikan laporan Akuntabilitas Kinerjanya yang telah diperbaharui dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Adapun secara teknis penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 yang telah diperbaharui dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan laporan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto ini dimaksudkan sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun 2016. Adapun tujuannya adalah :

a. Memberikan informasi mengenai Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto selama tahun anggaran 2016.

b. Sebagai bahan evaluasi kinerja serta masukan dalam perencanaan program di Dinas Kesehatan untuk kemudian diharapkan adanya perbaikan kinerja Dinas Kesehatan yang lebih baik di masa mendatang.

c. Menjadikan Dinas Kesehatan yang akuntabel sehingga dapat bekerja secara efisien, efektif dan representative, serta dapat mengakomodir aspirasi masyarakat dan lingkungan.

d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto.

(7)

C. GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO

Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto No.11 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja. Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dibidang kesehatan dan untuk menyelenggarakan tugas tersebut dinas mempunyai fungsi

1. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan meliputi pendekatan peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) berdasarkan standard yang telah ditetapkan dalam rangka Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

2. Pembinaan pelaksanaan administrasi umum dan Sistem Informasi Kesehatan (SIK). 3. Pemberian ijin dan rekomendasi perijinan bidang kesehatan.

4. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan.

5. Pengkoordinasian dengan instansi terkait, lembaga swasta dan kemasyarakatan dibidang kesehatan.

Dipimpin oleh Kepala Dinas yang dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris dan 4 (empat ) Kepala Bidang terdiri :

1. Bidang Pelayanan Kesehatan

2. Bidang Pencegahan, Pemberantasan dan Penyehatan Lingkungan 3. Bidang Kesehatan Keluarga

4. Bidang Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Setiap Kepala Bidang membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi sesuai bidangnya. Sedangkan Sekretaris dibantu 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu Sub Bagian Perencanaan, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto juga mempunyai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan. UPT tersebut yaitu :

1. Puskesmas Sooko 2. Puskesmas Trowlan 3. Puskesmas Tawangsari 4. Puskesmas Puri 5. Puskesmas Gayaman 6. Puskesmas Bangsal 7. Puskesmas Lespadangan 8. Puskesmas Gedeg 9. Puskesmas Kemlagi 10. Puskesmas Kedungsari 11. Puskesmas Dawarblandong 12. Puskesmas Kupang 13. Puskesmas Jetis 14. Puskesmas Mojsari 15. Puskesmas Modopuro

(8)

16. Puskesmas Watukenongo 17. Puskesmas Pungging 18. Puskesmas Manduro 19. Puskesmas Ngoro 20. Puskesmas Dlanggu 21. Puskesmas Kutorejo 22. Puskesmas Pesanggrahan 23. Puskesmas Pandan 24. Puskesmas Pacet 25. Puskesmas Trawas 26. Puskesmas Gondang 27. Puskesmas Jatirejo

28. Gudang Farmasi Kesehatan (GFK)

Penyusunan laporan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 didasarkan pada tugas pokok dan fungsinya yang terdiri dari program-progam kesehatan seperti tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun 2016 yang meliputi 14 program, 194 kegiatan.

D. DASAR HUKUM

Sebagai Dasar Hukum penyusunan laporan kinerja adalah : a. Pasal 4 ayat (i) Undang-Undang Dasar 1945.

b. Ketetapan Majelis Pernusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Lembaga Administrasi Negara.

e. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Pengangkatan Ketua Lembaga Administrasi Negara.

f. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Penyelenggaraan Pendayagunaan Aparatur Negara.

g. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

h. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

i. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. j. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

(9)

k. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

E. SISTEMATIKA

Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah didasarkan atas ketentuan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan susunan sebagai berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Gambaran Umum D. Dasar Hukum E. Sistematika

BAB II : PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis : Tujuan. Sasaran, Kebijakan dan Program

B. Perjanjian Kinerja : Perjanjian Kinerja (PK) dan Indikator Kinerja Utama (IKU)

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja B. Capaian Kinerja

C. Analisis Penyebab Permasalahan dan Solusi D. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran E. Realisasi Anggaran

BAB IV : PENUTUP LAMPIRAN – LAMPIRAN

(10)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS : TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM 1. Tujuan dan Sasaran

Adapun Tujuan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto ialah untuk mendukung Misi Nomor 6 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mojokerto dengan Tujuan yaitu “ Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat” dengan indikator tujuan “Indeks Kesehatan” dan dengan 2 Sasaran Yaitu “Meningkatnya akses pelayanan bidang kesehatan” dengan Indikator Sasaran Yaitu : “Angka Harapan Hidup” dan Sasaran kedua yaitu “Meningkatkan kualitas kesehatan” dengan Indikator Sasaran “IPKM”

Berdasarkan arahan arti dan makna penetapan tujuan organisasi tersebut maka Dinas Kesehatan dalam mewujudkan Misi Kabupaten Mojokerto menetapkan tujuan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Mojokerto sampai dengan tahun 2021, sebagai berikut:

1. Meningkatkan Akses Pelayanan di Bidang Kesehatan 2. Meningkatkan Kualitas Kesehatan

3. Meningkatkan kualitas manajemen dan pelayanan kesehatan masyarakat

Untuk terselenggaranya pembangunan kesehatan di Kabupaten Mojokerto secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggi tersebut melalui :

1)

Meningkatkan Jangkauan pelayanan kesehatan ke masyarakat dan masyarakat ke pelayanan kesehatan.

2) Meningkatkan akses, prasarana dan sarana, serta kualitas pelayanan kesehatan yang terstandar melalui terakreditasi.

3) Optimalisasi penanggulangan masalah gizi

4) Optimalisasi upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana 5) Meningkatkan akses pada lingkungan yang sehat

6) Optimalisasi ketersediaan mutu manfaat dan keamanan farmasi alkes dan makanan 7) Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai

standard dan kompetensi

8) Meningkatkan manajemen dan sistem informasi kesehatan.

Pembangunan kesehatan yang berhasil-guna dan berdaya-guna dapat dicapai melalui pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan, serta pemantapan fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang didukung oleh sistem informasi kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta hukum kesehatan.

Fungsi-fungsi administrasi kesehatan tersebut, terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

(11)

Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.

Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari proses perencanaan strategis dengan fokus utama berupa tindakan pengalokasian sumber daya organisasi ke dalam strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi kriteria specific, measurable, agresive but attainable, result oriented dan time bond. Guna memenuhi kriteria tersebut maka penetapan sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan, gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran.

Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka sampai dengan akhir tahun 2021, Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menetapkan sasaran dengan rincian sebagai berikut :

a. Meningkatnya akses pelayanan bidang kesehatan b. Meningkatnya kulitas kesehatan

Untuk lebih memudahkan dalam penetapan tujuan, sasaran untuk setiap tahunnya selama lima tahun kedepan maka kami sajikan tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tujuan dan Sasaran Rencana Jangka Menengah Dinas Kesehatan

Tujuan Sasaran Indikator

Kinerja Satuan

Target Kinerja pada tahun ke

2016 2017 2018 2019 2020 2021 Mening katkan akses pelayan an kesehat an Meningkatn ya kulitas pelayanan kesehatan Persentase Penanggula ngan Kejadian Luar BIasa (KLB) Skala Kabupaten % 100 100 100 100 100 100 Angka Kematian Ibu 100.00 0/KH 134 102 102 102 102 102 Angka Kematian Bayi 1.000 KH 11.5 11.4 11.3 11.2 11.2 11 Persentase Penanganan Balita Gizi Buruk % 100 100 100 100 100 100 Persentase Pembiayaan Kesehatan % 96,5 97 97,5 98 98,5 99

(12)

Masyarakat miskin Mening katkan kulitas Keseha tan Meningkatn ya kualitas kesehatan Persentase Fasilitas Kesehatan sesuai Standar % 13 25 37 44 68 100 Persentase sediaan Farmasi, Alkes yang memenuhi syarat % 80 82 84 86 88 90 Persentase Temuan Laporan Hasil Pemeriksaa n (LHP) atas penggunaan anggaran keuangan, aset, serta umum dan kepegawaia n ditindaklanju ti % 100 100 100 100 100 100 Nilai Implementas i Sistem Akuntabilitas Kinerjas instansi Pemerintah (SAKIP) C B B BB BB A A

Dan telah ditetapkan pula Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto yang mana IKU tersebut merupakan Indikator yang dianggap Utama dari indikator – indikator yang ada. Adapun IKU Dinas Kesehatan terdiri dari 7 indikator, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2.2

Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan

Tujuan Sasaran Indikator

Kinerja Satuan

Target Kinerja pada tahun ke

2016 2017 2018 2019 2020 2021 Mening katkan Meningkatn ya kulitas Persentase Penanggula % 100 100 100 100 100 100

(13)

pelayan an kesehat an kesehatan Kejadian Luar BIasa (KLB) Skala Kabupaten Angka Kematian Ibu 100.00 0/KH 134 102 102 102 102 102 Angka Kematian Bayi 1.000 KH 11.5 11.4 11.3 11.2 11.2 11 Persentase Penanganan Balita Gizi Buruk % 100 100 100 100 100 100 Persentase Pembiayaan Kesehatan Masyarakat miskin % 96,5 97 97,5 98 98,5 99 Mening katkan kulitas Keseha tan Meningkatn ya kualitas kesehatan Persentase Fasilitas Kesehatan sesuai Standar % 13 25 37 44 68 100 Persentase sediaan Farmasi, Alkes yang memenuhi syarat % 80 82 84 86 88 90 2. Strategi Kebijakan

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran adalah merupakan strategi organisasi, yakni Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berisi rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara operasional dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya organisasi. Sebagai satu cara untuk mewujudkan tujuan dan sasaran, maka strategi yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto terdiri atas :

Tabel 2.3

Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan dan Program

TUJUAN SASARAN STRAGEGI KEBIJAKAN PROGRAM

Meningkatka n akses pelayanan bidang Meningkatny a akses pelayanan 1. Optimalisasi tata laksana penyakit menular, tidak 1. Mengacu pada UU Kesehatan, kebijakan Nasional Program 1. Program Promosi Kesehatan dan

(14)

kesehatan menular disemua jenjang pelayanan kesehatan 2. Penguatan manajemen bencana dan surveilens epidemiologi 3. Penguatan dukungan sipil dalam pengendalian penyakit 4. Penguatan dukungan masyarakat dalam pengendalian penyakit 5. Peningkatan kapasitas petugas program dan upaya inovasi 6. Penguatan advokasi dalam penurunan AKI, AKB 7. Meningkatkan kemitraan dan kerjasama dengan organisasi profesi,institusi pendidikan dan lintas sector 8. Akselerasi Pengendalian Penyakit 2. Peningkatan pelayanan

kesehatan ibu dan anak 3. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan baik di dasar maupun rujukan 4. Penanganan masalah gizi kurang, buruk pada bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui 5. Peningkatan pembiayaan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam jaminan kesehatan Pemberday aan Masyarakat 2. Program Pencegaha n dan Penanggula ngan Penyakit 3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 4. Program Pengawasa n Obat dan Makanan 5. Program Pengemban gan Lingkungan Sehat 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 7. Program Kebijakan Manajemen

(15)

perbaikan gizi 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah gizi buruk dan stunting 9. Advokasi ke Pemda terkait pembiayaan kesehatan dan jaminan kesehatan Meingkatkan kulitas Kesehatan Meningkatny a kualitas Kesehatan 1. Sinkronisasi perencanaan pengembangan sarana, prasarana peralatan dan tenaga pada fasilitas kesehatan 2. Pembinaan dan pengawasan standarisasi pelayanan 3. Pengembanga n dan penguatan fasilitas pelayanan kesehatan 4. Meningkatkan kualitas sarana kefarmasian dan alat kesehatan melalui pembinaan dan 1. Membangun standarisasi kualitas pelayanan dan menjamin peningkatan kepuasan masyarakat 2. Peningkatan sediaan farmasi, alkes, yang memenuhi syarat untuk kebutuhan yang berorientasu pada patient safety

1. Program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana puskesmas/p ustu dan jarinngannya 2. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 3. Program Obat dan Perbekalan Kesehata

(16)

pengendalian 5. Memperketat pengawasan dan pengendalian terhadap produk-produk sediaan farmasi, alat kesehatan 6. Advokasi untuk pengadaan tenaga farmasi dan peningkatan kualitas SDM Farmasi 3. Program

Berdasarkan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi Kebijakan yang telah dirumuskan maka Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut :

1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan a. Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

b. Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 2. Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat

a. Revitalisasi Posyandu dan UKBM

b. Pembinaan dan Pengembangan Desa Siaga c. Saka Bhakti Husada

d. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat e. Pengadaan Media Promosi Kesehatan f. Pengembangan Taman Posyandu 3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

a. Perluasan Fungsi Polindes menjadi Ponkesdes b. Perawatan dan Pendampingan Kasus Jiwa c. Pelayanan Jampersal Puskesmas

d. Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan e. Revitalisasi Peralatan Kesehatan

f. Penyediaan Makanan dan Minuman Pasien g. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

(17)

i. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Puskesmas j. Peningkatan Kesehatan Anak dan Remaja

k. Pengamanan Mudik Lebaran, Natal, Tahun Baru dan Kegiatan Hari Besar 4. Program Pengawasan Obat dan Makanan

a. Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya 5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

a. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya

b. Peningkatan ASI Ekslusif dalam Rangka Kab Layak Anak 6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

a. Penyediaan dan Pengawasan air bersih

b. Peningkatan Kesehatan Lingkungan Pemukiman c. Pembangunan Jamban Keluarga (TMMD)

7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular a. Peningkatan Imunisasi

b. Penanggulangan Penyakit DBD

c. Penangulangan Penyakit HIV/AIDS, TB, Diare dan Kusta d. Surveilens Epidemiologi

e. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (DBHCHT Silpa 2014)

f. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (DBHCHT)

g. Peningkatan Pos Pembinaan Terpadu (Pospindu) h. Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat

i. Studi EHRA

j. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (DBHCHT) Silpa 2015

8. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan a. Akreditasi Puskesmas

b. Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Kecelakaan (Visum)

c. Penelitian Survei/Indeks Kepuasan Masyarakat dan kepuasan pengguna layanan kesehatan

9. Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Pustu dan jaringannya, terdiri dari kegiatan :

a. Peningkatan Puskesmas Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar (BK_Prop)

b. Perbaikan Puskesmas (Rawat Inap dan Rawat Jalan) c. Pembangunan Puskesmas Rawat Inap

(18)

e. Pengadaan Alat Kesehatan untuk Puskesmas dan Pustu f. Pengadaan Mebelair untuk Puskesmas dan Pustu

g. Pengadaan Mobil Khusus Pendingin untuk Distribusi Vaksin h. Pembangunan Gedung Instalasi Farmasi

i. Pengadaan Sarana dan Prasarana Instalasi Farmasi j. Penunjang DAK Farmasi

k. Feasibility Studi (FS) Pembangunan Puskesmas Dlanggu l. Feasibility Studi (FS) Pembangunan Puskesmas Gondang m. Feasibility Studi (FS) Pembangunan Puskesmas Pesanggrahan n. Penyusunan DED Puskesmas Jatirejo

o. Penyusunan DED Puskesmas Gondang p. Penyusunan DED Puskesmas Pesanggrahan q. Penyusunan DED Puskesmas Dlanggu

10. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan a. Pengembangan Sumber Daya Manusia

b. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan c. Penerbitan Surat Pernyataan Miskin

d. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin (Integrasi JKN) e. Bantuan Operasional Penyelenggaraan Jamkesda/Maskin f. BOP Balai Pengobatan

g. Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional FKTP 27 Puskesmas h. Penunjang Pelayanan Kesehatan Puskesmas 27 Puskesmas i. Peningkatan Kualitas Manajemen Puskesmas

j. Monitoring Kesesuaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan k. Sosialisasi dan Evaluasi Pelaksanaan JKN

l. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT 27 Puskesmas

B. PERJANJIAN KINERJA

Setiap sasaran telah ditetapkan sejumlah indikator dan untuk memudahkannya disusunlah Indikator Kinerja Utama (IKU). Rumusan tersebut tertuang dalam Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2016. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016, berdasarkan Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) tahun 2016 mendapatkan anggaran sebesar Rp, 164.408.635.407,- dalam rangka mencapai sasaran strategis, dengan 10 program dan 67 kegiatan terlampir :

NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

I Meningkatnya akses pelayanan bidang kesehatan

Persentase penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Skala Kabupaten

100%

Angka Kematian Ibu (AKI) 102/100.000 Kelahiran

(19)

Angka Kematian Bayi 23/1000 Kelahiran Hidup

Persentase Penanganan Balita Gizi Buruk

100%

Persentase pembiayaan kesehatan masyarakat miskin

96,5%

II Meningkatnya kualitas kesehatan

Persentase Fasilitas Kesehatan sesuai Standar

25%

Persentase sediaan Farmasi, Alkes yang memenuhi syarat

(20)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja dalam format Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto tidak terlepas dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), fungsi perencanaan (Planning) yang sudah berjalan mulai dari Rencana Strategis (renstra) yang mengacu pada RPJMD, RKPD maupun Rencana Kinerja Tahunan, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Perjanjian Kinerja hingga pelaksanaan pembangunan kesehatan itu sendiri sebagai fungsi actuating dan kemudian pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembangunan sebagai fungsi controlling.

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Didalam prosesnya pengukuran dilakukan pada aspek kegiatan, program dan sasaran. Pada prinsipnya pengukuran dilakukan untuk melihat/mengevaluasi sejauh mana kegiatan, program dan sasaran dilaksanakan sesuai dengan arah yang diinginkan, dengan berbagai piranti perencanaan berupa Pengukuran Kinerja. Secara terinci nilai-nilai yang diperoleh dari pengukuran kinerja kegiatan adalah sebagai berikut :

A. PENGUKURAN KINERJA

Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (performance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement).

Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Tingkat Realisasi Positif : Capaian = Realisasi x 100%

Target

b. Tingkat Realisasi Negatif :

Capaian = Target - (Realisasi - Target) x 100% Target

Sedangkan untuk katagori capaian digunakan sebagai berikut :

No Rentang Capaian Kategori Capaian

1 Lebih dari 100% Sangat Baik

2 75% sampai 100% Baik

3 55% sampai 75% Cukup

(21)

B. CAPAIAN KINERJA

Pengukuran capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2016 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Reviu Atas Laporan Kinerja.

Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja organisasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2016 disajikan sebagai berikut :

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Utama

Target Realisasi Capaian (%) Kategori Capaian 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatnya akses pelayanan di bidang kesehatan Persentase penanggulan gan Kejadian Luar BIasa (KLB) skala Kabupaten 100% 100% 100% Baik Angka Kematian Ibu (AKI) 102/100.00 0 Kelahiran Hidup 134/100.00 0 Kelahiran Hidup 72 Cukup Angka Kematian Bayi 23/1000 Kelahiran Hidup 11,5/1000 Kelahiran Hidup 150 Sangat Baik Persentase Penanganan Balita Gizi Buruk 100 100 100 Baik Persentase pembiayaan kesehatan masyarakat miskin 96,5 96,5 100 Baik 2 Meningkatnya kualitas kesehatan Persentase Fasilitas Kesehatan sesuai Standar 13% 13% 100 Baik Persentase sediaan farmasi, alkes 80% 80% 100 Baik

(22)

yang memenuhi syarat Persentase Temuan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Penggunaan Anggaran, Keuangan dan Aset ditindaklanjuti 100% 100% 100 Sangat Baik Niali Implementasi SAKIP C C 100 Baik

Dari table diatas terlihat dari 7 Indikator Kinerja Utama (IKU) ada 1 IKU dengan kategori capaian sangat baik (>100 %) dan 5 IKU dengan kategori capaian baik (75 % - 100 %) serta yang belum mencapai target (< 100 %) adalah 1 IKU.

C.

ANALISIS

PENYEBAB PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Berdasarkan hasil pengukuran Indikator Kinerja Utama, masih adanya IKU yang belum mencapai hasil yang baik, sangat bergantung pada Program/Kegiatan yang mendukung untuk pencapaian kinerja IKU diatas. Yang mana masih ditemukan kegiatan-kegiatan yang belum dilaksanakan sesuai dengan target yang ditetapkan diantaranya :

1. Jumlah Kematian Ibu (Angka Kematian Ibu) yang dari tahun 2015 adalah 19 ibu, pada tahun 2016 menjadi 22 ibu. Kematian Ibu meningkat dikarenakan banyaknya resiko tinggi dan komplikasi seperti Jantung, Pre Eklampsi, Perdarahan, Emboli Air Ketuban, Lupus, dan penyakit Tuberkolosa dan terjadi pada kehamilan Grande Multi Para (kehamilan yang ketiga dan keempat). Upaya yang telah dilakukan adalah dengan melaksanakan kegiatan Persalinan Empat Tangan, Audit Maternal Perinatal, Rapat Koodinasi dengan penolong persalinan (Bidan dan Dokter Spesialis Kandungan), meningkatkan program inovasi seperti pendampingan bumil oleh Kakek Nenek melalui Program Kakek Nenek Asuh, Peningkatan Kelas Bumil dan Kelas Ibu Balita, Penggalakan Kelas Bapak, Peningkatan Pendampingan oleh Pelajar Kesehatan melalui Gerakan Gebrak (Gerakan Bersama Amankan Ibu Hamil dan Melahirkan) dan peningkatan kunjungan deteksi dini resiko tinggi dan ACN terpadu yang mana semua ibu hamil harus mendapatkan pemeriksaan lengkap, laboratorium, gigi dan BP minimal satu kali harus melaksanakan USG di dokter spesialis Kandungan. Semua upaya itu untuk menemukan ibu hamil resiko tinggi sejak dini sehingga bisa segera

(23)

2. Adanya kegiatan yang belum sesuai dengan target yang ditetapkan. Diantaranya adalah : a. Kegiatan Pengadaan Obat-Obatan Puskesmas/Pustu (DAK Bidang Farmasi) 2016

yang mana capaiannya hanya 38%. Hal ini dikarenakan tahapan penyerapan dan pelaporan tidak dilakukan dengan tertib, sehingga dana transfer tribulan IV tidak bisa turun atau diserap.

b. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Gedung Instalasi Farmasi, yang awalnya dianggarkan Rp. 801.000.000, yang dipergunakan untuk pengadaan palet, rak, AC, sistem informasi, dan mobil operasional, hanya bisa dilakukan penyerapan 54% (Rp. 431.861.100). Hal ini dikarenakan penyerapan yang belum rutin sesuai tahapan yang telah ditetapkan sehingga luncuran dana tahap berikutnya belum tersedia hingga akhir tahun 2016.

c. Kegiatan Pembangunan Gedung Instalasi Farmasi yang semula dianggarkan Rp. 1.000.000.000, hanya bisa diserap sebanyak Rp. 198.351.000,- (20%) yang mana dikarenakan waktu yang terbatas sehingga penyerapan dilakukan hanya untuk pengecatan dan pemasangan pintu.

d. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman Pasien yang semula dianggarkan Rp. 1.200.000.000, hanya bisa direalisasikan sebesar Rp. Rp. 772.398.000 (64%) dengan jumlah pasien rawat inap adalah 32.937 orang. Penyerapan belum maksimal dikarenakan banyak puskesmas rawat inap yang sedang direhab pada tahun 2016 sehingga mengurangi jumlah kunjungan pasien rawat inap di puskesmas.

e. Kegiatan Pelayanan Jampersal 27 UPT Puskesmas, yang awalnya disediakan dana sebesar Rp.1.807.150.000 untuk 27 Puskesmas, hanya bisa direalisasikan rata-rata antara 4-50% saja. Hal ini dikarenakan Jampersal adalah program baru tahun 2016 yang merupakan dana DAK. Dana tersebut digunakan untuk membiayai sewa Rumah Tunggu Kelahiran (RTK), Biaya Operasional di Rumah Tunggu Kelahiran dan Merujuk. Penyerapan tidak bisa maksimal karena tidak semua ibu hamil mau ditempatkan di RTK menjelang persalinan. Sehingga dari 198 RTK dan 3.888 bumil, hanya bisa terlaksana 18 RTK saja dan 202 bumil yang berkunjung di RTK dan mendapatkan pelayanan rujukan.

f. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Puskesmas. Kegiatan yang semula didanai Rp. 55.000.000,- hanya bisa direalisasikan Rp. 31.035.000,-. Kegiatan telah dilaksanakan di 27 Puskesmas, namun dalam pencapaian target anggaran tidak bisa 100% dikarenakan adanya penyesuian petugas yang berangkat ke puskesmas. Bila pada perencanaan awal kegiatan akan dilaksanakan oleh pegawai golongan III, namun pada pelaksanaannya hanya oleh pegawai golongan II.

