• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Perencanaan Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Perencanaan Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 18

BAB II

RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP)

Rencana strategis (Renstra) instansi pemerintah merupakan langkah awal dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang disusun dengan mengintegrasikan antara kehlian Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumberdaya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal. Selain itu penyusunan renstra yang meliputi penetapan visi, misi, sasaran dan program juga mempertimbangkan perspektif- perspektif Stakeholder, Internal Business Process, Learning dan Growth serta Financial sehingga dapat mengarahkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan tentang masa depannya, membangun operasi dan prosedur untuk mencapainya, dan menentukan ukuran keberhasilan/kegagalannya. Renstra berkedudukan dan berfungsi antara lain sebagai alat bantu yang terukur bagi rujukan penilaian kinerja lembaga dengan menggunakan sedapat mungkin 5 (lima) tolok ukur, yaitu masukan (inputs), keluaran (Outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts) sebagaimana dijelaskan pada pasal 17 PERMEN PAN Nomor 29 Tahun 2010. Dengan demikian, penilaian kinerja ini didasarkan atas 5 (lima) indikator sebagai berikut :

1. Dampak (impact) yaitu dampaknya terhadap kondisi mikro yang ingin dicapai berdasarkan manfaat yang dihasilkan.

2. Manfaat (benefit) yaitu tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat, maupun pemerintah.

3. Hasil (outcome) yaitu tingkat capaian kinerja yang diharapkan terwujud berdasarkan keluaran (output) kebijakan atau program yang sudah dilaksanakan.

(2)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 19

4. Keluaran (output) yaitu bentuk produk yang dihasilkan langsung oleh kebijakan atau program berdasarkan masukan (input) yang digunakan.

5. Masukan (input) yaitu tingkat atau besaran sumber-sumber yang digunakan, sumberdaya manusia, dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya.

Untuk merealisasikan dan mewujudkan visi, maka dijabarkan misi yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Kemudian, misi dijabarkan dan dituangkan dalam tujuan dan sasaran stratejik organisasi berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya. Tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan kembali dalam konsepsi yang lebih operasional dalam bentuk strategi.

Sasaran dan program yang telah ditetapkan berdasarkan Renstra dijabarkan dalam perencanaan kinerja yang merupakan rencana dan komitmen kinerja untuk suatu tahun tertentu. Perencanaan kinerja merupakan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja dilakukan pada setiap awal tahun anggaran, seiring dengan penyusunan dan kebijakan anggaran serta merupakan komitmen bagi instansi pemerintah untuk mencapainya dalam tahun yang bersangkutan.

Dokumen rencana kinerja terdiri dari sasaran, indikator sasaran, program, kegiatan dan indikator kinerja kegiatan. Selain hal tersebut, berisi pula informasi mengenai keterkaitan kegiatan dengan sasaran, kebijakan, dan program beserta indikator kinerjanya sangat menentukan pencapaian tujuan dan sasaran instansi

Visi

Visi berkaitan dengan pandangan jauh ke depan yang menyangkut arah dan tujuan instansi pemerintah agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Dengan demikian, visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah.

(3)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 20

Dalam konteks ini, untuk tercapainya peningkatan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga, maka telah ditetapkan visi BKPPP, yaitu : Visi :

”Terwujudnya peningkatan ketahanan pangan masyarakat dan kualitas SDM pertanian, perikanan dan kehutanan Kabupaten Bandung”.

Penjelasan Makna Visi :

Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan dinyatakan bahwa sistem ketahanan pangan mencakup 3 subsistem, yakni : ketersediaan pangan, distribusi pangan dan konsumsi pangan; serta merupakan tanggungjawab pemerintah dan masyarakat (Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan)

Dengan demikian keberhasilan pengembangan ketahanan pangan suatu daerah akan sangat tergantung pada upaya-upaya sinergis dan terkoordinasi dari berbagai lembaga / instansi terkait pemerintah, organisasi non-pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

Selanjutnya, pangan dan petani dapat diibaratkan sebagai dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dari satu keping uang logam yang sama, karena pangan adalah hasil dari suatu proses produksi biologis dan petani adalah produsen sekaligus sebagai konsumen.

