• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. bertujuan untuk mengetahui bagaimana Literasi Media Dalam Menonton

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. bertujuan untuk mengetahui bagaimana Literasi Media Dalam Menonton"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Penyajian Data

Seperti yang peneliti jelaskan di bab sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Di SCTV Oleh Remaja Heavy Viewer Di SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini

menggunakan model konsep literasi media dari National Leadership Conference on Media Education untuk mengetahui literasi media remaja,

dimana literasi media yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai bentuknya.

1. Kegiatan Mengakses

Kegiatan mengakses media di dalam penelitian ini tertuju hanya pada media televisi saja. Dikarenakan yang menjadi penelitian ini berhubungan dengan kegiatan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang ditayangkan di televisi. Untuk mengakses televisi, masing- masing informan memiliki kebiasaan setiap harinya menonton televisi dengan intensitas yang lama yaitu lebih dari 3 jam. Seperti Ema dan Novita yang masing- masing mengakses televisi selama 4- 6 jam dan 4- 5 jam dalam sehari.

(2)

commit to user

a. Kegiatan Menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang digemari oleh para remaja ini merupakan salah satu program paling ngetop versi SCTV Award 2014. Ceritanya yang tidak jauh berhubungan dengan kehidupan remaja dan dibumbui oleh adanya cerita pergulatan bangsa vampir dan serigala dalam mendapatkan darah suci yang ada dalam diri manusia biasa. Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang ditayangkan setiap hari di SCTV pukul 19.30 – 21.30 WIB ini digemari pula oleh para remaja yang ada di SMA Negeri Colomadu.

Hal ini terbukti dari para informan yang sebagian besar menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala setiap hari.

Seperti yang diungkapkan oleh Kara, kegiatannya menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala bisa dibilang sering dan hampir setiap hari. Berikut pengungkapan dari Kara,

“Sering, hampir setiap hari. Karena, sinetron itu favorit saya.”

(Wawancara Kara, 14 Mei 2015).

Informan lain yaitu Ema berbeda dengan Kara dalam menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, Ema mengungkapkannya sebagai berikut ini,

“Saya nonton GGS sekitar 2-4 kalilah dalam seminggu.”

(Wawancara Ema, 2 April 2015)

(3)

commit to user

b. Tujuan Menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

Para informan dalam penelitian ini memiliki tujuan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala hanya sebatas pada mencari hiburan semata. Fungsi televisi yaitu fungsi hiburan saja yang dianggap dapat terpenuhi oleh informan.

Hal ini terungkapkan oleh Ema seperti berikut ini:

“Tujuannya nonton GGS ya cari hiburan, ngefans sama pemainnya juga,,ya intinya cari hiburan di waktu luang terus juga udah kesenengan, ya kadang gak waktu luang pun nonton.”

(Wawancara Ema, 2 April 2015).

Walaupun sebenarnya tidak ada tujuan khusus dalam menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala akan tetapi rasa bosan yang ada di dalam diri Kara dapat dihilangkan dengan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Seperti yang diungkapkan oleh Kara sebagai berikut,

“Ya sebenarnya sih gak ada tujuan, cuman saya ingin menghilangkan rasa bosan saya karena ya saya juga menyukai sinetron itu.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015).

Fungsi lain yang didapat dari televisi dengan melakukan kegiatan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala adalah mendapatkan informasi. Informasi yang didapat oleh informan dalam menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala adalah pengetahuan

(4)

commit to user

tentang tokoh-tokoh yang bermain di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

Yulia mengungkapkan apa yang menjdi tujuannya menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, selain untuk mendapatkan hiburan juga mengetahui tentang tokoh-tokoh.

“Untuk mendapatkan hiburan dan mengetahui tentang tokoh- tokoh yang ada di GGS tersebut.” (Wawancara Yulia, 13 Mei 2015)

Jika dilihat dari uraian di atas, tujuan dari para informan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala hanya untuk mendapatkan fungsi hiburan semata, walaupun informasi juga didapat hanya sebatas informasi mengenai tokoh-tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

2. Kemampuan dalam Menganalisis a. Kemampuan Menjelaskan Maksud Pesan

Sinetron Indonesia seringkali memiliki cerita yang panjang sampai berpuluh- puluh episode bahkan ratusan. Sinetron striiping yang penayangannya setiap hari, nampaknya menjadi keharusan untuk mengikuti cerita sinetron tersebut setiap episodenya. Informan pun berpendapat bahwa maksud dari keharusan menonton sinetron tiap

(5)

commit to user

episodenya agar mengetahui isi cerita dari sinetron tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Erdina berikut ini:

“Harus ngikutin tiap episodenya ya biar tau isi dari sinetron itu.”

(Wawancara Erdina, 16 April 2015)

Keharusan menonton tiap episode sinetron agar tidak ketinggalan cerita dari sinetron tersebut juga disetujui oleh Ema seperti berikut,

“Ya kalau tidak mengikuti tiap episodenya sinetron , nanti kita kan juga gak tahu alur ceritanya gimana, sampai mana kan kita juga gak tahu. Jadi ya harus mengikuti episode- episodenya kalau nonton sinetron.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Selain agar tidak ketinggalan cerita dari sinetron tersebut, menonton sinetron setiap hari menurut yulia agar lebih paham dengan isi cerita dari sinetron tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Yulia seperti berikut ini,

“Tiap episode harus diikuti karena, karena biar lebih paham dengan isi ceritanya.” (Wawancara Yulia, 10 April 2015)

Perlakuan terhadap tayangan sinetron sepertinya sangat berbeda dengan tayangan lain. Program acara lain kemungkinan ditayangkan hanya sekali atau dua kali dalam seminggu. Sinetron tidak perlu menunggu lama untuk menonton cerita kelanjutan yang disajikan.

Cerita dari sinetron yang dibuat bersambung tiap episodenya dan

(6)

commit to user

ditayangkan setiap hari membuat sinetron harus selalu ditonton agar tidak ketinggalan alur ceritanya.

b. Mengidentifikasi Pengirim Pesan

Semua informan dalam penelitian ini mengetahui beberapa tokoh yang bermain di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Selain itu para informan juga menyebutkan dan menjelaskan karakter dari tokoh yang ada. Riska berujar bahwa ia tahu semua akan tokoh- tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Seperti yang dijelaskan oleh Riska sebagai berikut:

“Iya tahu semua tokoh-tokohnya. Misal, Sissy karakternya romantis kayak gitu, Digo juga sama romantis. Tristan agak cuek tapi juga romantis. Nayla orangnya tu kayak lembut kayak gitu, trus kalo Galang orangnya lucu banget sama Toby, Mamsky, Papsky juga.” (Wawancara Riska, 17 April 2015).

Begitu juga dengan Novita yang menyebutkan tokoh- tokoh yang bukan merupakan tokoh utama dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala seperti Toby, Momsky, dan Papsky.

“... tahu semuanya. Sissy itu cerewet, trus yang Galang lucu,,Toby lucu juga trus ceroboh, kalo dulu Momski sama Papskinya kalo ngomong ceplas-ceplos gitu, trus Tristan romantis, Nayla.” (Wawancara Novita, 17 April 2015)

Berbeda dengan Erdina yang mengaku bahwa ia tidak mengenal semua tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Ia

(7)

commit to user

hanya mengenal tokoh yang berkarakter baik dan sopan. Seperti yang diungkapkannya seperti berikut ini,

“Tidak semua tokoh saya mengenal yang saya kenal hanya karakternya yang baik dan sopan.” (Wawancara Erdina, 16 April 2015)

Tokoh yang bermain di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala adalah suatu hal yang sangat mendukung akan berlangsunya cerita yang berkesinambungan dan menarik. Keberhasilan aktris atau aktor yang bermain apabila ia dapat memainkan perannya dengan baik dan pesan tersampaikan kepada penonton mereka.

