• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

22 BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Pada panelitian ini, peneliti memilih model dari Lee & Owens dalam menetapkan langkah yang akan dilakukan sebagai cara untuk mengembangkan suatu produk. Alasan peneliti memilih model ini dikarenakan model Lee & Owens meupakan model yang dikhususkan untuk mengembangkan multimedia (Lee & Owens : 2004).

Model penelitian ini dikatakan sebagai model procedural kerena urutan langkah dalam prosesnya tersusun secara sistematis dan setiap langkah pengembangan memiliki urutan langkah pengembangan yang tersusun jelas. Prosedur penelitian dan pengembanagn dalam model Lee & Owens terdiri dari lima tahap, yaitu penilaian/analisis (assessment/analysis) yang meliputi analisis kebutuhan (need assessment) dan analisis awal akhir (front-end analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation) dan evaluasi (evaluation).

Gambar 3.1 Prosedur Model Pengembangan Lee & Owens (2004:3)

(2)

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Dalam pengembangan media interaktif ethnomatematika, prosedur yang akan dilakukan berisi atas beberapa tahap. Hal ini disebabkan karena langkah-langkah yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan pengemabngan yang akan dilakukan. Adapun prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam pengembangan media interaktif ethnomatematika pada materi KPK dan FPB yaitu menurut Lee & Owens

1. Analisis

Tahap pertama yang dilakukan adalah penilaian dan analisis yang dibagi menjadi dua tahapan yaitu penilaian kebutuhan (need assessment) dan analisis awal akhir (front-end analysis)

a. Penilaian Kebutuhan (need assessment)

Penilaian kebutuhan dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi di SDIT Daarussalaam. Peneliti melakukan wawancara awal bersama guru kelas 4 SDIT Daarussalaam. Tujuan dari analisis kebutuhan ini untuk mengetahui kesenjangan antara kondisi nyata dan kondisi yang diinginkan.

b. Analisis awal akhir (front-end analysis)

Pada tahap analisis awal akhir ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai apa yang akan dikembangkan. Lee & Owens (2004 : 28) mengatakan bahwa tahapan analisis awal akhir ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu audience analysis, technology analysis, situation analysis, taks analysis, critical analysis, objective analysis, issue analysis, media analysis, extand-data analysis, cost analysis. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan :

1) Audience Analysis (Analisis Peserta Didik)

Analisis peserta didik merupakan langlah yang dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik peserta didik. Analisis peserta didik ini meliputi jumlah peserta didik yang terdapat pada kelas 4 di SDIT Daarussalaam, karakteristik peserta didik dalam proses pembelajaran dan respon peserta didik terhadap pembelajaran.

(3)

Hasil dari analisis peserta didik ini akan disesuaikan dengan pengembangan media pembelajaran

2) Technology Analysis (Analisis Teknologi)

Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan teknologi yang ada di SDIT Daarussalaam. Apakah sekolah tersebut memiliki berbagai fasilitas yang dapat menunjang proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran interaktif. Fasilitas yang dimaksud seperti laboratorium komputer, proyektor serta laptop yang dimiliki oleh guru.

3) Situation Analysisi (Analisis Kondisi)

Selanjutnya adalah situation analysis atau analisi kondisi. Analisis ini mencakup kondisi lingkungan belajar peserta didik, berkaitan dengan letak geografis sekolah objek penelitian. Hasil dari analisis ini berpengaruh dalam proses perancangan media pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran

4) Taks Analysis (Analisis Tugas)

Analisis ini mencakup prosedur untuk tugas-tugas yang perlu dikuasai oleh peserta didik tehadap materi pembelajaran. Materi diambil pada pembelajaran yang dianggap sulit dipahami oleh peserta didik. Pada tahap analisis tugas ini peneliti mengkaji tentang indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam proses pembelajaran. Hasil dari analisis ini digunakan sebagai penentuan materi pembelajaran yang akan digunakan dalam media.

