• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 72/PMK.02/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 72/PMK.02/2015"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SAUNA\l

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.02/2015

TENTANG

IMBALAN YANG BERASAL DARI PENERIMAN NEGARA BUKAN PAJAK ROYALTI PATEN KEPADA INVENTOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa penerimaan royalti atas lisensi paten (royalti paten) milik negara merupakan penerimaan negara bukan pjak sesuai ketentua. peraturan perunlang­ undangan;

Mengingat

b. bahwa sesuai clengan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu, sebagian dana penerimaan negara bukan pajak royalti paten clapat cligunakan cleh instansi pemerintah sebagai imbalan kepada inventor yang menghasilkan penerimaan negara bukan pajak royalti paten;

c. bahwa clalam rangka memberikan penghargaan clan stanclarclisasi imbalan kepada inventor yang berasal clari penerimaan negara bukan pajak royalti paten, perlu liatur ketentuan mengenai imbalan kepala inventor yang menghasilkan penerimaan negara bukan pajak royalti paten;

cl. bahwa berdasarkan pertinbangan sebagaimana climaksucl dalam huruf a, huruf b, lan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Mentcri Keuangan tentang Imbalan Yang Berasal Dari Peneri1aan Negara Bukan Pajak Royalti Paten Kepacla Inventor;

1. Undang-Unclang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 2. Unclang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten

(2)

Menetapkan

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2

-4. Undang-Unlang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Unlang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tanbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan ·Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Bersumber Dari Kegiatan Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3871);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178);

MEMUTUSKAN:

PERATUAN MENTER! KEUANGAN TENTANG IMBALAN YANG BERASAL DARI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK ROYALTI PATEN KEPADA INVENTOR.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang limaksucl lengan:

(3)

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

., 0

-2. Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesiik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

3. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau nemberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

4. Lisensi adalah iz1n yang diberikan oleh pemegang Paten kepala pihak lain . berlasarkan perjanjian pemberian hak untuk menikati manaat ekonomi lari suatu Paten yang liberikan perlindungan dalam jangka waktu lan syarat tertentu.

5. Penerimaan Negara Bukan Pajak Royalti Paten yang selanjutnya lisebut PNBP Royalti Paten alalah penerimaan negara bukan paj ak yang berasal lari penerimaan royalti atas Lisensi Paten.

6. Imbalan atas PNBP Royalti Paten yang selanjutnya lisebut sebagai Imbalan alalah biaya yang likeluarkan lalam bentuk uang yang diberikan kepala Inventor yang menghasilkan PNBP Royalti Paten.

Pasal 2

Pemberian Imbalan bertujuan untuk menlorong pertumbuhan kegiatan inovasi yang berorientasi Paten lan meningkatkan PNBP Royalti Paten atas inovasi tersebut.

Pasal3

Imbalan liberikan kepada Inventor dari sebuah Invensi yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. telah diatasnamakan milik negara; b. telah dilisensikan;

c. telah menghasilkan PNBP Royalti Paten; lan

(4)

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

4

-Pasal 4

Inventor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan Inventor yang namanya tercantum dalam sertiikat Paten dan merupakan aparatur sipil negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai aparatur sipil negara.

Pasal 5

( 1) Imbalan diberikan berdasarkan jumlah PNBP Royalti Paten yang telah disetor ke Kas Negara.

(2) Imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari persetujuan penggunaan PNBP Royalti Paten instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3)

Jumlah PNBP Royalti Paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjukkan dengan bukti setoran PNBP Royalti Paten yang telah divalidasi.

Pasal 6

I1balan dihitung berdasarkan hasil perkalian dasar penghitungan Imbalan dengan tarif Imbalan tertentu.

Pasal 7

(1) Dasar penghitungan Imbalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 merupakan hasil perkalian antara PNBP Royalti Paten lengan persentase persetujuan penggunaan PNBP Riyalti Paten instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­ unlangan.

(2) PNBP Royalti Paten sebagaimana dinaksul pala ayat (1), merupakan jumlah PNBP Royalti Paten atas 1 (satu) jenis Paten selama 1 (satu) tahun anggaran.

