• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI REALISASI ANGGARAN OPERASIONAL NON RUTIN PT. PLN (Persero) SEKTOR BELAWAN TUGAS AKHIR. Oleh: VALENTINA JULIARTA Br.TAMPUBOLON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI REALISASI ANGGARAN OPERASIONAL NON RUTIN PT. PLN (Persero) SEKTOR BELAWAN TUGAS AKHIR. Oleh: VALENTINA JULIARTA Br.TAMPUBOLON"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PT. PLN (Persero) SEKTOR BELAWAN

TUGAS AKHIR

Oleh:

VALENTINA JULIARTA Br.TAMPUBOLON 132101109

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : VALENTINA JULIARTA Br.TAMPUBOLON

NIM : 132101109

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : EVALUASI REALISASI ANGGARAN OPERASIONAL NON RUTIN PT. (Persero)

SEKTOR BELAWAN

Tanggal ………….…2016 DOSEN PEMBIMBING

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP: 197411232000122001

Tanggal ………….…2016 KETUA PROGRAM STUDI

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP: 197411232000122001 Tanggal ………….…2016 DEKAN

Prof. Dr. Ramli, SE, MS NIP: 195806021988031001

(3)

dapat menyelesaikan penelitian Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “EVALUASI REALISASI ANGGARAN OPERASIONAL NON RUTIN PT. PLN (Persero) SEKTOR BELAWAN”

Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua: Ayahanda Syarifuddin Tampubolon dan Ibunda Duma Sari Tambunan, atas bimbingan, motivasi, nasihat, dukungan moril dan materil serta doa yang tidak pernah berhenti kepada peneliti.

Peneliti selama masa perkuliahan hingga penulisan Tugas Akhir ini telah banyak mendapat bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing serta Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku

(4)

Faradilla, Khuzaimah Sarah, Andrey Achbari dan teman-teman prodi DIII Keuangan stambuk 2013 yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Teman-teman lama di lingkungan rumah peneliti Wilmarta, Fanny, dan Intan Siadari yang senantiasa turut memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Dan juga kepada abangda Aloy Ranata dan kakanda Paramitha Samosir selaku pegawai PLN Sektor Belawan yang juga telah membantu peneliti dalam memberikan pengarahan dan motivasi selama melakukan penelitian di perusahaan tersebut agar dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Peneliti menyadari bahwa penyajian Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.

Medan, 22 Agustus 2016

Peneliti

VALENTINA JULIARTA Br.TAMPUBOLON 132101109

(5)

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL………. vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT. PLN (Persero) Sektor Belawan ... 7

1. Visi Perusahaan ... 9

2. Misi Perusahaan ... 9

3. Strategi Pemasaran ... 10

4. Motto Perusahaan ... 10

5. Makna Logo Perusahaan……… 10 B. Struktur Organisasi………...……… ... 12

C. Uraian Pekerjaan………. .... 14

D. Kinerja Usaha Terkini ... 19

E. Rencana Kegiatan…… ... 19

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Anggaran ... 20

B. Manfaat Anggaran ... 22

C. Fungsi Anggaran ... 22

D. Jenis-jenis Anggaran ... 24

E. Jenis-jenis Anggaran pada PT. PLN (persero) Sektor Belawan... 28

F. Keunggulan dan Kelemahan Anggaran... 31

G. Tujuan Anggaran……….. 32

H. Pengertian Evaluasi………... 33

I. Jenis-jenis Evaluasi………... 33

J. Tujuan Evaluasi………. 34

K. Klasifikasi Evaluasi………... 34

L. Deskripsi Anggaran PT. PLN (Persero) Sektor Belawan………….. 38

(6)

d. Prosedur Pengadaan Barang & Jasa serta Realisasi Penetapan RKAP Pos 53 Operasional………46 e. Evaluasi Realisasi Penetapan RKAP Pos 53 Operasi Non

Rutin………..51 3. Pos 53 Biaya Administrasi Umum………..53 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran ……….54 DAFTAR PUSTAKA

(7)

Gambar Prosedur Pengadaan barang dan jasa……….. 46

(8)

Pemeliharaan”……… 40 Tabel 3.3 “Penetapan RKAP Biaya Operasi Bahan Bakar dan

Pemeliharaan”……… ………….. 43 Tabel 3.4 “Realisasi dan Penetapan RKAP Pos 53”……… 48 Tabel 3.5 “Realisasi atas Penetapan RKAP Pos 53 Pemeliharaan Non

Rutin……… 48

Tabel 3.6 “Persentase Realisasi dan Sisa Pagu RKAP Pos 53”………….. 49 Tabel 3.7 “Rincian Pos 54 Biaya Administrasi Umum”………. 53

(9)

Setiap perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas perusahaannya haruslah memiliki tata cara dan prosedur dalam mengelola perusahaannya. Salah satunya adalah dengan menyusun rencana anggaran perusahaan. Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, penyusunan anggaran sangat dibutuhkan untuk mengetahui kualitas suatu organisasi atau instansi. Dimana di dalam anggaran tersebut bisa terlihat kemampuan instansi dalam menjalankan tugas- tugasnya. Di dalam penyusunan anggaran harus juga didampingi dengan kegiatan evaluasi dan agar anggaran yang sudah direncanakan dapat terealisasi sesuai dengan kebutuhan dana yang ada.

Anggaran menurut Adisaputro, (1998 : 3) merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perusahaan, baik yang bertujuan memperoleh laba maupun tidak . Kebutuhan akan anggaran ini disebabnya perlunya suatu penyusunan yang jelas sebelum perusahaan beroperasi, sehingga akan jelas tujuan yang ingin dicapai pada periode berikutnya. Secara umum pengertian anggaran dapat diklarifikasikan yaitu salah satu rencana kegiatan perusahaan, dimana anggaran yang disusun biasanya dapat diukur dalam satuan moneter.

Anggaran disusun dan ditetapkan oleh pimpinan perusahaan yang kemudian dilaksanakan oleh anggota-aggota organisasi perusahaan. Dari realisasi ini, kemudian disusun laporannya dan pihak manajemen dapat menilai dan mengevaluasi realisasi tersebut dengan anggaran yang telah dibuat. Apakah sudah

(10)

mencapai target-target yang dianggarkan atau belum, kemudian disusun tindakan- tindakan yang akan diambil dan keputusan lainnya yang diperlukan. Anggaran juga membantu seorang pimpinan untuk mengetahui penyimpangan- penyimpangan yang terjadi untuk dikoreksi dan dilakukan pencegahan di masa yang akan datang.

Anggaran terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah anggaran operasional atau biasa disebut “anggaran operasi”. Anggaran operasional merupakan anggaran yang digunakan dalam membiayai seluruh kegiatan perusahaan-perusahaan, sehingga sangat penting anggaran tersebut membiayai operasional perusahaan.

Oleh sebab itu kelancaran operasional sangat ditentukan oleh realisasi dari anggaran perusahaan dan sangat penting melakukan pengevaluasian realisasi anggaran pada perusahaan untuk mencapai target. Tahap terakhir dari proses manajemen adalah evaluasi yang merupakan suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan kemudian dibuat suatu kesimpulan dan penyusunan saran pada setiap tahap dari pelaksanaan program (Azwar, 1996).

PT PLN (Persero) sektor pembangkitan Belawan merupakan perusahaan perseroan negara yang terletak di kawasan area pelabuhan Belawan yang bergerak dibidang ketenagalistrikan dalam sektor pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik di seluruh wilayah Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan baik untuk kalangan industri, komersial, rumah tangga dan maupun umum.

