• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN 11 RISET KEEFEKTIFAN IKLAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTEMUAN 11 RISET KEEFEKTIFAN IKLAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

RISET

KEEFEKTIFAN

IKLAN

(2)

Riset Periklanan

• Riset periklanan penting untuk dilakukan agar dapat

memahami dengan lebih baik seberapa efektif iklan

mereka dan perubahan apa yang perlu dilakukan untuk

meningkatkan kinerja.

• Dalam menilai efektivitas periklanan, dapat dilakukan

dengan memeriksa apa yang diperlukan oleh sistem

pengukuran periklanan yang ideal, seperti:

1. Memberikan tanda peringatan dini.

2. Mengevaluasi efektivitas iklan dari segi volume penjualan yang dihasilkan oleh periklanan.

3. Memenuhi standar reliabilitas dan validitas.

(3)

Riset Periklanan

• Bentuk-bentuk umum riset periklanan:

1. Riset pesan: menguji efektivitas pesan

periklanan.

2. Riset media: mengukur komposisi dan

jumlah audiens pada sarana media sebagai

dasar untuk menentukan peringkat (rating).

(4)

Metode Riset Media

• Riset media mengukur pelanggan potensial yang

terpapar dengan iklan. Karena itu, para pemasar

harus memastikan:

1. Sarana media didistribusikan.

2. Pelanggan diekspos dengan sarana-sarana ini.

3. Para pelanggan diekspos dengan iklan-iklan khusus yang dipasang oleh pemasang iklan dalam sarana-sarana ini.

• Sumber riset media yang penting di AS: Competitive

Media Report’s Ad $ Summary.

(5)

Riset Media: Pengukuran

Pembaca Majalah

• Mengukur jumlah pembaca majalah tidaklah

mudah. Terdapat banyak kesulitan, seperti:

1. Responden merasa lelah saat survei, sehingga respon

yang diberikan tergesa-gesa atau keliru.

2. Ukuran sampel cenderung kecil.

3. Komposisi sampel seringkali tidak mewakili jumlah

khalayak pembaca.

(6)

Riset Media: Pengukuran

Pembaca Majalah

• Perusahaan jasa yang mengukur pembaca

majalah di AS:

1. Simmons Market Research Bureau (SMRB)

 Menggunakan teknik recent-reading method yang menuntut responden untuk meneliti terbitan majalah tertentu dan mengatakan apakah mereka telah

membacanya.

2. Mediamark Research Inc. (MRI)

 MRI memberikan setiap peserta setumpuk kartu logo majalah, lalu peserta mengatur kartu-kartu tersebut ke dalam tiga tumpukan: telah membaca, tidak membaca, atau tidak yakin.

(7)

Riset Media: Pengukuran

Pendengar Radio

• Diukur baik secara nasional maupun lokal.

• Perusahaan penyedia peringkat radio di

AS:

1. Statistical Research Inc. (SRI) (nasional)

– Radio All Dimensions Audience Research (RADAR) menyediakan estimasi peringkat untuk pemrograman jaringan radio dan karakteristik demografis pendengar.

2. Arbitron (lokal)

– Melaporkan laporan tentang pola mendengarkan responden, preferensi stasiun, dan hambatan demografis.

(8)

Riset Media: Pengukuran

Pemirsa Televisi

• Peringkat program mempengaruhi nilai iklan. Semakin

tinggi peringkat, harga iklan semakin tinggi.

• Sistem pengukuran yang umum digunakan di AS:

1. Nielsen’s People Meter

– Menggunakan alat dimana responden menekan tombol numerik setiap berganti stasiun, sehingga alat dapat mencatat program yang sedang ditonton.

2. SMART (System for Measuring And Reporting

Television) milik SRI

– Menggunakan meter yang memiliki sensor untuk mengambil sinyal-sinyal dari udara.

(9)

Metode Riset Pesan

• Para pemasar iklan menguji iklan mereka yang

masih berbentuk pra-jadi kepada responden,

sebelum pada akhirnya menayangkannya.

• Bentuk-bentuk utama iklan pra-jadi:

1.Storyboard

2.Animatik

3.Photomatik

4. Ripamatik

5. Liveamatik

Penerbit Erlangga

(10)

Positioning Advertising

Copytesting (PACT)

• PACT merupakan dokumen rumusan agen-agen

periklanan AS sebagai standar industri riset pesan.