5) Objective Analysis (Analisis Tujuan)

Analisis ini dilakukan dalam rangka mennetukan apa yang akan menjadi isi media (berupa materi pengetahuan), bagaimana agar efektif diukur keberhasilannya, memilih media yang digunakan. Perumusan tujuan juga disesuaikan dengan kompetensi yang telahditentukan. Terdapat lima domain belajar yang perlu diperhatikan dalam rangka membuat tujuan yaitu kognitif, afektif, gerak, psikomotorik dan metakognitif.

6) Media Analysis (Analisis Media)

Analisis media ini dilakukan untuk menentukan bentuk dan isi dari media tersebut. Terdapat berbagai jenis media pembelajaran yang dapat digunakan, media

(4)

tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapang. Media pembelajaran ini harus disesuaikan dan berkaitan dengan hasil analisis sebelumnya yang telah dilakukan 7) Extand-Data Analysis (Analisis Data yang Sudah Ada)

Analisis selanjutnya yang harus dilakukan adalah extand-data analysis atau analisis data yang sudah ada. Analisis ini dilakukan dengan tujuan memecahkan masalah yang telah ditemui. Seperti mengidentifikasi sumber informasi yang ada, mengumpulkan berbagai macam informasi, dan mengevaluasi informasi.

8) Cost Analysis (Analisis Biaya)

Analisis biaya merupakan analisis yang terakhir. Analisis ini bertujuan untuk mengukur berapa tingginya biaya yang diperlukan dalam pembuatan media pembelajaran interaktif ini. Pada tahap ini mencakup kegiatan penentuan biaya, penggunaan biaya dan mencatat hasil akhir biaya

2. Desain

Tahapan yang kedua adalah tahap desain. Tahap desain merupakan tahapan perancangan produk yang akan dibuat Pada tahapan ini mencakup beberapa kegiatan seperti membuat jadwal dalam pengembangan multimedia. Selain itu juga merancang spesifikasi media yang akan dikembangkan serta merancang struktur materi yang akan dikembangkan berdasarkan hasil analisis dan menyiapkan perangkat yang diperlukan dalam proses validasi ahli dan uji coba audiens

3. Pengembangan

Tahapan yang ketiga adalah pengembangan produk yaitu menerjemahkan spesifikasi produk ke dalam wujud fisik yaitu software multimedia interaktif. Tahap pengembangan ini mencakup beberapa kegiatan seperti pembuatan storyboard.

Storyboard teresbut berfungsi sebagai pedoman bagi pengembang dalam input materi.

Selain itu mengembangkan desain interface yang akan digunakan dalam produk serta mengembangkan penyajian konten yang akan disajikan dalam produk. Pada tahapan ini dilakukan validasi ahli media dan validasi ahli materi. Setelah produk dinyatakan

(5)

layak oleh ahli, maka akan diujicobakan kepada kelompok besar yang akan melibatkan peserta didik satu kelas

4. Implementasi

Tahapan yang keempat adalah implementasi. Tahapan ini mencakup serangkaian kegiatan uji coba pengguna yang terdiri dari uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Kegiatan uji coba kelompok kecil dan kelompok besar melibatkan peserta didik sebagai subjek uji coba. Uji coba kelompok kecil melibatkan beberapa sampel peserta didik yang diambil berdasarkan tingkat pemahaman materi atau hasil belajar yang dicapai melalui data nilai dari guru kelas. Sedangkan uji coba kelompok besar melibatkan peserta didik satu kelas. Namun, peserta didik yang telah mengikuti uji coba kelompok kecil tidak ikut sertakan pada uji coba kelompok besar.

