• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Substantif

Disusun Oleh Kelompok 1

1. Nabila Aulia Maharani 201810170311061 2. Ika Nurfebrianti 201810170311091 3. Lailatul Mafula 201810170311103

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Gina Harventy, SE, M.Si., Ak., CA.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami mampu menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Substantif. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Gina dan Bapak Arifah selaku dosen pengampu mata kuliah Audit Substantif yang telah mendampingi kami dalam penyusunan makalah ini dengan baik.

Makalah ini kami buat untuk sekiranya membahas mengenai Audit Substantif dengan materi “Pengendalian Pendapatan”. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna pada saat ini ataupun di kemudian hari. Kami penyusun menyadari masih adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, mudah-mudahan dengan adanya kekurangan tersebut. Besar harapan bagi kami, pembaca dapat memperbaikinya dengan memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga kami akan ada kemajuan yang lebih baik dari sebelumnya.

Malang, 17 Oktober 2021

Penyusun

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

BAB II KAJIAN TEORI ... 3

2.1 Lingkup Pendapatan (Piutang) ... 3

2.1.1 Menurut PSAK 15 ... 3

2.1.2 Menurut PSAK 23 ... 3

2.2 Tujuan Pemeriksaan ... 7

2.3 Prosedur Pemeriksaan ... 7

2.4 Pengendalian Internal ... 8

BAB III CONTOH KASUS ... 11

BAB IV PENUTUP ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Semakin kompleksnya perekonomian di masyarakat tentunya akan berpengaruh atas transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga memerlukan kompetensi yang tinggi yang mencerminkan transaksi keuangan mereka dengan informasi akuntansi.

Di sisi lain, pertanggungjawaban keuangan kepada pihak pihak yang berkepentingan memerlukan informasi yang tinggi tingkat keandalannya.

Kebutuhan masyarakat tentang informasi keuangan yang andal menyebabkan timbulnya informasi keuangan yang andal sehingga menyebabkan timbulnya profesi akuntan pulik yang sejalan dengan perkembangankebutuhan masyarakat tentang jasa pihak yang kompeten dan terpecaya untuk menilai kewajaran pertanggung jawaban keuangan yang telah disajikan oleh suatu perusahaan. Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang disajikan secara wajar, sesuai prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.

Laporan keuangan merupakan kumpulan rekening-rekening tertentu yang akan disajikan dengan cara sesuai dengan standart akuntansi keuangan (SAK). Sebagai contoh, neraca atau laporan keuangan yang dimana terdiri dari aktiva yang terbagi atas aktiva lancar dan aktiva tetap yang diantaranya terdiri dari kas, piutang, persediaan, tanah, Gedung dan sebagainya. Sementara disisi laporan keuangan juga terdapat akun yang terdiri dari rekening kewajiban dan juga rekening modal. Laporan keuangan juga berperan penting atas pertanggungjawaban manajemen kepada pihak diluar perusahaan atas posisi keuangan serta hasil operasi perusahaan selama suatu periode tertentu yang biasanya selama jangan satu tahun. Laporan keuangan juga harus disusun secara jelas berdasarkan standart akuntansi dan praktik yang lazim dalam dunia akuntansi. Standar akuntansi ini juga dijadikan sebagai acuan oleh semua pihak yang terkait atas laporan keuangan. Agar laporan keuangan tersebut dapat disajikan dan dapat dipercaya atas kewajarannya oleh menejemen maka dibutuhkan pihak ketiga yang bertugas untuk memeriksa dan menyetakan bahwa suatu laporan keuangan tersebut disusun sesuai standar akuntansi keuangan. Pihak ini disebut dengan auditor independen.

Maka sehubungan dengan uraian diatas maka perlu diadakannya perancangan audit

terhadap siklus kegiatan perusahaan khususnya membahas tentang pemeriksaan terhadap

siklus pendapatan dengan pengujian substansif terhadap saldo piutang usaha yang dimana

(5)

2

pengujian ini diperlukan sebagai pengendalian untuk ditujukan oleh akuntan publik yang menguji efektifitas pengendalian dengan kliennya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana lingkup pendapatan, tujuan pemeriksaan pendapatan, prosedur pemeriksaan pendapatan, dan pengendalian internal pemeriksaan pendapatan dalam suatu perusahaan?

2. Bagaimana contoh kasus pemeriksaan pendapatan dalam suatu perusahaan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui lingkup pendapatan, tujuan pemeriksaan pendapatan, prosedur pemeriksaan pendapatan, dan pengendalian internal pemeriksaan pendapatan dalam suatu perusahaan.

