• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI SUHU ANNEALING UNTUK AMPLIFIKASI DAERAH trnq-5 rps16 INTERGENIC SPACER PADA TUMBUHAN PANDAN (Benstonea sp.) ASAL RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI SUHU ANNEALING UNTUK AMPLIFIKASI DAERAH trnq-5 rps16 INTERGENIC SPACER PADA TUMBUHAN PANDAN (Benstonea sp.) ASAL RIAU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 OPTIMASI SUHU ANNEALING UNTUK AMPLIFIKASI

DAERAH trnQ-5’ rps16 INTERGENIC SPACER PADA TUMBUHAN PANDAN (Benstonea sp.) ASAL RIAU

Siti Nurhayati1, Dewi Indriyani Roslim2 1

Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2

Dosen Bidang Genetika Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru 28293, Indonesia.

siti.nurhayati0967@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Pandan (Benstonea sp.) is one of the most important plant in Kajuik Lake located in Langgam, Riau Province, Indonesia. Polymerase Chain Reaction (PCR) is a technique used to multiply or amplify DNA samples in vitro using a primer pair.

5’ rps16 intergenic spacer is a pair of primers used to amplify the trnQ-5’ rps16 intergenic spacer region. This study aimed to optimize annealing

temperature of trnQ-5’ rps16 intergenic spacer primer. This research invloved total DNA isolation using Genomic DNA Mini Kit Plant (Geneaid), PCR, and electrophoresis. The result showed that the optimal annealing temperature for amplification of trnQ-5’ rps16 intergenic spacer was 58°C. The PCR product on this annealing temperature was thick DNA with a size of about 950 bp .

Key Words: Annealing, Benstonea sp., PCR, Riau, trnQ-5’ rps16 intergenic

spacer

ABSTRAK

Pandan (Benstonea sp.) merupakan salah satu tanaman penting yang terdapat di Danau Kajuik yang terletak di Langgam, Provinsi Riau, Indonesia. Polymerase

Chain Reaction (PCR) merupakan teknik yang digunakan untuk memperbanyak

atau mengamplifikasi DNA sampel secara in vitro menggunakan primer. Primer

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer merupakan sepasang primer yang digunakan

untuk mengamplifikasi daerah trnQ-5’ rps16 intergenic spacer. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu annealing yang optimal untuk mengamplifikasi daerah trnQ-5’ rps16 intergenic spacer. Tahapan penelitian yaitu isolasi DNA total menggunakan Genomic DNA Mini Kit Plant (Geneaid), Polymerase Chain

Reaction (PCR) dan elektroforesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu

yang optimal untuk mengamplifikasi daerah trnQ-5’ rps16 intergenic spacer adalah 58°C pada TmR (Tm rata-rata). Hasil amplifikasi didapatkan pita DNA yang tebal dengan ukuran sekitar 950 pb.

Kata Kunci: Annealing, Benstonea sp., PCR, Riau, trnQ-5’ rps16 intergenic

(2)

PENDAHULUAN

Pandan (Benstonea sp.)

merupakan salah satu tanaman penting yang terdapat di Danau Kajuik yang terletak di Langgam, Provinsi Riau, Indonesia. Pandan (Benstonea sp.) tumbuh di sekitar danau yang memiliki kemampuan beradaptasi terhadap penggenangan air dalam waktu yang relatif lama (Roslim 2017).

Polymerase Chain Reaction

(PCR) merupakan teknik yang

digunakan untuk memperbanyak atau mengamplifikasi DNA sampel secara

in vitro (Maftuchah et al. 2014).

Menurut Ardiana (2009), proses PCR dapat memperbanyak sekuen DNA target yang ada pada DNA sampel.

Tahap PCR meliputi pre-PCR selama 5 menit pada suhu 94°C sebanyak 1 siklus, denaturasi selama 45 detik pada suhu 94°C, annealing atau penempelan primer selama 45 detik pada suhu 55°C dan elongasi selama 1 menit pada suhu 72°C.

Tahap tersebut (denaturasi,

annealing dan elongasi) dilakukan

sebanyak 35 siklus dan proses PCR diakhiri dengan tahapan pasca-PCR selama 10 menit pada 72°C (Roslim

et al. 2018).

