PEMBENTUKAN SIKAP ILMIAH MELALUI
TEACHING SKILL DOSEN STATISTIK
DI UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG
JOMBANG
Kunti Uswatun Hasanah1,Zaenal Arifin Hasan2*,Vian Hanes Andreastya3* Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang e-mail: huswah186@gmail.com
ABSTRACT
The teaching skill for educator is widely regarded as an educational institution. Educators also have an important role as one of the driving elements in order to be useful human being for the nusa and his nations. The attitude of science also needs to be magnified for learners, therefore teaching skill is essentinal for teacher, In order for the students scientific attitudes to grow properly. Yet some learners still do not have the scientific attitude. The study aims to know statistical skills and students’ scientific attitudes. As for his research methods using quantitative with types of correlational. From the acquisition of research shows a link between statistical skill teachers and student sience. Suggestions for the next writer on how to make the journal better and right.
Keywords: corelations, Teaching Skill, and imposition
ABSTRAK
Teaching skill bagi para pendidik sangat dibutuhkan dalam suatu lembaga pendidikan.
pendidik juga memiliki peranan penting yakni sebagai salah satu unsur penggerak manusia agar menjadi insan yang berguna bagi nusa dan bangsanya. Sikap ilmiah juga perlu ditumbuhkan bagi peserta didik, oleh karna itu teaching skill sangat dibutuhkan bagi pengajar, agar sikap ilmiah pelajar dapat tumbuh dengan baik. Namun sebagian besar peserta didik masih belum memiliki sikap ilmiah. Penelitian ini bertujuan mengetahui
teaching skill dosen statistik dengan sikap ilmiah mahasiswa. Adapun Metode
penelitiannya menggunakan kuantitatif dengan jenis kolerasional. Dari perolehan penelitian menunjukkan adanya hubungan antara teaching skill dosen statistik dengan sikap ilmiah mahasiswa. Saran bagi penulis selanjutnya agar dapat membuat jurnal dengan lebih baik dan benar.
Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan zaman saat ini menjadikan teknologi berkembang semakin pesat, sehingga menciptakan berbagai teknologi moderen. Banyak ilmuwan yang menemukan maupun menciptakan hal-hal yang baru baik itu teknologi maupun lainnya. Salah satu contoh ilmuwan sekaligus motivator besar kebanggaan Indonesia yang mana mendengar namanya saja dapat menggetarkan hati beliau yakni Bacharuddin Jusuf Habibie beliau biasa dipanggil Habibie, beliau adalah seorang pencipta pesawat terbang sebuah karya luar biasa yang diperoleh bapak Habibie.1 Dengan adanya hal tersebut membuat seseorang pelajar menjadi termotivasi menjadi seorang ilmuwan yang bisa mendapatkan serta membuat perihal baru yang juga bermanfaat bagi orang lain. Dan tentunya suatu lembaga pendidikan ikut berperan dalam membentuk sikap ilmiah seorang pelajar. Dengan sikap ilmiah membuat peserta didik memperluas pengetahuannya karna rasa keingin tahuannya yang tinggi dapat membawanya melakukan suatu penelitian.