2. Untuk mengetahui contoh kasus pemeriksaan pendapatan dalam suatu perusahaan.

(6)

3

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Lingkup Pendapatan (Piutang)

2.1.1 Menurut PSAK 15

Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak memepunyai kuotasi di pasar aktif. Menurut Rudianto (2012:211) piutang dalam perusahaan dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok, yaitu:

1) Piutang Usaha, yaitu piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dimiliki perusahaan. Dalam kegiatan normal perusahaan, piutang usaha biasanya akan dibebankan dalam tempo kurang dari satu tahun, sehingga piutang usaha diklompokkan ke dalam kelompok aset lancar.

2) Piutang Bukan Usaha, yaitu piutang yang timbul bukan sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan, yang termasuk dalm kelompok piutang bukan usaha adalah persekot dalam kontrak pembelian, klaim terhadap perusahaan angkutan atau barang yang rusak atau hilang, klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian yang dipertanggungjawabkan, klaim terhadap karyawan perusahaan, klaim terhadap retitusi pajak, piutang deviden dan lain-lain.

2.1.2 Menurut PSAK 23 - Penjualan barang

Paragraf 14 PSAK 23 menyatakan bahwa “Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a) entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli;

b) entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

c) jumlah pendapatan dapat diukur secara handal;

d) kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas; dan

e) biaya yg terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan

tersebut dapat diukur dengan andal”.

(7)

4

Apabila salah satu dari kelima syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu transaksi penjualan, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai suatu pendapatan.

- Penjualan jasa

Paragraf 20 PSAK 23 menyatakan bahwa “Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika seluruh kondisi berikut ini terpenuhi:

a) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;

b) kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;

c) tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur dengan andal; dan

d) biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal”.

Apabila salah satu dari keempat syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu transaksi penjualan jasa, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai suatu pendapatan.

- Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen

Paragraf 29 PSAK 23 menyatakan bahwa “ Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen diakui jika:

a) kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;

b) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal”.

2.1.3 Dan lain-lain

Tidak mengatur pendapatan dari:

- Sewa (PSAK 30)

(8)

5

Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati.

PSAK 30 (Revisi 2007) diterapkan dalam akuntansi untuk semua jenis sewa kecuali:

(1) sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas alam dan sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbarui; dan

(2) Perjanjian lisensi untuk hal-hal seperti film, rekaman video, karya panggung, manuskrip (karya tulis), hak paten dan hak cipta

- Deviden dari investasi dengan metode ekuitas (PSAK 15)

PSAK 15 diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan investor dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee.

• Metode ekuitas adalah metode akuntansi di mana investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Pengakuan atas pendapatan komprehensif investee diakui sebagai pendapatan komprehensif dan kenaikan investasi pada pembukuan investor. Distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi.

• Hak suara potensial tidak mempengaruhi bagian laba investor.

- Kontrak asuransi (PSAK 28 &36)

➢ Perubahan pada PSAK 28: Kontrak Asuransi Kerugian.

1)

Tidak ada perubahan pada Liabilitas kontrak jangka pendek.

2)

Terdapat tambahan paragraf mengenai Aset Reasuransi dimana intinya mengadopsi isi dari Draft Buletin Teknis yang sebelumnya pernah dikeluarkan, yaitu penegasan bahwa Aset Reasuransi dihitung menggunakan pengukuran yang konsisten dengan Liabilitas namun berdasarkan syarat dan kondisi dari Kontrak Reasuransinya.

3)

Untuk Kontrak Jangka Panjang: Masih tetap mengacu pada PSAK 36 namun terdapat perubahan pada PSAK 36.

4)

Konfirmasi bahwa Tes Kecukupan Liabilitas (LAT) sebagaimana

disyaratkan pada PSAK 62 tetap harus dilakukan untuk seluruh liabilitas

(liabilitas manfaat polis masa depan dan liabilitas klaim) dan bahwa

(9)

6

tingkat diskonto yang digunakan menggunakan tingkat diskonto terkini yang mencerminkan risiko yang melekatpada liabilitas.

➢ Perubahan pada PSAK 36: Kontrak Asuransi Jiwa

1)

Tidak ada perubahan pada Liabilitas kontrak jangka pendek.

2)

Untuk kontrak selain kontrak jangka pendek, terminologi “Gross Premium Reserve” yang sebelumnya ditambahkan pada definisi pengukuran, dihilangkan; namun definisi pengukuran tidak ada perubahan (pengukuran tetap menggunakan nilai kini arus kas masa depan yaitu manfaat, seluruh opsi, beban dan premi).