g. Kegiatan Pengadaan Obat-obatan Puskesmas/Pustu (DAK Bidang Farmasi Silpa 2014). Penyerapan hanya 61%, dari total dana 388.363.998,- dikarenakan upload e purchasing oleh penyedia ditolak dikarenakan kapasitas produksi tidak memenuhi kebutuhan yang usulkan oleh Dinas Kesehatan.

h. Kegiatan Pengembangan Taman Posyandu (BK_Prop) Silpa 2015 dan Pengembangan Taman Posyandu (BK_Prop) realisasi hanya 25% dan 35%

(24)

dikarenakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran baru turun di bulan Mei 2016, dan ada kegiatan Honorarium Pendamping Taman Posyandu yang menurur juknis harus dilaksanakan 10 bulan tidak bisa direalisasikan.

i. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin, yang semula dianggarkan sebesar Rp. 5.000.000.000,- untuk biaya klaim pelayanan pasien Jamkesda dan SPM serta untuk Instegrasi Jamkesda ke JKN, hanya bisa terealisasi Rp. 2.481.092.534,-. Sedangkan untuk instegrasi JKN sudah dilaksanakan tandatangan PKS dengan BPJS Kesehatan pada tanggal 30 Desember 2016, namun untuk pembayaran premi baru bisa digunakan untuk Januari 2017. Hal ini dikarenakan adanya keterlambatan penyusunan database peserta SPM dan Jamkesda yang harus diintegrasikan dengan JKN. Kegiatan ini melibatkan lintas sektor yaitu Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta Dinas Sosial selaku leading sektor pendataan masyarakat miskin.

j. Feasibility dan DED 4 Puskesmas. Dari 4 alokasi yang disiapkan hanya, hanya 1 Feasibility yang bisa dilaksanakan, yaitu Puskesmas Gondang. Selain dikarenakan waktu yang terbatas untuk proses pengadaan karena dana tersedia pada PAK, juga adanya perubahan pada lokasi Puskesmas yang akan dibangun. Pada Perencanaan awal, 4 Puskesmas yang akan dibangun dan realokasi adalah Puskesmas Dlanggu, Gondang, Pesanggrahan dan Jatirejo. Perubahan terjadi karena terkait dengan ketersediaan tanah untuk puskesmas Pesanggrahan dan Dlanggu.

k. Akreditasi Puskesmas, tersedia dana Rp. 180.000.000,-. Dilakukan pendampingan pada 3 Puskesmas yang direncanakan untuk penilaian yaitu Puskesmas Jetis, Bangsal dan Kutorejo. Sesuai dengan hasil Sefl Assesstmen, hanya puskesmas Kutorejo yang bisa melaksanakan penilaian. Kegiatan Penilaian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 dengan mendatangkan surveyor dari Komisi Akreditasi Pusat. Hasil penilaian adalah Puskesmas Kutorejo terakreditasi Utama.

l. Kegiatan Pelayanan JKN FKTP 27 Puskesmas capaian realisasi belum bisa tercapai targetnya karena ada belanja yang tidak bisa terealisasi, seperti kegiatan Pengadaan Obat-obatan, reagen, dan belanja modal yang mana baru bisa dianggarkan pada PAK. Sehingga waktu yang tersedia untuk pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa sangat terbatas. Untuk pengadaan obat-obatan, banyak yang tidak sesuai target karena adanya penolakan dari penyedia barang terkait jenis dan kuota dari obat-obatan yang diajukan.

3. Masih adanya kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan (realisasi 0%), diantaranya :

a. Kegiatan Perluasan Funsgi Polindes menjadi Ponkesdes (BK_Prop) Silpa sebesar Rp.142.697.000 tidak bisa direalisasikan karena pada perencanaan awal, digunakan untuk pengadaan Alat Kesehatan. Namun sesuai dengan petunjuk dari Dinas Kesehatan Provinsi, bahwa silpa tersebut adalah silpa dari Gaji Perawat Ponkesdes, Silpa pengadaan mebelair dan alat yang mana harus dikembalikan sesuai peruntukannya. Dengan demikian kegiatan tersebut tidak dilaksanakan.

(25)

dilakukan perubahan belanja. Dari Belanja Alat Kesehatan diubah ke Belanja Pemeliharaan IPAL untuk optimalisasi IPAL di 7 Puskesmas.

c. Kegiatan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (DBHCHT Silpa 2014) sebesar Rp. 5.248.805.400, Kegiatan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok sebesar Rp. 955.000.000,- dan Kegiatan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (Cukai Silpa 2015) sebesar Rp. 17.349.363.456. Perencanaan awal adalah digunakan untuk penyediaan Gedung/Ruang Isolasi untuk penyakit menular dan penyakit akibat asap rokok. Namun dikarenakan banyak puskesmas rawat inap yang direhab maka kegiatan tersebut tidak terealisasi karena menunggu gedung rawat inap yang baru selesai dibangun.

d. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Kecelakaan (Visum)

Kegiatan ini tersedia pada saat PAPBD/PAK dengan tujuan untuk korban kecelakaan atau kejahatan yang tidak memiliki keluarga yang membutuhkan visum, baik visum hidup atau mati bisa dibiayai dengan anggaran ini. Pasien visum yang ada di RS Prof Dr Soekandar dan RS RA Basoeni maupun Puskesmas bisa mengajukan klaim atau tagihan ke Dinas Kesehatan. Namun demikian, hingga akhir Desember 2016, belum ada Rumah Sakit maupun Puskesmas yang mengajukan pembayaran klaim.

4. Telah tersedianya Sarana Ruang Laktasi untuk 10 Puskesmas

Kegiatan penyediaan Sarana Ruang Laktasi dalam kegiatan Peningkatan ASI Eksklusif Kab Layak Anak tahun 2016 sebanyak 10 Puskesmas adalah kelanjutan dari Kegiatan Tahun 2015 yang mana telah menyediakan 15 ruang laktasi baik di Puskesmas dan 2 Rumah Sakit Pemerintah. Kegiatan ini mendukung pelaksanaan ASI Ekslusif dan tercapainya Kabupaten Layak Anak dan diharapkan tahun 2016, dari 27 puskesmas sudah 23 Puskesmas yang mempunyai sarana tersebut. Sehingga untuk tahun selanjutnya, penyediaan sarana difokuskan pada Perangkat Daerah, seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dan Dinas Pendidikan.

