• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGHIAS BUSANA DENGAN HASIL BELAJAR HIASAN SULAM PITA SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK PENCAWAN MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGHIAS BUSANA DENGAN HASIL BELAJAR HIASAN SULAM PITA SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK PENCAWAN MEDAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 70 HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGHIAS BUSANA DENGAN HASIL

BELAJAR HIASAN SULAM PITA SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK PENCAWAN MEDAN

Erina Wati Gea1, Rasita Purba2 Program Studi Pendidikan Tata Busana

FT Universitas Negeri Medan Email: rasitapurba@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui kecenderungan Pengetahuan Menghias Busana (2) untuk mengetahui kecenderungan Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita (3) untuk mengetahui Hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Menghias Busana Dengan Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita Pada Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan berjumlah 23 siswa.

Data penelitian ini dijaring melalui tes untuk variabel Pengetahuan Menghias Busana. Validitas test Pengetahuan Menghias Busana diuji dengan rumus korelasi point biserial dengan tingkat penerimaan pada taraf signifikansi 5%, sehingga diketahui dari 40 soal tes objektif yang disusun, ada 37 soal dinyatakan valid. Reliabilitas test Pengetahuan Menghias Busana diuji dengan rumus kudder-Richarson (KR-20), dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas test sebesar 0,908. Sedangkan untuk data Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita data dijaring melalui lembar pengamatan.

Berdasarakan uji kesepakatan pengamat dengan menggunakan ANAVA satu jalur dengan tingkat penerimaan pada taraf signifikansi 5% dan dk = 4 : 115, diperoleh Ftabel

= 2,45, sehingga diketahui Fo < Ft (2,276 < 2,45).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan Menghias Busana cenderung tinggi, sedangkan Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita pada Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan cenderung tinggi. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman diketahui terdapat hubungan antara Pengetahuan Menghias Busana dengan Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita Pada Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan, rxy sebesar 0,521, dimana rhitung > rtabel (0,466 > 0,413). Dengan demikian Pengetahuan Menghias Busana yang tinggi akan memberikan hubungan yang signifikan pada Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita oleh Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan.

Kata Kunci : Pengetahuan Menghias Busana, Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional dalam menciptakan sumber daya manusia. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya meningkatkan kualitas

hidup manusia kearah hidup yang lebih baik dengan membekali kemampuan, keterampilan, dan dari sikap tersebut diharapkan manusia dapat hidup secara

sempurna sesuai kodrat

kemanusiaannya. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah tolak ukur kemajuan suatu bangsa.

Dimana pendidikan berperan sangat

(2)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 71 penting untuk meningkatkan sumber

daya manusia dalam membentuk peserta didik menjadi kompeten dalam menciptakan suatu karya.

Menurut Undang-undang Sisdiknas no. 20 tahun 2003, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan bangsa. Upaya menanamkan pendidikan kapada seseorang diselenggarakan melalui keluarga, sekolah dan masyarakat. Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan

merupakan sarana untuk

melangsungkan proses pendidikan (belajar). Sekolah bukan hanya dijadikan tempat berkumpul antara guru dan peserta didik, melainkan sebagai suatu sistem yang sangat komplek dan dinamis sebagai wadah tempat proses pendidikan dilakukan, dimana guru dan siswa berinteraksi dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat berubah dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu dan mengerti tentang kehidupan ini.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu sekolah atau lembaga pendidikan formal yang memadukan antara ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan tujuan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki ilmu pengetahuan serta cakap dalam suatu bidang keterampilan. Sehingga lulusannya mampu bersaing dalam menghadapi masa kini dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), terdiri dari berbagai jurusan, salah satunya adalah jurusan Tata Busana yang memiliki banyak mata pelajaran antara lain Konstuksi Pola, Desain Busana, Teknologi

Menjahit, dan Menghias Busana.

Menghias busana, merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada SMK jurusan Tata Busana. dimana mata pelajaran tersebut memiliki beberapa materi pelajaran seperti Hiasan Pengecatan, Hiasan Bordir, Hiasan Sulam Payet, Hiasan Sulam Benang, dan Hiasan Sulam Pita, yang semua ini harus dipelajari oleh siswanya.