Pasal8

Tarif Imbalan tertentu sebagaimana limaksul dalam Pasal 6, clihitung berclasarkan lapisan nilai dengan persentase menurun dengan ketentuan sebagai berikut:

(5)

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

5

-b. untuk lapisan nilai lebih dari Rpl00.000.000 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah), Inventor diberikan tarif Imbalan tertentu

sebesar 30% (tiga puluh persen);

c. untuk lapisan nilai lebih dari RpS00.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rpl.000.000.000 (satu miliar rupiah), Inventor diberikan tarif Imbalan tertentu sebesar 20% (dua puluh persen); dan

d. untuk lapisan nilai lebih dari Rpl.000.000.000 (satu miliar rupiah), Inventor diberikan tarif Imbalan tertentu sebesar 10% (sepuluh persen).

Pasal 9

(1) Untuk Inventor perorangan diberikan Imbalan sebesar hasil seluruh perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

(2) Dalam hal Inventor terdiri dari beberapa orang, ketentuan pemberian Imbala: sebagaimana dimaksud lalam Pasal 6, untuk masing-masing Inventor liatur sebagai berikut:

a. Untuk tim Inventor yang bersiat kolegial, Imbalan liberikan sama besar.

b. Untuk tim Inventor yang berjumlah sampai lengan 5 (lima) orang, Imbalan liberikan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. ketua tim atau pos1s1 yang lisetarakan liberikan sebesar 40% (empat puluh persen) dari nominal Imbalan;

2. wakil ketua tim lan/ atau sekretaris atau posisi yang disetarakan liberikan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari nominal Imbalan yang dibagi sama besar; lan

3. anggota tim atau posisi yang lisetarakan liberikan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari nominal Imbalan yang dibagi sama besar.

(6)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

6

-1. ketua tim atau pos1s1 yang disetarakan liberikan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari nominal Imbalan;

2. wakil ketua tim dan/ atau sekretaris atau posisi yang lisetarakan liberikan sebesar 20% (clua puluh persen) lari nominal Imbalan yang dibagi sama besar; lan

3. anggota tim atau posisi yang lisetarakan liberikan sebesar 50% (lima puluh persen) lari nominal Imbalan yang dibagi saa besar.

(3) Inventor dalam tahui yang sama liperkenankan untuk menerima imbalan paling banyak berasal lari 5 (lima) Paten berbecla yang menghasilkan PNBP Royalti Paten.

Pasal 10

Tatacara lan contoh penghitungan Imbalan tercantum lalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 11

Jumlah Imbalan yang akan direalisasikan dialokasikan lalam rencana ke1ja lan anggaran kementerian negara/ lembaga masing-masing kementerian negara/ lembaga sesuai dengan ketentuan peraturan perunlang­ undangan.

Pasal 12

Pelaksanaan pembayaran dan pertanggunjawaban Imbalan mengikuti ketentuan dalam peraturan menteri keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan lan belanja negara.

Pasal 13

(7)

Diundangkan di Jakarta

MENTEHI KEUANGAN .EPUBLIK INDONESIA

7

-Pasal 14

Ketentuan pemberian Imbalan kepada Inventor lala. Peraturan Menteri ini berlaku secara mutatis mutanlis terhalap pemberian Imbalan kepada Inventor pala satuan kerj a instansi pemerin tah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan balan layanan umum, kecuali ketentuan mengenai penyetoran hasil PNBP Royalti Paten oleh instansi pemerintah ke Kas Negara sebagaimana limaksul dalam Pasal 3 huruf l, Pasal 5

ayat (1) lan ayat (3).

Pasal 15

Peraturan Menteri im mulai berlaku pala tanggal

liundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengunlangan Peraturan Menteri u11 lengan

penempatannya clalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pala tangg� 6 April 2015

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ttd.

BAMBANG P.S. BRODJONEGORO

Pada langgal 6 Apr i 1 2 0 1 5

MENTER! HUKUM DAN HA< ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA I-I. LAOL Y

(8)

!ViE�TEHI KE:U\l\!Ci/\l\l lEPUBIK �DOlES!A

LAMPIAN

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONBSIA NOMOR ] 2 /PMK.02/2015 TENTANG IMBALAN ATAS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK ROYALTI PATEN

TATACARA DAN CONTOH PENGHITUNGAN IMBALAN

A. FORMULA PENGHITUNGAN IMBALAN ATAS PNBP ROYALTI PATEN

Penghitungan Imbalan dihitung berdasarkan basil perkalian dasar penghitungan Imbalan dengan tarif Imbalan tertentu.

