• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS PADA KELAS XI IPK DI MAN 2 BUKITTINGGI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "METODE PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS PADA KELAS XI IPK DI MAN 2 BUKITTINGGI SKRIPSI"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA KELAS XI IPK DI MAN 2 BUKITTINGGI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Oleh : YOPI M NIM: 2113.034

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

2019 M/ 1440 H

(2)

Maha bijaksana”.

(Q.S. Al Luqman : 27) Yaa Allah...

Terimakasih atas nikmat dan rahmat-Mu yang agung ini, hari ini hamba bahagia, Sebuah perjalanan panjang dan gelap, telah kau berikan secercah cahaya terang,

Meskipun hari esok penuh teka-teki dan tanda tanya yang aku sendiri belum tahu pasti jawabannya

Di tengah malam aku bersujud, kupinta kepada-Mu dan disaat aku kehilangan arah, kumohon petunjuk Mu.

Aku sering tersandung, terjatuh, terluka dan terkadang harus kutelan antara keringat dan air mata.

Namun aku tak pernah takut, aku takkan pernah menyerah karena aku tak mau kalah, Aku akan terus melangkah berusaha dan berdo’a tanpa mengenal putus

asa.

Syukur Alhamdulillah...

Kini aku tersenyum dalam iradat-Mu

Kini baru ku mengerti arti kesabaran dalam penantian, sungguh tak kusangka.

ya....allah

Kau menyimpan sejuta makna dan rahasia, sungguh berarti hikmah yang Kau beri Terimakasih kepada ayahanda dan ibunda tercinta, dirimu adalah pelita dalam

hidupku Amak tersayang...

Kau kirim aku kekuatan lewat untaian kata dan iringan do’a. Tak ada keluh kesah diwajahmu dalam mengantar anakmu ke gerbang masa depan yang cerah tuk

raih segenggam harapan dan impian menjadi kenyataan

maaak...kau besarkan aku dalam dekapan hangatmu. Cintamu hiasi jiwaku dan restumu temani kehidupanku.

Ayah tercinta...

Kau begitu kuat dan tegar dalam hadapi hidup ini

Kau jadikan setiap tetes keringatmu sebagai semangat meraih cita-citaku..

Hari-harimu penuh tantangan dan pengorbanan Tak kau hiraukan terik matahari membakar kulitmu Tak kau pedulikan hujan deras mengguyur tubuhmu

amak dan ayah...

Inilah kata-kata yang mewakili seluruh rasa, sungguh aku tak mampu menggantikan kasihmu dengan apapun, tiada yang dapat kuberikan agar setara

dengan pengorbananmu padaku, kasih sayang mu tak pernah bertepi cintamu

(3)

tak pernah berujung...tiada kasih seindah kasihmu, tiada cinta semurni icintamu, kepadamu aku persembahkan salam yang harum minyak melebihi kasturi, yang sejuknya melebihi embun pagi, hangatnya seperti mentari di waktu dhuha, salam suci sesuci air telaga kautsar yang jika ditegukakan menghilangkan dahaga, selalu

menjadi penghormatan kasih dan cinta yang tidak pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.

aku tau...

aku tak akan pernah sanggup membayar..

besarnya harga untuk kasih sayang dan pengorbanan amak dan ayah yg tulus kepadaku..

Kini....

Sambutlah aku anakmu di depan pintu tempat dimana dulu anak mu mencium tangan, terimalah keberhasilan berwujud gelar persembahan ku sebagai bukti

cinta dan tanda baktiku...

Dengan ridho Allah SWT,

Kupersembahkan Karya kecilku ini kepada...

Ayah & amak (Terimakasih atas Do'a, semangat, motivasi, kasih sayang yang tiada pernah putus)

adik-adikku Rahma Weni EM, Nenden Aqila EM, dan Aurellia EM (Terimakasih atas Do'a, semangat, tawa & canda yang selalu menguatkan), semoga aku bisa

menjadi uda yang baik untuk adik-adikku,

dan semoga di hari esok kalian adik-adikku bisa juga meraih gelar sarjana sesuai dengan cita-cita kalian masing-masing, aamiin…

teruntuk calon makmumku Husnul Hatimah, S.Psi terimakasih ya atas dorongan dan semangatnya yang tak pernah lelah dan sedia selalu membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini, sehingga bisa menyandang gelar seperti saat ini…

terimakasih sayaaang..

Dan semua keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan doa untukku,.

Semua teman-teman yang selalu memberi semangat dan selalu ada dalam suka dan duka..

(4)

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini berjudul “METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA KELAS XI IPK DI MAN 2 BUKITTINGGI” yang disusun oleh Yopi M, Nim 2113.034, telah memenuhi persyaratan ilmiah dan dapat disetujui untuk dimunaqasahkan.

Bukittinggi, 17 Januari 2019 Pembimbing I

Prof. Dr. H. A. Rahman Ritonga, MA NIP. 195712121986031003

Pembimbing II

Dr. Deswalantri, S.S, M.Pd NIP. 196812292000032001

(5)

ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini atas nama YOPI M, NIM 2113.034, dengan judul: “METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA KELAS XI IPK DI MAN 2 BUKITTINGGI”, telah diuji dalam sidang munaqasyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, pada hari selasa tanggal 12 Februari 2019 dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana Strata Satu (S-1).