Menurut Passi teaching skill ialah adanya seperangkat tindakan mengajar atau perilaku yang dilakukan dengan maksud untuk meberikan fasilitasi pembelajaran kepada peserta didik.2 hal ini sangat berpengaruh kepada luasnya pengetahuan pelajar. Pengajar yang terampil merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi peserta didik, karna peserta didik akan lebih bersemangat dalam belajar dan dapat mempengaruhi sikap pribadi peserta didik. Dijelaskan pula dalam UUD 14 tahun 2005 pasal 45 yang berbunyi Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Hal yang paling utama dalam teaching skill yakni pendidik seyogyanya lebih terampil dalam memberikan penjelasan, memberikan penguatan, terampil mengadakan variasi pembelajaran, dan terampil dalam membukan dan menutup pembelajaran dan lain-lainnya. Dengan hal tersebut menjadikan guru lebih prosfesional.3
1
Makmur Makka, The Tru Life Of Habibie Cerita Dibalik Kesuksesan, (Jakarta: Pustaka IIMaN, 2008), hlm. 1
2Charanjit Kaur Dhillon, “Identifiying Esential Teaching Skills”, Scholarly Researach Journal for Interdisciplinary Studies, II/XIII (Agustus, 2014), hlm. 1613
3Zurkannain Barus, Sahat Siagian, Sukarman Purba, “Upaya Meningkatkan Keterampilan
Dasar Mengajar Guru Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Koleberatif di SMK Negri 1 Berastagi Kabupaten Karo,” Jurnal Pendidikan Dan Kepengawasan, 3 (Oktober, 2016), hlm. 18
Menurut Burhanuddin sikap ilmiah yakni cara pandang manusia terhadap pola berpikir yang sesuai dengan prinsip keilmuan, maka muncullah kecondongan untuk menampung maupun mengabaikan pola pikir yang sesuai dengan pengetahuannya.4
Sikap ilmiah memiliki keutamaan penting dalam menjalankan kehidupan sehari-hari untuk peserta didik yaitu mampu mengembangkan rasa keingintahuan tentang lingkungan sekitarnya, memiliki wawasan yang luas, memiliki sikap keberanian dan santun dalam beragumentasi dan mengajukan pertanyaan, rasa tanggung jawab, jujur, teliti objektif, mau menjalin kerjasama, terbuka, tekun, cermat, kreatif, kritis, dan sikap kerja yang tinggi.5
Ikhtisar diatas menunjukkan bahwasannya sikap ilmiah itu sangatlah penting bagi peserta didik karna dengan sikap ilmiah peserta didik memiliki pengetahuan yang luas karna rasa keingin tahuannya dalam mencari suatu kebenaran. Dan tidak mudah terprovokasi. Dan seseorang yang tidak memiliki sikap ilmiah jelas berbeda dengan yang tidak memiliki sikap ilmiah. Seperti mudah terprovokasi atau terpengaruh dan lain-lainnya.
Menurut Newton, Driver, & Osborne dosen merupakan sumber informasi bagi peserta didik sedangkan mahasiswa harus ingat apa yang dikatakan dosen.6 Undang-Undang Republik Indonesia no 14 tahun 2005 pasal 1 tentang profesi guru dan dosen mengemukakan dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, tek:nologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. bahwasannya makna dari Undang-undang tersebut pemerintah sendiri telah menetapkan bahwa profesi seorang dosen dilaksanakan dengan profesional dan berkompeten.
Perkembangan era milineal di saat ini dalam suatu lembaga pendidikan masih banyaknya dosen (pendidik) baik muda maupun tua tidak memiliki keahlian yang baik untuk menjadi seorang pendidik yang profesional dan terampil. Kekurangan tenaga pendidik menjadikan seorang pengajar hanya berbekal pengetahuan dan bukan keahlian.
4
Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 38
5
Sherly Guswita, Bambang Sri Anggoro, Nukhbatul Hidayati Haka Akbar Handoko, “Analisis Ketrerampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Peserta Didik XI Mata Pelajaran Biologi di SMA Al-Azar 3 Bandar Lampung”, Biosfer Jurnal Tadris Biologi, 9 (Desember, 2018), hlm. 251
6Alex Amertei Mahmah, “Students Perception a Bout The Lecture As Amethod Of Teaching
Intertiary Instutions. Views Of Students From College Of The Technology Eduction, Kumasi (Coltek)”, International Journal Of Educations Of Research, 2 (juni, 2014), hlm. 601
Begitu pula yang memiliki sertifikasi khusus dalam bidangnya masih sangat kurang. Dan dari segi mahasiswa masih banyak yang cenderung seenaknya sendiri dan berkesan tidak bersikap positif dalam menghadapi suatu masalah. Juga kurangnya sikap ilmiah sehingga membuat mahasiswa bersikap acuh tak acuh terhadap lingkungan belajarnya.
Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti memberikan gambaran mengenai Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Menurut informasi. Masih ada dosen menilai mahasiswa dari kecerdasan intelektualnya saja tanpa melihat kecerdasan emosional maupun spiritualnya. Sehingga dimata mahasiswa dosen tersebut tidak menggunakan teaching skill atau keterampilan mengajar dengan baik. Terkadang dosen masih sering membanding-bandingkan antara mahasiswa yang tingkat kemampuannya jauh berbeda antara kelas yang satu dan kelas lainnya, Begitu juga tingkat skill mengajar beberapa dosen yang rendah yang hanya sekedar memberikan tugas tanpa memberikan solusi yang baik saat tugasnya disalahkan.
