52 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 kota Salatiga dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas IV sebanyak 18 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 berada di Wilayah kecamatan Sidomukti kota Salatiga. Dilihat dari letak geografisnya SD ini terletak di pinggiran kota Salatiga yaitu tidak jauh dari kota Salatiga, karena letaknya di pinggiran kota Salatiga yang mudah dijangkau. 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 Salatiga, yang berjumlah 18 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki pada mata pelajaran IPA tentang sumber daya alam.
4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Kondisi Pra Siklus
4.2.1.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus
Berdasarkan observasi hasil belajar kelas IV SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester II Tahun pelajaran 2013/2014, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa masih kurang maksimal.
Berdasarkan dari data dokumentasi nilai hasil ulangan pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV memperoleh hasil belajar yang kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan IPA masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM ≥ 70 dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 64,72. Hasil belajar yang kurang maksimal tersebut dikarenakan guru cenderung melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, kurangnya partisipasi siswa dalam proses belajar dan suasana pembelajaran yang monoton. Dengan demikian diperoleh data
hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Daftar Nilai Ulangan Siswa Pra Siklus
No Absen Nama Siswa Pra Siklus Keterangan
1 AD 53 Tidak Tuntas 2 DE 73 Tuntas 3 NI 60 Tidak Tuntas 4 AL 55 Tidak Tuntas 5 AV 50 Tidak Tuntas 6 AE 70 Tuntas 7 FR 60 Tidak Tuntas 8 FI 64 Tidak Tuntas 9 UH 64 Tidak Tuntas 10 ZV 74 Tuntas 11 AB 73 Tuntas 12 RD 73 Tuntas 13 VC 81 Tuntas
14 PTI 55 Tidak Tuntas
15 AN 53 Tidak Tuntas
16 WS 70 Tuntas
17 RM 73 Tuntas
18 NK 64 Tidak Tuntas
Rata-Rata Kelas 64,72
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan nilai siswa sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa jumlah siswa mendapat nilai di bawah KKM yaitu 70 sebanyak 10 siswa, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 8 siswa.
Dalam menentukan interval nilai agar lebih mudah mengelompokan berbagai nilai atau data yang sudah duperoleh, maka kita bisa menggunakan pengelompokan dalam bentuk tabel. Dengan demikian akan lebih mudah melihat dan mengetahui tentang jangkauan skor tertinggi dan skor terendah, banyaknya kategori serta interval dari data yang ada. Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus dari Subana (2000:38) yang menggunakan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 18 = 1 + 3,3 . 1,25 = 1 + 4,55 Dibulatkan menjadi 5 R= Xmax-Xmin= 81-50= 31
P= = = 6
Keterangan:
K= banyaknya kelas R= range / jangkauan (rantangan) n= banyaknya data (frekuensi) P= panjang kelas (interval kelas)
3,3 = bilangan konstan X= nilai
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2
Rekaptulasi Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
Tabel 4.2 menunjukan bahwa jumlah siswa yang mendapat skor 70 ke atas sebanyak 44% atau 8 siswa, yang mendapat skor 63 sampai 68 sebanyak 17% atau sebanyak 3 siswa, yang mendapat skor 57 sampai 62 sebanyak 11% atau 2 siswa,
No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 ≤ 50 1 6% Tidak Tuntas 2 51-56 4 22% Tidak Tuntas 3 57-62 2 11% Tidak Tuntas 4 63-68 3 17% Tidak Tuntas 5 ≥ 70 8 44% Tuntas Jumlah 18 100% Rata-rata 64,72 Maksimal 81 Minimal 50
yang mendapat skor 51 sampai 56 sebanyak 22% atau 4 siswa, dan yang mendapat skor 50sebanyak 6% atau sebanyak 1 siswa.Selain itu pada tabel 4.2 hasil belajar pra siklus menunjukan bahwa rata-rata nilai pra siklus adalah sebesar 64,72. Nilai maksimal sebesar 81 dan nilai maksimal sebesar 50. Untuk lebih jelasnya data nilai hasil belajar pada tabel 4.2 dapat dibuat diagram seperti tampak pada gambar berikut.
Gambar 4.1
Diagram Hasil Belajar Pra Siklus
Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar pra siklus di SDN Kalicacing 02 sebanyak 1 siswa mendapat nilai ≤ 50 dengan persentase 6%, dan 4 siswa yang mendapat nilai antara 51 sampai 56 dengan persentase 22%, dan nilai 57 sampai 62 sebanyak 2 siswa dengan persentase 11%. Diikuti oleh 3 siswa yang mendapat nilai antara 63 sampai 68 dengan persentase 17% dan 8 siswa mendapat nilai ≥70 dengan persentase 44%.
Dari data hasil belajar pra siklus di atas terdapat beberapa nilai siswa yang belum tuntas atau masih di bawah KKM dari KKM yang ditentukan oleh sekolah
0 2 4 6 8 ≤ 50 51-56 57-62 63-68 ≥ 70 Frekuensi 1 4 2 3 8 Ju m lah Si sw a
untuk mata pelajaran IPA adalah 70. Untuk data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Ketuntasan Belajar Pra Siklus
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase
1 Tuntas 8 44%
2 Belum Tuntas 10 56%
Jumlah 18 100%
Berdasarkan tabel 4.3 ketuntasan belajar pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70 sebanyak 8 siswa dari 18 jumlah siswa kelas 4 dengan persentase 44%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 70 sebanyak 10 siswa dari 18 jumlah siswa kelas 4 dengan persentase 56%. Untuk perbandingan antara nilai siswa yang tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut
Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus
44% 56%
Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Tuntas Belum TuntasDengan melihat gambar 4.2 tentang diagram ketuntasan, dapat diketahui bahwa sebanyak 56% siswa belum tuntas dan 44% siswa telah tuntas nilainya.
Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama Guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih dengan metode yang konvensional (ceramah) serta tidak ada alat peraga maupun metode menarik yang membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dan berakibat hasil belajar IPA tidak optimal selain itu siswa juga lebih cenderung berbicara dan bercanda dengan temannya sehingga tidak memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang diajarkan. Dengan kondisi seperti pada gambar 2 dengan ketuntasan hanya 44%, peneliti merancang penelitian tindakan kelas bekerja sama dengan guru kelas 4 sesuai rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give. Pada penelitian ini, peneliti merancang dalam dua siklus, satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
4.2.1.2 Aktivitas Siswa Pra Siklus
Sebelum dilakukan tindakan penelitian di kelas, peneliti melakukan observasi di dalam kelas pada saat pembelajaran IPA berlangsung ketika try out menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give. Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa sugiyono (2010:139) skala pengukuran yang digunakan adalah skala Guttman, skala yang didapat jawaban dengan tegas,”ya’ diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0. Analis dapat dilakukan seperti pada skala likert. Menurut Sudjana (2012:133) dari skor hasil observasi dapat dikonversikan ke dalam bentuk standar 10.
- Konversi ke dalam standar 10 adalah x 100
Dengan lembar observasi yang dilakukan, peneliti dapat mengetahui aktivitas siswa pada proses pembelajaran IPA. Aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Rekap Pengamatan Siswa Pra Siklus
Indikator
Aktif Tidak aktif
Frekuensi siswa Persentase Frekuensi siswa Persentase 1 9 50.00% 9 50.00% 2 3 16.67% 15 83,33% 3 8 44.44% 10 55.56% 4 12 66.67% 6 33.33% 5 7 38.89% 11 61.11% 6 8 44.44% 10 55.56% 7 8 44.44% 10 55.56% 8 9 50.00% 9 50.00% 9 10 55.56% 8 44.44% 10 5 27.78% 13 72.22% Rata-rata 43.89% 56.11% Keterangan indikator:
1. Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru 2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 3. Siswa memperhatikan demonstrasi yang diberikan oleh guru
4. Siswa mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran metode Take and Give 5. Siswa tertib menerima kartu yang diberikan guru kepada tiap siswa
6. Siswa aktif mencari pasangannya
7. Siswa aktif mencatat nama pasangannya dan berdiskusi mengenai materi yang sudah diterima
8. Siswa berani mempersentasikan hasil diskusi yang mereka lakukan 9. Siswa memperhatikan konfirmasi yang disampaikan oleh guru
10. Siswa berani menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa aktivitas siswa di SD Negeri Kalicacing 02 sesuai indikator yang telah ditetapkan dalam pembelajaran hanya mencapai 43.89% aktif. sedangkan siswa yang belum memenuhi indikator keaktifan yang telah ditetapkan mencapai 56.11%.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 dari 2 pertemuan 4.3.1 Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1, dan pertemuan 2. Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada siklus I, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah :
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) hubungan sumber daya alam dengan lingkungan.
2. Membuat dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan berupa kartu seukuran dengan kartu remi atau 10cm x 15cm untuk sejumlah siswa.
3. Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran 4. Membuat instrumen penilaian hasil belajar berupa dan tes pilihan ganda.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru kelas dengan menggunakan pedoman yang sudah termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tindakan pada siklus I diterapkan pada mata pelajaran IPA tentang sumber daya alam. Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang dimulai pada hari kamis tanggal 27 Maret 2014 sampai dengan hari Jumat tanggal 4 April 2014.
Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2014, dengan alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan I ini adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini yang telah dilaksanakan adalah guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, kemudian guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, mempersiapkan materi ajar, alat peraga. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu guru bersama siswa menyanyikan lagu lihat kebunku, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai, serta menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan model Take and Give.
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakan adalah guru menjelaskan tentang pengertian sumber daya alam, kemudian siswa diminta memberi contoh sumber daya alam di sekitar, selanjutnya guru mendemonstrasikan alat peraga berupa kartu materi yang berisi sub materi yang akan dipelajari dan menjelaskan maksud pembelajaran, masing-masing siswa diberi kartu materi yang berisi sub materi pelajaran untuk dipelajari oleh siswa, kemudian semua siswa diminta berdiri untuk mencari teman pasangan untuk saling memberi informasi mengenai materi yang sudah siswa terima, tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya, demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing. Setelah selesai diskusi siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi mereka. Selanjutnya guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. Siswa yang masih kurang jelas diberi kesempatan untuk bertanya mengenai contoh sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan contoh sumber daya alam berdasarkan sifatnya serta hubungan sumber daya alam dengan lingkungan.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakan adalah guru dan siswa secara bersama-sama merefleksikan dan menyimpulkan materi pembelajaran mengenai sumber daya alam dan lingkungan, selanjutnya guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat dalam belajar.
b. Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 28 Maret 2014, dengan alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan II ini adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini yang telah dilaksanakan adalah guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, kemudian guru menanyakan kesiapan siswa, mempersiapkan materi ajar, alat peraga dan mengabsensi siswa, selanjutnya guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertemuan 1 kemudian melakukan apersepsi yaitu guru melakukan tanya jawab tentang sumber daya alam berdasarkan asalnya setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai, serta menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan model take and give.
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakan adalah guru menunjukan gambar benda berdasarkan asalnya kemudian guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pendapat apa yang siswa ketahui tentang gambar tersebut, selanjutnya guru menjelaskan tentang menggolongkan benda sumber daya alam berdasarkan asalnya selanjutnya guru mendemonstrasikan alat peraga berupa kartu materi yang berisi sub materi yang akan dipelajari dan menjelaskan maksud pembelajaran, masing-masing siswa diberi kartu materi yang berisi sub materi pelajaran untuk dipelajari oleh siswa, kemudian semua siswa diminta berdiri untuk mencari teman pasangan untuk saling
memberi informasi mengenai materi yang sudah siswa terima, tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya, demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing. Setelah selesai diskusi siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi mereka. Selanjutnya guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. Siswa yang masih kurang jelas diberi kesempatan untuk bertanya mengenai menggolongkan benda menurut asalnya dan manfaat sumber daya alam yang ada di lingkungan.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakan adalah guru dan siswa secara bersama-sama merefleksikan dan menyimpulkan materi pembelajaran, selanjutnya guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat dalam belajar. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi guna mengetahui pemahaman mereka mengenai materi yang telah disampaikan, setelah itu guru menutup pelajaran.
4.3.3 Deskripsi Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selain itu observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh observer adalah kinerja guru dan aktivitas siswa.
