• Tidak ada hasil yang ditemukan

akuntansi rumah sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "akuntansi rumah sakit"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MATERI KE-12

AKUNTANSI RUMAH SAKIT

DOSEN PENGAMPU : Minanari, SE, M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

1) Aisyah Dhiyaul Ilmi

(43211010232)

2) Ciendhy Anestia

(43211010251)

3) Marina

(43211010255)

4) Vichi Larassanti

(43211010263)

JURUSAN AKUNTANSI (S1) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah “Akuntansi Sektor Publik”. Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang membahas tentang “Akuntansi

Rumah Sakit”.

Dalam menyusun tugas ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1) Ibu Minanari selaku pembimbing mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.

2) Orang tua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan bantuan baik moril maupun materil.

3) Seluruh teman – teman yang telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun kesempurnaan tugas ini. Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Penyusun,

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... i

Daftar Isi ... ii

A. Akuntansi Industri Kesehatan Masyarakat Di Rumah Sakit ... 1

B. Pelaporan Keuangan Akuntansi ... 3

C. Akuntansi Dan Masalah Pengukuran ... 6

D. Akuntansi Dana Di Rumah Sakit ... 13

E. Laporan Keuangan Di Rumah Sakit ... 23

Kesimpulan ... 33

(4)

AKUNTANSI RUMAH SAKIT

A. Akuntansi Industri Kesehatan Masyarakat Di Rumah Sakit

Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Permasalahan yang selalu timbul adalah sulitnya meramalkan kebutuhan pelayanan yang diperlukan masyarakat maupun kebutuhan sumber daya untuk mendukungnya. Di lain pihak Rumah Sakit harus siap setiap saat dengan sarana, prasarana tenaga maupun dana yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan tersebut. Di samping itu Rumah Sakit sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya sumber dana untuk membiayai kebutuhannya, padahal di lain pihak Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan tarif yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas.

Dengan perubahan sistem keuangan Rumah Sakit serta sistem keuangan Pemerintah secara keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh Rumah Sakit akan menjadi lebih besar dan terus meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta persiapan Badan Layanan Umum dari tahun ke tahun. Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan pelayanan, tetapi juga membuka peluang untuk timbulnya ekses negatif penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan negara. Untuk itu diperlukan berbagai upaya dalam mengatasinya.

Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual Basis)

(5)

Secara operasional manajemen keuangan di Rumah Sakit harus dapat menghasilkan data, informasi dan petunjuk untuk membantu pimpinan Rumah Sakit dalam merencanakan, mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan agar mutu pelayanan dapat dipertahankan/ditingkatkan pada tingkat pembiayaan yang wajar.

Manfaat Akuntansi Di Rumah Sakit

Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dan perencanaan untuk keberhasilan pengembangan Rumah Sakit. Secara umum akuntansi tidak lepas dari biaya (cost), dengan perhitungan biaya yang berbeda akan menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula serta berdampak pada pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan demikian untuk pengambilan keputusan yang tepat serta keberhasilan perencanaan diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah Sakit secara optimal.

Sistem akuntansi Rumah Sakit bertujuan untuk memberikan informasi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk keberhasilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta perencanaan, terlebih lagi saat ini yang mana Rumah Sakit telah ditetapkan sebagai Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP) ataupun sebagai Badan Layanan Umum yang penerimaannya harus disetor ke Negara melalui Kantor Kas Negara.

(6)

B. Pelaporan Keuangan Akuntansi

Rumah Sakit Umum khususnya milik pemerintah merupakan organisasi nirlaba, dimana pelaporan akuntansinya diatur oleh PSAK no. 45.

Adapun penjabaran dari laporan akuntansi Rumah Sakit sesuai dengan PSAK No. 45 adalah sebagai berikut :

1) Laporan Keuangan

Laporan Keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.

2) Laporan Posisi Keuangan

a) Klasifikasi Aktiva Dan Kewajiban

Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :

1. menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban. 2. berdasarkan tanggal jatuh tempo.

3. mengelompokan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang.

4. mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan keuangan.

b) Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat Atau Tidak Terikat

(7)

2. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. 3) Laporan Aktivitas

a) Tujuan Dan Fokus Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

b) Perubahan Kelompok Aktiva Bersih

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.

4) Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian

a) Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.

b) Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

c) Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau

(8)

d) Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. e) Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan

informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

5) Laporan Arus Kas

Tujuan Laporan Arus Kas

a) Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

b) Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus kas dengan tambahan berikut ini :

1. Aktivitas Pendanaan :

 Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.

 Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).

 Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

(9)

C. Akuntansi Dan Masalah Pengukuran

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (KMK) Nomor 1981 / MENKES / SK / XII / 2010 tentang Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum Rumah Sakit dapat mengatur masalah pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, agar laporan keuangan yang disajikan memuat informasi yang relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan. Pengukuran (measurement) yang terdapat dalam Akuntansi Rumah Sakit, yaitu :

1) Akuntansi Aset a) Aset Lancar

1. Kas dan Setara Kas

Pengukuran (Measurement)

1. Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominal.

2. Kas dan setara kas diukur sebesar nilai nominal pada saat diterima.

2. Investasi Lancar/Investasi Jangka Pendek

Pengukuran (Measurement)

1. Penempatan dana di bank diukur pada nilai nominalnya.

3. Piutang

Pengukuran (Measurement)

1. Piutang diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net

realizable value) setelah memperhitungkan nilai penyisihan piutang tak tertagih.

2. Penyisihan kerugian piutang tak tertagih dibentuk sebesar nilai piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang atau prosentase dari pendapatan.

3. Penyisihan kerugian piutang dibentuk sebesar nilai piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan data historis masing-masing BLU rumah sakit.

(10)

4. Penyisihan kerugian piutang ini tidak menggugurkan kewajiban BLU rumah sakit untuk memproses penagihan piutang dan pengajuan usulan penghapusan piutang ke Kementerian Keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Piutang pelayanan yang tidak terbayar atas permintaan penjamin (diskon atau potongan tarif) menjadi beban subsidi pasien.

6. Piutang berkurang pada saat pembayaran diterima atau dihapuskan.

7. Piutang yang tidak tertagih dihapusbukukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

8. Apabila piutang yang dihapuskan lebih besar dari penyisihan kerugian piutang yang dicadangkan maka selisihnya diakui sebagai beban penyisihan kerugian pada periode yang bersangkutan.

9. Apabila terjadi pembayaran setelah piutang dihapuskan maka diakui sebagai pendapatan lain-lain.

4. Persediaan

Pengukuran (Measurement)

1. Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net

realizable value).

2. Biaya perolehan persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan semua biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan atau dijual (present

(11)

3. Biaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya, dan biaya pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya secara langsung dapat didistribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat, dan pos lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

4. Biaya perolehan persediaan tidak termasuk :

a. Jumlah pemborosan bahan, upah, atau biaya produksi lainnya yang tidak normal.

b. Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya.

c. Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan sumbangan untuk membuat persediaan berada dalam alokasi dan kondisi sekarang.

d. Biaya penjualan.

5. Penurunan nilai persediaan pada periode pelaporan di bawah biaya perolehannya diakui sebagai biaya pada periode berjalan.

6. Persediaan perlengkapan (supplies) habis pakai yang tidak dapat dikaitkan langsung dengan kegiatan operasional BLU dinilai sebesar harga perolehannya. 7. Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapt

diganti dengan barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek khusus harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing.

8. Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam huruf (g), dapat dihitung dengan menggunakan rumus biaya rata-rata tertimbang (weighted average cost method).

(12)

9. Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai biaya pada periode di mana pendapatan atas penjualan tersebut diakui. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai biaya pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah biaya persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

5. Uang Muka

Pengukuran (Measurement)

1. Uang muka diakui sebesar jumlah yang dibayarkan.

2. Pada akhir periode pelaporan, uang muka diakui sebesar nilai barang/jasa/manfaat atau setaranya yang belum diakui/dibebankan pada periode berjalan.

6. Biaya Dibayar Di Muka

Pengukuran (Measurement)

1. Biaya dibayar dimuka dicatat sebesar jumlah yang dibayarkan.

2. Pada akhir periode pelaporan, biaya dibayar di muka dicatat sebesar nilai barang/jasa/manfaat atau setaranya yang belum diakui/dibebankan pada periode berjalan.