(11)

Di lingkungan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan anggaran operasional terdiri dari biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan rutin dan pemeliharaan non rutin. Yang membedakan setiap biaya tersebut adalah kewenangan proses pengadaannya dimana PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan merupakan unit pembangkit yang dibawahi langsung oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara atau lebih sering disebut

“Kantor Induk Pembangkit”. Adapun masalah yang terdapat dalam lingkungan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan yaitu dimana realisasi terhadap salah satu nilai anggaran yakni anggaran operasi secara rutin tidak sepenuhnya dibayar oleh pihak kantor unit karena Surat Kuasa Kerja Operasional (SKKO) yang akan diterbitkan oleh kantor induk membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga terjadi penghambatan penyerapan anggaran untuk setiap tahun nya. Hal ini secara langsung mempengaruhi proses pengadaan atau pekerjaan hingga menjadi kontrak pada PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan akan mengalami kegagalan untuk dikerjakan dan menjadi beban usaha untuk di tahun selanjutnya.

Adapun salah satu proses pengadaan bahan bakar dan pemeliharaan rutin sepenuhnya kewenangan atas pihak PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan. Dimana nilai pagu atas setiap pengadaan / pekerjaannya dibawah tiga ratus juta rupiah (Rp300.000.000) dan bersifat rutin (berlangsung secara berulang). Sedangkan kewenangan atas proses pengadaan / pekerjaan pada biaya pemeliharaan Non Rutin berdasarkan nilai kewenangan dan sifat anggaran tersebut terhadap asset perusahaan yang dibagi atas 2 (dua) ketentuan yaitu :

(12)

1. Untuk pengadaan / pekerjaan di lingkungan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan dengan nilai diatas Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dan dibawah Rp. 1.000.000.000, (satu milyar rupiah) sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan atas izin PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara dengan menerbitkan Surat Kuasa Kerja Operasi (SKKO).

2. Untuk pengadaan / pekerjaan di lingkungan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan dengan nilai diatas Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar) sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.

Permasalahan yang terdapat didalam dua ketentuan tersebut, untuk pengadaan/ pekerjaan di lingkungan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan dalam setiap tahunnya berkisar sekitar ≤ Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar) yang secara otomatis menjadi tanggung jawab sepenuhnya PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Utara, namun pihak PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Utara memiliki waktu yang cukup lama untuk penerbitan Surat Kuasa Kerja Operasional (SKKO) yang nantinya akan diberikan kepada PT.

PLN (Persero) Pembangkitan sektor Belawan sehingga pengadaan / pekerjaan di lingkungan PT. PLN (Persero) sektor Pembangkitan Belawan menjadi tertunda dan secara otomatis nilai pengadaan / pekerjaan tersebut akan meningkat di tahun selanjutnya.

Keterangan dari perbandingan data yang diberikan dapat dinilai apakah realisasi anggaran operasi non rutin telah berjalan dengan efisien dan dapat

(13)

diketahui penyebab realisasi terhadap anggaran mengalami penurunan setiap tahunnya. Untuk menyediakan rencana mengenai aktivitas aliran dana PT.PLN (Persero) Sektor Belawan dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

Oleh karena itu penulis ingin mengetahui lebih banyak dan tertarik untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah mengenai “ Evaluasi realisasi anggaran operasional pada PT. PLN (Persero) Sektor Belawan”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah 1. Apakah realisasi atau penyerapan anggaran sudah sesuai dengan Rencana

Kerja Anggaran Perusahaan ?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat realisasi anggaran terhadap Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang sudah ditetapkan pada PT.PLN (Persero) Sektor Belawan ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui Apakah realisasi atau penyerapan anggaran sudah sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) ?

(14)

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat realisasi anggaran terhadap Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang sudah ditetapkan pada PT.PLN (Persero) Sektor Belawan ?

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan, dapat digunakan sebagai bahan masukan atas kendala yang terjadi pada proses penyerapan anggaran. Sehingga tujuan perusahaan yang terdapat pada Rencana Kerja Anggaran Perusahaan dapat terealisasi seluruhnya sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

2. Bagi Peneliti, untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaika studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III Jurusan Manajemen Keuangan Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai bahan masukan dan pembelajaran dalam melakukan atau melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan judul tugas akhir ini.

(15)

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan merupakan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan terletak didalam sebuah pulau yang bernama Naga Putri dengan Luas wilayah 47 Hektar, didesa pulau sicanang, kecamatan Medan Belawan, 24 KM sebelah Utara kota Medan, dekat dengan pesisir pantai dan pelabuhan Belawan. Berdiri pada tahun 1983 dan mulai berproduksi pada tahun 1984 dengan kapasitas awal 130 MW. Saat ini sudah berkembang menjadi 1.156,3 MW yang terdiri dari 4 unit PLTU, 2 Unit Blok PLTGU dan 5 Unit PLTG. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan adalah salah satu unit pembangkit di Sumatera bagian utara yang mempunyai tugas pokok mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit. Pada tahun 1973 dilakukan studi kelayakan oleh pemerintah Jepang (OCTA) yang dilanjutkan pada tahun 1974 oleh tim Survey Direktorat Bina Program. Pada tanggal 31 Oktober 1974 diusulkan lokasi sebagai berikut :

1. Kampung Belawan II.

2. Kampung Belawan III.

3. Muara Sungai Dua.

4. Pulau Naga Putri.

(16)

PT PLN bersama-sama dengan Energoinvest Yugoslavia melakukan survey menentukan lokasi yang diusulkan untuk pembangunan PLTU unit 1 dan 2 pada lokasi yang diusulkan tersebut, yang akhirnya ditentukan lokasi Pulau Naga Putri. Pada tanggal 02 April 1977 ditanda-tangani kontrak pembangunan PLTU unit 1 dan 2 dengan kapasitas 2 x 65 MW antara PLN dengan Energoinvest dengan nomor kontrak PJ.005/PST/1977.

Beradasarkan hasil penelitian, maka dipilihlah Pulau Sicanang ( ± 24 km dari kota Medan ) sebagai tempat berdirinya PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan. Adapun jenis pembangkitan, kapasitas dan jumlah unit di Sektor Belawan dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Unit Sektor Pembangkitan Belawan

JenisPembangkit Junlah (Unit) Kapasitas Terpasang (MW)

1. PLTU 4 260

2. PLTG 5 626,3

3. PLTGU 2 270

Total 1.156,3

Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan (2013)

Pada tanggal 30 Mei 1984 PLTU unit 2 paralel dengan sistem Medan kemudian disusul dengan PLTU unit 1 yang paralel pada tanggal 14 November 1984. Kemudian disusul dengan pembangunan PLTU Unit 3 dan PLTU unit 4, kemudian disusul dengan pembangunan Unit PLTGU.

(17)

Pada tahap pertama dilakukan pembangunan pembangkit PLTGU Blok I yang terdiri dari 2 pembangkit Gas Turbin (GT 11 dan GT 12) dan satu pembangkit tenaga Uap (ST10). Pembangkit ini dinyatakan berhasil dikombinasikan dan mulai beroperasi tanggal 05 November 1993. Sementara pembangunan PLTGU Blok II yang terdiri dari dua unit instalasi tenaga Gas Turbin (GT 21 dan GT 22) dan satu unit instalasi Tenaga Uap (ST 20) mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun 1994. Pada tanggal 11 Oktober 1994, PLTG unit 21 (GT 21) mulai di operasikan dalam siklus terbuka (Open cycle) dan kemudian pembangunan terus dilakukan untuk instalasi Tenaga Uap (ST 20). Pembangkit tenaga kombinasi PLTG Blok II dinyatakan bekerja dalam siklus tertutup (close Cycle) mulai tanggal 08 Agustus 1995.

