• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol.14, No.1, Januari 2017 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol.14, No.1, Januari 2017 ISSN :"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Vol.14, No.1, Januari 2017 ISSN : 2087 – 0418

(2)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 36

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara

MEDIKONIS

Media Ilmiah Ekonomi & Bisnis

SusunanRedaksi

Penanggungjawab :

Ketua STIE Tamansiswa Banjarnegara Lustono, S.Pd, M.M.

Pimpinan Redaksi : Yenny Purbandari, S.E., MSi.

Dewan Redaksi : Sri Hayati, S.E., M.Si.

Yubiharto, S.E., M.Si.

Siti Maesaroh, S.Ip., M.M.

Sekretariat Dewan Redaksi : Ratna Suryani, S.Psi, M.Si

Yan Sitasari,S.Pt, M.Si

Administrasi : Tulus Riyanto, S.E.

Fera Hefiana, S.E.

Andi Wahyu Saputra, S.Kom Alamat Redaksi : STIE Tamansiswa Banjarnegara

Jl. Mayjend. Panjaitan No.29 Telp/Fax : 0286-595 043 Banjarnegara 53414

e-mail :[email protected]

www.stietsbara.ac.id

(3)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 37

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara Vol.14, No.1, Januari 2017 ISSN : 2087 – 0418

Daftar Isi

Susunan Redaksi ………. Ii

Daftar Isi ……… Iii

Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja dan Komunikasi terhadap Kinerja Pegawai RSUD HJ..

Anna Lasmanah Banjarnegara.

Amin Nur Rohman, Lustono

1-20

Pengaruh Kualitas Pelayanan, Keragaman Produk, Harga dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian di Deng Swalayan Banjarnegara

Arista Utami W, Sri hayati

21 – 37

Penggaruh Supervisi dan Faktor-Faktor Kompetensi terhadap Kinerja Guru Pegawai Negeri Sipil SMP Negeri di kecamatan Pagedongan kabupaten Banjarnegara

Kholis Setijadi

38-55

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman UMKM dalam menyusun laporan keuanga Berdasarkan SAK ETAP (studi kasus pada UMKM di kabupaten Banjarnegara)

Desti Wahyuningrum, Yubiharto

56-73

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas Pada perusahaan Makanan dan Minuman di ursa efek Indonesia periode 2013−2015

Yoga Pertiwi, Yenny Purbandari

74-91

Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal di kabupaten Banjarnegara tahun 2006-2015

Yogi Purpawardani, Yan Sitasari, S.Pt, M.Si

92-110

(4)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 38

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL DI KABUPATEN

BANJARNEGARA TAHUN 2006-2015

Yan Sitasari 1 , Yogi Purpawardani 2

Program Studi Akuntansi STIE Tamansiswa Banjrnegara

Email : [email protected]

ABSTRACT

The problems faced by local governments in public sector organizations is the budget allocation. The allocation of found budget is the number of locations for each programs. With limited resources, local governments should alloacated the revenue received for the shopping area that is productive. This research is located in Banajrnegara distric.

This study aimed to describe the effect knowledge variable general allocation fund and special allocation funds to capital expenditures, as well as to explain the variables the dominant influence on capital expenditure. This study a research library.

The data is used in this study is sekunder. Population in this study is DAU, DAK, and capital expenditure Banjarnegara distric office is sourced from departement of revenue, finance and asset management banjarnegara distric. Sampling in this study using saturated sampling. Analysis of the data in this study using multiple linier regression analysis with SPSS 16 software

These results indicate that the partial general allocation funds do not affect the capital expenditure with a significance value of 0.121. Partially special allocation funds do not affect the capital expenditure with a significance value of 0.106.

Simultaneously the general allocation fund and special allocation funds significant effect on capital expenditure with a significance value of 0.005.

