• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Tahunan XV Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 28 Juli 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Nasional Tahunan XV Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 28 Juli 2018"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Semnaskan-UGM XV | Dewan Redaksi - iii PROSIDING

SEMINAR NASIONAL TAHUNAN XV

HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2018 JILID I : BUDIDAYA PERIKANAN

DEWAN REDAKSI

Diterbitkan oleh : Departemen Perikanan - Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Penanggung jawab : Ketua Departemen Perikanan – Fakultas Pertanian UGM

Pelindung : Jamhari, S.P., M.P., Dr. Penyunting : Alim Isnansetyo, Ir., M.Sc., Dr.

Alimuddin, Ir., M.Sc., Dr. Amir Husni, S.Pi., M.P., Dr. Bambang Triyatmo, Ir., M.P., Dr. Bejo Slamet, Drs., M.Si.

Charles P. H. Simanjutak, S.Pi., M.Si., Ph.D. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si., Ph.D. Djumanto, Ir., M.Sc., Dr.

Dwiyitno, Dr.

Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si., Dr. Ervia Yudiati, Ir, M.Sc., Dr. Fajar Basuki, Ir., M.S., Dr. Farida Ariyani, Ir., M.App.Sc. Fronthea Swastawati, Ir., M.Sc., Dr. Hamdan Syakuri, S.Pi., M.Si., Dr. rer.nat Ign. Hardaningsih, Ir, M.Si., Dr.

Indah Istiqomah, S.Pi., M.Sc., Ph.D. Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., Ph.D. Latif Sahubawa, Dr., Ir., M.Si.

M.F. Raharjo, Ir., Dr., Prof. Mala Nurilmala, S.Pi., M.Si., Dr. Muhammad Nursid, S.Pi., M.Si., Dr. Munasik, Ir., M.Sc., Dr.

Murwantoko, Ir., M.Si., Dr. Namastra Probosunu, Drs., M.Si. Nurfitri Ekantari, S.Pi., M.P., Dr.

Nurjanah, Ir., M.S., Dr., Prof.

R.A. Siti Ari Budhiyanti, S.TP., M.P., Dr. Riza Y. Setyawan, S.Kel., M.Sc., Dr. rer.nat. Rustadi, Ir., M.Sc., Dr., Prof.

(4)

iv - Semnaskan-UGM XV | Dewan Redaksi

Seminar Nasional Tahunan XV Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 28 Juli 2018 Sarjito, Ir., M.App.Sc., Dr.

Satrijo Saloko, Ir., M.P., Dr. Senny Helmiyati, S.Pi., M.Sc.

Sharifuddin Bin Andy Omar, M.Sc., Dr, Prof Suadi, S.Pi., M.Sc., Ph.D.

Subaryono, Ir., M.A., Ph.D. Triyanto, Ir., M.Si., Dr.

Tuty Arisuryanti, Dra., M.Sc., Ph.D. Ustadi, Ir., M.P., Dr., Prof.

Redaksi Pelaksana : Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si., Ph.D. Faizal Rachman, S.Si., M.Sc.

Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Si.

Susana Endah Ratnawati, S.Pi., M.Si. Afif Whelly Artissandi

Cahyaningtyas Dwi Umayah Feni Susanti

Tribuana Maharani Muria

Alamat Redaksi : Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM Jl. Flora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

(5)

Semnaskan-UGM XV | ISSN - v Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (2018:Yogyakarta) Prosiding Seminar Nasional Tahunan XV Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2018

Jilid I: Budidaya Perikanan

Penyunting Isnansetyo, A... (et al.) Yogyakarta

Departemen Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, 2018

ISSN: 2477-6327

1.

Isnansetyo, A.

@ Hak Cipta dilindungi undang-undang All rights reserved

Penyunting: Isnansetyo, A. et al. Diterbitkan oleh:

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2018

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin dari penyunting

(6)
(7)

Semnaskan-UGM XV | Kata Pengantar - vii KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselenggaranya “SEMINAR NASIONAL TAHUNAN XV HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2018” Departemen Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Pengembangan IPTEK yang bersifat dasar, strategis, terapan dan adaptif dalam bidang perikanan dan kelautan serta dukungan kelembagaan yang kuat sangat diperlukan untuk menunjang pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kegiatan seminar nasional tahunan hasil penelitian perikanan dan kelautan dilaksanakan dalam rangka inventarisasi penelitian-penelitian yang telah dilakukan dan mengetahui teknologi yang telah dihasilkan.