Penilaian para informan terhadap pemeran dari tokoh- tokoh yang bermain di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala terhadap peran masing- masing tokoh dianggap sudah baik dalam memerankannya.

Seperti yang diutarakan oleh Kara seperti berikut ini,

“Sudah, contohnya seperti Digo, dia menjadi sekarang menjadi seorang vampir dan sudah melaksanakan aktingnya dengan baik tapi masih egois dalam berperan aktingnya itu.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015).

Riska juga mengungkapkan hal yang sama dengan Kara, aktor dan aktris yang memainkan perannya di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala sudah bagus. Riska juga menganggap bahwa peran yang dibawakan oleh aktor dan aktris di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala seperti nyata.

(8)

commit to user

“Sudah bagus sih perannya, contohnya Sissy memerankan percintaan sama Digo itu bener-bener kayak beneran.”

(Wawancara Riska, 17 April 2015)

Masih ada informan yang menganggap bahwa ada juga aktor dan aktris yang belum bagus dalam memerankan tokoh di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Walupun juga ada yang sudah bagus memainkan perannya. Seperti yang diutarakan oleh Ema seperti berikut ini,

“Ada yang sudah bagus perannya ada yang belum, contohnya Digo, dalam adegan berperang masih kaku karena belum terbiasa. Kalau yang sudah bagus kayak perannya Digo sama Sissy waktu berduaan.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Penilaian bagus tidaknya seorang aktor dan aktris oleh para informan dalam berperan di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dilihat dari bagaimana mereka melakukan akting di setiap adegan yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

c. Kemampuan Mengingat dan Menjelaskan Isi Pesan

Penjelasan kembali mengenai apa yang diceritakan di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala oleh para informan nampaknya sangat menggambarkan bahwa para informan merupakan penonton setia Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

(9)

commit to user

Seperti Ema yang menjelaskan dari cerita di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yaitu,

“Ganteng-Ganteng Serigala itu, ceritanya pertentangan antara kaum serigala dengan kaum vampir yang merebutkan darah suci yang dimiliki oleh Nayla atau tokohnya namanya Jessica Milla.

Dan adanya adegan percintaan antara Tristan dengan Nayla, dan Digo dengan Sissy Latuconsina. Sedangkan, Nayla diperebutkan oleh Galang dengan Tristan.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Cerita tentang Nayla, Tristan, dan Galang menjadi sorotan utama bagi informan. Begitu juga yang diceritakan kembali oleh Riska.

“….. ceritanya GGS itu tentang sepasang kekasih Nayla dan Tristan yang lagi jatuh cinta kayak gitu, terus ada serigala yang juga cinta sama Nayla,,Tristan juga cemburu kayaknya.”

(Wawancara Riska, 17 April 2015)

Tidak lupa juga perebutan dan peperangan dari bangsa vampir dan serigala akan perebutan darah suci menjadi sorotan informan.

Seperti Novita yang menceritakan kembali akan hal itu.

“GGS ceritanya tentang dunia vampir sama dunia serigala yang musuhan ngrebutin darah suci kayak gitu.” Wawancara Novita, 17 April 2015)

Darah suci itu sendiri di dalam cerita Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala adalah darah yang berbeda dengan darah manusia pada umumnya. Keistimewaan dari darah Suci ini dapat membuat yang meminum menjadi abadi, penguasa dunia, menjadi raja dari

(10)

commit to user

bangsa Vampir, Serigala dan Manusia. Darah Suci itu kini mengalir di dalam tubuh seorang anak manusia yang bernama Nayla.

Informan lain yaitu Erdina menceritakan kembali cerita Ganteng- Ganteng Serigala dengan sisi lainnya, bahwa Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala itu menceritakan tentang peperangan dan percintaan yang tidak terestui. Seperti yang diceritakan oleh Erdina sebagai berikut ini,

“GGS itu menceritakan tentang peperangan, percintaan, dan juga percintaan yang tidak direstui oleh orang tua.” (Wawancara Erdina, 16 April 2015)

Selain para informan sudah fasih dalam menceritakan kembali apa yang diceritakan di Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala, mereka juga masih ingat betul akan adegan di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang paling membuatnya menarik hati. Masing- masing informan pun mempunyai adegan yang disenangi. Seperti yang diungkapkan oleh Riska:

“Adegan yang menarik kalo Toby lagi ngelucu, kayak gitu sama Galang. ” (Wawancara Riska, 17 April 2015).

Selain Riska, Kara juga ingat akan adegan romantis yang dilakukan oleh Sissy dan Digo. Seperti yang diungkapkan oleh Kara berikut ini:

(11)

commit to user

“Yaa, pada saat momen romance-romance-nya Sissy sama Digo.

Pada saat Digo merayu Sissy, trus Sissy lagi marah Digo bisa membuat tersenyum lagi.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015).

Masih sama dengan Kara, Ema pun juga masih ingat dengan adegan mesra yang dilakukan oleh Digo dan Sissy pada saat ulang tahun Sissy.

“Yang menarik waktu adegan mesra antara Digo dan Sissy pada waktu ada kejutan ulang tahun buat Sissy yang ke 16 apa 17 tahun gitu.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Berbeda dengan Yulia yang ingat pada adegan dimana Galang pertama kalinya mengetahui ia adalah seorang serigala.

“Saat adegan Galang tau pertama kalinya kalau dia adalah serigala. (Wawancara Yulia, 10 April 2015)

Adegan Galang mengetahui pertama kalinya bahwa dirinya menjadi serigala adalah di episode awal dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

d. Kemampuan Menilai Pesan yang Menarik

Ketertarikan informan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala jika dibandingkan dengan program acara lain nampaknya sangat tinggi. Hal ini diutarakan oleh Kara, bahwa tidak ada acara lain yang menarik selain Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Berikut ini yang diutarakan oleh Kara,

(12)

commit to user

“Soalnya gak ada acara lain yang menarik bagi saya.”

(Wawancara Kara, 14 Mei 2015).

Jika memang tidak ada program acara televisi yang menarik selain Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, pastinya ada suatu hal yang menarik yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

Seperti yang menjadi alasan para informan, ketertarikan mereka menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala karena tokoh dan ceritanya yang menarik. Novita memberikan alasannya menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala sebagai berikut:

“GGS itu ceritanya menarik, pemaine cantik-cantik sama ganteng- ganteng.” (Wawancara Novita, 17 April 2015).

Selain dari wajah tampan dan cantik dari tokoh yang bermain di Sinetron Ganteng- ganteng Serigala, ternyata tingkah laku dari tokoh juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Riska. Seperti yang diutarakan oleh Riska apa yang menjadi ketertarikan Sinetron Ganteng- ganteng Serigala bagi dirinya.

“Soalnya GGS ada yang lucu, yaitu Toby Cuaca, Momski, Papski, lucu banget.” (Wawancara Riska, 17 April 2015).

Perubahan rasa di hati akan menonton cerita Sinetron Ganteng- ganteng Serigala juga dirasakan oleh informan. Seperti Ema yang mengakui bahwa menonton Sinetron Ganteng- ganteng Serigala bisa membuat dirinya senang.

(13)

commit to user

“Alasannya nonton GGS ya yang pertama, tokohnya keren- keren. Ceritanya juga menarik, dapat membuat tegang, gembira, senang. Yang menarik, waktu adegan-adegan perangnya trus, waktu adegan mesra-mesranya, ya udah itu aja.” (Wawancara Ema, 2 April 2015).

