• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. DASAR TEORI. 7 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. DASAR TEORI. 7 Universitas Kristen Petra"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Plant

Bagi sebuah pabrik kertas untuk memproduksi kertas yang berkualitas, sifat-sifat dari bahan bakunya perlu diperhatikan. Bahan baku utama untuk pembuatan kertas adalah pulp.

Jenis pulp ada bermacam-macam, ada dua jenis pulp yang umum digunakan antara lain sebagai berikut:

a. LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp)

Merupakan bahan baku utama pembuatan kertas. Pulp jenis LBKP ini memiliki sifat-sifat khusus yaitu seratnya lebih pendek dan lebih tebal, serta memiliki daya tensile (tarik) dan daya tearing (sobek) yang lebih rendah dari jenis NBKP.

b. NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp)

Merupakan bahan pencampur pembuatan kertas supaya lebih kuat baik tensile maupun tearingnya. Sifat-sifatnya adalah seratnya panjang dan tipis, serta memiliki daya tensile dan tearing yang kuat.

Proses pembuatan kertas mulai dari pengolahan bahan baku sampai dengan menjadi rol-rol kertas, secara umum dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Tahap persiapan (Stock preparation)

Tahap ini adalah tahapan awal dari proses pembuatan kertas, dimana bahan serat diolah menjadi buburan pulp. Pada tahap ini segala kebutuhan untuk proses pembuatan kertas (baik pulp maupun additives) disiapkan agar kertas yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. LBKP dan NBKP yang berupa buburan serta wet brokes dan dry brokes masuk ke mixing chest.

Keempat bahan tersebut dicampur hingga merata dengan ditambah bahan kimia. Setelah merata dimasukkan ke machine chest. Pada tahap persiapan ini terdapat berbagai macam proses yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

b. Tahap transisi (Approach system)

(2)

Tahap transisi pada dasarnya menunjukkan fungsi dari fan pump dimana campuran pulp dilarutkan dan dicampur dengan bahan kimia yang diperlukan.

Hasil campuran tersebut kemudian di-cleaner dan di-screen lagi agar lebih bersih sebelum menuju ke head box. Pada tahap transisi ini melibatkan beberapa alat, dapat dilihat pada Gambar 2.2.

c. Tahap pembentukan (Paper machine process)

Tahap ini merupakan tahap pembentukan kertas sampai menjadi rol-rol kertas sesuai dengan yang dikehendaki (meliputi: GSM, ukuran dan jenis kertas).

Pada tahap pembentukan melibatkan beberapa alat, dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.1. Blok Diagram Tahap Persiapan

Sumber: Buku Panduan Training. Mojokerto: PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia TBK, p. 25

Stuff Box

Silo Tank

Fan Pump

Deaerator Cleaner Machine

Chest Mixing

Chest Screen

Pulper Tower

H D C De-Flaker De-Flaker Chest

Refiner Refiner Chest Pulper

LBKP

Pulper Chest

H D C Refiner Refiner

Chest Pulper

NBKP

Couch Pit

Press Pit

Wet Broke Storage

Tank

Thickener Thickener WB Chest

Mixing Chest

Thickener DB Chest

Thickener

Head Tank W. Trim

Pulper

Calendar Pit

Size Pit

Finishing Broke Pulper

Dry Broke Storage

Tank

H D C De-

Flaker

Dry Broke Chest

Power Screen

Pack Pulper LBKP

NBKP

Broke of Wire Part

Broke of Finishing

Broke of Press Part

Broke of Rewinder

Broke of Size Part Broke of Calendar

(3)

Gambar 2.2. Blok Diagram Tahap Transisi

Sumber: Buku Panduan Training. Mojokerto: PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia TBK, p. 26

Gambar 2.3. Blok Diagram Tahap Pembentukan

Sumber: Buku Panduan Training. Mojokerto: PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia TBK, p. 26

Pada Tugas Akhir ini, plant akan diambil dari proses pembuatan kertas pada tahap persiapan (stock preparation) dan akan disederhanakan. Pembahasan tentang penyederhanaan plant akan dibahas pada bab 3.

2.2. PLC

2.2.1. Gambaran Umum PLC

Pada dasarnya Programmable Logic Controller (PLC) merupakan sebuah Central Processing Unit (CPU) yang menjalankan sebuah program dan dihubungkan ke input output (I/O) devices. Program tersebut mengontrol PLC sehingga pada waktu sebuah sinyal input dari sebuah input device menjadi ON, maka PLC akan memberikan respon sesuai dengan yang diprogramkan. Biasanya respon yang diberikan berupa memberikan sinyal output ke output device yang akan dikontrol. Input device dapat berupa sensor-sensor, saklar ON-OFF, limit switch, atau alat-alat lainnya yang dapat menghasilkan sinyal, di mana sinyal tersebut dapat menjadi input ke PLC. Sedangkan output device dapat berupa solenoid, saklar yang mengaktifkan lampu indikator, relay yang menyalakan motor, atau alat-alat lainnya yang dapat diaktifkan oleh sinyal output dari PLC.

