HANDPHONE MOTOROLA
DI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Oleh:
Ary Hardianto 0612010165 / FE /EM
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN` JAWA TIMUR
2010
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
HANDPHONE MOTOROLA
DI SURABAYA
Yang diajukan
Ary Hardianto 0612010165 / FE /EM
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. H. R. A. Suwedi, MS Tanggal : ………..
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
DRS. EC. SAIFUL ANWAR, Msi. NIP. 030 194 437
SKRIPSI
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DI SURABAYA
Disusun oleh: Ary Hardianto 0612010165 / FE /EM Telah Dipertahankan Dihadapan
Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
pada tanggal 17 Desember 2010.
Pembimbing Tim Penguji
Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. H. R. A. Suwedi, MS Dra.Ec.Hj.Luky Susilowaty,MP Sekretaris
Drs. Ec. H. R. A. Suwedi, MS Anggota
Drs.Ec.Pandji Sugiono, MM Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE,MM. NIP. 030 202 389
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
Dengan memanjatkan puji syukur kepada allah swt, atas rahmat dan
hidayah-nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul :
“PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (Studi Pada Minuman Isotonik
Vitazone di Alfamart Tropodo)”
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil
maupun materiil, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. Ec. Suhartuti, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran “Jawa Timur.
6. Kepada kedua orang tuaku beserta adikku yang telah memberikan dukungan
baik moril ataupun material.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran
dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surabaya, November 2011
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 10
2.2.1. Pengertian Pemasaran... 10
2.3. Perilaku Konsumen... 11
2.4. Kualitas Produk ... 21
2.5. Kepuasan Pelanggan... 23
2.6. Customer Loyalty ... 25
2.7. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan... 28
2.7.1. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan... 29
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
2.9. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
3.1.1. Pengukuran Variabel ... 33
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 33
3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 34
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 43
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 43
4.2 Deskripsi Karakteristik Responden... 46
4.3. Hasil penelitian... 47
4.3.1. Uji Outlier Multivariate... 47
4.3.2. Uji Reliabilitas ... 49
4.3.3. Uji Validitas ... 49
4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted... 49
4.3.4. Evaluasi Normalitas ... 51
4.3.5. Evaluasi Model One – Step Approach to SEM... 51
4.3.6. Uji Kausalitas ... 55
4.4. Pembahasan... 55
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iii
5.1. Kesimpulan ... 59
5.2. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. laporan penjualan minuman isotonik Vitazone
Bulan Juli – Desember 2010...5
Tabel 1.2. TBI Produk Minuman Isotonik Vitazone Tahun 2009 – 2011 ...6
Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin...46
Tabel 4.2. Identitas Responden Menurut Jenis Pekerjaan...46
Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier Multivariate ...47
Tabel 4.4. Pengujian Reliability Consistency Internal...48
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas...49
Tabel 4.6. Construct Reliability & Variance Extrated ...50
Tabel 4.7. Assessment of Normality ...51
Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ...52
Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ...53
Tabel 4.10. Data Uji Kausalitas ...54
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1: Model Pengukuran dan Struktural ...52
Gambar 4.2: Model Pengukuran dan Struktural ...53
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS
PELANGGAN MINUMAN ISOTONIK
VITAZONE DI ALFAMART
TROPODO
Herlambang Wida Kaloka
ABSTRAK
Loyalitas pelanggan merupakan aset berharga bagi perusahaan, agar perusahaan dapat memenangkan persaingan maka perusahaan tersebut harus meningkatkan loyalitas pelanggan dan menjalin hubungan mesra dengan pelanggan. Sangat penting pula mempertahankan kualitas, karena kualitas yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan untuk mempertahakan pelanggannya, dimana produk yang baik akan menimbulkan keputusan membeli dan nantinya berdampak pada peningkatan loyalitas pelanggan. Karena semakin tinggi kualitas produk yang diterima pelanggan maka semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang membeli Vitazone di Alfamart Tropodo. penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Probability sampling yaitu dengan purposive Sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sampel, dengan jumlah 104 pelanggan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.
Keywords : kualitas produk, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pada saat ini perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat
ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang
semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada
umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup,
mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta dapat
memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing dimana untuk
mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari usaha pemasaran yang harus
dipikirkan dan direncanakan sebelum produk. Menyadari hal itu, pemasaran
merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk
mencapai tujuan.
Kesuksesan dalam persaingan akan dapat dipenuhi apabila
perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Tjiptono,
2006: 9). Produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing merupakan
kunci utama dalam memenangkan persaingan, yang pada akhirnya akan
dapat memberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada pelanggan.
Seorang penjual harus memberikan kualitas produk yang dapat diterima
karena jika tidak, pelanggan akan segera beralih kepada pesaing
(Kurniawan, 2009: 1).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Menurut Kotler (2000:36) menyebutkan kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesannya terhadap kinerja (hasil) sesuatu produk dengan harapannya.
Kepuasan adalah semacam langkah perbandingan antara pengalaman dengan
hasil evaluasi, dapat menghasilkan sesuatu yang nyaman secara rohani,
bukan hanya nyaman karena dibayangkan atau diharapkan. Puas atau tidak
puas bukan merupakan emosi melainkan sesuatu hasil evaluasi dari emosi.
Penelitian mengenai kepuasan konsumen menjadi topik sentral dalam dunia
riset pasar dan berkembang pesat. Konsep berpikir bahwa kepuasan
konsumen akan mendorong meningkatnya profit adalah bahwa konsumen
yang puas akan bersedia membayar lebih untuk “produk” yang diterima dan
lebih bersifat toleran akan kenaikan harga. Hal ini tentunya akan
meningkatkan margin perusahaan dan kesetiaan konsumen pada perusahaan.
