PADA CV. SYAHID HUSADA SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Disusun Oleh :
HAMDANI ROMADHON
0413010171 / FE / EAKepada :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN BERBASIS
KOMPUTER, BERBASIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PADA CV. SYAHID HUSADA SURABAYA
Disusun Oleh :HAMDANI ROMADHON
0413010171 / FE / EATelah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
Pada tanggal 26 November 2010
Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama : Ketua :
Rina Mustika, SE, MMA Dra. Ec. Endah Susilowati, Msi
Sekertaris :
Drs. Ec. Muslimin, Msi
Anggota :
Rina Mustika, SE, MMA
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah,
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Skripsi yang berjudul “PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
BERBASIS KOMPUTER, BERBASIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA CV. SYAHID HUSADA SURABAYA“.
Penulisan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Akuntansi, di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dengan selesainya penulisan Skripsi ini, penulis sangat berterima kasih
atas segala bantuan dan fasilitas dari berbagai pihak yang diberikan kepada
penulis guna mendukung penyelesaian Skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional“Veteran” Jawa Timur Surabaya.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur Surabaya.
3. Ibu DR. Sri Trisnaningsih, Msi, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur Surabaya.
4. Ibu Rina Mustika, SE. MMA., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar
dan telah meluangkan waktu serta tenaganya dalam memberikan bimbingan,
ii
terutama Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur Surabaya.
6. Keluargaku yang tercinta terutama Ayah dan Ibu serta yang senantiasa
memberikan doa restu dan tanpa lelah memberikan dukungan baik moril
maupun materiil dalam menyelesaikan kuliah hingga akhir penyusunan skripsi
ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
doa, dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada semua pihak tersebut di atas. Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis
menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini dan keterbatasan yang
dimiliki, sehingga penulis menghargai segala kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk membantu kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya, harapan
penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi referensi pendidikan kita
semua.
`Surabaya, 11 Juni 2010
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR………...
……….
iDAFTAR ISI……….
……….
iiiDAFTAR TABEL...
.……….
ixDAFTAR GAMBAR...
..……….
xDAFTAR LAMPIRAN………....
……….
xiABSTRAKSI……….
……….
xiiBAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang……….
1
1.2.
Batasan Penelitian……… 4
1.3.
Perumusan Masalah……….
5
1.4.
Tujuan Penelitian……….
5
1.5.
Manfaat Penelitian………...
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Terdahulu………...
7
2.2.
Landasan Teori………...
10
2.2.1.1 Pengertian Sistem... 10
2.2.1.1.1. Karakteristik Sistem... 10
2.2.1.1.2. Klasifikasi Sistem... 12
2.2.1.1.3. Jenis-jenis Sistem... 13
2.2.1.2. Siklus Pengolahan Data... 14
2.2.1.2.1. Siklus Pengolahan Data secara Manual...
14
2.2.1.2.2. Siklus Pengolahan Data dengan Komputer.. 14
2.2.1.3.
Pengertian
Sistem Informasi... 15
2.2.1.3.1. Tujuan Sistem Informasi... 16
2.2.1.3.2. Komponen Sistem Informasi... 16
2.2.1.3.3. Pengembangan Sistem Informasi... 18
2.2.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi…….. 19
2.2.1.4.1. Ruang Lingkup Sistem Informasi
Akuntansi……… 19
2.2.1.4.2. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi
Akuntansi……… 20
2.2.1.4.3. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi……… 21
2.2.1.4.4. Komponen Sistem Informasi Akuntansi….. 22
2.2.1.4.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sistem
2.2.1.4.6. Ancaman atas Sistem Informasi Akuntansi.. 23
2.2.1.4.7. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi..24
2.2.1.4.8. Kesalahan-kesalahan yang Terjadi dalam
Sistem Informasi Akuntansi……….. 25
2.2.1.5. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan
Sistem Informasi Manajemen………. 26
2.2.2. Pengendalian Intern……… 28
2.2.2.1. Pengertian Pengendalian Intern……….. 28
2.2.2.2. Elelmen-elemen Pengendalian Intern…………. 28
2.2.2.3. Klasifikasi Pengendalian……… 29
2.2.2.4. Aktivitas-aktivitas Pengendalian………. 31
2.2.2.5. LIngkungan Pengendalian……….. 31
2.2.2.6. Struktur PengendalianIntern………... 32
2.2.2.7. Pengendalian-pengendalian di Sistem
Informasi berbasis Komputer………. 33
2.3. Kerangka Pemikiran………. 48
BAB III PROSEDUR PENELITIAN……….. 51
3.1.
Metode Penenlitian……….. 51
3.3.
Instrumen Penelitian………. 52
3.4.
Teknik Pengumpulan Data……….. 52
3.5.
Keabsahan Data……….. 53
3.6.
Teknik Analisis Data……… 56
3.7.
Keterkaitan Data Dengan Preposisi………. 57
3.8.
Protokol Studi Kasus……… 58
BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN……… 70
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian……… 70
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan……… 70
4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan……….. 70
4.1.3. Gambaran Umum Sistem Informasi Akuntansi
CV. Syahid Husada Surabaya………. 76
4.1.4. Gambaran Umum Partisipan……….. 80
4.1.5. Deskripsi Proses Wawancara………. 82
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN……….. 84
5.1. Analisis………... 84
5.2 Pembahasan………... 85
A. Pengendalian Organisasi………... 86
B. Pengendalian Dokumentasi ………. 86
C. Pengendalian Kerusakan Perangkat Keras ………….. 87
D. Pengendalian Keamanan Fisik ………... 88
E. Pengendalian Keamanan Data ………...……….. 88
II. Pengendalian Aplikasi ………..…………. 89
A. Pengendalian Masukan ………..……….. 89
B. Pengendalian Proses ………..………... 90
C. Pengendalian Keluaran ………..……….. 91
5.2.
Keterkaitan Data Dengan Preposisi……… 92
1. Preposisi Kesatu………. 92
2. Preposisi Kedua……….. 94
3. Preposisi Ketiga………. 95
4. Preposisi Keempat………. 96
5. Preposisi Kelima……….... 98
6. Preposisi Keenam………. 101
7. Preposisi Ketujuh……….. 102
8. Preposisi Kedelapan………. 103
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………... 105
6.1 Kesimpulan……….
105
6.2 Saran………
108
DAFTAR PUSTAKA……… 113
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1
: Kesalahan Posting Transaksi April 2010
3
Tabel 1.2
: Posting Transaksi yang Benar
3
Tabel 2.1
: Perbedaan Penelitian Dengan Peneliti Terdahulu
9
Tabel 2.2
: Ancaman-ancaman Atas Sistem Informasi Akuntansi 23
Tabel 3.1
: Protokol Studi Kasus
59
Tabel 5.1
: Hasil Perbedaan Penelitian Dengan Peneliti
Terdahulu
84
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data Secara Manual
14
Gambar 2.2 : Siklus Pengolahan Data Dengan Komputer
15
Gambar 2.3 : Kerangka Konseptual
50
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi CV. Syahid Husada
72
Gambar 4.2 : Nota Penjualan Barang
77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Pertanyaan Kuisioner
Lampiran 2 : Produk Sistem Informasi Akuntansi
CV. Syahid Husada Surabaya
Lampiran 3 : Surat Keterangan
Lampiran 4 : Foto Wawancara
PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN BERBASIS KOMPUTER, BERBASIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA CV. SYAHID
HUSADA SURABAYA
Oleh :
HAMDANI ROMADHON
ABSTRAKS
Informasi tidak bisa terlepas dari sistem. Dengan pengelolaan sistem yang baik, informasi yang handal dapat dihasilkan. Laporan keuangan merupakan salah satu contoh informasi yang digunakan oleh pihak intern dan ekstern untuk menilai suatu perusahaan. Keandalan dalam laporan keuangan sangat ditentukan oleh baik atau tidaknya sistem akuntansi yang diterapkan pada perusahaan. Oleh karena itu peneliti untuk melakukan penelitian atas sistem informasi berbasis komputer untuk meningkatkan pengendalian intern pada CV. Syahid Husada Surabaya. CV. Syahid Husada Surabaya adalah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan alat-alat kedokteran.