Bukittinggi, 12 Februari 2019 Tim Penguji,

Ketua

Prof. Dr. H. A. Rahman Ritonga, MA NIP. 195712121986031003

Sekretaris

Dr. Deswalantri, S.S, M.Pd NIP. 196812292000032001 Anggota,

Penguji I

Pendi Hasibuan, M. Ag NIP. 197004062000031002

Pembimbing I

Prof. Dr. H. A. Rahman Ritonga, MA NIP. 195712121986031003

Penguji II

Drs. Khairuddin, M.Pd NIP. 19641212199031001

Pembimbing II

Dr. Deswalantri, S.S, M.Pd NIP. 196812292000032001 Mengetahui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc, M. Ag NIP. 19730510200012 1 002

(6)

iii

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama/ Nim : Yopi M/ 2113.034

Tempat/ Tanggal Lahir : Silago/ 08 Juni 1995 Fakulta / Prodi : FTIK/ PAI

Judul Skripsi : Metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits Pada Kelas XI IPK di MAN 2 Bukittinggi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya dengan judul di atas adalah asli karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan karya saya sendiri, maka saya bersedia diproses sesuai hukum yang berlaku dan gelar kesarjanaan saya dicabut sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, 12 Maret 2019 Saya yang menyatakan

Yopi M Nim: 2113.034

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

Penghargaan dan cinta terbesar penulis tujukan kepada Ayahanda Erman Nizal dan Ibunda Masni, yang telah memberikan cinta kasih, mengasuh, mendidik dan memberikan motivasi dalam mencapai cita-citaku. Hal ini juga penulis sampaikan kepada adik-adikku Rahma Weni Em, Nenden Aqila Em, dan Aurellia Em yang telah ikut berpartisipasi dalam mendukung menyelesaikan Skripsi ini, dan pesan penulis kepada adik-adikku teruslah bersemangat dalam menuntut ilmu.

Penulis juga mengucapakan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor IAIN Bukittinggi, Bapak Dr.Asyari, M.Ag selaku Wakil Rektor I, Bapak Novi Hendri, M.Ag selaku Wakil Rektor II, dan Ibu Dra.Nuraisyah, M.Ag selaku Wakil Rektor III yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di IAIN ini.

(8)

v

2. Bapak Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, Bapak Dr. Wedra Aprison, M.Ag selaku Wakil Dekan I, Bapak Charles, S.Ag, M.Pd.I selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Drs.Kharuddin, M.Pd selaku Wakil Dekan III yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di IAIN ini.

3. Bapak Fauzan, M.Ag selaku Ketua Jurusan yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di IAIN ini.

4. Bapak Prof. Dr. H. A. Rahman Ritonga, MA dan ibu Dr.

Deswalantri, S.S, M.Pd, selaku Pembimbing I dan II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibuk Dra. Irna Andriati, M.Pd, selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan study di IAIN Bukittinggi.

6. Bapak dan Ibu Dosen karyawan/i IAIN Bulittinggi, yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan di perguruan tinggi ini.

7. Pimpinan serta karyawan/i perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.

8. Ibu Dra. Roslindawati RS, S.Pd selaku Kepala MAN 2 Bukittinggi yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah yang di pimpinnya.

(9)

vi

9. Bapak dan Ibu Guru MAN 2 Bukittingi yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk memberikan informasi penelitian untuk penulisan skripsi ini

10. Pimpinan serta karyawan/i MAN 2 Bukittingi yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk memberikan informasi penelitian untuk penulisan skripsi ini

11. Teman-teman, kakak-kakak serta adik-adik yang seperjuangan yang telah memberikan motivasi, dorongan serta semangat untuk sempurnanya penulisan skripsi ini.

Atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan terimakasih.

Semoga amalan dan jasa baik yang telah diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT. Aamiin

Bukittinggi, 12 Maret 2019

Yopi M Nim: 2113.021

(10)

vii DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

ABSTRAK ... …….x

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 9

G. Penjelasan Judul ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran ...12

1. Pengertian Metode Pembelajaran ...12

2. Prinsip Penggunaan Metode Efektif dan Efisien...14

3. Cara Memilih Metode Mengajar Yang Tepat ...16

4. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran ...17

5. Prinsip-Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran ...32

(11)

viii

6. Pertimbangan Pemilihan Metode Pembelajaran ...33

B. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits...34

1. Pengertian Al-Qur’an Hadits ...34

2. Tujuan Pelajaran Al-Qur’an Hadits ...36

3. Pendekatan Pelajaran Al-qur’an Hadits ...37

4. Materi Al-Qur’an Hadits ...38

C. Problematika Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits ...49

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...51

B. Lokasi Penelitian ...51

C. Informan Penelitian ...52

D. Teknik Pengumpulan Data ...52

E. Teknik Pengolahan Data ...54

F. Teknik Keabsahan Data ...55

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah ...57

B. Metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada Kelas X IPK di MAN 2 Bukittinggi ...62

C. Kendala yang Dihadapi Guru Dalam Pelaksanaan Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits ...74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...77

B. Saran ...78

(12)

ix

DAFTAR KEPUSTAKAAN ... xi LAMPIRAN

(13)

x ABSTRAK

Yopi M, Nim. 2113.034, program studi Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (IAIN) Bukittinggi 2019. Skripsi ini berjudul

“METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA KELAS XI IPK DI MAN 2 BUKITTINGGI”

Latar belakang penulis melakukan penelitian ini adalah penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai metode yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada kelas XI IPK di MAN 2 Bukittinggi. Siswa tidak merasa bosan dan bersemangat dalam belajar, karena guru menggunakan metode yang tidak monoton.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Adapun informan kunci pada penelitian

ini adalah guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, dan informan pendukung dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan IPK. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data yang didapat dari informan dianalisa dengan teknik deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang diterapkan oleh guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada kelas XI IPK dapat disimpulkan bahwa guru kebanyakan menggunakan metode ceramah, namun diselingi dengan metode lain, seperti metode diskusi, tanya jawab dan metode metode lainnya.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses pendewasaan peserta didik melalui pembelajaran secara sadar dan terencana untuk secara aktif mengoptimalkan potensi yang ada pada diri peserta didik, sehingga terbentuk watak, karakter, dan kepribadian sebagai manusia seutuhnya. Pendidikan merupakan kunci utama terbentuknya sumber daya manusia yang kompeten untuk membangun bangsa. Istilah pendidikan yang pada dasarnya adalah upaya seseorang untuk sadar dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri individu, sehingga pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa.