(13)

b) Aset Tetap

Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement) 1. Aset tetap dicatat dengan menggunakan model biaya. 2. Pada awalnya perolehan aset berwujud yang memenuhi

kualifikasi sebagai aset tetap diakui berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap, tanah yang dibangun sendiri merupakan akumulasi seluruh beban perolehan dan pengembangan tanah, berupa beban pematangan tanah, di luar beban yang ditangguhkan akibat beban legal pengurusan hak.

3. Biaya perolehan tanah, antara lain, meliputi :

a. Harga transaksi pembelian tanah termasuk tanaman, prasarana, bangunan di atasnya yang harus dibeli kemudian dimusnahkan.

b. Biaya konstruksi atau pengurukan tanah, bila lahan tanah diciptakan.

c. Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi. d. Biaya komisi perantara jual beli tanah.

c) Aset Tidak Berwujud

Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement)

1. Aset tidak berwujud diakui pada saat dikeluarkannya dana untuk memperoleh aset tersebut sebesar biaya perolehannya.

2. Biaya perolehan untuk pengembangan diakui sebagai beban pengembangan yang ditangguhkan.

3. Aset tidak berwujud berkurang pada saat diamortisasi sebesar jumlah alokasi yang sistematis.

4. Jumlah alokasi yang sistematis tersebut diakui sebagai beban amortisasi pada saat terjadinya.

(14)

2) Akuntansi Kewajiban

a) Kewajiban Jangka Pendek

Pengukuran (Measurement)

1. Kewajiban lancar berkurang pada saat pembayaran/ pelunasan oleh BLU rumah sakit.

2. Kewajiban lancar dinilai sebesar jumlah rupiah atau nilai tunai sumber daya ekonomi yang harus diserahkan kepada pihak lain atau sebesar utang lancar baru yang timbul untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.

b) Kewajiban Jangka Panjang

Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement)

1. Kewajiban jangka panjang diakui pada saat BLU rumah sakit mencairkan dana kewajiban jangka panjang tersebut dari pihak pemberi pinjaman.

2. Kewajiban jangka panjang diukur sebesar jumlah dana hasil pencairan yang diperoleh ditambah biaya transaksi.

3. Selisih antara huruf (b) dengan jumlah pokok diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

4. Amortisasi tersebut diakui sebagai beban bunga.

3) Akuntansi Ekuitas

Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement). Ekuitas diakui pada saat ditetapkannya nilai kekayaan BLU oleh pejabat yang berwenang :

1. Ekuitas diakui pada saat diterimanya bantuan hibah dari pemerintah berupa aset yang tidak tercantum dan bukan merupakan bagian dalam DIPA BLU rumah sakit.

2. Ekuitas diakui pada saat terjadinya perubahan nilai aset BLU rumah sakit sebagai akibat revaluasi dan disahkan oleh menteri keuangan,

(15)

4) Akuntansi Pendapatan

Pengukuran (Measurement)

1. Pendapatan usaha dari jasa layanan dan pendapatan usaha lain dicatat sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.

2. Pendapatan dari APBN dicatat sebesar nilai pengeluaran bruto belanja pada SPM.

3. Pendapatan hibah berupa barang dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

4. Pendapatan hibah berupa uang dicatat sebesar jumlah kas yang diterima oleh BLU rumah sakit.

5. Pengukuran pendapatan diatas menggunakan azas bruto.

5) Akuntansi Beban

Pengukuran (Measurement)

Beban dan kerugian dicatat sebesar :

1. Jumlah kas yang dibayarkan jika seluruh pengeluaran tersebut dibayar pada periode berjalan.

2. Jumlah beban periode berjalan yang harus dibayar pada masa yang akan datang.

3. Alokasi sistematis untuk periode berjalan atas beban yang telah dikeluarkan.

(16)

D. Akuntansi Dana Di Rumah Sakit

Dalam akuntansi dana untuk Rumah Sakit, penyajian laporan informasi keuangannya mengharuskan pembentukan dana (fund) yang dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)

Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund) adalah dana yang tidak dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu. Dana ini seperti halnya Dana Umum (General Fund) di pemerintahan atau Dana Lancar Tidak Terikat (Restricted Fund) dalam akuntasi universitas, yang dibentuk untuk menjalankan operasi organisasi sehari-hari.

