PENGARUH MAKANAN ATEROGENIK TERHADAP STRES OKSIDATIF DAN
INFLAMASI PADA TIKUS WISTAR
Ni Wayan Bogoriani1) I Wayan Sudiarta2)
1, 2 FMIPA, Universitas Udayana
1email:[email protected]
ABSTRACT
This study was conducted over 10 weeks using several types of oils containing unsaturated fatty acids,
saturated fatty acids and trans fatty acids, namely coconut oil, bulk oil, used cooking oil and pig. The
purpose of this study is to determine the effects of various oils of the sress oxidative and inflammasion
on is wistar rats.
The study design was a randomized post-test only control group design, conducted in mice. Twenty-five
rats were divided into five groups: control, treatment-1, treatment-2, treatment-3 and treatment-4, each of
5 rats. The control group was given only the standard diet, treatment-1 given standard food and coconut
oil, treatment-2 given standard food and bulk oil, treatment-3 given standard food and used cooking oil
and the treatment-4 given standard food and pig. The allocation of this fatty diet conducted by taking into
account all sampel shows that the fatty-high diet is 2.5 mL/day. After 10 weeks of treatment for blood
plasma samples were taken for examination of stress oxidative (MDA) and Inflammasion (TNF-
α and IL
-6). The average different of content among the groups is tested using One Way ANOVA method, which is
then followed by LSD, in which the statistical testing is declared significant if p < 0.05.
The results showed an increase in significantly (p <0.05) in the treatment of waste cooking oil compared
with the control and other treatments (coconut oil, oil bulk oil and pig).
Based on these results it can be concluded that the used cooking oil has the potential to cause oxidative
stress and inflammasion which is a risk factor for atherosclerosis formation.
Keywords:
used cooking oil, trans fatty acids, coconut oil, bulk oil, TNF-
α, MDA, IL
-6
ABSTRAKS
babi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari berbagai minyak terhadap stress oksidatif dan inflamasi pada tikus wistar jantan.
Rancangan penelitian ini randomized post-test only kontrol group design, yang dilakukan pada tikus. Dua puluh lima tikus dibagi menjadi lima kelompok yaitu control, perlakuan 1, perlakuan 2, perlakuan 3 dan perlakuan 4, masing-masing 5 ekor tikus. Kelompok kontrol hanya diberikan makanan standar, perlakuan 1 diberikan makanan standar dan minyak kelapa, perlakuan 2 diberikan makanan standar dan minyak curah, perlakuan 3 diberikan makanan standard an minyak jelantah dan perlakuan 4 diberikan makanan standar dan minyak babi. Pemberian diet tinggi lemak ini dengan memperhitungkan semua sampel mendapat diet tinggi lemak sebesar 2,5 mL/hari. Setelah perlakuan selama 10 minggu sampel plasma darah diambil untuk pemeriksaan stress oksidatif (MDA) dan inflamasi (TNF-α dan IL-6). Perbedaan kadar rerata antara kelompok diuji dengan tes One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan Post Hoc LSD, dimana uji statistic dinyatakan bermakna bila harga p < 0,05.
Hasil yang didapat menunjukkan terjadi kenaikan kadar MDA, TNF-α dan IL-6 plasma darah yang signifikan (p<0,05) pada semua perlakuan dibanding kontrol. Namun kelompok perlakuan dengan minyak kelapa memberikan perbedaan kadar MDA dan TNF-α yang tidak signifikan (p>0,05) dan lebih rendah dari kontrol. Dua kelompok perlakuan yang menunjukkan perbedaan kadar MDA, TNF-α dan IL-6 yang paling tinggi adalah perlakuan minyak jelantah dan minyak minyak babi.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa minyak jelantah dan minyak babi berpotensi menyebabkan terjadinya stress oksidatif dan inflamasi yang merupakan faktor resiko terbentuknya aterosklerosis.