• Memiliki 9 prinsip pengujian naskah:

1. Pengukuran relevan dengan tujuan periklanan.

2. Memiliki kesepakatan mengenai bagaimana hasilnya akan digunakan sebelum masing-masing pengujian khusus

dilakukan.

3. Memberikan pengukuran ganda.

4. Didasarkan atas model respons manusia terhadap komunikasi.

(11)

Positioning Advertising

Copytesting (PACT)

5. Mempertimbangkan apakah suatu stimulus periklanan harus diekspos lebih dari satu kali.

6. Menuntut agar pelaksanaan alternatif diuji pada tingkat kesiapan yang sama.

7. Memberikan kendali untuk menghindari bias yang biasanya dijumpai dalam konteks exposure.

8. Memperhitungkan pertimbangan dasar dari definisi sampel. 9. Menunjukkan reliabilitas dan validitas.

(12)

Riset Pesan

• Berbagai teknik untuk mengukur efektivitas

periklanan telah berkembang selama bertahun-tahun.

Hal ini terjadi karena iklan melaksanakan berbagai

fungsi, karena itu diperlukan berbagai metode untuk

menguji berbagai indikator efektivitas periklanan.

• Terdapat 5 metode yang mengukur bentuk-bentuk

respon yang berbeda-beda:

1. Pengukuran pengenalan dan daya ingat. 2. Pengukuran emosi.

3. Pengukuran pembangkitan fisiologis. 4. Pengukuran persuasi.

(13)

Pengukuran Pengenalan

dan Daya Ingat (Recall)

• Pengukuran ini memberikan informasi kepada pemasar

mengenai betapa baiknya iklan mereka dalam menghasilkan

kesadaran konsumen akan merek mereka.

1. Starch Readership Service (majalah)

o SRS mewawancara responden sambil menunjukkan iklan pada majalah dan bertanya apakah mereka telah melihat iklan itu sebelumnya atau tidak.

o Responden diklasifikasikan ke dalam kategori:

• noted (mengingat sebelumnya pernah melihat)

• associated (membaca nama merek/pemasang iklan) • read-some (membaca setiap bagian naskah)

(14)

Pengukuran Pengenalan

dan Daya Ingat (Recall)

2. Bruzzone Test (televisi)

o Bruzzone Research Company menguji pengakuan konsumen akan iklan televisi dengan mengirimkan

seperangkat photoboard kepada responden dan meminta tanggapan mereka.

o Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab meliputi: • Apakah responden ingat telah melihat iklan ini. • Apakah responden mengidentifikasi merek yang

diiklankan.

• Apakah reaksi mereka terhadap iklan ini.

o Bruzzone Test juga memberi informasi tentang sikap

terhadap merek dan minat membeli responden, sehingga hasil pengukuran dapat menjadi evaluasi efektivitas iklan.

(15)

Pengukuran Pengenalan

dan Daya Ingat (Recall)

3. Burke Day-After Recall Testing (televisi)

o Dalam prosedur ini, Burke menguji iklan yang telah ditayangkan sebagai bagian dari program televisi biasa, sehari setelah penayangan pertama suatu iklan baru.

o Pengujian menghasilkan beberapa temuan, seperti: a) Claimed-recall scores (menunjukkan persentase

responden yang ingat telah melihat iklan).

b) Related-recall scores (menunjukkan persentase

responden yang secara akurat menggambarkan unsur-unsur periklanan khusus).

o Terdapat banyak kontroversi dalam pemakaian Day After Recall (DAR). Tidak semua iklan dapat diuji dengan

(16)

Pengukuran Pengenalan

dan Daya Ingat (Recall)

o Dalam riset yang dilakukan oleh Foote, Cone & Belding, diketahui bahwa DAR dapat mengukur iklan-iklan yang bersifat emosional, tetapi tidak terhadap iklan-iklan yang rasional atau berorientasi pikiran.

o Untuk iklan-iklan berpikir, lebih tepat digunakan metode

masked-recognition dimana pada hari berikutnya responden

diminta untuk melihat iklan yang sama tetapi tanpa

diperlihatkan mereknya, dan diminta untuk menyebutkan merek yang diiklankan tersebut.

(17)

Pengukuran Emosi

• Riset menunjukkan bahwa iklan yang disukai (karena

mempengaruhi emosi positif) lebih mungkin diingat

dan lebih mampu membujuk.