Menurut tokoh nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara yang dikutip oleh Muri Yusuf dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan merumuskan bahwa pengertian pendidikan adalah sebagai berikut:

Pendidikan diartikan sebagai daya upaya untuk memberikan tuntunan pada segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin yang setinggi-tingginya.1

Selaras dengan pengertian di atas, UU No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

1 Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), hal.21

(15)

2

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari pendidikan adalah membentuk manusia seutuhnya, yakni manusia pancasila sejati serta berlangsung seumur hidup, di dalam maupun di luar sekolah dan diharapkan agar menjadi manusia atau warga masyarakat yang terampil bekerja, mampu menyesuaikan diri dengan sekitarnya dan mengatasi masalah dalam kehidupannya pada masa sekarang dan masa yang akan datang.3

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut :

َ اٰي

َ

َ ي أ

َ يِذَّلاَا ه

َ ن

َ وُن م َٰا

َا

َ يِقَا ذ َِا

َ وُحَّس ف تَ مُك لَ ل

َِفَا ى

َ وُح س فا فَ ِسِلا ٰج م لا َ

َِح س ف يَا

َُاللا

َا ذِإ وََۚ مُك ََ ل

َ يِق

َ وُزُش ناَ ل

َ و ُزُش نا فَا

َِع ف ر يَا

َُالل

َ

ََّلا

َ يِذ

َ ن

َ وُن م َٰا

َ مُك نِمَا

َ يِذَّلا وَ َۙ

َ ن

َ و َُا

َ لاَاوُت

ٍَۗتا ج ر دَ م لِع

َ

َ و

َُالل

َ وُل م ع تَا مِبَ

َ ريِب خَ ن

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! apabila dikatakan kepadamu,

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al Mujadalah : 11)4

Dari ayat di atas dapat dilihat betapa Allah SWT memuliakan dan meninggikan orang-orang yang belajar dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. Terlebih lagi orang-orang yang mau memperdalam ilmu agama dan

2 Undang-Undang Republuk Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 3

3 Oemar Hamalik, Media Pembelajaran, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1989), hal. 2

4 Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Jakarta : Pustaka Alfatih, 2011), hal 543

(16)

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti orang-orang yang belajar di madrasah-madrasah atau lembaga-lembaga pendidikan Islam.

Madarasah Aliyah adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah naungan kementerian agama. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah Aliyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits. Sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan takwa kepada Allah SWT. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dijadikan sebagai salah satu pelajaran pokok yang diajarkan pada seluruh siswa kelas X, XI, dan XII. Tujuan pembelajaran AL-Qur’an Hadits adalah meningkatkan kecintaaan siswa terhadap Al-Qur’an dan Hadits. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.

Agar tujuan pembelajaran Al-Qur'an Hadits tersebut tercapai, guru perlu merancang dan mendesain proses pembelajaran yang sesuai. Guru perlu menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang menarik agar dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan serta dapat meningkatkan motivasi siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran. Materi yang diajarkan kepada siswa adalah materi yang sudah ada pada kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah. Materi tersebut diberikan dalam bentuk ayat-ayat Al-Qur’an dan

(17)

4

Hadits yang materinya dituntut adanya hafalan siswa dari materi tersebut.

Karena materi hafalan itu berbentuk ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang ditulis dalam bahasa Arab, makanya menimbulkan kesulitan tersendiri bagi siswa untuk menguasainya. Sehingga membutuhkan strategi dan metode serta taktik dan teknik yang menarik dalam proses pembelajaran.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.5 Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau keberhasilan pembelajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar, bila dengan metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi serta memancing daya dan gairah belajar murid-muridnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan metode yaitu:

1. Metode hanyalah salah satu jalan atau cara yang digunakan oleh guru dalam mengajar dan bukan tujuan.

2. Tidak ada satu metode yang paling baik.

3. Metode yang sesuai pun belum menjamin hasil yang baik secara otomatis.

4. suatu metode yang baik bagi seorang guru belum tentu baik bagi guru lain.

Penerapan metode pembelajaran sangat penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Kegiatan belajar

5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2006), hal 147

(18)

mengajar yang biasa-biasa saja dengan tampa perubahan dari waktu ke waktu akan membuat siswa cepat bosan. Disinilah kreativitas guru sangat diperlukan dan menentukan dalam kesuksesan pembelajaran. Dengan penerapan sebuah metode pembelajaran yang tepat akan menjadikan siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. siswa akan merasa penasaran terhadap kreativitas guru mengenai apa yang akan diajarkan besoknya lagi. Ingatan siswa akan sangat tajam karena pembelajaran dialami mereka dengan memaksimalkan seluruh indera yang ada.

Metode pembelajaran jumlahnya sangat banyak, tetapi tidak semua metode dapat diterapkan dalam berbagai pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memilah-milah metode pembelajaran yang tepat dan baik untuk diterapkan. Metode yang dilakukan betul-betul menarik, menyenangkan, dan menantang bagi peserta didik. Setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun, yang penting bagi guru metode manapun yang digunakan harus jelas tujuan yang akan dicapai.6

Apabila metode yang digunakan kurang tepat, maka seorang guru harus memperbaikinya dengan melakukan penelitian, mengikuti pelatihan, membaca berbagai buku metode pembelajaran, mengakses di internet dan sumber-sumber lainnya. Penguasaan metode pembelajaran merupakan bagian

6 M. fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI, SMP/MTs &

SMA/MA, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), hal 189

(19)

