• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.KONSEP MEDIA DAN KREATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3.KONSEP MEDIA DAN KREATIF"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

41

3.1. Konsep Buku

Kumpulan puisi Sutardji Calzoum Bachri dalam buku “O Amuk Kapak”

akan adaptasi menjadi puisi-puisi visual. Kemudian disatukan dalam sebuah buku.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembaran kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong atau juga bisa diartikan sebagai kitab.

3.1.1.Tujuan Buku

Untuk dapat mencapai tujuan media melalui strategi media, harus ditetapkan dahulu karakter target audience atau khalayak sasaran. Berikut ini dijelaskan karakter sasaran dari segi demografis, psikografis, behavioral dan geografis.

- Demografi

Target audience dari “puisi visual” secara demografis:

Jenis kelamin :Pria dan wanita

Usia :13 hingga 25 tahun

Pendidikan : minimal Sekolah Menegah pertama Strata Ekonomi sosial : Menengah atas

Profesi : Pelajar, mahasiswa, wirausaha, - Geografi

Geografi adalah mereka yang masyarakat di seluruh Indonesia - Psikografi

Psikografis adalah mereka yang berpikir objektif dan terbuka terhadap hal-hal yang baru dan unik. Mereka yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki hubungan yang baik dengan sesamanya, menghargai sastra, peduli dengan generasi penerus bangsa.

- Behavior

Behavior mereka senang mengkoleksi karya seni. Dan mengikuti perkembangan sastra seperti gemar ke galeri atau pameran-pameran seni.

Tujuan yang ingin dicapai dari buku puisi visual adalah:

(2)

Memperkenal puisi visual sebagai bentuk baru untuk menikmati sebuah puisi.

Mem

3.1.2.Strategi Media

Untuk mewujudkan tujuan pemasaran dari buku puisi visual, maka strategi diterapkan melalui konsep dasar 4P yang dikembangkan oleh Philip Kotler, yaitu:

- Product (produk)

Agar perancangan komunikasi visual ini sampai tepat ke target adiernce-nya dalam pembuatan produk (buku “Puisi Visual”) dikonsep dengan layout yang menarik, dibuat dengan kesan dramatis, gaya bahasa resmi sehari-hari, di kemas dengan tampilan yang menarik dan dilengkapi dengan merchandise.

- Place (tempat)

Perancangan komunikasi visual ini didistribusikan di kota-kota besar di Indonesia melalui toko-toko buku besar seperti Kinokunia, Aksara, Gramedia, dan Kharisma

- Price (harga)

Harga dari buku “Puisi Visual” disesuaikan dengan target audience yang ingin dituju, maka buku ini dipasarkan dengan harga sebesar Rp100.000,00

- Promotion (promosi)

Promosi juga digunakan agar perancangan komunikasi visual ini juga sampai tepat ke target aduiernce-nya yaitu dengan menggunakan iklan koran, poster, x- benner, pin dan, pembatas buku.

3.1.3. Program Media

Program media adalah pengaturan jadwal media yang digunakan untuk memasarkan buku “Puisi Visual” berdasarkan fungsi dan kemampuan daya jangkau masing-masing media, waktu edar atau waktu tayang, serta ukuran (space atau durasi).

- Iklan koran

Iklan ini dimuat di koran Kompas pada bagian Pustaka Loka yang di terbitkan dua minggu sekali selama satu bulan sebelum peluncuran buku.

(3)

- Poster

Poster ditempel di toko-toko buku yang menjual buku “Puisi Visual”. Poster ini ditempel satu bulan sebelum peluncuran buku dan dua bulan pertama setelah peluncuran buku. Dicetak sebanyak 500 lembar.

- X-banner

X-banner di letakan dalam pusat perbelanjaan yang di dalamnya terdapat toko buku dan di pasang pada saat peluncuran buku dan dua bulan sesudahnya. X- banner di cetak sebanyak 100 buah.