• Terdapat tiga metode yang dipergunakan dalam

mengukur emosi dalam periklanan: monitor

keramahan, metode TRACE, dan sistem pengukuran

emosional BBDO.

(18)

Pengukuran Emosi

1. Monitor Keramahan

 Keramahan mendorong konsumen untuk menyukai iklan dan mendorong kecenderungan membeli produk yang diiklankan.

 Mengukur keramahan dengan dua cara:

(1) konsumen memanipulasi joystick komputer sebagai respon terhadap iklan.

(2) konsumen menelusuri reaksi mereka terhadap iklan pada secarik kertas yang berisi keterangan: tidak ada keramahan, netral, ramah/lembut, dan emosional.

(19)

Pengukuran Emosi

2. Metode TRACE milik Market Fact

 Konsumen mengungkapkan perasaan mereka terhadap apa yang mereka lihat di iklan televisi dengan menekan tombol-tombol pada mikrokomputer yang dipegang

dengan tangan. Lalu konsumen akan diwawancara jika ada reaksi-reaksi yang terlihat dengan jelas.

3. Sistem Pengukuran Emosional BBDO

 Menggunakan foto-foto untuk menggambarkan emosi yang berbeda.

 Konsumen diberikan foto-foto ekspresi emosi tersebut dan diminta untuk memilih foto yang mencerminkan perasaan mereka saat melihat iklan.

(20)

Pengukuran

Pembangkitan Fisiologis

• Para periset menggunakan pengukuran ini untuk

menunjukkan jumlah aktual reaksi fisiologis (yang

dipengaruhi oleh perubahan psikologis).

• Pengukuran pembangkitan fisiologis memungkinkan

periset mendapatkan data yang lebih akurat tentang

perubahan psikologis dengan mencegah pemantauan diri

terhadap perasaan dan respons yang berat sebelah.

1. Galvanometer

• Alat ini menilai tingkat respons emosional terhadap iklan dengan mengukur jumlah keringat.

(21)

Pengukuran

Pembangkitan Fisiologis

2. Pupillometer

• Mengukur pembesaran pupil mata responden saat melihat iklan. • Respons pupil berkorelasi dengan pembangkitan seseorang

terhadap stimulasi.

3. Voice-Pitch Analysis (VOPAN)

• Metode pengukuran perubahan fisiologis pada umumnya hanya menunjukkan jumlah pembangkitan emosi, tetapi tidak arahnya. Tidak diketahui apakah perubahan tersebut baik atau buruk.

• Muncul metode VOPAN yang menggunakan komputer untuk menganalisis titi nada seseorang dalam responnya saat

menjawab pertanyaan mengenai iklan yang ditampilkan. • Analisis VOPAN dapat menunjukkan jumlah keterlibatan

(22)

Pengukuran Persuasi

• Ukuran persuasi digunakan apabila tujuan pemasang

iklan adalah untuk mempengaruhi sikap dan

preferensi konsumen akan merek yang diiklankan.

• Efektivitas iklan diukur dengan melihat sikap atau

(23)

Pengukuran Persuasi

1. Theater Testing ASI

• ASI melakukan Theater Testing dengan menampilkan pilot iklan televisi.

• Efektivitas iklan ditunjukkan apabila preferensi mereka terhadap merek lebih tinggi setelah melihat iklan

dibandingkan dengan sebelum melihat iklan.

2. Metode ARS

• Perusahaan bernama rsc menggunakan metode ARS yang membuat pra dan pasca pengukuran terhadap responden. • Nilai ARS Persuasion diperoleh dari persentase responden

yang memilih merek sasaran dalam preferensi terhadap merek pesaing pada pasca pengukuran dikurangi presentase yang

memilih merek pada pra pengukuran.

• Semakin positif nilai ARS Persuasion semakin besar kekuatan persuasif potensial iklan.

(24)

Pengukuran Persuasi

• Dari penggunaan metode ARS, rsc memiliki beberapa

kesimpulan mengenai fungsi dan efektivitas

periklanan:

a. Naskah iklan harus berbeda

 Setiap informasi yang membedakan merek baru atau fitur baru dengan merek yang sudah ada memberikan proporsi peluang penjualan yang jauh lebih tinggi.