5. Evaluasi

Tahapan yang kelima adalah tahap evaluasi. Peneliti melakukan evaluasi terhadap produk yang dikembangkan. Evaluasi yang dilakukan berorientasi pada kevalidan produk yang dikembangkan melalui validasi ahli media, ahli materi serta uji coba produk. Tahap evaluasi ini berkiatan dengan tahap sebelumnya, yaitu tahap implementasi. Tahap evaluasi dilakukan setelah masing-masing serangkaian kegiatan implementasi dilakukan serta berdasarkan hasil validasi ahli dan uji coba produk

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Daarussalaam. Sekolah ini terletak di Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap 2020/2021.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini sebagai berikut :

(6)

1. Observasi

Observasi dilakukan sebelum dan saat melakukan penelitian. Observasi sebelum melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang ada di sekolah. Observasi saat melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan media interaktif ethnomatematika. Selain itu, observasi bertujuan untuk mmeperkuat pernyataan dari sumber data yang didapatkan melalui teknik wawancara, apakah sesuai atau tidak dengan keadaan di lapangan.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara lisan tatap muka dengan guru kelas IV SDIT Daarussalaam. Wawancara yang dilakukan mengenai permasalahan yang ada di kelas, serta media pembelajaran yang digunakan dikelas.

Sehingga peneliti mendapatkan data tentang pentingnya penelitian dan pengembangan media interaktif ethnomatematika ini dilakukan

3. Angket (Kuisioner)

Dalam penelitian dan pengembangan ini, angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket yang digunakan berupa angket validasi yang ditujukan kepada ahli materi dan ahli media. Selain itu juga digunakan angket respon peserta didik setelah menggunakan media interaktif ethnomatematika. Hasil dari angket ini berupa masukan, saran, dan lain-lain dalam menilai sebuah pengembangan produk. Diharapkan data yang diperoleh dapat menjadi pedoman untuk memperbaiki pengembangan media interaktif ethnomatematika.

4. Dokumentasi

Dalam penelitian dan pengembangan ini, dokumentasi dilakukan untuk melihat kondisi factual pada saat uji coba media. Dokumnetasi digunakan sebagai bukti konkret bahwa pernah dilakukan penelitian serta uji coba media pada objek penelitian.

Dokumentasi berupa foto kegiatan proses pembelajaran ketika menggunakan media interaktif ethnomatematika di SDIT Daarussalaam.

(7)

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dilakukan peneliti untuk mengamati proses pembelajaran di kelas IV SDIT Daarussalaam serta menganalisis kebutuhan penelitian. Fungsi dari observasi ini yaitu sebagai acuan peneliti dalam mengembangkan media yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Adapun pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut

Tabel 3.1 Observasi untuk anlisis kebutuhan penelitian

Aspek Indikator Butir Soal

Peserta didik

1. Jumlah peserta didik 2. Karakteristik peserta didik

1 2 Pembelajaran di Kelas 1. Keaktifan peserta didik dalam

pembelajaran

2. Minat peserta didik dalam belajar 3. Proses pembelajaran di kelas 4. Kesesuaian materi yang dibahas

dengan KI dan KD yang telah ditetapkan

3

4 5 6 Penggunaan media 1. Penggunaan media dalam

pembelajaran

7

Teknologi 1. Ketersediaan laptop 2. Ketersediaan internet

8 9 Ethnomatematika 1. Menerapkan ethnomatematika

dalam pembelajaran

10

(8)

2. Wawancara

Instrumen ini disusun sebelum mengembangkan produk untuk mengetahui permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara bersama dengan guru kelas IV SDIT Daarussalaam. Wawancara yang dilakukan berisi tentang pelaksanaan dan media yang digunakan dalam pembelajaran matematika materi KPK dan FPB. Hasil dari wawancara ini akan dijadikan bahan masukan dalam pengembangan media interaktif ethnomatematika ini.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru

Aspek Indikator

Pembelajaran di Kelas 1. Kegiatan pembelajaran di kelas

2. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran 3. Kesulitan yang dialami guru

4. Kesulitan yang dialami peserta didik Media Pembelajaran 1. Media yang pernah digunakan

2. Pengaruh media dalam proses pembelajaran

3. Kesesuaian media dengan materi pembelajaran

Ethnomatematika 1. Keterkaitan pembelajaran dengan wawasan budaya peserta didik

2. Penerapan ethnomatematika dalam pembelajaran

3. Angket

Pada penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk menguji kevalidan dari media, materi, serta respon pengguna. Berupa masukan, saran serta kritik dan tanggapan yang membangun. Berikut adalah angket yang akan diberikan kepada para ahli dan peserta didik.

a) Angket Validasi

Angket validasi ditujukan kepada para ahli media dan materi. Angket ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan media yang dikembangkan. Serta sebagai bahan revisi untuk menghasilkan media yang efektif dalam pembelajaran.