Begitu pula dengan mahasiswa yang belum memahami tujuan perkuliahan mereka hanya datang dan pergi tanpa serius dalam mencari ilmu. Terkadang kuliah semaunya dengan bermodal menitipkan absensi kepada temannya dengan alasan yang tidak jelas. Dan beberapa besar mahasiswa Juga kurang dalam menggali suatu informasi atau ilmu, mahasiswa cenderung bersikap pasif tanpa mengajukan pertanyaan dikelas. Dan itu berdampak pada tingkat kejeliannya dalam menerima suatu informasi maupun ilmu pengetahuan. Masih banyak juga mahasiswa yang kurang minat dengan perhitungan angka-angka padahal hal tersebut amat utama, supaya tidak mudah tertipu oleh orang lain. Mahasiswa juga belum banyak mengetahui manfaat suatu penelitian yakni contohnya dapat menemukan sesuatu yang bisa dikaji saat ini seperti permasalahan nyeri haid pada wanita yang sampai sekarang penawarnya belum bisa ditemukan. Itu bisa menjadi bahan penelitian bagi mahasiswa.
Dalam permasalahan tersebut tentunya sangat mengurangi tumbuhnya sikap ilmiah pada diri mahasiswa. Karena betapa pentingnya menumbuhkan sikap ilmiah pada diri mahasiswa saat ini agar tidak terpengaruh pada hal-hal yang dianggap menjerumuskan mahasiswa tanpa mencari tahu kebenaran-kebenaran yang ada. Jadi mahasiswa di Universitas Hasyim Asy’ari masih belum banyak tertanam sikap ilmiahnya. Yang terkadang mahasiswa mendapatkan suatu informasi ditelan secara mentah-mentah tanpa mencari tau kebenaran yang sesungguhnya.
Dari pemaparan diatas peneliti terdorong untuk meneliti sikap ilmiah mahasiswa maka penting bagi peneliti untuk membahas mengenai korelasi antara teaching skill
dosen statistik dengan sikap ilmiah mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Semester 8 di Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.
Metode Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional dimana penelitian korelasional bertujuan mencoba maupun menemukan hubungan antara dua variabel atau lebih dengan menghitung tingkat koefisien atau signifikansi variabel tersebut mengguna-kan rumus statistik dimana variabel yang digunakan untuk menebak hubungan tersebut disebut dengan variabel independen atau variabel predikator, lain halnya variabel yang diprediksi disebut variabel dependen atau variabel kriterium.7
Populasi dan Sampel Penelitian
Suatu area generalisasi yang terdapat objek/subjek yang memiliki keunggulan dan karakteristik tertentu yang dikukuhkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil ikhtisarnya dinamakan Populasi.8 Adapun populasi terkait dalam penelitian ini ialah mahasiswa Program Studi pendidikan agama islam semester 3-8 dengan jumlah 419 Mahasiswa. Sedangkan bagian dari populasi yang mempunyai jumlah dan karesteristik tertentu dinamakan Sampel. Adapun sampel yang digunakan kelas PAI A= 30 B=30 C= 27 orang D= 23 orang sehingga seluruhnya 110 mahasiswa semester 8. Teknik sampling yang digunakan yakni Teknik purposive sample teknik ini dilakukan dengan mengambil subyeknya bukan berdasakan strata, namun berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik dalam penghimpunan data ini menggunakan angket (kuesioner) dan teknik dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa butir angket dan juga butir pertanyaan yang diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Yakni terkait data mengenai teaching skill dosen statistik dengan sikap ilmiah.
7
Musfiqon, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012), hlm. 63
8
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 117
Analisis Data
Cara menganalisis data untuk menjawab tujuan penelitian pertama dan kedua menggunakan teknik deskriptif statistik, sedangkan untuk menjawab tujuan yang ketiga yakni menggunakan SPSS yang sekaligus untuk menguji hipotesis yakni melalui uji korelasi spearmen. Taraf signifikan yang digunakan peneliti yakni sebesar 5% (0,05). Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Pengertian Teaching Skill Dosen Statistik
Menurut Passi teaching skill ialah adanya seperangkat tindakan mengajar atau perilaku yang dilakukan dengan maksud untuk meberikan fasilitasi pembelajaran kepada peserta didik. Wragg mengemukakan teaching skill yakni Strategi pendidik yang digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran bagi murid. 9 menurut Mulyasa
teaching skill merupakan kompetensi profesional yang mengandung beberapa unsur
sabagai pembaharuan dari berbagai kemampuan yang dimiliki pendidik baik secara penuh juga merata.10 Teaching skill suatu keterampilan yang dimiliki oleh pendidik agar dapat mengimplementasikan proses pengajaran dengan sukses dan efektif.11
Berdasarkan penjelelasan teori diatas dapat disimpulkan bahwa teaching skill merupakan keterampilan atau kempetensi mengajar yang wajib dimiliki seorang pendidik yang dimaksudkan untuk memberikan fasilitasi pembelajaran dengan baik, sukses dan efektif bagi peserta didik.
