• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POTENSI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN PADA PEREKONOMIAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAA DENGAN PENDEKATAN INPUT-OUTPUT TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS POTENSI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN PADA PEREKONOMIAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAA DENGAN PENDEKATAN INPUT-OUTPUT TESIS"

Copied!
284
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POTENSI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN PADA PEREKONOMIAN

DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN INPUT

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Program Studi Agribisnis

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

ANALISIS POTENSI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN PADA PEREKONOMIAN

DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

TESIS

ntuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Agribisnis

Oleh Apriani S641408008

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2016

ANALISIS POTENSI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Magister

(2)
(3)

ANALISIS POTENSI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN PADA PEREKONOMIAN

DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN INPUT

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Program Studi Agribisnis

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

i

ANALISIS POTENSI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN PADA PEREKONOMIAN

DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

TESIS

ntuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Agribisnis

Oleh Apriani S641408008

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2016

ANALISIS POTENSI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Magister

(4)

ii

(5)

iii

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Nenekku Hafsah dan Cikyah (Almarhumah) yang kuhormati. Kalian selalu memberikan suri tauladan bahwa ”Tangan di Atas Lebih Baik daripada Tangan di bawah” betapapun sulit kehidupan yang harus kalian jalani.

Ibuku Rasmiati dan Ayahku Abdul Halik tercinta yang selalu mengajarkan kebaikan, kesederhanaan, ketekunan, kemandirian dan optimisme dalam menjalani setiap liku kehidupan serta selalu setia mendoakan, mendukung dan mendampingi anak- anaknya.

Kakakku Selvia dan adikku Risna tersayang yang selalu memberikan ide cemerlang, semangat dan dukungan dalam setiap langkahku.

Keponakan-keponakanku Ibrahim, Maryam, Adam dan Abdurrahman tersayang yang selalu memberikan keceriaan dan kegembiraan dalam keluarga.

Terima kasih untuk semua doa dan dukungan kalian selama ini.

(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”Analisis Potensi dan Peranan Sektor Pertanian pada Perekonomian di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pendekatan Input-Output” dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang mendalam kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Ir. Kusnandar, M.Si selaku Kepala Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si dan Dr. Ir. Sri Marwanti, MS selaku dosen pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan, masukan serta dorongan semangat sehingga penulisan tesis dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

4. Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP selaku dosen penguji tesis yang telah berkenan memberikan masukan-masukan yang membangun bagi tesis ini.

5. Segenap dosen Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berbagi ilmu dan pengalamannya. Semoga ilmu-ilmu tersebut dapat terus berkembang dan bermanfaat seperti halnya sebutir padi yang tumbuh dan berkembang menghasilkan berumpun-rumpun padi.

6. Reza Rapsodia selaku staf administrasi Program Studi Agribisnis dan segenap staf administrasi Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak membantu dalam proses administrasi penulis.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2014 atas kerjasama dan bantuannya selama masa studi.

8. Rekan-rekan Bidang Ketersediaan Pangan BKP (Mbak Ninik, Mbak Rima, Mbak Wuri dan Bu Aci) yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas belajar dengan baik dan tepat waktu.

(8)

vi

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah Subhanahu wata’ala memberikan balasan dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Besar harapan penulis bahwa tesis ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Surakarta, Juli 2016

Apriani

(9)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

INTISARI... xxii

ABSTRACT... xxiii

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 11

C. Tujuan Penelitian... 12

D. Manfaat Penelitian... 12

II. LANDASAN TEORI... 13

A. Tinjauan Pustaka... 13

1. Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi... 13

2. Teori Pembangunan Tidak Seimbang dan Keterkaitan Antar Sektor... 15

3. Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi... 17

4. Konsep dan Teori Investasi... 21

5. Pembangunan Ekonomi Daerah... 27

6. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah... 29

7. Analisis Input-Output... 34

B. Penelitian Terdahulu... 45

(10)

viii

C. Kerangka Pemikiran... 51

D. Asumsi... 55

E. Pembatasan Masalah... 55

III. METODE PENELITIAN... 56

A. Metode Dasar Penelitian... 56

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 56

C. Metode Penentuan Lokasi Penelitian... 56

D. Jenis dan Sumber Data Penelitian... 56

E. Metode Pengumpulan Data... 57

F. Metode Analisis Data... 57

1. Analisis Kontribusi/Peranan Sektor Pertanian... 58

2. Analisis Keterkaitan Antar Sektor... 59

3. Penentuan Sektor Kunci... 61

4. Analisis Angka Pengganda (Multiplier Effect)... 63

5. Analisis Dampak Investasi Sektor Pertanian... 65

6. Analisis Simulasi Dampak Perubahan Investasi Sektor Pertanian... 66

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 67

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA... 71 A. Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi... 71

B. Keadaan Demografis... 73

C. Profil Sektor Pertanian... 76

1. Ketersediaan Lahan Pertanian ... 76

2. Keragaan Produksi Komoditas Pertanian... 77

3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)... 84

D. Pertumbuhan dan Peranan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektoral... 86 1. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan... 86

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 88

3. Sektor Industri Pengolahan... 89

4. Sektor Pengadaan Listrik dan Gas... 91

(11)

ix

5. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang... 92

6. Sektor Konstruksi ... 93

7. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor... 94 8. Sektor Transportasi dan Pergudangan... 96

9. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum... 97

10. Sektor Informasi dan Komunikasi... 98

11. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi... 99

12. Sektor Real Estate... 100

13. Sektor Jasa Perusahaan... 101

14. Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib... 102 15. Sektor Jasa Pendidikan... 103

16. Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial... 104

17. Sektor Jasa Lainnya... 104

E. Kebijakan Pembangunan Provinsi D.I. Yogyakarta... 105

V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 108

A. Peranan Sektor Pertanian dalam Pembentukan Struktur Perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta... 108 1. Struktur Permintaan dan Penawaran... 108