Keywords: general allocation fund, a special allocation of funds, capital expenditure

(5)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 39

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara A. Latar Belakang Masalah

Adanya otonomi daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri dengan sedikit mungkin campur tangan dari pemerintah pusat. Sesuai dengan UU nomor 23 tahun 2014 menjelaskan bahwa pemberian otonomi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan layanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Tujuan diadakannya otonomi daerah adalah menciptakan kemandirian daerah dalam meningkatkan kesejahteraan pelayanan publik, pengembangan kehidupan berdemokrasi, keadilan, pemerataan dan pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah serta antar daerah (Dini, 2003)

Asas desentralisasi dalam penyelenggarakan pemerintah menurut UU nomor 23 tahun 2014 mencakup 4 hal yaitu :

1. Memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Keleluasaaan ekonomi artinya mencakup kewenangan yang utuh dan bulat dalam menyelenggarakan pemerintah termasuk penyusuna perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

2. Otonomi yang nyata, artinya daerah mempunyai keleluasaan untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang secara nyata ada, dibutuhkan, tumbuh, hidup dan berkembang di daerah.

3. Otonomi yang bertanggung jawab, berarti sebagai konsekuensi logis dari pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam pemberian pelayanan kepada publik dan peningkatan kesejahteraan bagi kesejahteraan masyarakat di daerahnya.

4. Otonomi untuk daerah provinsi diberikan secara terbatas yaitu (a) kewenangan lintas kabupaten/kota ; (b) kewenangan yang belum dilaksanankan oleh kabupaten/kota ; (c) kewenangan lain menurut PP nomor 25 tahun 2000.

Setiap daerah mempunyai kemampuan keuangan yang tidak sama dalam

mendanai kegiatan-kegiatannya, hal ini menimbulkan ketimpangan fiskal antara satu

daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi ketimpangan fiskal

pemerintah mengalokasikan dana yang bersumber kepada APBN untuk mendanai

kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi. Salah satu dana perimbangan

dari pemerintah ini adalah dana alokasi umum (DAU) yang pengalokasiannya

menekankan aspek pemerataan dan keteradilan yang selaras dengan penyelengaraan

urusan pemerintahan (UU Nomor 23 Tahun 2014). Dengan adanya transfer dari

pusat ini diharapkan pemerintah daerah bisa mengalokasikan DAU yang didapatnya

untuk membiayai Belanja Modal di daerahnya. Namun pada kenyataannya, transfer

dari pemerintah pusat merupakan sumber dana utama pemerintah daerah untuk

membiayai operasi utamanya sehari-hari atau belanja daerah. Belanja modal

(6)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 40

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara merupakan bagian dari belanja daerah yang juga didanai dari DAU, dan diperhitungkan oleh pemerintah daerah dalam APBD.

Dana transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah selain DAU adalah DAK yaitu dana alokasi khusus yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional (UU Nomor 23 Tahun 2014). DAK ini penggunaannya diatur oleh pemerintah pusat, dan hanya digunakan untuk kegiatan pendidikan, kesehatan, keluarga berencana, insfrastruktur jalan dan jembatan, insfrastruktur, irigasi, isnfrastruktur air minum dan sanitasi, prasaran pemerintah daerah, lingkungan hidup, kehutanan, sarana prasaran pedesaan, perdagangan, pertanian serta perikanan dan kelautan yang semuanya itu termasuk dalam belanja modal dan pemerintah daerah di wajibkan untuk mengalokasikan dana pendamping sebesar 10% dari nilai DAK yang diterimanya untuk kegiatan fisik. Dengan adanya pengalokasian DAK diharapkan dapat mepengaruhi belanja modal ,karena DAK cenderung akan menambah aset tetap yang dimiliki pemerintah guna meningkatkan pelayanan publik.

Hal tersebut dapat dilihat dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2006-2015 berikut ini. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 berikut:

Tabel 1.Penerimaan dana Aloksi Umum dan Dana Alokasi Khusus Tahun 2006-2015 (Per 31 Desember) dalam jutaan rupiah N

O

Tahun Target DAU

Realisasi Persentase (%)

Target DAK

Realisasi Persentase (%) 1 2006 422,509 422,509 100 31,865 31,865 100 2 2007 452,544 452,544 100 44,399 44,399 100 3 2008 488,707 488,707 100 58,868 58,868 100 4 2009 504,765 504,747 100 65,961 65,960 100 5 2010 506,783 506,783 100 60,953 60,953 100 6 2011 562,287 562,287 100 65,376 65,367 99,99 7 2012 681,395 681,395 100 67,730 67,730 100 8 2013 763,426 763,426 100 69,482 69,482 100 9 2014 826,044 826,044 100 61,066 61,066 100 10 2015 862,810 862,810 100 150,868 134,441 88,45

Sumber: DPPKAD Tahun 2006-2015

(7)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 41

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara Dari data yang diperoleh dari DPPKAD dari tahun 2006-2015 menjelaskan tahun 2011 dan 2015 yang tidak terealisasi yaitu, tahun 2011 dana alokasi khusus terealisasi 99,99% dan tahun 2015 dana alokasi khusus terealisasi 88,45%. Selain tahun 2011 dan 2015 selama tahun 2006-2014 selalu melampaui target.