2.2.2. PLC Omron C200HG

PLC yang digunakan adalah PLC Omron C200HG yang terdiri dari CPU tipe C200HG-CPU43, C200H-AD002 Analog Input Unit, C200H-OC222 Relay Output Unit.

Wire Part

Pre Dryer

Size Press

After Dryer

Calendar Head

Box Screen

Pope Reel

Rewinder Roll

(4)

Gambar 2.4. C200HG-CPU43 Programmable Controller

(5)

Gambar 2.5. C200H-AD002 Analog Input Unit

Gambar 2.6. C200H-OC222 Relay Output Unit

(6)

PLC Omron C200HG merupakan PLC yang terdiri dari rak-rak sehingga PLC ini memerlukan konfigurasi untuk setiap unit yang terpasang pada raknya.

Untuk mendapatkan sebuah PLC yang dapat difungsikan, maka diperlukan sebuah rak CPU dengan sedikitnya sebuah unit terpasang pada rak sebagai I/O.

Adapun unit-unit yang dapat dipasang pada rak CPU terdapat 3 kategori, yaitu:

a. I/O Units

Meliputi semua unit yang menyediakan poin-poin input dan output diskrit untuk digunakan secara umum.

b. Special I/O Units

Merupakan unit-unit yang didesain untuk keperluan tertentu. Meliputi Position Control Unit, High Speed Counter Unit, Fuzzy Unit, PID Control Unit, dan Analog I/O Unit.

c. Links Unit

Unit-unit ini digunakan untuk membuat sistem hubungan yang dapat menggunakan banyak PLC atau hubungan antara PLC dengan I/O yang berada di tempat yang jauh. Links Unit termasuk di dalamnya: Remote I/O Unit, PC Link Unit, Host Link Unit, SYSMAC NET Link Unit dan SYSMAC LINK Unit.

Langkah-langkah dasar untuk memprogram dan mengoperasikan PLC Omron C200HG adalah sebagai berikut:

a. Menentukan apa yang harus dilakukan oleh sistem yang dikontrol, urutan operasi, dan waktu operasinya.

b. Menentukan rak-rak apa dan unit-unit apa yang dibutuhkan.

c. Menentukan semua input dan output ke dalam poin-poin I/O pada tiap-tiap unit serta menentukan lokasi memori yang digunakan oleh setiap unit.

d. Menulis pemrograman dengan ladder symbols untuk sistem yang diharapkan dengan tahap-tahap operasi yang diinginkan dan keterkaitannya.

Pemrograman dapat dibuat dengan menggunakan Programming Console ataupun dengan menggunakan PC dengan software LSS atau SSS.

e. Memasukkan program dan semua parameter yang diperlukan ke dalam PLC.

f. Menghubungkan (wiring) PLC dengan sistem yang dikontrol. Langkah ini sebenarnya dapat dilakukan setelah langkah ketiga.

(7)

g. Melakukan pengujian pada situasi kontrol yang sebenarnya dan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

2.2.3. Area Memori PLC Omron C200HG

Ada lokasi memori tertentu pada PLC Omron C200HG yang dapat diakses dengan word maupun bit. Kebanyakan lokasi memori yang terdapat pada PLC Omron C200HG dapat difungsikan sebagai bit maupun word yang dapat digunakan secara bebas dalam pemrograman. Meskipun kebanyakan lokasi memori dapat digunakan bebas, akan tetapi ada pula lokasi memori tertentu yang tidak dapat digunakan secara bebas. Lokasi memori tersebut umumnya berisikan flag, bit-bit control dan status dari PLC. Oleh karena itu, jika dalam pemrograman dibutuhkan word maupun bit untuk manipulasi, harus diperhatikan terlebih dahulu status dari bit tersebut.

Flag merupakan bit-bit yang secara otomatis oleh CPU di-ON-kan maupun di-OFF-kan untuk mengindikasikan status operasi tertentu. Flag terdapat pada SR (Special Relay) area. Meskipun flag ada yang dapat dikontrol oleh user akan tetapi sebagian besar dari flag bersifat hanya dapat dibaca dan tidak dapat dikontrol secara langsung. Bit kontrol diatur ON-OFF-nya oleh user untuk mengontrol aspek khusus dari operasi.

2.2.3.1. Struktur Data Area

Dalam mendefinisikan sebuah lokasi memori, singkatan dari lokasi memori harus disebutkan kecuali IR dan SR. Meskipun begitu, singkatan untuk IR dan SR sering diberikan untuk lebih jelasnya program. Semua data yang didefinisikan tanpa singkatan akan diasumsikan sebagai IR atau SR.

Data untuk lokasi memori dinyatakan dalam word yang terdiri dari 16 bit.

Ada lokasi memori yang dapat diakses dengan bit maupun word dan juga ada lokasi memori hanya dapat diakses dengan word saja. Meskipun hampir semua lokasi memori dinyatakan sesuai dengan nomor word atau bit-nya, ada pula yang tidak. Lokasi TC (Timer dan Counter) dinyatakan dalam nomor timer atau counter yang digunakan.

(8)

Word dari data input dalam desimal dapat disimpan dalam format Binary Coded Decimal (BCD) sedangkan word dari data input dalam heksadesimal disimpan dalam bentuk biner. Setiap 4 bit menyatakan satu digit BCD ataupun heksadesimal.