2. Karesteristik teaching skill
Terdapat beberapa karasteristik khusus mengenai teaching skill yakni sebagai berikut:12
a. Teaching skill memiliki elemen penting yakni pengetahuan, pengambilan
keputusan dan tindakan memiiki cara yang sama seperti keterampilan bermain volly melibatkan pengetahuan tentang permainan, pengambilan keputusan dan tindakanyang dibutuhkan saat bermain. Mereka merupakan kegiatan yang
9Charanjit Kaur Dhillon, “Identifiying Esential Teaching Skills”, Scholarly Researach Journal for Interdisciplinary Studies, II/XIII (Agustus, 2014), hlm. 1613
10
Mulyasa, Pengembangan dan implentasi pemikiran kurikulum, (Bandung: Rosdakarya, 2013), hlm. 69
11
Jamal Abd Al-Fattah Al-Assaf, Habis Selmein Awamleh, “Degree of Creative Teaching Skills Used by Teachers Practicing Social Studies in Jordan in Light of the Variables of Qualification, Experience and Gender”, Journal of Education and Practice
,
4 (Januari, 2013), hlm. 8012Charanjit Kaur Dhillon, “Identifiying Esential Teaching Skills”, Scholarly Researach Journal for Interdisciplinary Studies, II/XIII (Agustus, 2014), hlm. 1614
bertujuan untuk memecahkan masalah baik masalah jangka panjang maupun jangka penedek.
b. Bersifat interaktif karna keterampilan ini tidak dapat dipisah dari interaksi mereka dengan murid.
c. Pendidik perlu mengubah dan menyesuaikan tindakan mereka terus menerus dengan mempertimbangkanperubahan keadaan sebagai pendidik saat mengajar. d. Dengan tingkat keahlian mereka dibuktikan melalui tampilan presisi, kehalusan
dan sensitivitas terhadap konteks.
e. Teaching skill dapat dipelajari dan ditingkatkan dengan pelatihan dan praktik.
3. Jenis-jenis teaching skill
Ada Beberapa jenis Teaching Skill menurut Usman yakni keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, dasar menjelaskan, mengawali dan mengakhiri pelajaran, memimpin jalannya diskusi kelompok kecil, mengajar kelompok dan perorangan, mengolola kelas.13
Menurut Allen dan Ryan yakni menggali pertanyaan, set induksi, memperkuat pasrtisipasi murid, kelancaran dalam bertannya, stimulus variasi, pengulangan rencana, menggunakan pertanyaan yang lebih susah, membukaan dan menutup pengajaran.14 Sedangkan jenis-jenis teaching
skill dalam penelitian ini menurut lufri ada 10 macam yakni keterampilan membuka
dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan menerangkan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengembangkan media dan keterampilan mengembangkan Emotional Spriritual Question (ESQ).15
4. Data hasil perolehan angket teaching skill dosen statistik
Berdasarkan hasil skor dari skor keseluruhan setiap variabel X diporeleh sebagai berikut:
13
Zulkarnain Barus, Sahat Siagian, Sukarman Purba, “Upaya Keterampilan Dasar Mengajar guru melalui supervise klinis dengan pendekatan kaloboratif di SMK Negri 1 Berastagi Kabupaten Karo”, Jurnal Pendidikan dan Pengawasan, 3 (Oktober, 2016), hlm. 18
14
Eka Safitri, Uep Tatang Sontani, “Keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa sebagai determinan terhadap hasil belajar”, Jurnal Pendidikan Manejemen Perkantoran”, 1 (Agutus, 2016), hlm. 146
15Lufri, Sudirman, Silvi Rahmi, “Mengembangkan Skill Mengajar (Teaching Skill)
Tabel 1 Data Mengenai Hasil Penelitian Teaching Skill Dosen Statistik
No Skor NO Skor No Skor No Skor No Skor