Dana alokasi umum dan dana alokasi khusus setiap tahun dari 2006-2015 selalu mengalami peningkatan, ini berarti bahwa pendapatan daerah setiap tahunnya berkurang, ini menjelaskan bahwa semakin tinggi dana alokasi umum dan dana alokasi khusus suatu daerah maka pendapatan daerah semakin rendah, dan sebaliknya bila dana alokasi umum setiap daerah rendah maka pendapatan daerah tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga daerah

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis dapat mengemukakan masalah- masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Apakah dana alokasi umum berpengaruh terhadap belanja modal?

2. Apakah dana alokasi khusus berpengaruh terhadap belanja modal?

3. Variabel manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap belanja modal?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh dana alokasi umum terhadap belanja modal.

2. Untuk mengetahui pengaruh dana alokasi khusus terhadap belanja modal.

3. Untuk mengetahui variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap belanja modal

D. Kajian Teoretis

1. Belanja modal

a. Pengertian belanja modal

Kewajiban daerah tersebut tertuang dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Dalam peraturan menteri keuangan nomor 214/PMK.05/2015 tentang bagan akun standar mendefinisikan belanja modal sebagai pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan asset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah di mana aset tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan seharihari suatu satuan kerja bukan untuk dijual.

b. Teori keagenan (Agency Teory)

Agency Teory menyatakan hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak dimana satu atau lebih (principal) melimpahkan wewenang kepada orang lain (agen) untuk kepentingan mereka.

Permasalahan hubungan keagenan ini mengakibatkan terjadinya

informasi asimetris (information asymetriy) dan konflik kepentingan

(8)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 42

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara (conflict of interest). Kaitannya agency teory dengan penelitian ini dapat dilihat melalui hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam menyalurkan dana perimbangan dan juga hubungan antara masyarakat yang diproksikan oleh DPRD (principal) dengan pemerintah daerah (Agen). Pemerintah pusat melakukan pelimpahan wewenangan kepada pemerintah daerah dalam mengantur secara mandiri segala aktivitas pemerintahan didaerahnya.

c. Peran Belanja Modal

Sesuai dengan PP No 37 Tahun 2006 menyatakan bahwa, belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud. Aset tetap yang dimiliki sebagai akibat adanya belanja modal merupakan prasyarat utama dalam memberikan pelayanan publik oleh pemerintah daerah.

d. Jenis-Jenis Belanja Modal

Sesuai PP No 37 Tahun 2006, Belanja Modal dikategorikan dalam 5 (lima) kategori utama, yaitu :

1) Belanja Modal Tanah

2) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 3) Belanja Modal Gedung dan Bangunan 4) Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 5) Belanja Modal Fisik Lainnya

2. Dana Alokasi Umum

a. Pengertian Dana Alokasi Umum

Menurut UU No 4 Tahun 2012 menyatakan bahwa dana alokasi umum (DAU) adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah.

Dengan diberlakukannya UU No 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU No 4 Tahun 2012 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yang dimulai sejak 1 Januari 2001, maka pemerintah daerah diberi kewenangan yang lebih luas, nyata, dan bertanggung jawab untuk mengatur dan mengelola daerahnya sendiri. Proporsi DAU untuk daerah provinsi dan untuk daerah Kabupaten dan Kota ditetapkan sesuai dengan imbangan kewenangan antara provinsi dan kabupaten dan kota. DAU dapat dikategorikan sebagai transfer tak bersyarat (unconditional grant) atau block grant yang merupakan jenis transfer antar tingkat pemerintahan yang tidak dikaitkan dengan program pengeluaran tertentu.

b. Tujuan Dana Alokasi Umum

(9)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 43

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara Dalam PP No 104 Tahun 2000 pasal 15, disebutkan bahwa penggunaan DAU tersebut bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan daerah dalam rangka penyediaan pelayanan dasar pada masyarakat. Transfer dari pemerintah pusat penting untuk pemerintah daerah dalam menjaga atau menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum diseluruh negeri. Transfer merupakan konsekuensi dari tidak meratanya kemampuan keuangan dan ekonomi daerah.