2.2.3.2. IR Area

IR (Internal Relay) area digunakan baik sebagai data untuk mengontrol poin-poin I/O, dan sebagai work bits yang dapat dimanipulasi untuk pemrograman maupun untuk menyimpan data secara internal. Area IR ini dapat diakses baik dengan bit maupun dengan word. Pada PLC Omron C200HG, area IR mempunyai jangkauan dari IR 000 s/d IR 235 (IR area 1) dan IR 300 s/d IR 511 (IR area 2).

Tabel 2.1. IR Area

Area Range

I/O Area 1 IR 000 – IR 029 Group-2 High Density

I/O Unit dan B7A Interface Unit Area

IR 030 – IR 049 IR Area 1

SYSMAC BUS Area IR 050 – IR 099 Tabel 2.1. IR Area (sambungan)

Special I/O Unit Area 1 IR 100 – IR 199 Optical I/O Unit dan I/O

Terminal Area

IR 200 – IR 231

Work Area IR 232 – IR 235

I/O Area 2 IR 300 – IR 309

Work Area IR 310 – IR 329

Group-2 High Density I/O Unit Area 2

IR 330 – IR 341

Work Area IR 342 – IR 349

Special I/O Unit Area 2 IR 350 – IR 459 IR Area 2

Work Area IR 460 – IR 511

Sumber: C200HX/C200HG/C200HE Programmable Controllers Operation Manual. OMRON, 1996, p. 27

2.2.3.3. SR Area

SR (Special Relay) area berisikan flag-flag dan bit-bit kontrol yang digunakan untuk memonitor operasi dari PLC, mengakses pulsa clock dan

(9)

memberikan sinyal error. Jangkauan alamat word-nya dari SR 236 sampai SR 299 sedangkan alamat bit-nya dari SR 23600 sampai SR 29915.

Tabel 2.2. SR Area

Area Range

SR Area 1 SR 23600 – SR 25507 SR Area 2 SR 25600 – SR 29915

Sumber: C200HX/C200HG/C200HE Programmable Controllers Operation Manual. OMRON, 1996, p. 30

2.2.3.4. AR Area

AR (Auxiliary Relay) area mempunyai jangkauan alamat word dari AR 00 s/d AR 27, sedangkan alamat bit-nya dari AR 0000 s/d AR 2715. Sebagian besar dari word dan bit AR berfungsi untuk tujuan khusus seperti counter transmisi, flag, dan bit-bit kontrol. Word AR 00 s/d AR 07 dan AR 23 s/d AR 27 tidak dapat digunakan untuk tujuan lain. Sedangkan AR 08 s/d AR 17 dapat digunakan sebagai work words atau work bits jika tidak digunakan untuk keperluan SYSMAC LINK Units dan SYSMAC NET Link Units.

Tabel 2.3. AR Area

Word Use

AR 08 – AR 15 SYSMAC LINK Units

AR 16, AR 17 SYSMAC LINK and SYSMAC NET Link Units Sumber: C200HX/C200HG/C200HE Programmable Controllers Operation Manual. OMRON, 1996, p. 47

2.2.3.5. DM Area

DM (Data Memory) area dibagi menjadi banyak bagian yang akan dideskripsikan pada tabel berikut:

Tabel 2.4. DM area

Alamat User read/write Kegunaan

DM 0000 – DM 0999 Normal DM

DM 1000 – DM 2599 Special I/O Unit Area

DM 2600 – DM 5999 Normal DM

DM 6000 – DM 6030

Read/Write

History Log

(10)

DM 6100 – DM 6143 Reserved

DM 6144 – DM 6599 System Settings

DM 6600 – DM 6655 PC Setup

DM 7000 – DM 9999

Read only

Expansion DM Sumber: C200HX/C200HG/C200HE Programmable Controllers Operation Manual. OMRON, 1996, p. 53

2.2.3.6. HR Area

HR (Holding Relay) area digunakan untuk menyimpan/memanipulasi berbagai macam data dan dapat diakses baik dengan word maupun dengan bit- nya. Alamat word-nya dari HR 00 s/d HR 99, sedangkan alamat bit-nya dari HR 0000 s/d HR 9915. Setiap bit dari HR dapat digunakan secara bebas dalam pemrograman. Area HR mempertahankan statusnya pada waktu mode sistem operasi diubah, pada waktu power supply mati, ataupun pada waktu PLC berhenti dipoerasikan.

2.2.3.7. TC Area

TC (Timer/Counter) area digunakan untuk membuat dan memprogram timer dan counter. Range dari TC adalah dari TC 000 s/d TC 511. Setiap nomor TC dapat didefinisikan sebagai timer atau counter menggunakan salah satu dari instruksi: TIM, TIMH, CNT, CNTR(12), dan TTIM(87).

2.2.3.8. LR Area

LR (Link Relay) area digunakan sebagai area data untuk mentransfer informasi antar PLC. Transfer data dilakukan dengan PC Link System. Data yang dituliskan pada area LR akan ditransferkan dari satu PLC ke PLC lain dengan alamat yang sama. Area LR dapat diakses baik dengan bit maupun dengan word.

