• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Proksimat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Proksimat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan

Laporan Praktikum Praktikum II II Asisten Asisten :: m k. Pengetahuan Bahan Baku Industri Hasil

m k. Pengetahuan Bahan Baku Industri Hasil PerairanPerairan

PENGUJIAN PARAMETER KIMIA (Analisis Proksimat) PENGUJIAN PARAMETER KIMIA (Analisis Proksimat)

Suwindyastuti / C34100065 Suwindyastuti / C34100065

 Departemen Teknologi Hasil Pe

 Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanarairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautann dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Tanggal : 28 Februari 2012 Tanggal : 28 Februari 2012

ABSTRAK ABSTRAK

Ikan cobia (

Ikan cobia ( Rachycentron canadum Rachycentron canadum) merupakan ikan ekonomis penting di ) merupakan ikan ekonomis penting di Asia dan mempunyaiAsia dan mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat. Ikan ini dapat mencapai ukuran berat sampai 15 kg pada umur 20 pertumbuhan yang sangat cepat. Ikan ini dapat mencapai ukuran berat sampai 15 kg pada umur 20 bulan. Ikan cobia adalah ikan pelagik yang memiliki gerakan sangat aktif

bulan. Ikan cobia adalah ikan pelagik yang memiliki gerakan sangat aktif dan dapat berubah warnadan dapat berubah warna tubuhnya. Ikan cobia akan berwarna berwarna hitam dengan dua garis putih pada samping badan tubuhnya. Ikan cobia akan berwarna berwarna hitam dengan dua garis putih pada samping badan membujur dari leher sampai ke pangkal ekor pada keadaan normal dan stres, namun warna membujur dari leher sampai ke pangkal ekor pada keadaan normal dan stres, namun warna kulitnya akan berubah keabu-abuan apabila ditempatkan pada wadah yang berwarna terang. kulitnya akan berubah keabu-abuan apabila ditempatkan pada wadah yang berwarna terang. Praktikum ini bertujuan untuk memprediksi komposisi kimia suatu bahan, meliputi kadar air, Praktikum ini bertujuan untuk memprediksi komposisi kimia suatu bahan, meliputi kadar air, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu. Metode yang digunakan adalah analisis proksimat kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu. Metode yang digunakan adalah analisis proksimat secara kimiawi. Analisis proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi secara kimiawi. Analisis proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari bahan kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan. Data yang diperoleh dari hasil praktikum adalah kadar air rata-rata sebesar pakan atau pangan. Data yang diperoleh dari hasil praktikum adalah kadar air rata-rata sebesar 25,71 gram, kadar lemak sebesar 74,87 gram, kadar abu sebesar 24,41gram, dan protein sebesar 25,71 gram, kadar lemak sebesar 74,87 gram, kadar abu sebesar 24,41gram, dan protein sebesar 0,98 mL.

0,98 mL.

Kata kunci : Analisis proksimat, ikan cobia (

Kata kunci : Analisis proksimat, ikan cobia ( Rachycentron canadum Rachycentron canadum), kadar abu, kadar air, kadar), kadar abu, kadar air, kadar lemak, kadar protein.

lemak, kadar protein.

PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang

Ikan cobia (

Ikan cobia ( Rachycentron Rachycentron canadum

canadum) merupakan ikan yang) merupakan ikan yang habitatnya di perairan tropis dan habitatnya di perairan tropis dan subtropis. Ikan ini banyak ditemukan subtropis. Ikan ini banyak ditemukan di Pasifik, Atlantik, dan sebelah barat di Pasifik, Atlantik, dan sebelah barat daya Meksiko. Budi daya cobia di daya Meksiko. Budi daya cobia di Indonesia baru pada tahap, Indonesia baru pada tahap, percobaan. Namun demikian, percobaan. Namun demikian, pembenihan dan pembesaran cobia pembenihan dan pembesaran cobia sudah bisa dilakukan (Priyono

sudah bisa dilakukan (Priyono et al.et al.

2008). 2008).

