• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, kanker, hipertensi diabetes mellitus dan sebagaian penyakit paru yang kemudian sering disebut dengan penyakit gaya hidup atau sindrom metabolik telah memberikan dampak negatif pada berjuta masyarakat di seluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan secara global penyakit tersebut menyebabkan 17 juta kematian pertahun diseluruh dunia. Milyaran ongkos setiap tahun dikeluarkan untuk pengobatan serta berakibat hilangnya produktivitas. Penyakit-penyakit seperti yang disebutkan sebelumnya erat kaitannya dengan faktor resiko atau perilaku seperti tidak aktif beraktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak tepat (malnutrisi) serta rokok (Bezner, 2015).

Hampir 1/3 jumlah kematian seperti yang disebutkan di atas berasal dari penyakit hipertensi yaitu 9.4 juta orang saat ini jumlah penderita hipertensi diseluruh dunia telah mendekati angka satu milyar. Penyakit hipertensi menjadi faktor resiko bagi penyakit kardiovaskuler sebesar 45% (serangan jantung, gagal jantung, penyakit jantung koroner) dan sebesar 51% bertanggung jawab pada faktor resiko penyakit stroke dan gagal ginjal bila tidak ditangani sejak dini. Hubungannya terhadap faktor resiko bersifat langsung, kuat, berkelanjutan, bertahap, konsisten dan independen (Zheng et. al., 2014).

Kecenderungan perubahan gaya hidup pada kalangan remaja dewasa muda dimana lapisan usia mulai hidup mandiri dan tidak dibawah kontrol keluarga sepenuhnya. Perkembangan teknologi yang membawa pada hidup serba mudah dan instan turut mempengaruhi dan memberikan dampak terhadap gaya hidup. Keputusan untuk menentukan gaya hidup yang dijalani (diet, aktivitas fisik, aktivitas merokok, konsumsi alkohol) sebagaian besar berada pada individu remaja. Gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan

(2)

faktor resiko dalam perkembangan hipertensi dimasa depan. Sinku (2012) menyatakan gaya hidup yang buruk (sedenter dan instan) akan berkontribusi terhadap onset awal dan progresivitas penyakit gaya hidup seperti penyakit hipertensi, kardiovaskuler, diabetes dan obesitas.

Hipertensi yang biasanya disebut dengan tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis kronis dimana dimana kondisi ini menggambarkan pembuluh darah secara persistent meningkat tekanannya. Tekanan yang lebih tinggi pada pembuluh darah mengakibatkan kerja jantung yang lebih tinggi untuk memompa darah. Jika kondisini tidak terkontrol, hipertensi dapat menginisiasi serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, gangguan kognitif serta memfasilitasi perkembangan aneurisma yang akan menyebabkan penyumbatan dan pecah. Tekanan pada pembuluh darah juga dapat menyebabkan darah keluar dari otak (WHO, 2013).

Asal mula penyakit hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler lainnya sebenarnya dapat dilihat kecenderungannya sejak masih anak-anak atau remaja melalui kekacauan hemodinamik dan metabolik yang telah ada pada masa ini salah satunya tekanan darah yang mulai tinggi pada usia muda. Pada orang dewasa pengumpulan kekacauan metabolik dan hemodinamik yang belakangan diketahui sebagai sindroma metabolik akan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler (Aterosklerosis, Penyakit Jantung Koroner, Hipertensi Diabetus Mellitus tipe II) (Vrijkotte, 2015).

Resiko kejadian hipertensi di masa depan perlu ditemukan sejak usia muda supaya individu dapat memodifikasi faktor resiko yang akan membawa kecenderungan untuk terjadi hipertensi salah satunya gaya hidup (aktivitas fisik dan intake makanan serta tidak mengkonsumsi rokok). Deteksi dini hipertensi dapat diketahui melalui respon atau reaktivitas tekanan darah terhadap stress (fisik, psikis dan thermis). Insiden kelebihan berat badan dan obesitas pada kalangan usia muda tampaknya akan membuat insiden hipertensi akan meningkat (Mundewadi et.al., 2011)