Jumlah partisipan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang, yaitu partisipan pertama adalah bagian manajer keuangan dan administrasi, partisipan kedua adalah bagian penerimaan barang masuk dan barang keluar atau bisa disebut bagian gudang, partispan ketiga adalah bagian administrasi. Teknik analisis datanya dengan melakukan wawancara dengan ketiga partisipan dan menjawab kuisioner.
Berdasarkan dengan penelitian di atas bahwa peneliti berhasil mengeksplorasi Pengendalian Intern ini secara utuh dan penerapan sistem pengendalian intern secara umum dapat ditingkatkan penerapannya. Karena dalam Pengendalian Umum pada pengendalian dokumentasi telah diterapkan secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya dokumen dasar yang menjadi input pada proses pengolahan data. Sedangkan dalam Pengendalian Aplikasi pada pengendalian masukan telah diterapkan secara optimal, hal tersebut dapat dilihat dengan adanya otorisasi pada bukti-bukti transaksi asli yang dilakukan oleh bagian berwenang, dan juga adanya pengendalian pada data capture (perolehan data) dan pengendalian terhadap data entry (pemasukan data).
Kata Kunci : Sistem Pengendalian Intern berbasis Komputer, Sistem Informasi Akuntansi
xiii
SYAHID HUSADA SURABAYA
By :
HAMDANI ROMADHON
ABSTRAKS
Information can not be separated from the system. With a good management system, reliable information can be generated. The financial statements are one example of information used by internal and external parties to assess a company. Reliability in the financial statements is largely determined by whether or not the accounting system applied to the company. Therefore researchers to conduct research on computer-based information systems to improve internal control in CV. Shaheed Husada Surabaya. CV. Shaheed Husada Surabaya is a distributor company engaged in trading medical devices.
The number of participants in this study consists of 3 persons, namely the first participant is the manager of finance and administration, the second participant is the receipt of goods in and goods out or could be called the warehouse, third partispan administration.
Technical analysis of the data by conducting interviews with all three participants and answering questionnaires. Based on the above studies that the researchers successfully explore this internal control as a whole and the implementation of internal control systems in general can be improved implementation. Because in the General Control of documentation control has been applied optimally. This can be seen with the basic documents to be input in the process of data processing. While in Control Applications at the control input has been applied in an optimal, it can be seen with the authorization on the original transaction evidence conducted by the authorities, and also the control of data capture (data acquisition) and control of
data entry (data entry .)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha atau bisnis yang semakin maju dan modern
ini, persaingan semakin terasa sangat ketat dalam skala global. Revolusi dalam
teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong kemajuan dalam
teknologi, produk dan proses, serta terbentuknya masyarakat informasi.
Perusahaan sebagai pelaku bisnis harus memperhatikan kemajuan teknologi
informasi agar dapat bersaing dengan perusahaan atau organisasi lain. Tidak
diragukan lagi derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi
menyebabkan sebuah kompetisi.
Dewasa ini peranan informasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia maupun organisasi. Di dalam setiap perusahaan atau organisasi,
informasi yang tepat waktu, akurat, dan relevan merupakan faktor-faktor yang
penting dalam manajemen organisasi atau perusahaan, karena adanya
informasi yang lengkap maka ketidakpastian terhadap tindakan yang diambil
oleh perusahaan dapat dikurangi dan pihak manajemen dapat mengambil suatu
keputusan yang baik bagi kelancaran kegiatan perusahaan (Purbawanti,
2003:67)
Informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan dapat
bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan banyak
diperoleh dari pihak intern yang berupa transaksi keuangan yang terjadi
sehari-hari. Sedangkan informasi non keuangan disamping diperoleh dari
masing-masing departemen yang ada dalam perusahaan, juga dapat diperoleh dari
pihak ekstern perusahaan, antara lain berupa bukti pesanan produksi, keadaan
pasar, situasi perekonomian dan perubahan teknologi.
Informasi tidak bisa terlepas dari sistem. Dengan pengelolaan sistem
yang baik, informasi yang handal dapat dihasilkan. Laporan keuangan
merupakan salah satu contoh informasi yang digunakan oleh pihak intern dan
ekstern untuk menilai suatu perusahaan. Keandalan dalam laporan keuangan
sangat ditentukan oleh baik atau tidaknya sistem akuntansi yang diterapkan
pada perusahaan. Namun, dalam suatu perusahaan masih sering ditemui
berbagai masalah dalam memahami dan mengimplementasikan sistem
akuntansi dengan baik. Dengan adanya unsur pengendalian atau pengecekan
dalam sistem akuntansi, berbagai kecurangan, penyimpangan, maupun
kesalahan yang mungkin terjadi dapat dihindarkan atau dapat dilacak untuk
diperbaiki. Pengendalian-pengendalian di sistem informasi berbasis komputer
ini digolongkan menjadi dua macam yaitu pengendalian umum (general
control) meliputi pengendalian dokumentasi ; dilakukan untuk menentukan
tujuan dan gambaran sistem informasi seperti yang seharusnya berjalan,
pengendalian kerusakan perangkat keras ; dilakukan untuk mendeteksi apakah
ada kesalahan atau tidak berfungsinya perangkat keras. Dan pengendalian
aplikasi (application controls) meliputi pengendalian masukan ; dilakukan
untuk mengetahui apakah ada data yang diterima untuk diproses oleh EDP
sudah diotorisasi diubah bentuk yang dapat dibaca oleh mesin dan identifikasi.
