23
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan
Dalam setiap penelitian tentu dapat memilih dan menentukan model apa yang akan digunakan dalam penelitian tersebut dengan mempertimbangkan kondisi lapang yang ada. penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012:407) penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menguji keefektifan produk tersebut, dan menghasilkan produk tertentu untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan.
Penelitian Pengembangan Multimedia Interaktif Panduan Mewarnai dengan Teknik Gradasi pada pembelajaran TEMATIK Kelas II Sekolah Dasar ini peneliti menggunakan model yang dikemukakan oleh Lee & Owens, karena model ini adalah model yang dikhususkan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis multimedia. Urutan langkah dalam model ini dikatakan sebagai model prosedural karena dalam prosedurnya telah tersusun secara sistematis sesuai prosedural yang tersusun jelas.
Model yang dikembangkan oleh Lee & Owens memiliki 5 tahap yang harus dilakukan secara bertahap agar dapat dinyatakan sesuai prosedural. 5 tahap ini dimulai dari tahap analisis kebutuhan, desain, pengembangan, implementasi, hingga yang terakhir yakni tahap evaluasi.
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Dalam dunia pengembangan media berbasis multimedia, pengembangan yang seringkali digunakan yaitu penerapkan model yang dikemukakan oleh Lee &
Owens, model ini membahas tentang multimedia. Model pengembangan ini terdiri dari 5 tahap, yakni : 1) Analisis kebutuhan, 2) Desain, 3) Pengembangan, 4) Implementasi, dan 5) Evaluasi.
Gambar 1. Tahap Pengembangan Model Lee & Owens (2004:3)
Lee & Owens memaparkan 5 langkah pelaksanaan penelitian dan pengembangan, antara lain sebagai berikut :
1. Analisis Kebutuhan
Dalam menganalisis kebutuhan penilaian dilakukan dengan metode wawancara langsung dan observasi. Pada tahap ini, peneliti telah melakukan observasi di SDN Lowokwaru 1 Kota Malang. Peneliti melakukan wawancara langsung terhadap guru dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui kesenjangan antara kondisi nyata di lapangan dengan kondisi yang diinginkan. Selain analisis kebutuhan adapun tahap yang serupa yaitu front-end analysys, dalam tahap ini bertujuan untuk memperoleh informasi
lebih lengkap mengenai apa yang akan dikembangkan. Front-end analysys ini dilakukan dengan tahapan analisis siswa, analisis teknologi, analisis situasi, analisis tugas, analisis kejadian penting, analisis tujuan, analisis masalah,
Need Assesment Design Development
Implementation Evaluation
analisis media, analisis data yang sudah ada, analisis biaya. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut :
a) Analisis Siswa
Analisis siswa merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi siswa, hasil dari analisis ini yang akan disesuaikan dengan pengembangan media pembelajaran. Analisis ini meliputi jumlah siswa diKelas II SDN Lowokwaru 1 kota Malang, karakteristik siswa dalam proses pembelajaran, dan respon siswa terhadap cara belajar yang disampaikan oleh guru, berdasarkan informasi yang diperoleh tersebut, peneliti dapat mengembangkan media sesuai dengan karakteristik dan kondisi siswa.
b) Analisis Teknologi
Dalam analisis teknologi ini peneliti mengidentifikasi ketersediaan teknologi atau berbagai fasilitas yang ada di SDN Lowokwaru 1 seperti LCD, proyektor, sound, serta laptop untuk menunjang penggunaan media multimedia interaktif yang akan dikembangkan. Hasil dari identifikasi teknologi ini akan dijadikan acuan oleh peneliti dalam perancangan spesifikasi media.
c) Analisis Situasi
Analisis situasi ini merupakan analisis lingkungan belajar pada siswa, baik dari segi geografis maupun kondisi lingkungan sekitar sekolah yang mempengaruhi dalm proses pembelajaran.
d) Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan prosedur untuk tugas-tugas yang perlu dikuasai oleh siswa. Pada tahap ini peneliti mengkaji indikator dan tujuan
pembelajaran terlebih dahulu, kemudian menentukan materi pembelajaran yang digunakan dalam media.
e) Analisis Kejadian Penting
Analisis kejadian penting dilakukan untuk menentukan mana yang harus diajarkan kepada siswa, dan mana yang tidak perlu diajarkan. Hal tersebut dilakukan agar dapat menerapkan kinerja yang dilakukan dengan efektif, selain itu juga di harapkan agar dapat menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.