3)

Namun terdapat tambahan paragraf yang membolehkan pengukuran tidak menggunakan ketentuan pada PSAK 36 revisi ini dan menggunakan metode yang sebelumnya, jika perusahaan tidak mempunyai data yang cukup memadai.

4)

Tambahan paragraf mengenai Liabilitas negatif dimana intinya mengadopsi isi dari Draft Buletin Teknis yang sebelumnya pernah dikeluarkan, yaitu penegasan bahwa Liabilitas negatif tidak diperbolehkan pada tingkat agregat, namun diperbolehkan pada tingkat polis.

Perubahan lainnya sama dengan perubahan pada PSAK 28, yaitu tambahan paragraf mengenai Aset Reasuransi dan konfirmasi mengenai Tes Kecukupan Liabilitas.

Dengan perubahan ini, maka dapat dipastikan Draft Buletin Teknis yang sebelumnya pernah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi IAI tidak akan diberlakukan, paling tidak untuk waktu dekat ini.

- Perubahan nilai wajar instrument keuangan (PSAK 50&55)

• PSAK 55 (r.2006) keduanya tentang Instrumen Keuangan. PSAK 50 mengatur tentang penyajian, pengungkapan instrumen keuangan sementara PSAK 55 mengatur tentang pengakuan, pengukuran instrumen keuangan.

Penerapan PSAK 50 & 55 (r.2006) tentang instrumen keuangan tersebut

tidak bisa dihindari, karena kesepakatan umum sebagai sistem akuntansi

yang harus dipatuhi, yang akan berlaku sepenuhnya pada tahun 2010.

(10)

7

• PSAK 50 & 55 (r.2006) merupakan standar pembukuan yang mencakup pancatatan produk, hasil transaksi keuangan baik bagi lembaga keuangan termasuk bank maupun lembaga non keuangan.

- Perubahan nilai wajar aset lancar lain

- Pengukuran awal dan perubahan nilai aset bilologi dan produk agliculture (IAS 41)

Ruang lingkup dari IAS 41 adalah aset biologis, produk agrikultur/hasil yang akan dipanen, dan produk hasil pemrosesan setelah panen. Contoh dari asset biologis misalnya domba, tanaman kayu hutan, sapi perah, tanaman belukar dan tanaman buah. Hasil yang akan dipanen contohnya: wool, kayu bulat, susu, daun, dan buah. Sedangkan produk hasil pemrosesan setelah panen adalah benang, karpet, papan, keju, the, tembakau, olahan buah dan lain-lain.

- Ekstraksi hasil tambang (PSAK 29 & 33).

2.2 Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:

1) memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha

2) membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca

3) membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang dicantumkan di neraca

4) membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca 5) membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca

2.3 Prosedur Pemeriksaan

1) pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas

2) buat top schedule dan supporting schedule piutang per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)

3) minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)

yang antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang

dan jika bisa subsequent collectionnya.

(11)

8

4) periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger

5) test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice 6) mengirimkan konfirmasi piutang

7) periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work)

8) periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability

9) periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil 10) test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note, dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal laporan posisi keuangan (neraca), sudah dikirim per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

Jika belum dikirim cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya

11) periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan

correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai

jaminan

12) lakukan prosedur analisis terhadap piutang dan penjualan.

13) periksa apakah penyajian piutang di laporan posisi keuangan (neraca) dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

14) tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

2.4 Pengendalian Internal

Pertimbangan komponen-komponen pengendalian komponen internal a. Lingkungan pengendalian

- Uncollectable Account Expense to Net Credit Sales - Uncollectable Account Expense to AR write-off - New product revenues to total revenues

- Kebijakan dan praktik SDM - Uang jaminan karyawan

- Penilaian atas kejujuran dan integritas calon karyawan

(12)

9

b. Penilaian resiko

- Cepat terhadap akuntansi dan pelaporan - Perubahan personalia sumber baru pendapatan - Standar akuntansi baru

- Pengaruh pertumbuhan

c. Sistem akuntansi

- Bagaimana penjualan dimulai - Bagaimana barang dan jasa dikirim - Bagaimana piutang dicatat

- Bagaimana kas diterima

- Bagaimana penyesuaian penjualan dilakukan

d. Monitoring, dengan cari informasi yang terkait kalau ada:

- Kesalahan penagihan

- Ketidak sepakatan kebijakan pengakuan pendapatan atau pengendalian internal - Reportable condition dari auditor sebelumnya.