Makalah yang dipresentasikan pada seminar telah melalui tahap seleksi abstrak dan berjumlah kurang lebih 300 makalah dari berbagai perguruan tinggi, instansi pemerintah, lembaga penelitian dan pengembangan baik pemerintah maupun swasta. Makalah yang dipresentasikan sebagian diterbitkan dalam Prosiding dan dalam bentuk jurnal yang dikelola oleh Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Makalah-makalah yang diterbitkan dalam prosiding ini telah dievaluasi oleh reviewer, dewan redaksi dan diperbaiki melalui proses koreksi substansi, penyuntingan, penyeragaman sistematika, pembetulan pengetikan dan pengaturan tata letak.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: 1. Rektor Universitas Gadjah Mada

2. Dekan Fakultas Pertanian UGM 3. Ketua Departemen Perikanan UGM 4. Pemakalah dan peserta dalam seminar ini

5. Semua pihak yang turut serta dalam mensukseskan seminar dan membantu penerbitan prosiding ini.

Akhirnya, kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyelenggaraan seminar maupun penyajian prosiding ini. Harapan kami, semoga prosiding ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, November 2018 Tim Penyunting

(8)
(9)

Semnaskan-UGM XV | Daftar Isi - ix DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Dewan Redaksi ... iii

ISSN ... v

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... ix BIDANG BUDIDAYA PERIKANAN A (PAKAN & GENETIKA)

BA-02 PEMBESARAN LOBSTER PASIR (Panulirus homarus) DI BAK FIBERGLASS DENGAN PERBEDAAN PAKAN

Bejo Slamet

1 BA-06 PERFORMA PERTUMBUHAN POST-JUVENILE IKAN BETOK (Anabas

testudineus) KETURUNAN F1 DAN F2 PADA FASE PENDEDERAN Helmizuryani, Iin S. Aminah, Boby Muslimin dan Khusnul Khotimah

9 BA-08 DISEMINASI TEKNOLOGI PEMBENIHAN KERAPU DI KABUPATEN

HALMAHERA UTARA Suko Ismi dan Jhon H. Hutapea

17 BA-19 APLIKASI PAKAN PADA PEMELIHARAAN BENIH ABALON, Haliotis

squamata

Ibnu Rusdi dan Muhammad Marzuqi

25

BIDANG BUDIDAYA PERIKANAN B

BB-09 PENGARUH DOSIS PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN LELE (Clarias sp.) TAHAP PEMBESARAN Puspita Dewi, Bambang Triyatmo dan Indah Istiqomah

33 BB-11 PENGARUH BOBOT BIBIT DAN JARAK TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Gelidium corneum Muslimin, Nelly H. Sarira dan Petrus R. Pong-Masak

45 BB-12 PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN GURAMI (Osphronemus

goramy Lac.) YANG DIPUASAKAN SECARA PERIODIK Andi M. Ismail

53 BB-19 UJI KETAHANAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus)

GENERASI KEDUA HASIL SELEKSI PADA PH EKSTRIM Jadmiko Darmawan, Priadi Setyawan, Evi Tahapari dan Suharyanto

59 BB-20 PENGARUH DOSIS EKSTRAK KASAR KEMANGI (Ocimum basilicum)

DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN YANG BERBEDA DALAM PROSES ANESTESI TERHADAP KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN MAS KOKI (Carassius auratus)

Maheno S. Widodo dan Pardina Y. Wardani

65

BIDANG BUDIDAYA PERIKANAN C

BC-03 HUBUNGAN PANJANG–BERAT DAN FAKTOR KONDISI IKAN PATIN JAMBAL (Pangasius djambal) G1 HASIL SELEKSI

Jadmiko Darmawan dan Evi Tahapari

(10)

x - Semnaskan-UGM XV | Daftar Isi

Seminar Nasional Tahunan XV Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 28 Juli 2018

BC-09 STUDI KEMATIAN IKAN KERAPU HIBRID (Epinephelus sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN PADA KOLAM SEMEN