2. Struktur Permintaan Akhir Menurut Komponen... 113

3. Struktur Konsumsi... 114

4. Struktur Investasi... 117

5. Struktur Ekspor-Impor... 120

6. Struktur Input Antara... 124

7. Struktur Nilai Tambah Bruto... 126

8. Struktur Output... 129

B. Analisis Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi... 132

1. Analisis Keterkaitan Ke Belakang (Backward Linkage)... 133

2. Analisis Keterkaitan Ke Depan (Forward Linkage)... 137

C. Analisis Indeks Daya Penyebaran (IDP) dan Indeks Derajat Kepekaan (IDK)... 143 1. Indeks Daya Penyebaran (IDP)... 144

(12)

x

2. Indeks Derajat Kepekaan (IDK)... 145

D. Penentuan Sektor Kunci (Key Sector) pada Perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta... 147 E. Analisis Angka Pengganda (Multiplier Effect)... 153

1. Analisis Angka Pengganda Output... 153

2. Analisis Angka Pengganda Pendapatan... 155

3. Analisis Angka Pengganda Tenaga Kerja... 157

F. Analisis Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja... 159

1. Dampak Investasi Sektor Padi... 164

2. Dampak Investasi Sektor Jagung... 165

3. Dampak Investasi Sektor Ketela Pohon... 166

4. Dampak Investasi Sektor Kacang Tanah... 167

5. Dampak Investasi Sektor Kedelai... 167

6. Dampak Investasi Sektor Sayur-sayuran... 168

7. Dampak Investasi Sektor Buah-buahan... 169

8. Dampak Investasi Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Lainnya... 170

9. Dampak Investasi Sektor Tebu... 171

10. Dampak Investasi Sektor Kelapa... 172

11. Dampak Investasi Sektor Tembakau... 173

12. Dampak Investasi Sektor Tanaman Perkebunan Lainnya... 174

13. Dampak Investasi Sektor Ternak Sapi dan Hasilnya Kecuali Susu Segar... 175

14. Dampak Investasi Sektor Susu Segar... 176

15. Dampak Investasi Sektor Unggas dan Hasil-hasilnya... 177

16. Dampak Investasi Sektor Hasil Pemeliharaan Hewan Lainnya... 178

17. Dampak Investasi Sektor Jasa Pertanian dan Perburuan... 179

18. Dampak Investasi Sektor Kehutanan dan Penebangan Kayu... 180

19. Dampak Investasi Sektor Ikan Laut dan Hasil Lainnya... 180

20. Dampak Investasi Sektor Ikan Darat dan Hasil Perairan Darat... 182 G. Analisis Simulasi Dampak Perubahan Investasi Sektor Pertanian

terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja...

185

(13)

xi

1. Dampak Perubahan Investasi Sektor Pertanian terhadap

Pembentukan Output Sektoral... 185

2. Dampak Perubahan Investasi Sektor Pertanian terhadap Pembentukan Pendapatan Sektoral... 188

3. Dampak Perubahan Investasi Sektor Pertanian terhadap Pembentukan Tenaga Kerja Sektoral... 192

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 199

A. Kesimpulan... 199

B. Saran... 200

DAFTAR PUSTAKA... 202

LAMPIRAN... 210

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi D.I.

Yogyakarta Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2010-2014 (Persen)... 4 Tabel 1.2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi D.I. Yogyakarta Atas

Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun

2010-2014 (Juta Rupiah)... 5 Tabel 1.3. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi

D.I. Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2014 (Persen)... 6 Tabel 1.4. Realisasi Investasi PMDN dan PMA Menurut Sektor di Provinsi D.I.

Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Miliar Rupiah)... 8 Tabel 2.1. Struktur Umum Tabel Transaksi Input-Output... 42 Tabel 3.1. Kriteria Penentuan Peringkat Prioritas Sektor ... 63 Tabel 4.1. Jumlah Kecamatan, Kelurahan/Desa dan Luas Wilayah Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta... 72 Tabel 4.2. Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Orang)... 75 Tabel 4.3. Luas Penggunaan Lahan Pertanian dan Bukan Pertanian di Provinsi

D.I. Yogyakarta (Ha)... 76 Tabel 4.4. Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan terhadap

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

2010-2014 (Persen)... 87 Tabel 4.5. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Provinsi D.I. Yogyakarta

Tahun 2011-2014 (Persen)... 88 Tabel 4.6. Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian terhadap PDRB Atas

Dasar Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014

(Persen)... 89 Tabel 4.7. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor

Pertambangan dan Penggalian di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

2011-2014 (Persen)... 89 Tabel 4.8. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014

(Persen)... 90

(15)

xiii

Tabel 4.9. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor Industri Pengolahan di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014

(Persen)... 91 Tabel 4.10. Kontribusi Sektor Pengadaan Listrik dan Gas terhadap PDRB Atas

Dasar Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014

(Persen)... 92 Tabel 4.11. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor

Pengadaan Listrik dan Gas di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)... 92 Tabel 4.12. Kontribusi Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di

Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Persen)... 93 Tabel 4.13. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang di

Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)... 93 Tabel 4.14. Kontribusi Sektor Konstruksi Terhadap PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Persen)... 94 Tabel 4.15. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor

Konstruksi di Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)...

94

Tabel 4.16. Kontribusi Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di

Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Persen)... 95 Tabel 4.17. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor di

Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)... 95 Tabel 4.18. Kontribusi Sektor Transportasi dan Pergudangan Terhadap PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

2010-2014 (Persen)... 96 Tabel 4.19. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor

Transportasi dan Pergudangan di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

2011-2014 (Persen)... 97 Tabel 4.20. Kontribusi Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Persen)... 98 Tabel 4.21. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum di Provinsi D.I.

Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)... 98 Tabel 4.22. Kontribusi Sektor Informasi dan Komunikasi Terhadap PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

2010-2014 (Persen)... 99

(16)

xiv

Tabel 4.23. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor Informasi dan Komunikasi di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)... 99 Tabel 4.24. Kontribusi Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi Terhadap PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

2010-2014 (Persen)... 100 Tabel 4.25. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor

Keuangan dan Asuransi di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)... 100 Tabel 4.26. Kontribusi Sektor Real Estate Terhadap PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Persen)... 101 Tabel 4.27. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor

Real Estate di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014

(Persen)... 101 Tabel 4.28. Kontribusi Sektor Jasa Perusahaan terhadap PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Persen)...

101

Tabel 4.29. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor Jasa Perusahaan di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)... 102 Tabel 4.30. Kontribusi Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Persen)...