Tanggung jawab atas pengendalian yang dilakukan oleh auditor dan metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan kedua atas transaksi penerimaan kas. Kebanyakan prosedur atas pengendalian dalam pengolahan penerimaan kas yang akan dilakukan secara manual dibandingkan dengan prosedur pengendalian dalam pengolahan penerimaan kas dilakukan secara manual dibandingkan dengan proedur pengendalian yang dilakukan dengan komputer.

Auditor biasanya akan menggunakan prosedur pengajuan dalam bentuk pertanyaan, observasi ataupun inspeksi dokumen untuk mendapatkan bukti bahwa prosedur-prosedur pengendalian manual telah berfungsi secara efektif.

Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti efektifitas

rancangan dan pengoperasian sistem pengendalian intern perusahaan. Dalam resiko

bawaan yang melekat pada penerimaan cukup tinggi karena adanya kemungkinan

karyawan melakukan kecurangan melalui penggelapan penerimaan kas dan apabila

prosedur analisis menunjukkan kenaikan dalam jumlah hari piutang salah satu

penyebabnya adalah penggelapan kas. Sehubungan dengan resiko bawaan yang terjadi

(13)

10

terhadap penerimaan kas atas piutang auditor seringkali melakukan pengujian

pengendalian terhadap penerimaan tersebut. Apabila auditor merencanakan untuk

menetapkan resiko pengendalian pada tingkat rendah, auditor harus memperluas pengujian

efektifitas yang mencakup inspeksi dokumen dan melakukan pengerjaan ulang atas

pengendalian-pengendalian manual.

(14)

11

BAB III CONTOH KASUS

Berikut ini merupakan contoh lembar kerja dari pemeriksaaan pendapatan PT AMANAH:

(15)

12

(16)

13

(17)

14

(18)

15

BAB IV PENUTUP

Laporan keuangan juga berperan penting atas pertanggungjawaban manajemen kepada pihak diluar perusahaan atas posisi keuangan serta hasil operasi perusahaan selama suatu periode tertentu yang biasanya selama jangka satu tahun. Daidakannya perancangan audit khususnya di siklus pendapatan dengan pengujian subtansif terhadap saldo piutang usaha yang dimana pengujian ini diperlukan sebagai pengendalian untuk ditujukan oleh akuntan publik yang menguji efektifitas pengendalian dengan kliennya.

Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan enagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat dengan harga yang sesuai.

Adapun tujuan dari audit transaksi siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti

bahwa saldo-saldo dan transaksi yang berkaitan dengan siklus pendapatan memperoleh

asersi yang berkecukupan (significant assersion). Dari asesri tersebut dapat menunjukkan

derajat manajemen terhadap informasi keuangan yang secara eksplisit dinyatakan dalam

laporan keuangan.

(19)

16

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Edisi 4 Buku I. Salemba Empat. Jakarta Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing. Edisi 5 Buku I. Salemba Empat. Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6 Buku II. Salemba Empat. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa,sistem pelaporan kinerja pegawai berbasis web pada Kementerian Agama Kabupaten Luwu Utara, dalam membuat

Masalah utama dari pendekatan ini adalah bahwa dengan mengklasifikasikan teknologi informasi sebagai fasilitas penunjang, pelaku bisnis akan melihatnya lebih sebagai “non-value

Quraish Shihab menjelaskan bahwa, “berserah dirilah kepada Allah SWT, setelah engkau berupaya sekuat tenaga dan pikiran dalam melakukan apa yang semestinya engkau

Airbnb memberikan utiliti yang luar biasa kepada golongan pelanggan dan bukan pelanggan dengan menangani poin sakit utama yang dialami oleh pembeli di Inap & Sarapan serta

Tes KGS berbentuk tes objektif (pilihan ganda) mencakup ketiga materi percobaan, yaitu: 1) sintesis dan karakterisasi natrium tiosulfat pentahidrat, 2)

TIM II - POKJA PEKERJAAN KONSTRUKSI - UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/ JASA KABUPATEN KARAWANG TAHUN ANGGARAN 2013 akan melaksanakan PEMILIHAN LANGSUNG DAN PELELANGAN UMUM

Jika Nilai mata uang Rupiah mengalami depresiasi, pastinya yang satu lagi mengalami kenaikan atau istilah yang lebih tepat adalah “apresiasi”.. Penyebab nilai USD

DAMPAK DAN KARAKTERISTIK GEOGRAFI PANDANGAN GEOSTRATEGI INDONESIA ANASIR DISINTEGRASI BANGSA DASAR RINCIAN DAN HUBUNGAN GATRA IMPLEMENTASI KONSEPSI TANNAS KONSEPSI KETAHANAN