Mata pelajaran Menghias Busana adalah cara menghias, menyulam, dan membordir busana atau kain. Keterampilan menghias kain ini sangatlah penting dipelajari siswa, karena dengan adanya pengetahuan tentang hiasan siswa yang dihasilkan akan terlihat lebih indah dan lebih menarik untuk diperlihatkan, sehingga nilai jual busana tersebut akan lebih tinggi. Siswa dapat berkreasi didalam bentuk hiasan-hiasan kesuatu benda, sehingga menimbulkan suatu unsur keindahan. Bentuk hiasan dapat dilihat dari motif ragam hias yang akan disulam dengan bermacam-macam jenis tusuk hias pada suatu benda.

Menghias busana dengan sulam pita merupakan suatu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Pada kompetensi ini, siswa diharapkan mampu mendisain motif hiasan sulam pita, memindahkan desain hiasan sulam pita keatas kain dan menerapkan tusuk hias sulam pita pada benda /kain.

Dengan adanya informasi media, majalah, buku-buku menggambar ragam hias, siswa SMK Pencawan Medan akan lebih terampil pada proses pembelajaran disekolah, sehingga akan menghasilkan kompetensi yang baik pada menghias sulam pita Hiasan yang terlihat rapi dan indah pada teknik sulamannya dapat terlihat pada hasil karya siswa. Driscoll dalam Hamzah (2004) ,menyatakan hasil belajar adalah akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan yang dapat dilihat dari kemampuannya

(3)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 72 melakukan suatu kegiatan, untuk itu

hasil kreativitas siswa dalam menghias dengan sulam pita menjadi tolak ukur keberhasilan siswa.

Berdasarkan hasil wawancara pada observasi yang dilaksanakan di SMK Pencawan Medan pada bulan Juni 2016, dengan guru bidang studi Tata Busana yaitu Ibu Dina S.Pd, dari hasil tes yang dilakukan penulis, pada mata pelajaran menghias busana, masih ada siswa yang belum mencapai kompetensinya, dimana hasil belajar masih dibawah standar nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.

Hal ini terbukti dari 23 siswa kelas XI Tata Busana SMK Pencawan Medan , hanya 7 Siswa dari 32 siswa yang nilainya > 75 sehingga siswa harus mengikuti remedial. Selain itu, siswa juga belum terampil dalam menghias busana, terlihat banyak terjadi kesalahan dalam pengerjaan sulam pita.

Hasil praktikum siswa yang diperlihatkan guru pada penulis masih terdapat beberapa siswa yang hasil sulamannya berkerut, pita terlihat kusut, kotor dan tidak rapi atau kurang sesuai dengan motif yang telah diciplak pada kain. Hal ini sangat sesuai dengan harapan, sehingga nilai siswa pun rendah. Selain hal di atas masih terdapat juga siswa yang bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas yang di berikan guru. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa tersebut.

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Tingkat kecendrungan Pengetahuan Menghias Busana siswa kelas XI Tata Busana SMK Pencawan Medan 2015/2016 ? 2. Bagaimana tingkat kecendrungan

hasil belajar hiasan sulaman pita siswa SMK Pencawan Medan 2015/2016 ?

3. Apakah ada hubungan pengetahuan menghias busana dengan hasil belajar hiasan sulam pita siswa SMK Pencawan Medan 2015/2016 ?

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif korelasional dengan menggunakan statistik nonparametrik yaitu suatu teknik pengumpulan data berupa angka atau nilai berbentuk nominal dan ordinal untuk mengetahui hubungan Pengetahuan Menghias Busana dengan Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita Siswa Kelas XI SMK Pencawan Medan. Menurut Sugiyono (2014), statistik nonparametrik tidak menguji parameter populasi tetapi menguji distribusi dimana statistik nonparametrik tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal.

