• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data. Identifikasi model ARCH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data. Identifikasi model ARCH"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Metode

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram alir penelitian

Langkah-langkah pada Gambar 1 diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Eksplorasi data.

Eksplorasi data dengan melihat pergerakan indeks harga saham melalui plot deret waktu indeks harga saham dan statistika deskriptif pengembalian harga saham sektor properti.

2. Identifikasi model ARCH.

Identifikasi adanya proses ARCH menggunakan uji Lagrang Multiplier dengan tahapan sebagai berikut :

a. Menentukan model rataan.

b. Meregresikan kuadrat galat model rataan.

c. Menghitung nilai

Jika lebih besar dari , mengindikasikan adanya pengaruh ARCH.

Untuk model EGARCH tidak dilakukan pengujian heteroskedastistas karena pada dasarnya model EGARCH adalah modifikasi dari model GARCH dan hasil dari pengujian heteroskedastisitas galat memberikan hasil yang sama.

3. Pendugaan parameter dan pemilihan model ARCH/GARCH dan EGARCH.

Pendugaan parameter menggunakan metode maximum likelihood jika data menyebar normal. Sedangkan jika data tidak menyebar normal, pendugaan

parameter menggunakan metode Quasi Maximum Likelihod.

Kriteria pemilihan model terbaik pada model ARCH/GARCH dan model EGARCH menggunakan indikator kebaikan model yaitu nilai AIC dan SBC yang minimum dan mempunyai parameter yang signifikan.

4. Uji pengaruh asimetrik.

Pengaruh asimetrik pada data dapat diuji menggunakan korelasi silang antara kuadrat galat model rataan terhadap lag galatnya (Tagliafichi, 2003).

5. Pemeriksaan model.

Pemerikasaan model GARCH dan model EGARCH dilakukan dengan memeriksa galat baku model yang meliputi pemeriksaan kehomogenan ragam galat baku dan pemeriksaan autokorelasi galat baku.

6. Peramalan dan validasi.

Peramalan ragam dilakukan untuk model ARCH/GARCH dan model EGARCH. Kemudian dilakukan validasi untuk melihat performa model GARCH dalam memodelkan ragam. Hasil peramalan ragam model GARCH untuk 22 periode ke depan dibandingkan dengan hasil peramalan model EGARCH.

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data

Data indeks harga saham sektor properti sebesar 828 pengamatan. Gambar 2 merupakan plot antara indeks harga saham dengan waktu.

Gambar 2. Plot deret waktu indeks harga saham Dari Gambar 2 terlihat adanya pola siklus yang diawali dengan trend naik pada tahun 2006 hingga akhir bulan Juli 2007, kenaikan tersebut terjadi karena ekonomi di Indonesia yang semakin membaik. Trend naik ini kemudian disusul dengan trend turun hingga pertengahan Agustus 2007. Pola trend naik yang diikuti trend turun terjadi hingga bulan Mei 2008 kemudian trend terus menurun Eksplorasi data

Identifikasi model ARCH

Pendugaan parameter dan pemilihan model ARCH/GARCH

Uji pengaruh asimetrik

Pendugaan parameter dan pemilihan model EGARCH

Pemeriksaan model

Peramalan dan validasi

(2)

hingga akhir Oktober 2008, pola tersebut terjadi karena adanya gejolak krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Selanjutnya tercapai kestabilan sampai pada bulan April 2009 yang menunjukkan bahwa perekonomian di Indonesia sudah menunjukkan adanya perbaikan hingga meningkat pada bulan Mei 2009.