6

penting untuk mengembangkan profesinya sebagai seorang guru yang profesional.7

Dalam ajaran Islam dapat dilihat betapa pentingnya penggunaan metode pembelajaran, seperti tercantum dalam Al-Qur’an surah An Nahl ayat 125, yang berbunyi:

َ يِب سَ ٰى لِإَُع د َُا

َ يِتَّلاِبَ مُه لِدا ج وََِۖة ن س ح لاَِة ظِع و م لا وَِة م ك ِح لاِبَ كِ ب رَِل

ََّنِإََُۚن س ح أَ يِه َ

ََّل ضَ ن مِبَُم ل ع أَ وُهَ كَّب ر

َ ٖهِليِب سَ ن ع َ

َ وُه و

َ نيِد ت هُم لاِبَُم ل ع أ

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(An nahl: 125)8

Ayat di atas menjelaskan tentang cara nabi berdakwah yang dapat dikaitkan dengan metode pembelajaran PAI. Dalam metode tersebut seorang guru menguasai metode untuk membentuk siswa yang berakhlak mulia. Dalam proses mengajar metode-metode yang harus dikuasai guru, misalnya metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode drill (penugasan), dan lain-lainnya.9

MAN 2 Bukittinggi adalah salah satu sekolah yang berbasis keagamaan yang berada di bawah naungan Kementerian Agama, yang berlokasikan di jalan Panorama Baru, kelurahan Puhun Tembok, kecamatan Mandiangin Koto Salayan, kota Bukittinggi.

7 Syahraini Tambak, Pendidikan Agama Islam Konsep Metode Pembelajaran PAI, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), hal 44-45

8 Al-Qur’an dan Terjemahannya,..., hal 281

9 Syahraini Tambak, Pendidikan Agama Islam..., hal 45

(20)

Sama dengan madrasah lainnya, di MAN 2 Bukittinggi ini juga terdapat mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebagai salah satu bagian dari mata pelajaran PAI. Pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits ini seorang guru tentunya memiliki metode tersendiri dalam proses belajar mengajar, agar apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran ini dapat tercapai, tak ubahnya juga dengan guru Al-Qur’an Hadits di MAN 2 Bukittinggi ini.

Berdasarakan pengamatan dan wawancara awal yang penulis

lakukan terhadap beberapa orang siswa, mereka pada umumnya bersemangat dalam belajar Al-Qur’an Hadits, dikarenakan guru yang mengajar mereka menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar. Seperti ungkapan dari salah seorang siswa yang bernama Rahmad Prayogi, dia menyebutkan bahwa:

“Kami sangat senang belajar Al-Qur’an Hadits dengan bapak Liswar, Karena beliau menarik dalam mengajar, tidak membuat kami mengantuk, dan apa yang beliau sampaikan selalu diselingi dengan guyonan, sehingga semangat kami yang mulai hilang jadi bangkit lagi.”10

Senada dengan pendapat siswa di atas, penulis juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada tanggal 23 November 2018, beliau menyatakan bahwa:

“Kebanyakan siswa tertarik dan merasa senang dalam proses belajar mengajar berlangsung, dengan artian tidak membedakan- bedakan materi dalam pembelajaran yang disampaikan. Walaupun ada satu-satu dari siswa yang terkadang tidak efektif dalam belajar.”11

Guru Al-Qur’an Hadits disini adalah salah satu guru senior yang telah mengajar lama di MAN 2 Bukittinggi. Penulis cukup salut dengan

10Rahmad Prayogi, Siswa Kelas XI IPK 2, Wawancara Pribadi, MAN 2 Bukittinggi, 23 November 2018

11 Wawancara dengan guru Al-Qur’an Hadits MAN 2 Bukittinggi pada tanggal 23 November 2018

(21)

8

beliau karena beliau menarik dalam mengajar, hal inilah yang membuat penulis termotivasi untuk meneliti dan mengetahui lebih lanjut tentang metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang beliau gunakan.

Berdasarkan dari kenyataan dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan melakukan penelitian tentang “Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada kelas XI IPK di MAN 2 Bukittinggi”. Penelitian ini

memang sangat perlu dilakukan guna untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di sekolah lain dan juga untuk para guru agar bisa lebih kreatif dalam membangkitkan keaktifan belajar siswa dengan penggunaan strategi pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang menulis kemukakan, maka identifikasi masalah dari penelitian penulis adalah :

1. Apa saja metode yang digunakan guru mata pelajaran Al-quran Hadis.

2. Apa yang membuat siswa-siswi tertarik belajar Al-quran Hadis.

3. Apakah ada belajar tambahan dari guru selain belajar di kelas.

C. Batasan Masalah

Adapun dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah sehingga kajian skripsi ini berfokus pada Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada kelas XI IPK di MAN 2 Bukittinggi.

D. Rumusan Masalah

(22)

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apa Saja Metode Pembelajaran Al- Qur’an Hadits pada kelas XI IPK di MAN 2 Bukittinggi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan menggali lebih dalam bagaimana metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada kelas XI IPK di MAN 2 Bukittinggi.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan konstribusi kepada semua pihak, antara lain:

1. Lembaga

Sebagai sumbangan pemikiran dan rujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Guru

Sebagai informasi penting dan tambahan wawasan bagi para guru PAI khususnya Al Qur’an Hadits mengenai metode pembelajaran. Selain itu bisa juga sebagai bahan masukan dalam megaplikasikannya dalam pembelajaran.

3. Peneliti

Melengkapi salah satu syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

(23)

10

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

G. Penjelasan Judul

Pengertian dari istilah-istilah judul penelitian ini penulis jabarkan sebagai berikut:

Metode Pembelajaran : Cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran tertentu.12

Al-Qur’an Hadits : Salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diajarkan di Madrasah mulai dari Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang membahas tentang penjelasan dan pemahaman kandungan Ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi sebagai pedoman hidup umat manusia.