- Pin

Pin akan diperoleh saat membeli buku pada waktu peluncuran buku pertama kali dan sekaligus digunakan oleh panitia penyelenggara peluncuran buku. Pin sebanyak 300 buah.

- Pembatas Buku

Pembatas buku tercantum dalam buku. Dibuat sebanyak tiga jenis dan di cetak sebanyak 1000 buah

3.1.4. Biaya Media

Pemasangan poster di lakukan di toko-toko buku termana selama tiga bulan, satu bulan sebelum peluncuran buku dan dua bulan sesudahnya. berikut ini merupakan biaya pemasangan poster di toko-toko buku.

tabel 3.1 Biaya pemasangan poster media

Nama toko buku Harga (per bulan) waktu Total

Gramedia Rp. 60.000,- 3 bulan Rp.180.000,-

Gunung agung Rp. 60.000,- 3 bulan Rp.180.000,-

Trimedia Rp. 60.000,- 3 bulan Rp.180.000,-

Kharisma Rp. 60.000,- 3 bulan Rp.180.000,-

Sogo Rp. 60.000,- 3 bulan Rp.180.000,-

Total Rp.900.000,-

Pemasangan iklan koran di lakukan satu bulan sebelum peluncuran buku.

Pada bagian Pustaka Loka yang diterbitkan setiap dua minggu. Iklan berukuran lebar 4 kolom, tinggi 17 cm. Berikut ini merupakan perinciannya.

(4)

Tabel 3.2 Biaya pemasangan iklan koran

Kolom Tinggi Biaya Total

Minggu I 4 17 Rp.42.350,-/mmk Rp.2.876.000,-

Minggu III 4 17 Rp.42.350,-/mmk Rp.2.876.000,-

Total Rp.5.759.600,-

3.2.1. Tujuan Kreatif

Adapun tujuan kreatifnya adalah:

- Mengilustrasikan puisi sesuai dengan makna yang terkandung didalamnya.

- Membantu target audience untuk mengerti makna puisi dengan memberikan gambaran atau hanya sekedar nuansa emosi yang terkandung.

3.2.2. Strategi Kreatif

Strategi yang digunakan untuk mendapatkan sebuah ilustrasi yang sesuai dengan makna puisi, adalah:

- Memahami konteks puisi dan kemudian mencari ilustrasi yang sesuai.

- Warna yang digunakan disesuaikan dengan mood dari puisi tersebut.

- Menggunakan teknik fotografi dan rekayasa digital atau digital imaging.

- Menggunakan tipografi yang sesuai dengan isi puisi.

- Menggunakan layout yang dinamis.

- Format ukuran buku A4 agar mendapatkan proporsi yang sesuai antara teks puisi dan ilustrasi.

3.2.3. Tema Puisi

Dilihat dari segi puisi dan pemaknaanya, puisi Sortarji Calzoum Bachri dibagi dalam tiga kelompok besar o, amuk dan kapak. Pada kumpulan O dan amuk Sortarji Calzoum Bachri banyak berbicara atau menggangkat tentang pencarihan Tuhan. Berikut ini adalah puisi-puisi Soetarji Calzoum Bachri dari kumpulan sajak O dan pemaknaannya:

(5)

MANA JALANMU

ikan membawa air

dalam mulut taman

bangku ngantuk

angin bernapas sendirian dedaunan harap

agar

angin menggoyanggoyang pinggul mereka belum senyum

ikan mencubit pipinya jalan bergegas membawa orang

sedang kau kehilangan jalanmu

(mana jalanmu?) bulan sebentar lagi habis

diganggu ikan

cepat cari jalanmu!

lekas panggil

siapa tahu

itu jalanmu kemarin pegirigimu telah telah dicuri orang

(untung masih ada kolam) ayo kejar

tanyakan!

- hei jalan siapa kau bawa?

- akukah itu?

(gelap)

mana jalan

mana orangnya?

Bajingan!

bulan ditelan ikan 1971

Di dalam puisi ini penulis mengingatkan kita untuk segera mencari jalan kita sebelum semuanya terlambat. Hal ini terlihat jelas dari kata-kata yang digunakan oleh penulis.