Sementara itu juga pembangunan PLTG lot 3 dilakukan pada bulan maret 2008 dan mulai beroprasi pada bulan februari 2010, dengan menggunakan bahan bakar HSD dan daya terpasang 120 MW.

1. Visi

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

2. Misi

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

(18)

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

3. Strategi Pemasaran

Usaha untuk mencapai misi perusahaan tersebut, perlu disusun strategi perusahaan yang sesuai dengan visi perusahaan. Strategi yang disusun oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan, diuraikan menjadi tujuh sasaran pokok yaitu :

a. Peningkatan pelayanan

b. Peningkatan mutu dana keandalan c. Peningkatan efisiensi

d. Pemasaran yang agresif

e. Peningkatan sumber daya manusia

f. Peningkatan menejemen informasi sistem dan computer g. Peningkatan hubungan masyarakat

4. Motto Perusahaan

Motto perusahaan adalah “Bekerja, Bekerja, dan Bekerja”

5. Makna Logo Perusahaan

Gambar 2.1: Logo Perusahaan

Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

(19)

Keterangan gambar :

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal, Menjadikan bidang dasar bagi elemen–

elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.

Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau kilat, Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahan.

Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.

Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan berserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.

3. Tiga Gelombang, Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap di perlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik

(20)

bagi para pelanggan. Ketiga elemen ini yang menjadi arti penting bagi perusahaan PLN tersebut.

B. Struktur Organisasi

Pada umumnya suatu organisasi baik itu organisasi massa maupun organisasi usaha, harus mempunyai struktur organisasi agar perjalanan usaha dapat berlangsung dengan baik, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan efektif. Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional.

Struktur organisasi dapat memberikan gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam organisasi dengan jelas. Pembentukan struktur organisasi secara umum diikuti dengan penyusunan analisa jabatan dan uraian jabatan yang mempertegas dalam pembagian pekerjaan dalam arti pekerja mengetahui siapa yang menjadi atasannya, pekerja apa yang diharapkan darinya dan apa yang harus dikerjakannya, apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan lain sebagainya. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda menurut kegiatan usahanya. Struktur organisasi merupakan faktor yang memegang peranan penting sebagai petunjuk dalam pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap bagian dan sekaligus diperlukan untuk mencegah kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas dan tanggug jawab dari tiap bagian dan juga merupakan upaya untuk mencapai lancarnya kegiatan perusahaan.

(21)

(22)

C. Uraian Pekerjaan

Tugas dan wewenang masing-masing fungsi dalam struktur organisasi PT PLN (Persero) secara umum adalah sebagai berikut:

1. Manajer

Tugas pokok Manajer Sektor adalah bertanggung jawab atas pencapaian produksi tenaga listrik secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pelanggan serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan seluruh asset perusahaan yang menjadi tanggung jawab unitnya. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Manajer Sektor dibantu oleh:

2. Asisten Manajer Enjineering

Tugas pokok Asisten Manajer Enjineering yaitu merencanakan dan mengevaluasi pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan target kinerja, mengevaluasi sistem kinerja dan pencapaiannya serta upaya peningkatannya, membuat rencana atau usulan tindak lanjut perbaikan kinerja, mengevaluasi teknologi informasi yang dipergunakan & membuat usulan rencana pengembangan dan pengaplikasian sistem teknologi informasi, mengevaluasi lingkungan hidup dan keselamatan ketenagalistrikan di sekitar unit pembangkitan serta membina Sumberdaya Manusia di Bagian Enjineering.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Asisten Manajer Enjineering dibantu oleh staf yang terdiri dari Jabatan Fungsional.

(23)

3. Asisten Manajer Operasi

Tugas pokok Asisten Manajer Operasi adalah bertanggung jawab terhadap pengoperasian sistem pembangkitan tenaga listrik, pengelolaan persediaan dan pemakaian bahan bakar minyak dan pelumas, mengawasi pengelolaan limbah dan lingkungan hidup serta membina Sumberdaya Manusia di Bagian Operasi. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Asisten Manajer Operasi dibantu oleh: Supervisor Operasi PLTGU, Supervisor Operasi PLTGU Shift A/B/C/D*, Supervisor Operasi PLTU, Supervisor Operasi PLTU Shift A/B/C/D*, Supervisor Pengusahaan Pembangkit.

4. Asisten Manajer Pemeliharaan PLTGU

Tugas pokok Asisten Manajer Pemeliharaan PLTGU adalah bertanggung jawab terhadap pemeliharaan sistem pembangkit serta keandalan tenaga listrik dan menyusun Rancangan Anggaran Biaya pemeliharaan pembangkit serta membina Sumberdaya Manusia di Bagian Pemeliharaan PLTGU.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Asisten Manajer Pemeliharaan PLTGU dibantu oleh: Supervisor Pemeliharaan Turbin Gas dan HRSG PLTGU, Supervisor Pemeliharaan Turbin Uap dan Alat bantu PLTGU, Supervisor Pemeliharaan Listrik PLTGU, Supervisor Pemeliharaan Kontrol Instrumen PLTGU, Supervisor Pemeliharaan PLTG, Supervisor Pemeliharaan Boiler dan Alat bantu PLTU, Supervisor Pemeliharaan Turbin Uap dan Alat bantu PLTU, Supervisor Pemeliharaan Listrik PLTU, Supervsior Pemeliharaan Kontrol Instrumen PLTU, Supervisor Sarana Pembangkit PLTGU.

(24)

5. Asisten Manajer Pemeliharaan PLTU

Tugas pokok Asisten Manajer Pemeliharaan PLTU adalah bertanggung jawab terhadap pemeliharaan system pembangkit serta keandalan tenaga listrik dan menyusun Rancangan Anggaran Biaya pemeliharaan pembangkit serta membina Sumberdaya Manusia di Bagian Pemeliharaan PLTU. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Asisten Manajer Pemeliharaan PLTU dibantu oleh: Supervisor Pemeliharaan Boiler dan Alat bantu PLTU, Supervisor Pemeliharaan Turbin uap dan Alat bantu PLTU, Supervisor Pemeliharaan Listrik PLTU, Supervisor Pemeliharaan Kontrol Instrumen PLTU, Supervisor Bengkel dan Sarana Pembangkit PLTU.

6. Asisten Manajer Keuangan, SDM dan ADM

Tugas pokok Asisten Manajer SDM & Keuangan adalah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pembinaan kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga kantor, pelaksanaan pembinaan administrasi Sumberdaya Manusia, pengelolaan sistem Manajemen Unjuk Kerja pegawai, merencanakan Pendidikan & Pelatihan pegawai, mengendalikan anggaran dan keuangan serta analisis penyerapannya, analisis neraca/laporan laba rugi, mengelola logistic dan pergudangan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Asisten Manajer SDM dan Keuangan dibantu oleh:

7. Supervisor Sekretariat dan Umum

Tugas pokok Supervisor Sekretariat dan Umum adalah melaksanakan kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga kantor, pemeliharaan kendaraan

(25)

dinas dan pengadaan fasilitas atau sarana kerja kantor serta pemeliharaannya, mengelola pengamanan dan ketertiban lingkungan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Supervisor Sekretariat dan Umum dibantu oleh staf yang terdiri dari Jabatan Fungsional.