4.3.4 Hasil Tindakan Siklus I
1) Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give a) Pertemuan I
Berdasarkan dari hasil observasi pada saat pembelajaran pada pertemuan I yang diamati oleh observer, bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Take
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Take and Give Oleh Guru dan Siswa pada Siklus I Pertemuan I yang terdapat pada lampiran 19 halaman 129.
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa masih ada kekurangan guru yang belum dilakukan, yaitu Guru tidak menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan model Take and Give. Untuk kegiatan Evaluasi pada silkus I ini akan dilaksanakan pada akhir siklus yaitu pertemuan ke II .
b) Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran pada pertemuan II yang diamati oleh observer, bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe take and give oleh guru pada pertemuan II dapat dilihat pada tabel Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Take and Give Oleh Guru dan Siswa pada Siklus I Pertemuan II yang terdapat pada lampiran 20 halaman 131 pada tabel tersebut dapat dilihat guru dan siswa sudah melaksanakan kegiatan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give. Hal ini berarti penerapan tipe
Take and Give sudah baik.
2) Hasil Aktivitas Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give
Hasil nilai aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
a). Pertemuan I
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaraan pada pertemuan I yang diamati oleh observer, bahwa aktivitas siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give pada pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Siklus I Pertemuan I
Indikator
Aktif Tidak aktif
Frekuensi siswa Persentase Frekuensi siswa Persentase 1 15 83.33% 3 16.67% 2 9 50.00% 9 50.00% 3 16 88.89% 2 11.11% 4 15 83.33% 3 16.67% 5 14 77.78% 4 22.22% 6 15 83.33% 3 16.67% 7 13 72.22% 5 27.78% 8 17 94.44% 1 5.56% 9 13 72.22% 5 27.78% 10 11 61.11% 7 39.89% Rata-rata 76.65% 23.35% Keterangan indikator:
1. Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru 2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 3. Siswa memperhatikan demonstrasi yang diberikan oleh guru
4. Siswa mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran metode Take and Give 5. Siswa tertib menerima kartu yang diberikan guru kepada tiap siswa
6. Siswa aktif mencari pasangannya
7. Siswa aktif mencatat nama pasangannya dan berdiskusi mengenai materi yang sudah diterima
9. Siswa memperhatikan konfirmasi yang disampaikan oleh guru
10. Siswa berani menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa aktivitas siswa di SD Negeri Kalicacing 02 sesuai indikator yang telah ditetapkan dalam pembelajaran sudah mencapai 76.65% aktif, sedangkan siswa yang belum memenuhi indikator keaktifan yang telah ditetapkan mencapai 23.35%.
b). Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran pada pertemuan II yang diamati oleh observer, bahwa aktivitas siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give pada pertemuan II dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Siklus I Pertemuan II
Indikator
Aktif Tidak aktif
Frekuensi siswa Persentase Frekuensi siswa Persentase 1 15 83.33% 3 16.67% 2 14 77.78% 4 22.22% 3 17 94.44% 1 5.56% 4 16 88.89% 2 11.11% 5 14 77.78% 4 22.22% 6 15 83.33% 3 16.67% 7 16 88.89% 2 11.11% 8 14 77.78% 4 22.22% 9 16 88.89% 2 11.11% 10 12 66.67% 6 16.67% Rata-rata 82.80% 17.20%
Keterangan indikator:
1. Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru 2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 3. Siswa memperhatikan demonstrasi yang diberikan oleh guru
4. Siswa mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran metode Take and Give 5. Siswa tertib menerima kartu yang diberikan guru kepada tiap siswa
6. Siswa aktif mencari pasangannya
7. Siswa aktif mencatat nama pasangannya dan berdiskusi mengenai materi yang sudah diterima
8. Siswa berani mempersentasikan hasil diskusi yang mereka lakukan 9. Siswa memperhatikan konfirmasi yang disampaikan oleh guru
10. Siswa berani menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa aktivitas siswa di SD Negeri Kalicacing 02 sesuai indikator yang telah ditetapkan dalam pembelajaran sudah mencapai 82.80% aktif. sedangkan siswa yang belum memenuhi indikator keaktifan yang telah ditetapkan mencapai 17.20%.
Tabel 4.7
Rekap Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Indikator
Jumlah Siswa Aktif Pertemuan Ke Persentase Keaktifan Pertemuan Ke I II 1 II 1 15 15 83.33% 83.33% 2 9 14 50.00% 77.78% 3 16 17 88.89% 94.44% 4 15 16 83.33% 88.89% 5 14 14 77.78% 77.78% 6 15 15 83.33% 83.33% 7 13 16 72.22% 88.89% 8 17 14 94.44% 77.78% 9 13 16 72.22% 88.89% 10 11 12 61.11% 66.67% Rata-rata Keaktifan 76.65% 82.80% 79.78%
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada siklus I menunjukan 79.78% dari jumlah keseluruhan 18 siswa telah masuk dalam kategori aktif.
3) Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give, setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil belajar siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
No Nama
Siswa
Nilai Siswa
Selisih Keterangan Kriteria Pra Siklus Siklus I
1 AD 70 73 13 Meningkat Tuntas
2 DE 65 87 22 Meningkat Tuntas
3 NI 75 87 12 Meningkat Tuntas
4 AL 65 73 8 Meningkat Tuntas
5 AV 55 60 5 Meningkat Tidak Tuntas
6 AE 60 87 27 Meningkat Tuntas
7 FR 65 67 2 Meningkat Tidak Tuntas
8 FI 50 67 17 Meningkat Tidak Tuntas
9 UH 70 93 23 Meningkat Tuntas
10 ZV 50 87 37 Meningkat Tuntas
11 AB 60 93 33 Meningkat Tuntas
12 RD 60 93 33 Meningkat Tuntas
13 VC 80 93 23 Meningkat Tuntas
14 PTi 55 67 12 Meningkat Tidak Tuntas
15 AN 53 53 - Tetap Tidak Tuntas
16 WS 70 87 17 Meningkat Tuntas
17 RM 73 93 20 Meningkat Tuntas
18 NK 64 67 3 Meningkat Tidak Tuntas
Rata-Rata Kelas 64,72 79,28
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui perbandingan selisih hasil belajar siswa pra siklus dan siklus I meningkat, sementara masih ada 1 siswa yang tidak meningkat hasil belajarnya dikarenakan siswa tersebut kurang memperhatikan guru dan suka menganggu teman sebangkunya.