(9)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Validasi Ahli Materi

Aspek Indikator Butir soal

Kurikulum 1. Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar 2. Kesesuaian dengan Indikator

Pembelajaran

3. Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran

1 2

3 Materi 1. Materi pembelajaran dikaitkan dengan

budaya sekitar peserta didik 2. Bahasa yang digunakan jelas

3. Kemudahan dalam memahami materi 4. Kesesuaian soal evaluasi dengan

indikator

4

5 6 7

Ethnomatematika 1. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik terhadap permainan tradisional congklak 2. Menambah wawasan peserta didik

terhadap permainan tradisional congklak 3. Ketepatan memilih permainan congklak

sebagai materi KPK dan FPB

8

9

10

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Validasi Ahli Media

Aspek Indikator Butir Soal

Tampilan 1. Kemenarikan cover depan

2. Ketepatan pemilihan background dengan materi 3. Ketepatan proporsi layout

4. Ketepatan pemilihan font

5. Ketepatan ukuran huruf dan angka 6. Ketepatan warna teks

7. Kualitas tampilan gambar

8. Ketepatan pilihan video dengan materi 9. Kualitas video

10. Ketepatan pemilihan bakcsound 11. Ketahanan produk

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 pemrograman 1. Kesesuaian dengan pengguna

2. Fleksibel (dapat digunakan mandiri dan terbimbing)

3. Kelengkapan petunjuk pengguna 4. Ketepatan pengguna tombol navigasi

12 13 14 15

(10)

b) Angket pengguna

Angket pengguna merupakan data dan sumber data yang digunakan untuk mengetahui respon pengguna terhadap media yang dikembangkan. Media pembelajaran berupa multimedia interaktif dapat dikatakan praktis jika dilihat dari respon pengguna. Angket pengguna ditujukan kepada peserta didik dan guru.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Pengguna (Peserta Didik)

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Angket Pengguna (Guru)

Aspek Indikator Butir Soal

Pembelajaran 1. Media Interaktif sesuai dengan materi KPK dan FPB

2. Media interaktif ethnomatematika sesuai dnegan tujuan pembelajaran

1

2

Materi 1. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 2. Kesesuaian materi dengan indikator

pembelajaran

3. Materi mudah dipahami oleh peserta didik 4. Materi mendorong berpikir kritis peserta didik

3 4

5 6

Aspek Indikator Butir Soal

Tampilan 1. Penggunaan media jelas 2. Tampilan media menarik

3. Tampilan huruf dan kalimat mudah dipahami 4. Suara dapat terdengar jelas

5. Media dapat meningkatkan semangat belajar 6. Suasana belajar menjadi menyenangkan

1 2 3 4 5 6 Materi 1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami

2. Materi mudah dipahami

3. Penyajian latihan soal mudah dipahami

4. Meningkatkan rasa ingin tahu terhadap materi yang dipelajari

7 8 9 10

(11)

5. Materi dikembangkan berdasarkan budaya di sekitar peserta didik

7

Media 1. Kemenarikan media

2. Kemudahan dalam menggunakan media 3. Media dapat membantu dalam memahami

materi

8 9 10

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian dan pengembangan ini adalah teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif

1. Analisis data kualitatif

Analisis ini digunakan unruk mengolah data hasil wawancara. Pengambilan data kualitatif harus sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan dan sesuai dengan pengamatan dari peneliti. Data kualitatif ini dapat berupa saran, masukan dan lain-lain

2. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui kelayakan dari media interaktif ethnomatematika dengan penyebaran berupa angket penilaian dari para ahli yaitu ahli materi dan ahli media serta respon pengguna yaitu peserta didik dan guru.

Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengumpulan nilai yang diberikan oleh validator bertujuan untuk menguji kelayakan media interaktif yang dikembangkan.

Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh dari para pengguna bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pengembangan media interaktif ethnomatematika. Adapun uraiannya dapat dilihat sebagai berikut :

a) Analisis data angket validasi

Data ini diperoleh dari hasil pengumpulan nilai yang diberikan oleh validator untuk menguji kelayakan media yang dikembangkan. Pelaksanaan validasi para ahli menggunakan angket skala likert dengan skala 1 sampai 4. Untuk mengetahui presentase rata-rata dapat dilakukan dengan menghitung jumlah nilai semua aspek

(12)

yang dibagi dengan banyaknya pertanyaan atau indikator yang diberikan kepada responden. Dapat dirumuskan seperti dbawah ini

Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk dalam pengembangan media pembelajaran berupa media interaktif ethnomatematika, dapat diinterpretasikan pada tabel di bawah ini

Tabel 3.7 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi Para Ahli

(sumber : Akbar, 2017)

P = ∑𝑥

𝑛 × 100%

Keterangan :

P = Presentase skor

∑x = Jumlah skor penialaian n = Jumlah skor maksimal

Skor Kategori Keterangan

81% - 100% Valid Dapat digunakan

61% - 80% Cukup valid Dapat digunakan

41% - 60% Kurang valid Tidak dapat digunakan

21% - 40% Tidak valid Tidak dapat digunakan

0% - 20% Tidak valid Tidak dapat digunakan

(13)

b) Analisis data angket pengguna

Data yang diperoleh dari hasil evaluasi para pengguna, dianalisis menggunakan data kuantitatif menggunakan skala likert dengan menggunakan skala 1 smapai 4 untuk mengetahui keberhasilan dan kelayakan produk media interaktif yang dikembangkan.

Untuk mengetahui presentase rata-rata dapat dilakukan dengan menghitung jumlah nilai semua aspek yang dibagi dengan banyaknya pertanyaan atau indikator yang diberikan kepada responden. Dapat dirumuskan dibawah ini

P = ∑𝑥

𝑛 × 100%

Keterangan :

P = Presentase skor

∑x = Jumlah skor penialaian n = Jumlah skor maksimal

Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan produk dalam pengembangan media pembelajaran berupa media interaktif ethnomatematika, dapat diinterpretasikan pada tabel di bawah ini

Tabel 3.8 Tingkat Pencapaian dan Kualifikas Para Pengguna

(sumber : Akbar,2017)

Skor Keterangan

81% - 100% Menarik dan mudah digunakan

61% - 80% Cukup menarik dan mudah digunakan

41% - 60% Kurang menarik dan kurang mudah digunakan 21% - 40% Tidak menarik dan sulit dugunakan

0% - 20% Sangat tidak menarik dan sulit digunakan

(14)

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Model Pengembangan Lee & Owens (2004:3)
Tabel 3.1 Observasi untuk anlisis kebutuhan penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Validasi Ahli Materi
+4

Referensi

Dokumen terkait

S (melakukan pemeriksaan fisik pada Ny. N); memberikan motivasi kepada Nn. Y dan keluarga untuk merawat kehamilannya dengan baik dan memeriksakan kehamilannya

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dkk pada tahun 2019, dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kecukupan

Melalui uraian di atas, hal paling ideal dalam menentukan awal bulan adalah menggunakan hisab dan ruyat secara bersamaan. Hisab sebagai petunjuk tehnis dan

Ma’rufin Sudibyo dalam perspektif NU belum bisa diterapkan meski sudah menggunakan imkan rukyat dengan kriteria Mabims 2º akan tetapi NU belum bisa menerima konsep

Selama ini peneliti sangat fokus pada kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris dan selalu mengaplikasikan Comunicative Language Teaching (CLT) dan berdasarkan metode

Dari hasil penelitian tersebut hendaknya sebagai seorang guru untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA khususnya kelas V, perlu penggunaan metode

koefisien determinasi sebesar 0.542 lebih besar dibandingkann dengan nilai koefisien determinasi untuk variabel yang lain. Dengan demikian hipotesis ketiga yang