Adegan- adegan yang terjadi di Sinetron Ganteng- ganteng Serigala juga menjadi ketertarikan tersendiri bagi Ema. Adegan peperangan dan adegan mesra yang dilakukan oleh para pemain Sinetron Ganteng- ganteng Serigala.

e. Pengetahuan Tentang Adegan- Adegan di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

Sinetron diketahui seringkali mendapat kritikan karena adanya adegan yang tidak pantas bahkan tidak mendidik di dalamnya.

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala pun sempat mendapatkan sanksi administratif penghentian sementara oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) selama 3 (tiga) hari berturut-turut. Penerimaan sanksi dari KPI ini dikarenakan dalam Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala ditemukan terjadi adegan yang melanggar terhadap UU Penyiaran serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) dan adegan tersebut berulang sehingga diberikanlah sanksi pemberhentian sementara kepada sinetron ini karena sebelumnya juga mendapatkan sanksi administratif.

(14)

commit to user

Adegan dalam Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang ditengarai menjadi adegan tidak pantas adalah adegan mesra. Para informan dalam penelitian ini pun juga menyetujui bahwa Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala ini adalah sinetron yang memiliki banyak adegan mesra yang dilakukan oleh para tokoh-tokohnya. Seperti Kara yang menyetujui dan mengatakan bahwa banyak adegan mesra di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala,

“Iya setuju, banyak banget malahan. Emang menurut saya sih ya karena yang saya suka ya itu percintaan,..” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

Begitu juga dengan Ema yang menyetujui pula bahwa di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala banyak mengumbar kemesraan.

Ema juga mengatakan bahwa adegan mesra merupakan hal biasa dan bagus untuk suatu hubungan.

“Setuju aja sih, kan adegannya juga banyak mengumbar kemesraan apalagi Digo dan Sissy, Nayla dan Tristan…..”

(Wawancara Ema, 2 April 2015).

Novita pun juga menyetujui bahwa di Sinetron Gnateng- Ganteng Serigala ada adegan- adegan mesra dan menurut Novita itu merupakan hal yang tidak baik.

“Setuju aja sih, ada adegan-adegan mesra kayak gitu.

Menurutku juga gak baik, kan belum cukup umur.” (Wawancara Novita, 17 April 2015)

(15)

commit to user

Adegan kemesraan memang menjadi bumbu yang terdapat di cerita sinetron remaja. Tidak heran begitu juga pula di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, walaupun menceritakan tentang pergulatan bangsa vampir dan serigala, kemesraan tak luput juga ada untuk sebuah ketertarikan tersendiri. Akan tetapi adegan mesra menjadi salah satu pemicu diterbitkannya sanksi dari KPI untuk Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

1) Adegan Pelukan

Adegan pelukan merupakan salah satu adegan tidak pantas yang disoroti oleh KPI. Informan dalam hal ini berpendapat bahwa adegan pelukan yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala tidaklah pantas. Apalagi dilakukan oleh siswa-siswi yang memakai seragam sekolah. Menurut Kara, adegan pelukan yang dilakukan di sekolah dan memakai seragam tidaklah pantas dan melanggar kode etik.

“Uhh, sangat tidak pantas. Ya karena kan itu gimana ya, eehh, apa ya..ya kalo pelukan di sekolah, pake seragam pula ya itu tadi melanggar kode etik.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

(16)

commit to user

Gambar 3.1. Adegan Pelukan di Sekolah (Episode 42).

Gambar 3.1 di atas merupakan adegan dimana Sissy dan Diego yang sedang berpelukan dengan menggunakan seragam sekolah dan berada di lingkungan sekolah. Menanggapi adegan pada gambar di atas, Novita pun juga mengiyakan bahwa pelukan di sekolah tidaklah pantas.

“Kalo adegan pelukan kayak gitu di sekolah ya kurang baik, soalnya kan gak pantes juga.” (Wawancara Novita, 17 April 2015)

Berbeda dengan Ema yang menganggap bahwa adegan pelukan adalah tindakan yang biasa saja. Seperti yang diungkapkan oleh Ema berikut ini,

“Menurutku ya itu biasa aja sih mbak, pelukan kan tindakan mesra sama pasangannya dan itu cuma di sinetron tapi, kalo di sekolah ya itu gak pantas lah buat siswa.” (Wawancara Ema, 2 April 2015).

Adegan pelukan memang dirasa kurang pantas apalagi di lingkungan sekolah dan dilakukan oleh murid yang berbeda jenis.

(17)

commit to user

Lingkungan pendidikan tidak semestinya dicampuri dengan tindakan tidak pantas oleh siswa- siswinya.

2) Adegan Perkelahian Merupakan Hal Biasa

Cerita Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang notabene adalah perebutan darah suci antara serigala dan vampir, membuat para tokohnya melakukan tindakan perkelahian untuk mempertahankan eksistensi bangsa mereka masing- masing. Maka sudah biasa jika perkelahian menjadi adegan yang banyak terjadi di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

Gambar 3.2. Adegan mencekik (Episode 6)

Gambar 3.3. Adegan Perkelahian di Sekolah (Episode 10)

Gambar 3.2 dan gambar 3.3 merupakan beberapa adegan perkelahian di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Gambar 3.2 terlihat adegan berkelahi dengan mencekik. Sedangkan Gambar

(18)

commit to user

3.3, adegan perkelahian yaitu menonjok dan memojokkan seseorang yang dilakukan di sekolah oleh siswa berseragam .

Ema menyatakan bahwa adegan yang dilakukan oleh para pemain Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala merupakan hal yang biasa, karena itu memang peran yang dilakukan oleh pemain Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

“Biasa aja juga sih..mau gimana lagi itu kan memang perannya begitu. Sukanya berantem, perang-perang.”

(Wawancara Ema, 2 April 2015).

Kara juga menyetujui pendapat dari Ema. Kara mengatakan bahwa perkelahian banyak terjadi di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Para tokohnya berkelahi karena sedang memerankan peran mereka.

“Ya biasa aja, karena kan memang banyak orang yang masih berkelahi walaupun tidak bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Kalo di GGS ya biasa juga, karena mereka itu memang berperan sebagai tokoh yang pemarah terus egoislah.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

3) Mengolok Guru

Dalam adegan di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala terdapat salah satu murid (Toby) yang senang sekali berbicara dengan gurunya dengan perkataan yang tidak sopan. Perkataan Toby kepada Gurunya yaitu Pak Bandi dan Bu Syahrini seakan- akan meremehkan mereka.

(19)

commit to user

Pada episode 42 Tobi pernah berujar ke Pak Bandi dan Bu Syahrini seperti berikut: “Aduh, Pak Bandi Bu Syahrini. Begini ni, kalo punya guru yang alaynya ngelebihin alay-alaynya yang suka nongkrong di ITC.” Menurut Kara, tindakan mengolok guru seperti itu hanyalah sebuah candaan yang diutarakan murid kepada gurunya. Seperti yang diungkapkannya berikut ini:

“Menurut saya itu candaan murid bersama guru, karena ya cuman hiburan aja.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

Begitu pula dengan Novita yang mengungkapkan bahwa adegan mengolok guru hanya adegan biasa saja dan hanya bercandaan.

“Kalo di GGS kan biasa ya, soalnya bercandaan, Tapi kalau beneran ya kurang sesuai.” (Wawancara Novita, 17 April 2015)

Menurut Erdina tindakan mengolok guru seperti itu adalah hal yang tidak baik, sama saja tidak menghormati guru tersebut.

