• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PROMOSI PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG DALAM MENDUKUNG BRAND AWARENESS LISTRIK PINTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PROMOSI PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG DALAM MENDUKUNG BRAND AWARENESS LISTRIK PINTAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PROMOSI PT PLN (PERSERO)

DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN

TANGERANG DALAM MENDUKUNG BRAND

AWARENESS LISTRIK PINTAR

Dhias Rahmaputri

Jalan KH Syahdan Perumahan Hj Raiman No. 40d Kemanggisan, Jakarta Barat dhias.rahmaputri@yahoo.com

Enrico Mulawarman Wirakusumah, B.Sc., MBA., Dr

Abstract

Prepaid electricity is one form of innovative services created by PT PLN (Persero) to increase public satisfaction in Indonesia. Prepaid electricity is to purchase electric power system with the purchase of credit (voucher / token rechargeable electric). To increase the target customer, PT PLN (Persero) do rebranding of Pre-Paid Electricity to Power Smart (Listrik Pintar). The purpose of this study was to determine promotion strategies undertaken by PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya and Tangerang in Smart Electrical (Listrik Pintar) products introduced to the public in order to create awareness. The research method used is a qualitative research method of data collection techniques through in-depth interviews, observation and document in the form of data obtained at the company. The results achieved in five respondents claimed PLN customers, only 2 were using an electric Smart. The conclusions of this study promotional strategies that have been carried out by PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya and Tangerang has not been done uniformly, and is not maximized. This marked a lot of customers still using Postpaid Electrical and do not understand is correct about the Listrik Pintar products.

Keyword:

Strategy, Promotion, PT PLN (Persero), Brand Awareness, Listrik Pintar

Abstrak

Listrik Pra Bayar merupakan salah satu bentuk inovasi layanan yang

diciptakan oleh PT PLN (Persero) untuk meningkatkan kepuasan masyarakat

di Indonesia. Listrik Pra Bayar adalah cara pembelian tenaga listrik dengan

(2)

sistem pembelian pulsa (voucher/token listrik isi ulang). Untuk meningkatkan

target pelanggan, PT PLN (Persero) melakukan rebranding dari Listrik Pra

Bayar menjadi Listrik Pintar. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui

strategi promosi yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya

dan Tangerang dalam memperkenalkan produk Listrik Pintar kepada

masyarakat demi terciptanya awareness. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui

wawancara mendalam, observasi dan dokumen berupa data-data yang

diperoleh di perusahan. Hasil yang dicapai menyatakan lima responden

pelanggan PLN, hanya 2 yang menggunakan listrik Pintar. Simpulan dari

penelitian ini strategi promosi yang telah dilakukan oleh PT PLN (Persero)

Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang belum dilakukan secara merata, dan

belum maksimal. Hal ini ditandai pelanggan masih banyak yang menggunakan

Listrik Pasca Bayar dan belum paham secara benar mengenai produk Listrik

Pintar.

Kata Kunci:

Strategi, Promosi, PT PLN (Persero), Brand Awareness, Listrik Pintar

PENDAHULUAN

Ketersedian energi listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan saat ini. Kebutuhan energi listrik sangat dominan bagi manusia, dimulai dari kebutuhan di dalam rumah tangga, bisnis, pemerintahan, industri rumah tangga hingga industri besar serta seluruh aspek kehidupan lainnya, ini berarti bahwa ketersediaan energi listrik ini sangat penting dan sangat berpengaruh dalam meningkatkan laju pertumbuhan kualitas sosial ekonomi masyarakat secara umum.

Untuk terus meningatkan kualitas pelayanannya, PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya) selalu menciptakan inovasi layanan yang andal, berkualitas, serta inovatif. Salah satu layanannya adalah Listrik Pra Bayar . Listrik Pra Bayar merupakan produk layanan PLN bagi masyarakat yang menggunakan listrik melalui pembelian pulsa listrik, seperti halnya membeli pulsa handphone. Llistrik pra bayar merupakan salah satu program prioritas di tahun 2012. Sehubungan dengan Program lanjutan Listrik Pra Bayar merupakan program prioritas di tahun 2012, maka PLN mentargetkan sasaran pelanggan Listrik Pra Bayar diharapkan mencapai minimal 5 juta pelanggan sampai dengan akhir tahun 2012. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah rebranding menjadi Listrik Pintar Perubahan brand dari Listrik Pra Bayar menjadi Listrik Pintar perlu dilakukan sosialisasi promosi yang lebih transparan, terarah, intensif, berkesinambungan dan komprehensif kepada masyarakat luas, dan juga kepada internal pegawai PLN yang berfungsi sebagai market agent perusahaan.