Ratna A. Kurniasih dan Nanda R. Prasetiawan

83 BC-16 UJI KETAHANAN IKAN GURAMI HIBRID DAN NON HIBRID

TERHADAP INFEKSI BUATAN DENGAN BAKTERI Mycobacterium fortuitum DAN Aeromonas hydrophila

Desy Sugiani, Otong Z. Arifin, Akhmad Yani, Asependi dan Ade Hendrik

95

BC-18 POTENSIAL BAKTERI HETEROTROF SEBAGAI ANTI BAKTERI PATOGEN PADA UDANG DAN IKAN

Feliatra, Nursyirwani, Iesye Lukystiowaty dan Andre P. Zimma

101

BIDANG POSTER BUDIDAYA

PB-02 PENGARUH JENIS TALI PENGIKAT RUMPUN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Halymenia sp. Siti Fadilah dan Wiwin K. P. Sari

109 PB-03 ANALISIS KEANEKARAGAMAN MAKROALGA DI PERAIRAN TANJUNG

BENOA, BALI

Siti Fadilah dan Pustika Ratnawati

115 PB-04 EFEK PERENDAMAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya

Linn) DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias

gariepinus) UMUR 11 SAMPAI 25 HARI YANG DIINFEKSI Aeromonas hydrophila

Maria Agustini, Muhajir, Ully Wulandari dan Mohamad Fathoni

123

PB-05 TEKNOLOGI TRANSPORTASI TERTUTUP DENGAN DURASI PENGANGKUTAN BERBEDA PADA BENIH IKAN MAS RAJADANU Cyprinus carpio

Deni Radona dan Irin I. Kusmini

133

PB-06 PENGAMATAN PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT DENGAN METODE LONG LINE DI PERAIRAN BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA

Muslimin dan Wiwin K. P. Sari

139

PB-07 PERKEMBANGAN LARVA IKAN KERAPU RAJA SUNU, Plectropoma laevis YANG DIBERI PAKAN ROTIFER SAJA DAN KOMBINASI ROTIFER DENGAN KOPEPODA ASAL TAMBAK

Regina Melianawati dan Bejo Slamet

147

PB-08 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) MENGGUNAKAN BENIH HASIL SELEKSI YANG DIPELIHARA DI KOLAM TEMBOK

Evi Tahapari dan Jadmiko Darmawan

155

PB-09 SIFAT FISIK PAKAN IKAN LELE (Clarias sp.) PADA BEBERAPA FORMULA

Putri Wullandari, Naila Zulfia dan Toni D. Novianto

161 PB-10 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI TERHADAP WARNA DAN

PEFORMA IKAN LEMON (Labidochromis caeruleus Fryer 1959) Faris Ramdan Wibisono, Senny Helmiat dan Ign. Hardaningsih

(11)

Semnaskan-UGM XV | Daftar Isi - xi Daftar Peserta ... 231 Indeks Penulis ... 235 Indeks Kata Kunci ... 237 PB-11 PENINGKATAN KUALITAS BIBIT RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa

MELALUI METODE SELEKSI VARIETAS DI PALOPO (SULAWESI SELATAN)

Nova F. Simatupang, Petrus R. Pong-Masak dan Pustika Ratnawati

175

PB-12 PENGARUH DOSIS PERENDAMAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Eucheuma denticulatum

Nelly H. Sarira dan Pustika Ratnawati

185 PB-13 PENENTUAN JARAK ANTAR RUMPUN DALAM BUDIDAYA RUMPUT

LAUT Sargassum sp. DENGAN METODE LONG LINE DI PERAIRAN TABULO SELATAN, GORONTALO

Wiwin K. P. Sari dan Muslimin

193

PB-14 HUBUNGAN PANJANG DAN BOBOT IKAN GURAMI (Osphronemus goramy) DARI EMPAT DAERAH BERBEDA SELAMA TIGA BULAN PEMELIHARAAN

Rita Febrianti, Sularto dan Nunuk Listiyowati

199

PB-15 EFEKTIFITAS PEMBERIAN MINERAL KALSIUM TERHADAP PERKEMBANGAN LARVA UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) STRAIN GI MACRO II

Fajar Anggraeni, Hary Krettiawan, Dessy N. Astuti dan Asep Sopian

209

PB-17 PERFORMA LARVA UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii, De Man 1879) STRAIN GI MACRO II DAN ASAHAN