2) Dana Terikat (Restricted Fund)

Dana Terikat (Restricted Fund) adalah dana yang dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu yang biasanya muncul karena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan sumbangan. Menurut sifat pembatasannya, dana ini dibedakan menjadi :

 Dana Terikat Sementara Waktu (Temporarily Restricted Fund), yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat sementara, dan

 Dana Terikat Permanen (Permanently Restricted Fund), yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat permanen.

Aktiva (aset) yang tergolong terikat dicatat pada Dana Umum, sementara satu atau lebih dana yang lain digunakan untuk mencatat aktiva yang terikat sementara waktu dan terikat permanen. Selengkapnya, dana-dana yang umum digunakan dalam akuntansi dana untuk Rumah Sakit dapat dilihat pada Figur berikut ini :

(17)

Kelompok Dana

Umum Terikat

Tujuan Khusus Terikat waktu Penggantian dan Pengembangan

Fasilitas

Abadi

Dasar Akuntansi

Akrual Pemasukan/sumbangan (contribution), transfer, dicatat secara langusng dalam dana yang bersangkutan.

Sumber daya/dana ditahan dalam masing-masing dana hingga dipindahkan ke Dana Umum untuk belanja.

Deskripsi Perbedaan

Dana dibatasi untuk tujuan operational tertentu.

Dana tidak dapat digunakan sampai waktu yang ditentukan pihak sponsor.

Dana dibatasi untuk penambahan aktiva tetap.

Dana abadi yang harus dikelola dan tidak untuk digunakan. Laporan Keuangan Neraca Laporan Operasi

Laporan Perubahan Aktiva Bersih Laporan Arus Kas

Figur 12.1

Dana-dana Dalam Akuntansi Dana Rumah Sakit

Dana Umum

Dana Umum (General Fund) digunakan untuk mencatat sumber daya/dana yang diterima dan dibelanjakan dalam menjalankan kegiatan operasional utama dari Rumah Sakit. Dalam Dana Umum, direksi Rumah Sakit dapat menetapkan pembatasan berupa penyisihan atas sumber daya tertentu (board-designated resources). Dalam hal ini, dana yang disisihkan tetap dianggap sebagai Dana Terikat namun pencatatannya harus mencantumkan tujuan penyisihan dana tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena dana yang disisihkan berbeda dengan dana yang dibatasi penggunaannya. Penyisihan dana berasal dari inisiatif internal direksi Rumah Sakit, sedangkan pembatasan penggunaan dana berasal dari pihak eksternal Rumah Sakit yang mensponsori dana tersebut.

(18)

Dana Terikat

Kelompok dana (Fund groups) yang digolongkan sebagai Dana Terikat digunakan untuk mencatat dana yang penggunaannya dibatasi oleh donor atau pihak yang mensponsori dana tersebut. Secara garis besar, seperti dijelaskan sebelumnya kelompok Dana Terikat ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1) Pembatasannya bersifat sementara (temporarily restricted), yang termasuk ke dalam Dana Terikat Sementara adalah :

 Dana Untuk Tujuan Khusus (Specific Purpose Funds), yaitu dana atau kekayaan yang dibatasi penggunaannya pada tujuan tertentu.  Dana Terikat Waktu (Time Restricted Funds), yaitu dana atau

kekayaan yang dibatasi penggunaannya sampai batas waktu tertentu, dan

 Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas (Plant Replacement and Expansion Funds), yaitu dana atau kekayaan yang khusus dialokasikan untuk pembangunan dan/atau pengembangan aktiva tetap.

2) Yang pembatasannya bersifat tetap (permanently rescrited).

Sedangkan yang termasuk dalam Dana Terikat Permanen adalah Dana Abadi (Endouwment Funds). Deskripsi singkat tentang masing-masing dana tersebut dapat dilihat pada bagan sebelumnya. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam Dana Abadi, dana hanya boleh digunakan sebagai modal/pokok, yang biasanya akan dikelola/diinvestasikan misalnya dalam deposito. Penghasilan dari Investasi inilah yang baru dapat digunakan baik untuk tujuan umum (tidak terikat) maupun untuk tujuan khusus (terikat sementara).