8. Supervisor K3 dan Keamanan

Tugas pokok Supervisor K3 dan Keamanan adalah mengelola dan mengawasi pelaksanaan administrasi K3 dan keamanan, serta pembinaan tentang K3 dan Keamanan di lingkungan karyawan, mitra kerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan, merumuskan sistem/ pola tentang K3 dan keamanan yang optimal & kebutuhan peralatan K3 sesuai ketentuan, menyusun SOP tentang K3 dan Keamanan untuk pedoman pelaksanaan serta melaksanakan sosialisasi K3 secara periodik untuk ketaatan pelaksanaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Supervisor K3 dan Keamanan dibantu oleh staf yang terdiri dari Jabatan Fungsional.

9. Supervisor Kepegawaian dan Diklat

Tugas pokok Supervisor Kepegawaian dan Diklat adalah mengelola administrasi SDM dan kesejahteraan/kesehatan pegawai serta pengelolaan emolument pegawai termasuk membantu penyusunan anggaran biayanya, mengidentifikasi potensi pengembangan pegawai di Unit, merencanakan kebutuhan diklat bagi pegawai untuk menunjang kinerja Perusahaan, merencanakan pelaksanaan sertifikasi kompetensi pegawai dan membuat laporan

(26)

periodik. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Supervisor Kepegawaian dan Diklat dibantu oleh staf yang terdiri dari Jabatan Fungsional.

10. Supervisor Keuangan

Tugas pokok Supervisor Anggaran & Keuangan adalah mengelola dan mengendalikan kas serta pengelolaan administrasi perpajakan (memungut, menyetor dan melaporkan pajak-pajak) dan menganalisa arus kas serta membuat laporan keuangan secara periodik. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Supervisor Anggaran & Keuangan dibantu oleh staf yang terdiri dari Jabatan Fungsional.

Dari sisi Akuntansi adalah melaksanakan akuntansi umum, akuntansi biaya dan persediaan serta AT/PDP, mengelola akuntansi aktiva tetap dan pergudangan, bahan bakar dan pelumas serta menganalisa neraca maupun laba rugi serta membuat laporan akuntansi secara periodik.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Supervisor Keuangan dibantu oleh staf yang terdiri dari Jabatan Fungsional.

11. Supervisor Logistik

Tugas pokok Supervisor Logistik adalah mengelola permintaan pengadaan barang, memonitor rencana anggaran biaya dan harga pokok satuan yang telah disahkan oleh Manajer Sektor, memeriksa kontrak-kontrak pengadaan barang, mengelola administrasi pergudangan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Supervisor Logistik dibantu oleh staf yang terdiri dari Jabatan Fungsional.

(27)

D. Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2016 ini PT PLN (Persero) sektor Pembangkitan Belawan memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan. Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:

a. Penyelesaian pekerjaan Gardu Induk 150 Kv Perbaungan b. Pekerjaan transmission line 150 kV Sei Rotan - Belawan, c. Pekerjaan transmission Line 150 kV Lamhotma - Labuhan, d. Pekerjaan Gardu Induk 150 kV Lamhotma,

e. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan,

f. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan – Belawan.

E. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT PLN (Persero) sektor Pembangkitan Belawan pada tahun 2016 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen serta menyelesaikan semua proyek yang sedang berjalan.

(28)

Anggaran (Budget) merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Menurut Mulyadi, anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalam satuan moneter standar yang mencakup jangka waktu satu tahun.

Menurut Tunggal (1995) Anggaran adalah suatu rencana keuangan suatu perusahaan dalam jangka waktu pendek (biasanya satu atau dua tahun pada waktu yang akan datang), serta konsisten dengan rencana strategi atau rencana jangka panjang (yang secara tipikal merupakan suatu rencana yang mencakup lima sampai sepuluh tahun). Sedangkan menurut Darsono dan Purwanti ( 2008:1) Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.

Pada umumnya disusun secara tertulis dalam pembahasan pengertian anggaran atau budget, terdapat empat unsur yang lekat dalam anggaran.

Keempat unsur tersebut, yaitu:

(29)

1. Rencana

Rencana adalah penentuan tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Beberapa alasan diperlukannya suatu rencana oleh organisasi antara lain:

a. adanya ketidakpastian di masa yang akan datang

b. banyaknya alternatif di masa yang akan datang

c. rencana merupakan pedoman kerja perusahaan

d. rencana sebagai alat koordinasi dari seluruh bagian yang ada di perusahaan

e. rencana sebagai alat pengawasan (control) terhadap pelaksanaan.

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan atau pemerintah

Anggaran harus meliputi seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam organisasi.

3. Dinyatakan dalam unit moneter

Pada dasarnya, satuan untuk setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena Itu, anggaran harus disusun dalam sebuah satuan yang seragam yaitu unit moneter atau nilai uang. Keseragaman ini diperlukan untuk menyederhanakan dan memudahkan penerjemahan anggaran.

(30)

4. Jangka waktu tertentu yang akan datang

Anggaran berlaku untuk masa yang akan datang, hal ini berarti bahwa kegiatan dan nilai-nilai yang terdapat dalam anggaran merupakan perkiraan tentang apa yang terjadi di masa yang akan datang.

B. Manfaat Anggaran

Ada beberapa manfaat anggaran yang sangat diperhitungkan saat ini oleh perusahaan-perusahaan. Manfaat anggaran menurut Nafarin (2007:19) , diantaranya :

1. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.

2. Dapat memotivasi pegawai.

3. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.

4. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

5. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

6. Alat pendidikan bagi para manajer.

C. Fungsi Anggaran

Fungsi anggaran bermanfaat untuk membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut Gunawan (2003:50-52) fungsi anggaran sebagai berikut :

a. Dalam bidang perencanaan.

1. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian.

(31)

2. Mengarahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan .

3. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.

4. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.

5. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.

6. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih selektif b. Dalam bidang koordinasi

1. Membantu mengkoordinasi faktor manusia dengan perusahaan.

2. Menghubungkan aktifitas perusahaan dengan trend dalam bidang dunia usaha.

3.Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan

4. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi.

c. Dalam bidang pengawasan.

1. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran.

2. Untuk mencegah secara umum pemborosan-pemborosan.

Jadi dengan melihat uraian diatas secara tegas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dengan menyusun anggaran secara cermat dan baik akan mendatangkan manfaat-manfaat bagi perusahaan, yang pada pokoknya :

1. Mendorong setiap individu di dalam perusahaan untuk berfikir kedepan.

(32)

2. Mendorong terjadinya kerja sama antar masing-masing bagian, karena setiap bagian menyadari bahwa mereka tidak dapat berdiri sendiri.

3.Mendorong adanya pelaksanaan atas partisipasi, karena setiap bagian terlibat untuk ikut serta memikirkan rencana kerjanya.

Dari kutipan diatas, dapat diuraikan bahwa anggaran berguna untuk membantu pelaksanaan fungsi manajemen, terutama perencanaan, koordinasi, dan pengendalian. Anggaran juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi manjemen sebagai perencanaan mengenai apa yang dilakukan di masa yang akan datang, sehingga manajemen dapan memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada dan mengurangi ancaman-ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam organisasi.

D. Jenis-jenis Anggaran

Anggaran disusun untuk rencana kerja perusahaan di masa yang akan datang.