(6)

DAPATKAU?

dapatkau nyeberangkan sungai ke negeri asal tempat diam

melahirkan gerak?

dapatkau sampaikan sayap lepas ke negeri tanah tempat langit

memulai jejak?

dapatkau pulangkan resah ke negeri tetap tempat ayah

memulai anak?

siapa dapat kembalikan sia pada malu

sia pa da

sia pa sia

tinggal?

Puisi ini mengingatkan pembaca untuk kita kembali menyucikan diri kita seperti waktu kita baru dilahirkan.

MARI

mari pecahkan botolbotol ambil lukanya

jadikan bunga mari pecahkan tik-tok jam ambil jarumnya

jadikan diam mari pecahkan pelita

ambil apinya

jadikan terang

(7)

mari patahkan roda-roda krmbaliakn asalnya:

jadikan jalan mari kembali

pada Adam sepi pertama

dan duduk memandang diri kita

yang telah kita punahkan ada dan tiada

yang disediakan Adam pada kita

Pada puisi MARI ini penulis ingin menyampaikan kepada pembaca untuk mencari diri kita yang yang dahulu sebelum mengenal dosa.

JADI

tidak setiap derita

jadi luka tidak setiap sepi

jadi duri tidak setiap tanda

jadi makna tidak setiap tanya

jadi ragu tidak setiap jawab

jadi sebab tidak setiap seru

jadi mau tidak setiap tangan

jadi pegang tidak setiap kabar

jadi tahu tidak setiap luka

jadi kaca

memandang Kau

pada wajahku!

Puisi ini berbicara tentang ketidakpastian. Hal ini erat kaitanya dengan pernyataan tentang Manusia adalah pencintraan Tuhan, tapi tidak semua manusia melakukan apa yang di inginkan-Nya.

(8)

HERMAN

herman tak bisa pijak di bumi tak bisa malam di bulan tak bisa hangat di matahari tak bisa teduh di tubuh tak bisa biru di lazuardi tak bisa tunggu di tanah tak bisa sayap di angin tak bisa diam di awan

tak bisa sampai di kata tak bisa diam di diam tak bisa paut di mulut tak bisa paging di tangan takbisatakbisatakbisatakbisatakbisatakbisa

di mana herman? kau tahu?

tolong Harman tolong tolong tolong tolongtolongtolongtolongngngng!

Puisi ini mengambarkan keadaan yang banyak sekali dialami saat ini dimana seseorang tersesat tanpa mengetahui bahwa dirinya tersesat.

daun

burung sungai

kelepak

mau sampai langit siapa tahu

buah rumput selimut dada biru

langit dadu mari!

rumput pisau batu kau kau kau kau kau kau kau kau kau kau kau KAU kau kau kau kau kau kau kau kau kau kau

kau

Puisi ini penulis ingin mengingatkan bahwa Tuhan itu di mana-mana dan apapun yang kita lakukan.

SOLITUDE

yang paling mawar yang paling duri yang paling sayap yang paling bumi

(9)

yang paling pisau yang paling risau yang paling nancap yang paling dekap samping yang paling Kau!

Puisi diatas menunjukan keanggungan Tuhan. Mawar, duri, sayap, bumi, pisau, risau, nancap, dekap merupakan perlambangan perasaan manusia tetapi tetap Tuhan lah yang paling segalanya.

TRAGEDI WINKA & SIHKHA

kawin kawin

kawin kawin

kawin ka win win ka win ka win ka ka winka

winka winka

sihka sihka

sihka sih

ka sih sih ka sih ka sih ka ka sih

(10)

sih sih

sih sih sih

ka Ku

Puisi ini diawali kata kawin yang merupakan sebuah perlambangan dari sebuah kebahagiaan dan keindahan. Kemudian terus berubah menjadi kata kasih yang akhirnya berubah menjadi kata kaku. Ini melambangkan sebuah atau sesuatu yang indah diluarnya saja.