Konsumen yang puas akan membeli “produk” lain yang dijual oleh
perusahaan, sekaligus menjadi “pemasar” yang efektif melalui Word of mouth yang bernada positif. Hal ini dapat membantu meningkatkan
penjualan dan kredibilitas perusahaan, namun perlu diingat bahwa ternyata
peningkatan market share tidak selamanya sesuai dengan peningkatan
kepuasan konsumen, bahkan dalam banyak hal atau kasus yang terjadi
adalah justru kebalikannya,.
Harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman pembelian
terdahulu, komentar teman dan kenalannya, serta informasi dan janji
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
pemasar. Apabila pemasar menaikkan harapan pelanggan terlalu tinggi,
pembeli mungkin akan kecewa jika perusahaan gagal memenuhinya. Di lain
pihak, jika perusahaan menetapkan harapan pelanggan terlalu rendah, maka
perusahaan tidak dapat menarik cukup banyak pembeli, meskipun yang
membeli akan puas.
Manajemen selalu berusaha untuk memberikan kualitas pelayanan
yang terbaik bagi konsumen, kualitas yang diberikan oleh manajemen, akan
menimbulkan persepsi pelanggan terhadap kualitas yang diberikannya.
Sering kali terdapat perbedaan antara harapan pelanggan dengan persepsi
pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh manajemen,
untuk mengetahui Kepuasan Konsumen, perlu dilakukan evaluasi terhadap
kinerja khususnya kualitas layanan dari pelanggannya. Maka dari itu untuk
menghadapi selera yang semakin beragam, perusahaan dituntut untuk selalu
meningkatkan inovasi dan peka terhadap perubahan dan keinginan pasar,
sehingga mampu memberikan derajat kepuasan yang memenuhi harapan
pelanggan.
Loyalitas konsumen secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas sesuatu produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas
konsumen merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen
dalam menggunkan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh
pihak perusahaan, serta untuk tetap menjadi konsumen dari perusahaan
tersebut. loyalitas adalah bukti konsumen yang selalu menjadi konsumen,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
yang memiliki kekuatan dan sikap positif atas perusahaan itu. Kesetiaan
konsumen terhadap suatu barang atau jasa merek tertentu tergantung pada
beberapa faktor : besarnya biaya untuk berpindah ke merek barang atau jasa
yang lain, adanya kesamaan mutu, kualitas atau pelayanan dari jenis barang
atau jasa pengganti, adanya resiko perubahan biaya akibat barang atau jasa
pengganti dan berubahnya tingkat kepuasan yang didapat dari merek baru
dibanding dengan pengalaman terhadap merek sebelumnya yang pernah
dipakai. Konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan, akan
membeli produk dengan merek tertentu. Apabila merek yang dipilih
konsumen itu dapat memuaskan kebutuhan dan keiginannya, maka
konsumen akan memiliki suatu ingatan yang dalam terhadap merek tersebut.
dalam keadaan semacam ini kesetiaan konsumen akan mulai timbul dan
berkembang. Dan dalam pembelian yang berikutnya, konsumen tersebut
akan memilih produk dengan merek yang telah memberinya kepuasan,
sehingga akan terjadi pembelian yang berulang-ulang terhadap merek
tersebut.
Penelitian ini akan mengambil obyek salah satu produk minuman
isotonik yaitu Vitazone salah satu produk PT Mayora indah, dikarenakan
melihat keberadaan minuman isotonik termasuk yang cukup cepat
pertumbuhan pasarnya. Sebagai salah satu produk yang memiliki nama di
indonesia ini tidak ingin para pelanggannya untuk beralih ke produk lain.
Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
komitmen organisasi agar para konsumen masih tetap setia memakai produk
minuman isotonik Vitazone.
Kesetiaan pelanggan tidak begitu mudah diraih oleh pihak PT
Mayora Indah, melainkan membutuhkan proses yang panjang untuk
meyakinkan konsumen bahwa produk Vitazone merupakan produk terbaik
yang dihasilkan oleh PT Mayora Indah. Hal itu dapat diwujudkan dengan
membangun kepercayaan terhadap konsumen. Bila dikelompokan menurut
kebiasaan belanja konsumen, minuman isotonik merupakan kelompok
barang convinience. Barang convinience adalah barang-barang yang
biasanya sering dibeli konsumen. Banyak masyarakat mengkonsumsi
minuman isotonik dikarenakan sebagai pengganti cairan dan elektrolit tubuh
yang hilang akibat aktivitas. Khasiat utama yang ditimbulkan dengan
mengkonsumsi minuman isotonik ini antara lain untuk memulihkan tenaga.
Tetapi tiga tahun belakangan ini minuman isotonik Vitazone
mengalami penurunan penjualan yang diakibatkan dari penurunan jumlah
pelanggan. Berikut adalah laporan penjualan minuman isotonik Vitazone
mulai dari tahun 2008 - 2010.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Laporan Penjualan Minuman Isotonik Vitazone
Vitazone Sirsak Lemon Size: 350 ml
Sumber : Alfamart Tropodo, Sidoarjo
Dari data tersebut diatas, maka dilihat dari jumlah pelanggan yang
setiap bulannya mengalami penurunan yang berturut – turut dari tahun 2008
- 2010. Penurunan tersebut tidak menguntungkan bagi minuman isotonik
Vitazone karena hal ini akan berdampak pada penurunan pendapatan. Hal ini
mengindikasikan kepercayaan konsumen terhadap minuman isotonik
Vitazone mengalami penurunan. Hal ini juga diperlihatkan pada terjadinya
penurunan nilai Top Brand Index minuman isotonik Vitazone pada tahun
2008-2010.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Tabel 1.2.