c. Ketentuan Perhitungan Dana Alokasi Umum

Menurut UU No 4 Tahun 2012 bobot daerah ditentukan berdasarkan hasil kajian empiris dengan memperhitungkan variabel yang relevan. Pertama, kebutuhan wilayah otonomi daerah paling sedikit dapat dicerminkan dari variabel jumlah penduduk, luas wilayah, keadaan geografi, dan tingkat pendapatan masyarakat dengan memperhatikan kelompok masyarakat miskin. Kedua, potensi ekonomi daerah antara lain dapat dicerminkan dengan potensi penerimaan yang diterima daerah seperti potensi industri, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

3. Dana Alokasi Khusus

a. Pengertian Dana Alokasi Khusus

Dana alokasi khusus adalah dana yang di transfer oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Transfer DAK merupakan konsekuensi lahirnya Ketetapan MPR No. XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan otonomi daerah yaitu, pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan lahirnya UU No 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan UU No 4 Tahun 2012 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.

Yang disempurnakan melalui penerbitan UU No 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah sebagai pengganti dari UU No 22 Tahun 1999 dan UU No 4 Tahun 2012 tentang perimbangan keuangan antara keuangan negara dan keuangan daerah sebagai pengganti UU No 4 Tahun 2012.

b. Penetapan Dana Alokasi Khusus

Pasal 61 ayat (1) berbunyi “Daerah penerima DAK wajib

menganggarkan DanaPendamping dalam APBD sekurang-kurangnya

10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya”,

(2) “Dana Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan

untuk mendanai kegiatan yang bersifat kegiatan fisik”. Kegiatan fisik

adalah kegiatan diluar kegiatan administrasi proyek, kegiatan penyiapan

proyek fisik, kegiatan penelitian, kegiatan pelatihan, kegiatan perjalanan

(10)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 44

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara pegawai daerah, dan kegiatan umum lain yang sejenis. Sedangkan untuk daerah yang memiliki kemampuan keuangan tertentu tidak wajibkan menyiapkan dana pendamping. Mulai Tahun Anggaran 2013 ada penambahan alokasi DAK tambahan yang digunakan untuk peningkatan infrastruktur, bagi daerah yang memiliki kemampuan keuangan yang tinggi wajib menyediakan dana pendamping sebesar 3%.

1. Hipotesis Penelitian

a. Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhadap belanja modal.

b. Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap belanja modal 2. Model Penelitian

Kerangka pemikiran teoritis yang mengambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yaitu mengenai pengaruh dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan pertumbuhan ekonomi terhadap belanja modal adalah sebagai berikut :

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Teoretis Dana Alokasi Umum

(X1)

Belanja Modal (Y) Dana Alokasi Khusus

(X2)

(11)

E. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Banjarnegara, dengan mengambil data di kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Banjarnegara.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisa data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti.

3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:61). Populasi pada penelitian ini adalah data dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan belanja modal Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2006-2015.

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintahan kabupaten Banjarnegara. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh, teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan dalam penelitian.

4. Sumber dan Teknik Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang bersumber dari laporan realisasi APBD kabupaten Banjarnegara, yaitu data dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan belanja modal yang diperoleh dari kantor DPPKAD Kabupaten Banjarnegara. Adapun data yang digunakan adalah data time series, dengan periode waktu dari tahun 2006-2015.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research).

a. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat/dikumpulkan peneliti dari semua sumber yang sudah ada dalam artian peneliti sebagai tangan kedua. Data sekunder bisa didapat dari berbagai sumber misalnya Badan Pusat Statistik yang biasanya disingkat dengan BPS, jurnal buku, laporan dan lain sebagainya.

b. Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka adalah proses pencarian data dari berbagai referensi

yang ada mengenai objek penelitian yang akan diteliti.

(12)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 10

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara 5. Variabel

Penelitian ini terdapat beberapa variabel yaitu:

a. Variabel Dependen

Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dinilai dipengaruhi oleh variabel independen (Supomo, dan Indiarto dkk 1999) variabel dependen pada penelitian ini adalah modal belanja.

b. Variabel Independen

Variabel independen (X) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen (Supomo, dan Indiarto dkk 1999).