MAN 2 Bukittinggi : merupakan pendidikan formal dibawah naungan Kementrian Agama jenjang Pendidikan Menengah Atas yang berlokasikan di jalan Panorama Baru, kelurahan Puhun Tembok, kecamatan Mandiangin Koto Salayan, kota Bukittinggi.

12 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Rafika Aditama, 2011), hal 30

(24)

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori, yang terdiri dari strategi pembelajaran, dan mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.

BAB III : Metodologi Penelitian, yang terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data.

BAB IV : Hasil Penelitian, yang terdiri dari profil sekolah, metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits, dan kendala-kendala dalam penerapan metode.

BAB V : Penutup dari seluruh pembahasan yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Disini dijelaskan bagaimana penjelasan yang dikemukakan dalam batasan masalah serta alasan-alasannya, tidak lupa diikut sertakan saran yang bermanfaat.

(25)

12 BAB II

LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa yunani, yaitu metha dan hodos. Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yag harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam bahasa arab, metode disebut “thariqah”.13

Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.14 Pengertian lain metode ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas , baik secara individual atau secara kelompok/ klasikan. Agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.15Menurut Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.16

Sedangkan pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang

13 Bukhari Umar, Ilmu pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hal 180

14 Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2007), hal 15

15 Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), hal 52

16 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal 9

(26)

diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.17

Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.18 Sedangkan metode pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut:

a. Seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan.

b. Sesuatu prosesdur, proses, jalan dan carayang teratur untuk melakukan pembelajaran.19

c. Cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan pembelajaran.20

d. Cara-cara penyajian materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan.21

17 Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), hal 2

18Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 127

19Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Toeri dan Konsep, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2017), h.19

20Hamzah B. Uno, Model Pembelajara Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.2

(27)

14

e. Cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sebagai seorang guru, tentunya mengetahui metode-metode pembelajaran di sekolah sangatlah penting. Tanpa mengetahui metode- metode pembelajaran, maka proses belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, guru seharusnya mengerti akan fungsi dan langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran.

Dari penjelaskan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pendidik untuk menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi yang dijelaskan oleh guru tersebut, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2. Prinsip Penggunaan Metode Efektif dan Efisien

Syarat-syarat yang harus diperhatikan seorang guru dalam penggunan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.

21Alizamar, Toeri Belajar dan Pembelajaran; Implementasi dalam Bimbingan Kelompok Belajar di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Media Akademik, 2016), h. 31

(28)

b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan dan ekspotasi.

c. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

d. Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

f. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat beberapa ciri-ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran, yaitu:

a. Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat dengan jiwa dan ajaran akhlak yang mulia.

b. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi.

c. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.

d. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan materi.

e. Memberikan keluluasaan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran.

(29)

16

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa prinsip penggunaan metode yang tepat saat pembelajaran haruslah di perhatikan beberapa syarat-syarat dan ciri-ciri dari metode tersebut, sehingga saat pembelajaran berlangsung terjadi poses pembelajaran yang efektif dan efesien sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3. Cara Memilih Metode Mengajar yang Tepat

Setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, ada metode yang tepat digunakan terhadap pelajar dalam jumlah besar maupun pelajar dalam jumlah yang kecil. Ada yang tepat digunakan di dalam kelas ada pula yang tepat digunakan di luar kelas. Kadang-kadang guru tampil mengajar lebih baik dengan menggunakan metode ceramah dibanding dengan memberi kebebasan bekerja kepada siswa. Kadang- kadang pula suatu bahan pengajaran lebih baik disampaikan dengan kombinasi beberapa metode dibandingkan hanya dengan satu metode. Atas dasar itu tugas guru adalah memilih metode yang tepat untuk digunakan dalam menciptakan proses belajar mengajar.

Tujuan mempergunakan suatu metode yang paling tepat dalam pendidikan adalah untuk memperoleh efektifitas dari kegunaan metode itu sendiri. Efektifitas tersebut dapat diketahui dari kesenangan siswa yang memakainya disatu pihak serta timbulnya minat dan perhatian dari siswa dilain pihak, dalam proses kependidikan dan pengajaran. Kedua belah

(30)

pihak timbul rasa senang mengajarkan suatu pekerjaan karena apa yang dikerjakan itu bermanfaat bagi mereka.

Untuk memilih metode mengajar yang akan digunakan dalam rangka perencanaan pengajaran, perlu dipertimbangkan faktor-faktor tertentu antara lain: kesesuaiannya dengan tujuan intruksional serta keterlaksanaannya dilihat dari waktu dan sarana yang ada.

Selanjutnya penentuan dari suatu metode mengajar sangat tergantung pada kemampuan guru, dimana:

a. Guru hendaknya mengetahui fasilitas apa saja, yang tersedia di sekolahnya serta bagaimana memperoleh dan menggunakannya.

b. Guru yang tidak cakap menggunakan fasilitas tertentu atau tidak mampu menerapkannya pada metode yang sesuai, meskipun fasilitas itu memadai, akan terganggu oleh fasilitas itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar.22

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa baik buruknya penggunaan metode pengajaran sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan metode sesuai dengan keadaan siswa maupun materi pelajaran yang sedang dipelajari. Tujuannya untuk memperoleh efektifitas dari kegunaan metode itu sendiri. Efektifitas tersebut dapat diketahui dari kesenangan siswa yang memakainya disatu pihak serta timbulnya minat dan perhatian

22Isriani Hardini, Strategi Pembelajaran Terpadu, (yogyakarta: Familia, 2012), h. 18

(31)

18

dari siswa dilain pihak, dalam proses kependidikan dan pengajaran. Kedua belah pihak timbul rasa senang mengajarkan suatu pekerjaan karena apa yang dikerjakan itu bermanfaat bagi mereka.