Oleh sebab itu anggaran harus disusun sebaik mungkin dengan berdasarkan data anggaran tahun sebelumnya untuk mencapai kinerja perusahaan yang baik.

Dalam peyusunannya anggaran dikelompokkan berdasarkan jenis anggarannya.

Menurut Shim dan Siegel (2000:4). Adapun jenis-jenis anggaran adalah sebagai berikut :

1. Anggaran Operasi (Operating Budget) digunakan untuk menghitung biaya produk yang diproduksi atau jasa yang dihasilkan. Anggaran jenis ini memeriksa aspek manufaktur dan operasi bisnis.

2. Anggaran keuangan (Financial Budget) dapat digunakan untuk memeriksa kondisi keuangan dari divisi, yaitu dengan memeriksa rasio

(33)

aktiva terhadap kewajiban (assets to liabilities), arus kas, modal kerja, profitabilitas, dan statistic ainnya yang berhubunngan dengan kesehatan ruangan.

3. Anggaran kas (Cash Budget) digunakan untuk perencanaan dan pengendalian terhadap kas.

4. Anggaran pengeluaran modal (Capital Expenditure Budget) berisi proyek-proyek penting jangka panjang dan modal (aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan) yang harus dibeli.

5. Anggaran supplemental (Suplementa Budget) memberikan pendanaan tambahan utuk item-item yang tidak termasuk dalam anggaran regular.

6. Anggaran Bracket (Bracket Budget) merupakan rencana kontinjensi dimana biaya diprediksi pada jumah yang lebih tinggi dan lebih rendah dari pada angka dasarnya (base figure).

7. Anggaran stretch merupakan anggaran yang optimis dan biasanya digunakan untuk penjualan yang diproyeksikan tinggi pencapaannya.

Sedangkan menurut pendapat Adisaputro dan Asri (2003 : 12 -14) adapun jenis-jenis anggaran adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan fleksibiitasnya, anggaran dikelompokkan menjadi : a) Anggaran Tetap (Fixed Budget)

Yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dimana volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan revenue, cos, dan expenses.

b) Anggaran Kontiyu (Contiyu Budget)

(34)

Yaitu Anggaran yang disusun untuk periode tertentu, volume tertentu dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya revenue, cost, dan expenses. Anggaran ini disusun untuk mengetahui apakah asumsi- asumsi dasar masih dapat dipakai atau tidak , maka secara periodic dilakukan peniaian kembali (Reviewing).

2. Berdasarkan financial plan, maka anggaran dibedakan menjadi : a) Anggaran Jangka Panjang (Strategic plan)

Anggaran yang merupakan suatu perencanaan perusahaan untuk jangka waktu yang lama, yakni lebih dari satu tahun atau bahkan lebih dari lima atau sepuluh tahun.

b) Anggaran Tahunan (Tacctial Plan)

Anggaran yang merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan suatu perusahaan.

c) Anggaran Operasional (Operating Budget)

Anggaran operasional merupakan rencana seluruh kegiatan- kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuannnya. Anggaran operasional dibagi menjadi kelompok, yaitu :

1. Anggaran Proyeksi Rugi/Laba

Yaitu anggaran yang menghitung atau menaksir besarnya laba.

2. Anggaran pembantu laporan Rugi/ Laba

Anggaran yang meliputi seluruh kegiatan-kegiatan yang menyokong penyusunan suatu laporan rugi/laba. Anggaran ini meliputi :

(35)

a. Anggaran penjualan, yaitu anggaran yang menggambarkan berapa volume yang diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan- penjualan pada periode yang akan datang.

b. Anggaran produksi, yaitu anggaran yang merencanakan secaralebih terinci tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di bidang produksi.

c. Aggaran Biaya Distribusi, yaitu anggaran yang mencakup semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam hubugannya dengan kegiatan memasarkan produk.

d. Anggaran Biaya Umum dan Administrasi, yaitu anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang akan dikeluarkan oeh perusahaan untuk direksi dan stafnya, bagian keuangan dan bagian administrasi.

e. Anggaran Tipe Appropriasi, yaitu anggaran biaya yang tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari anggaran-anggaran sebelumnya.

3. Anggaran Keuangan (Financial Budget)

Anggaran yang disusun sebagai akibat terjadinya perubahan kekayaan, utang dan piutang perusahaan. Anggaran keuangan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :

a. Anggaran Proyeksi Neraca

Yaitu anggaran yang mencerminkan perkiraan semua aktiv dan passive yang akan dimiliki oleh perusahaan pada akhir suatu periode produksi.

(36)

b.Anggaran Pembantu Proyeksi Neraca

Yaitu Anggaran yang memerinci masing-masing pos yang ada dalam neraca, terutama pos-pos yag berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan. Anggaran ini terbagi lagi menjadi :

1. Anggaran Kas, yaitu anggaran yang menggambarkan aliran kas masuk dan kas keluar sebagai akibat dari kegiatan operasi perusahaan.

2. Anggaran Piutang, yaitu anggaran yang mendasarkan diri pada anggaran penjualan sebagai akibat dari terjadinya penjualan kredit.

3. Anggaran Utang, yaitu anggaran yag mendasarkan diri pada besarnya pembelian secarakredit dan besarnya buga pinjaman yang belum dibayar dan lain-lain

4. Anggaran Penambahan Modal, yaitu anggaran yang pada dasarnya disusun untuk jangka panjang.

5. Anggaran Penyusutan Aktiva, yaitu anggaran yang disusun oleh perusahaan sebagai akibat dari jumlah aktiva perusahaan yang banyak yag memiliki umur ekonomis dan metode penghitungan penyusutan yang berbeda.

E. Jenis-jenis anggaran PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan Adapun beberapa anggaran yang terdapat pada PT (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan yaitu :

(37)

1. Anggaran Kepegawaian, yang terdiri dari biaya penghasilan bulanan, cuti, diklat, dan lain-lain.

2. Anggaran Biaya Administrasi Umum, yang terdiri dari honorarium, asuransi, teknologi informasi, sewa gedung, pajak, iuran, abodemen, iklan, dan lain-lain.

3. Anggaran Biaya Operasional, yang merupakan anggaran yang didalamnya terdapat seluruh rencana pengadaan dan pekerjaan penunjang operasional mesin pembangkit. Anggaran Biaya Operasional pada PT. PLN (Persero) Sektor Belawan terbagi atas dua yaitu :

a. Biaya Operasional Rutin

Merupakan Biaya atas suatu Pekerjaan yang tingkat kebutuhannya harus terpenuhi dalam satu periode tertentu secara berkelanjutan dan tidak dapat ditunda. Pada perusahaan ditemukan banyak item pekerjaan yang termasuk dalam biaya ini antara lain Biaya Bahan Bakar untuk mesin pembangkit, cairan kimia untuk kebutuhan laboratorium pembangkit, jasa pembasmian hama serta jasa cleaning service. Semua kegiatan tersebut sangat penting bagi kelangsungan kegiatan perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya. Perusahaan dalam hal ini memegang kendali penuh atas proses pelaksanaannya baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasannya. Dari sisi Anggaran Perusahaan biaya operasional rutin merupakan suatu pekerjaan yang memiliki nilai material dibawah 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).