Penelitian ini menggunakan variabel dana alokasi umum (X1), dana alokasi khusus (X2) sebagai variabel independen.

6. Definisi Konsep dan Operasional Variabel a. Belanja Modal

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.91/PMK.05/2007tentang Bagan Akun Standar (BAS) menyebutkan bahwa belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja, bukan untuk dijual.

b. Dana Alokasi Umum (DAU)

DAU adalah dana yang bersumber dari penerimaan anggaran pendapatan dan belanja Negara yang dialokasian pada daerah dalam bentuk block grant yang pemanfaatan diserahkan sepenuhnya kepada daerah. Variable ini diukur dari besarnya target dau yang diperoleh daerah kabupaten pada setiap tahun anggaran.

c. Dana Alokasi Khusus (DAK)

DAK adalah yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat.

7. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa data yang digunakan telah memenuhi asumsi analisis regresi. Uji asumsi klasik ini terdiri dari:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk memastikan bahwa residual dalam model

regresi memiliki distribusi normal. Salah satu cara mengetahui normalitas

secara visual yaitu menggunakan Normal P-P Plot. Jika titik-titik yang

tersebar masih berada tidak jauh atau disekitar garis diagonal maka dapat

dikatakan bahwa residena bisa saja penilaian pengamat yang satu dengan

(13)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 11

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara

yang lainny berbeda, uji yang dilakukan adalah uji kolmogorov-Smirnov dimana hasil uji harus menunjukan nilai sig lebih besar dari 0,05.

2) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya hubungan linear antara sesama variabel independen. Jika hubungan linear antara sesama variabel bebas X tersebut adalah korelasi sempurna maka variabel-variabel tersebut berkolinearitas ganda sempurna. Untuk tujuan pemodelan mengkaji hubungan atau pengaruh masalah multikolinieritas adalah masalah yang serius. Dengan ketentuan apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 atau Tolerance

> 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel independen.

3) Uji Heteroskedastisitas

Untuk menguji adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model regresi harus memenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas dalam arti kata lain harus homoskedastis. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan carauji park.

Dengan ketentuan Ho diterima apabila -t tabel < -t hitung atau t hitung >

tabel (Absolut(t hitung) > (Absolut t tabel)).

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Teknik analisis regresi linier berganda dipilih karena teknik regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai masing- masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun secara bersama- sama.

Dengan persamaan sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e c. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel terikat, sehingga koefisien determinasi sebenarnya mengukur besarnya persentase pengaruh semua variabel bebas dalam model regresi terhadap variabel terikatnya.

Besarnya nilai koefisien determinasi berupa persentase, yang menunjukan persentase variasi nilai variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh model regresi.

Apabila nilai koefisien determinasi dalam model regresi semakin kecil (mendekati nol) berarti semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependennya.

Di dalam regresi berganda yang digunakan adalah nilai koefisien

determinasi yang disesuaikan (Adjusted R2) karena setiap tambahan satu

variabel independen maka R2 pasti akan meningkat, meskipun variabel tersebut

tidak signifikan. Adjusted R2 telah memperhitungkan jumlah parameter dan

jumlah observasi.

(14)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 12

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara d. Uji Hipotesis

Kahono (2003) menyatakan Uji hipotesis digunakan untuk uji signifikan parameter individual (uji statistik t) dan uji simultan (uji statistik F).Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Sedangkan uji F dapat ditunjukkan apakah semua variabel penjelas/independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independennya.

1) Uji F

Uji F adalah pengujian hubungan regresi secara simultan atau serentak dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.Uji F ditunjukkan untuk mengukur tingkat keberartian hubungan secara keseluruan koefisien regresi dari variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila diperoleh probabilitas F dihitung p ≤ 0,05 maka H0 ditolak. Sebaliknya apabila probabilitas F dihitung p ≥ 0,05 maka H0 diterima. Bila H0 ditolak berarti variabel-variabel bebas yang diuji mempunyai hubunganyang signifikan dengan variabel yang terkait.

2) Uji t

Uji t merupakan pengujian hubungan regresi parsial dari variabel-variabel bebas terhadap variabel independen. Sementara sejumlah variabel bebas lainnya yang diduga ada kaitannya dengan variabel yang terikat tersebut bersifat konstan atau tetap. Analisis ini juga digunakan untuk mengetahui variabel bebas manakah yang paling berpengaruh diantara variabel lainnya.