Ikan cobia (

Ikan cobia ( Rachycentron Rachycentron canadum

canadum) merupakan satu-satuny) merupakan satu-satuny spesies yang termasuk dalam family spesies yang termasuk dalam family Rachycentridae. Ikan ini layak untuk  Rachycentridae. Ikan ini layak untuk  dijadikan sebagai kandidat ikan dijadikan sebagai kandidat ikan budidaya karena sifatnya yang budidaya karena sifatnya yang mudah tumbuh dengan cepat dan mudah tumbuh dengan cepat dan dapat dikembangkan di bak-bak  dapat dikembangkan di bak-bak  terkontrol maupun KJA, serta terkontrol maupun KJA, serta mempunyai respon yang baik  mempunyai respon yang baik  terhadap pakan buatan (Priyono

terhadap pakan buatan (Priyonoet al.et al.

2010). 2010).

(2)

Menurut Saanin (1984) mengklasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Famili : Rachycentridae Genus : Rachycentron

Spesies : Rachycentron canadum

Bentuk tubuh cobia

menyerupai torpedo. Sebagai ikan cobia merupakan perenang cepat, kepala dan mulut relatif lebar dibandingkan bagian tubuh lainnya. Sisik berukuran kecil dan terbenam dalam kulit yang tebal. Sirip punggung panjang dengan duri dan  jari-jari dengan rumus D VI — IX, 30-33. Di depan sirip punggung terdapat 6-9 duri keras pendek yang terpisah satu dengan lainnya. Sirip dubur cukup panjang dengan duri dan jari- jari berumus A II — III, 23-25. Badan berwarna cokelat gelap. Bagian bawah badan berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua garis tebal keperakan sepanjang tubuhnya pada ikan yang masih muda. Ukuran ikan di alam yang ditemukan 80-100 cm dengan panjang maksimum 180 cm (Romdlianto et al.2008).

Analisa proksimat merupakan suatu analisis atau pengujian kimia yang dilakukan untuk bahan baku yang akan diproses lagi dalam industri menjadi barang jadi. Analisa ini dimakan analisis proksimat karena analisis ini bertujuan untuk  memperkirakan kandungan gizi suatu bahan. Komponen utama untuk  bahan dan produk pangan terdiri dari komponen air (kadar air), komponen abu (kadar abu), komponen lemak  (kadar lemak), komponen protein (kadar protein), komponen karbohidrat (kadar karbohidrat) (Permana & Citroreksoko 2003).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk  memprediksi komposisi kimia suatu bahan, meliputi kadar air, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu.

METODELOGI Waktu dan Tempat

Praktikum Pengetahuan Bahan Baku Industri Hasil Perairan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Februari 2012 di Laboratorium Karakterisktik Bahan Baku Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas

(3)

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah scoresheet 

organoleptik SNI 01-2729.1-2006,

tissue, lap, wadah tempat ikan, cawan poselen, alat tulis, desikator, oven, alat bedah, timbangan digital,

trashbag, dan sarung tangan. Bahan yang digunakan adalah ikan cobia ( Rachycentron canadum).

Prosedur Kerja

Cawan pengabuan dikeringkn di dalam oven selama 1 jam pada suhu 1050C kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Sampel ikan cobia ( Rachycentron canadum) ditimbang sebesar 5 gram dan dimasukkan ke cawan porselen. Cawan yang telah berisi sampel dipijar di atas nyala api hingga tidak berasap lagi. Setelah itu, dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 6000C selama 1 jam, kemudian ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan.

Penjelasan mengenai prosedur kerja untuk menganalisis kadar abu secara sistematis diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram alir prosedur kerja

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ikan cobia ( Rachycentron canadum) merupakan ikan yang hidup di daerah tropis dan subtropis, memiliki pertumbuhan yang cepat serta dapat dipelihara dengan pakan buatan. Ikan cobia mempunyai nilai ekonomis yang tinggi yaitu 0,5 US$ per benih ukuran 10 cm dan 6 US$ per kg untuk ukuran konsumsi (6-8 kg) (Liaoet al.2006).