Oleh karenanya, kemampuan daerah dalam meningkatkan ketersediaan bahan pangan bagi penduduknya dapat dipengaruhi oleh kemampuan para petani dalam meningkatkan hasil produksinya. Pada sisi inilah pentingnya terus diupayakan peningkatan kualitas sumberdaya petani yang salah satunya dapat ditempuh melalui berbagai penyuluhan pertanian.

Untuk menempuh Visi tersebut di atas, BKPPP telah menetapkan

Misi

sebagai berikut :

1) Meningkatkan koordinasi Sinegritas dalam upaya peningkatan ketahanan pangan melalui 3 subsistemnya (ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan).

(4)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 21 2) Mengembangkan programa penyuluhan

3) Meningkatkan kualitas SDM Petugas Pelaku Utama dan Pelaku Usaha serta Kelembagaan

4) Mengembangkan Sarana dan Prasarana Pendukung 2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

1. Tujuan Strategis

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan. Tujuan tersebut ditetapkan dengan mengacu pada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Selain itu, tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Diharapkan, tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Dengan demikian, tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi instansi pemerintah yang ditetapkan dengan memperhatikan faktor-faktor penentu keberhasilan dari hasil analisi yang memadai terhadap lingkungan baik internal maupun global.

Berdasarkan uraian ditas, maka telah ditetapkan tujuan strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) Kabupaten Bandung yaitu berkembangnya Sistem Ketahanan Pangan dan Sumberdaya Manusia Petugas Penyuluh dan Petani.

2. Sasaran Strategis

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Selain itu dalam sasaran, dirancang pula indikator sasaran.

Yang dimaksud Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan, dimana pada setiap

(5)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 22

indikator sasaran selalu disertai dengan rencana tingkat capaiannya (target) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.

Dengan demikian, sasaran merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yang berfokus pada tindakan dan alokasi sumberdaya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi.

Berdasarkan pengertian tersebut, pada tahun 2012 BKPPP menetapkan 5 sasaran sebagai berikut :

1. Meningkatnya sarana dan prasarana penunjang kinerja organisasi

2. Meningkatnya koordinasi dalam upaya peningkatan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan.

3. Meningkatnya pengelolaan cadangan pangan daerah.

4. Meningkatnya programa penyuluhan

5. Meningkatnya kualitas SDM aparat/petugas dan petani 2.3. STRATEGIS PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Persoalan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan pada dasarnya terkait dengan adanya pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat dari pertumbuhan penyediaannya. Permintaan pangan meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat, serta perkembangan selera. Dinamika sisi permintaan ini menyebabkan kebutuhan pangan di Kabupaten Bandung meningkat dengan cepat, baik dalam jumlah, mutu dan keragamannya.

Sementara itu, kapasitas produksi pangan di Kabupaten Bandung terkendala oleh adanya kompetisi pemanfaatan dan penurunan kualitas sumberdaya alam. Apabila persoalan ini tidak dapat diatasi, maka dapat dipastikan akan mempengaruhi ketahanan pangan Kabupaten Bandung.

Pada tingkat rumah tangga, persoalan yang menonjol dalam pemantapan ketahanan pangan adalah masih adanya kelompok masyarakat yang mempunyai daya

(6)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 23

beli rendah (miskin secara ekonomi), ataupun yang tidak mempunyai akses atas pangan karena berbagai sebab. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka bukan tidak mungkin Kabupaten Bandung akan kehilangan potensi dari sebagian sumberdaya manusianya karena kualitasnya menurun.

Bila tidak diantisipasi secara dini, rawan pangan bisa saja terjadi terutama di pedesaan, yang menggantungkan sebagian besar hidupnya dari sektor pertanian.

Sesuai dengan keadaan tersebut, maka strategi perwujudan ketahanan pangan yang perlu dilaksanakan adalah: (a) membangun ekonomi berbasis pertanian dan pedesaan;

dan (b) menggerakkan tanggung jawab seluruh komponen pemangku kepentingan (pemerintah dan masyarakat/swasta) untuk melaksanakan kewajiban dalam memenuhi pangan bagi kelompok masyarakat miskin dan kemiskinan rawan pangan.