Alamat word-nya dari LR 00 s/d LR 63 dan alamat bit-nya dari LR 0000 s/d LR 6315. Bagian area LR yang tidak digunakan oleh PC Link System, dapat digunakan sebagai work words atau SYSMAC NET Link atau SYSMAC LINK Systems.

2.2.3.9. UM Area

(11)

UM area berisikan program ladder yang dibuat oleh user. Untuk penulisan program dapat dilakukan dengan Programming Console atau melalui komputer dengan menggunakan software LSS atau SSS.

2.2.3.10. TR Area

TR (Temporary Relay) area menyediakan 8 bit yang hanya digunakan dengan instruksi LD dan OUT untuk pemrograman ladder yang bercabang.

Alamat TR adalah dari TR 0 sampai TR 7. Masing-masing dari bit ini dapat digunakan berkali-kali sesuai yang dibutuhkan selama bit LR yang sama tidak digunakan 2 kali pada blok instruksi yang sama.

2.2.3.11. EM Area

EM (Extended Data Memory) area digunakan untuk menambah kapasitas area DM. Sebuah area EM dapat menyimpan data s/d 18 K-word yang dibagi menjadi 3 bank. PLC Omron C200HG hanya memiliki 1 bank.

2.2.4. Analog Input Unit C200H-AD002

Analog Input Unit C200H-AD002 digunakan untuk menerima input analog dan mengkonversinya menjadi bentuk digital sehingga dapat dibaca oleh komputer. Unit ini dapat mengkonversi sampai dengan 8 input analog menjadi 12- bit digital binary atau 4-digit BCD code. Selain itu unit ini menyediakan 4 pilihan output range: 1 V s/d 5 V, 4 mA s/d 20 mA, 0 V s/d 10 V, dan -10 V s/d 10 V.

Dari 8 input yang disediakan dapat dipilih input range yang berbeda.

2.2.4.1. IR Area

IR area yang dialokasikan untuk Special I/O Unit berdasarkan unit number/machine number (n) yang dapat diset di bagian depan unit C200H-AD002 ini.

Tabel 2.5. IR Area C200H-AD002

Alamat Bit Fungsi

IR 1n0 00 – 07 Mengaktifkan peak hold functions untuk input 1-8

(12)

08 – 15 Tidak digunakan IR 1n1 s/d

IR 1n8

00 – 15 Nilai digital berupa 3 digit hexadecimal (12-bit binary) atau 4 digit BCD dari input 1 – 8

00 – 07 Broken Wire Flag dari input 1 – 8 IR 1n9

08 – 15 Upper/Lower Limit Alarm Flag dari input 1 – 8 Sumber: C200H-AD002 Analog Input Unit Operation Manual. OMRON, 1993, p. 12

2.2.4.2. DM Area

Data format, input diaktifkan/non-aktifkan, input range, scaling, mean, root, dan upper/lower limit dari input 1 sampai dengan input 8 diatur/diset di dalam DM area.

Tabel 2.6. DM1n00

15-10 09 08 07 06 05 04 03 02 01 00

Not used

Limit mode

Data Format

Input 8

Input 7

Input 6

Input 5

Input 4

Input 3

Input 2

Input 1 Sumber: C200H-AD002 Analog Input Unit Operation Manual. OMRON, 1993, p. 14

Limit mode:

- 0 à Limit mode 1 - 1 à Limit mode 2 Data format:

- 0 à Binary data - 1 à BCD data

Input 1 – 8 enabled/disabled:

- 0 à Input enabled - 1 à Input disabled

Tabel 2.7. DM1n01

15 14 13 12 11 10 09 08 07 06 05 04 03 02 01 00

Input 8 Input 7 Input 6 Input 5 Input 4 Input 3 Input 2 Input 1 Sumber: C200H-AD002 Analog Input Unit Operation Manual. OMRON, 1993, p. 15

(13)

Input range:

- 00 à -10 s/d 10 V - 01 à 0 s/d 10 V

- 10 à 1 s/d 5 V atau 4 s/d 20 mA - 11 à Not used (disabled)

Tabel 2.8. DM1n02

DM Bit 15 14 13 12 11 10 09 08

Scaling Input 8 Input 7 Input 6 Input 5 Input 4 Input 3 Input 2 Input 1

DM Bit 07 06 05 04 03 02 01 00

Mean Input 8 Input 7 Input 6 Input 5 Input 4 Input 3 Input 2 Input 1 Sumber: C200H-AD002 Analog Input Unit Operation Manual. OMRON, 1993, p. 15

Scaling dan Mean:

- 0 à Function disabled - 1 à Function enabled

Tabel 2.9. DM1n03

DM Bit 15 14 13 12 11 10 09 08

Root Input 8 Input 7 Input 6 Input 5 Input 4 Input 3 Input 2 Input 1

DM Bit 07 06 05 04 03 02 01 00

Limit Input 8 Input 7 Input 6 Input 5 Input 4 Input 3 Input 2 Input 1 Sumber: C200H-AD002 Analog Input Unit Operation Manual. OMRON, 1993, p. 15

Root dan Limit:

- 0 à Function disabled - 1 à Function enabled

2.2.5. Relay Output Unit C200H-OC222

(14)

Relay Output Unit C200H-OC222 digunakan untuk memberikan signal output berdasarkan power supply yang dihubungkan ke COM dari unit tersebut.