Dessy N. Astuti, Fajar Anggraeni, Hary Krettiawan dan Asep Sopian

213 PB-18 KERAGAAN LARVA UDANG GALAH TUMBUH CEPAT DAN MATANG

KELAMIN LAMBAT GENERASI KETIGA (G3)

Asep Sopian, Fajar Anggraeni, Hary Krettiawan dan Ahmad A. Akbar

219 PB-19 PENINGKATAN JANTAN FUNGSIONAL INDUK KERAPU SUNU

(Plectropomus leopardus) DENGAN IMPLANTASI HORMON 17 α MT DALAM MENDUKUNG USAHA PRODUKSI BENIH SECARA BERKELANJUTAN

Tony Setia Dharma, Gigih S. Wibawa dan Sari B. Moria

(12)

Semnaskan-UGM XV | Poster Budidaya Perikanan (PB-02) - 109 Seminar Nasional Tahunan XV Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 28 Juli 2018

PB - 02

PENGARUH JENIS TALI PENGIKAT RUMPUN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Halymenia sp.

Siti Fadilah* dan Wiwin K. P. Sari Loka Riset Budidaya Rumput Laut

*e-mail: siti_fadilah9@ymail.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis tali pengikat rumpun yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut Halymenia sp.. Penelitian dilaksanakan sekitar bulan September-Oktober 2017 di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Penelitian didesain dalam rancangan acak lengkap 1 faktor berupa jenis tali pengikat rumpun yang terdiri dari 4 taraf yaitu tali nilon, rafia, plastik dan benang. Bobot awal rumpun 50 g, panjang tali bentangan 15 m, jarak antar rumpun 15 cm dan jarak antar tali bentangan 1 m. Metode budidaya yang digunakan adalah monoline lepas dasar selama 45 hari. Pengamatan dan pengukuran meliputi jumlah rumpun, pengukuran bobot rumpun, kandungan rendemen karaginan dan kandungan proksimat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup rumput laut Halymenia sp. tertinggi di akhir pemeliharaan adalah sekitar 89% dengan menggunakan tali plastik. Namun laju pertumbuhan terbaik (p<0,5) didapatkan dengan menggunakan tali nilon dan benang. Sementara itu dari rendemen karaginan dida. Dengan mempertimbangkan kemudahan dalam mengikat bibit dan ketahanan tali selama proses budidaya, maka tali nilon dipilih sebagai tali pengikat rumpun untuk Halymenia sp. Kata kunci: Halymenia, jenis tali, rumput laut

Pengantar

Rumput laut adalah salah satu komoditas utama perikanan budidaya yang bernilai ekonomis tinggi. Salah satu kandidat rumput laut yang berpotensi untuk dibudidayakan yaitu Halymenia sp. sebagai penghasil karaginan. Rumput laut ini sudah mulai dibudidayakan di Bali, namun belum menggunakan teknologi budidaya yang sesuai. Teknologi budidaya untuk rumput laut jenis ini belum dikembangkan sehingga penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi salah satu komponen teknologi budidaya berupa penggunaan jenis tali rumpun yang sesuai untuk pertumbuhan.

Pada saat panen, pembudidaya seringkali merasa produksi rumput lautnya tidak maksimal. Talus rumput laut patah atau rontok pada masa pemeliharaan sehingga dapat mengurangi hasil panen. Pematahan talus ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti terjadinya ice-ice, kecepatan arus yang tinggi, beban bobot rumpun, dan jenis tali pengikat rumpun. Jenis tali pengikat rumpun yang digunakan dalam budidaya rumput laut harusnya mempunyai kemampuan dalam menahan beban bobot rumpun yang terus bertambah seiring lamanya masa pemeliharaan. Pertumbuhan Halymenia sp. selama 15 hari diketahui mencapai 7 %/ hari (Dewi & Saraswati, 2016). Pertumbuhan rumput laut ini tergolong cepat, sehingga beban rumpun dapat mempengaruhi talus. Talus dapat terluka oleh gesekan tali dan patah. Selain itu juga jenis tali harus tahan terhadap arus kuat. Berdasarkan laporan Lutfiawan et al. (2015), 33% rumpun Sargassum hilang saat dipelihara dengan metode lepas dasar karena pengaruh arus kuat dan kurang kuatnya ikatan tali rumpun.