Banyak faktor yang

menyebabkan kegagalan dalam PCR,

salah satunya adalah proses

denaturasi yang tidak sempurna. Suhu denaturasi yang biasa dipakai adalah 95°C selama 30 detik atau 97°C selama 15 detik. Molekul DNA yang memiliki kandungan G+C tinggi, suhu yang digunakan lebih tinggi dan waktu yang digunakan juga diperpanjang dari biasanya (Subandiyah 2006).

Keberhasilan PCR juga

dipengaruhi oleh suhu annealing (Ta) yaitu suhu dimana DNA cetakan berikatan dengan primer secara stabil. Suhu annealing yang tepat

akan membantu primer untuk

menempel pada fragmen DNA target (Sasmito et al. 2014). Primer merupakan oligonukleotida untai tunggal yang terdiri atas beberapa nukleotida atau basa.

Primer trnQ-5’ rps16 intergenic

spacer merupakan sepasang primer

yang digunakan untuk

mengamplifikasi daerah

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer. Shaw et

al. (2007) telah berhasil

mengamplifikasi daerah

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer

(3)

trnQ(UUG) dan rps16x1 pada Angiosperm. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suhu annealing yang optimal untuk mengamplifikasi daerah trnQ-5’ rps16 intergenic

spacer pada tumbuhan pandan

(Benstonea sp.) asal Riau. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019– Maret 2020 di Laboratorium Genetika, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau. Pengambilan sampel dilakukan

di Danau Kajuik, Kecamatan

Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital (Accuris instrument), mortar, pastel, mesin sentrifus, freezer, hot

plate, pipet mikro (Socorex dan

VWR) dengan ukuran 10 µl, 200 µl, 1000 µl, tabung ukuran 1,5 ml dan 0,2 ml (Axygen), tip mikro (Axygen) dengan ukuran 10 µl, 200 µl, 1000 µl, waterbath, alat elektroforesis

(Mupid eXu), mesin PCR

(Hercuvan), kamera digital (Olympus

SP-500 UZ) dan UV transluminator (Benchmark).

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun segar

Benstonea sp. yang diambil dari

Danau Kajuik, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Bahan-bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kit isolasi DNA (Genomic DNA Mini Kit Plant (Geneaid) yang berisi GPX1 buffer, GP2 buffer, GP3 buffer, W1 buffer,

wash buffer, ellution buffer dan RNAse), nitrogen cair, etanol absolut,

akuades, akuabidestilata (ddH2O),

10X TBE (Tris-boric acid-EDTA),

buffer TE pH 8, 0,3 µg/ml editium

bromida, bubuk agarosa, 1X loading

dye, 1 kb DNA ladder (Thermo Scientific), 2 mM dNTPs, 10 µM

primer forward, 10 µM primer

reverse, dan DNA Benstonea sp.

Isolasi DNA Total

DNA total tumbuhan pandan diekstraksi menggunakan Genomic

DNA mini kit Plant (Geneaid).

Tahapan proses isolasi mengikuti prosedur yang telah ditetapkan berdasarkan instruksi pabrik.

(4)

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Molekul DNA total

diamplifikasi dengan primer

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer

menggunakan dream Taq DNA

polymerase (Thermo Scientific).

Primer yang digunakan untuk proses amplifikasi trnQ-5’ rps16 intergenic

spacer adalah trnQ(UUG): 5’ - GCG

TGG CCA AGY GGT AAG GC- 3’ dan rps16x1: 5’ - GTT GCT TTY TAC CAC ATC GTT T- 3’ (Shaw

et al. 2007). Produk PCR

diperkirakan berukuran 1000 pb. Optimasi suhu annealing untuk

mengamplifikasi daerah

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer dilakukan

pada suhu: Tm (Temperature

Melting) rata-rata (58,0°C) , Tm-5

(53,1°C) dan Tm-2 (56,3°C).

Amplifikasi dilakukan dalam 50 µl reaksi PCR menggunakan Dream

Taq DNA Polymerase (Thermo Scientific). Komponennya terdiri dari

5 µl (1X) buffer PCR, 5 µl (0,2 mM) dNTPs, 2 µl (0,4 µM) primer

forward, 2 µl (0,4 µM) primer reverse, 0,4 µl (2 Unit) Taq DNA polimerase, 1 µl DNA Benstonea sp.

dan 14,6 µl ddH2O.