Spesifikasi dan konfigurasinya dapat dilihat pada halaman lampiran.

2.3. SCADA

SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control And Data Acquisition, yang berarti:

- Supervisory à operating, supervising - Control à monitoring, remote/local

- Data Acquisition à mengakses dan menyimpan data dari plant

2.3.1. Wonderware InTouch

Wonderware InTouch merupakan program untuk membuat aplikasi Human Machine Interface (HMI) untuk komputer yang menggunakan sistem operasi Microsoft Windows 2000 dan Windows XP. InTouch adalah komponen dari Wonderware Factory Suite. InTouch terdiri dari 3 program utama, yaitu InTouch Application Manager, Window Maker, dan Window Viewer.

Application Manager digunakan untuk mengatur aplikasi yang telah dibuat dan yang akan dibuat. Tampilan dari Application manager dapat dilihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7. InTouch Application Manager

WindowMaker menggunakan metode grafis untuk membuat tampilan window. WindowMaker merupakan Development Environment, dimana object-

(15)

oriented digunakan untuk menciptakan layar tampilan yang dapat bergerak (animated) dan peka terhadap sentuhan (touch-sensitive). Layar tampilan ini dapat dihubungkan dengan sistem I/O di industri dan aplikasi MS Windows yang lain.

Tampilan WindowMaker dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8. InTouch Window Maker

WindowViewer merupakan Runtime Eenvironment yang digunakan untuk menampilkan layar grafik yang telah dibuat pada WindowMaker. WindowViewer mengeksekusi InTouch QuickScript, menampilkan data logging history serta reporting dari alarm yang diproses, dan dapat berfungsi sebagai client dan server untuk protokol komunikasi DDE dan SuiteLink. Bentuk tampilan WindowViewer dapat dilihat pada gambar 2.9.

(16)

Gambar 2.9. InTouch Window Viewer

2.3.2. InTouch Recipe Manager

Di dalam dunia industri, recipe (resep) digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal. Sebagai contoh, sebuah pabrik roti mempunyai resep dasar untuk membuat roti yang berisikan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat roti tersebut serta bahan-bahan tambahan/pilihan seperti kacang, buah-buahan, coklat, dsb.

Program tambahan InTouch Recipe Manager ini terdiri dari dua komponen yaitu program/aplikasi Recipe Manager dan recipe functions. Recipe Manager merupakan sebuah program yang terpisah yang digunakan untuk membuat recipe template file. Sedangkan recipe functions digunakan di dalam InTouch QuickScripts untuk mengakses recipe template file. Melalui recipe functions tersebut, InTouch dapat memilih, mengambil, modifikasi, membuat, serta menghapus recipes yang terdapat di dalam recipe template file.

Sebuah recipe template file memuat 3 macam template, yaitu:

a. Template Definition

(17)

Digunakan untuk mendefinisikan tiap ingredient/item (bahan-bahan) yang terkandung dalam sebuah recipe. Tiap ingredient harus diberi tipe data. Tipe data dapat berupa analog, discrete, atau message.

b. Unit Definition

Digunakan untuk mendefinisikan tagname dari InTouch yang terhubung dengan ingredient yang telah didefinisikan pada template definition. Definisi tagname dapat dibuat lebih dari satu definisi, definisi tersebut disebut dengan unit.

c. Recipe Definition

Digunakan untuk mendefinisikan recipe name untuk setiap recipe yang ingin dibuat.

2.3.2.1. Mengoperasikan Recipe Manager

Untuk menjalankan program Recipe Manager dan membuat sebuah recipe template file, langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Sebelum memulai mendefinisikan recipes pada recipe template file, dapat dikonfigurasi terlebih dahulu jumlah maksimum dari item, unit, dan recipe name. Untuk mengkonfigurasi preference, pada menu Options, pengguna dapat menekan Preferences, maka akan muncul Preferences dialog box.

Gambar 2.10. Recipe Template File Preferences

b. Di dalam WindowMaker bagian Application Explorer, pengguna menekan Applications, lalu menekan 2 kali Recipe Manager.

c. Pada bagian menu File, pengguna menekan New. Tiga macam template akan muncul seperti gambar berikut:

(18)

Gambar 2.11. Recipe Manager

d. Di dalam Template Definition, pada kolom Item Name, pengguna mengetikkan nama dari tiap ingredient/item, dan pada kolom Item Type, pengguna mengetikkan analog, discrete, atau message untuk mendefinisikan tipe data dari tiap item.

e. Di dalam Unit Definition, pada baris Unit Names>>>, pengguna mengetikkan nama dari setiap unit yang ingin didefinisikan. Pada kolom Unit

#, pengguna mengetikkan tagname dari InTouch untuk setiap ingredient.