“Itu gak baik. Mengolok guru tidak menghormati guru itu.”

(Wawancara Erdina, 16 April 2015)

Adegan mengolok guru di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dianggap informan sebagai hal yang biasa dan hanya sebuah bercandaan murid kepada gurunya. Namun, di sisi lain jika itu sebuah kenyataan merupakan tindakan yang kurang sesuai.

(20)

commit to user 4) Pemakaian Seragam Sekolah

Pemakaian seragam sekolah oleh para pemain di sinetron seringkali tidak sesuai dengan aturan sekolah yang berlaku di Indonesia. Pemakaian seragam di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala apalagi pemeran perempuan juga masih tidak mematuhi aturan dimana seharusnya seragam sekolah.

Gambar 3.4. Pemakaian Rok di Atas Lutut (Episode 42)

Gambar 3.4 merupakan tampilan pemakaian seragam sekolah yang diperankan oleh tokoh di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Seragam untuk siswi sekolah SMA pemakaian rok berada di atas lutut dan bisa dibilang mini. Riska mengungkapkan bahwa seragam yang dipakai oleh pemeran di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala bagus, tetapi masih ada kurangnya.

“Kalau seragam ya bagus cocok, tapi ya kurangnya mungkin karena pake rok yang terlalu pendek gitu ya yang cewek jadi

(21)

commit to user

ya kurang bagus buat anak sekolahan.” (Wawancara Riska, 17 April 2015).

Pemakaian seragam oleh siswi di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala juga dianggap tidak pantas oleh Kara. Kara pun menambahkan bahwa pemakaian seragam seperti itu hanya sekedar di sinetron belaka.

“Ya memang itu tidak pantas, tapi kan itu cuman sekedar sinetron, tapi ya ada sekolah-sekolah lain yang memakai rok seperti itu.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

Pemakaian seragam sekolah di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dianggap bagus dan cocok walaupun sebenarnya itu kurang pantas jika memang dipakai untuk sekolah dan para informan pun mengungkapkan hal yang sama.

5) Mengendus Seperti Binatang

Tindakan mengendus seringkali dilakukan oleh hewan yang apabila hewan tersebut akan memakan sesuatu atau bahkan tindakan yang seringkali dilakukannya untuk menjaga kewaspadaan. Apabila manusia yang melakukan tindakan mengendus pastinya akan menimbulkan keanehan. Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala terdapat adegan tokoh yang kadang juga melakukan tindakan mengendus misalnya saja makanan.

(22)

commit to user

Gambar 3.5. Adegan Mengendus (Episode 6)

Gambar 3.5 adalah gambaran seorang manusia (Galang) yang sedang mengendus makanan yang akan dimakan olehnya. Tindakan mengendus dalam adegan tersebut menurut Kara merupakan suatu karakter dari tokoh yang melakukannya. Tokoh tersebut berperan menjadi serigala atau vampir.

“Ya itu kan biasa, udah karakter tokoh dari cerita itu. Sebagai serigala atau vampir.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

Novita juga mengungkapkan hal yang sama dengan Kara, bahwa tindakan mengendus di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala merupakan suatu peran.

“Mengendus kayak binatang kan emang perannya begitu, jadi pas aja. Kayak Galang yang jadi serigala.” (Wawancara Novita, 17 April 2015)

Adegan mengendus seperti binatang merupakan karakter dari tokoh- tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

(23)

commit to user

Karakter yang menandakan bahwa tokoh adalah sebagai vampir atau serigala.

6) Makan Binatang Hidup- Hidup

Salah satu bagian adegan yang disoroti Komisi Penyiaran Indonesia adalah adegan memakan binatang hidup- hidup yaitu kelinci dan dengan mulut berdarah- darah. Adegan tersebut dianggap melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 21 ayat (1) serta Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1), Pasal 16 ayat (2) huruf b, Pasal 23 huruf (d) dan Pasal 37 ayat (4) huruf a.

Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 berisikan tentang perlindungan kepada anak, (1) Lembaga penyiaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada anak dengan menyiarkan program siaran pada waktu yang tepat sesuai dengan penggolongan program siaran. (2) Lembaga penyiaran wajib memperhatikan kepentingan anak dalam setiap aspek produksi siaran. Pasal 21 ayat (1) berbunyi lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan penggolongan program siaran berdasarkan usia dan tingkat kedewasaan khalayak di setiap acara.

(24)

commit to user

Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1) berbunyi, program siaran wajib memperhatikan dan melindungi kepentingan anak-anak dan/atau remaja. Pasal 16 ayat (2) mengenai Penggambaran tentang lembaga pendidikan harus mengikuti ketentuan yaitu huruf b tidak menampilkan perilaku dan cara berpakaian yang bertentangan dengan etika yang berlaku di lingkungan pendidikan. Pasal 23 tentang program siaran yang memuat adegan kekerasan dilarang, huruf (d) menampilkan peristiwa dan tindakan sadis terhadap hewan. Pasal 37 mengenai program siaran klasifikasi R dilarang menampilkan ayat (4) huruf a, muatan yang mendorong remaja belajar tentang perilaku yang tidak pantas dan/atau membenarkan perilaku yang tidak pantas tersebut sebagai hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 3.6. Adegan akan memakan kelinci

(Episode 6)

Gambar 3.7. Adegan

berdarah- darah (Episode 6)

(25)

commit to user

yang memegang kelinci hidup dan seakan memakan kelinci tersebut. Sedangkan Gambar 3.7. adalah adegan Tino setelah memakan kelinci dan di sekitar mulutnya terdapat darah, dan seakan- akan itu adalah darah kelinci yang telah dimakannya.

Tanggapan Ema mengenai adegan memakan kelinci tersebut adalah karena peran tokoh yang menjadi serigala yang merasa lapar akan darah, seperti berikut ini yang diungkapkan oleh Ema,

“Ya makan kelici kan karena dia sebagai serigala merasa lapar akan darah, jadi ya dia makan apapun yang ada di sekitarnya.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

3. Kemampuan dalam Mengevaluasi

a. Sikap, Perasaan atau Reaksi yang Dirasakan Setelah Menerima Pesan dari Media

1) Perasaan ketika menonton dan tidak menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

Menonton dan mengikuti program televisi terkadang memunculkan perasaan yang silih berganti, perasaan senang maupun kecewa bisa saja terjadi pada penonton televisi. Seperti yang terjadi pada penonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, ketika mereka menonton timbul rasa senang di dalam hati mereka.

Namun, begitu pula sebaliknya, pada saat mereka tidak bisa menonton rasa kecewa yang mereka rasakan

(26)

commit to user

Ganteng Serigala dikarenakan bisa mengetahui cerita yang telah lalu maupun yang akan datang. Seperti yang diungkapkan oleh Kara seperti berikut ini:

“……. ya senenglah. Karena bisa nonton, karena bisa tahu ceritanya besok atau yang kemarin lalu.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015).

Cerita besok dan kemarin lalu yang dimaksud oleh Kara kemungkinan adalah cerita cuplikan untuk episode selanjutnya yang sering ditampilkan pada awal maupun akhir di tiap episode sinetron yang sedang tayang.

Kegiatan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang biasa dilakukan hampir setiap hari ini, menjadikan kekecewaan tersendiri bagi penonton apabila tidak menonton sinetron tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Yulia yang apabila tidak menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala,

“Rasanya kecewa ya, karena terbiasa nonton setiap hari.”

(Wawancara Yulia, 10 April 2015).

Rasa yang timbul selain kecewa apabila tidak menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala adalah rasa kekhawatiran akan ketinggalan cerita yang disajikan pada episode yang tidak di tonton.