RUANG LINGKUP dalam penelitian ini akan dibatasi mengapa pelanggan Listrik Pasca Bayar

masih lebih banyak dibandingkan pengguna Listrik Pintar dan bagaimana strategi promosi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dalam “mempengaruhi” masyarakat, guna mencapai target pencapaian pelanggan Listrik Pintar.

TUJUAN dilakukannya penelitian ini ialah untuk melengkapi syarat kelulusan mencapai jenjang

setara Sarjana-S1 (Strata1) pada Fakultas Ekonomi dan Komunikasi pada jurusan Komunikasi Pemasaran, untuk mengetahui strategi promosi yang telah dilakukan dan mengetahui hasil dari implementasi strategi promosi yang telah dilakukan oleh PLN Disjaya dalam mendukung brand awareness Listrik Pintar.

(3)

TEORI PROMOTION MIX memiliki keterkaitan dalam penelitian ini karena idealnya suatu strategi promosi dapat dikatakan berhasil jika perusahaan menerapkan ke lima alat komunikasi pemasaran yang termasuk dalam teori promotion mix yaitu advertising, sales promotion, direct marketing, public relations/publications, dan personal selling. Dan dalam hal ini peneliti ingin melihat alat promotion mix apa saja yang telah digunakan oleh PLN Disjaya dan mengapa hanya menggunakan alat tersebut serta bagaimana dampaknya terhadap masayrakat dalam mendukung brand awareness listrik pintar ini.

METODE PENELITIAN

METODOLOGI yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metodologi Kualitatif. Metode

kualitatif dipilih sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati (Bogdan & Taylor, 1975 dalam buku J.Moleong (2007:3). Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui hasil dari kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang melalui respons dari masyarakat.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan in-depth interview dan data sekunder diperoleh melalui data maupun dokumentasi yang ada baik di perusahaan maupun di luar perusahaan.

TEKNIK VALIDASI DATA yang digunakan adalah triangulasi teknik pengumpulan data

(metode), karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data yang berbeda yang digunakan sebagai pembanding untuk menguji keabsahan data agar dapat dinyatakan valid. Tiga teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi perusahaan.

TEKNIK ANALISIS DATA yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data (data

reduction). Alasan peneliti memilih reduksi data karena reduksi data (data reduction) bukan asal membuang data yang tidak diperlukan, melainkan merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah tak terpisahkan dari analisis data (Pawito, 2007: 104).

HASIL DAN BAHASAN

Telah dijelaskan sebelumnya, berdasarkan data yang ada di bidang Niaga PLN Disjaya dapat disimpulkan bahwa saat ini masyarakat pengguna listrik pasca bayar masih lebih banyak dibandingkan listrik Pintar. Berdasarkan hal tersebut pembahasan hasil penelitian dibagi menjadi dua, yaitu pembahasan hasil penelitian pengguna listrik pasca bayar dan pengguna Listrik Pintar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pelanggan PLN Disjaya yang menggunakan pasca bayar, dapat disimpulkan bahwa karena banyaknya persepsi negatif yang berkembang dikalangan masyarakat sehingga menyebabkan minat dan perilaku mereka tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Persepsi yang berkembang dikalangan masyarakat adalah mereka menganggap bahwa menggunakan listrik Pintar lebih kompleks daripada menggunakan Listrik Biasa, kompleks yang dimaksud adalah harus membeli pulsa dahulu, memasukkan nomer token dan selanjutnya baru pelanggan dapat menikmati listrik tersebut. Kemudian ketakutan masyarakat yang paling sering adalah jika pulsa listrik mendadak habis dimalam hari dan banyak counter yang tutup, proses migrasi yang tidak sejalan karena banyaknya berita yang simpang siur dari mulut ke mulut, isu-isu yang berklembang bahwa menggunakan listrik Pintar lebih mahal daripada penggunaan listrik biasa.