(38)

b. Biaya Operasional Non Rutin

Merupakan Biaya atas suatu Pekerjaan yang tingkat kebutuhannya harus terpenuhi dalam satu periode yang tidak dapat ditentukan namun sudah direncanakan dalam waktu yang cukup lama. Pada perusahaan ditemukan beberapa pekerjaan yang bersifat non rutin antara lain Pengadaan jetty untuk sandaran kapal pengangkut minyak, pembangunan pondasi untuk mesin pembangkit baru, pengadaaan komponen material mesin yang tergolong barang mewah dan hanya diproduksi oleh satu perusahaan tunggal di luar negeri serta pemasangan tiang pancang untuk dermaga kapal. Perusahaan dalam hal ini tidak memegang kendali penuh atas proses pelaksanaannya baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasannya.

Pada proses pelaksanaan dan pengawasan sepenuhnya menjadi kewenangan dan tanggung jawab PT PLN (Persero) Kantor Induk.

Dari sisi Anggaran Perusahaan biaya operasional rutin merupakan suatu pekerjaan yang memiliki nilai material diatas Rp.

300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.

1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Dikarenakan nilai nya yang cukup krusial maka proses kontrak dan pembayaran sepenuhnya dilakukan oleh PT PLN (Persero) Kantor Induk. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan hanya mengusulkan pekerjaan untuk diproses oleh PT PLN (Persero) Kantor Induk.

(39)

F. Keunggulan dan kelemahan Anggaran

Disisi lain anggaran juga memiliki keunggulan dan kelemahan bagi perusahaan yang menggunakannya, dan menurut Charles dalam bukunya yang berjudul “Pengantar AKuntansi Manajemen” (1991:190) menuliskan beberapa keunggulan dan kelemahan dari anggaran, yaitu sebagai berikut :

a) Keunggulan Anggaran

1. Hasil analisis lingkungan internal perusahaa yaitu analisis data historis perusahaan yang menjelaskan kekuatan dan kelemahannya kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja dimasa menndatang.

2. Hasil analisis lingkungan eksternal yang menjelaskan peluang bisnis dan kendala yang dihadapinya, kemudian dijadikan bahan baku untuk embuat program kerja di masa mendatang.

3. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional dan keuangan.

4. Sebagai sarana koordinasi antar seksi, bagian, divisi dalam suatu perusahaan.

5. Sebagai sumber rasa tanggungjawab dan partisipasi aktif semua kepala seksi bagian, divisi dalam suatu perusahaan.

6. Sebagai dasar untuk mengetahui wewenang dan tanggungjawab semua level manajer.

(40)

b. Kelemahan anggaran

1. Prediksi kegiatan bisnis di masa mendatang belum tentu tepat atau belum tentu mendekati kenyataan.

2. Perubahan kondisi politik, social, ekonomi, bisnis di masa mendatang sulit diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuat anggaran

3. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun dalam

pelaksanaannya.

4. Pembuat anggaran (kepala seksi, bagian, divisi) sering berpikir subjektif mementingkan seksinya,bagiannnya, atau divisinya saja.

5. Anggaran pada umumya sangat identic sehingga sulit untuk dicapai dan dapat mengakibatkan para pelaksana frustasi.

G. Tujuan Anggaran

Menurut Purwanti (2008:8) ada beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain :

1. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar manajer

2. Digunakan sebagai landasan yurisid formal dalam memilih sumber dan investasi dana

3. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.

4. Memaksa manajer membuat rencana kerja

5. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

(41)

6. Sebagai tolak ukur mengevaluasi kinerja

7. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

8. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.

9. Membantu mengambil keputusan

H. Pengertian Evaluasi

Berdasarkan waktu, evaluasi dilakukan di akhir tahun untuk kepentingan penyusunan rencana kerja. Atau evaluasi pada pertengahan kegiatan untuk kepentingan repoting dan recording kegiatan kita. Untuk itu defenisi dari Evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan kemudian dibuat suatu kesimpulan dan penyusunan saran pada setiap tahap dari pelaksanaan program (Azwar, 1996)

Evaluasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu penilaian secara kuantitatif dari apa yang diharapkan/diinginkan oleh perusahaan dalam melakukan investasi pada suatu proyek atau program, dimana harapan/keinginan dinilai dari segi biaya dan konsekuensinya. Dimana, konsekuensi adalah hasil positif atau manfaat dari suatu program.

I. Jenis-jenis Evaluasi

Mardikanto (1993) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis evaluasi, yaitu:

(42)

1. Evaluasi program adalah evaluasi untuk mengkaji kembali usulan program yang sudah dirumuskan sebelum proyek itu dilaksanakan. Tentang evaluasi program ini, secara khusus Rossi dalam Mardikanto (1993) sangat menekankan pentingnya kegiatan evaluasi terhadap:

2. Siapa (kelompok) sasaran program, dimana lokasinya, dan bagaimana spesifikasi (kekhususan) kelompok sasaran program tersebut.

3. Apakah metode yang terbaik yang akan dilakukan demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

4. Apakah program tersebut benar-benar konsisten dengan tujuan yang diinginkan.

5. Seberapa jauh peluang keberhasilan program yang akan dilaksanakan.

J. Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program, memberikan justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada dalam kegiatan, memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil yang telah direncanakan

K. Klasifikasi Evaluasi

Klasifikasi evaluasi dapat dilakukan berdasarkan pada : 1. Apa yang dievaluasi

2. Tujuan evaluasi 3. Fokus evaluasi 4. Pendekatan evaluasi

(43)

5. Orientasinya

Berdasarkan apa yang dievaluasi, evaluasi dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok :

1. Evaluasi kegiatan 2. Evaluasi program 3. Evaluasi kebijakan

4. Evaluasi pengelolaan kebijakan

5. Evaluasi pengelolaan sumber daya manusia 6. Evaluasi terhadap sistem dan governance

7. Evaluasi terhadap struktur, mekanisme, dan prosedur 8. Evaluasi efisiensi, efektifitas, kehematan, dan kelayakan

Penggolongan evaluasi berdasarkan tujuan evaluasi dapat meliputi :

1.Evaluasi untuk tujuan tertentu, misalnya : untuk mempelajari fakta dan kemungkinan perbaikannya, untuk meningkatkan akuntabilitas, dan untuk meningkatkan kinerja

2. Goal free evaluation atau evaluasi untuk mencari peluang perbaikan yang tidak ditetapkan terlebih dahulu

Berdasarkan fokus evaluasinya, evaluasi dapat dibagi ke dalam lima kelompok :

1.Input Evaluation

Evaluasi input yaitu evaluasi untuk menilai suatu program yang belum atau akan dilaksanakan

2.Process Evaluation

(44)

Evaluasi proses yaitu evaluasi untuk menilai proses atau kegiatan 3.Output Evaluation

Evaluasi output yaitu evaluasi untuk menilai hasil kegiatan program 4.Impact Evaluation

Evaluasi dampak yaitu evaluasi untuk menilai dampak dari hasil pelaksanaan program

Berdasarkan pendekatannya, evaluasi dapat dibagi ke dalam ; 1. Evaluasi semu

Evaluasi semu adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan atau metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya tanpa berusaha untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan.

2. Evaluasi formal

Evaluasi formal adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai hasil- hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas daasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan.