Novita mengungkapkan, perasaan yang biasa saja jika tidak menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, akan tetapi rasa takut ketinggalan akan cerita tetap ada.

(27)

commit to user

gitu.” (Wawancara Novita, 17 April 2015).

Perasaan senang dengan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dirasakan oleh informan, akan tetapi apabila tidak menonton perasaan khawatir akan ketertinggalan cerita yang sedang ditayangkan juga dirasakan oleh informan. Perasaan tersebut timbul karena kegiatan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang setiap hari dirasa sudah menjadi suatu kebiasaan bagi para informan.

2) Kesamaan kisah di sinetron dengan realita

Kisah cerita yang ada di cerita Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala diakui informan ada yang sama dengan cerita di kehidupannya juga di lingkungan sekitar informan. Ema mengungkapkan, bahwa cerita yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala sama dengan kejadian terhadap temannya.

“Iya itu ada, antara perebutan Nayla dengan Tristan dengan Galang itu, pada teman saya juga. Perebutan teman saya dengan teman saya yang memperebutkan seorang laki-laki.

Tapi, pada akhirnya mereka ya gak jadi apa-apa cuma jadi temen.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Ada pula yang merasa bahwa cerita yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala menyerupai kisah hidupnya sendiri.

Seperti Kara yang mengungkapkan bahwa cerita percintaan dirinya sama dengan kisah Digo dan Sissy.

(28)

commit to user

seperti Sissy sama Digo.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015).

Akan tetapi informan lebih banyak mengatakan bahwa tidak ada kesamaan cerita di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dengan cerita di kehidupan maupun lingkungan sekitarnya seperti Yulia, Erdina, Novita, dan Riska.

3) Keinginan menjadi seperti tokoh Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

Seiring dengan intensitas menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang sering, penonton bisa jadi mengidolakan para tokoh yang berperan di dalamnya. Menonton dan memperhatikan setiap hari bisa saja penonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala terpukau bahkan ada keinginan seperti tokoh yang dilihatnya. Akan tetapi, tidak bagi para penonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang Heavy Viewer berikut ini.

Mempertanyakan apakah ada keinginan seperti tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, informan mengatakan bahwa tidak ada keinginan seperti tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Seperti yang diungkapkan oleh Erdina sebagai berikut:

“Nggak begitu pingin kayak tokoh-tokoh. Lebih pingin jadi diri sendiri aja.” (Wawancara Erdina, 16 April 2015)

(29)

commit to user

tidak ada keinginan seperti tokoh, Kara menganggap bahwa keiinginan menjadi seperti tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala tidak ada manfaatnya.

“Nggak, ya karena itu cuma cerita fiktif belaka saja nggak ada manfaatnya juga.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

Informan lain yaitu Ema dan Yulia mereka menyatakan bahwa ada keinginan seperti tokoh di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Namun, keinginan mereka bukan seperti tokoh yang diperankan oleh aktris maupun aktor yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, melainkan suatu hal yang nyata adanya di kehidupan nyata para aktor maupun aktrisnya. Seperti yang diungkapkan oleh Ema dan Yulia seperti berikut ini,

“Ya sedikit mempunyai keinginan, menjadi terkenal kayak tokoh-tokohnya.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

“Iya ada keinginan pandai bernyanyi seperti Digo.”

Wawancara Yulia, 10 April 2015)

Keinginan untuk menjadi terkenal seperti aktor dan aktrisnya dan pandai bernyanyi seperti tokoh Digo yang diperankan oleh Aliando Syarief.

4) Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala belum sesuai umur

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala sebenarnya merupakan tayangan yang diperuntukkan bagi remaja, karena dilihat dari ceritanya saja berlatar belakang anak SMA. Akan tetapi ternyata

(30)

commit to user

Ganteng- Ganteng Serigala belum sesuai dengan umur mereka.

Kara pun mengakui bahwa usianya yang masih di bawah umur dan belum sesuai jika menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

“Belum, karena saya juga masih di bawah umur. Karena sinetron itu yang biasanya ditonton oleh anak remaja, karena ya saya masih apa,,umur di bawah umur yang masih untuk melaksanakan belajar.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

Pengakuan akan usia yang belum dewasa juga diakui oleh Riska. Walaupun Riska tahu umurnya belum sesuai untuk menonton Sinetron Ganteng- Ganteng, akan tetapi Riska tetap menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala tersebut.

“Belum sesuai sih, belum 17. soalnya kan kayak gitu kan harus 17, tapi ikut nonton.” (Wawancara Riska, 17 April 2015).

Informan Riska menganggap bahwa tontonan Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala diperuntukkan usia 17 tahun ke atas, sedangkan dia masih berusia 15 tahun.

b. Mengungkapkan Informasi Apa Saja Yang Menyarankan atau Memberikan Informasi Yang Berguna Bagi Pengguna

1) Sinetron GGS mengandung hal negatif dan positif

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang ditonton oleh para informan dianggap memiliki hal positif walaupun di sisi lain sinetron seringkali dianggap banyak mengandung hal yang negatif.

(31)

commit to user

Ganteng Serigala menurut informan mengatakan bahwa terhibur dengan program acara tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Ema seperti berikut ini,

“Hal positifnya kita dapat terhibur dengan ceritanya yang menarik.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Benar adanya jika sinetron seringkali dianggap memiliki hal negatif, dari adegan bahkan dampak yang ditimbulkan dengan menonton sinetron tersebut. Selain itu adegan yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala juga masih ada yang dianggap negatif oleh para informan, dari adegan mesra sampai ciuman.

“……hal negatifnya adalah ketika ada adegan Digo dan Sissy saat pelukan dan ciuman.” (Wawancara Yulia, 10 April 2015).

Erdina juga mengungkapkan hal yang sama mengenai unsur negatif yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Seperti yang diungkapkan oleh Erdina sebagai berikut,

“Hal negatifnya ya, terlalu banyak adegan yang romantis dan bisa menimbulkan pemikiran yang kurang begitu enak.”

(Wawancara Erdina, 16 April 2015)

Nampaknya Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dirasa masih banyak memiliki unsur negatif daripada positif menurut para informan. Kehadiran Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala menjadi

(32)

commit to user

pemainnya masih menjadi sesuatu yang negatif bagi para informan.

2) Cerita Sinetron GGS tidak ada di lingkungan kita

Cerita dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala mengenai tokoh vampir dan serigala dianggap oleh Novita sebagai cerita yang tidak ada di lingkungan kita. Seperti yang diungkapkan Novita sebagai berikut ini,

“Kalo yang vampir serigala tu gak ada, gak ada di dunia nyata, tu kayaknya gak ada.” (Wawancara Novita, 17 April 2015)

Ema pun juga menyatakan bahwa cerita tentang perebutan darah suci yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala adalah hal yang mustahil.

“…… Kalo mengenai perebutan darah suci, nggak ada, itu mustahil.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Layaknya cerita novel dan cerpen fiksi, Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala juga ditengarai hanyalah cerita yang fiktif saja.

Kara mengungkapkannya seperti berikut ini:

“…… karena itu hanya gimana ya hanya sinetron seperti cerita fiktif belaka saja.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

Kara menganggap Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala hanyalah sebatas sinetron yang ceritanya fiktif dan tidak ada di lingkungan kita.

(33)

commit to user 4. Kemampuan Mengkomunikasikan Pesan

a. Kegiatan mengkomunikasikan setelah menonton

Kegiatan informan dalam mengkomunikasikan cerita Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang ditontonnya sangat beragam.