D. ANALISA PENGGUNAAN SUMBER DAYA ANGGARAN

Sebagai upaya mewujudkan kinerja yang baik, tettunya harus didukung anggaran yang memadai serta dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. Berikut disampaikan penggunaan sumber daya anggaran di Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2016 :

(26)

Tabel 3.3

Alokasi Per Sasaran Pembangunan

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Anggaran (Rp) 1 Meningkatnya akses

pelayanan di bidang kesehatan

Persentase penanggulangan

Kejadian Luar Biasa (KLB) skala Kabupaten

850.000.000

Angka Kematian Ibu (AKI)

550.000.000 Angka Kematian Bayi

(AKB)

Persentase Penanganan Balita Gizi Buruk

835.000.000 Persentase pembiayaan kesehatan masyarakat miskin 5.000.000.000 2 Meningkatnya Kualitas Kesehatan Persentase Fasilitas Kesehatan yang sesuai standar 38.628.625.125 Persentase sediaan farmasi,alkes yang memenuhi syarat 14.546.950.620 E. REALISASI ANGGARAN

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto harus didukung dengan dana yang memadai, baik jumlahnya maupun dalam hal kelancaran pencairannya.

Pada tahun anggaran 2016 sumber dana Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto yang berasal dari Anggaran APBD, DAK sebesar Rp. 164.408.635.407, dan tingkat pencapaian realisasi sebesar Rp. 114.455.719.209 dengan demikian persentase tingkat pencapaian penyerapan anggaran sebesar (69,61%) meningkat dibandingkan tahun 2015 yang hanya 66% adapun detail dari kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut :

NO BELANJA ANGGARAN (Rp) REALISASI SISA ANGGARAN (Rp) KEUANGAN (Rp) % I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1 Penyediaan Jasa Komunikasi, sumber daya air dan listrik

(27)

2 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan

dinas/operasional

12.000.000 9.055.700 75 2.944.300

3 Penyediaan alat tulis kantor 100.000.000 100.000.000 100 0 4 Penyediaan barang cetakan dan

penggandaan

39,600,000 39.600.000 100 0 5 Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor

202,760,800 199.885.100 99 2.875.700 6 Penyediaan makanan dan minuman 67,750,000 67.725.000 100 25.000 7 Rapat-rapat koordinasi dan

konsultasi ke luar dan dalam daerah

330,000,000 320.035.519 97 9.964.481 8 Penyediaan jasa tenaga kerja 60,000,000 52.000.000 87 8.000.000 9 Peningkatan pengelolaan barang

milik daerah

100,000,000 99.399.000 99 601.000

II Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

10 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas

233.000.000 216.300.000 93 16,700,000 11 Pemeliharaan rutin/berkala Gedung

kantor

110.000.000 106.540.000 97 3,460,000 12 Pemeliharaan rutin/berkala

kendaraan dinas/operasional

88.500.000 88.500.000 100 0 13 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan

gedung kantor

37.000.000 37.000.000 100 0 14 Pemeliharaan rutin/berkala buku

perpustakaan

1.650.000 1.365.000 83 285,000

III Program Peningkatan Disiplin

Aparatur

15 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

556.695.000 472.871.990 85 83.823.010

IV Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan

16 Penyusunan Perencanaan Program dan Pelaporan

30.000.000 19.766.000 66 10.234.000

V Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

17 Pengadaan Obat dan perbekalan kesehatan

1.400.000.000 1.387.651.250 99 12.348.750 18 Peningkatan Mutu penggunaan Obat

dan Perbekalan Kesehatan

50.000.000 48.885.000 98 1.115.000

VI Program Upaya Kesehatan Masyarakat

(28)

Penanggulangan Masalah Kesehatan

21 Revitalisasi Peralatan Kesehatan 55.000.000 52.985.000 96 2.015.000 22 Penyediaan Makanan dan Minuman

Pasien

1.200.000.000 772.398.000 64 427.602.000 23 Peningkatan Kesehatan Ibu dan

Anak

300.000.000 297.468.000 99 2.532.000 24 Peningkatan Kesehatan Lansia 100.000.000 100.000.000 100 0 25 Monitoring dan Evaluasi Kinerja

Puskesmas

55.000.000 31.035.000 56 23.965.000 26 Peningkatan Kesehatan Anak dan

Remaja

150.000.000 150.000.000 100 0 27 Pengamanan Mudik Lebaran, Natal

dan Tahun Baru

104.200.000 64.780.000 62 39.420.000 28 Perluasan Fungsi Polindes menjadi

Ponkesdes (BK_Prop)

4.877.485.000 4.811.060.000 99 66.425.000 29 Pengadaan Obat-obatan

Puskesmas/Pustu (DAK Bidang Farmasi Silpa 2014)

388.363.998 237.562.000 61 150.801.998

30 Peningkatan Puskesmas Perawatan Mampu Poned (DAK Bid Pelayanan Dasar Silpa 2014)

288.819.747 0 0 288.819.747

31 Pengadaan Obat-obatan Puskesmas/Pustu (DAK Bidang Farmasi)

3.935.159.000 1.483.976.555 38 2.451.182.445

32 Perawatan dan Pendampingan Kasus Jiwa

100.000.000 95.035.000 95 4.965.000 33 Pelayanan Jampersal UPT

Puskesmas Sooko (DAK Bidang Kesehatan)

117.137.000 48.410.100 41 68.726.900

34 Pelayanan Jampersal UPT

Puskesmas Trowulan (DAK Bidang Kesehatan)

65.018.000 26.662.000 41 38.356.000

35 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Tawangsari (DAK Bidang Kesehatan)

57.170.000 21.426.000 37 35.744.000

36 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Puri (DAK Bidang Kesehatan)

114.134.000 33.292.000 29 80.842.000

37 Pelayanan Jampersal UPT

Puskesmas Gayaman (DAK Bidang Kesehatan)

70.043.000 4.357.500 6 65.685.500

38 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Bangsal (DAK Bidang

(29)

Kesehatan)

39 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Gedeg (DAK Bidang Kesehatan)

59,545,000 2,070,000 3 57,475,000

40 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Lespadangan (DAK Bidang Kesehatan)

34.866.000 18.466.000 53 16.400.000

41 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Kemlagi (DAK Bidang Kesehatan)

57.755.000 18.620.000 32 39.135.000

42 Pelayanan Jampersal UPT

Puskesmas Kedungsari (DAK Bidang Kesehatan)