HILANG (KETEMU)

batu kehilangan diam jam kehilangan waktu pisau kehilangan tikam mulut kehilangan lagu langit kehilangan jarak tanah kehilangan tunggu santo kehilangan berak Kau kehilangan aku batu kehilangan diam jam kehilangan waktu pisau kehilangan tikam mulut kehilangan lagu langit kehilangan jarak tanah kehilangan tunggu santo kehilangan berak Kau ketemu aku

Puisi ini ini menunjukan hubungan manusia dan Tuhan karena panggunaan kata Kau dan kata aku yang mempresentasikan manusia. Pada puisi ini hubungan yang ingin disampaikan adalah manusia dan Tuhan tidak terpisahkan. Bait yang pertama dan ketiga berbunyi sama, hal ini melambangkan waktu yang bersamaan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kita bisa berjalan berdampingan dengan Tuhan tetapi dalam sekejap mata kita bisa bertentangan dengan Tuhan.

(11)

HYANG?

yang mana

ke atau

dari

mana meksi

pun

lalu se bab antara

Kau

dan aku

Puisi ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam diri penulis kepada Sang pencipta, tanpa ada jawaban dari-Nya. Hal ini melambangkan sebuah kepasrahan manusia yang hanya bisa berusaha sekuat tenaga tanpa tau jawaban yang dicarinya.

Berikut ini adalah puisi dalam kumpulan Amuk adalah:

SUDAH WAKTU

sudah waktunya sekarang kau mengembalikan

rumput tangkai

ranting

pepohonan

(12)

kedalam dirimu sudah waktunya

memasukkan kembali seluruh langit

semua laut

setiap darat

kedalam dirimu karena asal tanah itu kau

asal langit itu kau asal laut itu kau

asal jagas itu kau jadi

bersiapsiaplah kuatkuatkan

tahankan dan

hormati dirimu:

ludahlah!

1975

Puisi SUDAH WAKTU ini mengajak pembaca untuk kembali memperhatikan dan menjaga alam. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa diri kitalah yang dapat menegembalikan alam seperti semula.

TAPI

aku bawakan bunga padamu

tapi kau bilang masih aku bawakan resahku padamu

tapi kau bilang hanya aku bawakan darahku padamu

tapi kau bilang cuma aku bawakan mimpiku padamu

tapi kau bilang meski aku bawakan dukaku padamu

tapi kau bilang tapi aku bawakan mayatku padamu

tapi kau bilang hampir aku bawakan arwahku padamu

tapi kau bilang kalau tanpa apa aku datang padamu

wah!

(13)

Pada puisi ini terlihat jelas sebuah komunikasi antara dua orang. Aku di sini melanbangkan manusia sedangkan kau dilambangkan sebagai Tuhan. Sekarang fenomena manusia datang atau berserah kepada Tuhan dalam keadaan tertentu seperti dalam kesusahan, kekawatiran. Pada dua baris terakhir menujukan bahwa seharusnya manusia selalu berserah kepada-Nya setiap saat bukan saja saat kita dalam kesusahan saja.

SEJAK

sejak kapan sungai dipanggil sungai sejak kapan tanah dipanggil tanah sejak kapan derai dipanggil derai sejak kapan resah dipanggil resah sejak kapan kapan dipanggil kapan sejak kapan kapan dipanggil lalu sejak kapan akan dipanggil akan sejak kapan akan dipanggil rindu sejak kapan ya dipanggil tak sejak kapan tak dipanggil mau sejak kapan tuhan dipanggil tak sejak kapan tak dipanggil rindu?

1975

SEJAK merupakan puisi tentang permulaan hidup, ingin mengingatkan permulaan dari mana kita berasal. Penulis secara tidak langsung mengagungkan Tuhan tetapi dua baris terakhir tersirat bahwa manusia sudah tak rindu lagi kepada Nya.

PIL

memang pil seperti pil macam pil walau pil hanya pil hampir pil sekedar pil ya toh pil meski pil tapi tak pil adalah pil

pil pil pil mengapa gigil?

akau demam pil bilang obat jadi bilang apakah pasien?

tempeleng!