1 175 26 143 51 148 76 125 101 138 2 121 27 141 52 173 77 128 102 133 3 132 28 159 53 132 78 116 103 124 4 123 29 143 54 122 79 120 104 158 5 122 30 106 55 149 80 131 105 150 6 128 31 123 56 157 81 129 106 118 7 136 32 141 57 160 82 116 107 131 8 125 33 138 58 157 83 154 108 150 9 141 34 158 59 168 84 149 109 147 10 137 35 135 60 162 85 162 110 150 11 145 36 135 61 150 86 135 12 134 37 131 62 152 87 134 13 114 38 139 63 160 88 129 14 135 39 144 64 141 89 135 15 124 40 116 65 157 90 128 16 137 41 148 66 146 91 161 17 139 42 148 67 153 92 150 18 133 43 149 68 145 93 164 19 164 44 144 69 113 94 135 20 146 45 144 70 141 95 119 21 150 46 139 71 131 96 134 22 140 47 105 72 140 97 164 23 144 48 140 73 166 98 122 24 141 49 173 74 131 99 129 25 118 50 156 75 159 100 135
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui seberapa baik teaching
skill dosen statistik. Data tersebut dapat dihitung dengan rumus:
∑
Skor ideal untuk teaching skill = 5 x 36 x 110 = 19.800 (5 = skor tertinggi, 36= butir instrument, 110 = jumlah responden). Sedangkan jumlah skor total
teaching skill ialah 15.418, maka dapat ditentukan nilai teaching skill yakni 15.418 :
19.800 x 100 % =77,868 = 78% dari yang dikehendaki. Perolehan yang dikehendaki yakni 100%.
Sikap Ilmiah Mahasiswa 1. Pengertian sikap ilmiah
Sikap ilmiah menurut Burhanuddin yakni cara pandang seseorang terhadap pola berpikir yang sesuai dengan metode keilmuan, maka timbullah kecenderungan untuk menerima maupun mengabaikan terhadap pola berpikir yang sesuai dengan keilmuan tersebut. Dapat di artikan bahwa sikap ilmiah yakni tindakan penting yang wajib dimiliki seseorang dalam berfikir agar mampu mengembangkan pengetahuan dan mencapai hasil yang diinginkan.
Berbagai macam sikap ilmiah menurut Anwar yang perlu diketahui untuk seorang pendidik maupun peserta didik yakni sebagai berikut:16
a. Sikap rasa ingin tahu
memiliki beberapa indikator yakni bersemangat mencari jawaban, perhatian pada pengamatan obyek, menanyakan setiap langkah kegiatan, serta antusias dalam proses pengetahuan/sains.
b. Menghormati fakta atau data
Meliputi berbagai objektifitas atau jujur, tidak berburuk sangka, tidak memalsukan data, mengambil keputusan berdasarkan kenyataan, dan juga tidak mencampurkan pendapat dengan fakta.
c. Berfikir kritis
Sikap berfikir kritis Seperti halnya mewahamkan penemuan dari teman, selalu mempertanyakan hal baru, tidak mengacuhkan data meskipun kecil, mengulangi aktivitas yang dilakukan untuk menghilangkan keraguan,
d. Penemuan dan kreativitas
Penemuan dan kreativitas untuk hasil simpulan seperti menggunakan fakta-fakta, memperlihatkan informasi yang berbeda, merespon terhadap fakta, mengganti usulan dan memakai alat yang tidak biasanya digunakan atau tidak sering digunakan, adanya eksperimen baru, menjabarkan simpulan baru hasil observasi.
e. Menerima perbedaan dan bekerjasama
Menghormati usulan dan temuan orang lain, menanggapi saran dari teman, berkeinginan merubah pendapat jika datanya minim, tidak merasa selalu
16
Herson Anwar, penilaian sikap ilmiah dalam pembeljara sains, Jurnal Pelangi Ilmu, 2 (5 Mei 2009), hlm. 108-109
benar, memandang setiap simpulan adalah alternative, dan terlibat aktif dalam kegiatan kelompok.
f. Rajin
Tetap lanjut dalam mengusut meskipun kebaruannya pupus, selalu membarui riset meskipun berakibat kegagalan, menyempurnakan suatu aktivitas dalam keadaan apapun.
g. Peka terhadap lingkungan sekitar
Perhatian terhapadap lingkungan sekitar dalam hal, ikut serta pada kegiatan sosial dengan memperhatikan kebersihan sekeliling anda, rasa solidaritas.