Tindakan mengkomunikasikan setelah menonton terkait cerita dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dalam bentuk bercerita maupun menyebarkan lewat media kepada teman- teman mereka.

Seperti Ema yang menyebarkan kegiatan menceritakan kembali cerita Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala lewat SMS (Short Message Service) kepada teman- temannya.

“Pertama, membuat pos di SMS ke temen-temen trus kalo udah di sekolahan diceritakan ke temen-temen sana-sini buat gosip, buat hiburan waktu jam kosong atau istirahat.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Walaupun sudah menyebarkannya lewat SMS, Ema tetap bercerita secara langsung kepada teman-temannya di sekolah.

Sebagaimana juga dengan Yulia, Yulia menceritakan adegan- adegan lucu yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala secara langsung kepada teman- teman.

“Yang saya lakukan biasanya bercerita degan teman- teman saya mengenai adegan- adegan yang lucu.” (Wawancara Yulia, 10 April 2015)

b. Usaha ketika tidak sempat menonton

Ketertinggalan akan cerita dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala kadang terjadi jika tidak sempat menonton. Informan

(34)

commit to user

menonton dengan cara menanyakan kepada teman terkait cerita yang tidak ditonton. Seperti Novita dan juga Ema yang melakukan hal yang sama yaitu menanyakan kepada teman terkait ketertinggalan cerita.

“Ya, kalo gak nonton ya tanya temen yang nonton.”

(Wawancara Novita, 17 April 2015).

Selain bertanya kepada teman, Ema juga menggunakan internet yaitu youtube untuk melihat ketertinggalannya cerita dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

“Kalo gak sempat nonton biasanya tanya teman, trus juga melihat Youtube.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Penggunaan media sosial seperti youtube oleh para informan dimanfaatkan untuk mengakses episode Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang tidak sempat mereka tonton. Selain itu menanyakan kepada teman adalah tindakan yang para informan lakukan juga.

c. Memiliki lingkungan yang sama

Kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala bisa didapat karena adanya lingkungan yang sama juga membicarakan terkait sinetron tersebut.

Jika dilihat dari bagaiman para informan mengkomunikasikan dan usaha yang dilakukan para informan apabila tidak menonton dapat diketahui bahwa lingkungan juga mendukung dengan adanya informasi yang didapat. Lingkungan dari para informan yang juga

(35)

commit to user

sebagaimana para informan juga menyukainya. Seperti yang diutarakan oleh Novita,

“…sama temenku yang suka nonton GGS itu suka ngobrol tentang sinetron itu..temen rumah, tetanggaku. (Wawancara Novita, 17 April 2015).

Selain Novita, Ema pun juga mengakui bahwa di lingkungannya ada juga yang menyenangi Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala seperti dirinya.

“Ada yang seneng juga sama GGS, terutama di lingkungan sekolah, temen-temen deket sering menceritakan Sinetron GGS.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Orang- orang di sekitar informan memiliki kesamaan akan pengetahuan mengenai Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang membuat komunikasi antara informan dengan lingkungannya menjadi lebih intens dan jelas.

d. Kegiatan like fanpages

Para informan juga memanfaatkan jejaring sosial untuk mengetahui info terkait Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

Memanfaatkan facebook dan melakukan liking pada halaman- halaman yang berhubungan dengan Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Seperti yang dilakukan oleh Kara, Kara melakukan liking

(36)

commit to user

facebook. Seperti yang diutarakan Kara sebagai berikut,

“Kalo fanpages sih ada di facebook. Saya nge-likes tokoh- tokohnya GGS gitu.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015).

Berhubungan dengan fanpages atau halaman untuk para fans Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, Yulia juga mengikutinya di facebook. Bahkan Yulia juga bergabung dengan obrolan admin di

halaman Ganteng- Ganteng Serigala. Seperti yang diungkapkan oleh Yulia seperti berikut,

“Saya mengikuti di fb dan bergabung dengan obrolan- obrolan di admin- admin GGS.” (Wawancara Yulia, 13 Mei 2015)

Gambar 3.8. Tampilan akun facebook Kara

(https://www.facebook.com/rizal.luqmana.1?fref=ts, Diakses pada 19 Oktober 2015, Pkl 21.07 WIB)

(37)

commit to user

Gambar 3.9. Tampilan akun facebook Yulia

(https://www.facebook.com/yulia.n.handayani?fref=ts, Diakses pada 20 September 2015, Pkl 23.35 WIB)

Dua gambar di atas merupakan tampilan dari akun facebook milik Yulia yang memiliki nama akun Yulia Nur Handayani dan Kara yang mempunyai nama akun Rizal Luqmana. Dalam tampilan akun facebook tersebut berisikan pages atau halaman- halaman maupun

tokoh dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Akun fanpages tersebut merupakan halaman yang diikuti dan yang di-like oleh Yulia begitu pun juga Kara.

Semakin berkembangnya cara, informasi disampaikan tidak hanya lewat media televisi saja, pemanfaatan akan mendapatkan informasi juga dilakukan lewat jejaring sosial. Informan mendapatkan informasi terkait pemberitaan terbaru tentang Sinetron Ganteng-

(38)

commit to user

Serigala yang ada di facebook. Sebagaimana diungkapkan oleh Yulia bahwa dengan mengikuti fanpages di facebook Yulia bisa mengetahui kabar terbaru dari tayangan Ganteng- Ganteng Serigala.

“Dari fanpages itu jadi tahu berita terbaru dari GGS, episode yang akan ditayangkan.” (Wawancara Yulia, 13 Mei 2015)

Pemanfatan jejaring sosial ternyata juga membantu informan untuk berkomunikasi dengan orang lain membicarakan mengenai Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala bahkan bisa juga mendapatkan info terbaru dari sinetron tersebut.

B. ANALISIS DATA 1. Kegiatan Mengakses

Informan dalam penelitian ini mengakses televisi setiap hari dengan intensitas yang lebih dari 3 jam. Seperti Ema dan Novita yang mengakses televisi bahkan lebih dari 4 jam. Kegiatan mengakses televisi yang cukup tinggi itu, mereka bisa dikatakan termasuk sebagai tipe penonton Heavy-viewers seperti yang diperkenalkan Gerbner dalam Cultivation analysis, yaitu orang yang menghabiskan waktu cukup

banyak untuk menonton TV (Kriyantono, 2010: 285).

Kegiatan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dapat dilihat bahwa para informan memiliki frekuensi menonton yang tinggi.

Dimana mayoritas informan dalam penelitian ini Kara, Ema, Erdina,

(39)

commit to user

setiap hari, karena penayangan Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala pun yang juga setiap hari.

Menurut Mursito, kita dapat memperoleh empat fungsi dari televisi, yaitu fungsi informasi, pendidikan, kontrol sosial, dan hiburan (Mursito, 2006: 19). Fungsi tersebut akan tercapai manfaatnya apabila kita juga menggunakan televisi dengan bijak dan memiliki tujuan yang jelas. Menurut informan dalam penelitian ini, mereka sebernarnya tidak ada tujuan khusus dalam menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

Mereka hanya mencari hiburan dan menghilangkan rasa bosan dengan cara menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Hal ini seperti yang dikatakan Nurudin poin penting yang bisa kita lekatkan pada sinetron Indonesia yaitu tujuannya yang penting adalah menghibur. Ini Bahkan bisa dikatakan “kodrat sinetron itu menghihur”.

(https://www.academia.edu/5706785/Nurudin_Kodrat_Sinetron_itu_Men ghibur_Kata_Pengantar_Buku_TV_Menghibur_diri_Sampai_Mati_, diakses pada Rabu, 23 Desember 2015, pkl 20.51 WIB).