Dalam menentukan interval nilai agar lebih mudah mengelompokan berbagai nilai atau data yang sudah duperoleh, maka kita bisa menggunakan pengelompokan dalam bentuk tabel. Dengan demikian akan lebih mudah melihat dan mengetahui tentang jangkauan skor tertinggi dan skor terendah, banyaknya kategori serta interval dari data yang ada. Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus dari Subana (2000:38) yang menggunakan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 18 = 1 + 3,3 . 1,25 = 1 + 4,55 Dibulatkan menjadi 5 R= Xmax-Xmin = 93-53= 40
P= = = 8
Keterangan:
K= banyaknya kelas R= range / jangkauan (rantangan) n= banyaknya data (frekuensi) P= panjang kelas (interval kelas)
3,3 = bilangan konstan X= nilai
Dilihat dari hasil kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) terdapat 12 siswa yang sudah memenuhi KKM dan 6 siswa yang masih berada di bawah nilai KKM yang ditetapkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Nilai Siklus I
No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 ≤ 60 1 6% Tidak Tuntas 2 61-69 5 28% Tidak Tuntas 3 70-78 2 11% Tuntas 4 ≥ 80 10 55% Tuntas Jumlah 18 100% Rata-rata 79,28 Maksimal 93 Minimal 53
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai tes siklus I siswa kelas 4 di SDN Kalicacing 02, sebanyak 1 siswa mendapat nilai ≤ 60 dengan persentase 6%, diikuti oleh 5 siswa yang mendapat nilai antara 61 sampai 69 dengan persentase 28%, 2 siswa yang mendapat nilai antara 70-78 dengan persentase 11% dan nilai ≥ 80 sebanyak 10 siswa dengan persentase 55%. Jadi dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa dari jumlah keseluruhan 18 siswa dengan rata-rata 79,28 nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 53.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 6 dapat dilihat pada data distribusi frekuensi diagram batang pada gambar 3 berikut.
Gambar 4.3
Diagram Hasil Belajar Siklus I
Dengan melihat diagram 4.3 dapat diketahui hasil analisis siklus I menunjukkan bahwa siswa yang belum tuntas dengan mendapat nilai ≤ 60 sebanyak 1 siswa mendapat nilai ≤ 60 dengan persentase 6%, diikuti oleh 5 siswa yang mendapat nilai antara 61 sampai 69 dengan persentase 28%, 2 siswa yang mendapat nilai antara
70-0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ≤ 60 61-69 70-78 ≥ 80 Frekuensi 1 5 2 10 Ju m lah Si swa
78 dengan persentase 11% dan nilai ≥ 80 sebanyak 10 siswa dengan persentase 55%. Berdasarkan hasil tes siklus I tersebut apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 7 berikut.
Tabel 4.10
Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Siklus I
Berdasarkan tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Siklus I didapatkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 70 untuk mata pelajaran IPA sebanyak 12 siswa dari 18 jumlah siswa kelas 4 SDN Kalicacing 02 dengan persentase sebesar 67%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 6 siswa dengan persentase 33%. Perbandingan antara tuntas dengan belum tuntas dapat dilihat pada diagram pada gambar 4 berikut.
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase
1 Tuntas 12 67%
2 Belum Tuntas 6 33%
Gambar 4.4
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan gambar 4.4 diagram ketuntasan hasil belajar siklus I dapat diketahui dari 18 siswa jumlah kelas4 SDN Kalicacing 02 sebanyak 12 siswa tuntas dengan persentase 67% dan 6 siswa belum tuntas dengan persentase 33%.
4.3.5 Refleksi Siklus I
Pembelajaran pada siklus I telah selesai dilaksanakn, selanjutnya diadakan refleksi atas rangkaian yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I ini. Observer mengamati aktivitas siswa dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give oleh guru selama pembelajaran siklus I dengan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Pembelajaran pada siklus I selesai dilaksanakan, berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran siklus I yang diamati oleh observer, dapat ditindak lanjuti sebagai berikut:
67% 33%
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tuntas Belum Tuntas
1. Penerapan pembelajaran tipe Take and Give oleh guru
Berdasarkan hasil observasi pada penerapan pembelajaran tipe Take and Give oleh guru pada siklus I pertemuan I terdapat kekurangan guru dalam proses pembelajaran yaitu guru lupa menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan model Take And Give, melakukan tanya jawab dengan menunjuk siswa, menjelaskan materi yang akan disampaikan, dan menyimpukan hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Selanjutnya dalam pertemuan II guru sudah menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan model Take And
Give, melakukan tanya jawab dengan menunjuk siswa, menjelaskan materi yang akan
disampaikan, dan menyimpukan hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Kekurangan pada siklus I akan diperbaiki dan kelebihan yang ada akan dipertahankan. Dari hasil observasi, dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give oleh guru sudah baik.
2. Aktivitas siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II pada tebel 4.7 secara keseluruhan dari total 18 jumlah siswa terdapat 79.78% siswa yang ikut serta secara aktif dalam pembelajaran. Untuk kelebihan yang ada pada siklus I akan dipertahankan pada siklus II.
3. Hasil belajar siswa
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan sebelum tindakan. Hasil perolehan nilai sebelum tindakan yang mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM=70) dari jumlah 18 siswa, sebanyak 10 siswa atau 56% siswa yang belum tuntas mencapai kriteria ketuntasan belajar, sebanyak 8 siswa atau 44% siswa yang tuntas. Dengan nilai rata-rata 64,72 dan nilai tertinggi 81, sedangkan nilai terendahnya adalah 50. Hasil perolehan nilai siklus I yang mencapai kriteria ketuntasan belajar dari jumlah 18 siswa sebanyak 12 siswa atau 67%, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 5 siswa atau
33%. Dengan nilai rata-rata 79,28, nilai tertinggi 93 dan nilai terendahnya adalah 53. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I, maka peneliti akan memperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agar hasil belajar yang diperoleh siswa tercapai secara optimal.