(19)

ILUSTRASI TRANSAKSI :

Dana Umum

Rumah Sakit Impian telah memberikan jasa kepada para pasiennya total senilai Rp 2.600.000 jika diukur menggunakan tarif standar. Dari jumlah ini, terdapat penyesuaian kontraktual yang harus dikurangkan senilai Rp 240.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut :

(1) Piutang 2.600.000

Pendapatan Jasa Pasien 2.600.000 (2) Penyesuaian Kontraktual 240.000

Piutang 240.000

Selain pendapatan yang berasal dari pasiennya, Rumah sakit Impian juga memperoleh pendapatan dari kantin, apotik, dan lahan parkir yang dikelolanya total senilai Rp 30.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut :

(3) Kas 30.000

Pendapatan Program Lainnya 30.000 Selama 20X6, Rumah Sakit Impian rnengakui beban operasi senilai Rp 2.590.000. Dari jumlah itu, senilai Rp 2.125.000 dibayar tunai dan sisanya merupakan penggunaan aktiva dibayar di muka, penyisihan piutang tak tertagih, depresiasi, dan utang. Selain itu Rumah Sakit Impian juga menerima sumbangan jasa senilai Rp 10.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut :

(20)

(4) Belanja-Jasa Keperawatan 800.000 Belanja-Jasa Profesional Lainnya 620.000 Belanja-Jasa Umum 700.000 Belanja-Jasa Fiskal 100.000 Belanja-Jasa Administrasi 80.000 Belanja-Biaya Malpraktik 30.000 Belanja-Piutang Tak Tertagih 60.000 Belanja-Depresiasi 200.000

Kas 2.125.000

Estimasi Piutang Tak Tertagih 60.000

Persediaan 90.000

Belanja Dibayar Dimuka 5.000 Akumulasi Depresiasi 200.000

Utang Usaha 50.000

Utang Gaji 30.000

Utang Biaya Malpraktik 30.000 (5) Belanja-Jasa Profesional Lainnya 10.000

Pendapatan Donasi Jasa 10.000 Selain donasi jasa seperti disinggung di atas, Rumah Sakit Impian juga menerima donasi aktiva dalam bentuk uang tunai senilai Rp 63.000 dan dalam bentuk obat-obatan senilai Rp 30.000. Kedua donasi tersebut tidak terikat penggunaannya. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:

(6) Kas 63.000

Sumbangan-Tidak Dibatasi 63.000 (7) Persediaan 30.000

(21)

Pendapatan lain yang diperoleh Rumah Sakit Impian selama 20X6 adalah pendapatan senilai Rp 10.000 dari investasi yang dananya ditentukan oleh direksi rumah sakit sendiri (board designated funds) bagi pengembangan rumah sakit di masa depan. Sebagai tambahan, Rumah Sakit Impian juga memperoleh keuntungan seniiai Rp 5.000 dari penjualan peralatannya. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:

(8) Kas-Disisikan untuk Pembangunan Gedung 10.000

Pendapatan Investasi 10.000

(9) Kas 55.000

Akumulasi Depresiasi 50.000

Aktiva Tetap 100.000

Keuntungan Penjualan Aktiva 5.000 Berikut ini adalah data mengenai transfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat.

Jumlah

(Rp) Dana Terikat Deskripsi

180.000 Dana untuk Tujuan Khusus Dana dalam bentuk uang tunai untuk riset dan pendidikan. 200.000 Dana Penggantian dan

Pengembangan Fasilitas

Dana dalam bentuk uang tunai untuk membeli peralatan. 25.000 Dana Penggantian dan Perluasan

Gedung

Peralatan yang sudah dapat digunakan untuk kegiatan operasi. 12.000 Dana Terikat Waktu Penarikan piutang.