f) Analisis Tujuan
Analisis ini untuk menentukan tujuan atau sasaran pengembangan media pembelajaran. Perumusan tujuan juga disesuaikan dengan kompetensi yang telah ditentukan. Adapun 5 domain belajar yang perlu diperhatikan dalam rangka membuat tujuan yaitu kognitif, afektif, psikomotor, gerak, dan metakognitif.
g) Analisis Masalah
Pada analisis masalah ini peneliti mengidentifikasi pokok persoalan untuk menentukan media apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran siswa, dan lebih fokus terhadap produk yang dikembangkan. Identifikasi pokok persoalan ini lebih mengacu pada tingkat pemahaman dan gaya belajar siswa.
h) Analisis Media
Analisis media digunakan untuk menentukan bentuk dan isi dari media yang akan dikembangkan. Berbagai jenis media pembelajaran dapat digunakan, namun pembuatan media tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi lapang. Media pembelajaran harus disesuaikan juga dengan analisis- analisis sebelumnya.
i) Analisis Data yang Sudah Ada
Analisis data dilakukan untuk memecahkan masalah yang ditemui. Dalam menganalisis data hal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi sumber informasi, mengumpulkan informasi dan bahan-bahan pembelajaran, mengevaluasi informasi berdasarkan tujuan, memutuskan apakah akan membeli atau membuat media tersebut, mengevaluasi berdasarkan apa yang telah diputuskan, dokumentasikan setiap hasilnya.
j) Analisis Biaya
Dalam pengembangan media produk yang dikembangkan tentu membutuhkan biaya, oleh karena itu analisis biaya merupakan tahap akhir dari analisis penelitian ini. Tujuan dari analisis biaya ini yaitu untuk mengukur seberapa tinggi biaya yang diperlukan dalam pembuatan media pembelajaran. Tahap analisis biaya pada tahap ini harus dijelaskan secara rinci mulai dari penentuan biaya, penggunaan biaya, hingga mencatat hasil akhir biaya.
2. Desain
Tahap desain ini mencakup beberapa rancangan kegiatan seperti membuat jadwal dalam pengembangan multimedia, membentuk tim proyek, merancang struktur materi yang akan dibahas pada pembelajaran, dan merancang spesifikasi media yang akan dikembangkan.
3. Pengembangan
Pada tahap pengembangan ini mulai membuat media dalam bentuk fisiknya yaitu software multimedia interaktif. Adapun tahap awalnya yakni mulai dari
pembuatan storyboard yang berfungsi sebagai pedoman dalam menginput materi, mengembangkan isi konten yang disajikan dalam multimedia interaktif, hingga melakukan review atau perbaikan yang diperlukan sehingga produk dinilai layak untuk diimplementasikan dalam proses pebelajaran, dan yang terakhir dapat dilakukan pengemasan.
4. Implementasi
Pada tahap implementasi dilakukan validasi ahli materi dan validasi ahli media. Apabila produk dinyatakan layak, maka selanjutnya akan siap diujicobakan kepada siswa. Tahap implementasi ini mencakup serangaian kegiatan uji coba pada audiens dengan melakukan kegiatan uji coba kelompok besar yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas.
5. Evaluasi
Setelah melakukan tahap implementasi, maka dilakukan evaluasi terhadap produk multimedia interaktif tersebut. Evaluasi yang dilakukan dalam penegembangan ini merupakan evaluasi yang berorientasi pada kelayakan media serta hasil uji coba produk. Tahap evaluasi dilakukan setelah validasi ahli dan uji coba produk dilakukan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian yaitu berlokasi di SDN Lowokwaru 1 Jl. Letjen Sutoyo V No. 33, kecamatan Lowokwaru, kota Malang. Peneliti memilih SD ini karena letak geografis yang strategis ditengah kota Malang, adapun alasan lain yaitu setelah dilakukannya survey pada observasi awal ternyata terdapat permasalahan dalam pembelajaran yang disimpulkan dalam rumusan masalah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian telah dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 11 Juni tahun 2020. Peneliti memilih SD Negeri Lowokwaru 1 sebagai tempat yang diteliti karena menurut peneliti perlu diterapkannya pengembangan media tersebut untuk menunjang hasil belajar siswa kelas II dalam pembelajaran Tematik khususnya tentang SBdP terkait mewarnai gradasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat diperoleh dari sumber yang ingin dituju dengan cara diamati langsung dan dicatat, dalam hal ini sumber data pada penelitian ini yaitu berpusat pada guru wali kelas dan siswa kelas II SDN Lowokwaru 1 kota Malang yang berjumlah 26 siswa. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti harus mempersiapkan kisi-kisi atau lembar observasi dan wawancara terlebih dahulu yang disusun berdasarkan kebutuhan analisis yang diharapkan sebagai acuan dalam merangkum hasil analisis kebutuhan dalam pembelajaran di sekolah. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, uji coba prodeuk, dan dokumentasi.