 Pemasang iklan harus melakukan diferensiasi merek, yaitu membedakan merek yang diiklankan dari

penawaran kompetitif dan memberikan konsumen alasan yang berbeda untuk membelinya.

(25)

Pengukuran Persuasi

b. Bobot tidak memadai

 Kenaikan GRP tidak berarti merek tersebut memiliki kinerja yang lebih baik.

 Bobot periklanan memang menjadi faktor yang penting, hanya jika iklan tersebut menyajikan kisah persuasif.

 Iklan yang persuasif memiliki dampak yang agak dramatis dalam meningkatkan pangsa pasar.

c. Periklanan akhirnya usang/aus

 Periklanan pada akhirnya akan menjadi usang (wear out), sehingga harus direvisi secara periodik untuk

(26)

Pengukuran

Respons Penjualan

• Metode single-source system (SSSs) dikembangkan untuk

mengukur dampak iklan terhadap penjualan.

• Keberadaan SSSs menjadi berguna saat teknologi-teknologi

baru berkembang, antara lain: (1) meteran televisi

elektronik, (2) pemindai laser optik pada pengawasan ritel,

dan (3) teknologi split cable.

• SSSs mengumpulkan data pembelian dengan menggunakan

alat pemindai optik dan menggabungkannya dengan

karakteristik demografis rumah tangga serta informasi

mengenai variabel pemasaran yang mempengaruhi

(27)

Pengukuran

Respons Penjualan

1. BehaviorScan milik IRI

 Information Resources, Inc.’s (IRI) mengembangkan

BehaviorScan yang menggabungkan data demografis rumah tangga konsumen, perilaku membeli, serta exposure terhadap iklan televisi yang diuji.

 Terdapat dua jenis pengujian iklan televisi: a. Pengujian bobot

Konsumen responden dibagi menjadi 2 kelompok, yang masing-masing diberikan iklan yang sama dengan jumlah bobot/GRPs yang berbeda.

b. Pengujian naskah

Jumlah bobot sama di antara dua kelompok, tetapi isi iklannya berbeda.

(28)

Pengukuran

Respons Penjualan

2. SCANTRACK milik Nielsen

 Perbedaan antara SCANTRACK dengan BehaviorScan antara lain:

a. BehaviorScan mengumpulkan data pembelian melalui pemindai optik yang ada di supermarket, sedangkan SCANTRACK menggunakan pemindai yang dipegang dengan tangan bagi setiap responden.

b. Responden juga menggunakan pemindai tersebut untuk mencatat semua urusan toko serta fitur toko yang

mempengaruhi keputusan pembelian.

 Metode SCANTRACK memberi informasi mengenai

(29)

Mengukur Iklan Web

• Terdapat beberapa kesulitan dalam mengukur

efektivitas iklan di Internet.

• Sampai saat ini iklan di Internet masih dianggap

memberikan pengaruh yang lebih kecil jika

dibandingkan media iklan utama.

• Diperlukan juga metode yang dapat mengukur

efektivitas indikator seperti kesadaran, daya ingat, dan

persuasi yang ditujukan kepada iklan-iklan Internet.

Referensi

Dokumen terkait

kering benih, kandungan karotenoid dan antosianin benih dan buah, jumlah daun dan tinggi bibit mencapai maksimum dan menurun pada fase kedua. Selama periode

kepala rekam medis dan perekam medis yang bekerja di ruang Unit Rekam Medis saat ini sudah merasa tidak nyaman dengan ruang kerja saat ini dikarenakan ruang kerja dan

Tinggi bibit, panjang akar serta biomassa total tanaman mengalami penurunan yang signifikan pada konsentrasi NaCl 50 mM dibandingkan dengan perlakuan

Pemanfaatan teori feminis dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan perspektif perempuan dalam melihat perjuangan yang dilakukan

Kemudian akan muncul form untuk memasukkan komoditas yang dikonsumsi dalam rumah tangga tersebut. Masukkan nama barang/jasa (bisa dipilih melalui list), kualitas/merk, kode

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 ten tang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014

Berdasarkan nilai korelasi determinasi ( Adjusted R Square ), variabel kompetensi dan kompensasi berpengaruh dan dapat dijelaskan oleh variabel kinerja sebesar 30,7%

Selain penghasilan yang berkesinambungan seperti yang telah dipaparkan di atas, terdapat pula penghasilan tidak berkesinambungan yang diperoleh oleh Wajib Pajak