CV. Syahid Husada Surabaya merupakan subyek penelitian ini adalah
perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan alat-alat
kedokteran. Saat ini perusahaan tersebut telah menerapkan sistem informasi
pemeriksaan apakah sistem yang ada benar – benar bisa diandalkan, apakah
pengawasannya memadai untuk menekan risiko kerugian sebagai akibat dari
kesalahan, kecurangan, kelemahan recovery system, kelemahan sistem operasi
dan kondisi – kondisi atau tindakan yang dapat merugikan sistem. Pada
penelitian pendahuluan yang dilakukan pada CV. Syahid Husada Surabaya
tampak masih ditemukan adanya beberapa kesalahan, seperti kesalahan entry
data. Kesalahan proses pengentry-an data pada kode perkiraan dikarenakan
informasi yang diperoleh kurang akurat. Hal ini dapat dilihat dari jurnal
transaksi sebagai berikut :
Tabel 1.1 Kesalahan Posting Transaksi April 2010
Tgl No.Faktur Pembeli Uraian Harga
06/4 05239/SYH CV. Rahman Jaya HbsAg 575.000 05239/SYH CV. Rahman Jaya Tubex 3.036.000
05338/SYH Lab. Pramita Glucose 900.000
Sumber : Bagian Pengadaan Gudang CV. Syahid Husada Surabaya
Terjadi kesalahan dalam pengentry-an data masukan kode transaksi
pembelian “Laboratorium Pramita”. Yang seharusnya Nomor Faktur
“Laboratorium Pramita” adalah 05337, namun bagian entry data memasukan
kode transaksi 05338 yaitu kode transaksi “PT. Medistra”. Sehingga jurnal
yang seharusnya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Posting Transaksi yang benar
Tgl No.Faktur Pembeli Uraian Harga
06/4 05239/SYH CV. Rahman Jaya HbsAg 575.000 05239/SYH CV. Rahman Jaya Tubex 3.036.000
05337/SYH Lab. Pramita Glucose 900.000
Berdasarkan dari data tersebut, adanya kesalahan-kesalahan dalam
pengkodean atau posting menyebabkan informasi yang didapat tidak sesuai
dengan yang seharusnya. Hal ini mengakibatkan keterlambatan dalam
penyampaian laporan akuntansi yang tidak tepat waktu, sehingga tujuan dari
pengendalian intern tidak dapat tercapai karena informasi yang diperoleh
kurang akurat yang mengakibatkan pihak manajemen koperasi tidak dapat
mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan memunculkan beberapa
pertanyaan yaitu, apakah benar Sistem pengendalian intern berbasis komputer
mampu mengoptimalkan kinerja?, dan apakah dengan Sistem Informasi
Akuntansi yang berkualitas akan menghasilkan pengendalian intern yang baik?
Melihat uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN SISTEM
PENGENDALIAN INTERN BERBASIS KOMPUTER, BERBASIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA CV. SYAHID HUSADA SURABAYA.”
1.2. Batasan Penelitian
Untuk memberikan gambaran penerapan yang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, Penelitian ini memiliki batasan ruang lingkup penelitian
yaitu pemeriksaan terhadap pengendalian aplikasi dan pengendalian umum.
Dan alasan penulis melakukan pemeriksaan hanya pada pengendalian aplikasi
dan pengendalian umum, hal ini dikarenakan keterbatasan dari pihak
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang
masalah diatas, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana Penerapan Sistem Pengendalian Intern Berbasis
Komputer, Berbasis Sistem Informasi Akuntansi pada CV. Syahid
Husada Surabaya.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa jauh penerapan sistem informasi akuntansi
mampu meningkatkan pengendalian intern di perusahaan.
2. Untuk mengadakan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem informasi
akuntansi dan sistem pengendalian intern yang ada diperusahaan.
3. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian yang efektif bisa
diterapkan diperusahaan.
1.5. Manfaat Penelitian
Penyusunan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
diantaranya :
1. Bagi perusahaan
Untuk membantu perusahaan dalam memperbaiki sistem informasi
2. Bagi penulis
Untuk menambah dan memperluas kajian, baik secara teoritis maupun
praktis dalam upaya meningkatkan pengendalian intern dan dapat
memecahkan masalah yang ada dalam perusahaan.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan pertimbangan atau menambah wawasan terutama untuk
yang berminat melakukan penelitian yang berkaitan dengan materi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini yang
dilakukan oleh Ema Purbawanti (2003) dengan judul “Sistem Informasi
Akuntansi Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern ;
Studi Kasus Pada Koperasi Kerajinan Rakyat Kriya Makmur (KOYAMA)
Bojonegoro”. Tujuannya yaitu untuk mengetahui seberapa jauh penerapan
sistem informasi akuntansi mampu meningkatkan pengendalian intern di
perusahaan, untuk mengadakan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem
informasi akuntansi dan sistem pengendalian intern yang ada di
perusahaan, untuk mengetahui apakah sistem pengendalian yang efektif
bisa diterapkan di perushaan. Dan ditemukan kesimpulan bahwa :
1. Pemakaian pengendalian hanya didasarkan pada penggunaan password.
Hal tersebut bisa di indikasikan masih kurang sempurnanya Sistem
Informasi Akuntansi yang diterapkan.
2. Tidak ada pengendalian program. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan
tidak adanya pengendalian program dan data yang ada maka
memungkinkan seseorang yang tidak berwenang mengakses masuk
kedalam file dan merubah program yang ada.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yoppi Arliawan Rosa
(2006) dengan judul “Penerapan Sistem Pengendalian Intern pada Sistem
Informasi Akuntansi Berbasis Komputer di PT. Citra Anugrah Abadi
Surabaya” ditemukan bahwa terdapat kesimpulan penting yang perlu
ditekankan yaitu secara keseluruhan pengendalian kerusakan perangkat
keras di PT. Citra Anugrah Abadi Surabaya tidak diterapkan secara
optimal. Hal tersebut dapat dilihat di PT. Citra Anugrah Abadi Surabaya
tidak menerapkan echo check dan validity check untuk mnghindari tidak
berfungsi dengan normalnya perangkat keras serta adanya dinding
disekitar terminal atau sistem informasi komputer, serta tidak
diterapkannya pengendalian kerusakan perngkat keras lainnya oleh PT.
Citra Anugrah Abadi Surabaya, yaitu read after write check (digunakan
untuk meyakinkan bahwa data yang telah direkam ke media simpanan luar
telah direkam dengan baik dan benar), dual read check (digunakan untuk
meyakinkan bahwa data yang telah dibaca dengan benar), validity check
(digunakan untuk meyakinkan bahwa data yang telah dikodekan dengan
benar). Selain itu pada penelitian yang dilakukan Debby Yunita (2007)
dengan judul “Penerapan Sistem Pengendalian Intern pada Sistem
Informasi Akuntansi Berbasis Komputer di CV. Paramount Balikpapan
Kalimantan Timur” ditemukan bahwa pengendalian organisasi perusahaan
masih belum diterapkan secara optimal dimana tidak adanya perputaran
tugas di bagian keuangan serta terdapat pemisahan fungsi dan tanggung
sedangkan pada pengendalian dokumentasi secara keseluruhan telah
diterapkan secara optimal dimana dapat dilihat dengan adanya dokumen
dasar yang menjadi input pada proses pengolahan data. Dan dengan
adanya dokumen data yang berisi prosedur – prosedur beserta keterangan
masing – masing untuk menjalankan program kerja perusahaan.
Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah :
“Meneliti tentang penerapan pengendalian intern pada sistem informasi
akuntansi berbasis komputer”.
Tabel 2.1 Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah :
NO PENELITI JUDUL SISTEM
1 Ema Purbawanti Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern
cliper, fox pro dan C language
2 Yoppi Arliawan Rosa
Penerapan
Pengendalian Intern Pada Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer di PT. Citra Anugrah Abadi
Surabaya
MYOB
3 Debby Yunita Penerapan Pengendalian Intern Pada Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer di CV. Paramount Balikpapan Kalimantan Timur
Accurate
4 Penulis Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern pada CV. Syahid Husada Surabaya
Microsoft Access
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Dasar Sistem Informasi Akuntansi 2.2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut Widjajanto (2001:2) “sistem adalah sesuatu yang
memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output”. Menurut
Hall (2001:5) “sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau
subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common
purpose)”. Sedangkan menurut Romney (2004:2) “sistem adalah
rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian sistem adalah sekelompok elemen-elemen
komponen atau sumberdaya yang saling berhubungan antara satu dengan
yang lain dan berintegrasi untuk mencapai suatu tujuan bersama.