Berikut merupakan penjelasan terkait teknik pengumpulan data yang harus dilakukan :
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan awal dalam prosedur pengembangan media.
Pengertian dari observasi sendiri yaitu suatu cara atau teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. jadi, peneliti mengamati kondisi lingkungan sekolah, lingkungan belajar siswa, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya. Observasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam pengembangan media. Dalam teknik pengumpulan data observasi ini diperlukan alat sebagai pedoman dalam melakukan observasi, alat tersebut berupa instrumen lembar observasi.
2. Wawancara
Sebelum melakukan wawancara perlu mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu. Wawancara merupakan pertemuan antar dua orang atau lebih untuk saling bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam hal ini terdapat dua belah pihak yang mana pihak satunya disebut pewawancara, dan pihak lainnya disebut narasumber. Menurut Sugiyono (2014:137) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang akan diteliti.
3. Uji Coba Produk
Pengumpulan data uji coba produk menggunakan angket penilaian. Angket digunakan untuk mengetahui pendapat responden terhadap media pembelajaran yang akan dikembangkan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan jenis angket
semi tertutup pada pengembangan media panduan mewarnai berbasis multimedia interaktif pada siswa Kelas II di SDN Lowokwaru 1 kota Malang.
Pada angket semi tertutup, validator dapat memberi jawaban dengan skala penilaian yang telah ditentukan, selain itu validator juga diberi kesempatan untuk menyampaikan hal-hal yang merujuk pada saran dan masukan sebagai catatan untuk peneliti dalam memperbaiki medianya. Sedangkan dalam uji coba produk untuk mengetahui respon siswa peneliti menggunakan angket tertutup, pada angket terututup ini telah disediakan alternatif jawaban, sehingga responden hanya bisa memilih jawaban yang sudah tersedia.
4. Dokumentasi
Dalam pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, peneliti dapat memaksimalkan penggunaan gadget dan alat bantu lainnya yang dapat memudahkan dalam mendokumentasikan penelitiannya. Menurut Arikunto (2010:274) metode dokumentasi yaitu mencari dan mengumpulkan data yang berupa catatan, buku, majalah, surat kabar, transkip dan sebagainya.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun mengukur fenomena sosial yang diamati secara spesifik, semua fenomena tersebut disebut varibel penelitian (Sugiyono, 2009:184). Jadi, Instrumen penelitian merupakan seperangkat alat bantu yang digunakan peneliti untuk melakukan pengukuran guna mengumpulkan data. Instrument penelitian yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, angket, dan dokumentasi.
Dalam penelitian pengembangan, alat atau instrumen utama pengumpulan data adalah manusia atau peneliti itu sendiri dengan cara mengamati, bertanya, mendengar, meminta dan mengambil data penelitian. Peneliti harus mendapatkan data yang valid sehingga tidak sembarang narasumber yang diwawancarai. Oleh karena itu, kondisi informan pun harus jelas sesuai dengan kebutuhan data agar dapat diakui kebenaran datanya.
1. Pedoman Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.
Observasi merupakan pengamatan langsunng dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan.
Observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan sekelompok orang yang diteliti. Kemudian mencatat hasil pengamatan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dilapang. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.
Berikut ini adalah beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
1) observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan. 2) observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan. 3) observasi
kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian (Rahardjo, 2011).