TBI Produk Minuman Isotonik Vitazone Tahun 2009 – 2011
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Merk TBI Merk TBI Merk TBI
Pocari S 53,4% Pocari S 49,6% Pocari S 59,4%
Mizone 38,7% Mizone 40,3% Mizone 32,4%
Vitazone 4,8% Vitazone 7,0% Vitazone 4,5%
Sumber: Majalah SWA
Tabel 1.2 menunjukkan Posisi yang dicapai oleh beberapa produk
minuman isotonik yaitu Pocari sweat, Mizone dan Vitazone. Dilihat dari
tabel 1.2 merek Vitazone menduduki peringkat ketiga. TBI merek Vitazone
mengalamipenurunan di tahun 2010 sebesar 2,5%, sedangkan ditahun 2009
posisiVitazone meningkat sebesar 7,0%. Walaupun merek Vitazoneditahun
2009 mengalami kenaikan tetapi tetap saja merek Vitazone menduduki
peringkat ketiga selama 3 tahun berturut-turut. Untuk pesaing merek
Vitazone yaitu Pocari sweat dan Mizone menduduki peringkat pertama dan
kedua dengan bersaing sangat dekat.
Berdasarkan peringkat Vitazone diatas, mengindikasikan konsumen
kurang mempercayai produk Vitazone, padahal Vitazone telah membangun
kepercayaan konsumen dengan mengkomunikasikan mereknya dengan
gencar melalui iklan, dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
bahkan lebih dari janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand signaling).
Merek akan mempunyai reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar
memiliki karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten,
kualitasnya harus dijaga dari waktu ke waktu, selain tentunya juga harus
mempunyai kredibilitas. Sehingga konsumen bisa loyal terhadap produk
Vitazone.
Dari uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk mengadakan
penelitian dengan judul ”Pengaruh Kualitas Produk Dan Kepuasan
Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada Vitazone di
Alfamart Tropodo).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan ?
2. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Dilihat dari perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, adapun tujuan
penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap
loyalitas pelanggan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan terhadap
loyalitas pelanggan.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Menambah ilmu pengetahuan dan kepustakaan bagi mahasiswa khususnya
tentang bagaimana kualitas produk, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas
pelanggan akan produk vitazone.
b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk memberikan informasi dan
pertimbangan perusahaan dalam melakukan pemasaran yang efektif dan
efisien.
c. Sebagai referensi penelitian lebih lanjut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah
dilakukan oleh
1. Hutomo Agyl Satrio (2006), dengan judul penelitian ”Pengaruh Kualitas
Produk Dan Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan
Pada Produk Makanan Tela Krezz Cabang Bekasi”. Rumusan masalah
yang diajukan adalah: 1) Apakah kualitas produk mempunyai pengaruh
yang positif terhadap loyalitas pelanggan? 2) Apakah kepuasan
konsumen mempunyai pengaruh yang positif terhadap loyalitas
pelanggan? 3) Apakah kualitas produk, kepuasan konsumen secara
bersama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas
pelanggan? Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1. Kualitas produk
mempunyai pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan pada
produk makanan Tela Krezz. 2. Kepuasan konsumen mempunyai pengaruh
yang positif terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela
Krezz. 3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi
berganda, menunjukkan bahwa kualitas produk dan kepuasan
konsumen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif
signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 4. Jika dilihat dari kontribusi
parsial bahwa variabel kualitas produk dan variabel tingkat kepuasan
ini bahwa variabel tingkat kepuasan konsumen yang sangat besar
kontribusi partialnya terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan
Tela Krezz Cabang Bekasi.
2. Wijayanti, 2009, dengan judul STRATEGI MENINGKATKAN
LOYALITAS MELALUI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus:
Produk Kartu Seluler PraBayar Mentari-Indosat Wilayah Semarang)
Setelah melakukan analisis terhadap hipotesis yang diuji dalam penelitian,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu: Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa secara empiris kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Dapat
dibuktikan bahwa secara empiris kualitas produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Dapat dibuktikan bahwa secara
empiris Switching cost berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang
Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan (1983 : 5) pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
Menurut Pride dan Ferrel (1995 : 4) pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi
gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi
sasaran-sasaran individu dan organisasi.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran
merupakan seluruh kegiatan usaha yang dibuat untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa dalam menciptakan
hubungan pertukaran yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan
pelanggan.
2.3. Perilaku Konsumen
2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Terdapat beberapa definisi untuk memberikan penjelasan mengenai
perilaku konsumen.Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menyatakan bahwa
perilaku konsumen adalah tindakan individu yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses
Loudon dan Bitta (1993). Menyatakan bahwa perilaku konsumen meliputi
proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu secara fisik pada saat
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa.
Dari pendapat tersebut diperoleh dua hal penting yaitu:
a. Sebagai proses pengambilan keputusan
b. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang
dan jasa.
Perilaku konsumen disebutkan sebagai interaksi yang dinamis antara
kesadaran atau pengertian, perilaku dan peristiwa lingkungan dimana manusia
melakukan aspek dengan mana pertukaran tentang kehidupan mereka. Dari
definisi diatas terdapat tiga hal penting yaitu :
1. Perilaku konsumen bersifat dinamis.
2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara perasaan dan kesadaran
perilaku serta peristiwa lingkungan
3. Perilaku melibatkan pertukaran
Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan Swastha dan Handoko
(1987: 9) adalah kegiatan – kegiatan individu secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan
tersebut. Dari definisi tersebut terdapat dua elemen terpenting yaitu ;
a. Proses pengambilan keputusan
Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan
menggunakan barang atau jasa ekonomi dari beberapa pengertian perilaku
konsumen tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen
merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau
organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa yang dapat dipengaruhi oleh
lingkungannya. Dengan demikian kegiatan pembelian hanyalah merupakan salah
satu tahap dari proses untuk mendapatkan barang dan jasa. Bagi pemasar
memahami proses pembelian sangat penting. Karena proses tersebut merupakan
sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada tindakan manusia untuk membeli
suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2.3.1.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen anatara lain adalah sebagai
berikut :
1. Pengaruh lingkungan
2. Perbedaan dan pengaruh individu
3. Proses psikologis (Engel,J.F,Blackwell,R.D,Miniard,P.W, 1994)
Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi
dan melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan
keinginan dan harapan konsumennya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga
perusahaan harus mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk
mempengaruhi konsumen agar mau mengambil keputusan untuk melakukan
Menurut Amstrong dan Kotler (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Rangkaian dan
unsur masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengaruhi pelanggan.