Data pengembalian harga saham terdiri dari T = 827 pengamatan yang secara eksplorasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Histogram pengembalian harga saham Hasil ringkasan data pengembalian harga saham dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Ringkasan data pengembalian harga saham

Statistik Nilai

Rataan 0.0008546

Simpangan baku 0.0167116

Kemenjuluran -1.1527957

Keruncingan 6.9626766

Berdasarkan Tabel 1 diatas, tingkat pengembalian harga saham memiliki nilai rataan yang positif menunjukkan bahwa saham sektor properti memiliki tingkat pengembalian yang positif. Kemenjuluran yang bernilai negatif menunjukkan bahwa data pengembalian menjulur ke kiri. Nilai keruncingan yang lebih besar dari 3 berarti bahwa data tersebut memiliki ekor yang lebih panjang dibandingkan dengan sebaran normal (heavy tail) dan merupakan gejala awal adanya heteroskedastisitas. Nilai kemenjuluran dan keruncingan tersebut menunjukkan bahwa data pengembalian mengumpul pada pengembalian yang bernilai besar.

Identifikasi Model

Identifikasi adanya heteroskedastisitas secara visual dapat terlihat pada Gambar 4.

Pada gambar tersebut terdapat perbedaaan antara titik puncak dengan titik bawah pada beberapa periode dan ketidakseragaman simpangan-simpangannya. Pada gambar juga terlihat tidak adanya pola trend, karena itu model konstanta cukup untuk digunakan sebagai model rataan bagi tingkat pengembalian.

Gambar 4. Plot pengembalian harga saham

Untuk model rataan dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini, diperoleh dugaan intersep sebesar 0.000855, model rataan bagi tingkat pengembalian hanya memasukkan komponen konstanta maka dugaan bagi intersep adalah nilai rataannya.

Tabel 2 Model rataan.

Peubah Dugaan Nilai t Nilai p Intersep 0.000855 1.47 0.1418

Model rataan dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut :

Tabel 3 Uji heteroskedastisitas galat model rataan.

Ordo LM Nilai p

1 3.9900 0.0458

2 61.7221 < 0.0001 3 61.9586 < 0.0001 4 62.5823 < 0.0001 5 63.5307 < 0.0001 6 63.6075 < 0.0001 7 63.6086 < 0.0001 8 63.9777 < 0.0001 9 63.9889 < 0.0001 10 64.7054 < 0.0001 11 76.0145 < 0.0001 12 76.0230 < 0.0001 Hasil uji keberadaan pengaruh ARCH menggunakan uji Lagrange Multiplier seperti yang terlihat pada Tabel 3, terlihat bahwa nilai

(3)

p signifikan pada untuk ordo 1-12.

Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh ARCH pada galat model rataan. Banyaknya ordo yang signifikan menunjukkan banyaknya ordo ARCH yang diperlukan untuk memodelkan fungsi ragam.

Model ARCH adalah proses short memory yang hanya memasukkan q kuadrat galat yang digunakan untuk menduga perubahan ragam. Sedangkan model GARCH adalah proses long memory yang menggunakan semua kuadrat galat pada waktu sebelumnya untuk menduga ragam saat ini.

Berdasarkan uji heteroskedastisitas pada Tabel 3, ordo yang panjang hingga ordo 12 ini mengindikasikan adanya proses GARCH.

Pendugaan Parameter

Untuk menentukan metode yang akan digunakan dalam pendugaan parameter, dilakukan pengujian kenormalan terhadap galat pada model rataan.

Tabel 4 Uji kenormalan galat model rataan.

Normal test Nilai p 1656.5955 < 0.0001 Hasil uji kenormalan dapat dilihat pada Tabel 4, karena galat model rataan tidak menyebar normal dengan nilai p < 0.0001 yang signifikan pada , pendugaan parameter pada model GARCH dan EGARCH mengggunakan metode Quasi Maksimum Likelihood.

Model GARCH yang sesuai adalah model GARCH (1,1) dengan parameter

masing-masing 0.0000802, 0.3196, dan 0.4229. Sedangkan Model EGARCH yang sesuai adalah model EGARCH (1,1) dengan parameter masing-masing sebesar -1.8557, 0.3283, 0.7732, dan -0.4762.