(4)

Ikan cobia banyak ditemukan di Pasifik, Atlantik, dan sebelah barat daya Meksiko. Cobia dapat dijadikan sebagai spesies kandidat dalam akuakultur. Budidaya ikan cobia merupakan suatu terobosan baru yang cukup potensial untuk  dilakukan (Supriyatna 2007).

Ikan cobia dikenal dengan nama  Ling, Lemonfish, Crabeater, dan Cabio. Ikan ini memiliki tubuh yang panjan dengan kepala agak  pipih, pita gelap pada sisi lateral memanjang dari mata sampai ekor, sirip dorsal pertama berupa duri berjumlah 7-9 yang tidak  dihubungkan oleh membran (Liao et  al. 2006).

Analisis proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk  mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak  dan serat pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan (Winarno 2008).

Analisis proksimat memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan analisis proksimat antara lain sistem ini banyak digunakan di laboratorium-laboratorium, tidak  terlalu membutuhkan alat mahal dan canggih, menghasilkan hasil analisis

secara garis besar, dapat menghitung

Total Digestible Nutrient  (TDN) berdasarkan hasil analisis proksimat dan memberikan penilaian secara umum pemanfaatan makanan pada ternak. Selain itu, analisis proksimat  juga mempunyai kelemahan yaitu analisis ini tidak mencerminkan zat makanan secara individu dari bahan makanan, proses membututhkn waktu yang lama, dan tidak dapat menerangkan lebih jauh mengenai daya cerna, palatabilitas, dan tekstur suatu bahan pakan (Apriyana 2011).

Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan atau bahan pangan terutama pada standar zat makanan yangseharusnya terkandung di dalamnya. Selain itu analisis proksimat adalah dasar untuk  formulasi ransum dan bagian dari prosedur untuk uji kecernaan. Zat gizi sangat diperlukan oleh hewan untuk pertumbuhan, produksi, reproduksi, dan hidup pokok  (Winarno 2008).

Abu adalah sisa pembakaran sempurna dari suatu bahan. Suatu bahan apabila dibakar sempurna pada suhu 500ºC - 600ºC selama beberapa waktu maka semua senyawa

(5)

organiknya akan terbakar menjadi CO2, H2O dan gas lain yang

menguap, sedang sisanya yang tidak  menguap inilah yang disebut abu atau campuran dari berbagai oksida mineral sesuai dengan macam mineral yang terkandung di dalam bahannya. Mineral yang terdapat pada abu dapat juga berasal dari senyawa organik musalnya fosfor yang berasal dari dari protein dan sebagainya. Disamping itu adapula mineral yang dapat menguap sewaktu pembakaran, misalnya Na (Natrium), Cl (Klor), F (Fosfor), dan S (Belerang), oleh karena itu abu tidak dapat untuk menunjukan adanya zat anorganik didalam pakan secara tepat baik secara kualitatif  maupun kwantitatif (Kamal 1998).

Komponen abu pada analisis proksimat tidak memberikan nilai makanan yang penting karena abu tidak mengalami pembakaran sehingga tidak menghasilkan energi. Jumlah abu dalam bahan pakan hanya penting untuk menentukan perhitungan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Meskipun abu terdiri dari komponen mineral, namun bervariasinya kombinasi unsur mineral dalam bahan pakan asal

tanaman menyebabkan abu tidak  dapat dipakai sebagai indeks untuk  menentukan jumlah unsur mineral tertentu (Hadiwiyoto 1993).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Produk bahan pangan meliputi produk perikanan dapat diketahui komposisi kimianya. Kandungan kimiawi dalam makanan yang dapat ditentukan misalnya kadar air, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu dengan menggunakan analisis proksimat.

Saran

Penentuan kadar kimiawi suatu bahan pangan seharusnya ditentukan dengan beberapa metode yang valid. Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti kandungan kadar air, protein, lemak, dan abu dalam bahan makanan.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyana GP. 2011. Pengaruh

Pengolahan terhadap

Kandungan Roksimat, Asam Amino, dan Taurin Keong

“Ipong-Ipong” (Fasciolaria Salmo) [skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Hadiwiyoto S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan  Jilid I . Yogyakarta: Liberty.