Gambar 2.12. Unit Definition

f. Di dalam Recipe Definition, pada baris Recipe Names>>>, pengguna mengetikkan nama dari setiap recipe yang ingin didefinisikan. Pada kolom Recipe #, pengguna mengetikkan value (nilai) untuk setiap ingredient.

(19)

Gambar 2.13. Recipe Definition

g. Untuk menyimpan recipe template file yang telah dibuat, pada menu File, pengguna harus menekan Save. Recipe template file disimpan dalam format comma seperated variable (.CSV) sehingga dapat dibuka dan diedit menggunakan aplikasi lain yang mendukung format . CSV seperti Notepad dan Microsoft Excel.

2.3.2.2. Recipe Functions

Recipe functions digunakan untuk berinteraksi dengan recipe template file.

Adapun recipe functions akan dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 2.10. Recipe Functions

Fungsi Deskripsi

RecipeDelete Untuk menghapus recipe name yang ditunjuk dari sebuah recipe template file

RecipeGetMessage Untuk menulis error code ke analog tagname dan error code message yang bersangkutan ke message tagname

RecipeLoad Untuk mengambil data dari recipe tertentu ke tagname tertentu

RecipeSave Untuk menyimpan recipe baru atau menyimpan hasil modifikasi dari recipe yang sudah ada

RecipeSelectNextRecipe Untuk memilih recipe setelah recipe tertentu RecipeSelectPreviousRecipe Untuk memilih recipe sebelum recipe tertentu RecipeSelectRecipe Untuk memilih recipe name tertentu

RecipeSelectUnit Untuk memilih unit tagname yang akan diakses 2.3.3. InTouch SQL Access Manager

InTouch SQL Access Manager merupakan program tambahan yang didesain untuk kemudahan transfer data, dari SQL database ke aplikasi InTouch maupun sebaliknya yaitu dari InTouch ke SQL database. Contohnya, setiap siklus

(20)

proses pada sebuah mesin selesai, sebuah perusahan mungkin membutuhkan data- data yang bersangkutan dengan mesin tersebut. Dengan SQL Access Manager, data-data tersebut dapat disimpan ke dalam database, dan dapat diakses pada aplikasi InTouch.

InTouch SQL Access Manager terdiri dari dua komponen yaitu program SQL Access Manager dan SQL Functions. Program SQL Access Manager digunakan untuk membuat dan menghubungkan kolom-kolom pada database dengan tagname-tagname pada InTouch. Proses ini disebut binding. Selain itu, melalui SQL Access Manager dapat dibuat Table Templates. Table Templates digunakan untuk mendefinisikan struktur dan format database. Sedangkan SQL Functions digunakan untuk mengolah database melalui aplikasi InTouch. SQL Functions dapat digunakan untuk membuat tabel baru, menyimpan data baru, menghapus data maupun tabel, serta memilih dan mengedit data yang ada.

2.3.3.1. Konfigurasi dan Koneksi Database

Database yang didukung oleh SQL Access Manager yaitu Oracle, Microsoft SQL Server, dan Microsoft Access. Konfigurasi tiap database berbeda- beda.

a. Menggunakan Oracle 8.0

Untuk komunikasi dengan Oracle 8.0:

1. Oracle OLEDB Provider (MSDAORA.DLL) harus ada pada InTouch. File ini di-install oleh MDAC dimana di-install pada waktu meng-install InTouch.

2. Menghubungkan dengan Oracle dengan mengeksekusi fungsi SQLConnect() pada InTouch action script.

Formatnya:

SQLConnect(ConnectionId,“<attribute>=<value>;<attribute>=<value>;...

Atribut-atribut yang digunakan oleh Oracle dapat dilihat pada tabel 2.11.

Tabel 2.11. Atribut-Atribut Oracle

Attribute Value

Provider MSDAORA

(21)

User ID User name Password Password

Data Source Oracle Server machine name

Sumber: Wonderware® FactorySuite™ SQL Access Manager User’s Guide.

Invensys Systems Inc, 2002, p. 10

Tipe data yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.12.

Tabel 2.12. Tipe Data Oracle

Data Type Length Default Range Tag Type char 2.000 characters 1 character Message

number 38 digits 38 digits Integer

Sumber: Wonderware® FactorySuite™ SQL Access Manager User’s Guide.

Invensys Systems Inc, 2002, p. 13

b. Menggunakan Microsoft SQL Server

Untuk komunikasi dengan Microsoft SQL Server:

1. Mengkonfigurasi Windows database client.

2. Mengkoneksikan ke Microsoft SQL Server dengan mengeksekusi fungsi SQLConnect() pada InTouch QuickScript.

Formatnya:

SQLConnect(ConnectionId,“<attribute>=<value>;<attribute>=<value>;...

Atribut-atribut yang digunakan oleh Microsoft SQL Server dapat dilihat pada tabel 2.13. Dan tipe data yang mendukung dapat dilihat pada tabel 2.14.

Tabel 2.13. Atribut-Atribut Microsoft SQL Server

Attribute Value

Provider SQLOLEDB

DSN Nama dari data source yang dikonfigurasi di ODBC Administrator

(22)

UID Logon ID

PWD Password

SRVR Nama dari komputer server dengan tabel database DB Nama dari database yang diakses

Sumber: Wonderware® FactorySuite™ SQL Access Manager User’s Guide.