Budaya
Sumber: Kotler and Amstrong, (1992), Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit: Intermedia Jakarta.
1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting
dalam perilaku pembelian
a. Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Anak-anak yang
dibesarkan di amerika serikat mendapatkan nilai-nilai berikut: prestasi dan
keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan
materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan
berjiwa muda.
b. Sub-Budaya
Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi
anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama,
kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk
segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam
pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi
tersebut kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan
dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta
mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku seorang pelanggan dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.
a. Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap
seseoarang dinamakan kelompokkeanggotaan.
Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti
keluarga, teman, tetangga,dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan
kelompok anggota sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional,
dan asosiasi perdagangan, yang cendrung lebih formal dan membutuhkan
interaksi yang tidak rutin.
Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurang
oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan seseorang pada perilaku
dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga memepengarui perilaku dan
konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan
untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengarui pilihan
produk dan merek aktual seseorang.
Orang juga dipengarui oleh kelompok diluar kelompok mereka. Kelompok
yang ingin dimasuki seseorang dinamakan kelompok aprirasional.
kelompokdissosiatif adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak
oleh seseorang.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian pelanggan yang paling penting
dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas.
Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh .Kita dapat membedakan antar dua keluarga dalam kehidupan
pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung
seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama,
politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika
pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya,
negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang
sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh
yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah
keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang.
c. Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya
keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok
dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan
yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran
menghasilakan status. Orang-orang memilih produk yang dapat
mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Pemasar
menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik
tersebut meliputi usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep didik pembeli.
a. Usia dan Tahap siklus Hidup
Orang yang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.
Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, banyak
ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta
diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot,
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Beberapa karya
terbaru telah mengidentifakasikan tahap siklus hidup psikologis. Orang
dewasa mengalami perjalanan dan perubahan situasi hidup bercerai,
menduda/menjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap perilaku
konsumsi.
b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk
sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang
dapat di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva
(termasuk presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk
meminjam, dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecenderungan
penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. Jika indikator
ekonomi menandakan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah
untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menempatkan
kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan
nilai ke pelanggan sasaran.
c. Gaya Hidup
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang
sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.Gaya hidup adalah pola
hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang
d. Kepribadian dan Konsep Diri
Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang
mempengarui perilaku pembeliannya. Yang dimaksud kepribadian adalah
karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang
menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkunganya.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.
a. Motivasi
Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan
biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat
Psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti
kebutuhan dan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.
Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai
tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup
mendorong seseorang untuk bertindak.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang
yang termotivasi bertindak akan dipengarui oleh persepsinya terhadap
individu memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi
masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada
rangsangan yang behubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan
individu yang bersangkutan.
c. Keyakinan dan sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.
Keduanya kemudian mempengarui perilaku pembelian mereka. Keyakinan
mungkin berdasarkan pengetahuan. Pendapat, atau kepercayaan.Yang
paling penting bagi para pemasar global adalah sering mempertahankan
keyakinan yang mudah dilihat tentang merek atau produk berdasarkan
negara mereka.
Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecendrungan tindakan
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari
seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. Jadi, sebuah perusahaan
sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada
berusaha untuk mengubah sikap orang. Tentu saja terdapat beberapa
pengecualian dimana biaya besar untuk mengubah sikap orang-orang akan
2.4. Kualitas Produk
2.4.1. Pengertian Kualitas Produk
Kualitas produk atau mutu produk sering diartikan sebagai komposisi
teknis dari suatu produk, Kotler (1997: 49) mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat
dari produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan tersirat. Ada hubungan
kuat antara mutu, layanan dengan kepuasan pelanggan dan profitabilitas. Semakin
tinggi tingkat mutu menyebabkan semakin tingginya kepuasan pelanggan., mutu
produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau
produsen mengingat suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasaan
pelanggan yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk
mencapai posisi produk. Mutu menyatakan tingkat kemampuan fungsinya yang
diharapkan.
Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka kualitas produk tidak hanya
ditentukan oleh spesifikasi yang tampak pada produk tersebut, melainkan
ditentukan oleh persepsi pelanggan. Jadi kualitas produk tidak hanya berdasarkan
dari sudut pandang produsen saja, tetapi juga dari sudut pandang pelanggan sebab
suatu produk dikatakan berkualitas menurut konsumen apabila memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan, seperti pengertian kualitas
produk menurut Keegan dan Moriaty Duncan ( 1993,p 352 ) yaitu :"From producer's perspective, the degree to which finished prduct meet specifications,
Harapan pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam
menentukan kualitas produk dan kepuasan pelanggannya. Pada dasarnya ada
hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan pelanggan.
2.4.2. Indikator Kualitas Produk
Kualitas Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar sasaran
dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan dengan indikator
(Wijayanti, 2009:11) :
1. Penampilan merupakan penampilan kemasan dari produk yang
membuat konsumen tertarik
2. Keistimewaan merupakan keunggulan dari suatu produk yang dapat
diandalkan.
3. Kepercayaan merupakan kepercayaan konsumen akan kualitas dari
suatu produk
4. Kesesuaian merupakan suatu produk memiliki kesesuaian dengan
apa yang dipromosikan.
5. Daya tahan merupakan suatu produk yang memiliki daya tahan yang
kuat dan awet untuk dikonsumsi.
6. Kemudahan merupakan mempunyai keunggulan kemudahan dalam
memperoleh produk tersebut.