2.2.1.1.1. Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto (2000:7), suatu sistem mempunyai karakteristik
atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu :
1. Komponen sistem. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat
berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batas sistem. Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan luar sistem. Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun
diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan
luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan lingkungan luar yang
merugikan.
4. Penghubung sistem. Penghubung merupakan media penghubung yang
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke
subsistem yang lainnya antara satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya.
5. Masukan sistem. Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan kedalam
sistem.
6. Keluaran sistem. Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
7. Pengolahan sistem. Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah
atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan
mengubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran sistem. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran
(objective). Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem
2.2.1.1.2. Klasifikasi Sistem
Menurut Jogiyanto (2000:11), sistem dapat diklasifikasikan dari
beberapa sudut pandang diantaranya adalah, sebagai berikut :
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan
sistem fisik (physical system)
Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau
ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik (physical system)
adalah sistem yang ada secara fisik.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem
buatan manusia (human made system)
Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi melalui proses
alam, tidak dibuat manusia. Sedangkan Sistem buatan manusia (human
made system) adalah sistem yang dirancang oleh manusia.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tertentu (probabilistic system)
Sistem tertentu (deterministic system) beroperasi dengan tingkah laku yang
sudah dapat diprediksi. Sistem tak tertentu (probabilistic system) adalah
sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem
terbuka (open system)
Sistem tertutup (closed system) merupakan sistem yang tidak berhubungan
dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem terbuka (open
system) adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya.
2.2.1.1.3. Jenis – jenis Sistem
Meskipun sistem memiliki bermacam-macam bentuk, sistem
tersebut memiliki karakteristik yang universal.
Menurut Krismiaji (2005:3), konsep sistem mengelompokkan sistem ke
dalam empat kelompok, yaitu :
1. Sistem tertutup (Closed systems), yaitu sistem yang secara total terisolasi
dari lingkungannya.
2. Sistem relatif tertutup (Relatively closed systems), yaitu sistem yang
berinteraksi dengan lingkungannya secara terkendali.
3. Sistem terbuka (Open systems), yaitu sistem yang berinteraksi dengan
lingkungan secara tidak terkendali.
4. Sistem Umpan Balik (Feedback control systems), yaitu sistem yang
menggunakan sebagaian output menjadi input untuk proses yang sama
2.2.1.2. Siklus Pengolahan Data
2.2.1.2.1. Siklus Pengolahan Data secara Manual
Menurut Baridwan (1994:4), Untuk mengubah data menjadi
informasi, dilakukan proses pengolahan data. Dalam Sistem Informasi
Akuntansi, proses pengolahan ini dilakukan dengan beberapa tahap
tertentu. Jika Sistem Informasi Akuntansi diproses secara manual (tanpa
mesin), proses pengolahan data dapat dilakukan dalam suatu siklus seperti
dalam gambar berikut ini :
Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data Secara Manual
Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar Laporan
Keuangan
Buku Pembantu
laporan
Sumber : Zaki Baridwan, 1994, Sistem Informasi Akuntansi,
BPFE, Yogyakarta, Edisi kedua, hal : 4
2.2.1.2.2. Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
Menurut Baridwan (1994:5), bila dengan menggunakan mesin
komputer dalam proses pengolahan data, siklus pengolahan data dapat
dipisahkan menjadi tiga yaitu : masukan (input), pengolahan (proses), dan
Siklus pengolahan data akutansi dilakukan dengan komputer dapat
[image:30.612.85.516.177.363.2]digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 : Siklus Pengolahan Data Dengan komputer
INPUT PENGOLAHAN OUTPUT
Bukti transaksi
. jurnal
File transaksi
Buku
besar Laporan keuangan Dan laporan lain
Sumber : Zaki Baridwan, 1994, Sistem Informasi Akuntansi,
BPFE, Yogyakarta, Edisi kedua, hal : 5
2.2.1.3. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana
data di kumpulkan diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada
para pemakai (Hall, 2001:7). Sedangkan menurut Krismiaji (2005:16),
“sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasikan untuk
mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan menyimpan data, dan
cara-cara yang di organisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan
melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem informasi
merupakan sistem atau kerangka kerja dalam suatu organisasi yang
mengolah masukan (data) dari transaksi harian menjadi keluaran
(informasi) yang berupa laporan yang diperlukan, untuk keperluan
pihak-pihak tertentu dalam suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan bertujuan
untuk membantu pengambilan keputusan serta menyajikan informasi yang
layak bagi pihak intern maupun ekstern pada suatu organisasi.
2.2.1.3.1. Tujuan Sistem Informasi
Menurut Hall (2001:18), terdapat tiga tujuan utama yang umum
bagi semua sistem informasi, yaitu :
1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen.
2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.
3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari.
2.2.1.3.2. Komponen Sistem Informasi
Menurut Krismiaji (2005:16) secara garis besar, sebuah sistem
informasi memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut
adalah :
1. Tujuan. Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih
tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.
2. Input. Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam
bahwa dalam perkembanganya, sebuah sistem informasi akuntansi tidak
hanya mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan saja, namun
juga mengolah data dan menghasilkan informasi non keuangan.
3. Output. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem adalah output.
Output sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan
keuangan dan laporan internal seperti daftar umur piutang, anggaran, dan
proyeksi arus kas.
4. Penyimpanan Data. Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa
mendatang. Data yang tersimpan ini harus diperbaharui (update) untuk
menjaga keterkinian data.
5. Pemrosesan. Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan
menggunakan komponen pemroses. Saat ini sebagaian besar perusahaan
mengolah datanya dengan menggunakan komputer, agar dapat dihasilkan
informasi secara cepat dan akurat.
6. Instruksi dan Prosedur. Sistem informasi tidak dapat memproses data
untuk menghasilkan informasi tanpa instuksi dan prosedur rinci. Program
komputer dibuat untuk menginstruksikan komputer melakukan pengolahan
data.
7. Pemakai. Orang yang berinteraksi dengan sistem dan mneggunakan
informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai. Misal :
karyawan yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan yang
8. Pengamanan dan Pengawasan. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah
sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan, dan
terlindung dari akses secara tidak sah.
2.2.1.3.3. Pengembangan Sistem Informasi
Menurut Wilkinson (1993:14), siklus pengembangan sistem terdiri
atas beberapa tahap, antara lain :
1. Perencanaan sistem, meletakan dasar bagi sistem informasi baru, atau
sistem informasi hasil revisi. Tahap ini meliputi persiapan rencana sistem
induk disamping juga usulan proyek sistem untuk melaksanakan rencana
tersebut.
2. Analisis sistem, meliputi survei dan analisis terhadap sistem informasi
yang sekarang. Tahap ini akan menentukan informasi yang diperlukan
para pengguna dari sistem yang baru, serta persyaratan teknis dari sistem
itu sendiri.
3. Desain sistem, meliputi penentuan spesifikasi (yaitu, jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan mengenai desain yang dikemukakan pada bagian
sebelumnya) yang memenuhi kebutuhan dan persyaratan yang ditentukan
selama tahap analisis sistem.