Peningkatan berat badan pada kelompok usia muda mempengaruhi perubahan fisiologis, perubahan fisiologis yang dapat dilihat salah satunya

(3)

adalah adanya kecenderungan perubahan aktivitas fungsi saraf simpatis dan sistem parasimpatis, kesehatan dan fungsi vaskuler yang menurun berupa penebalan arteri karotid dan penebalan dinding pembuluh darah. penebalan pembuluh darah dapat menyebabkan vasokonstriksi lebih besar selain itu keadaan ini dapat menstimulasi secara aktif saraf simpatis yang merupakan sistem saraf yang mengatur peningkatan tekanan darah dan reaktivitasnya pada berbagai kondisi (stress fisik, stress psikis, perubahan posisi). Pada individu dengan berat badan berlebih (overweight) dan obesitas kerja parasimpatis lebih rendah dibandingkan sistem saraf simpatis (Canale et. al., 2013). Peningkatan kerja sistem saraf simpatis mempengaruhi reaktivitas tekanan darah sehingga lebih tinggi dalam merespon stress (hipereaktor) yang diberikan untuk menyiapkan tubuh tetap dalam keadaan yang homeostatis.

Gaya hidup yang menjadi penyebab penyakit kronis adalah kebiasaan merokok. Perlu diketahui bersama bahwa prevalensi kebiasaan merokok di dunia memiliki estimasi sekitar 30% dari populasi (47% pria dan 12% wanita) (Pardell, 2004). Penggunaan nikotin yang terkandung didalam rokok membuat akan tembakau menyebabkan kerusakan dan gangguan pada kesehatan, penyakit paru, kanker, hipertensi dan rokok membahayakan hampir di setiap organ tubuh (Benowitz, 2008).

Kandungan toksik yang terkandung didalam rokok mempengaruhi peningkatan tekanan darah individu dengan aktivitas merokok sehingga memiliki resiko yang tinggi akan terjadinya hipertensi dimasa yang akan datang. Seperti diketahui efek paparan nikotin dalam jangka panjang dapat menyebabkan penebalan dan vasokinstriksi yang semakin besar pada pembuluh darah oleh nikotin berpengaruh pada tekanan darah arteri yaitu berupa peningkatan tekanan sistol dan diastol dan reaktivitas tekanan darah terhadap stress (termis, psikis dan fisik). Penghentian merokok pada setiap lapisan usia menurunkan resiko penyakit-penyakit yang ditimbulkan akibat substansi racun rokok.

Kemajuan teknologi di Era sekarang seperti gadget dan layanan delivery memberikan dampak yang besar pada kesehatan manusia terutama lapisan usia

(4)

dewasa muda. Kepraktisan yang di tawarkan pada teknologi sekarang memberikan dampak yang negatif yaitu inaktivitas fisik. Inaktivitas menjadi masalah kesehatan yang cukup seius di seluruh negara dan memberikan efek buruk bagi kesehatan fisik. Inaktivitas fisik memberikan resiko peningkatan berat badan, karena tubuh tidak dapat membakar secara maksimal kalori untuk mengurangi kadar lemak di dalam tubuh manusia. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya peningkatan berat badan memberikan efek pada penurunan kesehatan jantung dan pembuluh. Inaktivitas fisik memberikan dampak penurunan kapasitas jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh sehingga akan memaksa jantung untuk meningkatkan denyut jantung yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah dan ketika diberikan stimulus stress reaktivitas tekanan darah bisa lebih tinggi bila dibandingkan dengan indivu yang aktif dalam aktivitas fisik.