102

Tabel 4.31. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)...

103

Tabel 4.32. Kontribusi Sektor Jasa Pendidikan terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Persen)...

103

Tabel 4.33. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor Jasa Pendidikan di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

2011-2014 (Persen)... 103 Tabel 4.34. Kontribusi Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Terhadap

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Persen)...

104

Tabel 4.35. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)... 104 Tabel 4.36. Kontribusi Sektor Jasa Lainnya Terhadap PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Persen)... 105

(17)

xv

Tabel 4.37. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010

Sektor Jasa lainnya di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2014 (Persen)... 105 Tabel 5.1. Struktur Permintaan Sektoral dalam Perekonomian Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor (Juta Rupiah)... 111 Tabel 5.2. Komposisi Penawaran Sektoral dalam Perekonomian Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor (Juta Rupiah)... 112 Tabel 5.3. Komposisi Permintaan Akhir Menurut Komponen terhadap

Distribusi Permintaan Akhir dan Nilai Tambah Bruto Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010...

114

Tabel 5.4. Struktur Konsumsi Sektoral dalam Perekonomian Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor (Juta Rupiah)... 117 Tabel 5.5. Struktur Investasi Sektoral dalam Perekonomian Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor (Juta Rupiah)... 119 Tabel 5.6. Struktur Ekspor-Impor Sektoral dalam Perekonomian Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor (Juta Rupiah)... 123 Tabel 5.7. Struktur Input Antara Sektoral dalam Perekonomian Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor (Juta Rupiah)... 125 Tabel 5.8. Komposisi Nilai Tambah Bruto Menurut Komponen di Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 (Juta Rupiah)... 127 Tabel 5.9. Struktur Nilai Tambah Bruto Sektoral dalam Perekonomian

Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor (Juta Rupiah)... 128 Tabel 5.10. Struktur Output Sektoral dalam Perekonomian Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor (Juta Rupiah)... 130 Tabel 5.11. Keterkaitan Ke Belakang Sektor-sektor Ekonomi di Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor... 137 Tabel 5.12. Keterkaitan Ke Depan Sektor-sektor Ekonomi di Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor... 142 Tabel 5.13. Indeks Daya Penyebaran Sektor-sektor Ekonomi di Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor... 145 Tabel 5.14. Indeks Derajat Kepekaan Sektor-sektor Ekonomi di Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor... 147 Tabel 5.15. Peringkat Prioritas Sektor-sektor Ekonomi di Provinsi D.I.

Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor... 151 Tabel 5.16. Angka Pengganda Output Sektor-sektor Ekonomi di Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor... 155 Tabel 5.17. Angka Pengganda Pendapatan Sektor-sektor Ekonomi di Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor... 157

(18)

xvi

Tabel 5.18. Angka Pengganda Tenaga Kerja Sektor-sektor Ekonomi di Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor... 159 Tabel 5.19. Dampak Perubahan Investasi Sektor Pertanian terhadap

Pembentukan Output Sektoral di Provinsi D.I. Yogyakarta (Juta Rupiah)...

186

Tabel 5.20. Peningkatan Output Sektoral sebagai Dampak Perubahan Investasi

Sektor Pertanian di Provinsi D.I. Yogyakarta (Juta Rupiah)... 188 Tabel 5.21. Dampak Perubahan Investasi Sektor Pertanian terhadap

Pembentukan Pendapatan Sektoral di Provinsi D.I. Yogyakarta (Juta Rupiah)...

189

Tabel 5.22. Peningkatan Pendapatan Sektoral sebagai Dampak Perubahan Investasi Sektor Pertanian di Provinsi D.I Yogyakarta (Juta Rupiah)... 191 Tabel 5.23. Dampak Perubahan Investasi Sektor Pertanian terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di Provinsi D.I. Yogyakarta (Juta Rupiah)...

193

Tabel 5.24. Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral sebagai Dampak Perubahan Investasi Sektor Pertanian di Provinsi D.I.

Yogyakarta (Juta Rupiah)... 195

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Diagram Circular Flow... 33

Gambar 2.2. Kerangka Tabel Input-Output... 38

Gambar 2.3. Diagram Kerangka Pikiran... 54

Gambar 4.1. Peta Wilayah Adminstrasi Provinsi D.I. Yogyakarta... 71

Gambar 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014... 85

Gambar 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani Berdasarkan Sub Sektor di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2012-2014... 86 Gambar 5.1. Investasi Sektor Pertanian di Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun

2010...

160

Gambar 5.2. Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Pembentukan Output di Provinsi D.I.Yogyakarta...

162

Gambar 5.3. Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Pembentukan Pendapatan di Provinsi D.I.Yogyakarta...

163

Gambar 5.4. Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi D.I.Yogyakarta...

164

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1. Agregasi Tabel Input-Output D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Klasifikasi

83 Sektor Menjadi 36 Sektor dan 17 Sektor... 210

Lampiran 2. Kode Klasifikasi 36 Sektor Tabel Input-Output D.I. Yogyakarta Tahun 2010... 212

Lampiran 3. Tabel Input-Output D.I. Yogyakarta Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen Tahun 2010 Klasifikasi 36 Sektor (Juta Rupiah)... 214

Lampiran 4. Matriks Koefisien Input (Matriks A) Klasifikasi 36 Sektor... 220

Lampiran 5. Matriks Alokasi Output Klasifikasi 36 Sektor... 222

Lampiran 6. Matriks Identitas (Matriks I) Klasifikasi 36 Sektor... 225

Lampiran 7. Matriks (I-A) Klasifikasi 36 Sektor... 226

Lampiran 8. Matriks (I-A)-1 (Matriks Kebalikan Leontief) Klasifikasi 36 Sektor.... 227

Lampiran 9. Dampak Investasi Sektor Padi Sebesar Rp. (1.341) Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 229

Lampiran 10. Dampak Investasi Sektor Jagung Sebesar Rp. (122) Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 230

Lampiran 11. Dampak Investasi Sektor Ketela Pohon Sebesar Rp. (199) Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 231

Lampiran 12. Dampak Investasi Sektor Kacang Tanah Sebesar Rp. (10) Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 232

Lampiran 13. Dampak Investasi Sektor Kedelai Sebesar Rp. (15) Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 233

Lampiran 14. Dampak Investasi Sektor Sayur-sayuran Sebesar Rp. (91) Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 234

Lampiran 15. Dampak Investasi Sektor Buah-buahan Sebesar Rp. 38 Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 235

(21)

xix

Lampiran 16. Dampak Investasi Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Lainnya Sebesar Rp. 4.434 Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan

dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 236 Lampiran 17. Dampak Investasi Sektor Tebu Sebesar Rp. 2 Juta terhadap

Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 237 Lampiran 18. Dampak Investasi Sektor Kelapa Sebesar Rp. 730 Juta terhadap

Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I.