Pada sisi lain, Kabupaten Bandung mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) sebagai daerah pertanian. Keunggulan komparatif tersebut merupakan fundamental perekonomian yang perlu didayagunakan melalui pembangunan ekonomi sehingga menjadi keunggulan bersaing (competitive advantage). Dengan begitu perekonomian yang dikembangkan di Kabupaten Bandung memiliki landasan yang kokoh pada sumberdaya domestik, memiliki kemampuan bersaing dan berdayaguna bagi seluruh rakyat Kabupaten Bandung.

Memperhatikan cakupan permasalahan tersebut di atas, kebijakan pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Bandung diarahkan guna memperkuat seluruh subsistem dalam sistem ketahanan pangan, yang meliputi; subsistem ketersediaan, subsistem distribusi dan subsistem konsumsi pangan.

Pada sisi ketersediaan, kebijakan ketahanan pangan di Kabupaten Bandung diarahkan untuk: (a) menjamin ketersediaan pangan; (b) mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan masyarakat; dan (c) meningkatkan kapasitas produksi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan untuk produksi pangan.

Pada aspek distribusi, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk: (a) meningkatkan sarana dan prasrana distribusi pangan, sehingga efisiensi perdagangan dapat ditingkatkan, termasuk di dalamnya mengurangi kerusakan bahan pangan akibat

(7)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 24

distribusi yang tidak efeisien; (b) mengembangkan kelembagaan pengolahan dan pemasaran di pedesaan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas distribusi pangan serta percepatan nilai tambah.

Dalam hal konsumsi, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk: (a) menjamin pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan bagi setiap rumah tangga dalam jumlah dan mutu yang memadai, aman dikonsumsi dan bergizi seimbang; (b) semakin meningkatnya efisiensi dan efektivitas intervensi bantuan pangan/pangan bersubsidi kepada golongan masyarakat tertentu (golongan miskin, ibu hamil, balita gizi buruk, dsb).

Dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan bagaimana hal tersebut akan dicapai, yaitu melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan.

Kebijakan merupakan ketentuan yang telah disepakati pihak terkait yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan pedoman dan petunjuk bagi setiap kegiatan aparatur pemerintah dan masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi. Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Sedangkan kegiatan merupakan usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian tersebut, BKPPP menetapkan 3 (tiga) kebijakan utama sebagai berikut :

1. Peningkatan dan pengembangan kinerja organisasi 2. Pengembangan ketahanan pangan

3. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan

Pada tahap implementasi, kebijakan-kebijakan tersebut dioperasionalisasikan dalam bentuk program BKPPP yang diselaraskan dengan Permendagri No.13 Tahun 2007, adapun program-program BKPPP pada Tahun 2012 adalah sebagai berikut :

(8)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 25 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) 3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi (Pertanian/Perkebunan) 4. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan.

5. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan.

6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan.

7. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan.

Tabel 5. Sasaran, kebijakan dan program BKPPP Tahun 2012

Sasaran Kebijakan Program

1. Meningkatnya koordinasi dalam upaya peningkatan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan 2. Meningkatnya

pengelolaan cadangan pangan daerah.

Pengembangan Ketahanan Pangan

1. Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian dan Perkebunan 2. Peningkatan Kesejahteraan

Petani

3. Peningkatan Penerapan Teknologi

(Pertanian/Perkebunan)

1. Meningkatnya programa penyuluhan

2. Meningkatnya kualitas SDM Petugas dan Petani

Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan

1. Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan 2. Perlindungan dan Konservasi

Sumber Daya Hutan 3. Perencanaan dan

Pengembangan Hutan Meningkatnya sarana dan

prasarana penunjang kinerja organisasi

Peningkatan dan pengembangan kinerja organisasi

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 4. Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Kebijakan Peningkatan dan pengembangan kinerja organisasi bertujuan memfasilitasi berbagai kebutuhan sarana dan prasarana penunjang kinerja organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan. Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya kinerja organisasi dalam rangka mendukung terlaksananya berbagai program dan kegiatan organisasi.

(9)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 26

Kebijakan Peningkatan Ketahanan Pangan bertujuan untuk memfasilitasi upaya peningkatan koordinasi manajemen pembangunan ketahanan pangan. Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas koordinasi manajemen ketahanan pangan.

Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan meliputi : (1) Pemantapan koordinasi ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh lintas sektor dan lintas wilayah; (2) Penyelenggaraan manajemen program dan kegiatan ketahanan pangan; (3) Penyediaan belanja pegawai, barang dan jasa penyelenggaraan koordinasi ketahanan pangan; (4) Penyediaan anggaran untuk operasional satuan kerja dalam rangka mendukung pencapaian rencana kerja; (5) Terjaminnya ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat; (6) Mantapnya distribusi pangan antar wilayah dan antar waktu (7) Berkembangnya diversifikasi produksi dan konsumsi pangan; (8) Meningkatnya kemandirian pangan masyarakat; serta (9) Meningkatnya kesadaran aparat, petani, dan swasta dalam peningkatan ketahanan pangan.

Kegiatan pokok tersebut difokuskan pada upaya: (1) Peningkatan kapasitas Kelembagaan Ketahanan Pangan; (2) Peningkatan Peran Daerah dalam Pengendalian dan Stabilisasi Harga; (3) Percepatan Diversifikasi/Penganekaragaan Konsumsi Pangan;

(4) Penanganan Daerah Rawan Pangan; serta (5) Pemantauan dan Analisis.

Sedangkan Kebijakan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan merupakan sebuah upaya untuk mendudukkan, memerankan dan memfungsikan serta menata kembali penyuluhan pertanian agar dapat diselenggarakan lebih produktif, efektif dan efisien.

Ada 2 (dua) aktivitas utama dalam Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan, yaitu :

- Pengembangan Penyuluhan, dan - Program Aksi Penyuluhan.

Aktivitas Pengembangan Penyuluhan diarahkan untuk : a) Mengembangkan Sistem dan Kelembagaan Penyuluhan b) Mengembangkan Ketenagaan Penyuluhan

(10)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 27 c) Mengembangkan Program dan Penyelenggaraan Penyuluhan

d) Penataan Pembiayaan Penyuluhan

Sedangkan Program Aksi Penyuluhan, meliputi : a) Penguatan Kelembagaan Tani

b) Pengembangan dan Pelayanan Informasi dan Teknologi Agribisnis c) Pengembangan Kemitraan Usaha Agribisnis

d) Peningkatan Kompetensi Penyuluh 2.4. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

Pada tahap implementasi, kedua aktivitas tersebut dioperasionalisasikan dalam bentuk program BKPPP yang diselaraskan dengan Permendagri No. 13 Tahun 2007, adapun program-program BKPPP pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) 3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi (Pertanian/Perkebunan) 4. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan 5. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 7. Program Pengembangan Sistem Penyuluh Perikanan

Pada tahun pelaksanaan 2012, kesebelas program tersebut dijabarkan ke dalam 39 kegiatan sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan kapasitas masyarakat pertanian (petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan, masyarakat di sekitar desa hutan) dalam upaya peningkatan ketahanan pangan. Sasaran yang ingin dicapai adalah: (1) Meningkatnya kemampuan petani dalam mengakses pangan di wilayahnya dengan harga dan lokasi terjangkau serta pangan yang bermutu dan pola konsumsi yang lebih baik di wilayah marjinal atau daerah rawan pangan; (2) Meningkatnya kemampuan peran

(11)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 28

aktif petani dalam peningkatan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan wilayah; (3) Meningkatnya permodalan bagi petani dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Kegiatan pokok yang perlu dilaksanakan difokuskan pada upaya: (1) Pemberdayaan Ketahanan Pangan Masyarakat secara partisipatif; (2) Penanggulangan kerawanan pangan; (3) Pengembangan Desa Mandiri; (4) Pelatihan, pendampingan ketahanan pangan; dan (4) Pemantauan dan Analisis.

Pada pelaksanaan tahun 2012, program ini dijabarkan kedalam 4 kegiatan meliputi :

1) Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis.

2) Penyuluhan dan Pendampingan Pelaku Agribisnis.

3) Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani.

4) Penyuluhan dan Bimbingan Diversifikasi Usaha Pertanian.