Formula penghitungan Imbalan adalah sebagai berikut:

I = DPI x tarif Imbalan tertentu Keterangan:

I = Imbalan

DPI = dasar penghitungan Imbalan

tarif Imbalan = lapisan nilai se bagaimana dimaksud dalam Pasal 8 tertentu

1 . Dasar penghitungan Imbalan (DPI)

Formula penghitungan DPI adalah sebagai berikut: DPI = PNBP Royalti Paten x PP

Keterangan:

DPI = dasar penghitungan Imbalan

PNBP Royalti Paten = nilai PNBP Royalti Paten setahun

pp = keputusan menteri keuangan

.. 1engenai persetjuan penggunaan

PNBP

2. Tarif Imbalan tertentu

Tarif Imbalan tertentu tertinggi adalah 40% (empat puluh persen) untuk nilai kumulatif lasar perhitungan Imbalan sampai dengan sebesar Rpl00.000.000,00 (seratus juta rupiah) pertama lan selanjutnya dengan persentase menurun lengan ketentuan sebagai berikut:

lapisan nilai tarif Im balan terten tu s.l. Rpl00.000.000,00 (40% x Rpl00.000.000,00)

di atas Rpl00.000.000,00 s.l. (Imbalan untuk s.l. Rpl00.000.000,00)

Rp500. 000. 000, 00 + 30% x (DPI - Rpl00.000.000,00)

di atas Rp500.000.000,00 s.l. (Imbalan untuk s.l. Rp500.000.000,00)

Rp 1.000.000.000,00 + 20% x (DPI - Rp500.000.000,00)

di atas s.d. Rpl .000.000.000,00 (Imbalan untuk s.d.

(9)

l/1B�TEFO l<EUAl\lG/\I'� nt:PUBUl\ ll\iDOJES!A

- 2

-B. CONTOH PENGHITUNGAN IMBALAN

Contoh 1: Penghitungan Imbalan Atas 1 (satu) Paten

Paten ABC pada Satker Litbang A menghasilkan nilai kumulatif PNBP Royalti pada tahun 20xl sebesar Rpl.250.000.000,00 (satu milyar dua ratus lima puluh ribu rupiah). Persetujuan penggunaan atas PNBP pada Satker Litbang A sebesar 80% (delapan puluh persen). Dasar penghitungan Imbalan sebesar:

DPI = Rpl.250.000.000,00 x 80%

= Rp 1.000.000.000,00

Penghi tungan Im balan

Lapisan DPI (Rp) Penghitungan DPI (Rp) Nilai DPI (Rp) Tar if Penghitungan

1 2 3 4 5 = 3x4

s.cl. 100.000.000,00 100.000.000,00 - 0,00 100.000.000,00 40% 40.000.000,00

lebih clari 100.000.000,00 s.cl. 500.000.000,00 - 400.000.000,00 30% 120.000.000,00 500.000.000,00 100.000.000,00

Jebih dari 500.000.000,00 s.d. 1.000.000.000,00 - 500.000.000,00 20% 100.000.000,00 1.000.000.000,00 500.000.000,00

lebih lari 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 - 0,00 10% 0,00 1.000.000.000,00

Total 1.000.000.000,00 260.000.000,00

Imbalan yang diberikan kepada Inventor sebesar Rp260.000.000,00 (dua ratus e.am puluh ju ta rupiah).

Contoh 2: Penghitungan Imbalan Atas 1 (satu) Kontrak Kerjasama Yang Berisi Lebih Dari 1 (satu) Unsur Paten

Satker Litbang B menghasilkan nilai kumulatif PNBP Royalti dari satu kontrak atas kombinasi 2 (dua) Paten pada tahun 20xl sebesar Rpl.250.000.000,00 (satu milyar dua ratus lima puluh ribu rupiah). Kontribusi tiap Paten yang lapat ditelusuri atas kontrak tersebut 60% (e.am puluh persen) untuk Paten ABC dan 40% (empat puluh persen) untuk Paten DEF. Persetujuan penggunaan atas

PNBP pala Satker Litbang B sebesar 80% (lelapan puluh persen). Dasar penghitungan Imbalan sebesar:

DPI total = Rpl.250.000.000,00 x 80%

(10)

ME!TEHI l<EUJ\llGA\J lE'UDLI!( ll\lDONESI\

) 0

-Penghitungan Imbalan untuk Paten ABC

Lapisan DPI (Rp) Penghitungan DPI (Rp) Nilai DPI (Rp)