3. Evaluasi keputusan teoritis

Evalusi keputusan teoritis adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat di pertanggung-jawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan

(45)

Berdasarkan orientasinya, evaluasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :

1. Evaluasi yang proaktif (proactive evaluation)

Evaluasi proaktif ini dapat dilakukan sebelum suatu kebijakan/program ditetapkan

2. Evaluasi yang klarifikatif (clarificative evaluation)

Evaluasi klarifikatif ini berfokus pada klarifikasi struktur internal dan fungsi dari suatu program dan kebijakan

3. Evaluasi interaktif (interactive evaluation)

Evaluasi intreaktif ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi atas implementasi program

4. Evaluasi monitoring (monitoring evaluation)

Evaluasi monitoring ini sangat tepat digunakan ketika program sudah dalam pelaksanaan. Evaluasi ini sudah melibatkan pengembangan sistem untuk pemantauan kemajuan program

5. Evaluasi dampak (impact evaluation)

Evaluasi ini digunakan untuk menilai hasil dan dampak program yang sudah mapan. Evaluasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang penghargaan atau kemanfaatan program. Evaluasi ini disebut juga evaluasi sumatif.

L. Deskripsi Anggaran pada PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

(46)

Adapun jenis Anggaran yang terdapat di lingkungan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dibagi menggunakan system Pos Anggaran yang telah ditetapkan pada akhir tahun sebelum tahun anggaran tersebut berjalan (Tactical Plan) yaitu terdiri dari :

1. POS 52 Kepegawaian merupakan pos anggaran yang didalamnya terdapat

biaya untuk mendukung kinerja seluruh pegawai PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan. Adapun biaya yang terdapat pada Pos anggaran ini yaitu :

Tabel 3.1

Rincian Pos 52 Kepegawaian PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

KODE POS ANGGARAN

URAIAN ANGGARAN

5.2 BIAYA KEPEGAWAIAN

5.2.1 Penghasilan Bulanan

5.2.1.1 Tarif Grade (P1)

5.2.1.2 Tarif Grade Transisi

5.2.1.3 Tunjangan Posisi (P2)

5.2.2 Cuti dan Lainnya

5.2.2.1 Tunjangan Cuti Tahunan

5.2.2.2 Tunjangan Cuti Besar

5.2.2.3 Penghargaan Kesetiaan Kerja/Winduan

5.2.2.4 Pesangon Pensiun Normal

5.2.2.5 Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR)

5.2.2.6 Iuran Pemberi Kerja

5.2.2.7 Asuransi Pegawai

5.2.2.8 Beban Pajak

5.2.3 Diklat dan Lainnya

5.2.3.1 Biaya Peserta Latihan (dikelola unit) 5.2.3.2

Biaya Diklat (dikelola Kantor Pusat dan Jasdik)

(47)

5.2.3.3 Pakaian Dinas

5.2.3.4 Perawatan Kesehatan

5.2.3.5 Premi Piket Shift

5.2.3.6 Uang Makan Lembur

5.2.3.7 Bonus / Insentif

5.2.3.8

Bantuan Pengganti Fasilitas Perumahan (BPFP)

5.2.3.9 Biaya Kepegawaian Lainnya

Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan tahun 2013-2015

2. POS 53 Biaya Operasional Bahan Bakar dan Pemeliharaan merupakan

pos anggaran yang didalamnya terdapat seluruh rencana pengadaan dan pekerjaan penunjang operasional mesin pembangkit. Dikarenakan pos anggaran ini terkait dengan kehandalan unit, maka pos anggaran ini mendapatkan perhatian khusus oleh perusahaan. Kinerja perusahaan dilingkungan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan ditentukan oleh kehandalan mesin di unit pembangkit.

a. Jenis Jenis Biaya Pos 53 Operasi Bahan Bakar dan Pemeliharaan pada Perusahaan

Adapun Jenis – jenis biaya yang terdapat pada Pos 53 dilingkungan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan yaitu :

(48)

Tabel 3.2

Rincian Pos 53 Biaya Operasi Bahan Bakar dan Pemeliharaan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

KODE POS ANGGARAN

URAIAN ANGGARAN 5.3.1 BIAYA BAHAN BAKAR 5.3.1.1 Ongkos Angkut dan Pengawasan 5.3.1.2 Pajak Permukaan Air

5.3.1.3 Minyak Pelumas

5.3.1.4 Bahan Bakar Minyak 1 HSD

2 MFO

5.3.1.5 Batu Bara

5.3.1.6 Gas Alam

5.3.1.7 Pasir

5.3.1.8 Limestone

5.3.1.9 Kimia

5.3.2 BIAYA PEMELIHARAAN 5.3.2.1 Biaya Pemeliharaan Rutin

5.3.2.1.1 PLTA

1 Material 2 Jasa

5.3.2.1.2 PLTU

1 Material 2 Jasa

5.3.2.1.3 PLTD

1 Material 2 Jasa

5.3.2.1.4 PLTG

1 Material 2 Jasa

5.3.2.1.5 PLTGU

1 Material 2 Jasa

5.3.2.1.6 IT

1 Material 2 Jasa 5.3.2.1.7 Sarana TU

1 Material 2 Jasa

5.3.2.2 Biaya Pemeliharaan Non Rutin

5.3.2.2.1 PLTA

(49)

Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan tahun 2013-2015 b. Penetapan RKAP Anggaran Biaya Operasional Pada Perusahaan

Anggaran Bahan Bakar dan Pemeliharaan pada PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan termasuk kedalam Pos 53 Operasi yang terdiri dari:

1. Bahan Bakar

Bahan Bakar merupakan unsur penting dalam pengoperasian mesin pembangkit. Namun dalam proses penetapan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) anggaran sepenuhnya dilakukan oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Utara selaku Kantor Induk untuk seluruh pembangkit di wilayah Sumatera Utara. Proses realisasi / pembayaran juga dilakukan secara terpusat oleh PT PLN (Persero) KANTOR PUSAT yang berdomisili di Jakarta.

Kewenangan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan hanya sebatas menerima, menggunakan, serta melaporkan pemakaian bahan bakar tersebut

1 Material 2 Jasa

5.3.2.2.2 PLTU

1 Material 2 Jasa

5.3.2.2.3 PLTD

1 Material 2 Jasa

5.3.2.2.4 PLTG

1 Material 2 Jasa

5.3.2.2.5 PLTGU

1 Material 2 Jasa

5.3.2.2.6 IT

1 Material 2 Jasa

5.3.2.2.7 Sarana TU

1 Material

2 Jasa

(50)

secara berkala ke PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang selanjutnya diteruskan ke PT PLN (Persero) KANTOR PUSAT.

2. Pemeliharaan

Pemeliharaan juga tidak kalah pentingnya dalam proses operasi mesin pembangkit. Pemeliharaan dibagi atas 2 (dua) kategori yaitu Pemeliharaan Periodik dan Pemeliharaan Non Periodik atau yang biasa disebut Pemeliharaan Rutin dan Pemeliharaan Non Rutin. Untuk penetapan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) atas pos anggaran ini dihitung dan ditetapkan oleh PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan untuk selanjutnya diusulkan pada awal tahun ke PT PLN(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara dalam bentuk Draft RKAP. Selanjutnya Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) atas Pos 53 Pemeliharaan tersebut akan disahkan oleh General Manager PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara secara keseluruhan berikut dengan Pos Anggaran lainnya.

Berikut merupakan data penetapan RKAP PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan Tahun Anggaran 2013 sampai dengan 2015 yang telahh disahkan oleh General Manager PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.