4.4 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II dari 2 Pertemuan 4.4.1 Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1, dan pertemuan 2. Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas IV mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada siklus I, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah :
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) hubungan sumber daya dan teknologi yang digunakan.
2. Membuat dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan berupa kartu seukuran dengan kartu remi atau 10cm x 15cm untuk sejumlah siswa.
3. Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran 4. Membuat instrumen penilaian hasil belajar berupa dan tes pilihan ganda.
4.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru kelas dengan menggunakan pedoman yang sudah termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tindakan pada siklus II diterapkan pada mata pelajaran IPA tentang sumber daya alam dan teknologi yang digunakan. Tindakan pada siklus II ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang dimulai pada hari kamis tanggal 3 April 2014 sampai dengan hari Jumat tanggal 4 April 2014.
a. Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 April 2014, dengan alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan I ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Kegiatan awal yang telah dilaksanakan adalah guru membuka pelajaran dan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu guru melakukan tanya jawab tentang manfaat sumber daya alam, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai, serta menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan model take
and give.
2. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti yang telah dilaksanakan adalah guru menjelaskan alat dan hasil teknologi yang digunakan manusia dengan menggunakan sumber daya alam, selanjutnya guru menjelaskan tentang menggolongkan benda sumber daya alam berdasarkan asalnya selanjutnya guru mendemonstrasikan alat peraga berupa kartu materi yang berisi sub materi yang akan dipelajari dan menjelaskan maksud pembelajaran, masing-masing siswa diberi kartu materi yang berisi sub materi pelajaran untuk dipelajari oleh siswa, kemudian semua siswa diminta berdiri untuk mencari teman pasangan untuk saling memberi informasi mengenai materi yang sudah siswa terima, tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya, demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing. Setelah selesai diskusi siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi mereka. Selanjutnya guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. Siswa yang masih kurang jelas diberi kesempatan untuk bertanya.
3. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakan adalah guru dan siswa secara bersama-sama merefleksikan dan menyimpulkan materi pembelajaran mengenai sumber daya alam dan lingkungan, selanjutnya guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat dalam belajar.
b. Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 4 April 2014, dengan alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan II ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Sebelum pembelajaran dimulai, guru memberi salam, kemudian berdoa setelah itu guru mengecek kehadiran siswa. Sebagai bentuk apersepsi, guru mengajak para siswa untuk menonto video proses pembuatan kertas. Melalui video tersebut, guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari yaitu “hasil teknologi yang digunakan manusia dengan menggunakan sumber daya alam”, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai, kemudian menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan model take and give.
2. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti yang telah dilaksanakan adalah guru bertanya “bagaimana proses pembuatan ban”?, selanjutnya guru menjelaskan tentang menggolongkan benda sumber daya alam berdasarkan asalnya selanjutnya guru mendemonstrasikan alat peraga berupa kartu materi yang berisi sub materi yang akan dipelajari dan menjelaskan maksud pembelajaran, masing-masing siswa diberi kartu materi yang berisi sub materi pelajaran untuk dipelajari oleh siswa, kemudian semua siswa diminta berdiri untuk mencari teman pasangan untuk saling memberi informasi mengenai materi yang sudah siswa terima, tiap siswa harus mencatat nama
pasangannya pada kartu yang dipegangnya, demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing. Setelah selesai diskusi siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi. Selanjutnya guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. Siswa yang masih kurang jelas diberi kesempatan untuk bertanya mengenai teknologi yang digunakan dalam pengolahan sumber daya alam.
3. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakan adalah guru dan siswa secara bersama-sama merefleksikan dan menyimpulkan materi pembelajaran, selanjutnya guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat dalam belajar. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi siklus II guna mengetahui pemahaman mereka mengenai materi yang telah disampaikan, setelah itu guru menutup pelajaran.
4.4.3 Deskripsi Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selain itu observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh observer adalah kinerja guru dan aktivitas siswa.
4.4.4 Hasil Tindakan Siklus II
1) Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give a) Pertemuan I
Berdasarkan dari hasil observasi pada saat pembelajaran pada pertemuan I yang diamati oleh observer, bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Take
and Give oleh guru pada pertemuan I dapat dilihat pada tabel Lembar Observasi
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Take and Give Oleh Guru dan Siswa pada Siklus II Pertemuan I yang terdapat pada lampiran 24 halaman 151 Pada tabel
tersebut dapat dilihat guru dan siswa sudah melaksanakan kegiatan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TakeandGive. Hal ini berarti penerapan tipe Take
and Give oleh guru sudah sangat baik. Tetapi untuk evaluasi siswa akan dilaksanakan
pada pertemuan ke II dalam siklus II ini. b) Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran pada pertemuan II yang diamati oleh observer, bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe take and give oleh guru pada pertemuan II dapat dilihat pada tabel Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Take and Give Oleh Guru dan Siswa pada Siklus I Pertemuan II yang terdapat pada lampiran 25 halaman 135 pada tabel tersebut dapat dilihat guru dan siswa sudah melaksanakan kegiatan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give. Hal ini berarti penerapan tipe
Take and Give sudah sangat baik.
2) Hasil Aktivitas Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Siklus II
Hasil nilai aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut:
a). Pertemuan I
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaraan pada pertemuan I yang diamati oleh observer, bahwa aktivitas siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give pada pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Siklus II Pertemuan I
Indikator
Aktif Tidak aktif
Frekuensi siswa Persentase Frekuensi siswa Persentase 1 17 94.44% 1 5.56% 2 16 88.89% 2 11.11% 3 17 94.44% 1 5.56% 4 17 94.44% 1 5.56% 5 16 88.89% 2 11.11% 6 15 83.33% 3 16.67% 7 16 88.89% 2 11.11% 8 17 94.44% 1 5.56% 9 16 88.89% 2 11.11% 10 15 83.33% 3 16.67% Rata-rata 89.98% 10.02% Keterangan indikator:
1. Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru 2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 3. Siswa memperhatikan demonstrasi yang diberikan oleh guru
4. Siswa mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran metode Take and Give 5. Siswa tertib menerima kartu yang diberikan guru kepada tiap siswa
6. Siswa aktif mencari pasangannya
7. Siswa aktif mencatat nama pasangannya dan berdiskusi mengenai materi yang sudah diterima
9. Siswa memperhatikan konfirmasi yang disampaikan oleh guru
10. Siswa berani menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukan bahwa aktivitas siswa di SD Negeri Kalicacing 02 sesuai indikator yang telah ditetapkan dalam pembelajaran sudah mencapai 89.98% aktif, sedangkan siswa yang belum memenuhi indikator keaktifan yang telah ditetapkan mencapai 10.02%.
b). Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran pada pertemuan II yang diamati oleh observer, bahwa aktivitas siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give pada pertemuan II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.12
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Siklus II Pertemuan II
Indikator
Aktif Tidak aktif
Frekuensi siswa Persentase Frekuensi Siswa Persentase 1 18 100% 0 0% 2 18 100% 0 0% 3 17 94.44% 1 5.56% 4 17 94.44% 1 5.56% 5 16 88.89% 2 11.11% 6 17 94.44% 1 5.56% 7 18 100% 0 0% 8 17 94.44% 1 5.56% 9 16 88.89% 2 11.11% 10 17 94.44% 1 5.56% Rata-rata 94.98% 5.02%
Keterangan indikator:
1. Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru 2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 3. Siswa memperhatikan demonstrasi yang diberikan oleh guru
4. Siswa mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran metode Take and Give 5. Siswa tertib menerima kartu yang diberikan guru kepada tiap siswa
6. Siswa aktif mencari pasangannya
7. Siswa aktif mencatat nama pasangannya dan berdiskusi mengenai materi yang sudah diterima
8. Siswa berani mempersentasikan hasil diskusi yang mereka lakukan 9. Siswa memperhatikan konfirmasi yang disampaikan oleh guru
10. Siswa berani menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Tabel 4.13
Rekap Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Indikator Jumlah Siswa Aktif Pertemuan Ke Persentase Keaktifan Pertemuan Ke I II I II 1 17 18 94.44% 100% 2 16 18 88.89% 100% 3 17 17 94.44% 94.44% 4 17 17 94.44% 94.44% 5 16 16 88.89% 88.89% 6 15 17 83.33% 94.44% 7 16 18 88.89% 100% 8 17 17 94.44% 94.44% 9 16 16 88.89% 88.89% 10 15 17 83.33% 94.44% Rata-rata Keaktifan 89.98% 94.98% 92.48%
Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada siklus II menunjukan 92.48% dari jumlah keseluruhan 18 siswa telah masuk dalam kategori sangat aktif.
3) Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give, setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil belajar siklus II yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.14
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Nama
Siswa
Nilai Siswa Selisih Nilai Siklus I dan II Keterangan Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 AD 70 73 100 27 Meningkat Tuntas 2 DE 65 87 93 6 Meningkat Tuntas 3 NI 75 87 93 6 Meningkat Tuntas 4 AL 65 73 87 14 Meningkat Tuntas 5 AV 55 60 87 17 Meningkat Tuntas 6 AE 60 87 93 6 Meningkat Tuntas 7 FR 65 67 87 10 Meningkat Tuntas 8 FI 50 67 87 10 Meningkat Tuntas 9 UH 70 93 100 7 Meningkat Tuntas 10 ZV 50 87 100 13 Meningkat Tuntas 11 AB 60 93 100 7 Meningkat Tuntas 12 RD 60 93 100 7 Meningkat Tuntas 13 VC 80 93 100 7 Meningkat Tuntas
14 PTi 55 67 87 10 Meningkat Tuntas
15 AN 53 53 67 14 Meningkat Tidak Tuntas
16 WS 70 87 100 13 Meningkat Tuntas
17 RM 73 93 100 7 Meningkat Tuntas
18 NK 64 67 87 20 Meningkat Tuntas
Rata-Rata Kelas 64,72 79,28 92,67
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui perbandingan selisih hasil belajar siswa pra siklus dan siklus I meningkat, sementara masih ada 1 siswa yang tidak meningkat
hasil belajarnya dikarenakan siswa tersebut kurang memperhatikan guru dan suka menganggu teman sebangkunya.
Dalam menentukan interval nilai agar lebih mudah mengelompokan berbagai nilai atau data yang sudah duperoleh, maka kita bisa menggunakan pengelompokan dalam bentuk tabel. Dengan demikian akan lebih mudah melihat dan mengetahui tentang jangkauan skor tertinggi dan skor terendah, banyaknya kategori serta interval dari data yang ada. Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus dari Subana (2000:38) yang menggunakan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 18 = 1 + 3,3 . 1,25 = 1 + 4,55 Dibulatkan menjadi 5 R= Xmax-Xmin = 100-67= 33
P= = = 6,6 dibulatkan menjadi 7.
Keterangan:
K= banyaknya kelas R= range / jangkauan (rantangan) n= banyaknya data (frekuensi) P= panjang kelas (interval kelas)
3,3 = bilangan konstan X= nilai
Dilihat dari hasil kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) terdapat 17 siswa yang sudah memenuhi KKM dan 1 siswa yang masih berada di bawah nilai KKM yang ditetapkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel 15 menunjukkan bahwa nilai tes siklus II siswa kelas IV di SDN Kalicacing 02, terjadi peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I, siswa dengan nilai ≤ 70 terdapat 1 siswa dengan persentase 6%, siswa dengan nilai 71 sampai dengan 78 terdapat 0 siswa dengan persentase 0%, siswa dengan nilai 79 sampai dengan 88 terdapat 4 siswa dengan persentase 22%, siswa dengan nilai 89 sampai dengan 98 terdapat 2 siswa dengan persentase 11%, dan siswa dengan nilai ≥ 100 terdapat 11 siswa dengan persentase 61%. Jadi dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa dengan rata-rata 92,67, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 67.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.15 dapat dilihat pada data distribusi frekuensi diagram batang pada gambar 5 berikut.
No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 ≤ 70 1 6% Tidak Tuntas 2 71-78 0 0% - 3 79-88 4 22% Tuntas 4 89-98 2 11% Tuntas 5 ≥ 100 11 61% Tuntas Jumlah 18 100% Rata-rata 92,67 Maksimal 100 Minimal 67
Gambar 4.5
Diagram Hasil Belajar Siklus II
Dengan melihat diagram 4.5 dapat diketahui hasil analisis siklus II menunjukkan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM yaitu 70 sebanyak 1 siswa (tidak tuntas), sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 17 siswa (semua tuntas). Persentase hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar 7 berikut.