4. Justifikasi dan Seleksi sistem, meliputi analisis rinci mengenai manfaat dan
biaya desain sistem tertentu.
5. Implementasi sistem, terdiri dari langkah-langkah penyelesaian rincian
2.2.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Simamora (2002:204) “Sistem Informasi Akuntansi
merupakan himpunan sumber daya, seperti orang-orang dan perlengkapan
yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan dan data lainnya
kedalam informasi”. Sedangkan menurut Weygandt (2007:395) “Sistem
Informasi Akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan dan memproses
transaksi-transaksi data dan menyampaikan informasi keuangan kepada
pihak-pihak tertentu”. Sistem Informasi Akuntansi (Widjajanto, 2001:4)
adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer
dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan
laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan
manajemen.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem
Informasi Akuntansi merupakan komponen atau sumberdaya yang
dimiliki perusahaan dengan mengumpulkan dan mengolah data transaksi
guna menghasilkan informasi akuntansi keuangan maupun non keuangan
yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
2.2.1.4.1. Ruang Lingkup Sistem Informasi Akuntansi
Sejak perkembangan teknologi komputer yang dapat mengolah
data dengan cepat, tepat dan tidak mengenal lelah, berkembang pula
pemakai-pemakai informasi tersebut. Komputer merupakan alat bantu
yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan ini. Peranan komputer
sekarang terasa sangat besar bila benar-benar dapat memanfaatkannya dan
sistem informasi sekarang selalu dikaitkan dengan penggunaan komputer.
Sekarang, sistem informasi tidak hanya terlibat dalam aspek
finansial saja, tetapi aspek manajemen juga lebih ditekankan. Sistem
Informasi Akuntansi sekarang melibatkan tidak hanya sistem akuntansi
keuangan (financial accounting), tetapi juga sistem akuntansi manajerial
(managerial accounting). Jadi sebenarnya Sistem Informasi Akuntansi
adalah sistem akuntansi dengan pengembangan informasi lebih luas
dengan lebih menekankan informasi kepada manajemen tanpa mengurangi
informasi kepada pihak luar (Jogiyanto, 2000:53).
2.2.1.4.2. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi
Melalui informasi yang dihasilkannya, Sistem Informasi Akuntansi
mempunyai tiga tujuan utama (Wilkinson, 2000) seperti yang dikutip
dalam Jogiyanto (2005:227) adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari. (to support the day-to-day
operations).
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen. (to support decisions
making by internal decision makers).
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan
Menurut Husein (2004:13), dengan adanya Sistem Informasi
Akuntansi, maka manfaat yang bisa diperoleh adalah :
1. Efisiensi meningkat dalam proses fisiknya.
2. Keakuratan dan kekinian (currency) data.
3. Kualitas produk dan jasa yang meningkat.
4. Kualitas perencanaan dan pengawasan yang meningkat.
2.2.1.4.3. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney (2004:3), suatu Sistem Informasi Akuntansi
memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktifitas-aktifitas yang
dilaksanakan oleh organisasi, agar pihak manajemen, para pegawai, dan
pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review)
hal-hal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen
untuk membuat keputusan dalam aktifitas perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset
organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data
2.2.1.4.4. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney (2004:3), Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari
lima komponen :
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan
berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang
dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data
tentang aktifitas-aktifitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan
pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
2.2.1.4.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Baridwan (1994:7) terdapat berberapa faktor yang perlu
diperhitungkan dalam menyusun Sistem Informasi Akuntansi.
Faktor-faktor itu merupakan hal diluar sistem akuntansi, tetapi menentukan
keberhasilan dari suatu sistem. Faktor-faktor itu antara lain adalah :
1. Perilaku manusia dalam organisasi
Hal ini disebabkan karena sistem informasi tidak dapat berjalan tanpa
manusia, perilaku manusia meliputi faktor-faktor psikologis karyawan
baik yang melaksanakan proses data maupun pihak yang menerima
2. Metode kuantitatif yang digunakan
Metode seperti analisis regresi, dan metode statistik lainnya merupakan
alat bantu yang penting bagi manajemen dalam rangka melaksanakan
tugasnya dan mengambil keputusan.
3. Penggunaan komputer
Penggunaan komputer ditujukan sebagai alat bantu untuk mempermudah
pemrosesan atau memanipulasi data.
2.2.1.4.6. Ancaman atas Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney (2004:223), empat jenis ancaman yang dihadapi
[image:38.612.115.552.413.642.2]perusahaan, antara lain :
Tabel 2.2
Ancaman-ancaman atas Sistem Informasi Akuntansi
Sumber : Romney, Marshall dan Steinbart, 2004, Accounting Information Systems. Buku
1, Edisi Kesembilan, Salemba Empat, Jakarta, hal : 223.
Ancaman Contoh
Kehancuran karena bencana alam dan politik.
Kebakaran atau panas berlebih. Banjir, Gempa bumi, Badai angin. Kesalahan pada software dan tidak
berfungsinya peralatan.
Kegagalan hardware.
Kesalahan / kerusakan Software. Kegagalan Sistem operasi.
Tindakan tidak sengaja. Kecelakan yang disebabkan oleh manusia, kegagalan untuk mengikuti
Masyarakat telah semakin tergantung pada Sistem Informasi
Akuntansi, yang juga telah berkembang semakin kompleks untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan atas informasi. Sejalan dengan
peningkatan kompleksitas sistem dan ketergantungan pada sistem tersebut,
perusahaan menghadapi peningkatan risiko atas sistem mereka.
2.2.1.4.7. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001:19), tujuan umum pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability).
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
Sistem Informasi Akuntansi yang baik tidak terbentuk begitu saja.
Sistem ini direncanakan, dirancang, dipasang, dikelola, dan
disempurnakan secara cermat. Sistem Informasi Akuntansi perlu ditelaah
secara berkala guna melihat kemungkinan perlunya dilakukan revisi
supaya sistem senantiasa dapat mengikuti perubahan kebutuhan informasi
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi melibatkan empat langkah:
1. Analisis. Analisis adalah titik awal dalam mengidentifikasikan
sumber-sumber dari informasi yang dibutuhkan serta pencatatan dan prosedur
mengenai pengumpulan dan pelaporan data.
2. Desain. Sistem baru harus dibangun dari dasar formulir dan dokumen
didesain (dibuat).
3. Implementasi (penerapan). Implementasi sistem baru atau yang telah
direvisi memerlukan dokumen-dokumen, prosedur-prosedur, dan peralatan
pemrosesan di-instal dan dioperasikan.
4. Tindak lanjut. Setelah sistem dimunculkan dan berjalan, sistem tersebut
harus diawasi dalam hal kelemahannya, efektifitasnya harus dibandingkan
dengan desain dan tujuan organisasi.
2.2.1.4.8. Kesalahan-kesalahan yang Terjadi dalam Sistem Informasi Akuntansi
Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam SIA biasanya terjadi oleh
dua sebab, yaitu kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dan kesalahan
yang disengaja. Kesalahan-kesalahan tidak disengaja umumnya terjadi
pada proses aplikasi pengolahan data, seperti misalnya salah memasukkan
kode, salah nilainya dan lain sebagainya. Umumnya kesalahan ini
disebabkan ketidaktelitian. Yang paling kritis adalah kesalahan-kesalahan
pencurian atau penyelewengan terhadap harta kekayaan milik perusahaan
(Jogiyanto, 2000:385).