37.861.000 17.841.000 47 20.020.000

43 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Dawarblandong (DAK Bidang Kesehatan)

79.164.000 6.803.500 9 72.360.500

44 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Kupang (DAK Bidang Kesehatan)

76.066.000 8.844.800 12 67.221.200

45 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Jetis (DAK Bidang Kesehatan)

53.659.000 4.512.000 8 49.147.000

46 Pelayanan Jampersal UPT

Puskesmas Modopuro (DAK Bidang Kesehatan)

58.512.000 11.380.000 19 47.132.000

47 Pelayanan Jampersal UPT

Puskesmas Mojosari (DAK Bidang Kesehatan)

86.048.000 3.738.400 4 82.309.600

48 Pelayanan Jampersal UPT

Puskesmas Pungging (DAK Bidang Kesehatan)

85.360.000 3.121.200 4 82.238.800

49 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Watukenongo (DAK Bidang Kesehatan)

43.024.000 15.327.000 36 27.697.000

50 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Ngoro (DAK Bidang Kesehatan)

91.211.000 20.542.100 23 70.668.900

51 Pelayanan Jampersal UPT

Puskesmas Manduro (DAK Bidang Kesehatan)

51.629.000 1.900.000 4 49.729.000

52 Pelayanan Jampersal UPT

Puskesmas Dlanggu (DAK Bidang Kesehatan)

87.769.000 1.893.000 2 85.876.000

(30)

Puskesmas Kutorejo (DAK Bidang Kesehatan)

54 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Pesanggrahan (DAK Bidang Kesehatan)

50.252.000 20.410.750 41 29.841.250

55 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Pacet (DAK Bidang Kesehatan)

49.908.000 38.288.000 77 11.620.000

56 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Pandan (DAK Bidang Kesehatan)

36.828.000 18.765.000 51 18.063.000

57 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Trawas (DAK Bidang Kesehatan)

44.056.000 21.386.000 49 22.670.000

58 Pelayanan Jampersal UPT

Puskesmas Gondang (DAK Bidang Kesehatan)

72.969.000 28.723.500 39 44.245.500

59 Pelayanan Jampersal UPT Puskesmas Jatirejo (DAK Bidang Kesehatan)

83.639.000 34.338.050 41 49.300.950

60 Perluasan Fungsi Polindes menjadi Ponkesdes (BK_Prop) Silpa BK Prop

142.697.000 0 0 142.697.000 62 Revitalisasi Posyandu dan UKBM 125.000.000 118.275.000 95 6.725.000 63 Pembinaan dan Pengembangan

Desa Siaga

100.000.000 91.824.000 92 8.176.000 64 Saka Bhakti Husada 50.000.000 49.375.000 99 625.000 65 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 150.000.000 148.800.000 99 1.200.000 66 Pengadaan Media Promosi

Kesehatan

115.000.000 113.545.650 99 1.454.350 67 Pengembangan Taman Posyandu

(BK_Prop) Silpa 2015

284.973.000 71.500.000 25 213.473.000 68 Pengembangan Taman Posyandu

(BK_Prop)

150.000.000 47.412.000 32 102.588.000 69 Penanggulangan Kurang Energi

Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Mikro Lainnya

400.000.000 390.031.250 98 9.968.750

70 Peningkatan ASI Eksklusif Kab Layak Anak

435.000.000 427.911.900 98 7.088.100 71 Penyediaan dan Pengawasan air

bersih/air minum

200.000.000 177.195.000 89 22.805.000 72 Peningkatan Kesehatan Lingkungan

Pemukiman

(31)

73 Pembangunan Jamban Keluarga (TMMD)

75.000.000 69.650.000 93 5.350.000 74 Peningkatan Imunisasi 450.000.000 443.900.500 99 6.099.500 75 Penanggulangan Penyakit DBD 400.000.000 329.635.000 82 70.365.000 76 Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS,

TB Paru, dan Kusta

500.000.000 460.058.000 92 39.942.000

77 Surveilens Epidemiologi 350.000.000 349.340.000 100 660.000 78 Peningkatan Derajat Kesehatan

Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (DBHCHT Silpa 2014)

5.248.805.400 0 0 5.248.805.400

79 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok

955.000.000 0 0 955.000.000

80 Peningkatan Pos Pembinaan Terpadu (Pospindu) 50.000.000 50.000.000 100 0 81 Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat 75.000.000 74.465.000 99 535.000 82 Studi EHRA 100.000.000 81.965.000 82 18.035.000 83 Peningkatan Derajat Kesehatan

Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (Cukai Silpa 2015)

17.349.363.456 0 0 17.349363.456

84 Penelitian IKM dan kepuasan

pengguna BPJS terhadap pelayanan kesehatan

100.000.000 85.342.940 85 14.657.060

85 Akreditasi Puskesmas 180.000.000 161.500.000 90 18.500.000 86 Pelayanan Kesehatan Bagi Korban

Kecelakaan (Visum)

25.000.000 0 0 25.000.000 87 Peningkatan Puskesmas Rawat Inap

menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar (BK_Prop)

60.000.000 60.000.000 100 0

88 Perbaikan Puskesmas Rawat Inap 16.035.555.125 15.488.680.000 97 546.875.125 89 Pembangunan Puskesmas Rawat

Inap

10.996.270.000 10.578.767.900 96 417.502.100 90 Perbaikan Puskesmas Pembantu 9.000.000.000 8.666.329.100 96 333.670.900 91 Pengadaan Mobil Khusus Pendingin

untuk Distribusi Vaksin

350.000.000 318.500.000 91 31.500.000 92 Pengadaan Alat Kesehatan 10.934.289.120 10.896.678.937.16 100 37.610.183

(32)

93 Pengadaan Mebelair Puskesmas Rawat Inap Baru

1.656.800.000 1.429.421.500 86 227.378.500 94 Pembangunan Gedung Instalasi

Farmasi Kesehatan (DAK Bidang Farmasi)