7. Keindahan merupakan produk yang memiliki keindahan dalam
8. Kualitas yang bermanfaat merupakan merupakan mutu dari semua
komponen-komponen yang membentuk produk. Sehingga produk tersebut
mempunyai nilai tambah
2.5. Kepuasan Pelanggan
2.5.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan
Engel, Blackwell, dan Miniard (1995:273), mendefinisikan kepuasan
sebagai evaluasi pasca konsumsi dimana suatu alternatif yang dipilih setidaknya
memenuhi atau melebihi harapan.
Oliver (1997) mendefinisikan kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas
terpenuhinya kebutuhannya. Hal ini berarti menilai bahwa suatu bentuk
keistimewaan dari suatu barang atau jasa itu sendiri, memberikan tingkat
kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan termasuk
pemenuhan kebutuhan dibawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi
harapan.
Kotler (2000) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil)
sesuatu produk dengan harapannya.
Kotler dan Amstrong (2000:546) mendefinisikan kepuasan pelanggan
sebagai suatu tingkatan dimana produk dirasakan sesuai dengan harapan pembeli.
Kepuasan pelanggan terhadap pembelian tergantung pada kinerja produk aktual,
sehingga sesuai dengan harapan pembeli. Pelanggan memiliki berbagai macam
pembeli, maka pembeli tersebut tidak merasa puas. Kepuasan pelanggan adalah
tingkatan perasaaan pelanggan setelah membandingkan dengan harapannya.
.Mowen dan Minor (2001:89), kepuasan pelanggan adalah keseluruhan
sikap yang ditunjukkan pelanggan atas barang atau jasa setelah mereka
memperoleh dan menggunakannya sedangkan menurut Band (1991:80)
menyatakan, kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan,
keinginan dan harapan dari pelanggan akan dapat terpenuhi atau terlampaui
melalui suatu transaksi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau
kesetiaan terus berlanjut.
Oliver (1997) kepuasan pelanggan dirumuskan sebagai evaluasi purnabeli
dimana persepsi terhadap kinerja alternatif produk atau jasa yang dipilih
memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian, apabila persepsi terhadap
kinerja tidak dapat memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan.
Dari beberapa uraian definisi mengenai kepuasan, maka secara umum
kepuasan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antar layanan atau hasil
yang diterima itu paling tidak harus sama dengan harapan pelanggan atau bahkan
melebihinya. Pelanggan membandingkan persepsi mereka atas kualitas produk
setelah menggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk
sebelum mereka membelinya. Tergantung pada bagaimana kinerja aktual
dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan. Mereka akan mengalami emosi
yang positif, negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak sebagai
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan
merupakan respon pemenuhan dari pelanggan. Kepuasan adalah hasil dari
penilaian pelanggan bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat
kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang. Oleh
karenanya, perusahaan harus dapat memberikan produk atau layanan yang dapat
memenuhi kebutuhan atau keinginan dari pelanggan sehingga mencapai kepuasan
dari pelanggan dan lebih jauh lagi dapat menciptakan kesetiaan pelanggan.
2.5.1.1. Indikator Customer Satifaction
Kepuasan konsumen merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan,
keinginan dan harapan dari konsumen dapat terpenuhi yang akan
mengakibatkan terjadinya pembelian ulang, dengan indicator
1. Experience: Merupakan pengalaman konsumen
2. Expectation : apa yang diinginkan atau diharapkan pelanggan.
2.6. Customer Loyalty
2.6.1. Pengertian Customer Loyalty
Kotler (2000) mengatakan “the long term success of the particular brand is not based on the number of costomer who purchase it only once, but on the
number who become repeat purchase”. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pelanggan yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tapi dari
berapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk disini merekomendasikan
adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan
kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa secara konsisten
dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran
mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan prilaku. Anderson, Fornell,
and Lehmann (1994) mengatakan semakin loyal pelanggan, semakin lama mereka
akan terus membeli dari supplier yang sama.
Menurut Anderson dan Miltal (2000) juga mengutip dari Srinivasan dan
Ratchford (1991) bahwa ketika membeli ulang, pelanggan yang merasa puas
menjadi kurang termotivasi untuk melakukan pencarian dan hanya
memperhatikan sedikit kumpulan merk saja daripada pelanggan yang merasa
tidak puas. Mereka juga menambahkan bahwa pelanggan yang merasa senang
tidak mau untuk mempertimbangkan merk lain sama sekali.
pelanggan memandang perusahaan atau badan usaha tersebut dapat memenuhi
kepuasan dan harapan dari pelanggan tersebut.
Pelanggan adalah orang yang biasa membeli pada suatu badan usaha
secara tetap. Kebiasaan ini dibangun melalui pembelian dan interaksi pada tiap
frekuensi kesempatan selama suatu periode waktu tertentu. Tanpa adanya jalanan
hubungan yang kuat dan pembelian secara berulang-ulang, orang tersebut tidak
bisa dikatakan sebagai pelanggan, tetapi hanya merupakan seorang pembeli.
Kesetiaan adalah kesediaan dari pelanggan untuk melakukan pembelian
produk atau layanan hanya pada satu badan usaha. Seorang pelanggan dapat
dikatakan setia terhadap suatu badan usaha jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
Membeli melalui line produk dan jasa yang ditawarkan oleh badan usaha yang
sama memberitahukan kepada orang lain kepuasan-kepuasan yang didapat dari
suatu badan usaha dan menunjukkan kekebalan terhadap tawaran usaha pesaing.
Hal terpenting yang harus dilakukan untuk memenangkan persaingan
adalah memuaskan pelanggan. Perusahaan yang berhasil menjaga agar
pelanggannya selalu puas akan lebih mudah untuk mempertahankan bahkan
mengembangkan usahanya karena pelanggannya lebih setia, sehingga pelanggan
tersebut kerapkali melakukan pembelian ulang dan rela membayar lebih.