Yogyakarta... 238 Lampiran 19. Dampak Investasi Sektor Tembakau Sebesar Rp. (1) Juta

terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di

Provinsi D.I. Yogyakarta... 239 Lampiran 20. Dampak Investasi Sektor Tanaman Perkebunan Lainnya Sebesar

Rp. 6.822 Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan

Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 240 Lampiran 21. Dampak Investasi Sektor Ternak Sapi dan Hasilnya Kecuali Susu

Segar Sebesar Rp. 26.954 Juta terhadap Pembentukan Output,

Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 241 Lampiran 22. Dampak Investasi Sektor Susu Segar Sebesar Rp. 131 Juta

terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di

Provinsi D.I. Yogyakarta... 242 Lampiran 23. Dampak Investasi Sektor Unggas dan Hasil-hasilnya Sebesar

Rp. 50.035 Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan

Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 243 Lampiran 24. Dampak Investasi Sektor Hasil Pemeliharaan Hewan Lainnya

Sebesar Rp. 467 Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan

Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 244 Lampiran 25. Dampak Investasi Sektor Jasa Pertanian dan Perburuan Sebesar

Rp. (45) Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga

Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 245 Lampiran 26. Dampak Investasi Sektor Sektor Kehutanan dan Penebangan Kayu

Sebesar Rp. (10.239) Juta terhadap Pembentukan Output,

Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta... 246 Lampiran 27. Dampak Investasi Sektor Ikan Laut dan Hasil Lainnya Sebesar

Rp. 244 Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta...

247

Lampiran 28. Dampak Investasi Sektor Ikan Darat dan Hasil Perairan Darat Sebesar Rp. 16.639 Juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta...

248

(22)

xx

Lampiran 29. Dampak Investasi Seluruh Sektor Perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010 dalam Pembentukan Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Sektoral...

249

Lampiran 30. Dampak Permintaan Akhir terhadap Pembentukan Output

Sektoral di Provinsi D.I. Yogyakarta (Juta Rupiah)... 250 Lampiran 31. Dampak Permintaan Akhir terhadap Pembentukan Pendapatan

Sektoral di Provinsi D.I. Yogyakarta (Juta Rupiah)...

251

Lampiran 32. Dampak Permintaan Akhir terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Sektor di Provinsi D.I. Yogyakarta (Juta Rupiah)... 252 Lampiran 33. Tabel Input-Output D.I. Yogyakarta Transaksi Domestik Atas

Dasar Harga Produsen Tahun 2010 Klasifikasi 17 Sektor (Juta

Rupiah)... 253 Lampiran 34. Matriks Koefisien Input (Matriks A) Klasifikasi 17 Sektor... 255 Lampiran 35. Matriks Identitas (Matriks I) Klasifikasi 17 Sektor... 256 Lampiran 36. Matriks (I-A) Klasifikasi 17 Sektor... 257 Lampiran 37. Matriks (I-A)-1 (Matriks Kebalikan Leontief) Klasifikasi 17 Sektor.... 258

(23)

xxi

ANALISIS POTENSI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN PADA PEREKONOMIAN

DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

Apriani1, Darsono2 dan Sri Marwanti2

INTISARI

Penelitian ini bertujuan mengetahui peranan sektor pertanian dalam perekonomian daerah, keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor lain, sektor lingkup pertanian yang menjadi sektor kunci dalam perekonomian daerah, angka pengganda sektor pertanian, dampak investasi sektor pertanian dan dampak perubahannya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian menggunakan analisis input-output. Data yang digunakan adalah Tabel Input-Output Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki peranan besar dalam perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta, dilihat dari struktur permintaan dan penawaran (10,36 persen), konsumsi rumah tangga (11,65 persen), ekspor (11,57 persen), impor (13,90 persen), investasi (1,44 persen), input antara (5,27 persen), Nilai Tambah Bruto (12,91 persen) dan struktur output (9,36 persen). Sektor pertanian memiliki keterkaitan ke depan lebih tinggi dibandingkan dengan keterkaitan ke belakangnya yang menunjukkan bahwa bahwa sektor pertanian lebih mampu mendorong pertumbuhan sektor hilir dibandingkan pertumbuhan sektor hulunya.Tidak terdapat sektor lingkup pertanian yang termasuk sektor kunci (Prioritas I), akan tetapi termasuk Prioritas II (sektor padi dan jagung) dan Prioritas III (sektor susu segar). Sektor susu segar memiliki angka pengganda output dan tenaga kerja tertinggi, sedangkan sektor unggas dan hasil-hasilnya memiliki angka pengganda pendapatan tertinggi dibandingkan sektor lingkup pertanian lainnya. Investasi sektor unggas dan hasil-hasilnya memberikan dampak terbesar terhadap pembentukan total output, pendapatan dan tenaga kerja dalam perekonomian. Hasil simulasi menunjukkan bahwa Skenario Optimis (peningkatan investasi sektor pertanian 17 persen) memberikan dampak terbesar terhadap pertumbuhan total output, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dalam perekonomian daerah. Peningkatan investasi sektor pertanian dapat diarahkan pada sektor lingkup pertanian yang potensial, yaitu sektor padi, jagung, susu segar, unggas dan hasil-hasilnya, ternak sapi dan hasilnya kecuali susu segar serta sektor kehutanan dan penebangan kayu.