Untuk memperoleh data melalui observasi maka peneliti membutuhkan lembar observasi sebagai alat atau pedoman untuk mempermudah dalam pengumpulan data. Adapun kisi-kisi dalam pembuatan pedoman observasi sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Observasi
No. Aspek Indikator
1 Lingkungan sekolah Lokasi sekolah
2 Kondisi kelas Ketersediaan media pembelajaran Ketersediaan fasilitas belajar
3 Keterlibatan siswa Antusias siswa
Sikap siswa terhadap penggunaan media
4 Keterlibatan guru
Interaksi guru pada siswa Media yang digunakan oleh guru
2. Pedoman Wawancara
Untuk mengumpulkan data dari sumber informasi (informan), peneliti sebagai instrumen utama penelitian memerlukan instrumen bantuan. Ada dua macam instrument bantuan yang umumnya digunakan, antara lain : 1) Pedoman wawancara, ini adalah suatu tulisan singkat yang berisikan daftar informasi yang perlu dikumpulkan sehingga dibuat dalam bentu list Pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban disertakan penjelasan, 2) Alat rekaman, peneliti dapat menggunakan alat rekaman seperti tape recorder, telepon seluler, kamera fot, dan kamera video untuk merekam hasil wawancara. Alat rekaman dapat dipergunakan apabila peneliti mengalami kesulitan untuk mencatat hasil wawancara (Afrizal, 2014). Berikut adalah kisi-kisi dalam pembuatan pedoman wawancara :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No. Aspek Indikator
1 Informasi kelas
Jumlah siswa diKelas II SDN Lowokwaru 1 Sarana dan prasarana dikelas
Karakteristik siswa dalam belajar
2 Informasi proses pembelajaran Kurikulum yang digunakan Materi pembelajaran
3 Informasi sumber dan media belajar
Sumber belajar yang dijadikan acuan dalam mengajar
Penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran 4 Kendala dalam belajar Kendala yang dialami dalam proses pembelajarn
3. Angket
Angket merupakan salah satu alat pengumpulan data yang berisikan pertanyaan pertanyaan yang disusun secara tertulis yang diajukan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan yang telah disusun (Ali, 2013:95). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket berdasarkan beberapa aspek, yaitu :
a. Validasi
Instrumen validasi ini digunakan dengan memberikan penilaian terhadap multimedia interaktif yang dikembangkan oleh peneliti. Angket validasi ini menggunakan rating scale yang terdiri dari 4 kategori ; (4) sangat baik, (3) baik, (2) kurang baik, dan (1) sangat kurang baik. Validasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrument validasi ahli materi dan instrument validasi ahli media yang sama-sama menggunakan instrument berupa angket semi tertutup.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen untuk ahli Materi
No. Aspek Komponen Indikator Butir
Soal
1 Isi
Kurikulum Kesesuaian KD dengan indicator 1 Kesesuain materi dengan siswa 2
Penggunaan
Kesesuaian media dengan karakteristik siswa
3
Kesesuaian cara penyampaian materi dengan perkembangan siswa
4
Memberi kesempatan untuk belajar sendiri 5
Menuntut aktivitas siswa 6
2 Pembelajaran
Tampilan Kemenarikan media pembelajaran 7 Kesesuaian gambar dengan materi 8
Bahasa
Ketepatan struktur kalimat 9
Konsistensi penggunaan istilah/ symbol 10 Ketepatan penggunaan kaidah bahasa 11
Materi Penyajian materi 12
Kemudahan dalam memahami materi 13
Manfaat
Ketertarikan siswa dalam memperhatikan media
14
Kemudahan belajar 15
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen untuk ahli Media
No. Aspek Komponen Indikator Butir
Soal
1 Tampilan
Desain Ketepatan pemilihan background dengan materi
1
Teks
Ketepatan pemilihan font agar mudah dibaca 2
Ketepatan ukuran font 3
Ketepatan pemilihan warna font 4
Image
Kualitas tampilan gambar 5
Ukuran gambar 6
Animasi Kesesuaian animasi dengan materi 7
Kemenarikan animasi 8
Audio
Ketepatan pemilihan backsound dengan materi
9
Ketepatan sound effect dengan animasi 10
Video Ketepatan pemilihan video dengan materi 11
Kualitas video 12
Kemasan
Kemenarikan cover multimedia interaktif 13
Ketahanan media 14
2 Pemograman
Penggunaan
Kesesuaian dengan pengguna 15
Dapat digunakan secara mandiri maupun terbimbing (fleksibilitas)
16
Tampilan petunjuk penggunaan 17 Kelengkapan atau kejelasan petunjuk penggunaan
18
Navigasi dan interaktif link
Ketepatan penggunan tombol navigasi 19 Ketepatan kinerja interaktif link 20
b. Respon Siswa
Media pembelajaran multimedia interaktif ini dapat dikatakan praktis atau tidaknya dilihat dari respon siswa. Instrument yang digunakan untuk mengetahui respon siswa berupa angket tertutup yang terdiri atas pertanyaan dan pernyataan yang telah dibuat. Jawaban pada angket siswa menggunakan angket skala Guttman yang terdiri dari dua kategori yang dibuat dalam pilihan “Ya atau Tidak” dengan
menggunakan checklist (√). Adapun kategori skala Guttman akan diuraikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.5 Kategori Penilaian pada skala Guttman
No. Keterangan Skor
1 Ya 1
2 Tidak 0
(Sugiyono, 2015:96)
c. Dokumentasi
Menyiapkan instrument dokumentasi penting dilakukan karena hasil dokumentasi dapat berguna sebagai bukti penelitian yang telah dilakukan. Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa foto dan video mulai dari tahap awal penelitian hingga akhir pengembangan media diimplementasikan dalam proses pembelajaran dikelas.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data dan instrument penelitian berdasarkan hasil pemantauan harus secepatnya diolah dan ditindaklanjuti, sehingga dapat segera diketahui apakah tujuan penelitian tercapai atau tidak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data lewat instrumen kemudian dikerjakan sesuai dengan prosedur penelitian dan pengembangan, sehigga analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Teknik analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil pengumpulan data dari evaluasi para ahli menggunakan pendekatan kualitatif
berupa wawancara dan hasil validasi menggunakan angket semi tertutup. Data kualitatif berasal dari saran-saran atau masukan dari tabel angket hasil validasi yang diisi oleh ahli materi dan ahli media. Data kualitatif ini dapat berupa komentar, saran, maupun masukan, dan lain-lain.