2.2.1.5. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Informasi Manajemen
Pada organisasi yang kecil, Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
hampir mewakili semua Sistem Informasi Manjemen (SIM), atau dengan
kata lain SIA adalah SIM dan SIM adalah SIA. Pada organisasi yang
besar, SIA merupakan subsistem dari SIM. SIA merupakan subsistem
yang terbesar dari SIM.
SIM menangani semua data yang masuk di dalam organisasi dan
menghasilkan semua informasi yang dibutuhkan oleh tingkatan
manajemen. Informasi yang dihasilkan oleh SIM dapat berupa informasi
keuangan dan informasi yang dihasilkan dari pengolahan data transaksi
yang bukan bersifat keuangan. SIA sebagai subsistem yang terbesar dalam
SIM, memegang peranan yang sangat penting. Sehingga utuk mempelajari
SIA, perlu juga mempelajari SIM dan sebaliknya (Jogiyanto, 2000:53).
2.2.1.6. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer
Dewasa ini, sebagian besar organisasi menyelenggarakan
pekerjaan akuntansi mereka dengan komputer elektronik daripada dengan
metode akuntansi manual. Sistem akuntansi berbasis komputer
keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi
informasi yang bermanfaat (Bodnar, 2000:4).
Menurut Simamora (2002:222), keunggulan dan kelemahan sistem
akuntansi terkomputerisasi, yaitu :
1. Keunggulan sistem akuntansi terkomputerisasi adalah :
a. Kecepatan yang lebih tinggi. Komputer biasanya beroperasi dengan
kecepatan yang sangat tinggi, kecepatan yang dimaksud adalah operasi
yang berlangsung didalam CPU (Central Processing Unit).
b. Transaksi dicatat secara simultan. Sistem akuntansi terkomputerisasi
menyederhanakan proses penyimpanan catatan akuntansi.
c. Sistem akuntansi terkomputerisasi biasanya lebih akurat. Sistem
komputer tidak bakal melakukan kesalahan yang lazim terjadi seperti
kesalahan matematis, kesalahan pembukuan, dan kesalahan pencatatan
jurnal.
2. Kelemahan sistem akuntansi terkomputerisasi adalah :
a. Kegagalan piranti keras dan lunak. Semua mesin mengandung
kemungkinan terhenti atau macet. Begitu pula dengan komputer,
akibatnya dapat sangat merugikan.
b. Penipuan. Sifat sistem komputer dapat menyebabkan penipuan (fraud)
menjadi sulit dideteksi, dan kadang kala lebih mudah dilakukan.
c. Sabotase. Karena informasi lazimnya disimpan secara terpusat pada
d. Besarnya biaya. Investasi yang dikeluarkan perusahaan dalam
membangun sistem terkomputerisasi sangat besar.
2.2.2. Pengendalian Intern
2.2.2.1. Pengertian Pengendalian Intern
Pengertian pengendalian intern adalah rencana organisasi dan
metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva,
menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki
efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen
(Krismiaji, 2005:218).
Sedangkan menurut Baridwan (1994:47) “pengendalian intern
adalah pengawasan intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara
serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan
dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi
didalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan
manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu”.
Dari beberapa pemahaman diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta
tindakan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengamankan aktiva
perusahaan, mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi,
meningkatkan efisiensi dan mendorong agar kebijakan manajemen
2.2.2.2. Elemen – elemen Pengendalian Intern
Suatu konsep umum sistem pengendalian intern mempunyai
elemen-elemen dasar yang dapat berlaku umum hampir pada semua SIA.
Bila elemen-elemen dasar ini tidak ada atau kurang berfungsi, maka SIA
akan lemah pengendalian internnya. Menurut Jogiyanto (2000:381),
elemen-elemen dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Karyawan yang jujur dan cakap.
2. Adanya pemisahan tugas dan garis wewenang dan tanggung jawab yang
jelas.
3. Prosedur yang tepat untuk pemberian wewenang.
4. Dokumen dan catatan yang lengkap.
5. Pengawasan fisik yang cukup terhadap aktiva dan catatan.
2.2.2.3. Klasifikasi Pengendalian
Menurut Krismiaji (2005:220), prosedur pengendalian dapat
diklasifikasikan kedalam beberapa klasifikasi, sebagai berikut :
1. Menurut Tujuannya. Pengendalian dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Pengendalian Preventif, dimaksudkan untuk mencegah masalah
sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi.
b. Pengendalian Detektif, untuk menemukan masalah segera setelah
masalah tersebut terjadi.
c. Pengendalian Korektif, dimaksudkan untuk memecahkan masalah
2. Menurut Waktu Pelaksanannya.Pengendalian dibagi dua kelompok, yaitu :
a. Pengendalian umpan balik (Feedback control) adalah pengendalian
yang masuk dalam kelompok pengawasan detektif, karena jenis
pengawasan ini mengukur sebuah proses dan menyesuaikannya
apabila terjadi penyimpangan dari rencana semula.
b. Pengendalian dini (Feedforward control) adalah pengendalian yang
termasuk dalam kelompok pengendalian preventif, karena jenis
pengawasan ini memonitor proses dan input untuk memprediksi
kemungkinan masalah yang akan terjadi (potential problems).
3. Menurut Obyek yang Dikendalikan. Pengawasan dilakukan menjadi dua,
yaitu :
a. Pengawasan umum, adalah pengawasan yang dirancang untuk
menjamin bahwa lingkungan pengawasan organisasi mantap dan
dikelola dengan baik untuk meningkatkan efisiensi pengawasan
aplikasi.
b. Pengawasan aplikasi, adalah pengawasan yang digunakan untuk
mencegah, mendeteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat
transaksi tersebut diproses.
4. Menurut Tempat Implementasi dalam Siklus Pengolahan Data.
Pengawasan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Pengawasan Input, dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang
sah (valid), akurat, dan diotorisasi saja yang dimasukkan kedalam
b. Pengawasan Proses, dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi
diproses secara akurat dan lengkap, dan semua file dan record di
update secara tepat.
c. Pengawasan Output, dirancang untuk menjamin bahwa keluaran
sistem diawasi dengan semestinya.
2.2.2.4. Aktivitas-aktivitas Pengendalian
COSO (Committe of Sponsoring Organization) adalah kelompok
sektor swasta yang terdiri dari American Accounting Association (AAA),
AICPA, Institute of Internal Auditors, Institute of Management
Accountants, dan Financial Executives Institute. Menurut COSO
komponen dari model pengendalian intern adalah kegiatan-kegiatan
pengendalian, yang merupakan kebijakan dan peraturan yang
menyediakan jaminan yang wajar, bahwa tujuan pengendalian pihak
manajemen dapat dicapai. Menurut Romney (2004:236),
prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut ini :
1. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai.
2. Pemisahan tugas.
3. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai.
4. Penjagaan aset dan catatan yang memadai.
2.2.2.5. Lingkungan Pengendalian
Menurut Romney (2004:232), lingkungan pengendalian terdiri dari
faktor-faktor berikut ini :
1. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika.
2. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi.
3. Struktur organisasional.
4. Badan audit dewan komisaris.
5. Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab.
6. Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia.