Kata Kunci: potensi dan peranan sektor pertanian, input-output, investasi

1Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

2Staf Pengajar Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

(24)

xxii

POTENCY AND ROLE ANALYSIS OF AGRICULTURAL SECTOR IN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PROVINCE’S ECONOMY WITH

INPUT-OUTPUT APPROACH

Apriani1, Darsono2 dan Sri Marwanti2

ABSTRACT

The objectives of this research was to analyze the role of agricultural sector in regional economy, to analyze the linkage between agricultural sector and other economic sectors, to find the key sector in agricultural sector in regional economy, to analyze the multiplier effect of agricultural sector, to analyze the impact of agricultural sector investment and to analyze its impact of change in Daerah Istimewa Yogyakarta. The research used input-output analysis.The data used for this research is The 2010 Daerah Istimewa Yogyakarta Input-Output Table. The result of the research showed that agricultural sector has large role in Daerah Istimewa Yogyakarta economy, that showed at the structure of demand and supply (10,36 percent), household consumption (11,65 percent), export (11,57 percent),

import (13,90 percent), investment (1,44 percent), intermediate input (5,27 percent), added value (12,91 percent) and structure of output (9,36 percent).

Agricultural sector has higher forward linkage than its backward, which means that agricultural sector has a better capability to support the growth of its upstream sector than its downstream. None sector in agricultural sector is including in key sector (first priority sector) but including in the second priority sector (rice and maize) and the third priority sector (fresh milk). Fresh milk sector has highest output multiplier value and labour multiplier value, whereas poultry and its products sector has highest income multiplier value compared the other agricultural sectors. The investment of poultry and its products sector has given the biggest impact toward the construction of output, income and labour. The result of whole simulation showed that the Skenario Optimis (increased 17 percent of agricultural sector’s investment) has biggest impact toward the growth of output, income and labour in regional economy. The increased of agricultural sector investment should directed to potential agricultural sector, that is rice sector, maize sector, fresh milk sector, poultry and its products sector, cow and its product except fresh milk sector and forestry and logging sector.

Keywords: potency and role of agricultural sector, input-output, investment

1 Student of Agribusiness Department, Post Graduate Program of Sebelas Maret University Surakarta

2 Lecturers of Agribusiness Department, Post Graduate Program of Sebelas Maret University Surakarta

(25)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan proses perubahan yang direncanakan dan merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap menuju tingkat yang lebih baik. Hakikat pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar, keinginan individu dan kelompok sosial yang ada didalamnya dalam rangka mencapai kondisi kehidupan yang lebih baik secara material maupun spiritual. Dengan demikian, pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang meliputi berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat dan institusi nasional dengan tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan dan pengentasan kemiskinan (Todaro dan Smith, 2006: 22).

Todaro dan Smith (2006: 28-29) mengemukakan bahwa proses pembangunan di semua masyarakat paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti, yaitu peningkatan ketersediaan dan perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan;

peningkatan standar hidup berupa peningkatan pendapatan, penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan dan peningkatan perhatian terhadap nilai-nilai kultural dan kemanusiaan untuk memperbaiki kesejahteraan materiil dan menumbuhkan harga diri pada individu dan bangsa tersebut; perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu dan bangsa dengan membebaskan mereka dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan baik terhadap individu lain, bangsa lain maupun setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka. Hal ini sejalan dengan pembangunan nasional di Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang dilakukan oleh suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk

(26)

2

mengembangkan kegiatan ekonomi dan kualitas hidup masyarakatnya (Arsyad, 2013: 6). Sukirno (1985: 13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Berdasarkan definisi tersebut, pembangunan ekonomi terdiri dari tiga aspek, yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang. Pembangunan ekonomi sebagai proses, berarti merupakan perubahan yang terjadi terus-menerus.

Pembangunan ekonomi berkaitan dengan output per kapita, berarti harus memperhatikan pertambahan output total (Produk Domestik Bruto) dan pertambahan jumlah penduduk. Sedangkan aspek jangka panjang mengandung arti bahwa kenaikan output per kapita harus berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.

Sektor ekonomi mempunyai peran yang sangat besar dalam pembangunan.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional, baik dari segi pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja. Sektor pertanian di Indonesia sangat strategis sebagai basis ekonomi rakyat di pedesaan, menguasai hajat hidup sebagian besar penduduk, menyerap lebih separo total tenaga kerja dan bahkan terbukti telah menjadi katub pengaman pada krisis ekonomi Indonesia (Arifin, 2004; Priyarsono et al., 2005; Sastrosoenarto, 2006 dalam Darsono, 2009:1).

Menurut Amir (2005) dalam Marlina (2012: 7), selain menitikberatkan perhatian terhadap sektor-sektor ekonomi unggulan, pembangunan juga sebaiknya diarahkan pada sektor perdagangan dan sektor pertanian. Hal ini didukung oleh adanya peningkatan besaran keterkaitan yang menyeluruh (pure total linkage) sektor perdagangan dan sektor pertanian. Selain itu, sektor pertanian dan perdagangan mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Hakim (2002: 302) menyampaikan bahwa pemahaman terhadap sektor pertanian sangat penting dalam memahami pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Pertanian merupakan mata rantai terlemah dalam rantai pembangunan di negara-negara berkembang sehingga perlu mendapat perhatian khusus dalam pembangunannya.

(27)

3

Pembangunan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari kontribusi pembangunan daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Menurut Arsyad (2013: 108), masalah pokok dalam pembangunan daerah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah).

Oleh karena itu, kebijakan pembangunan ekonomi daerah harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.

Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang perencanaan yang teliti mengenai penggunaan sumberdaya publik dan sektor swasta. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bertujuan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya-sumberdaya publik yang tersedia di daerah dan memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya- sumberdaya swasta secara bertanggung jawab. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara keseluruhan sebagai unit ekonomi yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berinteraksi satu sama lain (Arsyad, 2013: 127-128).

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Provinsi ini di bagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian timur laut, tenggara, barat dan barat laut dibatasi oleh wilayah Provinsi Jawa Tengah. Provinsi D.I. Yogyakarta terletak antara 7˚.33’-8˚.12’ Lintang Selatan dan 110˚.00’-110˚.50’ Bujur Timur. Luas wilayahnya adalah 3.185,80 km² atau 0,17 persen dari luas Indonesia (1.860.359,67 km²) dan merupakan provinsi terkecil setelah Provinsi DKI Jakarta (BPS D.I. Yogyakarta, 2015a: 3).