2. Data Kuantitatif
Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil data dari evaluasi para ahli yang dilakukan dengan menyebarkan angket, angket itulah yang akan digunakan sebagai acuan dalam menilai kevalidan media yang dikembangkan. Berbagai aspek hasil analisis kuantitatif antara lain sebagai berikut:
a) Analisis Kuantitatif Data Kevalidan Multimedia Interaktif
Analisis data dari hasil kevalidan media pembelajaran dengan menentukan nilai rata-rata total aspek kevalidan media pembelajaran berupa multimedia interaktif.
Untuk mengetahui nilai akhir dari berbagai butir pertanyaan, maka dapat dilakukan dengan mencari nilai rata-rata setiap validator dengan menghitung jumlah nilai semua aspek yang dibagi dengan banyaknya pertanyaan atau indikator yang diberikan kepada responden. Analisis kuantitatif data kevalidan multimedia interaktif dapat diperhitungkan dengan perumusan sebaga berikut :
Keterangan : P : Presentase
: Jawaban responded dalam 1 item i : Jawaban skor ideal dalam 1 item 100% : Konstanta
Setelah nilai rata-rata validator diketahui, maka tahap selanjutnya yaitu menghitung rata-rata total dengan menjumlahkan nilai rata-rata semua validator dan membagi dengan banyaknya jumlah validator yang terlibat.
× 100%
Berikut adalah rumus perhitungan data yang digunakan (Akbar, 2013:83) :
Keterangan : P : Presentase 100% : Konstanta
: Jumlah keseluruhan jawaban responden : Jumlah keeluruhan nilai ideal dalam satu item
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus diatas, hasil yang di peroleh digunakan untuk menentukan kevalidan Multimedia Interaktif Panduan Mewarnai dengan Teknik Gradasi. Agar lebih mudah dalam menganalisis kevalidan tersebut maka kriteria atau presentase dari validasi dapat menggunakan skor seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.6 Interpretasi tingkat kelayakan media
No. Tingkat Presentase (%) Kualifikasi Keterangan
1 81 – 100 Sangat Baik Sangat baik, sangat efektif, tidak perlu revisi
2 61 – 80 Baik Valid, tidak perlu revisi, efektif
3 41 – 60 Cukup Baik Cukup valid, perlu revisi, cukup efektif
4 21 – 40 Kurang Baik Kurang valid, perlu revisi, tidak efektif.
(Sumber: Riduwan, 2014:41)
Berdasarkan interpretasi tingkat kelayakan pada tabel diatas, apabila media yang dikembangkan mencapai angka lebih dari 60% maka media tersebut sudah dinyatakan layak digunakan, namun apabila hasil tingkat kelayakan masih dibawah 60% maka perlu dilakukan revisi pada pengembangan media tersebut.
× 100%
b) Analisis Kuantitatif Data Respon Siswa pada Multimedia Interaktif
Untuk mengetahui respon siswa terhadap Multimedia Interaktif Panduan Mewarnai dengan Teknik Gradasi ini akan digunakan analisis data kuantitatif berdasarkan angket tertutup yang telah diisi oleh siswa. Hasil dari respon siswa diukur menggunakan skala dengan model Guttman. Kategori penilaian pada skala Guttman dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :
Keterangan : P : Presentase
: Jumlah skor responden n : Jumlah skor yang ideal