Jenis tali juga mempengaruhi epifit yang menempel. Banyaknya epifit yang menempel pada tali dapat mempengaruhi pertumbuhan rumput laut (Harnoto et al., 2015). Pemilihan jenis tali dipengaruhi oleh metode budidaya. Jenis tali rumpun yang umumnya digunakan selama ini oleh pembudidaya adalah tali polietilen dan rafia. Kedua jenis tali ini digunakan dengan tujuan berbeda. Tali polietilen disisipkan ke tali bentangan sehingga rumput laut tergantung pada tali bentangan. Cara ini biasanya digunakan pada metode monoline apung. Pada metode apung, rumput laut berada di permukaan air, sehingga cara pengikatan gantung memungkinkan rumput laut tetap terendam air namun masih mendapatkan intensitas cahaya yang banyak. Tali polietilen strukturnya kaku dan kuat untuk menahan beban rumpun yang tergantung.

(13)

110 - Semnaskan-UGM XV | Fadilah & Sari

Sementara tali rafia biasanya dipakai untuk mengikat rumput laut langsung ke tali bentangan. Cara ini dilakukan pada metode monoline lepas dasar. Tali rafia lebih lentur daripada tali polietilen sehingga mudah dalam pengikatan rumput laut.

Alternatif jenis tali lainnya untuk budidaya rumput laut perlu dieksplorasi, mengingat tali adalah sarana utama untuk berbudidaya. Harga tali polietilen juga bervariasi di beberapa wilayah dan biasanya lebih mahal semakin ke wilayah timur Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis tali pengikat rumpun yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut Halyminea sp.

Bahan dan Metode

Penelitian dilaksanakan sekitar bulan September-Oktober 2017 di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Penelitian didesain dalam rancangan acak lengkap 1 faktor berupa jenis tali pengikat rumpun yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu tali nilon, rafia, plastik dan benang. Setiap taraf perlakuan diulang 3 kali. Tali nilon yang dimaksud adalah tali polietilen multifilamen yang biasa digunakan dalam budidaya rumput laut. Sementara tali plastik dibuat dari kantong plastik polietilen yang biasanya digunakan untuk membungkus cairan, sedangkan tali benang adalah benang rami.

Bibit Halymenia sp. diambil dari perairan sekitar Kabupaten Buleleng, provinsi Bali. Bibit ditimbang dengan bobot awal 50 g/rumpun. Panjang tali bentangan 15 m dengan jarak antar rumpun 15 cm dan jarak antara tali bentangan 1 m. Jumlah sampel yang diberi tanda sebanyak 30. Metode budidaya yang digunakan adalah monoline lepas dasar dengan masa pemeliharaan selama 45 hari.

Sampling pertumbuhan dan pengukuran kualitas perairan secara in situ dilakukan setiap 5 hari sekali. Pengukuran kualitas perairan secara in situ meliputi suhu, salinitas, pH dan kecepatan arus. Selanjutnya, pengambilan sampel air untuk pengukuran kualitas perairan secara ex situ dilakukan tiap 15 hari. Pengukuran kualitas perairan secara ex situ meliputi nitrat, fosfat, amonia dan TSS. Pengambilan sampel rumput laut dilakukan di awal dan akhir budidaya untuk pengukuran kandungan karaginan, unsur dalam jaringan dan proksimat. Hasil dan Pembahasan

Kondisi akhir semua jenis tali rumpun tidak mengalami banyak perubahan dari awal penanaman. Hanya tali rafia yang secara fisik mengalami pemudaran warna. Semua jenis tali yang diuji selama masa pemeliharaan rumput laut Halymenia sp. banyak ditempeli lumpur. Diduga lumpur ini berasal dari substrat yang terbawa aliran sungai. Pada penelitian ini wadah budidaya terletak di dasar perairan dan dekat dengan muara sungai.