Invensys Systems Inc, 2002, p. 11

Tabel 2.14. Tipe Data Microsoft SQL Server

Data Type Length Def. Range Tag Type

char 8.000 char Message

int -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647 Integer

float 15 digits -1,79E308 s/d 1,79E308 Real Sumber: Wonderware® FactorySuite™ SQL Access Manager User’s Guide.

Invensys Systems Inc, 2002, p. 13

c. Menggunakan Microsoft Access

Untuk komunikasi dengan Microsoft Access dengan mengeksekusi fungsi SQLConnect() pada InTouch QuickScript.

Formatnya:

SQLConnect(ConnectionId,“<attribute>=<value>;<attribute>=<value>;...”);

Attribute yang digunakan oleh Microsoft Access hanya DSN. DSN merupakan nama dari data source yang dikonfigurasi di Microsoft ODBC Administrator.

Contohnya: SQLConnect(ConnectionId,”DSN=msacc”);

Tipe data yang digunakan:

Tabel 2.15. Tipe Data Microsoft Access

Data Type Length Default Range Tag Type

Text 255 characters Message

Number Integer

Number Real

Sumber: Wonderware® FactorySuite™ SQL Access Manager User’s Guide.

Invensys Systems Inc, 2002, p. 13

2.3.3.2. Mengoperasikan SQL Access Manager

Ada dua hal yang harus dikonfigurasi terlebih dahulu sebelum menggunakan SQL Functions pada QuickScript, yaitu Bind List dan Table Template.

(23)

Langkah-langkah membuat Bind List:

a. Pada menu Special, pengguna dapat memilih SQL Access Manager, dan kemudian menekan Bind List, atau di dalam Application Explorer di bawah SQL Access Manager, pengguna dapat menekan 2 kali Bind List.

Gambar 2.14. Bind List

b. Dengan penekanan New, akan muncul Bind List Configuration dialog box.

Gambar 2.15. Bind List Configuration

c. Di dalam kotak Bind List Name, pengguna mengetikkan nama Bind List yang diinginkan. Di dalam kotak Tagname.FieldName, pengguna mengetikkan tagname.field yang diinginkan. Di dalam kotak Column Name, pengguna mengetikkan nama kolom pada database.

d. Penekanan OK untuk memnyimpan konfigurasi Bind List tersebut serta menutup dialog box.

Langkah-langkah membuat Table Template:

(24)

a. Pada menu Special, pengguna dapat memilih SQL Access Manager, dan kemudian menekan Table Template, atau di dalam Application Explorer di bawah SQL Access Manager, pengguna menekan 2 kali Table Template.

Gambar 2.16. Table Template

b. Dengan penekanan New, akan muncul Table Template Configuration dialog box.

Gambar 2.17. Table Template Configuration

c. Di dalam kotak Table Template Name, pengguna mengetikkan nama Table Template yang diinginkan, kemudian mengisikan juga Column Type, Length, Index Type, dan Allow Null Entry.

d. Penekanan OK untuk menyimpan konfigurasi Table Template tersebut serta menutup dialog box.

SQL Access Manager menyimpan konfigurasi Bind List dan Table Template ke dalam file bernama “SQL.DEF”. File ini memiliki format comma seperated

(25)

variable (.CSV) sehingga dapat dibuka dan dimodifikasi menggunakan text editor seperti Notepad selain menggunakan SQL Access Manager.

2.3.3.3. SQL Functions

SQL Functions digunakan untuk berinteraksi dengan database. Adapun SQL Functions adalah sebagai berikut:

1. SQLAppendStatement(ConnectionId, SQLStatement)

Mencatat statement SQLStatement ke SQLStatement yang sesuai dengan ConnectionId sekarang.

2. SQLClearParam(StatementId, ParameterNumber)

Menghapus nilai dari parameter tertentu, SQLSetParam harus dipanggil kembali sebelum memanggil fungsi SQLExecute().

3. SQLClearStatement(ConnectionId, StatementId)

Membersihkan sumber-sumber yang terasosiasi dengan StatementId.

4. SQLClearTable(ConnectionId, TableName)

Menghapus semua baris/data di dalam tabel bernama TableName.

5. SQLCommit(ConnectionId)

Digunakan untuk mengakhiri perintah-perintah transaction, jadi fungsi SQLTransact() harus diakhiri dengan SQLCommit().

6. SQLConnect(ConnectionId, ConnectString)

Menghubungkan InTouch dengan database yang ditentukan.

7. SQLCreateTable(ConnectionId, TableName, TemplateName)

Membuat tabel dengan nama TableName menggunakan parameter-parameter yang ada dalam Table Template dengan nama TemplateName.

8. SQLDelete(ConnectionId, TableName, WhereExpr)

Menghapus baris yang sesuai dengan WhereExpr dari TableName.

9. SQLDisconnect(ConnectionId) Memutus koneksi dengan database.

10. SQLDropTable(ConnectionId, TableName) Menghapus tabel dengan nama TableName.

11. SQLEnd(ConnectionId)

Digunakan untuk mengakhiri fungsi SQLSelect().