Berbanding terbalik dengan pelanggan pengguna Listrik biasa, pelanggan Listrik Pintar mengatakan bahwa menggunakan listrik ini memberikan dampak yang positif kepada penggunanya, yakni pelanggan dapat mengendalikan sendiri penggunaan listriknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan, kemudian listrik Pintar ini bersifat praktis karena pelanggan tidak perlu repot membayar listrik untuk keluar rumah setiap bulannya, meningkatkan sikap peduli kepada

(4)

pribadi setiap pelanggan untuk selalu melakukan pengecekkan atau pengontrollan pada meteran listriknya sebelum listrik habis.

Umumnya para responden yang diwawancara mengatakan bahwa sosialisasi maupun promosi yang dilakukan oleh PLN tidak tersebar dengan merata. Masih banyak yang belum mengetahui dengan jelas mengenai produk Listrik Pintar (Listrik Pra Bayar), proses melakukan migrasi harus melalui siapa dan media apa, pembelian nomer token yang sulit, dll.

Para responden juga mengatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh PLN masih tidak merata diseluruh wilayah Jakarta dan Tangerang, ini ditandai jarangnya mereka mendapatkan brosur, melihat spanduk, atau iklan yang menginformasikan tentang Listrik Pintar.

Berdasarkan pada teori AIDA, pada tahap Attention (Perhatian) terlihat bahwa masih banyak masayarakat yang bersifat cuek/apatis dengan produk PLN. Ini dibuktikan dengan sikap “tidak mau tahu”nya masyarakat tentang produk Listrik Pintar. Salah satu buktinya seperti pernyataan pelanggan yang berkata “apa itu Listrik Pra Bayar? , pada tahap Interest (Ketertarikan) logikanya masyarakat atau pelanggan akan tertarik jika sistem promosi dan sosialisasi dilakukan dengan adanya suatu iklan. Namun PLN Disjaya tidak berkewenangan dalam membuat iklan, karena iklan mencakup scope secara nasional dan hal tersebut adalah kewenangan PLN Pusat. Desire (Keinginan) telah dijelaskan sebelumnya bahwa strategi promosi yang dilakukan oleh PLN Disjaya masih belum maksimal untuk mencapai target seperti salah satunya sosisalisasi dalam program Bina Lingkungan PLN Disjaya yaitu Sahabat PLN. Pada saat itu kegiatan sosialisasi dilakukan terbatas setiap bulan hanya satu kampung binaan yang akan disosialisasikan. Jika terbatas seperti itu maka sifat interest tidak akan timbul, karena masyarakat sebelumnya tidak awareness dengan Listrik Pintar. Sehingga dampak aksi selanjutnya masih banyak masyarakat yang belum paham dengan baik mengenai Listrik Pintar. Dan hasilnya wujud dari tindakan ini tidak akan berjalan sesuai dengan perencanaan target yang ada sehingga dampakanya pengguna Listrik Pasca Bayar masih lebih banyak dibandingkan Listrik Pintar.

HASIL dari teori AIDA dengan menggunaan DAGMAR Model, seperti pengolahan data yang

telah dianalisis menggunakan teori AIDA, maka dalam teori DAGMAR pengukuran dengan awareness dapat dinyatakan bahwa semua responden yang diwawancara masih dalam tahap Unawareness brand dengan produk Listrik Pintar dan didukung pula berdasarkan hasil penyebaran kuesioner secara acak menyatakan pula bahwa 74% dari 50 responden tidak mengetahui brand Listrik Pintar. Dengan mengetahui bahwa masyarakat masih dalam tahap unawareness maka proses pengukuran teori DAGMAR selanjutnya seperti Awareness, Comprehension, Conviction, Action (Purchase) belum dapat terimplementasi dengan baik.

