• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADHF.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADHF.doc"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE

ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE (ADHF)(ADHF)

A.

A. DeDefifinnisisii

gagal jantung

gagal jantung akut dapat akut dapat didefinisikan didefinisikan sebagai suatu sindromsebagai suatu sindroma klinisa klinis dimana pasien memiliki beberapa gambaran antara lain gejala khas gagal dimana pasien memiliki beberapa gambaran antara lain gejala khas gagal  jantung

 jantung (sesak (sesak napas napas saat saat aktifitas aktifitas fisik fisik atau atau saat saat istirahat, istirahat, kelelahan,kelelahan, ke

keleletitihanhan, , pepembmbenengkgkakakan an papada da tutungngkakai) i) dadan n tatandnda a khkhas as gagagagal l jajantntunungg (takik

(takikardia, ardia, takiptakipnea, nea, pulmopulmonary nary rales, efusi rales, efusi pleurapleura, , peninpeningkatagkatann  jugular  jugular  venou

venous s pressupressurere, , edeedema ma perperifeifer, r, hephepatoatomegmegali) ali) dan dan temtemuan uan objobjektektif if padpadaa abnormalitas struktur dan fungsi jantung saat istirahat (kardiomegali, bunyi abnormalitas struktur dan fungsi jantung saat istirahat (kardiomegali, bunyi  jantung

 jantung ketiga,ketiga, cardcardiac iac mumurmurmur r , , abnabnormormalialitas tas padpada a eleelektrktrokaokardirdiogrogram,am,  penigkatan konsentrasi

 penigkatan konsentrasi natriuretic peptidenatriuretic peptide).).33

B.

B. ETIOLOGIETIOLOGI

Penyebab yang paling umum adalah kerusakan fungsional jantung dimana Penyebab yang paling umum adalah kerusakan fungsional jantung dimana terj

terjadi adi kerkerusausakan kan atau atau hilhilangangnynya a otootot t janjantuntung, g, iskiskemiemik k akuakut t dan dan krokroniknik,,  peningkatan

 peningkatan tahanan tahanan vaskuler vaskuler dengan dengan hipertensi, hipertensi, atau atau berkembangnyaberkembangnya tak

takiariiaritmitmia a sepseperterti i atratrial ial fibfibrilrilasi asi (AF(AF). ). PenPenyakyakit it janjantuntung g korkoroneoner r yanyangg merupakan penyebab penyakit miokard, menjadi penyebab gagal jantung merupakan penyebab penyakit miokard, menjadi penyebab gagal jantung  pada

 pada 70% 70% dari dari pasien pasien gagal gagal jantung. jantung. Penyakit Penyakit katup katup sekitar sekitar 10% 10% dandan kardio

kardiomiopatmiopati i sebanysebanyak ak 10%. 10%. KardiKardiomiopomiopati ati merupmerupakan akan gangggangguan uan padapada mioka

miokard rd dimandimana a otot jantung secara otot jantung secara struktstruktur ur dan fungsionadan fungsionalnya menjadilnya menjadi abnormal.

(2)

Tabel 1. Penyebab umum gagal jantung oleh karena penyakit otot  jantung (penyakit miokardial)

Penyakit jantung coroner Banyak manifestasi

Hipertensi Sering dikaitkan dengan

hipertrofi ventrikel kanan.

Kardiomiopati Faktor genetic dan non – genetic yang tidak terklasifikasikan.

Obat – obatan  β - Blocker , calcium antagonists, antiarrhythmics, cytotoxic agent 

Toksin Alkohol, cocaine, trace elements

(mercury, cobalt, arsenik)

Endokrin Diabetes mellitus,

hypo/hyperthyroidism, Cushing   syndrome, adrenal insufficiency,

excessive growth hormone.

 Nutrisional Defisiensi thiamine, selenium, carnitine. Obesitas.