Jika probability thitung P ≤ 0,05 maka H0 ditolak, sebaliknya jika probability thitung P ≥ 0,05 maka H0 diterima. Pengujian ini dilakukan dengan sig. t dari t hitung pada degree of freedom (derajat kebebasan) tertentu dan membandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar α=5%

(Koentarto 2011).

F. Hasil Penelitian

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh dana alokasi umum (X1) dan dana alokasi khusus (X2) terhadap

belanja modal (Y).

(15)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 13

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara Hasil pengujian regeresi linier berganda dalam penelitian ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.826E10 4.702E10 -1.239 .255

Dau .196 .111 .462 1.763 .121

Dak 1.601 .863 .487 1.856 .106

a. Dependent Variable: bm Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel 6 diatas diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= -5,826E10 + 0,196 X1 + 1,601 X2 + e Keterangan :

Y = belanja modal X1 = dana alokasi umum X2 = dana alokasi khusus a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi e = residual

Persamaan regresi diatas mengandung makna bahwa:

a. Konstanta sebesar -5,826E10 berarti bahwa dengan mengesampingkan pengaruh besarnya dana alokasi umum (X1) dan dana alokasi khusus (X2) maka besarnya belanja modal adalah

-5,826E10

b. Koefisien regresi variabel dana alokasi umum (X1) sebesar 0,196 berarti bahwa jika terjadi peningkatan variabel dana alokasi umum (X1), sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka besarnya belanja modal (Y) akan naik sebesar 0,196.

c. Koefisien regresi variabel dana alokasi khusus (X2) sebesar 1,061 berarti bahwa jika terjadi peningkatan variabel penyampaian dana alokasi khusus (X2), sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka besarnya kepatuhan wajib pajak (Y) akan naik sebesar 1,061

2. Uji Koefisien Determinasi (R 2 )

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sumbangan pengaruh variabel independen yaitu dana alokasi umum dan dana alokasi khusus terhadap variabel dependen (belanja modal). Hasil uji koefisien determinasi dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 18 berikut.

Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

(16)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 14

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .885

a

.784 .722 3.63941E10

a. Predictors: (Constant), dak, dau Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel 7 diatas, diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,722. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen (dana alokasi umum dan dana alokasi khusus) dalam menjelaskan besarnya pengaruh terhadap variabel dependen (belanja modal) adalah sebesar 72,2%. Sedangkan sisanya sebesar 27,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

3. Uji Hipotesis a. Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria dalam pengujian ini yaitu apabila probability value lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima dan H a ditolak. Dan sebaliknya jika probability value lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima dan H 0 ditolak.

Hasil uji F dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 8. Hasil Uji F

ANOVA

b

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.360E22 2 1.680E22 12.682 .005

a

Residual 9.272E21 7 1.325E21

Total 4.287E22 9

a. Predictors: (Constant), dak, dau b. Dependent Variable: bm Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel 8 hasil uji F diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung diperoleh sebesar 12,682 dengan tingkat signifikansi 0,005. karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa dana alokasi umum dan dana alokasi khusus berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap belanja modal di Kabupaten Banjarnegara

b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

secara parsial terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini hipotesis 1

sampai dengan hipotesis 3 diuji dengan menggunakan uji t. Uji ini dapat

dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan

melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung. Jika nilai

signifikan lebih kecil dari 0,05 atau 5 % maka hipotesis yang diajukan

diterima atau dikatakan signifikan. Sedangkan jika nilai signifikan lebih

(17)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 15

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara besar dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan.

Hasil uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 9. Hasil Uji t

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.826E10 4.702E10 -1.239 .255

Dau .196 .111 .462 1.763 .121

Dak 1.601 .863 .487 1.856 .106

a. Dependent Variable: bm Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan table 9 diatas didapatkan hasil bahwa :

H 1 dana alokasi umum berpengaruh terhadap belanja modal

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 7 diatas, uji variabel independen dana alokasi umum, memperlihatkan bahwa variabel dana alokasi umum memiliki nilai signifikansi sebesar 0,121 lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka H 1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel dana alokasi umum secara parsial tidak berpengaruh terhadap belanja modal.