Selain mencari hiburan, ternyata informan dalam hal menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala juga mendapatkan fungsi informasi.

Informasi yang didapat menurut Yulia adalah pengetahuan tentang tokoh-tokoh yang bermain di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Maka daripada itu jika ditilik dari tujuan para informan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala fungsi dari menonton televisi yang

(40)

commit to user

tetaplah fungsi hiburan yang paling menonjol dari yang didapatkan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

2. Kemampuan dalam Menganalisis

Sinetron di Indonesia dominan ditayangkan di televisi setiap hari.

Maka dari itu, untuk bisa mengikuti kelanjutan dan isi dari cerita sinetron tersebut, penonton harus selalu siap sedia menonton sinetron itu juga setiap hari. Walaupun dengan menanyakan kepada orang yang juga menonton ataupun mengaksesnya di internet untuk mengetahui cerita kelanjutan yang tidak ditonton pun juga bisa. Para informan di penelitian ini mengetahui akan maksud dari menonton sinetron haruslah setiap hari yaitu agar tidak ketinggalan cerita atau isi dari sinetron tersebut.

Mengidentifikasi pengirim pesan pada kemampuan literasi media dalam menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala oleh informan dalam penelitian ini tertuju pada bagaimana informan menjelaskan mengenai tokoh- tokoh dan karakteristiknya. Sebagian besar informan mengetahui dan mengenal semua tokoh yang bermain di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, akan tetapi ada juga yang mengaku bahwa tidak mengenal semuanya, seperti Erdina yang mengaku hanya mengenal tokoh yang berkarakter baik dan sopan. Selain mengidentifikasi tokoh dan karakterisitiknya, informan juga sudah bisa menilai bagaimana peran dari tokoh di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

(41)

commit to user

tokoh dan seringkali membuat para penonton sangat tertarik untuk melihatnya dengan seksama bahkan sampai bisa teringat akan adegan tersebut walaupun sudah lama ditayangkan. Dwyer dalam Farida Nurfalah (Jurnal Teknodik No. 22, 2007: 44), seorang pakar pertelevisian menyimpulkan setidaknya pemirsa televisi mampu mengingat 50 % materi yang hanya ditayangkan satu kali oleh televisi.

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala ditayangkan dan ditonton setiap hari setidaknya informan mampu mengingat kembali secara detail cerita yang ada di sinetron tersebut. Informan dalam mengingat dan menjelaskan apa isi pesan yang terdapat dalam Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala sudah bisa dibilang sangat mampu. Informan sudah mampu mendeskripsikan kembali cerita yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala walaupun dengan gaya cerita yang berbeda, tetapi tetap satu alur cerita. Informan juga ingat betul akan adegan yang sudah lama ditayangkan. Selain itu informan juga menilai bahwa ketertarikan akan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala hanya tertuju pada tokohnya yang cantik dan ganteng, serta ceritanya yang menarik bagi informan.

Pengetahuan tentang adegan- adegan di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang mendapat teguran dari KPI oleh para informan sangat beragam. Secara umum informan mengetahui dan menyetujui bahwa di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala banyak terdapat adegan

(42)

commit to user

yaitu Ema, adegan pelukan merpakan adegan biasa, akan tetapi jika adegan tersebut dilakukan di sekolah tidaklah pantas. Begitu juga dengan informan yang lain menyetujui bahwa adegan pelukan di sekolah dan memakai seragam sangatlah tidak pantas. Adegan perkelahian yang juga menjadi sorotan KPI dianggap oleh semua informan adalah hal yang biasa di sinetron tersebut. Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala banyak memiliki adegan- adegan yang tidak pantas. Hampir semua sinetron- sinetron remaja yang ada sekarang mengekploitasi kekerasan, seksualitas dan kadang mengabaikan moralitas (Alkhajar, 2009: 19). Informan pun sangat mengetahui betul dan paham bahwa adegan yang dilakukan di sinetron merupakan hal yang tidak baik dan adegan yang dilakukan hanyalah suatu peran yang dilakukan para pemain sinetron.

3. Kemampuan dalam Mengevaluasi

Kemampuan dalam mengavaluasi adalah bagaimana individu mampu menilai pesan yang diterima kemudian dibandingkan dengan perspektif sendiri. Indikator yang terdapat di dalamnya salah satunya yaitu perasaan para informan ketika bisa menonton dan tidak menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Semua informan menyatakan bahwa ketika bisa menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

(43)

commit to user

Ganteng- Ganteng Serigala rasa kecewa yang timbul. Ada juga informan yang merasa biasa saja yaitu Novita, tetapi walaupun perasaan biasa saja tidak menonton rasa takut ketinggalan cerita tetap ada.

Jika ditilik lebih lanjut, bahwa sebenarnya cerita yang ada di sinetron hanyalah sebuah cerita fiktif yang dikembangkan. Terkadang cerita tersebut sama dengan apa yang ada di sekitar para penonton tetapi direkonstruksi kembali dan diproduksi menjadi sebuah sinetron. Akan tetapi, ada beberapa informan yang mengatakan bahwa ada kesamaan antara cerita di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dengan kisah yang ada di sekitarnya, seperti Ema dan Kara. Terkait dengan adanya kesamaan cerita dengan realitas dari penonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, ini menjadi salah satu alasan mengapa sinetron digemari oleh penontonnya yaitu, menurut Wawan Kuswandi karena isi pesannya sesuai dengan realitas sosial pemirsa (Kuswandi, 1996: 130).

Akan tetapi, sebagian besar informan mengatakan bahwa tidak ada hal yang sama dari cerita di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dengan cerita di kehidupannya maupun lingkungan informan.

Tidak semua informan memiliki keinginan untuk menjadi seperti tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Ada yang mempunyai keinginan untuk menjadi terkenal dan keinginan pandai bernyanyi seperti tokoh- tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala Seperti Ema dan Yulia. Selain itu walaupun informan lain juga

(44)

commit to user

mempunyai keinginan untuk menjadi seperti tokoh- tokoh yang ada.

Mereka lebih ingin menjadi diri sendiri. Informan juga mengakui bahwa Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang ditontonnya masih belum sesuai dengan umurnya sekarang. Menurut informan Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala lebih menyasar ke usia 17 tahun ke atas, sedangkan informan masih berusia di bawah 17 tahun.

Informasi yang bisa diberikan oleh para informan dari menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala adalah sinetron tersebut mengandung hal positif juga negatif. Positifnya menurut Ema adalah mendapatkan hiburan dengan ceritanya yang menarik. Hal negatif yang Disampaikan oleh Erdina juga disampaikan oleh informan lain yaitu Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala banyak mengandung adegan- adegan romantis. Informan pun juga sebagian besar meyakini bahwa cerita dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala tidak ada di dunia nyata.

Cerita dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala pun hanya sekedar fiktif belaka dan hanya ada di sinetron tersebut.

4. Kemampuan Mengkomunikasikan Pesan

Kegiatan mengkomunikasikan pesan yang dilakukan oleh Ema adalah komunikasi antar pribadi. Ema menceritakan kembali apa yang sudah ditonton dengan teman- temannya, walaupun sebelumnya Ema juga menggunakan Short Message Service (SMS). Komunikasi yang

(45)

commit to user

pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan dan umpan balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan.

Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasi yang sedang berlangsung tersebut positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat meyakinkan komunikan ketika itu juga karena ia dapat memebri kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya. Dengan demikian komunikator dapat mengarahkannya ke suatu tujuan sebagaimana yang ia inginkan (Effendy, 1986 : 9).