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan),

Program Peningkatan Ketahanan Pangan bertujuan untuk memfasilitasi upaya peningkatan koordinasi manajemen pembangunan ketahanan pangan.

Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas koordinasi manajemen ketahanan pangan. Kegiatankegiatan pokok yang akan dilaksanakan meliputi: (1) Pemantapan koordinasi ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh lintas sektor dan lintas wilayah; (2) Penyelenggaraan manajemen program dan kegiatan ketahanan pangan; (3) Penyediaan belanja pegawai, barang dan jasa penyelenggaraan koordinasi ketahanan pangan; (4) Penyediaan anggaran untuk operasional satuan kerja dalam rangka mendukung pencapaian rencana kerja; (5) Terjaminnya ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat; (6) Mantapnya distribusi pangan antar wilayah dan antar waktu (7) Berkembangnya diversifikasi produksi dan konsumsi pangan; (8) Meningkatnya kemandirian pangan masyarakat; serta (9) Meningkatnya kesadaran aparat, petani, dan swasta dalam peningkatan ketahanan pangan.

(12)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 29

Kegiatan pokok tersebut difokuskan pada upaya: (1) Peningkatan kapasitas Kelembagaan Ketahanan Pangan; (2) Peningkatan Peran Daerah dalam Pengendalian dan Stabilisasi Harga; (3) Percepatan Diversifikasi/Penganekaragaan Konsumsi Pangan; (4) Penanganan Daerah Rawan Pangan; serta (5) Pemantauan dan Analisis. Lokasi pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan adalah Propinsi dan Kabupaten/Kota yang merupakan Sentra Pangan dan sedang menghadapi masalah pangan.

Pada pelaksanaan tahunan 2012, di Kabupaten Bandung program ini dijabarkan ke dalam 6 kegiatan APBD Kabupaten Bandung pada BKPPP, meliputi : 1) Penanganan Daerah Rawan Pangan.

2) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kebijakan Perberasan, 3) Pengembangan Cadangan Pangan Daerah.

4) Pengembangan Desa Mandiri Pangan.

5) Pengembangan Diversifikasi Pangan 6) Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan.

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi (Pertanian/Perkebunan)

Program peningkatan penerapan teknologi pertama/perkebunan dilaksanakan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah menngkatkan kualitas SDM penyuluh dan SDM petani dengan menggunakan metode penyuluhan kaji terap dan demplot, serta Bimbingan Teknis (BINTEK), dalam rangka meningkatkan produksi dan produktifitas usaha tani.

4. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Perkebunan Lapangan Dilaksanakan melalui kegiatan :

1) Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan 2) Peningkatan kapasitas kesejahteraan penyuluh

(13)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 30 Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah

1. Meningkatkan kualitas SDM penyuluh baik penyuluh PNS maupun penyuluh swadaya, agar SDM penyuluh maupun memberikan motivasi dan lembaga kepada kelompok tani

2. Meningkatakan kesejahteraan penyuluh melalui peningkatan biaya operasional penyuluh (BOP) agar pembinaan petani lebih optimal

5. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan,

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan dan Bimbingan pengoperasian Teknologi Peternakan Tepat guna. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah meningkatkan SDM penyuluh peternakan melalui pelatihan yang dapat meningkatkan motivasi dan etos kerja penyuluh serta meningkatkan tata hubungan kerja antara penyuluh dan peneliti dalam rangka transfer teknologi kepada pengguna (petani)

6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan,

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak keruksakan hutan.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah meningkatkan SDM penyuluh Kehutanan baik penyuluh khutanan PNS maupun swadaya melalui BINTEK dan DEMPLOT, dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan.

7. Program Penyuluhan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan Tepat Guna Program Penyuluhan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan Tepat Guna, dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna, tujuan dilaksanakannya kegiatan ini untuk meningkatkan penerapan teknologi pertanian tepat guna melalui adopsi inovasi, sehingga para petani mampu melaksanakan usaha tani secara efisien dan menghasilkan produk yang berdaya saing.

(14)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 31 8. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan. Tujuan kegiatan ini menunjukan produksi pertanian melalui penyiapan bibit yang berkualitas dengan menggunakan metode penyuluhan DEMPLOT Pembibitan.