4. Jenis Jenis Metode Pembelajaran

Metode mengajar banyak sekali macamnya sehingga sulit untuk mengklasifikanya. Sebab, metode yang dianggap kurang baik oleh seorang guru, kemungkinan baik bagi guru yang lain. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan lebih rinci tentang macam-macam metode, antara lain penulis dapat kemukakan sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah ialah cara menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai.23 Metode ini dilakukan oleh guru secara lisan dengan maksud memberitahu, menjelaskan, menerangkan, dan memberitakan petunjuk dari sebuah ruangan dan waktu. Teknik ini digunakan hampir dalam segala kegiatan, baik di sekolah, kursus-kursus atau penataran karena dianggap sebagai cara yang paling baik bagi seorang guru, penatar serta penyaji untuk menyajikan secara lisan tentang informasi suatu materi atau bahan pelajaran. Dalam menggunakan metode ceramah, siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan memahami, memberikan tanggung jawab dan mencatat penalarannya secara sistematis.

23 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal 135-136

(32)

Firman allah yang berkaitan dengan metode ceramah adalah dalam QS. An-Nahl (16): 125 sebagai berikut:

َ يِب سَ ٰى لِإَُع د َُا اَِة ظِع و م لا وَِة م ك ِح لاِبَ كِ ب رَِل

َ يِتَّلاِبَ مُه لِدا ج وََِۖة ن س ح ل

َ يِه َ

ََُۚن س ح ََ أ

ََّل ضَ ن مِبَُم ل ع أَ وُهَ كَّب رََّنِإ

َ ٖهِليِب سَ ن ع َ

َ وُه و

َ نيِد ت هُم لاِبَُم ل ع َ أ

Artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.(An nahl:

125).24

Ayat di atas mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara melancarkan dakwah atau seruan kepada manusia agar berjalan di atas jalan Allah. Yaitu dalam menyampaikan dakwah hendaknya dengan hikmah (kebijaksanaan) ialah dengan cara bijaksana, akal budi yang mulia. Adapun mau’izhatu hasanah yaitu dengan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik, yang disampaikan dengan nasihat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam menyeru manusia kepada Tuhan-Nya termasuk dalam hal ini adalah guru atau pendidik dilakukan dengan bijaksana dan nasihat yang baik.

Metode ceramah lebih tepat digunakan apabila:

1) Guru ingin menyampaikan fakta atau kenyataan pada siswa bahan tersebut menjadi bacaan yang merangkum fakta tersebut.

2) Guru berhadapan dengan murid yang besar jumlahnya 3) Guru adalah pembicara yang bersemangat

4) Guru akan menyimpulkan pokok yang penting

5) Guru akan memperkenalkan pokok-pokok yang penting

24 Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Jakarta : Pustaka Alfatih, 2011), hal 281

(33)

20

6) Kalau ada bahan-bahan tertulis, tetapi tidak sesuai tingkat kepandaian murid

7) Melengkapi motivasi-motivasi

Langkah-langkah yang harus digunakan guru dalam metode ceramah, antara lain:

1) Menjelaskan tujuan pembelajaran terlebih dahulu kepada peserta didik.

2) Kemukakan pokok-pokok materi yang akan dibahas.

3) Memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang akan dipelajari.

4) Perhatian peserta didik dari awal sampai akhir harus terpelihara.

5) Menyajikan pelajaran secara sistematis.

6) Membangkitkan motivasi belajar secara terus-menerus selama pelajaran berlangsung.

7) Menarik kesimpulan dari semua pelajaran yang telah diberikan.

8) Melaksanakan penilaian secara komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku.

Pada dasarnya metode ceramah memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktifitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara koprehensif.

(34)

2) Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan.

3) Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.

4) Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengaranya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.25

Adapun kekurangan metode ceramah antara lain:

1) Guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa sampai sejauhmana pemahaman mereka tentang materi yang diceramahkan.

2) Siswa cenderung bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru.

3) Bilamana guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam tempo yang terbatas, menimbulkan kesan pemaksaan terhadap kemampuan siswa.

4) Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, karena guru kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur.26

25 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal 139

26 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal 35

(35)

22

Kekurangan-kekurangan dari metode ceramah, menurut teori dapat diatasi atau dikurangi dengan menggunakan metode lain yaitu tanya jawab, atau memakai alat-alat peraga dan lain-lain.

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau dapat juga dari murid kepada guru.27 Dalam kegiatan belajar mengajar melalui tanya jawab, guru memberikan pertanyaan- pertanyaan atau siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terlebih dahulu pada saat memulai pelajaran, pada saat pertengahan atau pada akhir pelajaran. Dalam sejarah perkembangan Islam pun dikenal metode tanya jawab, karena metode ini sering dipakai oleh para Nabi dan Rasul Allah dalam mengajarkan ajaran yang dibawanya kepada umatnya. Firman Allah yang berkaitan dengan metode ceramah adalah surah An-Nahl ayat 43 yang artinya “....Bertanyalah kalian kepada ahlinya jika kalian tidak mengetahui”. (Q.S Al-Nahl [27] : 43)

Dalam ajaran Islam, orang yang berilmu apabila ditanya tentang ilmu pengetahuan ia wajib menjawab sebatas kemampuannya, bila tidak, maka Allah mengancamnya dengan siksa yang amat pedih.

27 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan ,….., hal 141

(36)

Metode tanya jawab juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihanya antara lain:

1) Kelas akan menjadi hidup karena siswa dibawa ke arah ber-pikir secara aktif.

2) Siswa terlatih berani mengemukakan pertanyaan, jawaban atau pertanyaan yang diajukan oleh guru.

3) Dapat mengaktifkan retensi siswa terhadap pelajaran yang telah lalu.

Sedangkan kekurangan metode ini adalah:

1) Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dapat dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang timbul dari siswa.

2) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenan dengan sasaran yan dibicarakan.