Komunikasi antar pribadi juga dilakukan oleh informan untuk mengetahui cerita dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang tidak informan tonton. Informan juga menggunakan youtube untuk mengakses episode yang tidak ditontonnya. Wilbur Schramm dalam Effendy (1994:

62) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Begitu juga dengan lingkungan dari para informan yang sama- sama membicarakan dan menyenangi mengenai Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Informan juga memanfaatkan jejaring sosial yaitu facebook untuk mengetahui informasi terbaru dari Sinetron Ganteng-

(46)

commit to user

tokoh- tokoh dan halaman tentang Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

(47)

Tabel 3.1 Ringkasan Sajian Data Literasi Media

Kategori Literasi

Media

Indikator

Informan

Ema Erdina Kara Novita Riska Yulia

Mengakses Media

Media yang digunakan (televisi)

Intensitas

mengakses tv Sekitar 4-6 jam Sekitar 5- 6 jam. 3-6 jam 4- 5 jam 3- 4 jam 4-5 jam

Frekuensi menonton GGS

2-4 kali dalam seminggu

Hampir setiap hari

Hampir setiap hari

Hampir setiap hari

Hampir setiap hari

Setiap hari

104

(48)

Tujuan menonton GGS

Cari hiburan di waktu luang

Cari hiburan Tidak ada tujuan, ingin

menghilangkan rasa bosan

Tidak ada tujuan khusus nonton GGS hanya untuk senang- senang

Mendapatkan hiburan

Mendapatkan hiburan dan mengetahui tentang tokoh- tokoh

Menganalisis

Kemampuan mengingat pesan yang diterima melalui media.

Adegan mesra Percintaan tentang Digo dan Sissy

Adegan romantis dari nya Sissy dan Digo

Digo dan Nayla Toby sedang bertingkah lucu

Galang mengetahui pertama kalinya kalau dia adalah serigala

Mampu Keharusan untuk Agar tau isi dari Harus mengikuti Ketinggalan Tidak mengikuti Tiap episode

105

(49)

menjelaskan maksud dari pesan.

mengikuti cerita sinetron setiap episodenya, agar tidak ketinggalan alur cerita dari sinetron

sinetron tersebut ceritanya karena agar mengetahui ceritanya

cerita seperti ada yang kurang

harus diikuti karena, karena biar lebih paham dengan isi ceritanya

Mampu menilai pesan media yang dapat menarik perhatian

Tokohnya keren- keren. Ceritanya juga menarik, dapat membuat tegang, gembira, senang. Adegan yang menarik adegan perang dan adegan mesra

Karena bagus filmnya, filmnya bersifat keluarga/

peduli sama keluarga.

Tidak ada acara lain yang menarik

Ceritanya menarik, pemainnya cantik-cantik dan ganteng-ganteng

Ada yang lucu yaitu Toby Cuaca, Momski dan Papski

Ketertarikan pemeran dari sinetron tersebut

Mengevaluasi

106

(50)

Sikap, perasaan atau reaksi yang dirasakan setelah menerima pesan dari media.

a. Galau jadi senang b. Tidak

menonton merasa

ketinggalan dan sedikit sedih c. Ada kesamaan

kisah dengan sekitar d. Sedikit

mempunyai keinginan seperti tokoh

e. Lumayan sudah sesuai dengan umur

a. Perasaannya senang b. Tidak

menonton GGS sedikit menyesal c. Tidak ada

kesamaan kisah

d. Tidak pingin seperti tokoh- tokoh

e. Sudah sesuai dengan umur

a. Senanglah b. Tidak

menonton merasa kecewa c. Ada persamaan percintaan dari sebuah hidup d. Tidak ada

keinginan seperti tokoh e. Belum sesuai

dengan umur

a. Senang setelah nonton GGS b. Biasa aja,

tetapi merasa takut

ketinggalan ceritanya c. Tidak ada

kesamaan d. Tidak

menginginkan seperti tokoh e. Belum sesuai

dengan umur

a. Biasa saja, tetapi senang setelah menonton GGS b. Biasa saja

tetapi takut ketinggalan c. Tidak ada

yang sama dengan kisah GGS

d. Tidak ingin seperti tokoh e. Belum sesuai

dengan umur

a. Senang pastinya b. Rasanya

kecewa c. Tidak ada

kesamaan kisah dengan kenyataan d. Ada

keinginan seperti tokoh e. Sudah sesuai dengan umur

Mengungkap a. Positifnya dari a. Negatifnya a. Negatifnya a. Positifnya a. Positifnya dari a. Positifnya

107

(51)

-kan

informasi apa saja yang menyarankan atau

memberikan informasi yang berguna bagi

pengguna

nonton GGS kita dapat terhibur, negatif

Belum semestinya melihat

b. Menganggap ada cerita dari GGS, tetapi hal tertentu tidak ada di lingkungan sekitar

terlalu banyak adegan yang romantis, postifnya menambah wawasan.

b. Sebagian ada dan sebagian tidak ada

dapat

mempengaruhi minat belajar siswa. Positifnya ya buat hiburan b. Menganggap

tidak ada cerita GGS di

lingkungan kita, karena hanya cerita fiktif belaka

terhibur sedangkan negatifnya apabila sedang nonton suka lupa belajar.

b. Vampir srigala itu tidak ada di dunia nyata.

Adegan percintaan kemungkinan ada

nonton GGS terhibur,

negatifnya kalau pacaran

Tidak patut b. Tidak

mengetahui ada atau tidaknya

dapat menambah hiburan dan memberikan informasi mengenai tokoh, negatifnya adalah ketika ada adegan pelukan dan ciuman b. Cerita

persahabat-an dan cinta segitiga mungkin ada Mengkomu-

nikasikan

108

(52)

Pesan yang diterima dikomunikasi kan dalam bentuk apa

Membuat pos di sms, menceritakan ke temen-temen tidak mengikuti/

memiliki grup fanpages GGS

Bercerita ke teman.

Tidak memiliki grup atau mengikuti fanpages GGS

Tidak bercerita kepada siapapun.

Like fanpages di facebook.

Menceritakan kepada teman yang menyenangi GGS

Tidak mengikuti fanpages

Cerita kepada teman-teman kalau di sekolah Tidak mengikuti fanpages

Bercerita degan teman- teman

Mengikuti / likes fanpages di facebook

109

Referensi

Dokumen terkait

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah pengangguran pada 2016 mencapai 5,5 persen atau sekitar 7,02 juta orang atau lebih rendah dibanding 2015 yakni sebesar 5,81 atau setara

In 2009 at the International Scientific Congress and Exhibition “GEO - Siberia”, Novosibirsk, Russia, through intermediary and encouragement of ISPRS, a Memorandum of

Harga cabai akhir-akhir ini mencapai Rp 150.000,00 nilai uang merosot bila dibandingkan dengan nilai cabai (iflasi) bagaimana dampak inflasi

Langkah awal untuk mewujudkan pemberitaan yang nantinya akan dilihat oleh khalayak luas adalah dengan menjalin hubungan kepada media terkait (media relations) agar mereka dapat

menentukan dengan tepat pengetahuan serta keterampilan apa saja yang dibutuhkan untuk berhasil dalam suatu pekerjaan. Apabila seseorang pemegang posisi mampu

Adalah semua hal-hal yang berkaitan dengan pemberian dorongan kepada seluruh karyawan yang berada pada tingkat pelaksana baik berbentuk fisik ataupun non fisik yang berasal

bukti fisik, dan proses memiliki hubungan yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap kepuasan nasabah. 2).bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk,

telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan analisis. rasio keuangan dengan pendekatan Piotroski’s