• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu wujud keberhasilan pemerintah adalah dengan mewujudkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu wujud keberhasilan pemerintah adalah dengan mewujudkan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu wujud keberhasilan pemerintah adalah dengan mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas. Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Tangerang sebagai SATKER UPT Kementerian Kesehatan diwajibkan menyusun laporan keuangan yang baik. Laporan keuangan dianggap baik jika mendapat opini wajar tanpa pengecualian. ( Ketut,2009).

Kementerian Kesehatan mendapat 'rapor merah' untuk kinerja laporan keuangan di Tahun 2009 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ada lima penyebab yang membuat rapor lembaga yang mengurusi kesehatan rakyat itu menjadi tidak sehat. Pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Tahun 2009, Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan berpredikat Disclaimer (tidak ada opini).

Menteri Kesehatan diruang Leimena, Gedung Kementerian Kesehatan Jl.

HR Rasuna Said, Jakarta mengatakan ada lima penyebab yang membuat laporan keuangan Kementerian Kesehatan berpredikat disclaimer yaitu:

1. Adanya aset bermasalah

2. Persediaan dan belanja obat tidak dilakukan stock opname dan disimpan di gudang rekanan.

(2)

3. Belanja hibah dikelola di luar mekanisme APBN 4. Pengelolaan perjalanan dinas tidak akuntabel

5. Adanya temuan-temuan pada masa lalu yang signifikan berulang kembali, termasuk banyaknya kasus korupsi di Kementerian Kesehatan.

Mengubah rapor tak sehat itu, Menteri Kesehatan melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang penguatan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Kesehatan dengan Ketua Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP).

Menteri Kesehatan dalam acara penandatanganan MoU dengan BPKP di gedung kementerian kesehatan juga menginstruksikan kepada seluruh aparatur Kementerian Kesehatan, mulai dari Unit Eselon I sampai dengan Satuan Kerja di Daerah, agar mengambil langkah-langkah konkret untuk melakukan perbaikan dan penyelesaian masalah utama yang terkait dengan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian. "Pelaksanaan langkah-langkah konkret yang dilandasi dengan niat yang sungguh-sungguh, didukung dengan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun 2010,".

Era reformasi dan demokratisasi saat ini, tuntutan masyarakat akan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih serta bebas KKN (Clean Government) akan terus meningkat. "Kewajiban melaksanakan pemerintahan yang baik ini merupakan tanggung jawab aparat pemerintah, termasuk jajaran kesehatan, baik di pusat maupun daerah," Menteri Kesehatan juga

(3)

menginstruksikan kepada Inspektorat Jenderal untuk segera membentuk Satuan Tugas Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPIP) dengan melibatkan seluruh Satuan Kerja dan Unit Organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan. Tugas tim ini adalah untuk mendorong berjalannya Sistem Pengendalian Intern secara efektif dengan berkoordinasi dengan BPKP. Kerja sama ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan memperkuat tata kelola kepemerintahan yang baik dengan tujuan agar pengelolaan program pembangunan Kementerian Kesehatan dapat berjalan efektif, efisien dan akuntabel dalam mencapai tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan.

Usaha pemerintah dalam melakukan reformasi birokrasi saat ini, pengelolaan keuangan negara dan pelayanan publik harus dilakukan secara transparan dan akuntabel sesuai dengan prinsip – prinsip good governence an clean goverment. Oleh karena itu dengan makin meningkatnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada satuan kerja yang berada dibawah naungan Kementerian Kesehatan, maka makin disadari perlunya dilakukan upaya untuk meningkatkan tertib administrasi dan transparansi dibidang keuangan dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), agar penyusunan Laporan keuangan dan pelaksanaan program-program sektor kesehatan makin efektif dan efesien.

Pencapaian Laporan Keuangan dengan kualitas terbaik, secara berkelanjutan diperlukan adanya langkah-langkah nyata terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan pertanggungjawaban keuangan dengan penyajian data dan pengungkapan informasi yang akurat dan memadai yang

(4)

dituangkan dalam laporan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2015 tentang Pedoman Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual dilingkungan Kementerian Kesehatan, bahwa penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual dilaksanakan dengan mengunakan sistem aplikasi yang ditetapkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang keuangan.

Mencapai laporan keuangan yang berkualitas, seluruh unit akuntansi instansi dibawah kementerian kesehatan melakukan pencatatan, pembukuan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan barang dengan berpedoman pada peraturan pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan, peraturan menteri keuangan nomor 213/ PMK.05/2011 tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat,Peraturan Menteri keuangan nomor 177/PMK.05/2015 tentang pedoman penyusunan dan penyampaian laporan keuangan kementerian negara/lembaga, dan Peraturan Menteri Kesehatan.

Laporan keuangan dikatakan berkualitas apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, memenuhi kebutuhan pemakainya dalam pengambilan keputusan, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material serta dapat diandalkan sehingga laporan tersebut dapat dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya ( peraturan pemerintah Nomor 71 tahun 2010).

(5)

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi.

Salah satu reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi berbasis akrual pada setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, yang dimulai tahun anggaran 2008. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut: ”Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini dilaksanakan selambat- lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.”

Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.Secara lebih mendalam, Study #14 IFAC Public Sector Committee (2002) menyatakan bahwa pelaporan berbasis akrual bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan. Dengan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat mengidentifikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, bagaimana pemerintah mendanai kegiatannya sesuai dengan kemampuan pendanaannya

(6)

sehingga dapat diukur kapasitas pemerintah yang sebenarnya. Akuntansi pemerintah berbasis akrual juga memungkinkan pemerintah untuk mengidentifikasi kesempatan dalam menggunakan sumberdaya masa depan dan mewujudkan pengelolaan yang baik atas sumberdaya tersebut.

Menurut Drs. Kustadi Arinta,1990, ”Pencatatan hendaknya dikembangkan sedemikian rupa agar menjelaskan hasil-hasil ekonomis dan finansial atas pengoperasian program, termasuk pengukuran hasil-hasilnya”, Sistem akuntansi berbasis akrual adalah salah satu solusi pemerintah khususnya kementerian kesehatan dalam memperbaiki kualitas laporan keuangan.

Definisi akuntansi berbasis akrual, yaitu menurut Nunuy (2007:17)

“Akuntansi berbasis akrual merupakan sistem akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi atau kejadian keuangan pada saat terjadi atau pada saat perolehan. Fokus sistem akuntansi ini pada pengukuran sumber daya ekonomis dan perubahan sumber daya pada suatu entitas”.

Kementerian Kesehatan melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan berbasis akrual dan yang telah dilakukan oleh RSK Dr. Sitanala Tangerang adalah , yaitu :

1. Membentuk Satuan tugas pelaksanaan sistem pengendalian Intern ( SPIP) yang disebut SPI ( Satuan Pengawas Internal ) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

2. Melakukan kerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) , dan RSK. Dr. Sitanala tangerang juga telah melakukan hal itu sesuai dengan MoU Nomor HK.05.01/I/04871/2013,

(7)

Nomor MoU-5/PW30/2/2013 yang berfungsi memonitoring dan evaluasi.

3. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil dan dilakukan selama satu bulan penuh.yang berguna untuk memberikan pemahaman betapa pentingnya SPIP.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dijelaskan bahwa SPIP adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efesiensi dalam pencapaian tujuan penyelenggaran kegiatan pemerintah, keandalan laporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sistem pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasaranya. Kebijakan ini sering kali disebut sebagai pengendalian, dan secara kolektif membentuk pengendalian internal entitas tersebut.(Arens, 2014, 340).

Uraian tentang isu yang terjadi maka penulis beranggapan perlu diteliti lebih dalam dengan judul “Pengaruh Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pada RSK Dr. Sitanala Tangerang sebagai satker Kementerian kesehatan.

(8)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi diatas, maka pembahasan masalah ini adalah pada : 1. Apakah Lingkungan Pengendalian berpengaruh signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan pada RSK Dr. Sitanala Tangerang.

2. Apakah Penilaian Risiko berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

3. Apakah Pemantauan Pengendalian berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan RSK Dr. Sitanala Tangerang.

C. Tujuan Dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian Pengaruh Sistem Pengendalian Intern (SPI ) adalah :

a) Untuk mengetahui Lingkungan Pengendalian berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

b) Untuk mengetahui Penilaian Risiko berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan

c) Untuk mengetahui Pemantauan Lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan RSK Dr. Sitanala Tangerang sebagai Satker UPT Kementerian Kesehatan yang bisa menyumbangakan opini WTP.

(9)

2. Kontribusi Penelitian

Dari hasil Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a) Menyediakan informasi berkaitan dengan ukuran keberhasilan pengunaan Sistem pengendalian intern di Rumah Sakit Kusta Dr.

Sitanala Tangerang, bagi manajemen,dan juga dapat digunakan untuk penelitian para akademis dan praktisi kedepannya.Informasi ini dapat memberikan gambaran hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yang mana dapat dikembangkan atau dilakukan penelitian serupa namun lebih luas dan lebih baik lagi.

b) Diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan teori, terutama berkaitan dengan kualitas laporan keuangan dan pengendalian intern pada instansi pemerintah sebagai salah satu bentuk mewujudkan opini wajar tanpa pengecualian terhadap laporan keuangan kementerian kesehatan.

c) Bagi Manajemen, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan keputusan ekonomis untuk keberlangsungan usaha (going cocern)dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Baik tujuan maupun kontribusi penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dikembangkan lagi pada penelitian kedepannya.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari testis, diagnosis dan pengelolaan UDT, work-up penderita UDT dan menentukan tindakan operatif

tersebut dapat menjadi sebuah karakter yang membedakannya dengan tempat lain. Fasade sekelompok bangunan dapat dinilai kualitasnya berdasarkan

Peristiwa cahaya yang kedua adalah ditandai dengan Perkawinan di Kana (Yoh 2:1-11), ketika Kristus mengubah air menjadi anggur dan peristiwa ini membuka hati dan menambah iman

Ada baiknya bila dirundingkan kembali apakah bila memang diharuskan adanya pengantian biaya aktivasi collateral sebagai dana penyertaan modal sebesar 1% (satu pesen) dari

Proses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk alih pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang terkait dengan pencapaian kompetensi dan

Jika masing-masing variabel keputusan membentuk harmoni yang baik, pengalaman tersebut akan disimpan dalam variabel memori, yang nantinya akan memperbesar kemungkinan

Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran

U registru lekova 2004 godine u okviru antidijaroika se navode: Bifidobakterium bifidum (Liobif) u formi tableta i praška za oralnu upotrebu; Loperamid hlorid (Loperamid) u