Wilayah administratif Provinsi D.I. Yogyakarta terbagi atas lima kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Kulonprogo, Bantul, Gunungkidul, Sleman dan Kota Yogyakarta. Pada tahun 2014 jumlah penduduk mencapai 3.666.533 jiwa, dengan persentase jumlah penduduk laki-laki 49,47 persen dan penduduk perempuan 50,53 persen. Kepadatan penduduk di Provinsi D.I. Yogyakarta tercatat 1.142 jiwa per km2 (BPS D.I. Yogyakarta, 2015a: 63).

(28)

4

Selama tahun 2010-2014, struktur perekonomian Provinsi D.I. Yogyakarta masih didominasi oleh lima sektor utama, yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor konstruksi serta sektor informasi dan komunikasi. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yaitu berkisar 13,26 persen sampai 14,40 persen. Kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berkisar 10,94 persen sampai 11,21 persen.

Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum memberikan kontribusi berkisar 8,87 persen sampai 9,98 persen. Kontribusi sektor konstruksi berkisar 9,33 persen sampai 9,56 persen. Sementara itu, sektor informasi dan komunikasi memberikan kontribusi berkisar 8,45 persen sampai 9,56 persen (Tabel 1.1).

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta berfluktuasi selama lima tahun terakhir. Akan tetapi, kontribusi sektor ini terhadap PDRB selalu menempati peringkat kedua (Tabel 1.1). Hal ini menunjukkan bahwa sampai saat ini sektor pertanian masih memiliki peran penting bagi perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta.

Tabel 1.1. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi D.I.

Yogyakarta Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (Persen)

Sumber : BPS D.I. Yogyakarta (2015b:125), diolah Keterangan : *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**

Rata-rata Tahun 2010-2014

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 11,21 10,94 11,19 11,13 11,01 11,10

2 Pertambangan dan Penggalian 0,63 0,64 0,60 0,58 0,65 0,62

3 Industri Pengolahan 14,25 14,40 13,26 13,62 13,50 13,81

4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,15 0,13 0,12 0,10 0,10 0,12

5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 0,12 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11

6 Konstruksi 9,56 9,51 9,52 9,49 9,33 9,48

7

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 7,96 8,14 8,30 8,17 8,22 8,16

8 Transportasi dan Pergudangan 5,65 5,50 5,51 5,63 5,69 5,60

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,87 9,05 9,32 9,75 9,98 9,39

10 Informasi dan Komunikasi 9,56 9,39 9,49 8,92 8,45 9,16

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 3,15 3,38 3,49 3,73 3,89 3,53

12 Real Estate 6,95 6,85 7,03 6,85 6,95 6,93

13 Jasa Perusahaan 1,12 1,10 1,08 1,01 1,02 1,07

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 7,39 7,32 7,68 7,89 8,02 7,66

15 Jasa Pendidikan 8,39 8,48 8,24 8,03 8,13 8,25

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,38 2,45 2,50 2,47 2,44 2,45

17 Jasa lainnya 2,66 2,62 2,57 2,53 2,52 2,58

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

(29)

5

PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta cenderung meningkat selama tahun 2010- 2014. PDRB perkapita juga menunjukkan peningkatan, dari Rp. 18,65 juta pada tahun 2010 menjadi Rp. 21,87 juta pada tahun 2014. Selama periode tersebut, PDRB dari sektor pertanian berfluktuasi. Pada tahun 2014 PDRB dari sektor pertanian menempati peringkat keempat setelah sektor industri pengolahan, sektor informasi dan komunikasi serta sektor konstruksi, yaitu sebesar Rp. 7.506.534,30 juta (Tabel 1.2).

Tabel 1.2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi D.I. Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (Juta Rupiah)

Sumber : BPS D.I. Yogyakarta (2015b:124) Keterangan : *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

Sektor pertanian memiliki peran strategis dalam penyediaan lapangan kerja.

Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2014, penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 496.967 jiwa (25,41 persen) dari total tenaga kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta. Jumlah tenaga kerja sektor pertanian menempati peringkat kedua setelah sektor perdagangan besar, eceran dan rumah makan (BPS Provinsi D.I.

Yogyakarta, 2015a: 95).

Potensi sektor pertanian didukung oleh ketersediaan lahan pertanian yang memadai. Pada tahun 2014 luas penggunaan lahan pertanian di Provinsi D.I.

Yogyakarta mencapai 242.938 ha atau 76,26 persen dari total luas lahan. Lahan

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 7.252.595,20 7.134.678,90 7.500.728,20 7.670.026,20 7.506.534,30 2 Pertambangan dan Penggalian 406.711,00 436.328,70 443.626,90 461.013,80 470.734,60 3 Industri Pengolahan 9.215.500,00 9.711.791,70 9.435.888,00 10.084.213,30 10.469.636,90 4 Pengadaan Listrik dan Gas 94.730,00 100.058,90 110.269,80 117.133,20 120.209,30 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 76.110,90 76.349,50 78.992,20 79.739,90 82.855,40

6 Konstruksi 6.183.440,10 6.483.267,40 6.772.475,90 7.106.854,70 7.508.543,30 7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 5.146.467,00 5.410.096,50 5.878.431,70 6.187.855,10 6.540.107,50 8 Transportasi dan Pergudangan 3.651.707,30 3.795.544,70 3.975.070,50 4.217.506,90 4.377.849,80 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.740.109,60 6.066.531,90 6.480.399,20 6.942.541,10 7.414.021,00 10 Informasi dan Komunikasi 6.184.505,40 6.775.394,20 7.503.157,60 7.969.970,40 8.458.713,20 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 2.037.371,60 2.268.272,60 2.341.597,70 2.620.313,00 2.855.408,40 12 Real Estate 4.498.312,60 4.699.363,40 5.116.888,20 5.322.003,80 5.735.457,10

13 Jasa Perusahaan 722.493,10 769.963,30 831.517,10 858.734,20 924.041,70

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 4.777.665,90 4.999.227,10 5.373.904,20 5.639.411,80 5.971.985,60 15 Jasa Pendidikan 5.428.054,80 5.841.702,30 6.148.737,30 6.430.385,50 6.938.845,30 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.540.105,80 1.640.479,00 1.791.076,00 1.916.373,70 2.062.978,60 17 Jasa lainnya 1.723.087,80 1.840.824,20 1.919.688,60 2.012.930,90 2.119.325,90 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 64.678.968,20 68.049.874,40 71.702.449,20 75.637.007,50 79.557.248,00

PDRB Perkapita 18,65 19,39 20,18 21,04 21,87

(30)

6

pertanian terdiri dari lahan sawah seluas 55.650 ha dan lahan bukan sawah seluas 187.288 ha (BPS Provinsi D.I. Yogyakarta, 2015a: 268).