Dari Ke tujuh aspek sikap ilmiah diatas dapat ditumbuhkan dan dibentuk melalui membaca riwayat hidup (biografi) atau lebih baiknya tulisan ilmuan besar yang ada di dunia. Dengan membaca biogarfi para ilmuawan, kita bisa memperoleh dorongan dan minat baru karna disamping mengetahui keberhasilan-keberhasilan yang ilmuwan peroleh kita akan melihat kelemahan manusia walaupun seorang ilmuan besar itu sendiri. Kita juga akan memperoleh keuntungan dari kekurangan yang dimiliki oleh mereka dan meniru kebesaran para ilmuwan dan juga denggan mempelajari kehidupan yang telah mereka lakukan kita dapat menghargainya karna mereka tetap manusia pada umumnya. Kita juga dapat mengetahui keberhasilan sikap ilmiah sebagai suatu pendekatan untuh memecahkan permasalahan yang ada meskipun sikap itu tidak kita kembangkan dengan sempurna.
2. Data hasil perolehan angket sikap ilmiah
Tabel 2 Mengenai Hasil Penelitian Sikap Ilmiah No Skor NO Skor No Skor No Skor No Skor
1 176 26 138 51 139 76 120 101 137 2 129 27 129 52 142 77 136 102 122 3 140 28 165 53 134 78 114 103 123 4 115 29 136 54 101 79 95 104 117 5 119 30 106 55 146 80 136 105 125 6 107 31 138 56 133 81 114 106 114 7 105 32 137 57 150 82 91 107 122 8 127 33 131 58 140 83 141 108 134 9 133 34 123 59 165 84 130 109 126 10 132 35 139 60 133 85 134 110 136 11 139 36 123 61 136 86 116
12 120 37 155 62 131 87 115
13 115 38 136 63 146 88 141
14 140 39 141 64 172 89 141
15 142 40 144 65 146 90 117
16 138 41 130 66 132 91 148
Perihal tabel data yang ditampilkan diatas didapati seberapa baik sikap ilmiah mahasiswa. Data tersebut dapat dihitung dengan rumus:
∑
Skor ideal untuk sikap ilmiah = 5 x 36 x 110 = 19.800 ( 5 = skor tertinggi, 36 = butir instrument, 110 = jumlah responden). Sedangkan jumlah skor total sikap ilmiah ialah 14.539, maka dapat ditentukan nilai presentase sikap ilmiah yakni 14.539 : 19.800 x 100% = 73,429 = 73% dari yang dikehendaki. Hasil yang dikehendaki adalah 100%.
Korelasi Antara Teaching Skill Dosen Statistik Dengan Sikap Ilmiah Mahasiswa 1. Uji Validitas Instrumen
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Mengenai teaching skill Dosen Statistik
No Indikator Butir
Instrumen
Sig Ket
1 Keterampilan membuka dan menutup pelajaran P1 0,049 Valid P4 0,017 Valid P5 0,001 Valid P6 0,010 Valid P7 0,014 Valid P8 0,000 Valid P9 0,009 Valid P10 0,003 Valid 2 Keterampilan bertanya P14 0,025 Valid
3 Keterampilan mengadakan variasi
P15 0,006 Valid
P17 0,000 Valid
P18 0,032 Valid
P19 0,001 Valid
P20 0,000 Valid
4 Keterampilan memberi penguatan
P25 0,013 Valid
P26 0,002 Valid
P27 0,002 Valid
P29 0,005 Valid P30 0,000 Valid 5 Keterampilan menjelaskan P31 0,003 Valid P32 0,002 Valid P33 0,045 Valid P35 0,003 Valid P36 0,000 Valid
6 Keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil
P37 0,008 Valid
P38 0,010 Valid
P40 0,006 Valid
P42 0,001 Valid
7
Keterampilan mengajar kelompok dan perorangan
P43 0,018 Valid
P44 0,023 Valid
P45 0,021 Valid
8 Keterampilan mengelola kelas P46 0,015 Valid 9 Keterampilan dalam mengembangkan dan menggunakan media P50 0,003 Valid 10 Keterampilan mengembangkan
Emotional Spiritual Quotion
(ESQ)
P52 0,000 Valid
P57 0,001 Valid
Dari tabel diatas ialah butir instrument yang sudah valid dari hasil penilaian uji validitas. Dari 57 butir instrument diperoleh 36 butir yang valid, hal ini dapat dilihat dari signya < 0,05.