1.000.000.000 198.351.000 20 801.649.000

95 Pengadaan Sarpras Instalasi Farmasi Kesehatan (DAK Bidang Farmasi)

801.000.000 431.861.100 54 369.138.900

96 Penunjang DAK Bidang Farmasi 361.661.500 63.613.600 18 298.047.900 97 Feasibility Studi (FS) Pembangunan

Puskesmas Dlanggu

50.000.000 0 50.000.000 98 Feasibility Studi (FS) Pembangunan

Puskesmas Gondang

50.000.000 44.994.000 5.006.000 99 Feasibility Studi (FS) Pembangunan

Puskesmas Pesanggrahan

50.000.000 0 50.000.000 100 Penyusunan DED Puskesmas

Jatirejo

50.000.000 0 50.000.000 101 Penyusunan DED Puskesmas

Gondang

50.000.000 0 50.000.000 102 Penyusunan DED Puskesmas

Pesanggrahan

50.000.000 0 50.000,000 103 Penyusunan DED Puskesmas

Dlanggu

50.000.000 0 50.000.000 104 Pengembangan Sistem Informasi

Kesehatan

150.000.000 118.692.000 79 31.308.000 105 Pengembangan SDM 250.000.000 246.005.400 98 3.994.600 106 Penerbitan Surat Pernyataan Miskin 200.000.000 187.322.500 94 12.677.500 107 Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Miskin (Jamkesda dan SPM)

5.000.000.000 2.481.092.534 50 2.518.907.466 108 Bantuan Operasional

Penyelenggaraan Jamkesda

200.000.000 147.532.000 74 52.468.000 109 BOP Balai Pengobatan (Penunjang

sarana dan prasarana pelayanan kesehatan)

830.809.120 762.125.500 92 68.683.620

110 Penunjang Pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Sooko

758.338.000 644.635.913 85 113.702.087 111 Penunjang Pelayanan kesehatan

UPT Puskesmas Trowulan

227.010.000 217.387.040 96 9.622.960 112 Penunjang Pelayanan kesehatan

UPT Puskesmas Tawangsari

424.863.000 385.756.558 91 39.106.442 113 Penunjang Pelayanan kesehatan

UPT Puskesmas Puri

562.916.000 463.212.957 82 99.703.043 114 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Gayaman

(33)

115 Penunjang Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas Bangsal

504.226.000 478.635.006 95 25.590.994 116 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Gedeg

199.943.000 173.207.340 87 26.735.660 117 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Lespadangan

141.178.000 128.201.901 91 12.976.099 118 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Kemlagi

463.545.000 416.841.635 90 46.703.365 119 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Kedungsari

218.547.000 214.975.476 98 3.571.524 120 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Dawarblandong

479.428.000 350.272.983 73 129.155.017 121 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Kupang

484.073.000 433.332.768 90 50.740.232 122 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Jetis

530.495.000 492.298.509 93 38.196.491 123 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Mojosari

172.863.000 154.110.176 89 18.752.824 124 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Modopuro

241.616.000 238.369.418 99 3.246.582 125 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Pungging

452.366.000 425.967.147 94 26.398.853 126 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Watukenongo

255.304.000 246.569.463 97 8.734.537 127 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Ngoro

531.930.000 490.910.302 92 41.019.698 128 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Manduro

316.476.000 305.139.038 96 11.336.962 129 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Dlanggu

727.689.000 708.151.349 97 19.537.651 130 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Kutorejo

476.854.000 359.061.353 75 117.792.647 131 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Psanggrahan

271.016.000 252.251.371 93 18.764.629 132 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Pacet

353.130.000 309.679.760 88 43.450.240 133 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Pandan

250.434.000 223.097.931 89 27.336.069 134 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Trawas

392.721.000 383.545.390 98 9.175.610 135 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Gondang

351.023.000 301.487.960 86 49.535.040 136 Penunjang Pelayanan Kesehatan

UPT Puskesmas Jatirejo

(34)

137 Peningkatan Kualitas Manajemen Puskesmas

100.000.000 83.438.000 83 16.562.000 138 Monitoring Kesesuaian Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan

150.000.000 100.944.000 67 49.056.000

139 Sosialisasi dan Evaluasi JKN 250.000.000 238.625.000 95 11.375.000 140 Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK) UPT Puskesmas Sooko (DAK Bidang Kesehatan)

376.900.000 369.549.000 98 7.351.000

141 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas Trowulan (DAK Bidang Kesehatan)

171.350.000 154.394.400 90 16.955.600

142 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas Tawangsari (DAK Bidang Kesehatan)

132.165.000 129.065.000 98 3.100.000

143 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas Puri (DAK Bidang Kesehatan)

381.850.000 305.144.000 80 76.706.000

144 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas Gayaman (DAK Bidang Kesehatan)

191.750.000 177.525.000 93 14.225.000

145 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas Bangsal (DAK Bidang Kesehatan)

274.150.000 273.300.000 100 850.000

146 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas Gedeg (DAK Bidang Kesehatan)

177.250.000 109.421.500 62 67.828.500

147 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas

Lespadangan (DAK Bidang Kesehatan)

100.000.000 99.680.000 100 320.000

148 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas Kemlagi (DAK Bidang Kesehatan)

230.000.000 205.416.000 89 24.584.000

149 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas Kedungsari (DAK Bidang Kesehatan)

181.150.000 160.598.000 89 20.552.000

150 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas

Dawarblandong (DAK Bidang Kesehatan)

372.000.000 296.748.600 80 75.251.400

151 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas Kupang (DAK Bidang Kesehatan)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Skala Nilai Ordinal, capaian kinerja Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum) (100%) berada pada interval

Berkas Masuk Target Berkas Lengkap Realisasi Berkas Lengkap.. 29 Berdasarkan grafik dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja prosentase berkas

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran

Capaian kinerja Sasaran Meningkatnya Kuantitas Dan Kualitas Pengawasan Berkala diukur melalui jumlah objek pemeriksaan berkala yang dilakukan pemeriksaan, dari target

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) merupakan bentuk pertanggung jawaban atas rencana, capaian dan realisasi

Indikator Kinerja Anggaran % Anggaran 1 Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit 1 Survey kepuasan masyarakat 793.418.265.248 57.75% 2 Persentase nilai ideal pelayanan RS tersier

Indikator Kinerja Utama (IKU) ... Target kinerja sasaran strategis ... Perjanjian Kinerja ... Capaian Kinerja Organisasi ... Realisasi Capaian BAPPEDA dalan Indikator Kinerja Daerah

Sedangkan ukuran capaiannya adalah perbandingan antara realisasi salinan putusan perkara pidana yang dikirim kepada para pihak tepat waktu dengan target yang telah