Sebagai penjabaran dari perencanaan strategis, keterkaitan kegiatan yang akan dilaksanakan Tahun 2012 di atas dengan sasaran strategis yang ingin dicapai BKPPP adalah sebagai berikut :

Sasaran 1 : Meningkatnya koordinasi dalam upaya peningkatan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan serta dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian/perkebunan, peternakan/perikanan dan kehutanan.

Tabel 6. Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2012 berdasarkan Sasaran 2

Uraian

Kegiatan Indikator Kinerja Target Kinerja

2012 Peningkatan pengetahuan, sikap dan

keterampilan kelompok tani dalam menerapkan teknologi pertanian secara optimal

350 Orang Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

Peningkatan pembinaan dalam kelompok usaha ekonomi pedesaan dan

tumbuhnya kelompok tani yang maju, mampu dan mandiri menjadi lembaga ekonomi pedesaan

150 Orang Penyuluhan dan pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis

Peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan motivasi penyuluh pertanian dalam mendukung pelaksanaan pembangunan pertanian melalui identifikasi terhadap 4 Gapoktan LDPM, 3 kelompok penerima LDPM serta identifikasi 20 pengelolaan lumbung dan fasilitasi 9 pengelolaan lumbung

100 % Peningkatan kemampuan Lembaga Tani

Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan kelompok tani dan petugas dalam menerapkan diversifikasi usaha komoditas pertanian, perkebunan dan peternakan

120 orang Penyuluhan dan Bimbingan Diversifikasi Usaha Pertanian

(15)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 32 Sasaran 2 : Meningkatnya Pengelolaan Cadangan Pangan Daerah

Tabel 7. Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2012 berdasarkan Sasaran 2

Uraian

Kegiatan Indikator Kinerja Target Kinerja

2012 Peningkatan sinergitas program SKPD di

bidang ketahanan pangan 100 %

100 % Penanganan Daerah Rawan Pangan

Peningkatan dan pengembangan Sistem penyaluran Raskin ke setiap RTM di 275 Desa/Kel

275 Desa/Kel Monitoring, evaluasi dan pelaporan dan kebijakan Perberasan

Peningkatan Pengetahuan dan

Keterampilan peserta Pelatihan System integrasi Usaha Tani Padi, Palawija, belut dan Sapi bagi pelaku utama

120 Orang Pengembangan Cadangan Pangan Daerah

Peningkatan dan pengembangan Mandiri Pangan melalui identifikasi Potensi desa mandiri pangan dan kemampuan desa dalam mengurangi kerawanan pangan dan gizi

5 Desa Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Peningkatan kesadaran dan peran

kelompok/KWT serta PKK dalam konsumsi pangan B3 untuk tercapainya peningkatan skor PPH

40 KWT Pengembangan Diversifikasi Pangan

Peningkatan Pengetahuan dan

Ketrampilan peserta dalam penanganan standar mutu, ucolap danpemetaan wilayah

164 orang Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

Sasaran 3 : Meningkatnya Programa Penyuluhan

Tabel 8. Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2012 berdasarkan Sasaran 3

Uraian

Kegiatan Indikator Kinerja Target Kinerja

2012 Peningkatan Pengetahuan, ketrampilan,

sikap dan motivasi penyuluh pertanian dalam mendukung pelaksanaan pembangunan pertanian 100 %

100 % Peningkatan Kapasitas Tenaga penyuluh Pertanian/Perkebunan

(16)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 33 Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas SDM Aparat/Petugas Penyuluh dan Petani

Tabel 9. Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2012 berdasarkan Sasaran 4

Uraian

Kegiatan Indikator Kinerja Target Kinerja

2012 Peningkatan Pengetahuan sikap dan

keterampilan kelompok tani dalam menerapkan adopsi teknologi pertanian secara optimal

700 orang Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Penyuluh di Bidang Perkanan, Peternakan, Pertanian Kehutanan dan Pembenihan Ikan

176 Orang Penelitian dan pengembangan Teknologi (Pertanian/Perkebunan) Tepat Guna

Peningkatan Pengetahuan, sikap dan Ketrampilan dalam pengkajian Partisipatif penghijauan desa dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kelestarian hutan