Tingkat ketahanan tali rumpun untuk budidaya rumput laut Halymenia sp. terhadap ombak dan beban rumpun berbeda-beda untuk setiap jenis tali yang diujikan. Hal ini terlihat dari tingkat kelangsungan hidup rumput laut yang terukur dari jumlah rumpun Halymenia sp. yang tetap terikat sampai akhir pemeliharaan (Gambar 1). Tali plastik menunjukkan performa terbaik dalam mempertahankan rumpun untuk tetap terikat hingga akhir pemeliharaan yaitu sekitar 89 % dari total jumlah rumpun yang ditanam pada awal pemeliharaan, kemudian disusul tali rafia, nilon, dan yang terendah tali benang. Jumlah rumpun yang terlepas dari tali benang dan plastik terjadi sampai hari ke 20, sedangkan tali rafia dan nilon terjadi sampai hari ke 25. Hal ini mungkin disebabkan struktur tali benang dan plastik yang tidak kaku seperti rafia dan nilon, sehingga pergerakan rumpun bersama tali lebih fleksibel di dalam air. Setelah hari ke 20 dan 25, jumlah rumpun yang terlepas sangat berkurang dan bertahan sampai akhir pemeliharaan. Pada saat tersebut pertumbuhan talus sudah memenuhi ruang pengikatan tali sehingga rumpun terikat erat dan sulit terlepas oleh arus.

(14)

Semnaskan-UGM XV | Poster Budidaya Perikanan (PB-02) - 111 Seminar Nasional Tahunan XV Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 28 Juli 2018

Gambar 1. Tingkat kelangsungan hidup Halymenia sp. yang diikat dengan jenis tali berbeda selama 45 hari pemeliharaan.

Tali rafia yang juga berbahan plastik sebenarnya mampu mengikat erat rumpun rumput laut, akan tetapi sifatnya yang tidak plastis dibandingkan tali plastik membuat rumpun rumput laut lebih banyak lepas dan patah. Berbeda halnya dengan tali nilon yang sifatnya kaku sehingga ikatan tidak erat dan membuat rumpun rumput laut mudah lolos ketika terkena arus. Tali rafia juga mudah rusak karena terkena matahari dan air laut. Tali benang mampu mengikat rumpun rumput laut dengan erat, akan tetapi karakter tali benang tidak elastis sehingga tidak dapat mengikuti pertumbuhan rumput laut. Tali benang juga mudah menyerap air dan permukaannya lebih mudah untuk ditempeli epifit.

Berdasarkan laju pertumbuhan harian (LPH) rumput laut Halymenia sp., perlakuan jenis tali menunjukkan hasil yang berbeda (Gambar 2). Secara umum LPH menunjukkan performa yang baik hingga hari ke 15 pemeliharaan, selanjutnya mengalami penurunan LPH hingga akhir pemeliharaan. Pada awal pemeliharaan, performa terbaik ditunjukkan oleh rumput laut yang diikat dengan tali plastik, dan terendah berasal dari pengikatan dengan tali benang. Kondisi ini berubah pada akhir pemeliharaan. LPH terbaik justru diperoleh dari perlakuan tali nilon dan yang terendah yakni perlakuan tali rafia.

Penurunan LPH diduga karena tali plastik tidak mampu menahan bobot rumpun rumput laut yang pertumbuhannya sangat cepat sehingga banyak mengalami kerontokan. Rumput laut Halymenia sp. diketahui mempunyai pertumbuhan sangat cepat dan menjadi salah satu keunggulan rumput laut jenis ini, sehingga pembudidaya biasanya menerapkan siklus budidaya hanya selama 15 hari (Dewi & Saraswati, 2016). Robledo & Pelegrin (2010) juga menyebutkan bahwa rumput laut Halymenia sp. memiliki beberapa kelebihan dibandingkan jenis rumput laut budidaya yang lain, yakni selain pertumbuhannya cepat juga tidak disukai predator rumput laut.

Gambar 2. Laju Pertumbuhan Harian Halymenia sp. yang diikat pada jenis tali berbeda selama 45 hari pemeliharaan.

(15)

112 - Semnaskan-UGM XV | Fadilah & Sari

Pada akhir pemeliharaan, laju pertumbuhan harian tertinggi justru diperoleh dari perlakuan tali nilon, meskipun tidak berbeda nyata dengan nilai laju pertumbuhan harian rumput laut Halymenia sp. yang diikat dengan tali benang (Gambar 3). Cara ikat tali nilon dengan menggunakan cara ikatan gantung memungkinkan rumpun Halymenia sp. dapat terus tumbuh dan tidak terganggu oleh ikatan tali. Tali nilon juga lebih kuat menahan beban rumpun serta dapat digunakan berkali-kali. Berbeda dengan tali benang yang menyerap air saat basah dan tidak elastis serta tidak praktis dalam penggunaannya di lapangan.