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Mengenai Sikap Ilmiah
No Indikator Butir
Instrument
Sig Ket
1 Sikap rasa ingin tahu
P1 0,010 Valid P2 0,006 Valid P3 0,010 Valid P7 0,000 Valid P8 0,029 Valid P9 0,003 Valid P10 0,008 Valid P11 0,013 Valid
P13 0,004 Valid P16 0,030 Valid P17 0,005 Valid P18 0,024 Valid P19 0,019 Valid P20 0,001 Valid P21 0,002 Valid 3 Berfikir kritis P22 0,002 Valid P23 0,000 Valid P24 0,013 Valid P25 0,002 Valid P26 0,002 Valid P27 0,001 Valid P28 0,005 Valid P29 0,000 Valid P30 0,003 Valid
4 Penemuan dan kreativitas
P31 0,002 Valid
P32 0,045 Valid
P33 0,003 Valid
P34 0,000 Valid
P35 0,008 Valid
5 Menerima perbedaan dan bekerjasama P40 0,001 Valid P41 0,002 Valid P42 0,015 Valid P43 0,003 Valid P44 0,000 Valid 6 Rajin P45 0,001 Valid P46 0,007 Valid P47 0,029 Valid P48 0,003 Valid P49 0,004 Valid P50 0,002 Valid P51 0,001 Valid
Peka terhadap lingkungan sekitar P52 0,001 Valid 7 P53 0,010 Valid P54 0,000 Valid P55 0,008 Valid P56 0,023 Valid P57 0,000 Valid
Terkait tabel diatas ialah butir instrument yang sudah valid dari hasil penilaian uji validitas. Dari 57 butir instrument diperoleh 48 butir yang valid, hal ini dapat dilihat dari signya < 0,05.
2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Table 6 Uji Reliabilitas Mengenai
Teaching Skill Dosen Statistik
Reliability Statistics
Cronbach Alpha N of Items
.910 57
Pada tabel 4 reliability Statistics tampak nilai Cronbach’s Alpha yakni 0,910 > 0,6 dengan pernyataan berjumlah 57 item. Disimpulkan bahwa konstruk pernyataan yang merupakan dimensi variable teaching skill dosen statistik reliabel. (Syarat reliabel yakni nilai Crobach Alpha > 0,6).
Tabel 7 Uji Reliabilitas Mengenai Sikap Ilmiah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.958 57
Sumber SPSS 16
Pada tabel reliability Statistics tampak nilai Cronbach’s Alpha yakni 0,958 > 0,6 dengan pernyataan berjumlah 57 item. Jadi disimpulkan bahwa susunan pernyataan yang menjadi ukuran dari variable sikap ilmiah yakni reliabel (Syarat reliabel yakni nilai Crobach Alpha > 0,6).
3. Hasil Uji Hipotesis (Uji Korelasi Spearman)
Tabel 8 Uji Korelasi Antar Variabel X dan Y TEACHIG SIKAP
SKILL ILMIAH Spear man's rho TEACHIG SKILL Correlation Coeficient 1.000 .452** Sig. (2-tailed) . .000 N 110 110 SIKAP ILMIAH Correlation Coeficient .452** 1.000
Sig. (2-tailed)
.000
.
N
110
110
**. Correlation is significant at the
0,01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil tabel corelations nilai P-value pada kolom sig (2-tailed) 0,000 < 0,05 level of signifikan yang berarti Ha diterima H0 ditolak. Berarti terdapat hubungan antara teaching skill dosen statistik dengan sikap ilmiah mahasiswa. 4. Analisis Data
a. Ada/tidak adanya korelasi setiap variabel
X dan Y = (0,000 >0,05) berarti ada korelasi antara variabel X dan Y b. Kuat lemahnya korelasi setiap variabel
Koefesien korelasi antara variabel X dan Y mempunyai hasil 0,452 yang berarti keeratan korelasi antar variabel X dan Y berukuran sedang.
c. Positif atau negative korelasi
Koefisien korelasi variabel X yaitu terhadap variabel Y yaitu mempunyai hasil Pearson Correlation 0,452 yang termasuk dalam korelasi positif (sebanding) artinya jika teaching skill dosen statistik meningkat maka sikap ilmiah mahasiswa akan meningkat karena nilai korelasi yang dihasilkan bernilai positif.
d. Signifikan
Berdasarkan hasil tabel corelations nilai P-value pada kolom sig (2-tailed) 0,000 < 0,05 level of signifikan yang bermakna Ha diterima H0 ditolak. Artinya terdapat hubungan antara teaching skill dosen statistik dengan sikap ilmiah mahasiswa.