Infiltrative Sarcoidosis, amyloidosis,

haemochromatosis, penyakit  jaringan ikat

Lainnya Penyakit Chagas, infeksi HIV,

 peripartum cardiomyopathy, gagal ginjal tahap akhir 

C. PATOFISIOLOGI

Ketidakmampuan dan kegagalan jantung memompa darah secara langsung menciptakan suatu keadaan hipovolemik relatif yang lebih dikenal dengan arterial underfilling . Selain itu respon terhadap faktor – faktor  neurohormonal (seperti sistem saraf simpatis, renin – angiotensin –  aldosterone system, arginine vasopressin dan endotelin – 1) menjadi teraktivasi untuk mempertahankan euvolemia yang menyebabkan retensi

(3)

cairan, vasokonstriksi, atau keduanya. Aktivasi neurohormonal juga menstimulasi aktivasi sitokin proinflamasi dan mediator – mediator apoptosis miosit.

Gambar 1. Dampak dari mediator secara patofisiologi pada hemodinamik   pada pasien dengan gagal jantung. PCWP =  pulmonary capillary wedge  pressure; SNS =  sympathetic nervous system; SVR =  systemic vascular 

resistance.

Aktifitas Neurohormonal pada ADHF

(4)

mencegah terjadinya arterial underfilling yang meningkatkan cardiac output  sampai toleransi berkembang dengan dua mekanisme. Pertama, myocardial  1 – receptor  terpisah dari  second messenger protein, yang mengurangi  jumlah cyclic adenosine 5¸-monophosphate (cAMP) yang dibentuk untuk 

sejumlah interaksi reseptor ligan tertentu. Kedua, mekanisme dephosphorylation menginternalisasi 1-reseptor dalam vesikula sitoplasma di miosit tersebut. Bahkan dengan latar belakang tingkat toleransi., katekolamin meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler dan tingkat metabolisme anaerobik. Hal ini dapat meningkatkan risiko tachyarrhythmias ventrikel dan kematian sel.

D. GEJALA KLINIS

Gejala utama ADHF antara lain sesak napas, konngesti, dan kelelahan yang sering tidak spesifik untuk gagal jantung dan sirkulasi. Gejala – gejala ini juga dapat disebabkan pleh kondisi lain yang mirip dengan gejala gagal  jantung, komplikasi yang diidentifikasikan pada pasien dengan gejala ini. variasi bentuk penyakit pulmonal termasuk pneumonia, penyakit paru reaktif  dan emboli pulmonal, mungkin sangat sulit untuk dibedakan secara klinis dengan gagal jantung.2

Tabel 2. Manifestasi Klinis yang umum pada gagal jantung Gambaran Klinis yang Dominan Gejala Tanda Edema perifer/ kongesti Sesak napas, kelelahan, Anoreksia Edema Perifer,  peningkatan vena  jugularis, edema  pulmonal, hepatomegaly, asites, overload cairan (kongesti), kaheksia

Edema pulmonal Sesak napas yang  berat saat istirahat

Crackles atau rales  pada paru-paru  bagian atas, efusi,

(5)

Takikardia, takipne Syok  kardiogenik (low output   syndrome) Konfusi, kelemahan, dingin  pada perifer 

Perfusi perifer yang  buruk, Systolic Blood Pressure (SBP) < 90mmHg, anuria atau oliguria Tekanan darah

tinggi (gagal  jantung

hipertensif)

Sesak napas Biasanya terjadi  peningkatan tekanan darah, hipertrofi ventrikel kiri Gagal jantung kanan Sesak napas, kelelahan Bukti disfungsi ventrikel kanan,  peningkatan JVP, edema perifer, hepatomegaly, kongesti usus.

Menurut The Consensus Guideline in The Management of Acute  Decompensated Heart Failure tahun 2006, manifestasi klinis acute

decompensated heart failure antara lain tertera dalam tabel berikut.