Model GARCH

Model GARCH (1,1) dengan parameter masing-masing 0.0000802, 0.3196, dan 0.4229 yang dapat diformulasikan sebagai berikut :

Tabel 5 Model GARCH (1,1) Peubah db Dugaan Standard

Error Nilai t Nilai p arch0 1 0.0000802 0.0000109 7.34 <0.0001 arch1 1 0.3196 0.028 11.4 <0.0001 garch1 1 0.4229 0.0562 7.52 <0.0001

Model GARCH (1,1) memiliki nilai AIC dan SBC masing-masing sebesar -4519.7045 dan -4505.5511. Model ini dipilih karena memiliki parameter yang signifikan pada dan nilai AIC dan SBC yang minimum. Pemilihan model GARCH dapat dilihat pada Lampiran 1.

Uji Pengaruh Asimetrik

Hasil uji adanya pengaruh asimetrik dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil korelasi silang antara kuadrat galat model rataan terhadap lag galatnya menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan pada lag -2. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh asimetrik pada data. Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengatasi pengaruh asimetrik pada data adalah model EGARCH.

Model EGARCH

Model EGARCH (1,1) dengan parameter masing-masing sebesar -1.8557, 0.3283, 0.7732, dan -0.4762 dapat dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 6 Model EGARCH (1,1) Peubah db Dugaan Standard

Error Nilai t Nilai p earch0 1 -1.8557 0.5266 -3.52 0.0004 earch1 1 0.3283 0.0715 4.59 <0.0001 egarch1 1 0.7732 0.0637 12.14 <0.0001 theta 1 -0.4762 0.1373 -3.47 0.0005

Nilai yang tidak sama dengan nol menunjukkan adanya pengaruh asimetrik.

Model EGARCH (1,1) memiliki nilai AIC dan SBC masing-masing sebesar -4528.6888 dan -4509.8176. Model tersebut dipilih karena memiliki nilai AIC dan SBC yang minimum dibandingkan dengan model lainnya. Selain itu, model ini juga memiliki parameter yang signifikan pada . Pemilihan model EGARCH dapat dilihat pada Lampiran 3.

Pemeriksaan Model

Pemeriksaan model dilakukan dengan melakukan pemeriksaan pada galat baku.

Pemeriksaan model meliputi pemeriksaan kehomogenan ragam galat baku dan pemeriksaan autokorelasi galat baku.

(4)

Tabel 7 Uji kehomogenan ragam galat baku pada model GARCH dan model EGARCH.

Lag GARCH (1,1) EGARCH (1,1) LM Nilai p LM Nilai p 1 0.2449 0.6207 0.0160 0.8993 2 0.4394 0.8028 0.0179 0.9911 3 0.5480 0.9082 0.5348 0.9112 4 0.7252 0.9482 0.7488 0.9452 5 2.0232 0.8459 1.1884 0.9460 6 2.0254 0.9174 1.2677 0.9734 7 2.3761 0.9361 1.5979 0.9787 8 2.6652 0.9536 1.7768 0.9871 9 2.9507 0.9662 2.0344 0.9909 10 3.5273 0.9662 2.2395 0.9942 11 12.1665 0.3513 7.2133 0.7816 12 12.4367 0.4113 7.2999 0.8372 Pengujian kehomogenan ragam galat baku menunjukkan bahwa galat baku pada model GARCH maupun model EGARCH menunjukkan adanya kehomogenan ragam galat baku dengan nilai p yang tidak signifikan pada seperti yang terlihat pada Tabel 7.

Tabel 8 Uji autokorelasi galat baku model GARCH (1,1)

Lag ACF Q Nilai p

1 -0.01838 0.28040 0.5964 2 0.01115 0.38371 0.8254 3 -0.01528 0.57797 0.9015 4 -0.01610 0.79390 0.9393 5 0.03814 2.00714 0.8482 6 -0.00076 2.00763 0.9190 7 0.02131 2.38730 0.9353 8 -0.02222 2.80060 0.9462 9 -0.01832 3.08189 0.9610 10 0.02503 3.60762 0.9633 11 0.09821 11.71128 0.3857 12 0.01661 11.94336 0.4502 13 0.00659 11.97994 0.5293 14 -0.00941 12.05461 0.6019 15 0.00608 12.08582 0.6725 Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan autokorelasi pada galat baku yang hasilnya terlihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Pada Tabel 8 terlihat bahwa galat baku pada model GARCH sudah tidak terdapat autokorelasi dan

galatnya bersifat acak dengan nilai p yang tidak signifikan pada .