Figur 12.2

Dana Transfer-Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat

Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut :

(10) Kas 180.000

Penerimaan Transfer-Pelepasan Saldo Dana 180.000

(11) Kas 200.000

(22)

(12) Aktiva Tetap 25.000

Penerimaan Transfer-Pelepasan Saldo Dana 25.000

(13) Kas 12.000

Penerimaan Transfer-Pelepasan Saldo Dana 12.000 Sedangkan berikut ini adalah ayat-ayat jurnal untuk mencatat beberapa transaksi lain dalam Dana Umum dari Rumah sakit Impian selama tahun 20X6.

(14) Kas 2.250.000

Estimasi Piutang Tak Tertagih 5.000

Piutang 2.300.000 (15) Persediaan 50.000 Kas 50.000 (16) Kas 50.000 Investasi 50.000 (17) Aktiva Tetap 250.000 Kas 250.000 (18) Wesel Bayar 5.000 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 60.000 Utang Usaha 90.000 Utang Gaji 25.000

Kas 180.000

(19) Kas 35.000

(23)

(21) Investasi 15.000

Keuntungan Investasi Belum Direalisasi 15.000  Dana untuk Tujuan Khusus

Selama tahun 20X6, Dana untuk Tujuan Khusus dari Rumah Sakit Impian mencatat pendapatan senilai Rp 66.000 dari investasi dengan menggunakan aktiva dalam dana tersebut, dan mencatat sumbangan dari sponsor/donor senilai Rp 1 15.000. Ayat jurnalnya adalatr sebagai berikut:

(22) Kas 66.000

Pendapatan Investasi-Terikat 66.000

(23) Kas 115.000

Sumbangan-Terikat 115.000 Karena telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam operasi selama tahun 20X6, maka dana senilai Rp 180.000 ditransfer dari Dana untuk Tujuan Khusus ke Dana Umum. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut [lihat juga ayat jurnal (10)] :

(24) Pengeluaran Transfer-Pelepasan Saldo Dana 180.000

Kas 180.000

Dana Terikat Waktu

Selama tahun 20X6 Dana Terikat Waktu dari Rumah piutang senilai Rir 12.000 yang langsung ditransfer jurnalnya adalah sebagai berikut [lihat juga ayat jurnal 13)] :

(25) Kas 12.000

Piutang 12.000

(26) Pengeluaran Transfer-Pelepasan Saldo Dana 12.000

(24)

Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas

Selama tahun 20X6 Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas dari Rumah Sakit Impian mendapatkan donasi dari pihak sponsor senilai Rp 25.000 dalam bentuk peralatan dan senilai Rp 60.000 dalam bentuk uang tunai selain itu. Rumah sakit Impian juga memperoleh pendapatan investasi senilai Rp 7.000 dari dana yang dikelola dalam dana ini. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut :

(27) Aktiva Tetap 25.000 Sumbangan-Terikat 25.000 (28) Kas 60.000 Sumbangan-Terikat 60.000 (29) Kas 7.000 Pendapatan Investasi-Terikat 7.000 Selanjutnya, selama tahun 20X6 terdapat peralatan senilai Rp 25.000 yang sudah dapat digunakan untuk operasi rumah sakit dan dana senilai Rp 200.000 yang ditransfer dari Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas ke Dana Umum karena persyaratan penggunaannya sudah dipenuhi. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut [lihat juga ayat jurnal (11) dan (12) ]:

(30) Aktiva Tetap 200.000

Kas 200.000

(31) Pengeluaran Transfer-Pelepasan Saldo Dana 25.000

Aktiva Tetap 25.000

Berikut ini adalah transaksi-transaksi lain yang terkait dengan Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas selama tahun 20X6. Transaksi ini berupa penagihan piutang sebesar Rp 105.000 dan pembelian investasi sebesar Rp

(25)

(33) Investasi 122.000

Kas 122.000

Dana Abadi

Selama 20X6 Dana Abadi Rumah Sakit Impian memperoleh sumbangan dalam bentuk uang tunai senilai Rp 415.000. Dari jumlah ini, senilai Rp 400.000 langsung diinvestasikan, Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:

(34) Kas 415.000

Sumbangan-Terikat 415.000 (35) Investasi 400.000

(26)

E. Laporan Keuangan Di Rumah Sakit

Akuntansi ialah suatu sistem yang merupakan salah satu pokok kegiatan dalam manajemen keuangan yang terdiri dari kegiatan mencatat, mengklasifikasikan dan menyimpulkan semua transaksi dan kejadian-kejadian dalam suatu organisasi yang menyangkut keuangan, sehingga didapatkan suatu data atau informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.