(51)

Tabel 3.3

Penetapan RKAP Pos 53 Biaya Operasi Bahan Bakar dan Pemeliharaan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

Tahun Anggaran 2013 - 2015 (dalam ribuan)

KODE POS ANGGARAN

URAIAN ANGGARAN

TOTAL PENETAPAN RKAP

2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp)

5.3.1

BIAYA BAHAN

BAKAR 7.997.234.056 9.521.248.494 8.267.113,850 5.3.1.1

Ongkos Angkut dan

Pengawasan 105.320.495 109.500.677 105.667.400 5.3.1.2

Pajak Permukaan

Air - - -

5.3.1.3 Minyak Pelumas 2.326.090 4.334.541 4.555.678 5.3.1.4

Bahan Bakar

Minyak 7.800.647.418 9.316.074.122 8.063.770.574 1 HSD 6.483.997.165 7.555.423.900 6.544.990.221 2 MFO 1.316.650.253 1.760.650.222 1.518.780.353

5.3.1.5 Batu Bara - - -

5.3.1.6 Gas Alam 76.469.333 78.788.454 78.898.666

5.3.1.7 Pasir - - -

5.3.1.8 Limestone - - -

5.3.1.9 Kimia 12.470.720 12.550.700 14.221.547

5.3.2

BIAYA

PEMELIHARAAN 399.137.289 549.513.965 451.551.787

5.3.2.1

Biaya Pemeliharaan

Rutin 35.279.582 37.795.055 37.027.621

5.3.2.1.1 PLTA - - -

1 Material - - -

2 Jasa - - -

5.3.2.1.2 PLTU 7.109.751 10.920.443 9.761.500

1 Material 5.070.751 7.800.443 7.000.500

2 Jasa 2.039.000 3.120.000 2.761.000

5.3.2.1.3 PLTD - -

1 Material - -

2 Jasa - -

(52)

5.3.2.1.4 PLTG 1.900.151 2.437.223 2.613.448 1 Material 1.670.151 1.997.223 1.733.445

2 Jasa 230.000 440.000 880.003

5.3.2.1.5 PLTGU 9.224.060 9.436.988 10.107.794

1 Material 9.200.060 9.400.988 10.078.500

2 Jasa 24.000 36.000 29.294

5.3.2.1.6 IT 499.077 388.480 422.699

1 Material 141.077 200.880 155.999

2 Jasa 358.000 187.600 266.700

5.3.2.1.7 Sarana TU 16.546.543 14.611.921 14.122.180 1 Material 7.663.538 7.890.521 7.900.739

2 Jasa 8.883.005 6.721.400 6.221.441

5.3.2.2

Biaya Pemeliharaan

Non Rutin 363.857.707 511.718.910 414.524.166

5.3.2.2.1 PLTA - - -

1 Material - - -

2 Jasa - - -

5.3.2.2.2 PLTU 125.489.837 187.557.888 43.636.335

1 Material 103.269.837 150.657.888 1.870.333 2 Jasa 22.220.000 36.900.000 41.766.002

5.3.2.2.3 PLTD - - -

1 Material - - -

2 Jasa - - -

5.3.2.2.4 PLTG 46.846.064 60.100.169 69.377.950

1 Material 41.515.064 51.656.089 60.777.900

2 Jasa 5.331.000 8.444.080 8.600.050

5.3.2.2.5 PLTGU 150.792.700 212.079.800 245.440.599 1 Material 101.014.700 160.090.800 189.663.799 2 Jasa 49.778.000 51.989.000 55.776.800

5.3.2.2.6 IT 3.111.651 4.447.554 4.555.397

1 Material 1.661.233 2.776.999 2.855.189

2 Jasa 1.450.418 1.670.555 1.700.208

5.3.2.2.7 Sarana TU 37.617.456 47.533.499 51.513.885 1 Material 18.609.093 25.866.945 23.121.444 2 Jasa 19.008.363 21.666.554 28.392.441 JUMLAH BIAYA BAHAN

BAKAR DAN

PEMELIHARAAN 8.396.371.345 10.070.762.459 8.718.665.652 Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan tahun 2013-2015

(53)

c. Proses Pengadaan Material dan Jasa Non Rutin Pada PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

Berikut akan disajikan berbagai bagian kerja yang terlibat dalam setiap proses pengadaan material dan jasa beserta fungsi dan perannya masing-masing :

No. Bagian Tugas & Fungsi Output

01 User / Pengguna material atau jasa

Memesan barang atau jasa sesuai kebutuhan kerja dilapangan baik yang sudah terencana maupun yang tidak terencana (emergency)

Work Order

Baik secara system maupun manual yang disetujui oleh atasan terkait

02 Rendal

(Perencanaan dan Pengendalian)

Menerima WO dari user untuk diproses perhitungan harga barang atau jasanya

RencanaAnggaran Biaya

03 Keuangan

-Menerima RAB untuk ditetapkan anggarannya dan memonitoring penggunaan anggaran.

-Mengusulkan pengadaan atau pekerjaan yang bernilai lebih dari 300 juta (Non Rutin) ke Kantor Induk.

-Melakukan pembayaran atas setiap tagihan vendor yang telah seslesai melaksanakan pekerjaan

-Validasi Anggaran -Surat usulan -Surat pengalihan Anggaran

04 Asman Keu SDM &

ADM

Mendisposisikan RAB yang telah di validasi anggarannya oleh Bagian Keuangan

Aprrove

05 Manajer

-Menyetujui / menolak RAB -Membuat Nota Dinas ke Panitia untuk selanjutnya diproses oleh Panitia

Nota Dinas Manajer

Panitia Pengadaan Barang & Jasa

Melakukan proses pengadaan dengan metode lelang yang telah ditentukan antara lain:

Pengumuman lelang -Undangan Vendor

(54)

06 a.Penunjukan Langsung b.Tender terbuka c.Tender tertutup

-RKS -Kontrak

07 Kantor Induk Terdiri dari:

a. General Manajer b. Manajer Produksi c. Manajer

Engineering d. Manajer

Keuangan

Menerima Surat Usulan Surat Kuasa Kerja dari Unit untuk diproses baik dari sisi anggaran maupun teknis pekerjaan.

-Surat Kuasa Kerja Operasi (SKKO)

Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan Tahun 2014

d.Prosedur Pengadaan Barang & Jasa serta Realisasi Penetapan RKAP Pos 53 Operasional Pada PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

1. Alur proses pengadaan atau pekerjaan dilingkungan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

Secara umum proses pengadaan Barang & Jasa atas Pemeliharaan Non Rutin (diatas 300 juta) yang terjadi di lingkungan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan dapat digambarkan sebagai berikut :

(55)
(56)

2.Pelaksanaan Realisasi Anggaran Operasi Non Rutin dilingkungan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan.

Tabel 3.4

Realisasi dan Penetapan RKAP Pos 53 Biaya Operasi Bahan Bakar dan Pemeliharaan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

(dalam ribuan) TAHUN

ANGARAN NILAI RKAP (Rp) REALISASI (Rp) SISA PAGU (Rp) 2013 8.396.371.34.11 11.965.464.124.00 (3.569.092.778.89) 2014 10.070.762.459.00 9.232.800.555.00 837.961.904.00 2015 8.718.665.652.00 8.143.911.130.00 574.754.522.00 Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan tahun 2013-2015

E. Evaluasi Realisasi Penetapan RKAP Pos 53 Operasi Non Rutin Pada PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

Tabel 3.5

Realisasi atas Penetapan RKAP Pos 53 Pemeliharaan Non Rutin PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

(dalam ribuan)

TAHUN ANGARAN NILAI RKAP REALISASI SISA PAGU

2013 363,857,707 120.566.780 243.290.926

2014 511,718,910 222.790.888 288.928.022

2015 414,524,166 130.657.771 283.866.395

Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan tahun 2013-2015

Referensi