(6)

Kamal, M. 1998.  Nutrisi Ternak I . Yogyakarta: UGM Press.

Liao IC., Huang TS., Tsai WS., Hsueh CM., Chang SL., Leons EM. 2004. Cobia culture in Taiwan, Current Status and Problems. 237: 155-165.

Permana DR & Citroreksoko P. 2003. Analisis proksimat tepung hasil proses ekstraksi minyak dari puree ikan. Jurnal  Ikhtiologi Indonesia. 3(2):

73-74.

PIPP. 2012. Gambar ikan cobia ( Rachycentron canadum).

www.pipp.kkp.go.id  [12 Maret 2012].

Priyono A & Aslinti T. 2008.

Pertumbuhan dan

kelangsungan hidup larva ikan cobia ( Rachycentron canadum) yang dipelihara dengan jumlah pergantian air berbeda.

 Makalah Seminar Nasional di Universitas Airlangga Surabaya, 19 Juli 2008, hlm. 319.

Priyono A., Zuhriyyah S., Afifah. 2010. Penggunaan prebiotik  komersial pada pemeliharaan larva cobia ( Rachycentron canadum) skala hatcheri. Laporan Hasil Riset Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol, hlm. 319.

Romdlianto M., Supriatna A.,

Zaelani A. 2008.

Perkembangan gonad induk  ikan cobia ( Rachycentron canadum) dengan pemberian ransum pakan berbeda. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur . 7(1): 11-15.

Saanin H. 1984. Kunci dan  Identifikasi Ikan. Bandung:

Binatjipta.

Sudarmadji S. 1996. Analisa Bahan  Makanan dan Pertanian.

Yogyakarta: Liberty.

Supriyatna A. 2007. Pertumbuhan dan sintasan benih ikan cobia ( Rachycentron canadum) dalam pemeliharaan sistem air mengalir.  Buletin Teknisi  Litkayasa Akuakultur.6(1): 7.

Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia.

(7)

LAMPIRAN

Gambar 2 Ikan cobia ( Rachycentron canadum) Sumber : PIPP (1993)

(8)

Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Kusuma SP, Lebdosoekoekojo S. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Utomo R & Soedjono M. 1999.  Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Gambar

Gambar  1 Diagram alir prosedur kerja
Gambar 2 Ikan cobia (  Rachycentron canadum ) Sumber  : PIPP (1993)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan analisa proksimat dengan komponen serat Van Soest pada pakan dan membuat metoda pendugaan kandungan NDF dan ADF suatu bahan

Artinya ada pengaruh substitusi tepung keong mas terhadap kandungan energi, kandungan gizi (karbohidrat, lemak, protein, serat, seng, zat besi, asam lemak omega-3 dan

Evaluasi nilai kalibrasi serta validasi dari model yang diperoleh dalam menduga kandungan proksimat kadar air, lemak dan karbohidrat memakai metode NIRS dapat dievaluasi

Van-Soest mengembangkan analisis serat yang lebih mendekati nilai nutrisi serat kasar untuk ruminansia dengan mempergunakan detergent yang mampu memisahkan matrik

Analisis yang dilakukan adalah aktivitas antioksidan, kandungan zat gizi antara lain kadar protein, lemak, air, abu, serat kasar, dan karbohidrat.. Pengujian daya terima

Setelah menyelesaikan mata Kuliah ini Mahasiswa dapat melakukan analisis proksimat suatu bahan pangan(lemak,karbohidrat ,Protein) secara teori, analisis zat pengotordalam

Kebaruan penelitian ini yaitu adanya makanan jajanan berupa roti yang kaya kandungan serat, zat gizi meliputi energi, protein, lemak dan karbohidrat dan zat besi sebagai snack

Kandungan Gizi Komponen kimia kacang merah yang meliputi kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat, dan serat makanan tidak kalah unggul dibandingkan dengan bahan pangan lokal