Teknik untuk mengukur pengetahuan menghias busana dilakukan melalui tes dengan bentuk pilihan berganda, yang terdiri dari 40 soal dengan 4 alternatif jawaban.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dengan jumlah responden 23 Siswa terdapat skor tertinggi 33 dan skor terendah 15. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 13. Untuk mengidentifikasikan tingkat kecenderungan Pengetahuan Menghias Busana (X), digunakan harga rata-rata skor ideal (Mi) dan standard deviasi ideal (SDi). Dari hasil perhitungan diperoleh Mi sebesar 18,50 dan SDi sebesar 6,17. jumlah responden yang termasuk kategori tinggi 2 orang (8,70%), kategori cukup 14 orang (60,87%), kategori kurang 7 orang (30,43%) dan kategori rendah 0 orang (0,00%). Dengan demikian dapat

(4)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 73 disimpulkan bahwa Pengetahuan

Menghias Busana Pada Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan berada dalam cenderung tinggi.

Berdasarkan hasil uji kesepakatan dari 5pengamat yang ahli di bidang Hiasan Sulam Pita yaitu 3 orang Dosen dan 2 Guru, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji Anava Satu Jalur untuk menguji kesepakatan dari kelima pengamat tersebut maka diperoleh besaran Fo = 1,804 yang kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikan 5% dan dk = 4 : 115, diperoleh Ftabel = 2,45, sehingga diketahui Fo < Ft (1,804 < 2,45).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara hasil pengamatan dari kelima orang observer (pengamat) atau dapat diartikan bahwa butir-butir komponen tentang Hasil Hiasan Sulam Pita dapat digunakan untuk menjaring data penelitian.

Berdasarkan data yang diperoleh dengan jumlah responden 23 Siswa terdapat skor tertinggi 29,4 dan skor terendah 21,2. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 13. Untuk mengidentifikasikan Kelas kecenderungan Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita (Y), digunakan harga rata- rata skor ideal (Mi) dan standard deviasi ideal (SDi). Dari hasil perhitungan diperoleh Mi sebesar 22,50 dan SDi sebesar 4,50.

Jumlah responden yang termasuk kategori tinggi 1 siswa (4,35%), kategori cukup 21 siswa (91,30%), kategori kurang 1 siswa (4,35%) dan kategori rendah 0 siswa (0,00%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita Pada Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan berada dalam cenderung tinggi.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat Hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Menghias Busana dengan Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita Pada Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan”.

Untuk menguji hipotesis di atas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Rank Spearman. Setelah dilakukan perhitungan dengan korelasi Rank Spearman seperti pada lampiran 15 diperoleh rs = 0,466. Kemudian koefisien korelasi antara X dan Y, rs = 0,466 dikonsultasikan dengan rtabel

dengan taraf signifikan 5% pada dk = n

= 23, rtabel = 0,417. maka rxy > rtabel yaitu 0,466 > 0,417. Berarti ada hubungan yang signifikan antara ubahan X dan Y.

1. Pengetahuan Menghias Busana diketahui bahwa frekuensi paling banyak ada pada cenderung tinggi (69,57%). Kategori ini menggambarkan bahwa siswa sebenarnya sudah memiliki pengetahuan dalam mengenal dan mengetahui bentuk-bentuk pola hiasan, hanya kemungkinan masih kurang pemahaman dalam memilih serta menggunakan unsur- unsur/prinsip desain yang tepat dan sesuai dengan motif yang diinginkan. Sehingga pengetahuan siswa terhadap pemahaman prinsip desain masih ada kelemahan.

Seperti pada penelitian Rina (2015) menyangkut kecenderungan siswa dalam menghias tas pada kategori cukup.

2. Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita Pada Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan tergolong dalam kategori tinggi (95,65%). Hal ini mungkin disebabkan karena para siswa sudah memiliki pengetahuan dalam menggunakan alat-alat kerja,dan

(5)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 74 pemahaman tentang teknik atau

cara-cara penerapan tusuk hias pada sulam pita,hanya siswa masih kurang memiliki kemampuan dalam meletakkan motif pada kain, sehingga ditemukan motif yang kurang rapi.