Dan berdasarkan hasil observasi serta wawancara yang dilakukan oleh peneliti, teori promotion mix yang dimplementasikan di PLN Disjaya hanya ada empat, yakni Advertising, Publicty/Public Relation, Direct Marketing, dan Sales promotion.

Advertising yang dilakukan oleh PLN Disjaya sejak periode brand Listrik Pra Bayar sampai dengan saat ini periode Listrik Pintar adalah melalui media elektronik seperti radio dan televisi dengan scope lokal, banner, spanduk, brosur, dan website PLN.

Publicity/Public Relation di PLN Disjaya melakukan kegiatan seperti talkshow di televisi dan radio-radio, juga melakukan sosialisasi langsung yang bersifat mengedukasi masyarakat di tempat yang telah direncanakan.

Sedangkan untuk Direct Marketing yang dilakukan oleh PLN Disjaya yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan Bidang Niaga di Bab III adalah memberikan informasi kepada masyarakat yang melakukan kontak langsung dengan Call Center 123. Dan untuk Sales Promotion, PLN Disjaya selalu menyelenggarakan event-event pameran dengan segementasi pasar kalangan menegah ke atas.

Namun dari sekian banyak kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh PLN Disjaya, ternyata ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui promosi dan informasi mengenai Listrik Pintar tersebut. Dan didukung pula melalui hasil wawancara yang telah dilakukan, dua responden Listrik Pintar (dari 5 responden, dimana 3 responden adalah pengguna pasca bayar) hanya ada satu responden yang menggunakan Listrik Pintar sebagai bentuk feedback dari dari banyaknya bentuk promosi yang dilakukan oleh PLN Disjaya yaitu sosialisasi yang dilakukan oleh Humas (PR). Sedangkan kepada keempat responden lainnya, teori promotion mix ini masih belum terimplementasi secara maksimal, sehingga dapat dikatakan strategi promosi yang

(5)

dilakukan oleh PLN Disjaya masih belum mencapai target yang diinginkan

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN yang diperoleh setelah melakukan pnelitian di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta

Raya dan Tangerang mengenai strategi promosi dan sosialisasi yang dilakukan oleh PLN Disjaya masih belum mencapai target yang diinginkan. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu promosi dan sosialisasi yang dilakukan belum tersebar secara merata sehingga menimbulkan banyaknya persepsi yang berkembang dikalangan masyarakat. Persepsi tersebut antara lain menganggap bahwa menggunakan Listrik Pintar lebih kompleks daripada menggunakan listrik pasca bayar, kompleks yang dimaksud adalah harus membeli pulsa dahulu, memasukkan nomer token dan selanjutnya baru pelanggan dapat menikmati listrik tersebut, kemudian ketakutan masyarakat yang paling sering adalah jika pulsa listrik mendadak habis dimalam hari dan banyak counter yang tutup, proses migrasi yang tidak sejalan karena banyaknya berita yang simpang siur dari mulut ke mulut, isu-isu yang berkembang bahwa menggunakan Listrik Pintar lebih mahal daripada penggunaan listrik pasca bayar, dan banyaknya persepsi yang berkembang dimasyarakat yang timbul sebagai bentuk isu dari keluhan yang ada di masyarakat sehingga dapat dikatakan bentuk komunikasi yang dilakukan tidak efektif antara perusahaan dan publiknya.

Kemudian hasil dari strategi promosi yang dilakukan oleh PLN lainnya adalah, strategi promosi yang digunakan masih dalam tahap statis sehingga tidak ada suatu inovasi baru yang dapat meningkatkan interest dan awareness masyarakat untuk melakukan migrasi., terbatasnya SDM yang menjadi informan dalam setiap event, missal seperti event pameran (fakta ketika observasi)., jangkauan sosialisasi yang kurang luas, publikasi hanya terbatas media lokal, pihak Humas Disjaya masih belum dapat mengukur feedback dari hasil sosialisasi yang telah diselenggarakan, masyarakat kurang paham mengenai Listrik Pintar, kegiatan yang akan diselenggaraan kurang disosialisasikan sehingga berdampak timbulnya sifat apatis dari masayrakat terhadap produk PLN.