(26)

12. SQLErrorMsg(ResultCode)

Menampilkan pesan error sesuai dengan ResultCode.

13. SQLExecute(ConnectionId, BindList, StatementId)

Mengeksekusi statement yang terasosiasi dengan StatementId.

14. SQLFirst(ConnectionId)

Menuju ke baris pertama pada kolom database.

15. SQLGetRecord(ConnectionId, RecordNumber) Lompat ke baris dengan nomor baris RecordNumber.

16. SQLInsert(ConnectionId, TableName, BindList) Memasukkan satu baris baru.

17. SQLInsertEnd(ConnectionId, StatementId)

Membersihkan sumber-sumber yang terasosiasi dengan StatementId yang dibuat oleh SQLInsertPrepare.

18. SQLInsertExecute(ConnectionId, BindList, StatementId) Mengeksekusi statement yang sudah disiapkan.

19. SQLInsertPrepare(ConnectionId, TableName, BindList, StatementId)

Mengembalikkan StatementId untuk digunakan dalam SQLInsertExecute dan SQLInsertEnd

20. SQLLast(ConnectionId)

Menuju ke baris terakhir pada kolom database.

21. SQLLoadStatement(ConnectionId, FileName)

Mengambil statement yang terkandung di dalam FileName ke dalam statement untuk ConnectionId.

22. SQLManageDSN(ConnectionId)

Menjalankan Microsoft ODBC Administrator.

23. SQLNext(ConnectionId) Menuju ke baris berikutnya.

24. SQLNumRows(ConnectionId)

Menampilkan jumlah baris/data yang ada pada kolom database.

25. SQLPrepareStatement(ConnectionId, StatementId)

Menyiapkan statement yang digunakan baik oleh SQLSetStatement dan oleh SQLLoadStatement.

(27)

26. SQLPrev(ConnectionId) Menuju ke baris sebelumnya.

27. SQLRollBack(ConnectionId)

Roll back transaksi yang dibuat oleh SQLTransact yang terakhir.

28. SQLSelect(ConnectionId, TableName, BindList,WhereExpr, OrderByExpr) Menginstruksikan pada database untuk menerima informasi dari tabel.

29. SQLSetParamChar(StatementId, ParameterNumber, Value, Length) Men-set character ParameterNumber menjadi string value tertentu.

30. SQLSetParamDate(StatementId, ParameterNumber, Value) Men-set date ParameterNumber menjadi string value tertentu.

31. SQLSetParamDateTime(StatementId, ParameterNumber, Value, Precision) Men-set date-time ParameterNumber menjadi string value tertentu.

32. SQLSetParamDecimal(StatementId, ParameterNumber, Value, Precision, Scale)

Men-set decimal ParameterNumber menjadi string value tertentu.

33. SQLSetParamFloat(StatementId, ParameterNumber, Value) Men-set ParameterNumber menjadi 64-bit.

34. SQLSetParamInt(StatementId, ParameterNumber, Value) Men-set ParameterNumber menjadi 16-bit.

35. SQLSetParamLong(StatementId, ParameterNumber, Value) Men-set ParameterNumber menjadi 32-bit.

36. SQLSetParamNull(StatementId, ParameterNumber, Type, Precision, Scale) Men-set ParameterNumber menjadi NULL.

37. SQLSetParamTime(StatementId, ParameterNumber, Value) Men-set time ParameterNumber menjadi string value tertentu.

38. SQLSetStatement(ConnectionId, SQLStatement) Memulai sebuah SQL Statement pada koneksi yang ada.

39. SQLTransact(ConnectionId)

Untuk memulai database transaction.

40. SQLUpdate(ConnectionId, TableName, BindList,WhereExpr)

(28)

Meng-update semua baris di dalam tabel bernama TableName yang sesuai dengan WhereExpr.

41. SQLUpdateCurrent(ConnectionId)

Mencatat data pada baris yang ditunjuk pada tabel melalui BindList yang ditentukkan lewat fungsi SQLSelect().

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil distribusi data di atas, dapat dilihat bahwa faktor penyebab remaja desa tidak melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah lanjutan dengan indikator

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kinerja karyawan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan pada perawatan rambut berkutu (headlice) di Nuraya

Maksud penulis untuk melakukan penelitian adalah untuk memperoleh data dan informasi yang memberikan gambaran mengenai analisis pengaruh brand image terhadap proses

Pasien / keluarga menandatangani formulir pemberian informasi dan edukasi yang menyatakan bahwa pasien sudah diberikan informasi mengenai penundaan pelayanan,  baik

I Komang Suka Wibawa, S.Kom., selaku Guru Mata Pelajaran Administrasi Infrastruktur Jaringan Teknik Komputer dan Jaringan SMK TI Bali Global Singaraja yang telah dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian mineral berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bakteri E.coli dan Coliform pada sapi bali

(3) Ketua yang disepakati dalam mekanisme musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pengawas Daerah secara aklamasi

Sedangkan menurut Mufidah keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat, namun memiliki peranan yang sangat penting (Mufidah, 2008). Dalam keluarga, seseorang