125 Orang Penyuluhan Kesadaran Masyarakat mengenai Dampak Perusakan Hutan

Peningkatan Pengetahuan, sikap dan Ketrampilan serta Pendapatan Kelompok usaha perhutanan rakyat

240 Orang Pendampingan Kelompok Usah Perhutanan Rakyat

Perencanaan strategis atau dokumen sejenis yang telah ditetapkan lembaga dijabarkan dalam rencana kinerja untuk tahun yang bersangkutan. Rencana kinerja tersebut menjabarkan sasaran dan program yang telah ditetapkan berdasarkan renstra yang akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pada Tahun Anggaran 2012.

Rencana kinerja disusun bersamaan dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran yang disertai penetapan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kebijakan, serta menjadi komitmen lembaga untuk mencapainya dalam tahun yang bersangkutan. Rencana Kinerja Tahun 2012 BKPPP memuat informasi mengenai sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan, indikator kinerja sasaran dan rencana capaiannya, program, kegiatan serta kelompok indikator kinerja dan rencana capaiannya. Indikator kinerja kegiatan meliputi indikator input, output, outcomes, Benefit, dan impact. Penetapan indicator- indikator ini didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan

(17)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 34

sasaran yang ditetapkan, serta data pendukung yang terorganisasi sehingga keberhasilan pencapaiannya dapat mengindikasikan sejauhmana keberhasilan pencapaian sasaran pada tahun yang bersangkutan. Selain itu, Rencana Kinerja Tahun 2012 memuat informasi mengenai keterkaitan kegiatan dengan sasaran dan keterkaitan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap Bidang dan Sekretariat di lingkungan BKPPP.

Upaya pengukuran kinerja diakui tidak selalu mudah karena hasil capaian satu indikator tidak semata-mata merupakan output dari satu program atau sumber dana, akan tetapi merupakan akumulasi, korelasi, dan sinergi antara berbagai program dan berbagai pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian, keberhasilan mengenai terlaksana atau terwujudnya satu kegiatan tidak dapat diklaim sebagai hasil dari satu sumber dana atau oleh satu pihak saja.

Mengingat kinerja tugas umum pemerintahan dan pembangunan pada tahun anggaran tertentu bukanlah kinerja yang berdiri sendiri tetapi terkait dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya, maka sangat sulit dan hampir mustahil untuk mengukur atau memberikan penilaian terhadap kinerja lembaga pada satu tahun anggaran sampai pada tingkat atau indikator dampak, karena dari satu program atau kegiatan ada yang baru dapat dinilai dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sesuai dengan tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dari program itu.

Gambar

Tabel 5. Sasaran, kebijakan dan program BKPPP Tahun 2012
Tabel 7. Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2012 berdasarkan Sasaran 2
Tabel 9. Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2012 berdasarkan Sasaran 4

Referensi

Dokumen terkait

Diberitahukan bahwa Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon akan melakukan rapat pembuktian kualifikasi terhadap penyedia jasa yang

dalam tradisi magibung tersebut perlu adanya pembelajaran berbasis budaya, terutama budaya lokal dalam upaya pembentukan karakter masyarakat yang berbasis kearifan

Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha Kain Tenun Sutra dengan Pendekatan Metode Balance Score Card (studi kasus di Pabrik Sutra Tiga Putra).. 01 : Sekolah Tinggi

PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM “RHYTHM SAWAH” KARYA GILANG RAMADHAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1) Daerah j ang mel iput i Daerah Karesidenan Semarang, Pat i, Pekal ongan, Banj umas, Kedu, dan Surakart a dit et apkan mendj adi Propinsi Dj awa Tengah.. Pasal

 Untuk angkutan udara domestik, jumlah pesawat yang berangkat dari Bandara Ngurah Rai pada Bulan Januari 2017 sebanyak 3.528 unit penerbangan, atau turun 1,89 persen

By considering arbitrary source–receiver configurations, compressional primary reflections can be imaged into time or depth-migrated seismic sections so that the migrated

capability of ground penetrating radar GPR applications without degradation of resolving power. The radar has the unique capability to employ a short gate at each frequency step