(14)

1976

Puisi ini penulis ingin mengambarkan sebuah keresahan terhadap masalah- masalah kesehatan.

TAK

guruh takada kilat tak teriak takada panggil tak bisik takada himbau cakap takada kata tak angin takada desir tak gerak takada tanda tak sayap takada langit tak tangan takada gapai tak ada takada kau tak

lengangngng

datanglah Tempelengngngngng!

1976

Puisi ini mengambarkan sebuah dunia yang hampa, kosong.

Tempelengngngngng! merupakan sebuah teriakan penulis untuk menyadarkan dari tidur yang panjang untuk sadar dan mulai bertindak.

Kapak merupakan kumpulan terakhir dalam buku “O Amuk Kapak”. Pada bagian ini penulis berusaha mengerti tentang kematian. berikut ini puisi-puisi dalam kumpulan Kapak:

LALAT

dengan lalat

terbang dari nanah ke nanah dari ngilu ke ngilu

dari resah sampai ke barah aku terbang

sama lalat arwah (kini dia mati kenan tempeleng)

dari timbangan ke timbangan dari titian ke lain titian -bahkan lalat masuk surga kata lalatlalat yang di surga -apalagi kalau mati kena tempeleng

(15)

mereka bilang

1976-1977

Lalat merupakan binatang yang mempunyai kesan jelek seperti menjijikan dan sumber penyakit. Dalam puisi ini penulis menekankan bahwa lalat saja masuk surga. Hal ini merupakan sebuah pesan yang ingin disampaikan bahwa jangan melihat dari luar saja tetapi kenali lebih dalam sebelum kamu menilai sesuatu.

KUBUR

di lapangan brlayar kubur-kubur kau dengar denyarnya

mambawa pelabuhan pergi di luar kubur

orang orang tanpa pelabuhan melambaikan tangan

para pelaut

tak memberikan lambaikan kembali 1976

Di puisi ini penulis ingin lebih memahami tentang dunia setelah kematian. di dalamnya penulis mengambarkan bahwa kematian memiliki dunia yang yang berbeda dengan dunia tempat kita tinggal sekarang.

NUH

di tengah luka paya-paya lintah hitam makan bulan taklagi matari

jam ngucurkan detak nanah tak ada yang luput bahkan mimpi tak tanah tanah tanah beri aku puncak

untuk mulai lagi berpijak!

(16)

1977

puisi berbicara tentang sebuah kondisi yang sangat terpuruk tetapi memiliki sebuah keinginan yang sangat kuat untuk dapat bangkity kembali.

PERJALANAN KUBUR

luka mengucap dalam badan

kau tekah membawaku ke atas bukit ke atas karang ke atas gunung ke bintang bintang

lalat-lalat menggali perigi dalam dagingku untuk kuburmu alina

untuk kuburmu alina aku menggaligali dalam diri

raja dalam darah mengalirkan sungaisungai mengibarkan bendera hitam tegak tangismu alina

sungai pergi ke laut membawa kubur-kubur laut pergi ke awan membawa kubur-kubur awan pergi ke hujan membawa kubur-kubur hujan pergi ke akar ke pohon ke bunga-bunga membawa kuburmu alina

1977

Puisi ini mengambarkan sebuah kesedihan yang sangat mendalam akibat kehilangan orang yang benar-benar berharga dalam hidupnya.

SILAKAN JUDUL

di atas anggur di bawah anggur gugur waktu rindu rindu di atas langit di bawah langit janji puncak tak menunggu di atas bibir di bawah bibir

(17)

kamus tak sanggup mengucapKu

1977

Puisi ini mengambarkan sebuah kesamaan manusia dengan Tuhan terlihat jelas dari penggunaan kata di atas dan di bawah. kamus tak sanggup mengucapKu di atas menunjukan bahwa kita selama ini terkekang oleh hal yang bersifat duniawi.

HUJAN

hujan

bercakapcakap sama daunan

sama pohon

sama batu-batu sama badan

sama jama

sama rindu rindu di kerongkong sungai di ketiak laut dipeluh pantai dalam tungkai

dalam badai rusukku lalu

di dalamnya

kulayarkan kubur kubur kayuh

demi

kayuhku 1977

Pada puisi HUJAN ini terlihat ungkapan kesedihan penulis yang kehilangan dan penulis berusaha untuk melepaskan kesedihan yang dialaminya.

BAYANGKAN

Untuk Salim Said

(18)

direguknya wiski direguk

direguknya

bayangkan kalau tak ada wiski di bumi sungai tak mengalir dalam aortaku katanya di luar wiski

di halaman

anakanak bermain

bayangkan kalau tak ada anakanak di bumi aku kan lupa bagaimana menangis katanya direguk

direguk

direguknya wiski

sambil mereguk tangis lalu diambilnya pistol dari laci

bayangkan kalau aku mati mati katanya dan ditembaknya kepala sendiri

bayangkan

1977

Puisi ini berisi menekankan bahwa semua hal yang terjadi di dunia mempunyai suatu manfaat walaupun itu kematian. Hal ini bertentangan dengan pemikiran di masyarakat di mana kematian merupakan hal yang tidak berguna.

PARA PEMINUM

di lereng lereng para peminum

mendaki gunung mabuk kadang mereka terpeleset jatuh

dan mendaki lagi memetik bulan dipuncak mereka oleng tapi mereka bilang -kamu takkan karam dalam laut bulan- mereka nyanyi nyanyi

(19)

jatuh

dan mendaki lagi

di puncak gunung mabuk mereka berhasil memetik bulan mereka menyimpan bulan dan bulan menyimpan mereka dipuncak

semuanya diam dan tersimpan

1976-1979

Pada puisi di atas penulis menunjukan kehidupan yang tersesat pada kenikmatan semu. Di mana pada detik itu kita sampai pada kenikmatan dunia tapi hanya kenikmaan semu, yang sebenarnya kita berada si titik terbawah pada kehidupan nyata.

DAGING

daging coba bilang

bagaimana arwah masuk badan bagaimana tuhan

dalam denyutmu jangan diam nanti aku marah kalau kulahap kau aku enak sekejap aku sedih

kau jadi taik daging

kau kawan dibumi di tanah di resah di babi babi daging

ging ging kugali gali kau buat kubur dari hati ke hati

(20)

1979

Puisi ini diawali dengan pertanyaan kepada daging tentang Tuhan. Daging di sini merupakan perlambangan dari keinginnan duniawi atau bisa di katakan dosa.

Setelah itu penulis mengambarkan satu persatu daging itu di kubur atau dapat disimpulkan di hilangkan dalam dirinya.

WALAU

walau penyair besar

takkan sampai sebatas allah dulu pernah kuminta tuhan dalam diri

sekarang tak kalau mati

mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat jika membumbung dalam baris sajak

tujuh puncak membilang bilang nyeri hari mengucap ucap di butir pasir kutulis rindu rindu walau huruf habislah sudah alifbataku belum sebatas allah

1979

Puisi menunjukan keagungnan Tuhan dan betapa kecilnya kita di mata-Nya. Hal ini terlihat jelas pada dua bait terakhir.

3.2.4. Program Kreatif

Proses kreatif hingga buku tersebut siap diedarkan akan menghabiskan waktu selama lima bulan terhitung sejang Januari 2007 hingga selesai Mei 2007.

dengan rincian sebagai berikut:

(21)

Tabel 3.3. Jadwal Media

3.2.5. Biaya Kreatif

tabel 3.4 Estimasi Biaya Kreatif Jadwal media

Januari febuari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Konsep

Foto

Digital Imaging

Cetak

Finishing akhir

Nama Media Jumlah Harga / eksemplar Harga Total Buku

Kertas isi 176 gr Film

Biaya plat Biaya cetak Cover Kertas Film Plat Cetak Finishing

250 lbr 32 32 32

250 32 4 1000

Rp. 5,800,00 Rp. 60,00/cm Rp. 50.000,00 Rp. 500.000,00

Rp. 12.000,00 Rp. 60,00/cm Rp. 50.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 50.000,00

Rp. 4.640.000,00 Rp. 2.703.000,00 Rp. 6.200.000,00 Rp. 16.000.000,00

Rp. 3.000.000,00 Rp. 88.320,00 Rp. 200.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 5.000.000,00

Total Biaya Rp. 38.331.320,00

Nama Media Jumlah Harga per ksemplar Harga Total Pin

Kertas, cetak, pembuatan

1000pcs Rp. 4500,00 Rp. 450.000,00

Total Biaya Rp. 450.000,00

X-banner

Sablon 300 pcs Rp. 90.000,00

Rp. 27.000.000,00

(22)

TOTAL BIAYA MEDIA Rp.68.391.120,00

Estimasi biaya kreatif dikalkulasi berdasarkan total jumlah eksemplar tiap media yang digunakan. Biaya kreatif yang dikenakan adalah 20 % dari seluruh biaya produksi.

Tabel 3.5. Estimasi Biaya Kreatif.

Nama Media Biaya Kreatif Biaya Produksi Total Biaya Kreatif

Buku Rp. 38.331.000,00 Rp. 7.666.200,00

X-banner Rp. 27.000.000,00 Rp. 5.400.000,00 Pin 20 % Rp. 450.000,00 Rp. 90.000,00 Pembatas buku Rp. 1.884.800,00 Rp. 376.960,00 Poster Rp. 725.000,00 Rp. 145.000,00 Iklan Koran Rp. 5.759.600,00 Rp. 1.151.920,00

TOTAL BIAYA KREATIF Rp. 14.830.080,00

Pembatas buku Kertas 250gr Film

Plat cetak

42 pcs 32 4X2

Rp. 12.000,00 Rp. 60/cm Rp. 50.000,00

Rp. 504.000,00 Rp. 180.480,00 Rp. 400.000,00

Rp. 800.000,00

Total Biaya Rp. 1.884.800,00

Poster

Kertas art Paper 120gr

Biaya cetak 500 pcs

Rp. 750,00 Rp. 700,00

Rp. 375.000,00 Rp. 350.000,00

Total Biaya Rp. 725.000,00

Gambar

tabel  3.1 Biaya pemasangan poster media
Tabel 3.3. Jadwal Media

Referensi

Dokumen terkait

makna kata (lema) secara cepat dan tepat sesuai dengan konteks yang diinginkan dalam teks bacaan (satu siswa mencari arti lema sesuai konteks, siswa yang lain

Merupakan pendukung dari pesan, antara lain ilustrasi berupa foto produk yang berfungsi untuk memperjelas atau menerangkan teks atau pesan sekaligus sebagai penghias atau daya

Perusahaan perlu memahami kebutuhan dan harapan pelanggannya sebagai langkah awal memasarkan produk, menentukan strategi yang akan digunakan, mengembangkan produk tersebut

 Mengidentifikasi dan menemukan makna teks personal recount terkait fungsi sosial, struktur teks secara benar dan sesuai konteks.  Menggunakan kata kerja Past form dalam

Majas yang digunakan dalam penggalan puisi di atas adalah ... Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu kalian lakukan dalam memahami makna puisi, kecuali ... mengubah

Untuk merancang sebuah buku kesehatan tentang diet yang sehat dengan pendekatan ilustrasi yang diharapkan dapat membuat para kaum muda ini lebih dari sekedar

Jenis media yang digunakan adalah media visual berupa kartu kerja yang berisi contoh teks puisi lama dan puisi baru, lirik lagu, dan gambar atau ilustrasi yang dibuat sendiri

Aaisyah (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Makna Puisi “Risālatun min al-Manfā” dalam antologi Aurāqu az-Zaitun karya Maḥmūd Darwīsy: Analisis Semiotik”