7. Pengaruh-pengaruh eksternal.
2.2.2.6. Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan untuk memberikan jaminan yang layak bahwa tujuan khusus
organisasi akan dicapai. Menurut Krismiaji (2005:219), struktur
pengendalian intern ini memiliki tiga elemen, yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menggambarkan efek kolektif dari berbagai
faktor pada penetapan, peningkatan, atau penurunan efektivitas prosedur
dan kebijakan khusus.
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi terdiri atas metode dan catatan yang ditetapkan untuk
dan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara
akuntabilitas aktiva dan kewajiban yang terkait.
3. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang ditambahkan
ke lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah ditetapkan
oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang layak bahwa tujuan
khusus organisasi akan dicapai.
2.2.2.7. Pengendalian – Pengendalian di Sistem Informasi Berbasis komputer
Pengendalian-pengendalian yang ada di sistem informasi yang
berguna untuk mencegah dan mendeteksi gangguan-gangguan yang akan
terjadi. Menurut Romney (2004:280), pengendalian-pengendalian di
sistem informasi berbasis komputer adalah :
I. Pengendalian Umum
Pengendalian-pengendalian secara umum merupakan
pengendalian-pengendalian sistem teknologi informasi yang paling luar yang harus
dihadapi terlebih dahulu oleh pemakai sistem informasi. Jika
pengendalian-pengendalian secara umum dapat dilewati, maka
pengendalian-pengandalian aplikasi dapat diaktifkan.
Pengendalian-pengendalian umum ini terdiri dari :
I.1. Pengendalian Organisasi
Pengendalian organisasi yang baik dapat menciptakan perencanaan yang
diharapkan. Pengendalian ini dapat dicapai bila ada pemisahan tugas dan
tanggung jawab yang tegas. Pemisahan ini dapat berupa pemisahan tugas
dan tanggung jawab antara departemen atau didalam departemen sistem
informasi itu sendiri. Fungsi-fungsi utama dalam departemen sistem
informasi akuntansi harus dipisahkan tugas dan tanggung jawabnya.
Fungsi-fungsi tersebut diantaranya :
a. Bagian pengontrol data, berfungsi sebagai penengah antara
departemen departemen lainnya dengan departemen sistem informasi
b. Bagian yang mempersiapkan data, berfungsi untuk mempersiapkan
data, melengkapinya an memverifikasi kebenarannya, sehingga siap
untuk dimasukkan ke dalam sistem.
c. Bagian operasi komputer merupakan bagian yang berfungsi mengolah
data sampai dihasilkan laporan.
d. Bagian penyimpanan data, berfungsi menjaga ruangan penyimpanan
data yang disebut perpustakaan data, dimana merupakan tempat data
dan program tersebut disimpan dalam bentuk media simpanan luar.
e. Bagian pemrograman dan pengembangan sistem informasi didalam
pembuatan programan dan pengembangan sistem informasi.
f. Bagian pusat informasi (information center atau IC) dibuat dengan
maksud untuk membantu para manjernya membuat program aplikasi
sendiri untuk keperluan end user computing (EUC) atau end user
I.2. Pengendalian Dokumentasi
Dokumentasi dapat berisi tentang deskripsi-deskripsi,
penjelasan-penjelasan, bagan alir, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, dan
contoh-contoh obyek dari sistem informasi. Menurut Romney (2004:271),
dokumentasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Dokumentasi yang disimpan di bagian akuntansi yaitu dokumentasi
dasar, dokumen daftar rekening, dan dokumentasi prosedur manual.
b. Dokumentasi yang ada dibagian pengolahan yaitu : dokumentasi
prosedur, dokumentasi sistem, dokumentasi program, dokumentasi
operasi dan dokumentasi data.
I.3. Pengendalian Kerusakan Perangkat Keras
Pengendalian perangkat keras (hardware) merupakan pengendalian yang
sudah dipasang di dalam komputer oleh pabrik pembuatnya untuk
mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya perangkat keras. Menurut
Romney (2004:287), pengendalian ini dapat berupa :
a. Pemeriksaan gaung (echo check), merupakan bertujuan untuk
menyakinkan bahwa alat-alat input atau output seperti printer, tape
drive, disk drive, dan sebagainya masih tetap berfungsi dengan
memuaskan bila dipergunakan.
b. Pemeriksaan baca setelah rekam (read after write check) bertujuan
untuk menyakinkan bahwa data yang telah direkam ke media
c. Pemeriksaan baca ulang (dual read check) bertujuan untuk
menyakinkan apakah data yang telah dibaca dengan benar.
d. Pemeriksaan validitas (falidity check), bertujuan untuk menyakinkan
bahwa data yang dikodekan dengan benar.
I.4. Pengendalian Keamanan Fisik
Menurut Romney (2004:282-287), pengendalian keamanan fisik dapat
dilakukan sebagai berikut :
1. Pengawasan terhadap pengaksesan fisik.
Pengawasan ini merupakan proteksi yang berupa pembatasan terhadap
orang-orang yang akan masuk ke bagian yang penting. Pengawasan ini
dapat dilakukan dngan cara :
a. Penempatan keamanan
b. Pengisian agenda kunjungan
c. Penggunaan tanda pengenal
d. Penggunaan kamera pengawas
2. Pengaturan lokasi fisik
Pengendalian lokasi fisik merupakan salah satu yang terpenting dari
ruang komputer dapat berupa :
a. Lokasi yang tidak terganggu oleh lingkungan
b. Gedung yang terpisah
c. Tersedianya fasilitas cadangan
d. Penempatan alat-alat pengaman, seperti : alat pemadam kebakaran
berisi accu yang dapat digunakan untuk mengatasi bila arus listrik
tiba-tiba terputus
e. Pendingin ruangan, berfungsi untuk mengatur temperatur dalam
ruangan. Komputer mainframe yang besar biasanya membutuhkan
temperatut yang cukup dingin untuk mendinginkan sirkuitnya.
I.5. Pengendalian Keamanan Data
Menurut Romney (2004:304-309), keamanan data diartikan sebagai upaya
menjaga integritas dan kerahasiaan data, yang merupakan sumber data
penting bagi perusahaan. Hal tersebut merupakan pencegahan terhadap
keamanan data yang tersimpan agar tidak rusak, hilang dan dapat diakses
oleh orang yang tidak berkepentingan. Ada beberapa cara pengendalian
yang telah banyak diterapkan, diantaranya :
a. Dipergunakan Data Log. Agenda (log) dapat digunakan pada proses
pengolahan data untuk memonitor, mencatat dan mengidentifikasikan
data.
b. Proteksi File
Ada beberapa alat yang telah tersedia untuk menjaga file dari
penggunaan yang tidak benar, diantaranya :
1. Cincin proteksi pita magnetik (tape protection ring). Cincin ini
digunakan pada pita magnetik yang dapat memproteksinya dari
data yang telah lama tertindih dengan data yang baru sehingga data
2. Write protec tab. Suatu tab yang dapat digeser naik dan turun di
disket untuk membuat disket hanya dapat dibaca.
3. Label eksternal dan label internal. label eksternal merupakan label
yang ditampilkan diluar bungkus untuk menunjukkan isi darinya
supaya tidak salah tumpang, sedangkan label internal menunjukkan
informasi yang direkam disimpanan luar berupa informasi tentang
nama dan nomor dan simpanan luar.