Setia tidaknya pelanggan pada suatu merek dapat dilihat dari sikapnya,
seperti yang dinyatakan Assael (1995: 131) yaitu kesetiaan merek merupakan
sikap terhadap suatu merek yang ditunjukkan dengan pembelian yang konsisten
dan terus menerus terhadap merek tersebut. Jika pelanggan sudah membeli suatu
produk dengan merek tertentu secara berulang-ulang maka pelanggan tersebut
memiliki loyalitas terhadap merek.
2.6.1.1. Indikator Customer Loyalty
Pembelian ulang yang terus menerus pada merek yang sama, atau dengan
kata lain adalah tindakan seseorang yang membeli merek, perhatian hanya pada
merek tertentu, dan tidak mencari informasi berkaitan dengan merek tersebut,
dengan indikator (Wijayanti, 2009:11) :
1. Melanjutkan penggunaan adalah tetap menggunakan produk
2. Rekomendasi pada orang lain adalah merekomendasikan pada
orang lain untuk menggunakan suatu produk.
3. Ketahanan untuk tidak pindah ke produk lain adalah tidak
tergoda untuk pindah ke produk lain.
2.7. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan
Kualitas produk yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi
tingkat kesalahan atau mengurangi pemborosan terhadap produk. Suatu produk
yang memiliki kualitas adalah produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan sesuai harapan pelanggan bahkan dapat melebihi apa yang diharapkan
oleh pelanggan.
Loyalitas pelanggan merupakan aset berharga bagi perusahaan, agar
perusahaan dapat memenangkan persaingan maka perusahaan tersebut harus
meningkatkan loyalitas pelanggan dan menjalin hubungan mesra dengan
pelanggan. Aini Enggar Windawati (2008) menyatakan salah satu strategi yang
efektif dalam mengatasi hal ini adalah kualitas produk, kualitas memiliki daya
tarik bagi pelanggan dan sangat mempengaruhi pelanggan dalam memilih barang
maupun jasa. Produk dikatakan berkualitas jika sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Sangat penting pula mempertahankan kualitas, karena
kualitas yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan untuk
mempertahakan pelanggannya, dimana produk yang baik akan menimbulkan
pelanggan. Karena semakin tinggi kualitas produk yang diterima pelanggan maka
semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan tersebut
2.7.1. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Wenny dan Rizal (2008: 47) menyatakan bahwa pelanggan yang merasa
puas adalah pelanggan yang akan bertahan. Hal ini didukung oleh Hirshman
(1970) dan Oliver, et,el (1997) menyatakan bahwa pelanggan yang merasa tidak
puas akan mengeluh dan pindah, tingkat kepuasan yang tinggi menjadi kunci dari
kesetiaan.
Oliver (1999) dalam Wenny dan Rizal (2008: 47) menyatakan bahwa
hubungan antara kepuasan dan loyalitas belum ditetapkan dengan baik.
Menurutnya, ada enam dari sekian banyak kemungkinan yang berbeda yang
berhubungan dengan kepuasan dan loyalitas, yaitu: 1) Asumsi dasar bahwa
kepuasan dan loyalitas adalah penjelmaan yang terpisah dari konssep yang sama
dan dalam cara yang sama pula. 2) Kepuasan merupakan konsep inti loyalitas,
tanpanya loyalitas tidak akan ada, dan bahwa kepuasan merupakan jangkar dari
loyalitas. 3) Kepuasan sebagai nuklir dan merupakan ramuan dari loyalitas namun
hanya satu komponennya saja. 4) Keberadaan yang lebih tinggi dari loyalitas
akhir dimana kepuasan dan simple loyalty merupakan komponennya. 5) beberapa pecahan dari kepuasan ditemukan dalam loyalitas dan bahwa pecahan tersebut
adalah bagian tapi bukan merupakan kunci untuk loyalitas. 6) Kepuasan
merupakan awal dari urutan transisi yang memuncak menjadi pernyataan loyalitas
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Customer satisfaction
berpengaruh positif terhadap Customer Loyalty. Hal ini berarti bahwa Customer satisfaction memberikan nilai abstrak yang tinggi yang hanya dapat dirasakan oleh pelanggan, jika pelanggan merasa puas maka mereka akan menjadi
pelanggan yang setia bagi perusahaan. Dimana pelanggan tersebut akan tetap
bertahan dan terus melakukan pembelian ulang apabila kepuasannya telah
tercapai. Pelanggan yang tidak merasa puas akan mengeluh dan pindah. Sehingga
tingkat kepuasan merupakan kunci dari loyalitas pelanggan.
2.8. Kerangka Konseptual
2.9. Hipotesis
1. Diduga bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan.
2. Diduga bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan.
Kepuasan Pelanggan
Loyalitas Pelanggan
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang
pengoperasian atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan
satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:
I. Kualitas Produk(X1)
Kualitas Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar sasaran
dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan dengan indikator
(Wijayanti, 2009:11) :
1. Penampilan merupakan penampilan kemasan dari Vitazone yang
membuat konsumen tertarik dan merasa aman mengkonsumsinya
2. Keistimewaan merupakan keunggulan dari Vitazone yang dapat
diandalkan.
3. Kepercayaan merupakan kepercayaan konsumen akan kualitas Vitazone
4. Kesesuaian merupakan kesesuaian Vitazone dengan apa yang
dipromosikan.
5. Daya tahan merupakan Vitazone memiliki daya tahan yang kuat dan
6. Kemudahan merupakan mempunyai keunggulan kemudahan dalam
memperoleh produk tersebut.
7. Keindahan merupakan keindahan dalam desain kemasan Vitazone.
8. Kualitas yang bermanfaat merupakan mutu dari semua
komponen-komponen yang membentuk Vitazone. Sehingga produk tersebut
mempunyai nilai tambah
II. Kepuasan Pelanggan (X2)
Kepuasan konsumen merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan,
keinginan dan harapan dari konsumen dapat terpenuhi yang akan
mengakibatkan terjadinya pembelian ulang, dengan indicator
1. Experience: Merupakan pengalaman konsumen dalam membeli
Vitazone
2. Expectation : apa yang diinginkan atau diharapkan pelanggan dalam
membeli Vitazone.