Tabel 3. Gejala dan Tanda Acute Decompensated Heart Failure

Volume Overload 

- Dispneu saat melakukan kegiatan - Orthopnea

- Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) - Ronchi

- Cepat kenyang - Mual dan muntah

- Hepatosplenomegali, hepatomegali, atau splenomegali - Distensi vena jugular 

(6)

- Reflex hepatojugular  - Asites

- Edema perifer  Hipoperfusi - Kelelahan

- Perubahan status mental - Penyempitan tekanan nadi - Hipotensi

- Ekstremitas dingin

- Perburukan fungsi ginjal

E. DIAGNOSIS

Pasien dengan gagal jantung umumnya datang di instalasi gawat darurat dengan manifestasi klinis volume overload  atau hipoperfusi atau keduanya (tabel 4). Pasien yang datang dengan keluhan volume overload relatif mudah untuk didiadnosis. Mereka umunya memiliki tanda dan gejala kongesti paru ( dispneu saat melakukan kegiatan, Orthopnea, Paroxysmal nocturnal  dyspnea (PND), dan Ronchi). Sedangkan manifestasi cepat kenyang, mual dan muntah merupakan akibat dari edema traktus gastrointestinal (GI). Kongesti pada hepar dan spleen atau keduanya menyebabkan Hepatosplenomegali, hepatomegali, atau splenomegaly. Pasien juga menunjukan adanya peningkatan tekanan vena jugular dengan atau tanpa  peningkatan reflex hepatojugular. Asites dan edema perifer juga muncul

akibat akumulasi cairan pada kavitas peritoneum dan perifer.

Gagal jantung dengan hipoperfusi sulit untuk didiagonosis karena kebanyakan gejala dan tanda tidak spesifik (tabel 4). Hipotensi dan  perburukan fungsi ginjal merupakan tolok ukur objektif terhadap hipoperfusi.

Kesulitan mendiagnosis gagal jantung berdasarkan gejala dan tanda memicu  berkembangnya usaha untuk mengidentifikasikan biomarker terhadap  penyakit ini. Pemeriksaan dengan katerisasi jantung kanan dengan menggunakan Swan Ganz Catheter  yang merupakan  gold standart  untuk   pengukuran tekanan intrakardiak dan cardiac output , sayangnya katerisasi  jantung merupkan prosedur invasif yang mungkin menimbulkan komlokasi

(7)

nantinya. Namun pemeriksaan biomarker terhadap gagal jantung seperti  B –  Type Natriuretic Peptide (BNP), yaitu suatu neurohormonal yang dilepaskan dari ventrikel jantung (miokardium) sebagai respon terhadap overload cairan dan peningkatan ketegangan dinding (misalnya perenggangan), merupakan  penunjang dignostik untuk ADHF dan merupakan prediksi terhadap keparahan dan mortalitas yang dikaitkan dengan gagal jantung. Jantung selain berfungsi sebagai pompa juga berfungsi sebagai organ endokrin yang  berfunsi bersama dengan sistem fisiologi lainnya untuk mengatur volume cairan. Miokardium dalam hal ini menghasilkan natriuretic peptide, salah satunya B – Type Natriuretic Peptide , suatu hormone diuretik, natriuretic dan  bekerja menrelaksasi otot polos vascular.1.2.5.6

Pengukuran level B – Type Natriuretic Peptide (BNP) memiliki kaitan terhadap kondisi klinis tertentu antara lain yaitu :

Tabel 4. Kegunaan klinis terhadap level BNP serum6

Serum BNP < 100

-  Normal atau gagal jantung terkompensasi baik  Serum BNP 100 – 200

- Gagal jantung terkompensasi baik 

-  Normal (Usia lanjut, Wanita, Pengunaan Beta Blocker) - Cor pulmonal (gagal jantung kanan)

- Hipertensi, disfungsi diastolic - Penyakit jantung iskemik 

Serum BNP 200 – 400

- Gagal jantung dekompensasi ringan sedang - Gagal jantung kronik terkompensasi

Serum BNP > 400

- Gagal jantung kongetif yang berat (hipervolemia)

F. PENATALAKSANAAN

Terapi untuk pasien acute decompensated heart failure tidak berubah secara signifikan selama 30 tahun. Algoritma terhadap acute decompensated heart failure yang digunakan untuk mengevaluasi diagnostik dan prognostik pasien

(8)

dengan ADHF antara lain yaitu :

(9)

DAFTAR PUSTAKA

1. Crouch MA, DiDomenico RJ, Rodgers Jo E. Applying Consensus Guidelines in the Management of acute decompensated heart failure. [monograph on the internet]. California : 41st ASHP Midyear Clinical Meeting; 2006 [cited 2011

Apr 10]. Available from

www.ashpadvantage.com/website_images/pdf/adhf_scios_06.pdf.

2. Lindenfeld J. Evaluation and Management of Patients with Acute Decompensated Heart Failure. Journal of Cardiac Failure [serial on the internet]. 2010 Jun [cited 2011 Apr 10]; 16 (6): [about 23 p]. Available from http://www.heartfailureguideline.org/

 _assets/document/2010_heart_failure_guideline_sec_12.pdf.

3. Dickstein K, Cohen SA, Filippatos G, McMurray JJV, Ponikowski P, Atar D et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2008. European Journal of Heart Failure [serial on the internet]. 2008 Aug [cited 2011 Apr 11]. Available from http://eurjhf.oxfordjournals.org/content/10/10/933.full.pdf #page= 1&view=FitH.

4. McBride BF, White M. Acute Decompensated Heart Failure: Pathophysiology. Journal of Medicine [serial on the internet]. 2010 [cited

2011 Apr 10]. Available from

http://www.medscape.com/viewarticle/459179_3

5. Hollander JE. Current Diagnosis of Patients With Acute Decompensated Heart Failure. [monograph on the internet]. Philadelphia : Departement of  Emergency Medicine University of Pennsylvania; 2001 [cited 2011 Apr 10]. Available from www.emcreg.org.

6. Tallaj JA, Bourge RC. The Management of Acute Decompensated Heart Failure. [monograph on the internet]. Birmingham : University of Alabama; 2003 [cited 2011 Apr 10]. Available from http://www.fac.org.ar/tcvc/llave/c038/bourge.PDF

(10)

Cclassification Aand Treatment. [monograph on the internet]. Philadelphia : Departement of Emergency Medicine University of Pennsylvania; 2004 [cited 2011 Apr 10]. Available from www.emcreg.org.

Gambar

Gambar  1.  Dampak  dari  mediator  secara  patofisiologi  pada  hemodinamik   pada  pasien  dengan  gagal  jantung
Tabel 2. Manifestasi Klinis yang umum pada gagal jantung Gambaran Klinis yang Dominan Gejala  Tanda Edema  perifer/ kongesti Sesak   napas,kelelahan, Anoreksia Edema   Perifer, peningkatan vena jugularis, edema  pulmonal, hepatomegaly, asites,  overload ca
Tabel 3. Gejala dan Tanda Acute Decompensated Heart Failure
Tabel 4. Kegunaan klinis terhadap level BNP serum 6 Serum BNP &lt; 100
+2

Referensi

Dokumen terkait

Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak napas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel, cenderung memberat pada!. malam atau

Gagal jantung kanan terjadi akibat disfungsi ventrikel kanan yang tidak mampu menangani pengembalian darah dari sirkulasi sistemik dan pada akhirnya dapat mengakibatkan edema

Pada tenaga kerja yang mengalami tekana darah tinggi akan menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar. Selanjutnya terjadi sesak napas

(10) Penyakit arteri perifer merupakan salah satu manifestasi klinis yang sering dijumpai pada SN disamping penyakit jantung koroner yang dapat. didiagnosis dengan mengukur

1) Gagal jantung kiri, terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah secara adekut sehingga menyebabkan kongesti pulmonal, hipertensi, dan kelainan pada

PENYAKIT JANTUNG PADA USIA LANJUT 1277 Lukman H.. MANIFESTASI

„ Gagal napas „ Gagal napas kronik Hasil analisis gas darah PO2 60 mmHg, dengan pH darah normal „ Gagal napas akut pada gagal napas kronik, dengan gejala: sesak napas dengan atau

 GANGGUAN KARDIOVASKULAR  Gangguan Arteri Koroner  Penyakit Arteri Perifer  Aritmia  Serangan Jantung  Gagal Jantung  Sroke  PENYAKIT AUTOIMUN Sistemik Lupus