3) Jalannya pelajaran kurang dapat terkoordinir secara baik, karena timbulnya pertanyaan-pertannyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat, baik oleh guru maupun oleh siswa.28 c. Metode Diskusi

Kata “diskusi” berasal dari bahasa latin, yaitu “discussus”

yang berarti “ to examine”. “discussus” terdiri dari akar kata “dis” dan

“cuture”. “dis” artinya terpisah, sementara “cuture” artinya

28 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran,………., hal 35

(37)

24

menggoncang atau memukul. Secara etimologi, “discuture” berarti suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Secara umum, pengertian diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi (information sharing), saling mempertahankan pendapat (self maintenance) dalam memecahkan sebuah masalah tertentu (problem solving).29

Dalam proses belajar mengajar metode diskusi adalah sebuah cara yang dilakukan oleh siswa mempelajari bahan atau menyampaikan materi dengan jalan mendiskusikannya, dengan tujuan dapat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa.

Metode diskusi ini sangat sesuai digunakan bilamana:

1) Materi yang disajikan bersifat low consensus problem artinya bahan yang akan disajikan tersebut banyak mengandung permasalahan yang tingkat kesepakatannya masih rendah.

2) Untuk pengembangan sikap atau tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat afektif.

3) Untuk tujuan-tujuan yang bersifat analisis sintesis, dan tingkat pemahaman yang tinggi.30

29 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam ,……, hal 145

30 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran,………., hal 37

(38)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa setiap metode yang dipakai dalam proses belajar mengajar (PBM) mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian halnya dengan metode diskusi.

Diantara kelebihan metode ini adalah antara lain:

1) Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatiannya atau pikirannya pada materi yang sedang didiskusikan.

2) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap toleransi, demokrasi, berfikir kritis, sitemais, sabar, dan sebagainya.

3) Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami oleh siswa, karena mereka mengikuti proses berfikir sebelum sampai pada suatu kesimpulan.

4) Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah.

5) Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik.

6) Tidak terjebak ke dalam fikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit.

Adapun kekurangan metode diskusi antara lain:

1) Kemungkinan ada siswa yang tidak ikut aktif, sehingga diskusi baginya hanyalah merupakan kesempatan untuk melepaskan tanggung jawab.

(39)

26

2) Sulit menduga hasil yang dicapai, karena waktu yang dipergunakan untuk diskusi cukup panjang.

Untuk mengatasi kelemahan atau segi negatif dari metode ini, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:31

1) Pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran.

2) Pimpinan diskusi yang diberikan kepada murid, perlu bimbingan dari guru.

3) Guru mengusahakan agar seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam diskusi.

4) Mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara, sementara siswa lain belajar mendengarkan pendapat temannya.

5) Mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

d. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melekukan sesuatu kepada anak didik.

Memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru itu sendiri atau langsung oleh anak didik. Dengan metode demonstrasi guru atau murid memperlihatkan pada seluruh anggota kelas

31 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam ,……, hal 149

(40)

sesuatu proses, misalnya bagaimana cara shalat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.

Beberapa keuntungan atau kelebihan dalam metode demonstrasi ini yaitu:

1) Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati secara tajam.

2) Perhatian anak didik akan lebih terpusat kepada apa yang didemonstrasikan, jadi proses belajar anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.

3) Apabila anak didik sendiri ikut aktif dalam sesuatu percobaan yang bersifat demonstratif, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang melekat pada jiwanya dan ini berguna dalam pengembangan kecakapan.32

Adapun kelemahan atau kekurangan metode demonstrasi yaitu:

1) Memerlukan waktu yang cukup banyak. Namun hal ini dapat ditanggulangi dengan menyediakan waktu khusus yang cukup memadai untuk melaksanakan metode demonstrasi.

2) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, perlu melengkapi semua alat yang diperlukan dalam menggunakan metode ini.

32 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam ,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hal 296-297

(41)

28

3) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk pembelian alat- alat. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu merencanakan pembelian alat-alat tersebut.

4) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit. Oleh karena itu, guru dan siswa perlu persiapan fisik, di samping penguasaan teori.

5) Bila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.

Oleh karena itu, setiap siswa harus diikutsertakan dan melarang mereka berbuat kegaduhan.33

e. Metode pemberian tugas (resitasi)

Metode resitasi suatu cara dalam proses belajar-mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan pada guru. Dengan cara demikian diharapkan agar murid belajar secara bebas tapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi kesulitan-kesulitan itu.34

Metode resitasi atau pemberian tugas mempunyai beberapa keunggulan dan kekurangan.

Keunggulan metode resitasi antara lain:

1) Siswa lebih banyak mengalami sendiri materi yang dipelajarinya sehingga memperkuat daya retensi mereka.

33 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam ,……, hal 192

34 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam , …….., hal 298

(42)

2) Sangat berguna untuk mengisi kekosongan waktu agar siswa dapat melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif.

3) Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab.35 Adapun kekurangan metode ini adalah:

1) Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas atau orang lain.

2) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan tugas anggota tertentu saja. Sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.

3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan siswa.

4) Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.36

Dari penjelasan di atas, penulis dapat simpulkan bahwa dengan menggunakan metode resitasi atau pemberian tugas dalam proses pembelajaran akan membangkitkan semangat siswa dalam belajar, mandiri, dan belajar bertanggung jawab. Dengan demikian diharapkan akan bisa mencapai hasil belajar yang baik.

f. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah penyajian materi dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-

35 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran,………., hal 48

36 Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:

PT.Rineka Cipta, 2006), hal 87

(43)

30

kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan.37 Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem gotong royong.

Metode ini cocok digunakan bilamana:

1) Kekurangan alat atau fasilitas pelajaran di kelas.