H 2 dana alokasi khusus berpengaruh terhadap belanja modal

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 7 diatas, uji variabel independen dana alokasi umum, memperlihatkan bahwa variabel dana alokasi umum memiliki nilai signifikansi sebesar 0,106 lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka H 2 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak berpengaruh terhadap belanja modal.

G. Pembahasan

1. Pengaruh dana alokasi umum terhadap belanja modal

Berdasarkan hasil hipotesis menunjukan bahwa variabel independen memperlihatkan bahwa variabel dana alokasi umum memiliki nilai signifikansi sebesar 0,121 lebih besar dari 0,05 Berdasarkan hal tersebut maka H 1 ditolak.

Hal ini berarti secara parsial dana alokasi umum tidak berpengaruh terhadap belanja modal di Kabupaten Banjarnegara. Hasil ini konsisten dan sejalan dengan peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Dini (2003) didapatkan bahwa DAU tidak berpengaruh terhadap belanja modal. Penelitian yang dilakukan oleh Darwanto dan Yulia (2006) dengan judul pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum berpengaruh terhadap belanja modal, menunjukan bahwa DAU berpengaruh signifikan terhadap belanja modal.

Setiap daerah mempunyai kemampuan keuangan yang tidak sama, untuk

mengatasi ketimpangan tersebut pemerintah pusat memberikan dana untuk

(18)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 16

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara mendanai kebutuhan dalam mensejahterakan masyarakat. Pemerintah pusat mengharapkan dengan adanya desentralisasi fiskal pemerintah daerah lebih mengoptimalkan kemampuan dalam mengelola sumber daya yang ada. Namun adanya kepentingan belanja rutin yang dinilai terlalu besar di APBD, banyak pihak yang menyampaikan hal ini yang mengakibatkan berkurangnya alokasi untuk belanja modal yang dipandang mempunyai pengaruh terhadap pemenuhan pelayanan publik.

Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara dana alokasi umum dengan belanja modal.

2. Pengaruh dana alokasi khusus terhadap belanja modal

Berdasarkan hasil hipotesis menunjukan bahwa variabel independen memperlihatkan bahwa variabel dana alokasi khusus memiliki nilai signifikansi sebesar 0,106 lebih besar dari 0,05 Berdasarkan hal tersebut maka H 2 ditolak.

Hal ini berarti secara parsial dana alokasi khusus tidak berpengaruh terhadap belanja modal di Kabupaten Banjarnegara. Hasil ini tidak konsisten dan tidak sejalan dengan penitian terdahulu yang dilakukan oleh Sheila ardhian nuarisa (2013), dengan judul pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus terhadap belanja modal hal ini menunjukan bahwa DAK berpengaruh terhadap belanja modal.

Daerah dengan kapasitas fiskal rendah cenderung mengalami tekanan fiskal yang kuat. Rendahnya kapasitas mengindikasikan tingkat kemandirian daerah yang rendah. Daerah dituntut mengoptimalkan potensi pendapatan yang dimiliki salah satunya dengan memberikan porsi yang lebih untuk sektor produktif dana alokasi khusus merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan untuk kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan UU No 32 Tahun 2004. Selama ini belanja daerah lebih banyak digunakan untuk belanja rutin yang relatif kurang produktif.

Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara dana alokasi khusus dengan belanja modal.

H. Kesimpulan, Implikasi 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pen elitian mengenai pengaruh dana alokasi umum dan dana alokasi khusus terhadap belanja modal di Kabupaten Banjarnegara tahun 2006- 2015, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Dana alokasi umum tidak berpengaruh terhadap belanja modal di Kabupaten Banjarnegara, dengan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,255 > 0,05.

b. Dana alokasi khusus tidak berpengaruh terhadap belanja modal di Kabupaten Banjarnegara, dengan nilai signifikan lebih besar dari 0,05, yaitu 0,121 > 0,05.

c. Dana alokasi umum dan dana alokasi khusus secara bersama-sama berpengaruh

terhadap belanja modal di Kabupaten Banjarnegara, dengan nilai F hitung

sebesar 12,682 dan nilai signifikan 0,005 < 0,05

(19)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 17

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara 2. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas menujukkan bahwa dana alokasi umum dan dana alokasi khusus tidak terdapat pengaruh terhadap belanja modal. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan kepada pihak terkait, khususnya para petugas kantor DPPKAD bidang pendapatan asset daerah Kabupaten Banjarnegara dalam rangka penggunaan dana sebagai mana mestinya.

Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam organisasi sektor publik adalah mengenai pengalokasian anggaran. Pengalokasian anggaran merupakan jumlah lokasi dana untuk masing-masing program. Dengan sumber daya yang terbatas pemerintah daerah harus dapat mengalokasikan penerimaan yang diperoleh untuk belanja daerah yang bersifat produktif. dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana bagi pihak terkait supaya pengalokasian dana dapat diterima secara adil dan merata sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum.

3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan maupun kelemahan. Dengan adanya keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:

a) Penelitian ini hanya menggunakan 2 variabel independen yang mempengaruhi belanja modal, yaitu dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Diluar penelitian kemungkinan ada variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi belanja modal seperti pajak asli daerah, pertumbuhan ekonomi dan lain-lain.

b) Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan jumlah populasi di Kabupaten Banjarnegara, hal ini disebabkan karena segala keterbatasan dari peneliti baik secara waktu, kemampuan, dan biaya yang tersedia.

c) Penelitian ini hanya dilakukan di Kabupaten Banjarnegara. Untuk penelitian yang akan datang dapat meneliti pengaruh dana alokasi umum dana dan dana alokasi khusus secara meluas wilayahnya.

d) Tidak tersedianya data belanja modal dari sebelum tahun 2005 sehingga

penelitian ini terbatas 10 tahun.

(20)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 18

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara DAFTAR PUSTAKA

Bastian dan Indra. 2006. Sistem Perencanaan Dan Penganggaran Pemerintah Daerah Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.

Darise dan Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi Sektor Publik). PT Indeks, Jakarta.

Darwanto dan Yustikasari. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi, Juli, Makasar.

Dini arwati. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Perndapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2013 (SEMANTIK 2013), Univrsitas Widyatama Bandung.

Ghozali dan Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivarasi Dengan Program SPSS, Edisi 4.

Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, Semarang.

Kawedar dkk. 2008. Akuntansi Sektor Publik. Universitas Diponegoro, Semarang.

Ketetapan MPR No: XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah.

Peraturan Menteri Keuangan No: 91/PMK.06/2007 Tentang Bagan Akuantansi Standar.

Peraturan Pemerintah No: 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Perturan Pemerintah No: 104 Tahun 2000 Pasal 15 Tentang Dana Perimbangan.

PMK No: 19/PM.06/2007 Tentang Bagan Akuntansi Standar

Punaji Setyosari. 2012. Metode Penelitian & Pengembangan. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sugiono. 2009 : 61. Metodde Penelitian Kuantitatif & Kualitatif . Alfabeta, Gramedia, Bandung

Undang-Undang No: 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Antara Pusat Dan Daerah Undang-Undang No: 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang No: 23 Tahun 2014 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang No: 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

Sheila Ardhian Nuarisa. 2013. Pengaruh PAD, DAU, DAK Terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal. Accaounting analysis journal. Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Indonesia.

(21)

Jurnal Media Ilmiah Komunikasi Bisnis Vol. 14, Nomor: 1, Januari 2017 19

ISSN: 2087-0418, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga perlu adanya sebuah media pembelajaran yang mampu memberikan informasi perkuliahan yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun mahasiswa membutuhkan.Maka

Segala Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan pertolongan-Nya yang belimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memahami peran public relations pada divisi Marcomm Binus dalam memelihara citra positif, dan untuk memahami kendala

Adanya lapisan tapak bajak bajak pada tanah sawah ditunjukkan dengan besarnya nilai bobot isi yang lebih tinggi dan mempunyai konsistensi yang lebih teguh daripada

Akhirnya untuk memberantas dan memutuskan penularan penyakit filariasis ini selain melakukan pengobatan pada penderita juga perlu dilakukan pemberantasan vektor penyakit, caranya

Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat mempengaruhi orang lain untuk

Penutup  2.  Mengundang  pertanyaan/tanggapan  maupun komentar.  3.  Memberikan beberapa buah  pertanyaan secara acak  kepada beberapa mahasiswa. 

Stuart Hall adalah tokoh cultural studies yang banyak diantara karya karyanya membahas tentang persoalan media. salah satu karya yang bersentuhan dengan media