Dari hasil uraian diatas diambil kesimpulan yakni terdapat hubungan antara teaching skill dosen statistik dengan sikap ilmiah mahasiswa.
Berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis data yang terkumpul dengan judul “korelasi antara teaching skill doen statistik dengan sikap ilmiah mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Isllam Semester 8 di Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang”, terdapat tiga point penting yakni:
1. Teaching skill dosen statistik Program Studi Pendidikan Agama Islam di Uiversitas
Hasyim Asy;ari Tebuireng Jombang sudah cukup baik. Hal ini berdasarkan hasil angket yang telah peneliti lakukan, hasil jawaban angket dari responden mengenai
teaching skill dosen statistik dengan jumlah 78% dari yang diharapkan.
2. Sikap ilmiah mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam di Uiversitas Hasyim Asy;ari Tebuireng Jombang sudah cukup baik. Hal ini berdasarkan hasil angket yang telah peneliti lakukan hasil jawaban angket dari responden mengenai sikap ilmiah dengan jumlah 73% dari yang diharapkan.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara teaching skill dosen statistik dengan sikap ilmiah mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam semester 8 di Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.Hal ini disimpulkan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan melalui uji korelasi hasil X dan Y pada tabel corelations nilai p- value pada kolom sig(2-tailed) 0,000 < 0,05 level of significant yang berarti HA diterima dan H0 ditolak.
Daftar Pustaka
Al-Assaf, Jamal Abd Al-Fattah, dan Habis Selmein Awamleh. “Degree of Creative Teaching Skills Used by Teachers Practicing Social Studies in Jordan in Light of the Variables of Qualification, Experience and Gender”, Journal of Education
and Practice, 4 (Januari, 2013).
Anwar, Herson. penilaian sikap ilmiah dalam pembeljara sains, Jurnal Pelangi Ilmu, 2 (5 Mei 2009).
Barus, Zurkannain, Sahat Siagian dan Sukarman Purba. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Guru Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Koleberatif di SMK Negri 1 Berastagi Kabupaten Karo,” Jurnal Pendidikan Dan
Kepengawasan, 3 (Oktober, 2016).
Dhillon, Charanjit Kaur. “Identifiying Esential Teaching Skills”, Scholarly Researach
Guswita, Sherly. Bambang Sri Anggoro, Nukhbatul Hidayati dan Haka Akbar Handoko. “Analisis Ketererampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Peserta Didik XI Mata Pelajaran Biologi di SMA Al-Azar 3 Bandar Lampung”, Biosfer Jurnal Tadris
Biologi, 9 (Desember, 2018).
Lufri, Sudirman, dan Silvi Rahmi. “Mengembangkan Skill Mengajar (Teaching Skill) Mahasiswa Calon Guru Menggunakan Multy Strategies”, Ta’dib, 15 (Juni 2012). Mahmah, Alex Amertei. “Students Perception a Bout The Lecture As Amethod Of
Teaching Intertiary Instutions. Views Of Students From College Of The Technology Eduction, Kumasi (Coltek)”, International Journal Of Educations Of
Research, 2 (juni, 2014).
Makka, Makmur. The Tru Life Of Habibie Cerita Dibalik Kesuksesan, Jakarta: Pustaka IIMaN, 2008.
Mulyasa. Pengembangan dan implentasi pemikiran kurikulum, Bandung:Rosdakarya, 2013.
Musfiqon. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012. Safitri, Merry, Gede Gunatama, dan Ida Ayu Made Darmayanti. “Keterampilan
Membimbing Diskusi kelompok Kecil Oleh Guru Bahasa Indonesia Di Kelas VII SMP Laboratorium Undiksha”, E-journal Pendidikan Ganesha, 2 (2014).
Salam, Burhanuddin. Pengantar Filsafat, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.