III. Loyalitas Pelanggan (Y)
Pembelian ulang yang terus menerus pada merek yang sama, atau
dengan kata lain adalah tindakan seseorang yang membeli merek,
perhatian hanya pada merek tertentu, dan tidak mencari informasi
1. Melanjutkan penggunaan adalah tetap menggunakan produk
tersebut karena sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen
2. Rekomendasi pada orang lain adalah merekomendasikan pada
orang lain untuk menggunakan suatu produk.
3. Ketahanan untuk tidak pindah ke produk lain adalah tidak
tergoda untuk pindah ke produk lain.
3.1.1 Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
interval dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang
diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi. Dalam penelitian
ini, setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung
ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. sebagai
berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
3.2Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang membeli
b. Sampel
Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Probability sampling yaitu dengan purposive Sampling yaitu penarikan
sampel berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sampel.
Ciri-ciri sampel tersebut adalah: (1) pelanggan yang membeli Vitazone minimal
lebih dari 1 kali 2). Berusia minimal 21 tahun.
Menurut Ferdinand (2002:48).
- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200
sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation).
- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10
kali jumlah parameter yang diestimasi
- Karena terdapat 13 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah (8x13 = 104) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar
104 responden.
3.2.Teknik Pengumpulan Data
3.2.1. Jenis Data
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri.
3.2.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil
3.3.3. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa cara berikut:
a. Interview,
Yaitu mengadakan wawancara kepada pelanggan Vitazone
b. Kuisioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar
pertanyaan kepada pelanggan Vitazone .
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1 Teknik Analisis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah Structural Equation Modelling [SEM]. Merupakan teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif
rumit. Model pengukuran kualitas produk, customer satisfaction, terhadap
customer loyalty menggunakan confirmatory factor analyses. Penaksiran pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variabel terikatnya
3.4.2 Outliers
Outliers adalah obsevasi yang muncul dengan nilai-nilai eksterim baik secara univariat maupun multivariate yang muncul karena kombinasi
karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari
observasi-observasi lainya. Dapat diadakan treatment khusus pada outliers ini asal diketahui munculnya outlier itu. Outliers pada dasarnya dapat muncul
dalam empat kategori.
Pertama, outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam
memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya 8 diketik
80 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam rentang jawaban
responden antara 1-10 jika hal semacam ini lolos maka akan menjadi sebuah
nilai ekstrim.
Kedua, outlier dapat muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang
memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain daripada tetapi peneliti
mempunyai penjelasan mengenai penyebab munculnya nilai ekstrim itu.
Ketiga, outlier dapat muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak
dapat mengetahui apa penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai nilai
ekstrim itu.
Keempat, outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila
dikombinasi dengan varibel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau
3.4.3 Evaluasi atas outliers
Menagamati atas z-score variabel: ketentuan diantara +_ 3,0 non outlier
Multivariate outlier diukur dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p
< 0,001.Jarak diuji dengan Chi-Square (X2) pada df (degrees of Freedom)
sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : Mahalanobis > dari nilai X2
adalah multivariate outlier.
3.4.4 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang
isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji
apakah tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat
menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan
apa yang diyakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan,
analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor item denga
skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikasinya
lebih kecil dari 5 % (level of significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentukan indikator.
3.4.5 Uji Reliabilitas
Yang dimaksud dengan reabilitas ukuran mengenai konsistensi internal
dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai
laten yang umum. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat
diterima adalah ≥ 0,70 dan variance extracted≥ 0,5 ( Hair et. al., 1998 ).
3.4.6 Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas distribusi data-data yang digunakan dalam
analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistik. Uji yang paling mudah
adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang biasanya disajikan dalam statistik diskriptif dari hampir semua program
statistik. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut ini :
Bila nilai –z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa
distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan
tingkat signifikansi yag dikehendaki. Misalnya, bila nilai yang dihitung lebih
besar dari 2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dari
distribusi pada tingkat 0,01 (1%). Nilai kritis lainnya yang umum digunakan
adalah nilai kritis sebesar 1,96 yang berarti bahwa asumsi normalitas
ditolak pada tingkat signifikansi 0.05 (5%) Sumber (Augusty 2002: 95 )
3.4.7 Multicollinearity dan Singularity
Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolinieritas
dan singularitas dalam kombinasi-komninasi variabel, maka perlu mengamati
kecil mengindikasikan adanya multikolinieritas dan singularitas, sehingga
data tidak dapat digunakan untuk analisis yang sedang dilakukan (Augusty,
2002:108).
3.4.8 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi
terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p [probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung
lebih besar daripada t table berarti pengujian hipotesis kausal berarti
signifikan.
3.4.9 Pengujian model dengan Two-Step Approach
Two-Step Approach to structural equation modelling [SEM]
digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.6. Two-Step
Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan [Hartline &
Ferrell, 1996], dan keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat
dicapai dalam two-step approach ini. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two step approach adalah sebagai berikut:
a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator
summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap
= 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala
yang berbeda-beda tersebut [Hair et.al.,1998].
b. Menetapkan error [] dan lambda [] terms, error terms dapat dihitung
dengan rumus 0,1 kali 2 dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali
[Anderson dan Gerbing,1988]. Perhitungan construct reliability [] telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar [] dapat dihitung
dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [] dan lambda
[] terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix
pada analisis model pengukuran SEM.
3.4.10 Evaluasi Model
Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas
hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika
model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap
sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika
teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji
Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices
GOODNESS OF
FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE
X2 - Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].
Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.
Minimum 0,1 atau 0,2, atau 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample besar. 0,08
GFI
Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda].
0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. 0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model 2,00 TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model. 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Vitazone adalah minuman isotonik bervitamin produksi PT.
MAYORA INDAH, tbk; yang merupakan salah satu perusahaan
Consumer Goods terkemuka dan terbesar di Indonesia.
PT Mayora Indah Tbk; pertama kali berdiri pada tahun 1977 dan
sejak itu terus berkembang menjadi salah satu pelaku terbesar dalam
industri makanan di Indonesia. Mayora kini dikenal sebagai sebuah
kelompok usaha yang memproduksi dan memasarkan makanan dalam
kemasan di beberapa negara di Asia Tengara dengan sasaran pangsa pasar
global.
Saat ini, produk Mayora dijual di lebih dari 50 negara termasuk
Indonesia, Polandia, Jerman, Australia, Timur Tengah, Jepang, Cina dan
Singapura. Di Indonesia sendiri, PT Mayora Indah Tbk. mengalami
kemajuan pesat dalam industri makanan dalam kemasan dengan
produk-produk yang dikenal luas di masyarakat Indonesia
Demi memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, PT
Mayora Indah Tbk; menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau
sering dikenal dengan istilah go public melalui pasar perdana (IPO) pada
pabrik di Tangerang, Bekasi dan Surabaya, dengan sekitar 5,300 tenaga
kerja.
Dengan dukungan jaringan distribusi yang kuat dan luas,
produk-produk PT Mayora Indah Tbk. dapat diperoleh di seluruh Indonesia dan
sejumlah negara lain seperti Malaysia, Thailand, Philippina, Vietnam,
Singapura, Hong Kong, Arab Saudi, Australia, Afrika, Amerika Serikat
dan Italia.
PT Mayora Indah Tbk. juga membuktikan diri sebagai produsen
produk-produk berkwalitas dengan memperoleh beberapa pengakuan dan
penghargaan di antaranya adalah sebagai ”peringkat lima besar dalam
jajaran perusahaan dengan manajemen terbaik di Indonesia (top five best
managed companies in Indonesia)” oleh asiamoney, peringkat pertama
dalam sektor produk makanan dan minuman (food and beverages) oleh
Investor Indonesia 2003 dan produsen produk halal terbaik 2004 dari
Majelis Ulama Indonesia.
Vitazone pertama kali diproduksi dan dipasarkan di Indonesia
pada tahun 2006 dan saat ini Vitazone telah berada di hampir seluruh
wilayah bagian Indonesia dan menjadi salah satu pilihan terbaik bagi
konsumen di Indonesia dan dunia.
Baru saja menginjak tahun keempat, Vitazone telah berhasil
meraih sertifikat Superbrands dari Nielsen yang kian mengukuhkan
minuman isotonik bervitamin ini sebagai merek yang diterima dengan baik
penghargaan yang diberikan kepada merek tertentu berdasarkan riset
kuantitatif yang dilakukan oleh The Nielsen Company. Riset ini dilakukan
secara independen terhadap sejumlah merek, dan hanya merek yang
disetujui oleh Dewan Superbrands Independen sajalah yang dapat
dimasukkan ke dalam setiap proyek Superbrands. Merek yang bisa
mendapatkan “Superbrands“ harus memenuhi pedoman kriteria: pasar
dominasi, panjang umur, goodwill, loyalitas pelanggan, dan penerimaan
pasar secara keseluruhan. Setelah mendapatkan sertifikat ISO 22000 Food
Safety Management, lalu kini Sertifikat Superbrands, Vitazone makin
membuktikan diri sebagai produk minuman isotonik yang bukan saja
teruji kualitasnya tetapi juga unggul dalam posisi pasar.
Vitazone telah mengeluarkan Variant baru; yaitu Vitazone
Grapeberry. Rasakan rasa terbaru dari Vitazone tersebut dengan
kenikmatan rasa buah yang menyegarkan juga dengan manfaat yang sama
besarnya dengan rasa lainnya.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Kuisioner disebarkan untuk mendapatkan sampel yaitu anggota
populasi yang dijumpai selama periode pengumpulan data yang dijadikan
sebagai sampel penelitian, sampel diambil sebanyak 112 responden, yaitu
4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban
responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner
yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal
seperti dibawah ini.
a. Jenis Kelamin
Dari 112 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Laki-laki 84 75
2 Perempuan 28 25
Total 112 100
Sumber: Data diolah
b. Pekerjaan
Dari 112 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui pekerjaan para responden yakni pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase(%)
1 Pelajar/Mahasiswa 52 46
2 Pegawai Negeri 12 11
3 Pegawai Swasta 30 27
4 Wiraswasta 18 16
Total 112 100,00
4.3. Hasil penelitian
4.3.1. Uji Outlier Multivariate
Tabel 4.3. Outlier Multivariate
Standard Error of Predicted
Value 6.243 16.493 10.402 2.314 104
Adjusted Predicted Value 17.912 88.565 52.329 14.076 104
Residual -50.373 53.571 0.000 27.143 104
Std. Residual -1.735 1.845 0.000 0.935 104
Stud. Residual -1.829 2.018 0.003 1.003 104
Deleted Residual -55.972 64.124 0.171 31.305 104
Stud. Deleted Residual -1.853 2.054 0.003 1.008 104
Mahalanobis Distance [MD] 3.771 32.238 12.875 6.347 104
Cook's Distance 0.000 0.057 0.011 0.012 104
Centered Leverage Value 0.037 0.313 0.125 0.062 104
Sumber : Lampiran
Hasil evaluasi: Tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel],
karena MD Maksimum 33,938 ≥ 27,877
4.3.2. Uji Reliabilitas
Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala (variabel atau indikator observasian). Sementara itu
item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien
Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.
Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi
reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu
item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan
mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien