• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sambutan Kepala Dinas Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sambutan Kepala Dinas Kesehatan"

Copied!
222
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sambutan Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Cirebon

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam Sejahtera bagi kita semua.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karuniaNya sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat.

Terimakasih kepada seluruh Tim Penyusunan Profil Kesehatan yang sudah menyelesaikan tugasnya dalam merangkum hasil- hasil kegiatan pembangunan di bidang kesehatan dalam bentuk Buku Profil Kesehatan Kabupaten Cirebon tahun 2020, yang merupakan hasil kegiatan periode Januari sampai dengan Desember 2020 dengan data pembanding tahun-tahun sebelumnya. Selain itu kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak eksternal yang terkait dalam penyusunan profil kesehatan ini khususnya narasumber data antara lain rumah sakit pemerintah dan swasta, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dan lain-lainnya.

Dengan adanya rangkuman hasil kegiatan bidang kesehatan ini, akan menjadi sumber informasi yang dapat dimanfaatkan baik oleh semua pihak yang membutuhkan data kesehatan, untuk mendukung pelaksanaan program kegiatannya.

Upaya telah banyak dilakukan sebagai upaya dalam mengintervensi permasalahan yang ada. Program Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, Program Perbaikan Gizi, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat, Program Pengembangan lingkungan Sehat, Pelayanan Kesehatan Primer dan Rujukan, Pengembangan Mutu Pelayanan Kesehatan, Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan.

Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf apabila masih ada

kekurangan dalam profil ini sehingga diperlukan masukan-masukan yang bersifat

(3)

membangun untuk penyempurnaan profil kesehatan yang akan datang. Harapan kami semoga Profil Kesehatan ini dapat memberikan manfaat sebagaimana mestinya.

Akhir kata, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sumber, 15 Juni 2021 KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN CIREBON TTD

Hj. Eni Suhaeni, SKM, MKes

NIP. 19680124 199203 2 003

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Tolok ukur keberhasilan pembangunan suatu daerah saat ini dapat dilihat dengan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ada 3 komponen yang menentukan IPM yaitu Indeks Kesehatan, Indeks Ekonomi dan Indeks Pendidikan.

Indeks Kesehatan dinilai melalui indikator Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita.

Angka IPM Kabupaten Cirebon cenderung mengalami kenaikan. IPM Kabupaten Cirebon Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2020 berturut-turut adalah 66,7;

67,39; 68,05; 68,42 dan 68,75. Peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) atau Angka Harapan Hidup (AHH) tidak akan menunjukkan angka yang relatif besar pada interval tahunan. AHH Kabupaten Cirebon tahun 2016 sampai dengan 2020 adalah berturut- turut 71,43; 71,49; 71,66; 71,84 dan 71,99. (Sumber BPS Jawa Barat dalam Buku Profil Kesehatan Jawa Barat tahun 2017 dan Bappelitbangda).

Gambaran umum Kabupaten Cirebon dengan letak geografis diantara 108

0

19’30”-108

0

50’03” Bujur Timur dan 6

0

30’58” – 7

0

00’24” Lintang Selatan. Luas wilayah 990,36 Km

2,

(107.028 Ha). Wilayah Administratif Provinsi Jawa Barat dengan terdiri dari 40 kecamatan, 12 kelurahan dan 412 desa. Jumlah penduduk tahun 2020 2.296.999 jiwa (Data Dinas Kependudukan & Catatan Sipil tahun 2020).

Sarana kesehatan di wilayah Kabupaten Cirebon ada 12 rumah sakit terdiri dari 2 RSUD, 1 RS khusus Paru milik Pemerintah Provinsi dan 7 rumah sakit umum swasta dan 2 rumah sakit khusus swasta. Jumlah Puskesmas 60 Puskesmas yang terdiri dari 11 Puskesmas dengan rawat inap dan 49 Puskesmas non rawat inap (24 dengan PONED dan 25 tanpa PONED). Dari 60 Puskesmas ada 35 Puskesmas yang dilengkapi dengan kemampuan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED).

Akses pelayanan kesehatan pada tingkat dasar dan rujukan dapat dilihat dari

jumlah kunjungan. Pelayanan kesehatan tingkat dasar di Puskesmas dengan kunjungan

rawat jalan di Puskesmas tahun 2020 sebanyak 1.711.571 kunjungan, menurun dari

tahun 2019 yang mencapai 2.516.217. Kunjungan rawat inap di Puskesmas tahun 2020

sebanyak 5.978 kunjungan, menurun dari tahun 2019 yang mencapai 11.984.

(5)

Pelayanan kesehatan rujukan dilihat dari kunjungan di rumah sakit baik milik Pemerintah maupun swasta. Tahun 2020 kunjungan rawat jalan di rumah sakit 836.070 kunjungan menurun dari tahun 2019 yang mencapai 948.443 kunjungan. Kunjungan rawat inap di rumah sakit tahun 2020 119.733 pasien dan 2019 mencapai 136.735 pasien.

Pembiayaan kesehatan tahun 2020 bersumber dari murni APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN di sektor kesehatan (Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit) dengan total anggaran kesehatan Rp. 1.126.776.564. Proporsi anggaran kesehatan sebesar 27,17 % dari total Anggaran Kabupaten Cirebon yang besarnya Rp.

4.146.596.054.014,06. Ada peningkatan dibanding tahun 2019 yang besarnya 22,23 %.

Anggaran perkapita kesehatan sebesar Rp. 490.542,91, meningkat dari tahun 2019 yang besarnya Rp. 442.856. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional mencapai 2.132.039 atau 92,8 % dari jumlah penduduk (Tahun 2019 : 83,8 %), dengan jumlah PBI sebesar 1.415.244 (61,6 %). Tahun 2019 jumlah PBI sebesar 58,1 % dari jumlah penduduk.

Angka Kematian Ibu (AKI) tidak dapat dilakukan penghitungan di tingkat Kabupaten karena sesuai standar Angka Kematian Ibu harus ada kelahiran hidup sebanyak 100.000 dalam kurun waktu 1 tahun. Sebagai gambaran dapat dilihat Trend jumlah Kematian Ibu Maternal (ibu hamil, melahirkan dan nifas) yang dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu pada tahun 2020 sebanyak 40 dari 47.530 kelahiran hidup (rate : 84,2 per 100.000 KH), tahun 2019 sebanyak 34 dari 48.414 kelahiran hidup (rate : 70,2 per 100.000 KH). Hasil Survei angka kematian IBU Dari hasil SDKI tahun 2007, AKI di Jawa Barat sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup Berdasarkan pelaporan Puskesmas jumlah kematian bayi Kabupaten Cirebon tahun 2020 mencapai 134 kasus dari 47.530 kelahiran hidup ( rate : 2,82 per 1000 KH) dan tahun 2019 mencapai 2,12 per 1000 kelahiran hidup.

Upaya peningkatan derajat kesehatan dan peningkatan AHH untuk dengan

program/kegiatan pada pengendalian penyakit menular dan tidak menular,

peningkatan kesehatan keluarga dari mulai siklus bayi baru lahir sampai usia lanjut dan

program/kegiatan untuk peningkatan kesehatan lingkungan.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan nikmatNya sehingga penyusunan Buku Profil Kesehatan Tahun 2020 bisa diselesaikan. Kepada semua pihak yang sudah membantu dalam proses pengumpulan data, validasi data dan penyusunan analisa sampai penjilidan buku, kami ucapkan terimakasih. Semoga buku Profil ini bermanfaat bagi yang membutuhkan data dan informasi tentang situasi dan kondisi kesehatan di Kabupaten Cirebon.

Profil ini memuat data dan informasi tentang kesehatan yang menyeluruh dari berbagai sumber yang terkait dengan kesehatan. Beberapa sumber data adalah lintas program di Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, data rumah sakit pemerintah dan swasta, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta pihak lainnya yang terkait.

Sumber data diperoleh hasil pencatatan dan pelaporan rutin di sarana pelayanan kesehatan ( Service Based) juga dibandingkan dengan hasil survey berbasis data masyarakat ( Community Based) yang ada seperti Suseda (BPS), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), SDKI dan lain-lain.

Penyusunan profil tahun 2020 ini, ada beberapa penambahan tabel data di lampiran sesuai dengan format input data online saat proses validasi data di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Buku Profil Kesehatan Tahun 2020 ini masih ada kekurangan baik dalam prosesnya mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada proses penjilidan maupun dalam penyajian data dan analisisnya. Semua ini tidak lepas dari kekurangan kami sebagai pelaksana kegiatan dalam penyusunan Profil Kesehatan ini. Untuk itu sangat diharapkan adanya partisipasi dalam kritik dan saran yang akan menjadi bahan untuk perbaikan ke masa yang akan datang.

Sumber, 17 Juni 2021 Ka. Sub Bagian Perencanaan,

Evaluasi dan Pelaporan

TTD

LINDA BUDIYAH, SKM.MKM

NIP. 19690809 199703 2 006

(7)

DAFTAR ISI

Halaman SAMBUTAN KEPALA DINAS

RINGKASAN EKSEKUTIF KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR GAMBAR

iii i vi v viii vii

xi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Tujuan

C. Sistimatika Penyajian

1 3 3 BAB II KONDISI UMUM KABUPATEN CIREBON

A. Keadaan Geografis dan Kondisi Wilayah

B. Keadaan Demografi 5

6 BAB III SITUASI SARANA KESEHATAN

A. Jumlah dan Sebaran Sarana Kesehatan B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

C. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

10 12 15 BAB IV SITUASI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN

A. Jenis Tenaga

B. Sebaran Tenaga 17

18

BAB V PEMBIAYAAN KESEHATAN 21

A. Pembiayaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan B. Pemanfaatan Dana Desa Untuk Kesehatan C. APBD Kesehatan

21 22 22 BAB VI

BAB VII

SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Kesehatan Keluarga B. Pengendalian Penyakit C. Kesehatan Lingkungan PENUTUP

26 26 43 61

64

LAMPIRAN

TABEL DATA PROFIL

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Cirebon Tahun 2017-2020 7 Tabel 2.2. Penduduk Kabupaten Cirebon Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2020

(sumber Disdukcapil) 9

Tabel 3.1 Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta di Kabupaten Cirebon tahun 2020 10 Tabel 3.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit di Kabupaten Cirebon Tahun 2020 15 Tabel 4.1 Persebaran Tenaga Kesehatan MenurutUnit Pelayanan di kabupaten

Cirebon Tahun2020 18

Tabel 4.2 Sebaran Tenaga Penunjang/Pendudkung Kesehatan di

Kabupaten Cirebon Tahun 2020 20

Tabel 5.1 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Kabupaten Cirebon menurut

Jenis Kelamin Tahun 2020 21

Tabel 5.2 Anggaran Kesehatan Kabupaten Cirebon Menurut Sumber Dana

Tahun 2020 23

Tabel 5.3 Proporsi APBD Kesehatan (Termasuk Gaji) Terhadap APBD Kabupaten

Tahun 2011-2020 24

Tabel 6.1. Jumlah Kematian Ibu Maternal dan Kelahiran Hidup di Kabupaten

Tahun 2016-2020 27

Tabel 6.2. Kematian Bayi dan Kelahiran Hidup di Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 29 Tabel 6.3. Kejadian Luar Biasa di Kabupaten Cirebon Tahun 2020 57 Tabel 6.4. Jumlah Penderita Penyakit Demam Berdarah Dengue, Incidence Rate

dan Case Fatality Rate di Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 58

(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1.1 IPM Kabupaten Cirebon dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2020 2 Grafik 1.2. Angka Harapan Hidup Kabupaten Cirebon dan Provinsi Jawa Barat

Tahun 2015-2020 2

Grafik 2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 6 Grafik 2.2. Piramida Penduduk Kabupaten Cirebonn Tahun 2020 7 Grafik 2.3. Sebaran jumlah penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Cirebon

tahun 2020 8

Grafik 2.4 Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon per Km2 Tahun 2016-2020 9 Grafik 3.1 Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kabupaten Cirebon Tahun 2015-2020 12 Grafik 3.2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di Rumah Sakit Tahun 2015-2020 13 Grafik 3.3 Jumlah Kunjungan Rawat Inap di Rumah Sakit di Kabupaten Cirebon

Tahun 2015-2020 14

Grafik 5.1 Anggaran Kesehatan Perkapita Kabupaten Cirebon Tahun 2015-2020 25 Grafik 6.1 Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Cirebon Tahun 2020 27 Grafik 6.2 Jumlah Kematian Ibu (Dilaporkan) Menurut Kecamatan di Kabupaten

Cirebon Tahun 2020 28

Grafik 6.3 Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Cirebon Tahun 2006-2012 29 Grafik 6.4 Jumlah Kematian Bayi (dilaporkan) Menurut Kecamatan di Kabupaten

Cirebon Tahun 2020 30

Grafik 6.5 Cakupan K1 dan K4 di Kabupaten Cirebon Tahun 2015-2020 32 Grafik 6.6 Persentase Cakupan K4, Fe 3 dan Status Imunisasi TT2+ Tahun 2016-2020 33 Grafik 6.7 Cakupan Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan dan cakupan

Persalinan di fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Cirebon

Tahun 2017-2020 34

Grafik 6.8 Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF3) dan Cakupan Pemberian

(10)

Vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Cirebon Tahun 2016 – 2020 35 Grafik 6.9 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kabupaten Cirebon

Tahun 2016-2020 36

Grafik 6.10 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal dan Cakupan Kunjungan

Neonatal di Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 37 Grafik 6.11 Proporsi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten

Cirebon Tahun 2016-2020 38

Grafik 6.12 Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 39 Grafik 6.13 Cakupan Imunisasi di Kabupaten Cirebon Tahun 2019-2020 40 Garfik 6.14 Cakupan UCI Desa di Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 40 Grafik 6.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Balita di Kabupaten Cirebon

Tahun 2016-2020 41

Grafik 6.16 Case Notification Rate TB Paru di Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 44 Grafik 6.17 Angka Kesembuhan pada Pengobatan Penderita Tuberculosis Paru di

Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 45

Grafik 6.18 Penemuan Kasus Pneumonia pada Balita di Kabupaten Cirebon

Tahun 2016-2020 47

Grafik 6.19 Jumlah Penemuan Kasus dan Jumlah Kumulatif Kasus HIV/AIDS

di Kabupaten Cirebon Tahun 2000 – 2020 48

Grafik 6.20 Proporsi Penderita HIV berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten

Cirebon Tahun 2020 48

Grafik 6.21 Penemuan Kasus Baru Kusta di Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 51 Grafik 6.22 Proporsi Kasus Kusta Pada Anak (< 15 Tahun) di Kabupaten Cirebon

Tahun 2016-2020 52

Grafik 6.23 Angka Kecacatan Tingkat 2 Penderita Kusta di Kabupaten Cirebon

Tahun 2016-2020 53

Grafik 6.24 Prevalensi Kusta di Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 53

(11)

Grafik 6.25 Jumlah kasus AFP Ditemukan di Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020 54 Grafik 6.26 Jumlah Kasus Difteri dan Kematian Karena Difteri di kabupaten

Cirebon Tahun 2016-2020 55

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar Gambar 2.1

3.1 Peta Kabupaten Cirebon

Peta Sebaran Puskesmas dan Rumah Sakit di Kab. Cirebon 5

11

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Profil Kesehatan merupakan kumpulan berbagai data/informasi kesehatan yang memberikan gambaran situasi dan kondisi kesehatan khususnya di wilayah Kabupaten Cirebon yang dapat menjadi bahan dalam evaluasi dan perencanaan jangka panjang.

Buku yang dibuat setiap tahun ini dapat menjadi bahan yang digunakan untuk melihat trend program kesehatan maupun output dari kegiatan kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga dapat digunakan sebagai pijakan dalam menentukan Rencana Strategis atau Master Plan Pembangunan Kesehatan lima tahunan.

Profil kesehatan juga bisa menjadi sumber informasi bagi masyarakat atau mahasiwa serta pihak swasta yang memerlukan, untuk akan melakukan penelitian- penelitian.

Profil Kesehatan Kabupaten Cirebon Tahun 2020, memuat hasil data informasi tentang hasil program dan kegiatan upaya kesehatan yang telah dilaksanakan periode tahun 2020 dan menampilkan kecenderungan suatu kondisi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (data series). Profil Kesehatan disusun berdasarkan Petunjuk Teknis Profil Kabupaten/Kota Tahun 2013 yang direvisi Tahun 2014, dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang menyajikan berbagai indikator di bidang kesehatan dan indikator kependudukan yang terkait dengan kesehatan. Sejak tahun 2019, ada perubahan terkait susunan lampiran format tabel profil, yang ikut mempengaruhi susunan dan urutan dalam narasi pembahasannya.

Dalam menilai keberhasilan pembangunan suatu bangsa, digunakan tolok ukur (indikator) yaitu dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM ini dipengaruhi Angka Harapan Hidup dari unsur kesehatan, angka melek huruf dan tingkat daya beli masyarakat.

IPM Kabupaten Cirebon dalam 6 (enam) tahun terakhir yaitu dari tahun 2015

sampai dengan tahun 2020 digambarkan pada grafik 1.1. (Survey IPM Kabupaten

Cirebon 2019 oleh Dinas Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Universitas

Swadaya Gunung Jati dan IPM 2020 sumber Materi Forum Perangkat Daerah,

BAPPELITBANGDA)

(14)

Sumber : Website BPS Kabupaten Cirebon dan Materi Forum Perangkat Daerah Bappelitbangda

Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (E0)(UHH) atau Angka Harapan Hidup (AHH) sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan dari bidang kesehatan khususnya. Umur Harapan Hidup ini dipengaruhi oleh angka kematian dan angka kesakitan. Kecenderungan peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Sumber : BPS Jawa Barat 2017 (dalam Profil Kesehatan Jawa Barat), 2019 Diskominfo. 2020 dalam Materi Forum SKPD Bappelitbangda

66.07

66.7

67.39

68.05 68.42 68.75

64 65 66 67 68 69

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 1.1. IPM Kabupaten Cirebon Tahun 2015-2020

IPM Kab. Cirebon Tahun

71.38 71.43 71.49 71.66 71.84 71.99

71 71.2 71.4 71.6 71.8 72 72.2

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 1.2

Angka Harapan Hidup Kabupaten Cirebon dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2020

Kab. Cirebon

(15)

B. TUJUAN

Tujuan Umum :

Memberikan gambaran informasi derajat kesehatan yang menyeluruh dalam rangka meningkatkan kemampuan manajeman secara berhasil guna dan berdaya guna.

Tujuan Khusus :

1. Tersedianya informasi tentang gambaran umum Kabupaten Cirebon tentang Geografi dan Demografi.

2. Tersedianya informasi tentang sarana kesehatan di Kabupaten Cirebon.

3. Tersedianya informasi tentang sumber daya manusia kesehatan di Kabupaten Cirebon.

4. Tersedianya informasi tentang pembiayaan kesehatan di Kabupaten Cirebon.

5. Tersedianya informasi tentang upaya kesehatan keluarga di Kabupaten Cirebon

6. Tersedianya informasi tentang upaya pengendalian penyakit di Kabupaten Cirebon

7. Tersedianya informasi tentang upaya kesehatan lingkungan di Kabupaten Cirebon

C. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penulisan Profil Kesehatan Kabupaten Cirebon Tahun 2020 terdiri atas 8 (delapan) bagian. Isi masing-masing bab diuraikan sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan .

Bagian ini berisi penjelasan maksud dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Cirebon dan sistematika penyajian.

Bab II. Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Cirebon. Pada uraian ini mencakup tentang kondisi geografis dan kependudukan di Kabupaten Cirebon.

Bab III. Situasi Sarana Kesehatan

Pada bab ini dilakukan pembahasan tentang keberadaan sarana kesehatan,

akses dan mutu sarana pelayanan kesehatan, sarana kesehatan berkaitan dengan

upaya kesehatan berbasis masyarakat.

(16)

Bab IV. Situasi Sumber Daya Manusia Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang tentang situasi sumber daya manusia kesehatan (SDMK) di Kabupaten Cirebon, termasuk sebaran tenaga kesehatan di unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta.

Bab V . Situasi Pembiayaan Kesehatan

Pada bab ini sajikan pembahasan tentang besaran biaya kesehatan yaitu anggaran kesehatan, APBD kesehatan terhadap APBD keseluruhan dan anggaran kesehatan per kapita.

Bab VI. Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini berisi pembahasan tentang upaya-upaya kesehatan yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas derajat kesehatan antara lain upaya peningkatan kesehatan keluarga, upaya pengendalian penyakit dan upaya dalam peningkatan kesehatan lingkungan.

Bab VI. Penutup Lampiran.

Seluruh tabel data Profil sesuai Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan

Kabupaten/Kota dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020.

(17)

BAB II

KONDISI UMUM KABUPATEN CIREBON

A. KEADAAN GEOGRAFIS DAN KONDISI WILAYAH

Kabupaten Cirebon secara geografis terletak diantara 108

0

19’30”

-108

0

50’03”

Bujur Timur dan 6

0

30’58”–7

0

00’24” Lintang Selatan, dengan luas wilayah daratan 107.028 Hektar, wilayah pesisir dengan panjang garis pantai kurang lebih 77,97 Km.

Kabupaten Cirebon berbatasan dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten lain di Jawa Barat, yaitu :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Indramayu, 2. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka, 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan, 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Brebes (Jawa Tengah).

Gambar 2.1. Peta Kabupaten Cirebon

(18)

Pada tahun 2007 Kabupaten Cirebon mengalami pemekaran wilayah dari 37 kecamatan menjadi 40 kecamatan, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pembentukan dan Penataan Kecamatan.

Wilayah kecamatan sepanjang jalur pantai utara (Pantura) merupakan daerah pantai dengan ketinggian antara 0 - 10 meter di atas Permukaan Laut (dpl), sedangkan wilayah kecamatan yang terletak di bagian Selatan merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 11 - 130 meter dpl.

Berdasarkan tipologi desa, dari 424 desa/kelurahan (diantaranya terdapat 12 kelurahan) mayoritas merupakan desa persawahan (179 desa), desa perdagangan dan jasa (188 desa), desa nelayan (15 desa), desa perkebunan (4 desa), dan desa industri (32 desa).

B. KEADAAN DEMOGRAFI 1. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk Kabupaten tahun 2016 – 2020 tergambar dalam grafik 2.1. di bawah ini.

Sumber : Penduduk 2016-2017 dari Kab. Cirebon Dalam Angka (BPS), 2018-2020 dari Disdukcapil Kab. Cirebon

2126179 2143000 2159577 2189785

2296999

2000000 2050000 2100000 2150000 2200000 2250000 2300000 2350000

2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2020

Jumlah Penduduk

(19)

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat perkembangan angka sex ratio. Perkembangan sex ratio di Kabupaten Cirebon selama lima tahun terakhir dijelaskan dalam tabel 2.2.

Tabel 2.1

Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Cirebon Tahun 2017 – 2020

Uraian 2017 2018 2019 2020

Jumlah Penduduk 2.159.577 2.162.576 2.189.785 2.296.999

Laki-laki 1.106.997 1.095.984 1.108.513 1.163.760

Perempuan 1.052.580 1.066.592 1.081.272 2.296.999

Rasio Jenis Kelamin 105,17 102,76 102,5 102,7

Sumber : Buku Cirebon Dalam Angka BPS 2017, Disdukcapil 2018-2020 Komposisi penduduk berdasarkan umur yang menggambarkan komposisi penduduk muda, produktif dan penduduk tua, sehingga dapat dihitung angka beban tanggungan. Angka beban tanggungan tahun 2020 sebesar 42,3 %. Piramida berikut dapat menggambarkan komposisi penduduk berdasarkan umur.

Grafik. 2.2. Piramida Penduduk Kabupaten Cirebon Tahun 2020

Sumber Data : Disdukcapil 2020

(20)

2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Persebaran penduduk di Kabupaten Cirebon tidak merata. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon 2.319/km

2

.

Sumber : Disdukcapil 2020

57280

2762129248370863755839054392584155741793439804457744612449014623546904474854821254311553435678658301595896098261958632756335966128663166858169707700677112570948716957279176856812198210582458 95738

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000

Waled Pasaleman Ciledug Pabuaran Losari Pabedilan Babakan Gebang Karangsembung Karangwareng Lemahabang Susukan Lebak Sedong Astanajapura Pangenan Mundu Beber Greged Talun Sumber Dukupuntang Palimanan Plumbon Depok Weru Plered Tengah Tani Kedawung Gunungjati Kapetakan Suranenggala Klangenan Jamblang Arjawinangun Panguragan Ciwaringin Gempol Susukan

Gegesik Kaliwedi

Grafik 2.3 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten

Cirebon Tahun 2020

(21)

Kepadatan penduduk merupakan faktor risiko terjadinya penyebaran penyakit menular yang berbasis lingkungan seperti Infeksi Pernafasan, Demam Berdarah Dengue (DBD), Tuberculosis (TBC) dan lainnya.

.

Sumber : Tahun 2016-2017: BPS Kab. Cirebon (Website), Tahun 2018-2020 : Disdukcapil

3. Tingkat Pendidikan Penduduk

Struktur penduduk Kabupaten Cirebon menurut tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.2.

Penduduk Kabupaten Cirebon

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2020

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

Tidak/Belum Sekolah 242.306 234.402 476.708

Belum tamat SD/Sederajat 125.986 125.690 251676

Tamat SD/Sederajat 359.116 380.698 739814

SLTP/ Sederajat 174.672 175.308 349980

SLTA/Sederajat 221.250 175.983 397233

Diploma I/II 2.123 2.634 4757

Akademi/Diploma III/S.Muda 7.977 10.760 18737

Diploma IV/S1 28.472 26.980 55452

Strata II/ S2 1.753 746 2499

Strata III / S3 105 38 143

2016 2017 2018 2019 2020

2163 2180 2183 2211 2319

Grafik 2.4.

Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon per Km2

Tahun 2016 - 2020

(22)

BAB III

SITUASI SARANA KESEHATAN

A. JUMLAH DAN SEBARAN SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan menurut kepemilikan ada yang milik pemerintah, TNI/POLRI, BUMN maupun swasta. Sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah terdiri Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 60 unit tersebar di 40 kecamatan. Dari 60 Puskesmas terdiri 11 (sebelas) Puskesmas dengan fasilitas Rawat Inap dan 49 Puskesmas tanpa rawat inap. Ada 35 Puskesmas yang memiliki kemampuan dalam Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Jejaring Puskesmas Pembantu ada 69 buah yang tersebar di 40 kecamatan dan 85 unit Pukesmas Keliling (Pusling) dan 18 ambulans. Ada juga ambulan yang di Dinas Kesehatan sebanyak 7 unit. Selain Puskesmas ada 2 (dua) rumah sakit Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan 1 (satu) Rumah Sakit Khusus Paru milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selain itu ada 1 (satu) sarana penunjang milik Pemerintah Daerah yaitu Laboratorium Kesehatan Daerah.

Sarana pelayanan kesehatan lain dengan kepemilikan swasta yaitu rumah sakit, Klinik, praktek dokter swasta, laboratorium swasta, apotik dan toko obat. Sarana pelayanan kesehatan swasta yang memiliki izin tahun 2020 dapat dilihat di tabel berikut

Tabel 3.1

Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta Di Kabupaten Cirebon Tahun 2020

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Klinik Swasta Pratama 82

2 Klinik Swasta Utama 16

3 Praktek dokter umum perorangan 153

4 Praktek dokter gigi perorangan 16

5 Praktek dokter spesialis perorangan 7

6 Rumah Sakit Umum swasta 7

7 Rumah Sakit Khusus Jantung 1

8 Rumah Sakit Ibu dan Anak 1

9 Apotek 273

10 Toko obat 9

11 Laboratorium swasta 4

(23)

Sumber : Bidang SDK per Desember 2020, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon

Puskesmas sebagai ujung tombak dalam pemberian pelayanan kesehatan diupayakan dapat menjangkau masyarakat di semua wilayah dengan berbagai kondisi.

Untuk mendekatkan masyarakat kepada akses pelayanan dilengkapi jejaringnya yaitu Puskesmas Pembantu (69 unit) dan Puskesmas Keliling 85 unit, dan ambulans 18 unit di Puskesmas dan 7 unit di Dinas Kesehatan.

Jumlah penduduk tahun 2020 sebesar 2.296.999 jiwa (Sumber Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2020) dan jumlah Puskesmas ada 60, maka rasio Puskesmas terhadap penduduk 1 : 38.283, artinya setiap 1 (satu) Puskesmas melayani 38.283 jiwa, atau 2,6 per 100.000 penduduk.

Sebaran keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Cirebon bagian timur ada RSUD Waled di Kecamatan Waled, sebagai wilayah perbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan wilayah Provinsi Jawa Tengah. Satu RSUD lainnya yaitu RSUD Arjawinangun ada di bagian barat wilayah Kabupaten Cirebon mendekati wilayah perbatasan dengan Kabupaten Indramayu.

Gambar 3.1. Peta Sebaran Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Cirebon

(24)

Rumah Sakit Paru Sidawangi milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat berada di lokasi perbatasan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan.

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Pelayanan Kesehatan tingkat Dasar di Puskesmas

Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas tahun 2020 mencapai 1.711.571 menurun dari tahun 2019 yang mencapai 2.516.217. Jumlah penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2020 adalah 2.296.999, sehingga cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas 74,51 % menurun dari tahun 2019 yang mencapai 114,9 %.

Kunjungan rawat inap di Puskesmas tahun 2020 mencapai 5.978.

kunjungan. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 11.984 kunjungan. Kunjungan rawat inap diperoleh dari 11 Puskesmas dengan fasilitas rawat inap. Cakupan kunjungan rawat inap di Puskesmas tahun 2020 mencapai 0,26 % mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 0,55 %. Hal ini dimungkinkan dampak dari pandemi Covid 19.

Trend jumlah kunjungan di Puskesmas dari semua jenis pelayanan dapat dilihat pada grafik berikut :

Mutu pelayanan di Puskesmas dapat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain dari faktor SDM dan sarananya. Dari ketersediaan obat esensial dan vaksin, ada 59 Puskesmas yang ketersediaan obat melebihi 80 %. Atau 98,33 % dari jumlah Puskesmas secara keseluruhannya. Sedangkan ketersediaan vaksin ada 56 Puskesmas atau 93,33 %.

1763

2326 2150 2509 2516

1711

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Grafik. 3.1. Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kabupaten Cirebon Tahun 2015-2020

Kunjungan ( dalam ribuan)

(25)

2. Rawat Jalan dan Rawat Inap di Rumah Sakit a. Kunjungan Rawat Jalan Rumah Sakit

Pada tahun 2020 ada penambahan jumlah rumah sakit menjadi 12 yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon. Kunjungan rawat jalan di rumah sakit di Kabupaten Cirebon tahun 2020 mencapai 836.070 kunjungan. Cakupan kunjungan rawat jalan di rumah sakit adalah 36,40%. Dari jumlah dan cakupan mengalami penurunan dibanding tahun 2019. Cakupan tahun 2019 mencapai 43,86% kunjungan rawat jalan rumah sakit mencapai 948.443. Jumlah ini tanpa memilah kasus baru dan kasus lama serta domisili dalam dan luar daerah pasien.

Berikut adalah trend kunjungan rawat jalan di rumah sakit dari tahun 2015 – 2020.

Sumber : Rumah Sakit

b. Kunjungan Rawat Inap Rumah Sakit

Jumlah pasien rawat inap di rumah sakit di Kabupaten Cirebon tahun 2020 mencapai 119.733 pasien. Jumlah kunjungan ini mengalami penurunan dari tahun 2019 yang mencapai 136.735 pasien. Cakupan kunjungan rawat inap di rumah sakit tahun 2020 adalah 5,21 % turun dari tahun 2019 yang mencapai 6,3 %. Trend dari tahun 2015 sampai tahun 2020 dapat di lihat pada grafik 3.3 berikut ini.

0 500000 1000000 1500000

2015 2016 2017 2018 2019 2020

480068 661574 873846

1139644

948443 836070 Grafik 3.2 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di Rumah Sakit

Tahun 2015-2020

(26)

Sumber : Rumah Sakit

c. Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit

Indikator pelayanan di rumah sakit yang dipantau antara lain dengan melihat angka kematian kasar dan angka kematian murni di rumah sakit. Selain itu juga dapat melihat tingkat pemanfaatan tempat tidur ( Bed Occupancy Rate/BOR), rata- rata lama hari perawatan ( Length of Stay/LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu tempat tidur tidak dipakai (Turn of Interval/TOI).

Angka kematian kasar di rumah sakit atau Gross Death Rate (GDR) pada tahun 2020 dari akumulasi seluruh rumah sakit di Kabupaten Cirebon angkanya mencapai 45,3

0

/

00.

Angka ini diperoleh dari jumlah seluruh pasien yang keluar mati dibandingkan dengan seluruh pasien yang keluar hidup dan mati dikalikan konstanta. Ini mencerminkan dari setiap 1000 pasien yang keluar, 45 diantaranya pasien yang sudah dalam kondisi meninggal. Dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai 38,6

0

/

00,

GDR ini mengalami kenaikan.

Angka kematian murni atau Nett Death Rate (NDR) di rumah sakit adalah jumlah pasien yang mati setelah dirawat selama 48 jam atau lebih dibandingkan dengan seluruh pasien yang keluar dari rumah sakit hidup dan mati. Tahun 2020 NDR di Kabupaten Cirebon mencapai 18,9

0

/

00.

Angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang mencapai 17,2

0

/

00.

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000

2015 2016 2017 2018 2019 2020

84167 100685

120361 130786 136735

119733 Grafik 3.3. Jumlah Kunjungan Rawat Inap di Rumah Sakit

di Kabupaten Cirebon Tahun 2015-2020

(27)

Pemakaian tempat tidur secara umum ( Bed Occupancy Rate/BOR) rata-rata di rumah sakit seluruh Kabupaten Cirebon pada tahun 2020 mencapai 54,8 %, mengalami penurunan dari tahun 2019 yang mencapai 67,2 %. Length of Stay (LOS) atau lama rawat di rumah sakit. Rata-rata LOS di Kabupaten Cirebon tahun 2020 yaitu 3,3 hari. Tahun 2019 LOS mencapai 3,2 hari. Jadi LOS ini mengalami kenaikan dari tahun 2019 ke tahun 2020. Bed Turn Over (BTO) atau rata-rata tempat tidur dipakai seluruh rumah sakit di Kabupaten Cirebon tahun 2020 mencapai 54,9 kali, mengalami penurunan dari tahun 2019 yang mencapai 70,1 kali.

Turn of Interval (TOI) atau rata-rata selang waktu tempat tidur tidak digunakan di rumah sakit Kabupaten Cirebon tahun 2020 pada angka 3,0 hari, ini mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang mencapai 1,7 hari.

Tabel 3.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit di Kabupaten Cirebon Tahun 2020

Rumah Sakit Jumlah

Tempat Tidur

BOR (%)

BTO (Kali)

TOI (hari)

LOS (hari)

RSUD Arjawinangun 414 61,9 41,7 3,3 4,1

RSUD Waled 329 45,2 47,5 4,2 3,6

RSP Sidawangi 101 17,8 15,8 19,0 3,1

RS Pertamina Cirebon 100 61,6 68,4 2,1 3,3

RS Mitra Plumbon 340 72,6 77,7 1,3 3,5

RS Sumber Waras 178 61,0 65,9 2,2 3,5

RS Sumber Hurip 100 32,3 35,6 6,9 2,3

RSU UMC 122 69,0 75,2 1,5 2,4

RS Jantung Hasna Medika 51 57,8 92,7 1,7 2,1

RSIA Khalishah 100 49,6 72,2 2,5 2,7

RS Permata 200 56,4 54,2 2,9 2,9

RS Pasar Minggu 59 0,4 0,5 794,7 1,8

Kab. Cirebon 2.094 54,8 54,9 3,0 3,3

Sumber : Laporan Rumah Sakit

C. UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM)

Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) adalah salah satu wujud

nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. UKBM diantaranya

Posyandu, Polindes, Desa Siaga. Posyandu adalah UKBM yang paling dikenal di

masyarakat. Tahun 2020 Jumlah Posyandu seluruhnya 2.660 buah, ada penambahan

dari tahun sebelumnya. Kondisi tahun 2019 sebanyak 2.634 buah. Jumlah posyandu

(28)

aktif tahun 2020 mencapai 100 %. Yang termasuk posyandu aktif ini yaitu strata Madya ditambah Purnama dan Mandiri. Berdasarkan stratanya tahun 2020 ini yaitu Pratama tidak ada (0 %), Madya 1.090 buah (41 %), Purnama 1.173 buah (44,1 %), dan Mandiri 397 buah (14,9 %). Jumlah Posbindu PTM yaitu Pos Pelayanan Terpadu untuk penanggulangan penyakit tidak menular tahun 2020 terdapat 397 buah tersebar di 60 Puskesmas.

Desa/kelurahan siaga sudah seluruhnya yaitu 424 desa dan 12 kelurahan yang ada di Kabupaten Cirebon. Proporsi strata Desa/kelurahan Siaga pada tahun 2020, jumlah strata Pratama sebanyak 168 desa, strata Madya 174 desa, strata Purnama 57 desa, dan strata Mandiri 25 desa. Dibandingkan tahun 2019, strata Pratama 178, Madya 168 dan Purnama 53, serta Mandiri 25 desa.

UKBM lainnya yang ada adalah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) 356 buah Pos

Bersalin Desa (Polindes) 172 buah, Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Lansia ada

474 buah, Pos Usaha Kesehatan Kerja (Pos UKK) 84 buah dan Pos Kesehatan

Pesantren (Poskestren) ada 101 buah.

(29)

BAB IV

SITUASI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

A. JENIS TENAGA

Kualifikasi dan pengelompokan tenaga kesehatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 8, bahwa tenaga di bidang kesehatan terbagi 2 (dua) kelompok yaitu terdiri dari Tenaga Kesehatan dan Asisten Tenaga Kesehatan.

Tenaga kesehatan dikelompokan dalam pasal 11 sebagai berikut :

1. Tenaga Medis, terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis.

2. Tenaga Psikologi Klinis,

3. Tenaga Keperawatan, terdiri dari berbagai jenis perawat.

4. Tenaga Kebidanan,

5. Tenaga Kefarmasian terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.

6. Tenaga Kesehatan Masyarakat terdiri dari, epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.

7. Tenaga Kesehatan Lingkungan yang terdiri dari tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan.

8. Tenaga gizi, meliputi nutrisionis dan dietisien.

9. Tenaga Keterapian Fisik, meliputi fisioterapis, okupasi terapis, dan terapi wicara dan akupunktur.

10. Tenaga Keteknisan Medis, terdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis oftisien/optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis.

11. Tenaga Teknik Biomedika terdiri atas radiographer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.

12. Tenaga Kesehatan Tradisional terdiri atas tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga kesehatan tradisional ketrampilan.

13. Tenaga kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.

(30)

Pada pengelompokan Tenaga Kesehatan diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas dan rumah sakit dan pelayanan lain yaitu laboratorium kesehatan. Sedangkan tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan dimasukan dalam kategori Tenaga penunjang/pendukung kesehatan yang terdiri dari Pejabat struktural dan tenaga dukungan manajemen. Dari semua kategori yang ada di Kabupaten Cirebon belum terdata kelompok tenaga Psikologi klinis.

B. SEBARAN TENAGA

Tabel 4.1. Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Pelayanan Di Kabupaten Cirebon Tahun 2020

No Tenaga

Kesehatan

Jumlah di UPTD Puskesmas

Jumlah di UPTD Laboratoriu

m

Jml di Rumah

Sakit Pemerintah

Jml di RS Swasta

Total

1. Tenaga Medis a Dokter

Spesialis 0 0 97 235 332

b Dokter Umum 178 0 74 133 385

c Dokter gigi 40 0 5 16 61

d Gigi Spesialis 0 0 2 11 13

Sub Total

Medis 218 0 178 395 791

2. Tenaga

Keperawatan 831 1 738 1.239 2.809

3. Tenaga

Kebidanan 1.243 0 143 164 1.550

4. Tenaga

Kefarmasian 114 0 97 205 416

5. Kesehatan

Masyarakat 90 0 25 12 127

6. Kesehatan

lingkungan 64 1 8 7 80

7. Tenaga Gizi 66 0 35 33 134

8. Keterapian

fisik 0 0 16 24 40

9. Keteknisan

Medik 84 4 55 78 221

10. Teknik

biomedik 0 0 14 10 24

11.

Tenaga ahli teknologi laboratorium medik

68 15 74 91 248

Total Tenaga

Kesehatan 2.778 21 1.383 2.258 6.440

(31)

Sumber: Pendataan tenaga di Puskesmas & Labkesda, Rumah Sakit pemerintah dan RS swasta Tahun 2020

.

Dari tabel di atas diketahui jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di unit pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium Kesehatan Daerah di Kabupaten Cirebon sebanyak 6.440. Rumah Sakit pemerintah terdiri dari RSUD Waled dan RSUD Arjawinangun serta RSP Sidawangi yang merupakan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Yang dimaksud dengan tenaga Medis yaitu seluruh dokter dan dokter gigi.

Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran).

Jumlah Tenaga Medis (seluruh dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis) menurut tempat kerja di unit pelayanan kesehatan sebanyak 791 orang, terdiri dari Tenaga Dokter Umum sebanyak 385 orang dan dokter spesialis sebanyak 332 orang dan Dokter Gigi sebanyak 61 orang dan dokter gigi spesialis sebanyak 13 orang.

Rasio Dokter/Tenaga Medis (seluruh dokter) per 100.000 penduduk yaitu seluruh dokter yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain (tidak termasuk yang bekerja di Dinas Kesehatan) di Kabupaten Cirebon per 100.000 penduduk. Jika jumlah penduduk tahun 2020 adalah 2.296.999 jiwa (Sumber: Disdukcapil 2020), maka rasio tenaga medis tahun 2021 dapat diketahui sebagai berikut :

- Rasio tenaga medis (seluruh dokter) per 100.000 penduduk sebesar 34,44.

- Rasio dokter umum per 100.000 penduduk sebesar 16,8.

- Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk sebesar 14,5.

- Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk sebesar 2,7.

- Rasio dokter gigi spesialis per 100.000 penduduk sebesar 0,6.

Rasio Perawat per 100.000 penduduk adalah perawat yang memberikan

pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan

lain di Kabupaten Cirebon per 100.000 penduduk. Yang termasuk dalam tenaga

perawat yaitu perawat, perawat anestesi, dan perawat spesialis. Tahun 2021 rasio

(32)

Rasio Bidan per 100.000 penduduk adalah bidan yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di Kabupaten Cirebon per 100.000 penduduk. Rasio bidan tahun 2021 sebesar 67,5 per 100.000 penduduk.

Tenaga penunjang/pendukung kesehatan selain tenaga kesehatan yang bekerja di Pelayanan Kesehatan dan seluruh tenaga yang bekerja di Dinas Kesehatan digolongkan ke dalam Tenaga Pendukung/Penunjang Kesehatan. Seluruh tenaga di Dinas Kesehatan baik yang memiliki kompetensi pendidikan kesehatan maupun yang non kesehatan yang tergolong ke dalam tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan yang terdiri dari Jabatan Struktural dan tenaga Dukungan Manajemen.

Tabel 4.2 Sebaran Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Kabupaten Cirebon Tahun 2020

UNIT KERJA Jumlah Pejabat

Struktural

Jumlah Tenaga Dukungan Manajemen

Dinas Kesehatan 21 143

Rumah Sakit Umum Daerah 48 268

RS Pemerintah Provinsi 8 114

Rumah Sakit Swasta 149 1.340

UPTD Puskesmas 0 432

UPTD Laboratorium Kesehatan 0 88

Total 226 2.385

Jumlah jabatan struktural sebanyak 226 orang, dan tenaga dukungan

manajemen sebanyak 2.385.

(33)

BAB V

PEMBIAYAAN KESEHATAN A. PEMBIAYAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

Pembiayaan jaminan kesehatan ini merupakan pembiayaan kepesertaan asuransi kesehatan penduduk Kabupaten Cirebon pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau BPJS Kesehatan. Cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2020 mencapai 92,8 %. Mengalami kenaikan dari tahun 2019 yang mencapai 83,8 %. Terdiri dari 2 (dua) kelompok besar yaitu Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), yaitu kepesertaan yang biayanya dibayar oleh pemerintah dan Peserta Non PBI atau disebut Peserta Mandiri.

Tabel 5.1. Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Kabupaten Cirebon menurut Jenis Jaminan Tahun 2020

NO JENIS KEPESERTAAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN

JUMLAH %

1 2 3 4

PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)

1 PBI APBN 1.084.895 47,2

2 PBI APBD 330.349 14,4

SUB JUMLAH PBI 1.415.244 61,6

NON PBI

1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 362.760 15,8

2 Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri

334.548 14,6

3 Bukan Pekerja (BP) 19.487 0,8

SUB JUMLAH NON PBI 716.795 31,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.132.039 92,8

Sumber: Dashboard SI BPJS per Januari 2021, Bidang SDK Dinas Kesehatan.

Dapat dilihat dari tabel 5.1 bahwa kepesertaan Jaminan Kesehatan penduduk Kabupaten Cirebon yang dibiayai pemerintah mencapai 61,6 %, yaitu sejumlah 1.415.244 jiwa dari jumlah penduduk 2.296.999 jiwa. Terbagi lagi 47,2 % dibiayai dari Pemerintah Pusat (APBN) dan 14,4 % dibiayai Pemerintah Daerah (APBD).

Kepesertaan Pekerja Penerima Upah (PPU) yaitu setiap orang yang bekerja

dengan menerima gaji/upah/imbalan dari pemberi kerja dengan pembiayaan dibayarkan

(34)

oleh perusahaan pemberi kerja, cakupan kepesertaannya mencapai 15,8% dari jumlah penduduk. Cakupan kepesertaan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) mencapai 14,6%. Pembiayaan kepesertaan ini dibayarkan secara mandiri oleh peserta.

Kepesertaan Bukan Pekerja (BP) yaitu antara lain investor, pemberi kerja/pemilik perusahaan, penerima pensiunan dan sejenisnya serta bukan pekerja yang mampu bayar mandiri cakupan mencapai 0,8 %.

B. PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019 merupakan acuan utama bagi Desa di seluruh Indonesia dalam penggunaan Dana Desa tahun 2019. Penggunaan Dana Desa yang berkaitan dengan kesehatan merupakan salah satu prioritas Pembangunan Desa yaitu dalam Peningkatan Pelayanan Publik tingkat Desa (Pasal 4 ayat 3) yang diwujudkan dalam upaya peningkatan gizi masyarakat dan pencegahan Stunting (anak kerdil). Kegiatan tersebut meliputi :

a. penyediaan air bersih,

b. pemberian makanan tambahan untuk balita,

c. pelatihan pemantauan perkembangan kesehatan ibu hamil dan menyusui,

d. bantuan posyandu untuk mendukung kegiatan pemeriksaan berkala kesehatan ibu hamil dan/atau ibu menyusui,

e. pengembangan apotik hidup desa untuk memenuhi gizi ibu hamil/menyusui, f. pengembangan ketahanan pangan di desa.

Dengan adanya panduan tersebut di Kabupaten Cirebon, 100% Desa mengalokasikan Dana Desa untuk bidang Kesehatan antara lain untuk penanggulangan Stunting.

C. APBD KESEHATAN 1. Anggaran Kesehatan

Anggaran kesehatan terdiri dari berbagai sumber antara lain berasal dari APBD

Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, dan Bantuan Luar Negeri (BLN), sumber bantuan

lain yang sah. APBD Kabupaten bersumber selain murni dari Pendapatan Daerah. juga

berasal dari Dana ALokasi Khusus (DAK) APBN dan Bantuan Pemerintah Provinsi

(APBD Provinsi).

(35)

Tabel 5.2

Anggaran Kesehatan Kabupaten Cirebon Menurut Sumber Dana Tahun 2020

No Sumber Dana Alokasi

1 APBD Kabupaten (tanpa BanProv dan DAK)

Rp. 1.028.227.666.995

Dinas Kesehatan Rp. 554.550.295.013

RSUD Arjawinangun Rp. 202.654.898.922

RSUD Waled Rp. 187.538.378.922

2 APBD Provinsi /Dana Bantuan PemProv: Rp. 98.548.897.365

Dinas Kesehatan Rp. 36.660.385.500

RSUD Arjawinangun Rp. 31.825.914.865

RSUD Waled Rp. 30.062.597.000

3 APBN Rp. 83.484.095.014

DAK Fisik : -DAK Reguler

Rp. 30.171.599.014 Rp. 18.676.732.515 -DAK Penugasan

-DAK Afirmasi

Rp. 11.494.866.499 0 DAK NON Fisik :

-BOK -Akreditasi -Jampersal

Rp. 53.312.496.000 Rp. 44.994.288.000 Rp. 2.650.285.000 Rp. 5.667.923.000

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

0

5 Sumber Pemerintah lain 0

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN Rp. 1.126.776.564.360

Sumber : Dinkes, RS Waled, RS Arjawinangun 2020 (APBD Kab Termasuk Gaji).

Total anggaran kesehatan di Kabupaten Cirebon pada tahun 2020 mencapai

Rp. 1.126.776.564.360 (Satu trilyun seratus dua puluh enam milyar tujuh ratus tujuh

puluh enam juta lima ratus enam puluh empat ribu tiga ratus enam puluh rupiah).

(36)

2. APBD Kesehatan terhadap APBD Keseluruhan

APBD Kabupaten Cirebon secara keseluruhan tahun 2020 sebesar Rp. 4.146.596.054.014,06, (Empat triliun seratus empat puluh enam milyar lima ratus Sembilan puluh enam juta lima puluh empat ribu empat belas rupiah) dan APBD Kesehatan sebesar Rp. 1.126.776.564.360 , satu triliun serratus dua puluh enam milyar tujuh ratus tujuh puluh enam juta lima ratus enam puluh empat ribu tiga ratus enam puluh rupiah) sehingga proporsi APBD Kesehatan terhadap APBD secara keseluruhan di Kabupaten Cirebon pada tahun 2020 mencapai 27,17%. Mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 22,23%. Tabel berikut menggambarkan fluktuatif proporsi APBD Kesehatan (termasuk gaji) terhadap APBD keseluruhan Kabupaten.