Gambar 3. Laju pertumbuhan harian akhir Halymenia sp. yang diikat pada jenis tali berbeda. Harnoto et al., (2015) mengobservasi penggunaan tali ris yang berbeda yaitu nilon monofilamen dan multifilamen polietilen terhadap pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dari keduanya. Namun tali multifilamen polietilen mempunyai kekuatan yang lebih baik dalam kondisi basah daripada nilon monofilamen.

Hasil analisis kandungan karaginan rumput laut Halymenia sp. yang dibudidayakan dengan menggunakan jenis tali rumpun berbeda ternyata menghasilkan nilai kandungan karaginan yang berbeda antar perlakuan. Namun demikian, semua perlakuan jenis tali pengikat rumpun rumput laut Halymenia sp. menunjukkan kecenderungan peningkatan kandungan karaginan pada akhir pemeliharaan jika dibandingkan kandungan awalnya (Gambar 4). Kandungan tertinggi diperoleh dari perlakuan menggunakan tali rafia, dan terendah berasal dari perlakuan tali plastik. Namun, hal ini tidak berbanding lurus dengan LPH masing-masing perlakuan. Perlakuan pengikatan dengan tali rafia yang menunjukkan nilai LPH terendah justru menghasilkan karaginan dengan nilai tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya.

Gambar 4. Rendemen karaginan Halymenia sp. yang diikat pada jenis tali berbeda selama 45 hari pemeliharaan.

Muslimin et al. (2015) membandingkan LPH rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan kandungan karaginannya dan memperoleh hasil nilai LPH juga tidak berbanding lurus dengan kandungan karaginannya. Rumput laut dengan nilai LPH terendah justru menghasilkan nilai kandungan karaginan tertinggi. Hal tersebut diduga karena pada saat talus masih muda, energi yang ada lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan. Setelah pertumbuhan

(16)

Semnaskan-UGM XV | Poster Budidaya Perikanan (PB-02) - 113 Seminar Nasional Tahunan XV Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 28 Juli 2018 mencapai titik maksimal, maka energi yang ada digunakan untuk pembentukan karaginan. Jika dikaitkan dengan hasil penelitian ini, pengikatan menggunakan tali rafia memang tidak terlalu banyak menyebabkan hilangnya rumpun rumput laut, akan tetapi sifat tali rafia yang tidak plastis membuat talus rumput laut Halymenia sp. banyak mengalami kerontokan pada talusnya sehingga nilai LPH rendah. Bagian talus yang masih terikat pada tali rafia tersebut merupakan bagian pangkal talus yang diduga justru mengandung karaginan yang lebih tinggi. Kandungan karaginan rumput laut dipengaruhi banyak faktor. West (2011) menyatakan bahwa jumlah karaginan bervariasi sesuai dengan faktor ekologis seperti cahaya, nutrisi, gelombang, suhu, pertukaran ion, dan kandungan air pada saat pengeringan. Oviantara & Purwata (2007) menyebutkan bahwa penanganan pasca panen juga mempengaruhi kandungan karaginan, terkait dengan kadar air rumput laut. Kadar air yang banyak dalam bahan baku rumput laut dapat menghalangi meresapnya larutan alkali untuk memisahkan karaginan dari komponen-komponen rumput laut lainnya.

Hasil pengukuran suhu perairan selama pemeliharaan Halymenia sp. antara 27-29 °C, salinitas antara 32-34 ppt dan pH antara 7,7-8,4. Suhu, salinitas dan pH ini masih dalam kisaran toleransi untuk pertumbuhan rumput laut. Menurut FAO (2018) kisaran suhu yang optimum untuk lokasi pemeliharaan rumput laut adalah 27-30 °C, sedangkan salinitas 30-35 ppt. Nilai pH yang optimal untuk rumput laut adalah 7-8,5 (WWF-Indonesia, 2014).

Kecepatan arus yang terukur di lokasi antara 0.08-0.11 m/s, nitrat 0,046-0,127 mg/l dan fosfat 0,017-0,184 mg/l. Kecepatan arus ini kurang sesuai untuk budidaya rumput laut, sedangkan nitrat dan fosfat masih berada dalam kisaran pertumbuhan yang sesuai. Kisaran kecepatan arus yang sesuai untuk rumput laut yaitu antara 0,2-0,4 m/s, nitrat 0,01-1,00 mg/l dan fosfat 0,10-0,30 mg/l (Kamlasi, 2008).