4. Read only storage, yaitu alat penyimpanan luar dimana data yang
tersimpan didalamnya hanya dapat dibaca saja.
c. Pembatasan Pengaksesan
Bertujuan untuk mencgah personel yang tidak berwenang untuk
mengakses data, dapat dengan cara :
1. Isolasi fisik (pemisahan secara fisik)
2. Otorisasi dan identifikasi
3. Automatic lockout. Untuk mencegah seseorang mencoa password
secara berulang-ulang, biasanya mencoba password hanya
diberikan kesempatan tiga kali
4. Pembatasan pemakaian
5. Mengunci keyboard
d. Data back up dan recovery
Back up adalah salinan dari file atau database ditempat yang terpisah,
sedangkan recovery adalah file atau database yang telah dibetulkan
penyebab yang dapat mengakibatkan kerusakan, kesalahan atau
kehilangan data, yaitu :
1. Disebabkan oleh kesalahan program (program eror)
2. Disebabkan oleh kesalahan perangkat lunak system (systems
software error)
3. Disebabkan oleh kegagalan perangkat lunak (systems hardware
errors)
4. Disebabkan oleh kesalahan prosedur (prosedured error)
5. Disebabkan oleh kegagalan lingkungan (environmental failure)
Ada beberapa strategi untuk melakukan back up dan recovery, yaitu :
1. Strategi kakek-bapak-anak (grandfather-father-son) biasanya
digunakan untuk file yang berada di media simpanan luar pita
magnetic
2. Strategi pencatatan ganda yang dilakukan dengan menyimpan dua
buah salinan database yang lengkap secara terpisah.
3. Strategi dumping dilakukan dengan menyalinkan semua atau
sebagian dari database ke media back up yang lain dapat berupa
II. Pengendalian Aplikasi
Menurut Romney (2004:297-298), pengendalian aplikasi dirancang untuk
memenuhi persyaratan pengendalian khusus setiap aplikasi dengan tujuan
:
a. Menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti
b. Menjamin bahwa pengolahan data transaksi benar dan sesuai dengan
keadaan
c. Menjamin bahwa aplikasi dapat terus menerus berfungsi.
Ada empat aktivitas dalam pengendalian aplikasi antara lain :
a. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan
b. Pemusatan fungsi yang memadai
c. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup
d. Prosedur otorisasi yang memadai
Pengendalian aplikasi mencakup tiga pengendalian, yaitu :
II.1. Pengendalian Masukan (Input Control)
Menurut Romney (2004:299-300), pemasukan data merupakan tahap yang
paling penting karena :
a. Adanya istilah GIGO (garbage in garbage out), yang berarti jika tidak
memulai dengan tidak baik, informasi yang dihasilkan pun tidak akan
baik pula.
b. Kesalahan akan lebih mudah dikoreksi di tahap masukan.
c. Masukan data harus bebas dari kesalahan karena jika sudah melewati
Menurut Romney (2004:302-304), yang terlibat dalam data masukan,
yaitu :
a. Data capture (perolehan data) yang merupakan proses identifikasi dan
pencatatan kejadian nyata yang telah terjadi akibat transaksi yang
dilakukan oleh orang. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan :
1. Nomor urut cetak
2. Kaji ulang data
3. Verifikasi data
b. Data entry (pemasukan data) merupakan proses pembacaan atau
masukan data kedalam computer. Pengendalian pada tahap ini
diantaranya :
1. Field check. Berfungsi untuk mengecek kebenaran karakter yang
terdapat dalam suatu field. Sebagai contoh : pengecekan untuk
field yang berbentuk angka akan memberikan isyarat kesalahan
apabila isi field tersebut ternyata bukan angka.
2. Sign check. Berfungsi untuk menentukan apakah tanda hitung data
dalam suatu sudah benar. Sebagai contoh : unit barang yang dijual
harus bernilai positif, jika negative berarti salah, sehingga proses
penjumlahan terhadap hasil akhir dapat dilakukan dengan benar.
3. Sequence check. Berfungsi untuk menguji apakah suatu kelompok
data telah memiliki urutan nomor dan abjad yang benar. Sebagai
contoh : data nama pelanggan apakah telah sesuai dengan nomor
4. Validity check. Berfungsi untuk membandingkan nomor
identifikasi atau kode transaksi dengan nomor atau kode yang sah.
Misalnya pada gaji pegawai dengan nomor induk pegawai 1154
harus dicek master file pegawai untuk menentukan apakah pegawai
1154 itu memang ada dan bekerja untuk CV. Syahid Husada
Surabaya.
5. Limit check. Berfungsi untuk mengecek jumlah angka agar tidak
melampaui suatu limit yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Misalnya field yang berisikan jam kerja untuk input proses gaji
bulanan pegawai yang dibandingkan dengan jumlah jam kerja yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
6. Echo check. Data yang diketikkan pada keyboard untuk
dimasukkan computer akan ditampilkan (echo) pada layer
terminal. Misalnya jika kita ingin mengetahui data-data
keseluruhan tentang pegawai, kita dapat melihatnya dengan
memasukkan nama pegawainya saja.
7. Existence check. Kode yang dimasukkan dibandingkan dengan
daftar kode-kode yang valid atau sudah deprogram. Misalnya
dalam hal pengiriman barang, yang telah terbagi dalam kantor
cabang I (01), dan kantor cabang II (02). Bila dimasukkan kode
8. Logical check. Hubungan antara item-item data input harus sesuai
dan masuk akal. Misalnya : L untuk Laki-laki dan P untuk
Perempuan.
9. Range check. Nilai yang dimasukkan juga dapat diseleksi supaya
tidak keluar dari jangkauan nilai sudah ditentukan. Misalnya : kode
rekening yang tersedia di perusahaan mulai 1111 sampai dengan
4111. Jika kita memasukkan lebih atau kurang dari nomor yang
telah ditentukan maka akan ada peringatan.
10. Self-checking digital check. Adalah pengecekan untuk memeriksa
kebenaran dari digit-digit yang dimasukkan. Self checking digital
check hanya bisa diisi dengan angka tidak bisa abjad.
11. Label check. Untuk menghindari kesalahan penggunaan kesalahan
file. Misalnya : setiap file yang disimpan di disket atau pada CD
harus diberi nama atau keterangan pada tampilan luar.
12. Batch control total check. Umumnya diterapkan pada pengolahan
data dengan metode bacth processing, yaitu transaksi dikumpulkan
terlebih dahulu selama satu periode tertentu dan bersama-sama
digunakan untuk meng-update file induk. Misalnya total dari
keseluruhan kas yang masuk.
II.2. Pengendalian Proses (proses control)
Pengendalian proses bertujuan untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang
terjadi selama proses pengolahan data yang dilakukan setelah pemasukkan
kesalahan-kesalahan yang umumnya disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam program
diantaranya sebagai berikut :
1. Logika program yang tidak lengkap
2. Penanganan pembulatan yang salah. Permasalahan pembulatan terjadi
bila tingkat ketepatan yang diinginkan dari perhitungan aritmatika
lebih kecil dari tingkat ketepatan yang terjadi.
3. Kesalahan akibat kehilangan atau kerusakan record.
4. Kesalahan urutan data.
5. Kesalahan logika program. Merupakan kesalahan yang sering terjadi
apalagi bila