SARAN yang sekiranya dapat membangun PLN Disjaya khususnya sub. bidang Humas yang

memiliki peranan penting dalam mendukung bidnag Niaga dalam meningkatkan target dan tujuan yang diharapkan oleh perusahaan antara lain sebagai berikut:

1. Melakukan perencanaan yang matang dalam setiap melakukan event sosialisasi yang akan diselenggarakan. Maksudnya adalah jangan bertindak tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu karena dikejar oleh deadline waktu event sehingga mengakibatkan event yang diselenggarakan tidak berjalan efektif. Perencanaan ini dapat mengacu pada teori perencanaan PR 6 Langkah Jefkins (Assumpta. R, 2004), yaitu:

a. Pengenalan Situasi (Gunakan analisis SWOT) b. Penetapan Tujuan

c. Definisi Khalayak

d. Pemilihan Media dan Teknik-teknik PR e. Perencanaan Anggaran

f. Pengukuran Hasil

2. Lakukanlah evaluasi antara pegawai, dan mitra media yang bekerjasama setelah melakukan kegiatan. Evaluasi dapat memperlihatkan hasil sukses atau tidaknya suatu acara, dan menjadikan suatu pembelajaran untuk lebih baik lagi dalam membuat event.

3. Mengajak serta memberikan pembekalan informasi kepada seluruh staff, mitra, dan publik-publik internal yang bekerjasama dengan PLN untuk turut serta menginformasikan kepada masyarakat mengenai program atau produk terbaru dari PLN sehingga dengan adanya kerjasama tim internal akan memudahkan PLN dalam memperkenalkan serta mempromosikan program dan produk PLN terbaru seperti melakukan kerjasama dengan pihak Call Center 123, bank-bank yang bekerja sama dalam penjualan token pulsa rekanan, pihak media,dan pihak-pihak lain yang melakukan kerjasama dengan PLN untuk terus melakukan informasi mengenai Listrik Pintar.

4. Belajar dari perusahaan lain yang berhasil. Amati, tiru dan modifikasi strategi perusahaan tersebut sebagai usaha dalam menciptakan inovasi baru dalam strategi sosialisasi di PLN Disjaya.

(6)

5. Melakukan suatu inovasi baru dalam melakukan strategi sosialisasi kepada masyarakat seperti: a. Membuat iklan layanan masyarakat di televisi yang unik dan lucu agar mudah diingat.

Untuk scope Nusantara, lakukan kerjasama dengan pihak PLN Pusat.

b. Membuat billboard atau spanduk di tempat tertentu yang sering orang lewati. Efek pengulangan dari seringnya orang melihat, tanpa disadari akan membuat mereka teringat dengan sendirinya.

c. Memaksimalkan media sosial seperti facebook, website, twitter, blog.

d. Membuat event yang menarik yang disesuaikan dengan kondisi minat,perilau, masyarakat saat ini. Tentunya diperlukan research terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan, agar informasi yang akan diberikan efektif dan tepat sasaran.

e. Berikan brosur atau panduan buku di setiap event yang dibuat, atau disaat pelanggan melakukan transaksi pembayaran ketika di Bank.

REFERENSI

Sumber Buku

Bendinger, B. (2002). The Copy Workshop Workbook 3rd Edition. Chicago. C.L. Tyagi, A. K. (2004). ADVERTISING MANAGEMENT. New Delhi: Atlantic Publishers and distributors.

Getty, H. I. (2006). Business Concept Implementation : In Sales & Distribution. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Istijanto. (2005). Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia Cara Praktis Mengukur Stres, Kepuasan Kerja, Komitmen, Loyalitas, Motivasi Kerja & Aspek-Aspek Kerja Karyawan Lainnya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

J.Moleong, L. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kertajaya, H. (2004). POSITIONING, DIFERENSIASI, dan BRAND. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, A. d. (2004). Principles of Marketing tenth edition. Pearson.

Kotler, P. (2003). Marketing Insights From A to Z 80 Konsep dengan alih bahasa Anies, Listianti. Erlangga.

Lastianti, P. K. (2003). Marketing Insights From A to Z 80 Konsep. Erlangga. Massingham, G. L. (2011). Essential of Marketing Management. USA and Canada: Routledge.