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu daerah. Pada tahun 2014 perekonomian Provinsi D.I. Yogyakarta tumbuh dengan laju 5,18 persen. Pertumbuhan ini sedikit melambat dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 5,49 persen. Sektor-sektor jasa menunjukkan pertumbuhan tertinggi pada periode tersebut, yaitu sektor jasa keuangan tumbuh 8,97 persen , sektor jasa pendidikan tumbuh 7,91 persen, sektor real estate tumbuh 7,77 persen, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 7,65 persen serta sektor jasa perusahaan tumbuh 7,61 persen. Sementara itu, pertumbuhan sektor pertanian menurun 2,13 persen dibandingkan tahun 2013 (Tabel 1.3). Laju pertumbuhan sektor pertanian di tingkat provinsi lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di tingkat nasional yang mencapai 4,18 persen pada tahun 2014 (BPS, 2015: 120).

Tabel 1.3. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi D.I.

Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2014 (Persen)

Sumber : BPS D.I. Yogyakarta (2015b:128) Keterangan : *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014**

Rata-rata Pertumbuhan

2011-2014

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (1,63) 5,13 2,26 (2,13) 0,91

2 Pertambangan dan Penggalian 7,28 1,67 3,92 2,11 3,75

3 Industri Pengolahan 5,39 (2,84) 6,87 3,82 3,31

4 Pengadaan Listrik dan Gas 5,63 10,20 6,22 2,63 6,17

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 0,31 3,46 0,95 3,91 2,16

6 Konstruksi 4,85 4,46 4,94 5,65 4,98

7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 5,12 8,66 5,26 5,69 6,18

8 Transportasi dan Pergudangan 3,94 4,73 6,10 3,80 4,64

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,69 6,82 7,13 6,79 6,61

10 Informasi dan Komunikasi 9,55 10,74 6,22 6,13 8,16

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 11,13 3,23 11,90 8,97 8,81

12 Real Estate 4,47 8,88 4,01 7,77 6,28

13 Jasa Perusahaan 6,57 7,99 3,27 7,61 6,36

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 4,64 7,49 4,94 5,90 5,74

15 Jasa Pendidikan 7,62 5,26 4,58 7,91 6,34

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,52 9,18 7,00 7,65 7,59

17 Jasa lainnya 6,83 4,28 4,86 5,29 5,32

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 5,21 5,37 5,49 5,18 5,31

(31)

7

Selama tahun 2011-2014, pertumbuhan ekonomi di Provinsi D.I. Yogyakarta cenderung meningkat, dengan rata-rata 5,31 persen per tahun. Pada periode tersebut, sektor jasa keuangan dan asuransi menunjukkan pertumbuhan tertinggi, yaitu rata-rata 8,81 persen per tahun. Sektor informasi dan komunikasi berada pada peringkat kedua, dengan rata-rata pertumbuhan 8,16 persen. Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial serta sektor penyediaan akomodasi dan makan minum menempati peringkat ketiga dan keempat, dengan rata-rata pertumbuhan 7,59 persen dan 6,61 persen. Sementara itu, sektor pertanian menunjukkan laju pertumbuhan yang fluktuatif, yaitu tumbuh negatif pada tahun 2011 dan 2014 dan tumbuh positif pada tahun 2012 dan 2013. Pertumbuhan sektor pertanian lebih lambat jika dibandingkan sektor ekonomi lainnya, yaitu rata-rata 0,91 persen per tahun (Tabel 1.3).

Pembentukan modal (investasi) merupakan faktor yang penting dan strategis di dalam proses pembangunan ekonomi (Jhingan, 2007: 47). Begitu pula peningkatan daya saing sektor pertanian juga membutuhkan kegiatan investasi.

Sektor pertanian akan lebih mampu memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki secara optimal dengan adanya investasi. Investasi sektor pertanian akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian daerah, baik dalam hal PDRB, kesempatan kerja maupun pemerataan pendapatan.

Perkembangan investasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti potensi sumberdaya alam, infrastruktur penunjang dan iklim investasi yang kondusif.

Pembentukan investasi di daerah dapat bersumber dari pemerintah dan swasta.

Investasi pemerintah antara lain dilakukan untuk menyediakan barang publik.

Besarnya investasi pemerintah dapat dihitung dari selisih antara total anggaran pemerintah dengan belanja rutinnya. Investasi swasta dapat bersumber dari dalam negeri, dikenal dengan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan luar negeri, dikenal dengan PMA (Penanaman Modal Asing).

Pada tahun 2014, lima sektor penyumbang investasi terbesar di Provinsi D.I.

Yogyakarta adalah sektor industri pengolahan mencapai Rp. 2.783,51 miliar (29,23 persen); sektor hotel dan restauran sebesar Rp. 2.541,60 miliar (26,69 persen);

sektor perdagangan dan reparasi sebesar Rp. 1.629,24 miliar (17,11 persen);

sektor jasa lainnya sebesar Rp. 786,78 miliar (8,26 persen); sektor transportasi,

(32)

8

gudang dan komunikasi sebesar Rp. 721,42 miliar (7,57 persen). Sementara investasi sektor pertanian hanya Rp. 67,18 miliar (0,71 persen).

Selama periode 2010-2014, total nilai investasi PMDN dan PMA di Provinsi D.I. Yogyakarta menunjukkan kecenderungan meningkat. Proporsi investasi dalam sektor primer relatif kecil dibandingkan sektor sekunder dan tersier, yaitu rata-rata 1,88 persen dari total investasi. Sementara rata-rata proporsi investasi dari sektor sekunder sebesar 29 persen dan sektor tersier sebesar 69,11 persen (Tabel 1.4).