Tabel 5.3

Proporsi APBD Kesehatan (Termasuk Gaji) Terhadap APBD Kabupaten Tahun 2011-2020

No Total APBD APBD Kesehatan* Prosentase

2011 Rp. 1.883.903.801.341 Rp. 272.310.089.493 14,45 2012 Rp. 1.995.468.757.599 Rp. 345.303.658.884 17,30 2013 Rp. 2.412.241.747.741 Rp. 342.034.641.256 14,18 2014 Rp. 2.847.512.280.286 Rp. 535.352.716.195 18,80 2015 Rp. 3.379.747.897.580 Rp. 579.749.752.222 17.15 2016 Rp. 3.790.468.064.788 Rp. 661.995.696.554 17,46 2017 Rp.3.882044.761.111 Rp. 666.699.409.476 17,17 2018 Rp.4.003.036.048.497 Rp. 665.412.140.934 16,62 2019 Rp. 4.362.142.773.034 Rp. 969.758.499.860 22,23 2020 Rp 4.146.596.054.014,06 Rp. 1.126.776.564.360 27,17 Sumber: Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Pemerintah Tahun 2020.

3. Anggaran Kesehatan Perkapita

Total alokasi biaya kesehatan di Kabupaten Cirebon termasuk pembiayaan di

rumah sakit tahun 2020 dari berbagai sumber sebesar Rp. 1.126.776.564.360. Dengan

(37)

jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 2.296.999 jiwa, maka anggaran kesehatan per kapita di Kabupaten Cirebon pada tahun 2020 sebesar Rp. 490.542,91.

Anggaran kesehatan perkapita tahun 2019 sebesar Rp. 442.856, jadi mengalami peningkatan.

256522 303153 293325 307694

442856 490542

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 5.1

Anggaran Kesehatan Perkapita Kabupaten Cirebon Tahun 2015-2020

anggaran /kapita

(38)

BAB VI

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. KESEHATAN KELUARGA

Upaya kesehatan keluarga meliputi upaya kesehatan ibu dan anak, kesehatan usia produktif dan usia lanjut. Titik berat pada upaya ini adalah bertujuan pada penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

1. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi a. Kematian Ibu

Angka kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) menggambarkan besarnya risiko kematian ibu pada fase kehamilan, persalinan dan masa nifas di antara 100.000 kelahiran hidup dalam suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.

Seperti Angka Kematian Bayi dan Balita, Angka kematian Ibu tidak dapat dihasilkan rutin setiap tahun dari pelaporan Fasilitas Kesehatan, tetapi merupakan hasil Survey yang penghitungannya dihasilkan dari survey oleh BPS Pusat. Selain itu AKI hasil survey tidak menampilkan angka di level Kabupaten, hanya sampai dengan tingkat Provinsi.

Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil SKRT tahun 1992 adalah 425 per 100.000 kelahiran hidup, dari hasil survei tersebut diketahui jumlah kematian ibu terbesar terjadi pada saat melahirkan. Sedangkan berdasarkan SKRT Tahun 1995 AKI Nasional 373 per 100.000 Kelahiran Hidup.

Menurut pemetaan AKI di Jawa Barat berdasarkan Survei AKI 2003 BPS Provinsi

Jawa Barat menunjukkan AKI terbesar di wilayah Pantura dan Cirebon

(Indramayu, Cirebon, Majalengka dan Kuningan) sebesar 366,80 per 100.000

kelahiran hidup, sedangkan yang terkecil di Bandung Raya dan Bodebek (Bogor,

Depok dan Bekasi) yaitu 296,17 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI

Provinsi Jawa Barat 2003 sebesar 321,15 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil SDKI

tahun 2007 Angka Kematian Ibu di Jawa Barat sebesar 228 per 100.000 kelahiran

hidup. Pada SDKI 2012 Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Barat 359 per 100.000

Kelahiran Hidup. (Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2012).

(39)

Berdasarkan pelaporan Puskesmas jumlah kematian ibu/maternal (ibu hamil, melahirkan dan ibu nifas) yang terlaporkan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.1. Jumlah Kematian Ibu maternal dan Kelahiran Hidup di Kabupaten Cirebon Tahun 2016 – 2020

Jumlah 2016 2017 2018 2019 2020

Kematian Ibu 48 39 35 34 40

Kelahiran Hidup 47.115 47.585 47.771 48.414 47.530

Per 100.000 KH 101,88 81,96 73,3 70,2 84,2

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan.

Pada tahun 2020 jumlah kematian ibu sebanyak 40 ibu dari 47.530 kelahiran hidup dengan penyebab Hipertensi dalam kehamilan 13 kasus (32,5 %) perdarahan 7 kasus (17,5 %), 3 kasus infeksi (7,5 %), gangguan system peredaran darah 3 (7,5 %) dan lain-lain 14 kasus (35 %).

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon

Hipertensi pada kehamilan dan perdarahan selalu merupakan penyebab tertinggi setiap tahunnya. Berdasarkan fasenya kematian ibu maternal yaitu kematian pada ibu hamil sebanyak 12 orang (30 %) dan ibu bersalin 11 orang

32%

8% 17%

8%

0%

35%

Grafik 6.1 Penyebab Kematian Ibu Di Kabupaten Cirebon Tahun 2020

Hipertensi

Perdarahan

Infeksi

Gangguan sistem peredaran darah

Gangguan Metabolik

Lain-lain

(40)

Berdasarkan kelompok umur ibu, kelompok umur < 20 tahun tidak ada kematian, umur ibu 20-35 tahun sebanyak 29 orang (72,5 %). Dan umur ibu > 35 tahun sebanyak 11 orang (27,5 %). Sebaran jumlah kematian ibu menurut kecamatan digambarkan pada grafik 6.2.

Sumber : Laporan Puskesmas

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3

0 1 2 3 4

Pasaleman Kalimukti Kalimaro Sindanglaut Susukanlebak Tegal gubug Waruroyom Watubelah Karangsari Klangenan Kedawung Ciwaringin Pangenan Pabuaran Jamblang Sendang Kedaton Kaliwedi Gempol Winong Gegesik Sedong Mundu Plered Talun

Grafik 6.2 Jumlah Kematian Ibu (Dilaporkan) Menurut Wilayah Puskesmas di Kabupaten Cirebon

Tahun 2020

(41)

b. Kematian Bayi

Berikut adalah grafik trend Angka Kematian Bayi di Kabupaten Cirebon pada tahun 1990 diteruskan dengan dekade tahun 2006 – 2012, menurut hasil penghitungan dari dari BPS Provinsi Jawa Barat.

Grafik 6.3

Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Cirebon 2006-2012

Sumber : SDKI, BPS Provinsi Jawa Barat, dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013.

Berdasarkan laporan rutin dari fasilitas kesehatan (Service Based) jumlah kematian bayi di Kabupaten Cirebon 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 6.2

Kematian Bayi dan Kelahiran Hidup di Kabupaten Cirebon Tahun 2016 – 2020

Jumlah 2016 2017 2018 2019 2020

Kematian Bayi 209 185 142 127 134

Kelahiran Hidup 47.115 47.585 47.771 48.414 47.530 Rasio Per 1000

KH 4,40 3,89 2.97 2.12 2.82

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Cirebon ,2020

Sebaran jumlah kematian bayi di Kabupaten Cirebon tahun 2020 menurut kecamatan dapat dilihat pada grafik 6.4 berikut.

40.26 39.38

38.51 37 36.3 30

51.44 50.91

50.32 50.35 47.73

2006 2007 2008 2009 2010 2012

JawaBarat Kab. Cirebon

(42)

1 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4

5 5

6 6

7 7

9 10

0 2 4 6 8 10 12

Ciledug Greged Panguragan Ciwaringin Pasaleman Lemahabang Susukanlebak Astanajapura Palimanan Plered Kapetakan Suranenggala Jamblang Arjawinangun Susukan Karagsembung Karangwareng Gegesik Kalngenan Talun Waled Depok Weru Tengahtani Gempol Kaliwedi Mundu Sumber Pabedilan Sedong Babakan Gebang Pabuaran Plumbon

Grafik 6.4 Jumlah Kematian Bayi (Dilaporkan) Menurut Kecamatan di Kabupaten Cirebon

Tahun 2020

(43)

Sumber : Laporan Puskesmas

Pada tahun 2020 jumlah kematian bayi yang terlaporkan di Puskesmas sebanyak 134 terdiri dari 124 kasus kematian neonatal (bayi usia 0-28 hari) dan kematian post neonatal (bayi usia 29 hari-11 bulan) sebanyak 10 kasus . Jika dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 47.530 maka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup adalah 2,82 per 1.000 kelahiran hidup.