2) Terdapatnya beberapa unit pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam waktu yang sama atau bila suatu tugas pekerjaan lebih tepat untuk dirinci, maka kelas dibagi beberapa kelompok.38

Sebagaiamana metode lain, metode kerja kelompok juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode ini adalah:

1) Ditinjau dari segi paedagogis, kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan kualitas kepribadian siswa, seperti adanya kerja sama, toleransi, berpikir kritis, dan lain-lain.

2) Ditinjau dari segi psikologi, timbul persaingan yang positif antar kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok.

3) Ditinjau dari segi sosial, anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak yang kurang pandai dalam meneyelesaikan tugas.

Adapun kekurangan:

37 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2005), hal 299

38 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran,………., hal 49

(44)

1) Terlalu banyak persiapan dan pengaturan yang kompleks dibanding dengan metode lainnya.

2) Bilamana guru kurang kontrol, maka akan terjadi persaingan yang negatif antar kelompok.

3) Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh segelintir orang yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang malas akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada temanya dalam kelompok tersebut.39

g.Metode Drill (Latihan)

Zuhairini mendefinisikan bahwa metode drill adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.40

Menurut Roestiyah N.K, metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan dengan suatu cara mengajar sehingga siswa melaksanakan latihan-latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.41

Sedangkan menurut Darajat dkk. Mengatakan bahwa, penggunaan istilah “latihan” sering disamakan dengan istilah “ulangan”

padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai

39 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran,………., hal 49-50

40 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam ,……, hal 174

41 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam ,……, hal 174

(45)

32

sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekadar mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran tersebut.42

Kelebihan metode ini adalah:

1) Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, dan sebagainya.

2) Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.

3) Untuk memperoleh kecakapan seperti dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.

4) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.

Sedangkan kelemahan metode ini adalah:

1) Membentuk kebiasaan yang kakuh, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis, dan dalam memberikan stimulus peserta didik dibiasakan bertindak secara otmatis.

2) Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghafal dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara otomatis. Mengingatkannya bila ada pertanyaan pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berpikir secara logis.43

42 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam , …….., hal 302

43 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,……., hal 282

(46)

5. Prinsip-Prisip Penggunaaan Metode Pembelajaran

Metode merupakan alat pendidikan dalam menuntut anak didik mencapai tujuan pendidikan. Dan proses pendidikan melibatkan pendidik, anak didik didalam lingkungan tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu pula. Dalam hal ini pendidik harus mempelajari metode-metode dalam mengajar. Dan calon guru mempelajari ilmu mengajar untuk menguasai metode-metode mengajar. Oleh karena itu dalam penggunaan metode mengajar harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Setiap metode mengajar senantiasa bertujuan, artinya pemilihan dan penggunaan suatu metode mengajar adalah berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai dan digunakan untuk tujuan itu.

b. Pemilihan suatu metode mengajar, yang menyediakan kesempatan belajar bagi murid, harus berdasarkan kepada keadaan murid, pribadi guru dan lingkungan belajar.

c. Metode mengajar akan dapat dilaksanakan secara lebih efektif apabila dibantu dengan alat bantu mengajar.

d. Didalam pengajaran tidak ada sesuatu metode mengajar yang dianggap paling baik atau sempurna, metode yang baik apabila berhasil mencapai tujuan mengajar.

e. Setiap metode mengajar dapat dinilai, apakah metode itu tepat atau tidak serasi. Penilaian hasil belajar menentukan pula efisiensi dan efektifitasnya sesuatu metode mengajar.

(47)

34

f. Penggunaan metode mengajar hendaknya bervariasi. Artinya guru sebaiknya menggunakan berbagai ragam metode sekaligus, sehingga murid berkesempatan melakukan berbagai proses belajar, sehingga mengembangkan berbagai aspek pola tingkah laku murid.44

6. Pertimbangan Pemilihan Metode Pembelajaran

Ada beberapa faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar. Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan dasar pertimbangan pemilihan metode itu bertolak dari faktor-faktor antara lain:

a. Berpedoman pada tujuan

b. Perbedaan individual anak didik c. Kemampuan guru

d. Sifat bahan pelajaran e. Situasi kelas

f. Kelengkapan fasilitas

g. Kelebihan dan kelemahan metode45 B. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

1. Pengertian Al-Qur’an Hadits

Kata Al-Qur’an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam- macam, salah satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus dibaca, dipelajari.58 Sedangkan menurut istilah banyak berbagai pakar agama yang mendefinisikan Al-Qur’an diantaranya:

44 Oemar Hamalik, Media Pembelajaran, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989), hal 99

45 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000), hal 191

Referensi

Dokumen terkait

Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar mengajar, disamping kemampuan siswa ( Santri) menerima pelajaran dan cara guru menyajikan materi pelajaran yang disampaikan

Jadi yang penulis maksud dengan pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam penelitian ini yaitu salah satu unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Aliyah

Tahapan-tahapan pembelajaran Al-Qur’an metode Ummi merupakan langkah-langkah mengajar Al-Qur’an yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar,

Metro, yaitu banyak sekali manfaat dari kegiatan hafalan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, salah satunya hasil belajar atau nilai pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis pun dikategorikan

Adapun salah satu kelebihan belajar Al-Qur’an melalui jari dibandingkan dengan beberapa metode belajar membaca dan menulis Al-Qur’an yaitu terletak pada tata cara pengelompokan huruf

Hasil dari penelitian yang dilakukan ialah guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Rukoh dalam proses belajar mengajar guru merumuskan tujuan pembelajaran, memiliki buku-buku yang

Pelaksanaan (actuating) merupakan proses yang memberi kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki SDM, sarana dan prasarana yang diperlukan (Purwanto, 2009:

Skripsi yang berjudul: Persepsi Siswa terhadap Penggunaan Media dalam Pembelajaran Al- Qur’an Hadits di Kelas XI MAN 2 Model Banjarmasin ditulis oleh Muhammad Rizki,