Reaktivitas tekanan darah terhadap stress (baik stress fisik, psikis dan thermis) merupakan manuveur untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya insiden hipertensi dimasa depan serta menemukan onset awal kejadian hipertensi (Qi Zhao et. al., 2012). Reaktivitas tekanan darah dapat dipengaruhi oleh status berat badan, aktivitas fisik dan kebiasaan hidup sedenter. Pada penelitian ini penulis menggunakan stress dingin untuk mengeksitasi reaktivitas tekanan darah. Hiperaktivitas aktivitas simpatis yang distimulasi melalui stress paparan dingin dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Penelitian menemukan bahwa setelah dilakukan 45 tahun follow up terhadap hasil uji reaktivitas tekanan darah dengan instrumen cold pressor test, 71% dari subjek dengan level hipereaktor dan hanya 19% normal reaktor yang mengalami hipertensi dimasa depan (Kunrath, 2012). Oleh karena itu, Deteksi dini dan prediksi gambaran kejadian hipertensi sangat diperlukan untuk mendukung program penyesuaian dan perbaikan pola gaya hidup (intake nutrisi, aktivitas fisik dan kontrol berat badan).

Penulis berfikir perlunya mengetahui kontribusi antara indeks masa tubuh, merokok dan aktivitas fisik, reaktivitas tekanan darah terhadap stress supaya kita dapat mengambil implikasi dari penelitian yang akan dilaksanakan

(5)

yang dirasa akan bermanfaat untuk perkembangan kesehatan remaja dan dewasa muda serta pentingnya menghindari faktor resiko penyakit kardioavskuler dengan pengaturan aktivitas fisik dan diet yang tepat. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul ―Kontribusi indeks masa tubuh (IMT), merokok dan aktivitas fisik terhadap reaktivitas tekanan darah‖.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada kontribusi indeks masa tubuh (IMT) terhadap reaktivitas tekanan darah? Jika ada seberapa besar kontribusinya?

2. Apakah ada kontribusi merokok terhadap reaktivitas tekanan darah? Jika ada seberapa besar kontribusinya?

3. Apakah ada kontribusi aktivitas fisik terhadap reaktivitas tekanan darah ? Jika ada seberapa besar kontribusinya?

4. Apakah ada kontribusi indeks masa tubuh (IMT), merokok serta aktivitas fisik terhadap reaktivitas tekanan darah? Jika ada seberapa besar kontribusinya?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kontribusi indeks masa tubuh (IMT) terhadap reaktivitas tekanan darah serta besar kontribusinya

2. Mengetahui kontribusi merokok terhadap reaktivitas tekanan darah serta berapa besar kontribusinya.

3. Mengetahui kontribusi aktivitas fisik terhadap reaktivitas tekanan darah serta besar kontribusinya.

4. Mengetahui kontribusi indeks masa tubuh (IMT), merokok serta aktivitas fisik terhadap reaktivitas tekanan darah serta besar kontribusinya.

(6)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai kontribusi indeks masa tubuh, merokok dan aktivitas fisik terhadap reaktivitas tekanan darah. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, penulis berharap manfaat hasil penelitian dapat diterima sebagai kontribusi untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran masyarakat melalui sosialisasi dan penggalakkan gaya hidup sehat.

2. Manfaat Akademis.

Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Fisiologi Olahraga, dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap status kebugaran dan kesehatan jasmani dengan permasalahan akibat kesalahan gaya hidup terhadap resiko perkembangan hipertensi

Referensi

Dokumen terkait

P (Participants) P1 dalam dialog tersebut adalah Lorna yang sedang berbicara pada P2 yaitu James... 145 No

garancija za dobro radno mjesto. Tablica je izvorno autorsko djelo. Tablica je izvorno autorsko djelo... Prikaz mišljenja o tome može li dobro rješen psihotest ukazati da

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan

Proses pembuatan jamu yang dilakukan oleh ketiga penjual jamu di wilayah Ngawen dapat dikatakan sebagian besar prosedur pembuatannya telah sesuai dengan Cara Pembuatan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

192 / 393 Laporan digenerate secara otomatis melalui aplikasi SSCN Pengolahan Data, © 2018 Badan

Sedangkang siapa sebenarnya sekelompok kaum Brahmana yang terdahulu tidak diketemukan catatan resmi tentang mereka, kemudian cerita tentang kepala penanggung jawab mega proyek

Posindo (persero) Kantor Cabang Pekanbaru dapat mempertahankan bentuk-bentuk pemberian motivasi yang dibutuhkan oleh karyawan seperti memberi reward atas kerja yang