Ditinjau dari segi pembukuan, akuntansi dibagi menjadi 2 sistem yang sangat penting yaitu :

1) Sistem Cash Basis atau Kas Stelsel

Dalam sistem ini hanya dicatat "penerimaan" dari pengeluaran uang, sehingga sebetulnya sistem ini sangat sederhana, mudah dikerjakan dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Sistem ini telah dipakai oleh pemerintah kita termasuk Rumah Sakit Pemerintah.

2) Accrual Basis

Pada sistem ini transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian, bukan pada saat hak diterima atau dibayar, dan dicatat serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan. Dengan kata lain penghasilan diakui pada saat penyerahan barang/jasa, bukan pada saat kas diterima; dan biaya diakui pada saat terjadinya, buka pada saat kas dibayarkan. Dengan metode aktual, harta diakui pada saat diperoleh kepemilikannya.

(27)

Terdapat empat laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh proses akuntansi, yaitu :

1) Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan Rumah Sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar, baik isi maupun proses penyusunan, dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca perusahaan yang sering kita kenal di sektor komersial. Namun demikian ada beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan, antara lain :

a) Kas

Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas pada dana terikat yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi (misalnya, kas yang terdapat pada Dana Pembangunan dan Dana Abadi)

b) Piutang

Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi. Denga demikian, dibuat penyajian tentang “penyisihan piutang tak tertagih.” Rumah sakit biasanya juga memberikan pelayanan social, yaitu pelayanan kesehatan Cuma-Cuma bagi pasien yang dapat menunjukkan bahwa ia tidak mampu membayar menurut criteria yang telah ditetapkan rumah sakit. Dalam kasus ini, layanan yang diberikan tidak memenuhi syarat untuk diakui baik sebagai piutang maupun pendapatan dalam laporan keuangan rumah sakit.

c) Investasi

Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelin, atau pada nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian. Hasil dari investasi yang tidak dibatasi (unrestricted) harus diklasifikasikan sebagai perubahan saldo dana pada laporan operasi

(28)

d) Aktiva Tetap

Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresinya dalam dana umum. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintah yang melakukan pencatatan aktivanya dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu.

e) Aktiva Yang Disisihkan

Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana tersebut. Jadi, aktiva yang ditetapkan untuk tujuan tertentu oleh pihak internal rumah sakit dan dikendalikan sendiri tidak diklasifikasikan sebagai aktiva terikat (restricted assets), namun dianggap sebagai aktiva yang disisihkan (limited assets). Aktiva yang disisihkan ini adalah sumber daya yang sebelumnya dijelaskan sebagai board designed resources.

f) Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang dilaporkanpada neraca. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintah yang melakukan pencatatan utang jangka panjangnya dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu. g) Saldo Dana

Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang telah dijelaskan, saldo dana yang dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan menjadi (1) terikat, yang dapat digunakan dengan bebas seusai kebijakan rumah sakit, (2) terikat sementara waktu, yang baru dapat digunakan ketika kriteria tertentu dari phak sponsor terpenuhi, dan (3) terikat permanen, yang dikelola dan

(29)

2) Laporan Operasi

Untuk Rumah Sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan Operasi (Statement of Operations). Laporan ini mencakup pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan operasi harus dinyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan, yang melaporkan hasil kegiatan operasi berjalan. Contoh laba lain yang dimaksud adalah pendapatan investasi (baik yang direalisasi maupun belum direalisasi). Judul dari indikator kinerja ini misalnya “surplus pendapatan dan sumbangan lainnya atas Belanja”.

Perubahan lainnya dalam saldo dana selama periode berjalan harus dilaporkan setelah indikator kinerja, misalnya transfer-transfer yang terjadi secara interrnal antar dana yang ada.