Penyebab kematian neonatal tertinggi adalah BBLR sebanyak 51 kasus (41,1 %), Asfiksia 40 kasus (32,3 %), kelainan kongenital 12 kasus (9,68 %), Sepsis 2 kasus (1,6 %) dan lain-lain 19 kasus (15,32 %). Sedangkan penyebab kematian pada post neonatal karena Diare 3 kasus (30,0 %), Pneumonia sebanyak 1 kasus (10,0 %), dan penyeban lain-lain 6 kasus (60,0 %). Data kematian ini adalah kasus yang terlaporkan di Puskesmas.

c. Kematian Balita (AKABA)

Angka kematian Balita (AKABA) Provinsi Jawa Barat hasil SDKI 2012 (BPS Provinsi Jawa Barat) sebesar 38/1000 kelahiran hidup. Hasil SDKI tahun 2012 hanya menampilkan angka sampai dengan tingkat provinsi, sehingga tidak diketahui angka tingkat Kabupaten.

Berdasarkan data yang dilaporkan Puskesmas jumlah kematian Anak Balita (Umur 12–59 bulan) pada tahun 2020 sebanyak 5 orang.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu

a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil termasuk dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. Seperti diketahui dalam kebijakan pelayanan yang termasuk dalam SPM bidang Kesehatan dengan target 100 %, maka setiap ibu hamil berhak dan wajib mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.

Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu

hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada triwulan

pertama (kehamilan 0-3 bulan), satu kali pada triwulan kedua (4-6 bulan), dan dua

kali pada triwulan ketiga (7-9 bulan) yang dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter

(44)

kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat Tanda Register (STR) dengan pelayanan meliputi 10 T.

Indikator K1 menggambarkan kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Indikator K4 merupakan akses/kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan dengan syarat minimal satu kali kontak pada triwulan pertama, satu kali kontak pada triwulan kedua, dan dua kali kontak pada triwulan ketiga.

Cakupan K1 pada tahun 2020 mencapai 101,6 %. Kunjungan K1 mencapai 52.037 dari sasaran yang ditetapkan sebanyak 51.198. Pencapaian ini mengalami kenaikan dibanding tahun 2019 yang mencapai 100,3 %. Indikator K4 tahun 2020 mencapai 98,2 %, naik dari tahun 2019 yang mencapai 96,8 %. Trend pencapaian pelayanan kesehatan ibu hamil pada 6 (enam) tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut.

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, 2020

Target Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) tentang pelayanan kesehatan ibu hamil target 100 % terlampaui. Angka drop out K1-K4 sebesar 3,4

%, lebih baik dibandingkan tahun 2019 yang mencapai mencapai 3,6 %.

Selain dalam upaya peningkatan cakupan K4, harus diupayakan juga peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan yang diberikan saat pelayanan antenatal adalah pemberian zat besi (Fe) 90 tablet dan

99.6 97.2 100

106.6

100.3 101.6

94 92.2

94.9

100.4

96.8 98.2

85 90 95 100 105 110

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 6.5

Cakupan K1 dan K4 di Kabupaten Cirebon Tahun 2015 - 2020

K1 K4

(45)

imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Berikut adalah perbandingan antara cakupan K4 dan pemberian Zat besi Fe 90 tablet dan imunisasi TT.

Dari grafik 6.6 terlihat, pada tahun 2019 adanya keselarasan program K4 dan Pemberian Tablet Fe 90 maupun imunisasi TT2+. Ini artinya ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2+ selaras dengan kunjungan K4. Tahun 2015, 2017 dan 2018 ada kesenjangan antara cakupan K4, Fe 90 dan TT2. Pada tahun 2018 kesenjangan disebabkan karena keterbatasan stok vaksin. Pada tahun 2020 terjadi kesenjangan pada pelayanan pemberian TT2 pada ibu hamil.

b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Keberhasilan pelayanan kesehatan ibu bersalin diukur dengan cakupan persalinan ditolong kesehatan dan cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Penanganan persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, sehingga diharapkan dapat menekan kematian pada ibu melahirkan. Cakupan persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan di fasilitas pelayanan kesehatan menggambarkan tingkat kesadaran masyarakat dalam memilih tenaga penolong persalinan dan tempat persalinan.

Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan pada tahun 2020 mencapai 98,7% mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang mencapai 96%.

92.2 94.9

100.4

96.8 98.2

92.57

92.63

99.94

96.7 98.7

91.12

85.5

88.6

97.8

89.9

75 80 85 90 95 100 105

2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 6.6 Persentase Cakupan K4, Fe 3 dan Status Imunisasi TT 2+ Tahun 2016 - 2020

K4

Fe 3

TT 2+

(46)

Dalam Indikator SPM, indikator pelayanan ibu bersalin yang digunakan adalah persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) dengan target 100%. Cakupan persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) tahun 2020 mencapai 98,6 % mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang mencapai 95,6 %.

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Tahun 2020

c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan pada ibu nifas antara lain pemberian tablet besi dan Kapsul Vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu upaya dalam menjaga kondisi kesehatan pada ibu nifas.

Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas adalah kunjungan ibu nifas ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan baik kondisi ibu pasca melahirkan.

Kunjungan Nifas sebanyak 3 kali. Pada Tahun 2020 cakupan kunjungan satu kali Nifas (KF1) mencapai 47.832 kunjungan (98,7%), kunjungan Nifas ke 2 (KF2) 47.742 (98,5%), Kunjungan ketiga (KF3) 47.851 (98,7%). Sebagai pembanding capaian tahun sebelumnya tahun 2019 KF1 48.121 kunjungan (95,3%), kunjungan kedua (KF2) mencapai 48.393 (95,8%) dan Kunjungan 3 kali (KF3) mencapai 48.233 kunjungan (95,5%).

93.6

101.1

96

99.3 100 98.7

95.6

98.6

88 90 92 94 96 98 100 102

2017 2018 2019 2020

PN PF

Grafik. 6.7

Cakupan Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan dan Cakupan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Di Kabupaten Cirebon Tahun 2017 - 2020

(47)

Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas tahun 2020 mencapai 49.038 orang (101,2%), mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 98,1%

Grafik. 6.8

Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF3) dan Cakupan Pemberian Vitamin A pada ibu Nifas Di Kabupaten Cirebon Tahun 2016 - 2020

Pada Pelayanan KB pasca persalinan, pada tahun 2020 peserta sebanyak 43.627 (90 %) dari jumlah sasaran ibu bersalin sebanyak 48.473 orang. Tahun 2019 KB pasca salin mencapai 42.212 (83,6 %), dari jumlah ibu bersalin sebanyak 50.496. Total Peserta Peserta KB aktif tahun 2020 sebanyak 359.793 (78,0 %) dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada sebesar 461.330. Peserta KB Aktif tahun 2019 mencapai 78,6% dari jumlah PUS sebanyak 454.705.

d. Pelayanan dan Penanganan Komplikasi Kebidanan

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan/atau janin dalam kandungan baik langsung maupun tidak langsung dan termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau janin. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Indikator yang digunakan adalah cakupan penanganan komplikasi kebidanan.

91.5 93.2

100.9

95.5

98.7

93.27

91.99

103.3

98.1

101.2

84 86 88 90 92 94 96 98 100 102 104 106

2016 2017 2018 2019 2020

KF3 Vit A Nifas

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup Lomba Inovasi Perencanaan Peningkatan Ekonomi Desa/Kelurahan Berbasis Pemberdayaan Perempuan meliputi semua hasil inovasi peserta sebagaimana dimaksud

Karena memang untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis multipel integensi, maka guru harus dapat memberdayakan semua intelegensi yang dimiliki siswaB. ar dalam

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Wijayanto (2013) menyatakan bahwa motivasi tidak memoderasi kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai, dan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari median masa hidup suatu sistem yang berdistribusi Eksponensial dapat ditentukan besaran parameter penduga (statistik)

Peningkatan total ATMR bank-bank tersebut tidak hanya bersumber dari pengenaan bobot risiko kredit yang lebih tinggi, khususnya bobot risiko atas eksposur kepada sovereign

Kesuksesan sebuah pertunjukan musik tidak lepas dari bagaimana pertunjukan itu Kesuksesan sebuah pertunjukan musik tidak lepas dari bagaimana pertunjukan itu dipersiapkan.

Pemulihan selepas bersenam atau bersukan boleh dipercepatkan dengan pengambilan karbohidrat dan protein dalam masa sejam selepas tamat bersenam atau bersukan5. Selesema yang

Suhanto – Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antar Lembaga. REVISI 20.02.2017