(17)

114 - Semnaskan-UGM XV | Fadilah & Sari Daftar Pustaka

Dewi, A.P.W.K. & S.A Saraswati. 2016. Kajian pengembangan usaha budidaya rumput laut di Pantai Kutuh, Badung, Provinsi Bali. Journal of Marine and Aquatic Science 2: 1-5 FAO. 2018. Cultured aquatic species information programme: Eucheuma spp. Fisheries and

Aquaculture department.

Harnoto, J.D. Mudeng & L.L.J.J. Modoringin. 2015. Pertumbuhan rumput laut Kapppahycus alvarezii yang dikultur menggunakan dua jenis tali ris dengan kondisi berbeda. Jurnal Budidaya Perairan 3(1): 35-42

Kamlasi, Y. 2008. Kajian ekologis dan biologi untuk pengembangan budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lutfiawan, M., Karnan & L. Japa. 2015. Analisis pertumbuhan Sargassum sp. dengan system budidaya budidaya yang berbeda di teluk ekas Lombok timur sebagai bahan pengayaan mata kuliah ekologi tumbuhan. Jurnal Biologi Tropis 15(2): 135-144 Muslimin, W.K.P. Sari & N.B. Adhiyudanto. 2015. Performansi pertumbuhan dan kandungan

karaginan rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidayakan pada lokasi berbeda di Perairan Teluk Tomini, Gorontalo. Prosiding FITA 2015. Puslitbang Perikanan, BalitbangKP: 973-978

Oviantari, M.V & Parwata, I.P. 2007. Optimalisasi produksi Semi-Refined Carrageenan dari rumput laut Eucheuma cottonii dengan variasi teknik pengeringan dan kadar air bahan baku. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains. Humaniora: 62-71

Robledo, D. & Y.F. Pereglin. 2010. Prospect for the cultivation of economically important carragenphytes in Souteast mexico. J Appl Phycol DOI10. 1007. Springer.

West, J. 2011. Agarophytes and Carrageenophytes. University of California, Berkeley. 28: 286-287

Indonesia. 2014. Budidaya rumput laut: seri panduan perikanan skala kecil. WWF-Indonesia. Jakarta. Hal 11.

Gambar

Gambar 2.  Laju Pertumbuhan Harian Halymenia sp. yang diikat pada jenis tali berbeda  selama 45 hari pemeliharaan.
Gambar 4.  Rendemen karaginan Halymenia sp. yang diikat pada jenis tali berbeda selama  45 hari pemeliharaan.
Gambar 5. Kualitas perairan selama 45 hari pemeliharaan Halymenia sp.

Referensi

Dokumen terkait

UD Wana Lestari mengekspor produk moulding (kayu olahan) Penjualan ekspor tersebut dilengkapi dengan dokumen angkutan yang sah berupa PEB (Pemberitahuan Ekspor

Alat Pembuka Tutup Kotak Sampah Otomatis dan Pendeteksi Volume Sampah adalah sebuah kotak sampah pintar yang mampu membuka dan menutup penutup kotak sampah secara

Peneliti kemudian mengingatkan siswanya agar ikut bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kelompok. Ketika siswa sedang berdiskusi peneliti mengamati siswa-siswa dengan cara

Dengan menggunakan data kode internal dari tombol yang ditekan sebagai offset maka data nyala LED pada ROM dapat diambil secara benar. Format

Menurut Perdossi (2011) stroke merupakan suatu kejadian dimana fungsi sebagian atau fungsi seluruh neurologis yang meliputi defisit neurologik fokal maupun global

 Karena kita hanya dapat menggambar pada bidang datar  maka sistem sumbu 3 dimensi bidang datar, maka sistem sumbu 3 dimensi kita gambar dalam bentuk.  tampak

Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa kelas X, XI, dan XII Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Nganjuk Kabupaten Nganjuk maka

Maka, ilmu Makki dan Madani, salah satu cabang ilmu dalam Ulum al-Quran merupakan salah satu ilmu yang amat sesuai dipelajari oleh pendakwah- pendakwah dalam memahami