Berikut adalah pos-pos lain yang juga perlu menjadi perhatian. a) Pendapatan Jasa Pasien

Pendapatan dari pasien dihitung pada jumlah bruto dengan menggunakan tarif standar. Jumlah tersebut kemudian dikurangi dengan penyesuaian kontraktual (contractual adjusments) menjadi Pendapatan Bersih Jasa Pasien.

b) Penyesuaian Kontraktual

Penyesuaian Kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses penggantian pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang dari jumlah tarif standar penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien yang menjadi tanggungan asuransi. Meskipun Rumah Sakit memiliki tarif standar untuk jasa-jasa yang diberikannya namun Rumah Sakit bisa saja menjalin kontrak dengan pembayar pihak ketiga dimana Rumah Sakit menerima jumlah pembayaran yang lebih rendah untuk jasa-jasa tersebut. Dalam hal ini, Rumah Sakit membuat

(30)

c) Pendapatan Dari Kegiatan Lainnya

Pendapatan dari kegiatan lainnya mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien, seperti kantin dan sewa parkir. Pendapatan tersebut biasanya mencerminkan jumlah bersih dari operasinya, jadi bukan jumlah brutonya.

d) Transfer Antar Dana

Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam Dana Terikat ketika persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsos/donor sudah terpenuhi. Dalam hal ini, aktiva tersebut harus ditransfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat. Untuk tujuan pelaporan keuangan, transfer antardana ini dilaporkan dalam Laporan Operasi sebagai “Pelepasan Saldo Dana” dan ditunjukkan sebagai penambahan atas Dana Tidak Terikat.

e) Beban Dana Umum

Beban-beban dalam Dana Umum diakui secara akrual, seperti halnya pada entitas komersial.

f) Sumbangan

Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa dan berbentuk aktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka perkiraan nilai dari donasi jasa dicatat sebagai Sumbangan yang langsung diikuti dengan beban dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan. Jika donasi aktiva ini penggunaannya dibatasi oleh pihak sponsor/donor maka dilaporkan dalam Dana Terikat Sementara atau Dana Terikat Permanen. Ketika pembatasannya sudah tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari Dana Terikat ke Dana Umum.

3) Laporan Perubahan Aset Bersih

(31)

CONTOH LAPORAN KEUANGAN

RUMAH SAKIT DR. CIPTO MANGUNKUSUMO

(RSCM)

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

KESIMPULAN

Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit.

Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dan perencanaan untuk keberhasilan pengembangan Rumah Sakit. Rumah Sakit Umum khususnya milik pemerintah merupakan organisasi nirlaba, dimana pelaporan akuntansinya diatur oleh PSAK no. 45

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Nordiawan Deddi, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta. Ihyaul Ulum, 2004, Akuntansi Sektor Publik, UMM PRESS, Yogyakarta. Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Andi, Jakarta.

Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2002. Bastian Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, BPFE UGM,

Yogyakarta

Cleverley. 1982. Handbook of Health Care Accounting and Finance. Aspen System Corporation, Maryland. USA

Horngren, Foster, Datar. 2000. Cost Accounting A Managerial Emphasis. Prentice – Hall Inc. New Jersey. USA

Kieso, Weygandt, Warfield. 2001. Intermediate Accounting. John Wiley & Sons, Inc. USA

Referensi

Dokumen terkait

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual

Dengan mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi ini yan g

dimaksud dalam Pasal 7l ayat (1) huruf c dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau badan pengawas Rumah Sakit. (2) Hasil

ditentukan biasanya bersama dengan mahasiswa KKN-PPL yang juga berada dalam lingkup tempat KKN PPL yang sama. Dosen pengampu mata kuliah pengajaran mikro ini

Quantum dot (QD) memiliki dimensi antara molekul dengan material ukuran besar dan pada teori orbital molekul QD berada diantara molekul memiliki energi orbital yang diskrit terdapat

Berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis data yang terkumpul dengan judul “korelasi antara teaching skill doen statistik dengan sikap ilmiah mahasiswa

Melihat pemahaman wajib pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dan mengingat juga bahwa penerapan peraturan pajak hotel atas rumah kos

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukan oleh total aktiva ( Sigit dalam Hana Tiara (2012:2). Berdasarkan uraian di atas maka perumusan