Sektor pertanian selama tahun 2010-2014 mendapatkan proporsi yang sangat kecil dari total nilai investasi PMDN dan PMA, yaitu berkisar 0,71 persen sampai 1,37 persen. Selama periode tersebut, rata-rata nilai investasi sektor pertanian hanya Rp. 63,43 miliar per tahun (1,01 persen). Sementara rata-rata nilai investasi sektor industri pengolahan serta sektor hotel dan restauran, masing-masing mencapai Rp. 1.927,41 miliar (29 persen) dan Rp. 1.871,86 miliar (28,06 persen).

Sektor-sektor ekonomi lain yang juga memiliki rata-rata proporsi yang relatif kecil (di bawah 2 persen) dari total nilai investasi adalah sektor konstruksi (0,14 persen), sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran (0,39 persen), sektor pertambangan dan penggalian (0,88 persen), serta sektor listrik, gas, air minum (1,51 persen).

Tabel 1.4. Realisasi Investasi PMDN dan PMA Menurut Sektor di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2014 (Miliar Rupiah)

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

PRIMER 63,43 1,38 63,43 0,99 68,09 0,96 68,09 0,84 560,79 5,89 146,37 1,88

1 Pertanian 62,68 1,37 62,68 0,98 67,18 0,95 67,18 0,83 67,18 0,71 63,43 1,01

a. Tanaman Pangan 2,83 0,06 1,81 0,03 24,31 0,34 24,31 0,30 24,31 0,26 14,90 0,21

b. Perkebunan 18,11 0,40 19,13 0,30 1,13 0,02 1,13 0,01 1,13 0,01 6,79 0,12

c. Peternakan 40,66 0,89 40,66 0,63 40,66 0,58 40,66 0,50 40,66 0,43 40,66 0,66

d. Perikanan 1,08 0,02 1,08 0,02 1,08 0,02 1,08 0,01 1,08 0,01 1,08 0,02

e. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2 Pertambangan dan Penggalian 0,75 0,02 0,75 0,01 0,91 0,01 0,91 0,01 493,61 5,18 82,95 0,88 SEKUNDER 1.363,93 29,77 1.974,94 30,75 1.798,72 25,49 2.330,42 28,89 2.783,51 29,23 1.927,41 29,00 3 Industri Pengolahan 1.363,93 29,77 1.974,94 30,75 1.798,72 25,49 2.330,42 28,89 2.783,51 29,23 1.927,41 29,00 TERSIER 3.153,62 68,84 4.385,21 68,27 5.189,26 73,54 5.669,26 70,27 6.180,10 64,89 4.600,12 69,11

4 Konstruksi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 36,00 0,45 36,00 0,38 12,00 0,14

5 Hotel & Restauran 1.249,20 27,27 1.683,74 26,21 2.203,72 31,23 2.307,67 28,60 2.541,60 26,69 1.871,86 28,06 6 Perdagangan dan Reparasi 599,97 13,10 1.857,17 28,91 1.263,83 17,91 1.594,67 19,77 1.629,24 17,11 1.237,65 17,96

7

Perumahan, Kawasan Industri

dan Perkantoran 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 222,84 2,34 37,14 0,39

8

Transportasi, Gudang dan

Komunikasi 38,72 0,85 353,09 5,50 712,47 10,10 721,42 8,94 721,42 7,57 430,80 5,64

9 Jasa Lainnya 1.264,04 27,59 487,97 7,60 769,10 10,90 769,38 9,54 786,78 8,26 889,15 15,42 10 Listrik, Gas, Air Minum 1,70 0,04 3,25 0,05 240,13 3,40 240,13 2,98 242,23 2,54 121,52 1,51 Jumlah 4.580,97 100,00 6.423,58 100,00 7.056,07 100,00 8.067,77 100,00 9.524,40 100,00 6.673,91 100,00

No Sektor

2010 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata

Sumber: BKPM D.I. Yogyakarta (2015), diolah

Gambar

Diagram  circular flow  menggambarkan bahwa  rumah  tangga  (konsumen)  membeli  barang  dan  jasa  dari  perusahaan  (produsen),  sedangkan  perusahaan  mengunakan  pendapatannya  melalui  penjualan  untuk  membayar  upah  pekerja,  sewa tanah dan keuntun
Gambar 2.3. Diagram Kerangka Pemikiran
Gambar  5.2.    Dampak  Investasi  Sektor  Pertanian  Terhadap  Pembentukan  Output             di Provinsi D.I.Yogyakarta
Gambar 5.3. Dampak    Investasi     Sektor    Pertanian   Terhadap      Pembentukan                     Pendapatan di Provinsi D.I.Yogyakarta
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis tersebut maka dampak investasi sub sektor pertanian terhadap pembentukan nilai output, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah pada sub

Berdasarkan hasil analisis dampak penyebaran, jasa pariwisata dan sektor pendukungnya mempunyai kemampuan yang kuat untuk menarik dan mendorong terhadap pertumbuhan output

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sektor agroindustri ternyata lebih mampu mendorong pertumbuhan atau pembentukan output sektor-sektor yang menjadi penyedia

Dari analisis input output dapat dilihat sektor-sektor kunci yang memiliki keterkaitan ke belakang atau disebut juga daya penyebaran yang tinggi dan keterkaitan ke depan

Hasil analisis menunjukkan : (1) masih rendahnya kontribusi sektor perikanan terhadap struktur perekonomian Jawa Tengah, yaitu pada distribusi input, output, nilai

Output merupakan nilai dari keseluruhan produk yang dihasilkan oleh sektor- sektor ekonomi dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia disuatu wilayah dalam

Pada tahun 2000 dari sektor hulu, tanaman tebu memiliki penurunan pengganda output yang cukup signifikan yaitu turun dari -4, 974 pada tahun 1995 menjadi -14,489 pada tahun

Suatu sektor dikatakan mempunyai daya penyebaran yang tinggi jika pertumbuhan sektor-sektor tersebut mempengaruhi sektor-sektor lainnya, sehingga dapat pula