Tabel 4.16
Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Siklus II
Berdasarkan tabel 4.16 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Siklus II didapatkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 70 untuk mata pelajaran IPA sebanyak
0 2 4 6 8 10 12 ≤ 70 71-78 79-88 89-98 ≥ 100 Frekuensi 1 0 4 2 11 Ju m lah Si swa
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase
1 Tuntas 17 94%
2 Belum Tuntas 1 6%
17 siswa dari 18 jumlah siswa kelas IV SDN Kalicacing 02 dengan persentase sebesar 94%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 1 siswa dengan persentase 6%. Perbandingan antara tuntas dengan belum tuntas dapat dilihat pada diagram pada gambar 6 berikut.
Gambar 4.6
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan pada gambar 4.6 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas atau di bawah nilai KKM yaitu 70 sebanyak 1 siswa dengan persentase 6%, sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya dan sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70 sebanyak 17 siswa dengan persentase 94% yang berarti indikator kinerja penelitian pada siklus II telah tercapai dengan baik.
4.4.5 Refleksi Siklus II
Setelah selesai pembelajaran pada siklus II maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan KKM yaitu 70 sebanyak 17 siswa dari keseluruhan
94% 6%
Ketuntasan Belajar Siswa
Siklus II
siswa kelas 4 berjumlah 18 siswa, hanya ada 1 siswa yang masih belum mencapai nilai KKM.
Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah meningkat, yang semula 67% pada siklus I meningkat menjadi 94% dengan keseluruhan siswa dengan nilai maksimal 100 dan minimal 67, rata-rata semula 79,28 menjadi 92,67. Dengan demikian berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada saat observer melakukan pengamatan pada siklus I, dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
take and give masih ada kekurangan yang terjadi, saat siswa diskusi masih ada
beberapa siswa yang tidak terlibat aktif melakukan mencari pasangan dan lebih asyik berbicara sendiri dan guru belum maksimal membimbing semua siswa dalam proses pembelajaran.
Pada siklus II ini telah dilakukan perbaikan yaitu saat siswa melaksanakan diskusi guru membimbing siswa, sehingga semua siswa dapat terlibat aktif dan mampu bekerja sama dalam melakukan mencari pasangan.
1. Penerapan pembelajaran tipe Take and Give oleh guru
Berdasarkan hasil observasi penerapan pembelajaran tipe Take and Give oleh guru pada siklus II diperoleh hasil penerapan tipe Take and Give oleh guru sangat baik, karena semua item indikator telah terlaksana.
2. Aktivitas siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan I dan pertemuan II secara keseluruhan dari total 18 jumlah siswa terdapat 92.48% siswa yang ikut serta secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dapat meningkatkan aktivitas siswa.
3. Hasil belajar siswa
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar IPA hal ini dapat terlihat 17 siswa dari 18 siswa tuntas belajar atau ketuntasan belajar mencapai 94%. Dengan ini rata-rata 92.67, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 67. Karena semua siswa sudah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan atau 90% tuntas secara klasikal sehingga peneliti atau guru dan observer membuat kesepakatan tidak mengadakan tindakan kelas selanjutnya.
4.5 Analisis Data 4.5.1 Aktivitas Siswa
Berdasarkan perbandingan aktivitas belajar siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.17
Tabel 4.17
Distribusi Aktivitas Siswa Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II
Indikator
Persentase Aktivitas Siswa Pra Siklus Siklus I Silkus II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II 1 50.00% 83.33% 83.33% 94.44% 100% 2 16.67% 50.00% 77.78% 88.89% 100% 3 44.44% 88.89% 94.44% 94.44% 94.44% 4 66.67% 83.33% 88.89% 94.44% 94.44% 5 38.89% 77.78% 77.78% 88.89% 88.89% 6 44.44% 83.33% 83.33% 83.33% 94.44% 7 44.44% 72.22% 88.89% 88.89% 100% 8 50.00% 94.44% 77.78% 94.44% 94.44% 9 55.56% 72.22% 88.89% 88.89% 88.89% 10 27.78% 61.11% 66.67% 83.33% 94.44% Rata-Rata 43.89 76.65% 82.80% 89.98% 94.98% 79.78 92.48%
Tabel 4.17 merupakan tabel perbandingan aktivitas siswa di SD Negeri Kalicacing 02 pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dimana dalam persentase pada tabel tersebut menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aktivitas siswa pada siklus II menjadi 92.48% dari siklus I yang menunjukan aktivitas siswa sebesar 79.78% dan dari aktivitas siswa pra siklus hanya sebesar 43.89%. Jadi siswa yang masih belum menunjukann aktivitas saat mengikuti pembelajaran pada pra siklus sebesar 56.11%, pada siklus I siswa yang belum aktif berkurang menjadi 20.22% dan pada siklus II siswa yang belum aktif hanya sebesar 7.52% dari total keseluruhan 18 siswa.
4.5.2 Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan perbandingan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.18berikut ini:
Tabel 4.18
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri Kalicacing 02 Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II
Indikator Hasil Belajar Hasil Belajar Siswa Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai rata-rata 64,74 79,28 92,67 Rata-rata kelas meningkat KKM 90% ≥ 70 44% ≥70 67% ≥70 94% ≥70 KKM tercapai
Jumlah Siswa 18 18 18
Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan hasil belajar siswa pada tabel 4.18 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang masuk dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan tindakan (pra siklus) yang tuntas hanya 8 siswa sedangkan setelah siklus I jumlah siswa yang tuntas sudah menjadi 12 siswa dan mengalami
peningkatan lagi pada siklus II menjadi 17 siswa yang tuntas. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe take and give dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Pada klasifikasi Tidak Tuntas, sebelum diadakan tindakan (pra siklus) terdapat 10 siswa yang belum tuntas setelah siklus I hanya 6 siswa yang belum tuntas dan pada siklus II untuk kategori yang belum tuntas terdapat 1 siswa, dalam artian hampir seluruh siswa tuntas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut.