Tabel 9 Uji autokorelasi galat baku model EGARCH (1,1)

Lag ACF Q Nilai p

1 0.00665 0.03670 0.8481 2 -0.00435 0.05243 0.9741 3 -0.02714 0.66528 0.8813 4 -0.01737 0.91662 0.9222 5 0.02108 1.28724 0.9362 6 0.00936 1.36040 0.9682 7 0.01978 1.68751 0.9751 8 -0.01800 1.95873 0.9823 9 -0.01809 2.23300 0.9872 10 0.01361 2.38844 0.9924 11 0.07576 7.21069 0.7818 12 0.01149 7.32175 0.8356 13 -0.00400 7.33522 0.8841 14 -0.01251 7.46720 0.9152 15 -0.00686 7.50693 0.9420 Sama halnya pada model GARCH, pada Tabel 9 terlihat bahwa model EGARCH sudah tidak terdapat autokorelasi pada sisaan baku.

Dengan demikian, model GARCH dan EGARCH dapat dikatakan baik.

Peramalan dan Validasi

Hasil peramalan ragam untuk kedua model hingga 22 periode kedepan secara eksplorasi dapat dilihat pada Gambar 5. Pada gambar terlihat hasil peramalan untuk model GARCH dan EGARCH menunjukkan pola yang hampir sama. Sedangkan nilai aktual mengalami kenaikan dan penurunan pada beberapa titik waktu. Peramalan untuk jangka waktu panjang akan memberikan hasil yang kurang baik karena pergerakan indeks harga sangat fluktuatif.

Gambar 5. Hasil peramalan ragam kedua model

-0.0005 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003

27-May-09 6-Jun-09 16-Jun-09 26-Jun-09 6-Jul-09

aktual garch egarch

(5)

Nilai ragam yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil peramalan menunjukkan risiko yang akan ditanggung investor lebih besar, kerena itu investor harus lebih berhati-hati dalam membeli saham karena model ini tidak memperhatikan faktor lain, misalnya tingkat suku bunga, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan lain sebagainya.

Tabel 10 Ringkasan hasil validasi

Model GARCH (1,1) EGARCH (1,1)

MAD 0.00031 0.00034

MAE 0.00052 0.00052

MAPE 3311.96% 2956.29%

RMSE 0.00083 0.00084

Hasil validasi untuk kedua model dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan nilai MAPE, model EGARCH lebih baik dibandingkan dengan model GARCH dimana nilai MAPE pada model EGARCH sebesar 2956.29% lebih kecil dibandingan dengan model GARCH sebesar 3311.96%. Nilai MAPE untuk kedua model tersebut terlihat tinggi, nilai tersebut terjadi karena terdapat beberapa ragam aktual yang nilainya sangat dekat dengan nol. Sedangkan berdasarkan nilai MAD, MAE dan RMSE tidak terlihat adanya perbedaan antara model GARCH dan EGARCH.

Pada bulan Juni 2009 terjadi kenaikan dan penurunan pada ragam aktual di beberapa waktu terjadi karena adanya perubahan dalam perekonomian di Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi gejolak pada indeks harga saham diantaranya tingkat suku bunga, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan lain sebagainya yang dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya. Penyebab kenaikan dan penurunan indeks harga saham di bulan Juni 2009 dapat dilihat pada Lampiran 5.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Model GARCH dan EGARCH yang sesuai untuk data deret waktu pengembalian harga saham adalah model adalah model GARCH (1,1) dan model EGARCH (1,1).

Model GARCH masih bisa digunakan karena nilai MAD, MAE, dan RMSE sangat kecil. Meskipun nilai MAPE yang terlihat cukup besar, tetapi nilai tersebut masih dapat

dikatakan kecil, nilai MAPE yang membesar terjadi karena ragam aktual yang sangat dekat dengan nol. Hasil peramalan ragam untuk bulan Juni 2009, model EGARCH memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model GARCH jika dilihat dari nilai MAPE.

Saran

Data deret waktu pengembalian haga saham selalu mengalami perubahan tiap waktunya, tiap periode waktu tertentu dimungkinkan menghasilkan model yang yang berbeda-beda, sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk menerapkan model ARCH lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Indeks Harga Saham dan Obligasi.http://www.idx.co.id/MainMenu /Education/IndeksHargaSahamObligasi/ta bid/195/lang/id-ID/language/id-

ID/Default.aspx. [6 Mei 2009].

---. 2009. Megenal Saham.

http://www.idx.co.id/MainMenu/Educatio n/WhatisEquities/tabid/88/lang/id- ID/language/id-ID/Default.aspx. [6 Mei 2009].

---. 2009. Mengenal Pasar Modal.

http://www.idx.co.id/MainMenu/Educatio n/MengenalPasarModal/tabid/137/lang/id -ID/language/id-ID/Default.aspx. [6 Mei 2009].

Enders, W. 1995. Applied Econometric Time Series. John Willey and Sons, Inc. United States of Statistics.

Engle, RF. 2001. The Use of ARCH/GARCH Models in Applied Econometrics. Journal of Economics Perspectives, 4:157-168.

Hamilton, JD. 1994. Time Series Analysis.

Princeton University Press. New Jersey.

Kurnia, A., Asep S., dan Sutriyati. 2004.

Analisis Deret Waktu pada Data dengan Ragam Galat Tak Homogen : Studi Nilai Tukar Rupiah Periode Tahun 2001-2003.

Forum Statistika dan Komputasi, 9:23-33 Lo, MS. 2003. Generalized Autoregressive

Conditional Heteroscedastic Time Series Model. Thesis Department of Statistics and Actuaria Science. Simon Fraser University.

Putra, FP. 2004. Perbandingan Model GARCH dan EWMA untuk Mengukur Risiko Berinvestasi pada Saham Sektor Keuangan. Skripsi Departemen Statistika, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1. Diagram alir penelitian
Gambar 3. Histogram pengembalian harga saham Hasil  ringkasan  data  pengembalian  harga  saham dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel  7    Uji  kehomogenan  ragam  galat  baku  pada  model  GARCH  dan  model  EGARCH

Referensi

Dokumen terkait

Sawit merupakan tanaman perkebunan yang menjanjikan bersal dari Afrika, namun hidup subur di daerah indonesia, perbanyakan tanaman ini dilakukan untuk melihat pengaruh

karakter dan pengembangan soal keterampilan berpikir aras tinggi (HOTS) sehingga diharapkan dapat mendorong peserta diklat agar dapat langsung menerapkan kompetensi pedagoginya

Berdasarkan hasil perhitungan rasio tunggakan dapat diketahui bahwa PT Suzuki Finance Indonesia Cabang Pekanbaru pada tahun 2011 rasio tunggakan piutang perusahaan sebesar

Untuk bisa lolos seleksi penerimaan peserta didik di SMA Negeri 2 Semarang, siswa harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan oleh sekolah, diantaranya nilai Bahasa

Simpulan (1) Kasus prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul selama periode 1 Januari 2011 sampai 29 Februari 2012, ditemukan 207 kasus atau 8,13% ibu yang melahirkan bayi

Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh Metode Inkuiri Berbantuan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Luas dan Keliling Lingkaran Kelas VIII MTs Darul

a) oleh warga masyarakat hukum adat yang bersangkutan dengan hak penguasaan menurut ketentuan hukum adatnya yang berlaku, yang apabila dikehendaki oleh pemegang haknya dapat

Dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan tetapi masih ada siswa yang belum