Proses PCR meliputi pra-PCR pada suhu 95°C selama 5 menit

sebanyak 1 siklus, denaturasi pada

suhu 95°C selama 45 detik,

annealing (penempelan primer) pada

suhu setelah dilakukan optimasi selama 45 detik dan elongasi (pemanjangan primer) pada suhu 72°C selama 1 menit 30 detik. Ketiga tahap tersebut diulang sebanyak 35 siklus. Proses terakhir PCR adalah pasca-PCR pada suhu 72°C selama 10 menit (Roslim et al. 2018). Setelah diamplifikasi produk PCR dielektroforesis.

Elektroforesis

DNA total dimigrasikan di bawah pengaruh medan listrik untuk melihat kualitas dan kuantitas DNA yang diperoleh dengan menggunakan mesin elektroforesis. Elektroforesis DNA total dilakukan menggunakan 1% gel agarosa dalam 1X buffer TBE (Tris-Borid Acid-EDTA) pada pH 8.0 dan editium bromida sebanyak 0,3 µg/ml sebagai pewarna pita DNA. Dimasukkan ke dalam masing-masing sumur dengan komposisi 2 µl

loading dye + 2 µl DNA sampel. Loading dye dimasukkan sebanyak 2

µl + 2 µl 1 kb DNA ladder. Setelah itu dilakukan proses elektroforesis dengan tegangan 50 volt selama 45

(5)

elektroforesis. Kemudian hasil elektroforesis divisualisasi dengan UV transiluminator kemudian difoto menggunakan kamera.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini telah diperoleh DNA total dan telah digunakan untuk keperluan optimasi

suhu annealing primer

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer. Hasil

amplifikasi diperiksa dengan

elektroforesis. Hasil elektroforesis dapat dilihat pada Gambar 1.

1000

M Tm R Tm -2 Tm -5

Gambar 1. Profil pita DNA hasil

optimasi suhu

annealing primer

trnQ-5’ rps16 intergenic

spacer pada tumbuhan

pandan (Benstonea sp.) Keterangan: TmR= Temperature Melting rata-rata (58,0°C), Tm-5 = Tm-53,1°C. Tm-2 = 56,3°C dan M = 1 kb DNA ladder (Thermo

Scientific)

Hasil PCR daerah

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer memiliki

ukuran sekitar 950 pb (Gambar 1). Fragmen trnQ-5’ rps16 intergenic

spacer yang diperoleh pada

penelitian ini telah sesuai dengan ukuran fragmen yang diperoleh oleh Shaw et al. (2007) dengan kisaran ukuran 1000 pb. Daerah

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer

merupakan daerah yang memiliki variasi tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian Buerki et al. (2016), yaitu bahwa

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer

memiliki sekuen terpanjang yaitu 1385pb.

Keberhasilan PCR

dipengaruhi oleh suhu annealing (Ta) yaitu suhu dimana DNA cetakan berikatan dengan primer secara stabil. Ketika berikatan secara stabil maka akan membantu primer untuk menempel pada fragmen DNA target (Sasmito et al. 2014). Suhu

annealing dihitung berdasarkan nilai

rata-rata Tm primer forward dan

reverse. Setelah dilakukan penelitian,

suhu annealing yang cocok untuk daerah trnQ-5’ rps16 intergenic spacer adalah suhu 58°C pada TmR.

Untuk hasil PCR yang digunakan untuk tahap sekuensing adalah TmR.

Menurut Sunandar dan Imron (2010), keberhasilan amplifikasi dalam reaksi PCR ditentukan oleh

(6)

menempel dan menyatu dengan fragmen DNA cetakan. Primer akan menempel pada DNA genom yang memiliki susunan nukleotida yang komplemen. Keberhasilan ampifikasi juga dipengaruhi oleh volume dan konsentrasi komponen dalam reaksi PCR (Sambrook dan Russell 2001). Amplifikasi PCR dalam penelitian ini berhasil dilakukan karena menggunakan primer dan suhu

annealing yang sesuai dengan DNA

cetakan, sehingga produk hasil PCR

dapat dilanjutkan ke tahap

sekuensing.

KESIMPULAN

Suhu annealing yang optimal untuk mengamplifikasi daerah

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer adalah

suhu 58°C pada TmR (Tm rata-rata). Hasil amplifikasi didapatkan daerah

trnQ-5’ rps16 intergenic spacer

berukuran sekitar 950 pb.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih penulis

sampaikan kepada Direktorat

Jenderal Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) yang telah memberikan dukungan dana

melalui Hibah Penelitian Dasar

Unggulan Perguruan Tinggi

(PDUPT) tahun 2019 a.n Dr. Dewi Indriyani Roslim, M.Si.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiana DW. 2009. Teknik Isolasi DNA Genom Tanaman Pepaya

dan Jeruk dengan

Menggunakan Modifikasi

Buffer CTAB. Buletin Teknik

Pertanian 14 (1): 12-16.

Buerki S, Gallaher T, Booth T, Brewer G, Forest F, Pereira JT,

Callmander MW 2016.

Biogeography and evolution of

the screw- pine genus

Benstonea Callm. & Buerki

(Pandanaceae). Candollea

71(2): 217-229.

Maftuchah, Winaya A, Zainuddin A. 2014. Teknik Dasar Analisis

Biologi Molekuler.

Yogyakarta: Penerbit

Deepublish.

Roslim DI. 2017. Identification of Pandan Plant (Benstonea sp) From Riau, Indonesia Using

Three DNA Barcodes.

SABRAO Journal of Breeding

and Genetics 49 (4): 346-360.

Roslim DI, Nuryani N, Herman. 2018. Sekuen Penyandi 18S Ribosomal RNA dan Ubiquitin pada Pandanus sp Asal Riau.

Jurnal Bioslogos 8 (1): 1- 8.

Sambrook J, Russell DW. 2001.

Molecular Cloning: A

Laboratory Manual 3rd ed.

New York: Cold Spring Harbor Laboratory Press.

(7)

Sasmito DEK, Kurniawan R,

Muhimmah I. 2014.

Karakteristik Primer Pada

Polymerase Chain Reaction

(PCR) Untuk Sekuensing

DNA: mini review. Di dalam:

Seminar Nasional Informtika

Medis (SNIMed) V.

Yogyakarta: Magister Teknik

Informatika, Fakultas

Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia. Hlm. 93 – 102.

Shaw J, Lickey EB, Schilling EE, Small RL. 2007. Comparison of Whole Chloroplast Genome

Sequence to Choose

Noncoding Regions for

Phylogenetic Studies in

Angiosperms: the Tortoise and the Hare III. American Journal

of Botany 94 (3): 275-288.

Subandiyah S. 2006. Polymerase

Chain Reaction untuk Deteksi

atau Identifikasi Patogen

Tumbuhan. Beberapa Metode

Ekstraksi DNA. Malang:

Pelatihan dan Workshop

Identifikasi DNA dengan

Aplikasi PCR (43-50).

Sunandar D, Imron.

2010.Optimalisasi Template

DNA GenomUdang Galah,

Macrobrachium rosenbergii

dalam proses PCR-RAPD.

Loka Riset dan Teknologi

Budidaya Perikanan Air

Referensi

Dokumen terkait

 #dukan meru!akan am!uran &ang terdiri dari semen !ortland' agregat  (pasir) dan air. Pasir harus )ersih dan la&ak untuk menghilangkan !artikel &ang terlalu

Sekarang ternyata kotak yang kedua tingginya kurang. Kita harus mengedit hasil boolean ini. Tahan [ctrl] dan dekatkan pointer anda ke objek anda. Menahan [ctrl] akan mengaktifkan

Persoalan utama dalam masalah tenaga kerja bagi kontraktor dan perusahaan sejenis yang volume usahanya naik turun secara tajam adalah bagaimana membuat seimbang antara jumlah

Jika dilihat dari hasil penetrasi yang dilakukan, terlihat sistem autentikasi berbasis radius memiliki celah keamanan yang bisa dimanfaatkan penyerang antara lain

3.1.9 Tambur Sisteminin v e Tahrik Mekanizmasının Optimize Edilmesi ... ARAŞTIRMA SONUÇLARI ... SONUÇ VE ÖNERİLER .... Örnek bir bantlı konveyör iletim sistemi kesiti ...

sosial merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk mempromosikan gaya hidup atau perilaku pencegahan penularan Covid-19. Selain sebagai media promosi, media sosial

[r]

Faktor yang mempengaruhi perilaku pengasuhan orang tua dalam memberikan stimulasi adalah pengetahuan (knowledge) tentang pemberian stimulasi, sikap (attitude)