Gambar 4.7
Grafik Hasil Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pada Tabel 4.18 dan gambar 4.7 menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model take and give dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pada hasil observasi sebelum adanya tindakan (pra siklus) yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga ditemukan bahwa hasil belajar IPA siswa masih rendah, hal ini terbukti dari 18 jumlah siswa kelas IV terdapat 8 siswa tuntas dengan persentase 44% dan 10 siswa belum tuntas dengan
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 8 12 17 Tidak Tuntas 10 6 1 Ju m lah Si swa Hasil Perolehan
persentase 56%. Meskipun sebagian siswa tuntas tetapi rata-rata kelas yang didapat hanya sebesar 64,72 karena siswa yang tuntas tidak begitu jauh atau tidak begitu tinggi dari KKM yang ditetapkan.
Hal ini disebabkan cara guru mengajar selalu menggunakan metode konvensional atau ceramah yang mengakibatkan siswa pasif sehingga hasil belajar siswa rendah. Proses pembelajaran sebelum adanya tindakan siswa lebih cenderung mendengarkan ceramah dari guru sehingga pembelajaran terkesan membosankan. Siswa masih bekerja secara individual, tidak nampak selama pembelajaran aktivitas siswa dan siswa tidak dibiasakan mengembangkan keterampilan sosial (bekerja sama) dalam sebuah kelompok kecil. Adanya perbandingan antara siswa tuntas dan siswa belum tuntas dikarenakan 8 siswa yang tuntas sudah mencapai ketuntasan mampu menangkap materi yang disajikan oleh guru meskipun dengan metode ceramah saja. Akan tetapi untuk 10 siswa yang belum tuntas karena ketidakmampuan menerima materi yang disajikan dengan metode ceramah, belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja karena daya tangkap mereka yang kurang bila menerima materi ajar dalam bentuk ceramah, sehingga diperlukan tindakan sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam tahapan operasional konkrit (7- 11 th).
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Miftahul Huda, 2013 bahwa take and give Take and Give adalah strategi pembelajaran yang didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa. Hal ini penting diterapkan agar informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan, akan tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan. Oleh karena itu sangat tepat digunakan dalam proses pembelajaran IPA SD karena siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan
Teori dari Miftahul Huda di atas juga selaras dengan apa yang peneliti terapkan pada saat melaksanakan tindakan di kelas IV SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give. Siswa tidak lagi terlihat pasif dan tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, siswa terlibat aktif bekerja dalam pasangannya untuk memberi dan menerima sesuatu yang diberikan oleh guru. Akhirnya hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar IPA siswa.
Peningkatan hasil belajar IPA didapatkan dari hasil perolehan nilai siswa di siklus I dan siklus II.
1. Siklus I
Siklus I dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give, siswa yang mencapai KKM yaitu 70 sebanyak 12 siswa atau 67% dan 6 siswa atau 33% yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata siswa adalah 79,28 sedangkan nilai tertinggi adalah 93 dan nilai terendah adalah 53.
2. Siklus II
Siklus II dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Take and Give, siswa yang mencapai KKM yaitu 70 sebanyak 17 siswa atau 94% dan 1 siswa atau 6% yang mendapatkan nilai di bawah nilai KKM yang ditetapkan sekolah. Nilai rata-rata adalah 92,67 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 67.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka didapatkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give pada materi “sumber daya alam dan teknologi yang digunkan”, di kelas IV SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga yang pada akhirnya mengalami peningkatan hasil belajar IPA siswa. Melalui penggunaan model kooperatif tipe Take and Give ini seluruh siswa akan terlibat dalam proses pemerolehan informasi dalam penguassaan materi belajar. Sehingga antara guru dan siswa dapat saling berinteraksi, begitu juga antara siswa dengan siswa juga dapat saling berinteraksidengan saling memberi dan menerima materi dalam kartu. Selain itu melalui model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give di kelas IV SD Negeri Kalicacing 02 mengalami peningkatan aktivitas dalam belajar. Karena dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Take and Give siswa tidak sebatas hanya menghafal materi tetapi siswa juga memperoleh informasi baru dalam belajar IPA lewat pengalaman belajar menyenangkan di dapat melalui saling memberi dan menerima kartu berisi sub materi.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukan Miftahul Huda (2013:243) yang menyatakan bahwa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe take and give antara lain:
1. Dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan dan situasi pembelajaran.
2. Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain. 3. Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelas.
4. Memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu yang dibagikan. 5. Meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa dibebani
pertanggungjawaban atas kartunya masing-masing.
4.7 Implikasi
Penerpan model Take and Give dapat menjadi referensi yang menarik untuk dijadikan sebagai bahan penelitian dalam meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak untuk memiliki keterampilan sosial. Dalam merencanakan penerapan metode
Take and Give, sebaiknya disusun dengan matang, semenarik mungkin dan sesuai
dengan langkah-langkah mencari pasangan memberi dan menerima informasi.
Sekolah harus mendukung upaya guru dalam menggunakan strategi atau metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui mencari pasangan. Sekolah memberikan dan menyediakan fasilitas yang mendukung dalam menerapkan model pembelajaran, yaitu dengan memfasilitasi media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan anak.
Guru hendaknya berperan hanya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator saja, bukan sebagai pusat pembelajaran sehingga anak-anak dapat mengeksplorasi sendiri berbagai peran yang dimainkannya. Guru harus terampil dalam menggunakan metode pembelajaran yang variatif. Dengan penggunaan metode pembelajaran secara variatif dituntut dapat menciptakan ide-ide yang kreatif dan inovatif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Guru juga sudah dapat melaksanakan prosedur dalam merencanakan dan melaksanakan metode mencari pasangan. Pada siklus II, siswa sudah dapat mencari pasangan, turut serta dalam memberi dan menerima informasi teman-temannya. siswa juga sudah dapat mewakili dirinya dalam imajinasi tertentu. Penerapan metode Take
and Give cukup berhasil dilaksanakan karena bagi guru dan siswa metode ini belum
pernah mereka gunakan dan sangat menarik, sehingga siswa dapat terlibat aktif untuk mengembangkan keterampilan sosial yang mereka peroleh.