1 2 3

s.cl. 100.000.000,00 100.000.000,00 - 0,00 100.000.000,00

lebih lari 100.000.000,00 s.l. 500.000.000,00 - 400.000.000,00 500.000.000,00 100.000.000,00

Jebih clari 500.000.000,00 s. cl. 1.000.000.000,00 - 100.000.000,00

1.000 .. 000.000,00 500.000.000,00

Total 600.000.000,00

Penghitungan Imbalan untuk Paten DEF

Lapisan DPI (Rp) Penghitungan DPI (Rp) Nilai DPI (Rp)

1 2 3

s.d. 100.000.000,00 100.000.000,00 - 0,00 100.000.000,00

lebih dari 100.000.000,00 s.d. 500.000.000,00- 300.000.000,00

500.000.000,00 100.000.000,00

Imbalan yang diberikan kepada 1Inventor untuk Rp180.000.000,00 (seratus lelapan puluh juta rupiah) Rp130.000.000,00 (seratus tiga puluh juta rupiah).

Paten ABC sebesar lan untuk Paten DEF

Contoh 3: Penghitungan Kumulatif Setahun Atas I.balan Yang Dibayar 2 (lua) Kali Dalam Setahun

Paten ABC pada Satker Litbang C menghasilkan nilai kumulatif PNBP Royalti lari sampai lengan bulan Juni 20xl sebesar Rp800.000.000,00 (lelapan ratus juta rupiah) lan PNBP Royalti untuk bulan Juli 20xl sa.pai lengan akhir tahun sebesar Rp650.000.000,00 (enam ratus lima puluh juta rupiah). Persetujuan penggunaan atas PNBP pala Satker Litbang C sebesar 80% (lelapan puluh persen). Satker Litbang C memiliki kebijakan untuk membayar Imbalan 2 (lua) kali lalam setahun yakni pala pertengahan tahun lan akhir tahun. Penghitungan atas Imbalan lilakukan sebagai berikut:

#Pala Juni 20xl

DPI = Rp800.000.000,00 x 80%

= Rp640.000.000,00

Penghitungan Imbalan s.cl. Juni 20xl

(11)

1

s.cl. 100.000.000,00

lebih clari 100.000.000,00 s.cl. 500.000.000,00

100.000.000,00 - 0,00 100.000.000,00

500.000.000,00 - 400.000.000,00

Imbalan yang diberikan kepada Inventor untuk PNBP san.pai lengan bulan Juni 20xl sebesar Rp204.000.000,00 (dua ratus empat juta rupiah) pala pembayaran pertama.

#Pada Akhir Tahun 20xl

PNBP Royalti setahun = PNBP s.d. Juni 20xl + PNBP Juli-Des 20xl

= Rp800.000.000,00 + Rp650.000.000,00

= Rp 1.250.000.000,00

DPI = Rpl.250.000.000,00 x 80%

= Rpl .000.000.000,00

Penghitungan Inbalan 20xl

Lapisan DPI (Rp) Penghitungan DPI (Rp) Nilai DPI (Rp) Tarif Penghitungan

(Rp)

1 2 3 4 5 = 3x4

s.cl. 100.000.000,00 100.000.000,00 - 0,00 100.000.000,00 40% 40.000.000,00

Jebih lari 100.000.000,00 s. l. 500.000.000,00 - 400.000.000,00 30% 120.000.000,00

500.000.000,00 100.000.000,00

lebih clari 500.000.000,00 s.d. 1.000.000.000,00 - 140.000.000,00 20% 24.000.000,00

1.000.000.000,00 500.000.000,00

lebih dari 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 - 0,00 10% 0,00

1.000.000.000,00

Total 1.000.000.000,00 260.000.000,00

lnbalan setahun untuk 20xl = Rp260.000.000,00

lnbalan yang telah dibayar (s.l. Juni 20xl

)

= Rp204.000.000,00

(12)

IEffEH l<EUA\lGAr� n:F'UBLB< il\ID�ESIJl,

- 5

-Inventor Paten ABC pada Satker Litbang A sebagaimana pada contoh nomor 1 (satu) terdiri lari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang sekretaris, lan 3 (tiga) orang anggota. Pembagian Imbalan sebesar Rp260.000.000,00 (dua ratus enam puluh ju ta rupiah) selama setahun lilalam tim lirinci sebagai berikut:

ketua tim = 40% x Rp260.000.000,00

= Rp104.000.000,00

sekretaris tim = 30% x Rp260.000.000,00

= Rp78.000.000,00

anggota = 30% x Rp260.000.000,00

= Rp78.000.000,00 ·k)

Keterangan:

') per anggota masing-masing menlapatkan Rp26.000.000,00 (lua puluh enam ju ta rupiah).