Nurudin, M. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Paul Russel Smith, J. T. (2004). Marketing Communications An Integrated Approach. United Kingdom: Kogan Page Limited.

Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta.

Rangkuti, F. (2004). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: Gramedia.

Rangkuti, F. (2007). Riset Pemasaran Cetakan kedelapan: Februari 2007. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, F. (2010). Spiritual Leadership in Business Wake Up. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Reynolds, G. L. (2002). Marketing: The One Semester Introduction. Reed Publicational and Proffesional Publishing Ltd.

Ruslan, R. (2010). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Semiawan, C. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Grasindo.

(7)

Efektif dan Profitable.

Soemanegara, J. E. (2006). Marketing Communication Taktik & Strategi. PT. Bhuana Ilmu Populer.

Subagyo, A. (Jakarta). Marketing in Business Studi Kasus UMK &LKM. 2010: Mitra Wacana Media.

Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Terence A.SHimp, a. b. (2003). Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Turner, R. W. (2008). Pengantar Teori Komunikasi. Salemba Humanika. Wijatno, S. (2009). Pengantar Entrepreneurship. Grasindo.

William Chitty, N. B. (2008). Integrated Marketing Communications/2nd Edition. New Zealend, Australia: Cengage Learning Australia Pty Limited. Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Sumber Dokumen Perusahaan

Keputusan Direksi PT PLN Tentang Rebranding produk Listrik Pra Bayar menjadi Listrik Pintar. Jumlah data pelanggan pengguna Listrik Pasca Bayar

Laporan Semester kegiatan tahunan yang dilakukan oleh Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Sumber Jurnal

J Aghillunta, A. (2010). Hubungan Daya Tarik Iklan Televisi BOS Versi "Semua Jadi Bos " Dengan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Pelajar Tentang Program BOS (survei Terhadap Orang Tua Pelajar SMPN I Depok). www.library.upnvj.ac.id, 39-41. (Didownload pada tanggal 23 Mei 2012, pukul 02.20)

Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, April 2010, 55. (didownload pada tanggal 7 Juni 2012, pukul 14.28)

Dahmiri. (Juli - Desemebr 2010). Pengaruh Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Citra Departement Store (Studi pada Trona Department Store Kota Jambi). Jurnal Penelitian Universitas Jambi: Seri Humaniora, 4-5. (Didownload pada tanggal 12 Juni, pukul 14.02)

K., I. G. (2003). Analisis Orientasi Perusahaan dan Strategi Bauran Pemasaran Eksportir di Bali (Studi Kasus pada CV "Garuda Bali").perusahaandanstrategibauranpemasaraneksportirdibali.pdf, 2. (di download pada tanggal 13 Juni, pukul 19.24)

RIWAYAT PENULIS

Dhias Rahmaputri lahir di kota Jakarta pada 15 Mei 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa peningkatan kuat tekan beton pada hasil pengujian ini ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah dari perkiraan kuat tekan teoritis

Cabinet dryer dengan sumber pemanas dari panas terbuang kondensor AC Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan pengujian, yaitu mengukur sebaran suhu dan

Potensi dari obat-obatan herbal untuk anthelmintic ini ialah memiliki efek samping yang rendah, penggunaannya mudah, bahannya mudah untuk didapatkan, bersifat

Jadi kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan di bidang keuangan dalam suatu periode tertentu dan dinyatakan dalam laporan keuangan yang

Menguasai teori dasar metode perpindahan dalam bentuk matrik dan sekaligus pemakaian dengan alat bantu pada operasi matrik Metode ini sebenarnya adalah mencari hubungan gaya

Tugas Akhir ini akan mendesain dan mengembangkan aplikasi SIG berbasis mobile phone tentang fasilitas umum untuk pengguna jalan seperti SPBU, Kantor Polisi dan Puskesmas/Rumah

Penelitian tentang status gizi pada anak sudah banyak dilakukan, namun sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dengan

Data yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah data surat masuk dan data surat keluar.Hasil dari perancangan sistem aplikasi ini adalah sistem aplikasi