3. Berdasarkan hasil analisa korelasi diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Menghias Busana dengan Hasil Hiasan Sulam Pita. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa Pengetahuan Menghias Busana yang dimiliki para siswa akan mempengaruhi Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita pada siswa Jurusan Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan. Sehingga diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang berbagai penerapan unsur dan prinsip desain, peletakkan motif dan lain sebagainya yang digunakan untuk membuat hiasan sulam pita sehingga dapat meningkatkan Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita pada Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan memiliki Pengetahuan Menghias Busana cenderung tinggi.

2. Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pencawan Medan memiliki Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita cenderung tinggi.

3. Dari hasil analisis diketahui bahwa Pengetahuan Menghias Busana memiliki hubungan sebesar rxy = 0,466 dengan Hasil Belajar Hiasan Sulam Pita Pada Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK

Pencawan Medan yang

dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikan 5% pada n = 23, rtabel = 0,417. maka rxy > rtabel yaitu 0,466 > 0,417. Berarti ada Hubungan yang signifikan antara ubahan X dan Y.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Rineka Cipta _______________(2011). Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta : Bumi Aksara

Chodijah (2002). Prinsip-Prinsip Desain Hiasan. (online).

http://okrek.blogspot.co.id/2009/11/

pengertian-desain-hiasan-dari- buku.html.

Ernawati,dkk.(2008). Tata Busana Jilid 2.

Direktorat Pembinaan sekolah menengah Kejuruan : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

___________(2008). Tata Busana Jilid 3.

Direktorat Pembinaan sekolah menengah Kejuruan : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Irianto, Agus.(2010). Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Kencana.

Khayati, Enny Zuhni.(2008). PPT Elearning II Pola Motif Hiasan Busana dan Teknik Penyajian Desain IKIP .Yogyakarta.

Kamisa, (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Cahaya Agency Surabaya.

Keraf, Sonny dan Dua, Mikhael (2001).

Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Kanisius.

Mahanani, Chytra. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Pembuatan Hiasan Busana Dengan Teknik Sulam Pita Pada Busana Dalam

(6)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 75 Bentuk Macromedia Flash Di Smk

Pius X Magelang. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. (2010) Metode Penelitian Kesehatan, edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Pudji.(2007). Kreasi Ragam Hias Busana.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rosa, Amelia.(2008). Pengertian Sulam Pita

17:00:25.dari

http://lemonsangat.blogspot.co.id/2012/07/p engertian-sulam-pita.html

Santoso.(2010).Kamus Bahasa Indonesia.

Surabaya : Pustaka Agung Harapan.

Setyosari, Punaji (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &

D.Bandung. Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 82,14% anggota Gapoktan Desa Banyuroto menyatakan bahwa tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi teknologi dan kelembagaan yang diintroduksikan melalui program

Hasil penghitungan analisis skor tes Cloze dapat diketahui bahwa lesapan yang dapat diisi dengan tepat oleh siswa berbahasa ibu bahasa Indonesia lebih

Eerrr..mungkin tetap penting ya..tapi maksudnya tu bukan berarti ga berinteraksi lagi..tapi lebih ke ini, apa yang mau kita sampaikan dia tau..dia tidak menanyakan lagi hal

[r]

Berbeda dengan era sebelumnya, dimana negara berperan sentral dalam tatanan sosial melalui aparatus yang menyimpang, maka di era reformasi civil society menjadi kuat melalui

•Pendidikan matematika anak di rumah hampir sama sckali tak tersentuh apalagi sebahagian besar ibu-ibu tidak menguasai apa yang harus dipersiapkan anak dan apa yang

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Six Sigma DMAIC yaitu dengan Define (pendefinisian jenis cacat yang ada dalam perusahaan), Measure

Diagnosis paling tepat pada anak adalah dengan ditemukannya kuman TB Paru pada bahan yang diambil dari penderita, misal dahak dan bilasan lambung dan sebagian besar diagnosis TB