Contoh 5: Pembagian Imbalan Pala Inventor Yang Anggotanya Be1jumlah Sampai Dengan 5 (lima) Orang Dengan Wakil Ketua Dan Sekretaris Merupakan Orang Yang Berbeda.

Inventor Paten ABC pala Satker Litbang A sebagaimana pala contoh nomor 1 (satu) terliri lari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang wakil ketua lan 1 (satu) orang sekretaris, lan 3 (tiga) orang anggota. Pembagian Imbalan sebesar Rp260.000.000,00 (lua ratus enam puluh juta rupiah) selama setahun clilalam tim lirinci sebagai berikut:

ketua tim = 40% x Rp260.000.000,00

= Rp104.000.000,00

wakil ketua lan sekretaris tim = 30% x Rp260.000.000,00

= Rp78.000.000,00 *

)

anggota = 30% x Rp260.000.000,00

= Rp78.000.000,00 H

)

Keterangan:

·k

)

wakil ketua lan sekretaris tim masing-masing menlapatkan Rp39.000.000,00

·"*) per anggota masing-masing nenlapatkan Rp26.000.000,00

Contoh 6: Pe.bagian lmbalan Pacla Inventor Yang Anggotanya Lebih Dari 5 (lima) Orang

(13)

ketua tim

sekretaris tim

anggota

Keterangan:

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

6

-= 30% x Rp260.000.000,00

= Rp78.000.000,00

= 20% x Rp260.000.000,00

= Rp52. 000. 000, 00

= 50% x Rp260.000.000,00

= Rp130.000.000,00 ')

·:) per anggota masing-masing menlapatkan Rp16.250.000,00 (enam belas

ju ta lua ratus lima puluh ribu rupiah).

Contoh 7: Pembagian Imbalan pala Inventor Yang Anggotanya Lebih Dari 5 (lima) Orang Dengan Wakil Ketua Dan Sekretaris Merupakan Orang Yang Berbela

Inventor Paten ABC pala Satker Litbang A sebagaimana pala contoh nomor 1 (satu) terliri lari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang wakil ketua lan 1 (satu) orang sekretaris, lan 8 (lelapan) orang anggota. Pembagian Imbalan sebesar Rp260.000.000,00 (dua ratus enam puluh juta rupiah) selama setahun liclalam tim lirinci sebagai berikut:

ketua tim = 30% x Rp260.000.000,00

= Rp78.000.000,00

wakil ketua lan sekretaris tim = 20% x Rp260.000.000,00

= Rp52.000.000,00 '")

anggota = 50% x Rp260.000.000,00

= Rp130.000.000,00 ''

)

Keterangan:

,,.) wakil ketua lan sekretaris tim masing-masing menlapatkan

Rp26.000.000,00 (lua enam puluh ju ta rupiah).

:) per anggota masing-masing menlapatkan Rp16.250.000,00 (enam belas

ju ta lua ratus lima puluh ribu rupiah).

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Referensi

Dokumen terkait

- Dinas Pertanian selalu memberikan UPTD yaitu sebagai tim pengawas di Kecamatan Rawang Panca Arga, dimana UPTD berfungsi sebagai sarana pelaporan dari tim

Dari uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana berdirinya Bank BJB Syariah Kantor Cabang Pembantu padalarang dan menganalisis

Stage 3 adalah permainan aksi melompat dan petualangan dimana pemain untuk menyelesaikan tantangan stage ini harus menemui obyek yang ditentukan dan menyelesaikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kulit coklat sebagai alkali pada proses pembuatan sabun natural dan mengetahui sifat-sifat sabun natural yang

Namun secara keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh pegawai yang bertugas di bagian kearsipan pada Dinas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tanjung Balai dalam

Sistem chatbot tidak dapat menentukan semester mahasiswa ketika mengambil cuti kuliah, sehingga chatbot bisa tidak akurat dalam menjawab pertanyaan yang

Januari seribu sembilan ratus tujuh puluh dua) yang kemudian diubah dengan.. akta Nomor: 5, tanggal 03-10-1972 (tiga Oktober seribu sembilan

Ibu Lusia Permata Sari Hartanti, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Industri, Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan