• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Petugas Kesehatan 1. Pengertian

Peran adalah suatu yang diharapkan dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar memenuhi harapan. (Setiadi, 2008). Peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan yang diharapkan dari seorang petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2. Beberapa peran petugas kesehatan yang biasa dilakukan dalam mempromosikan KB Kondom.

a. Penyuluhan

Penyuluhan tentang kontrasepsi kondom dapat diberikan kepada masyarakat secara kelompok ataupun individu yang biasanya bersifat mempengaruhi masyarakat agar mau melaksanakan apa yang disampaikan dan diharapkan oleh petugas yang memberi penyuluhan.

b. Konseling KB

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara pada petugas kesehatan kepada individu yang sedang mengalami masalah KB, yang bertujuan agar peserta KB benar-benar

(2)

memahami manfaat dari alat kontrasepsi yang digunakan sehingga peserta mengetahui alasan menggunakan dan cara menggunakannya.

c. Ceramah

Kegiatan ceramah ini biasanya dilaksanakan secara kelompok misalnya di perwiritan/pengajian atau di lembaga-lembaga masyarakat seperti karang taruna.

d. Tanya jawab

Kegiatan ini bisa juga dilakukan pada saat penyuluhan, konseling, dan ceramah. Tetapi dapat juga dilaksanakan oleh petugas kesehatan bila petugas kesehatan tersebut secara khusus melakukan acara tanya jawab dengan satu topik atau judul tanpa harus terlebih dahulu melakukan penyuluhan, konseling, dan ceramah.

e. Pelayanan KB kondom

Pelayanan KB kondom dapat dilakukan di tempat tugas seperti puskesmas, rumah sakit, dan praktek atau klinik pribadi/swasta.

B. Promosi KB Kondom 1. Pengertian

Promosi KB kondom adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menimbulkan perhatian dan minat masyarakat terhadap penggunaan kontrasepsi kondom.

(3)

Kita ketahui partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi masih sangat rendah terutama dalam pemakaian kontrasepsi kondom. Untuk mengatasi hal tersebut tentu sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat dan para petugas kesehatan di daerah maupun di kota. Peran petugas kesehatan dalam mempromosikan KB kondom masih sangat diharapkan. Dan dalam mempromosikan pun petugas kesehatan hendaklah melakukan strategi agar masyarakat tertarik dan mau menjadi akseptor KB Kondom.

Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan KB Kondom adalah :

b. Melakukan suatu komunikasi, informasi dan Edukasi (KIE) yang pokok dan berfokus pada jarak kelahiran dan waktu kelahiran sebagai alat ukur kesehatan yang penting untuk ibu dan anak. Akan sangat penting untuk mentargetkan kegiatan KIE di tingkat komunitas dan dengan melibatkan kaum pria.

c. Pelatihan terhadap pemberi pelayanan kesehatan harus mencakup tidak hanya aspek teknik dan manajerial kontrasepsi, tetapi juga keterampilan komunikasi interpersonal dan konseling yang tepat.

d. Kontrasepsi dipromosikan dengan cara menawarkannya pada saat jadwal imunisasi, difasilitas kesehatan dan pengiklanan di komunitas, serta melalui konseling di fasilitas kesehatan dan outlet yang berpusat pada komunitas.

(4)

e. Perlindungan terhadap AIDS dan penyakit menular seksual melalui penggunaan kondom harus ditekankan.

f. Remaja laki-laki dan perempuan harus diberi pendidikan tentang masalah yang berkaitan dengan reproduksi, seksualitas manusia, dan anjuran untuk tidak menikah, dan hamil di usia muda. Konseling untuk remaja melalui organisasi pemuda dan wanita juga merupakan strategi yang efektif

C. Kondom 1. Pengertian

Kondom adalah selubung lateks tipis yang menutupi penis yang sedang ereksi dan mencegah semen masuk ke dalam vagina (Wulansari, 2007). Sedangkan menurut Saifuddin (2003), kondom merupakan selubung / sarung karet yang terbuat dari berabgai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.

Menurut Everret (2008) kondom merupakan bentuk kontrasepsi yang mudah didapat serta memungkinkan pria berbagai dan mengambil tanggung jawab untuk mencegah kehamilan.

2. Sejarah Kondom

Kondom mempunyai sejarah yang unik di Inggris. Kondom dibuat pertama kali dari kulit, selanjutnya usus sehingga pembuatannya mahal dan saat memakainya memerlukan perhatian khusus. Karena dibuat dari kulit dan usus

(5)

sering menimbulkan iritasi pada liang senggama. Tabel kondom menyebabkan kurang nikmat saat dipakai. Selanjutnya kondom dibuat dari karet untuk pertama kali di Jepang dan dengan berbagai perkembangan sehingga mencapai bentuk seperti saat ini. Ujung kondom dibuat agak menonjol sebagai tempat untuk menampung sperma saat mencapai organsme, sehingga tidak tumpah. Untuk menjamin keberhasilan kondom diberikan pelicin yang mengandung spermisida sehingga sperma banyak mengalami kematian.

Bila diperhitungkan maka kondom lebih banyak keuntungannya dibandingkan dengan kerugiannya, apalagi dalam situasi penyakit hubungan seksual yang makin mengancam pada saat ini.

Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit hubungan seksual termasuk HIV/AIDS. Sehingga disebut berfungsi ganda. Cara kerjanya menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi wanita.

Efektivitasnya cukup tinggi bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten (Saifuddin, 2003).

(6)

3. Keuntungan dan Kerugian KB kondom a. Keuntungan

1) Sangat efektif sebagai alat kontrasepsi bila digunakan dengan benar.

2) Tidak menganggu produksi ASI bagi ibu yang menyusui

3) Memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan seksual termasuk HIV/AIDS

4) Tidak memerlukan pemeriksaan medis atau pengawasan yang ketat 5) Murah dan dapat dibeli secara umum

6) Metode sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda 7) Pria ikut secara aktif dalam program keluarga berencana.

b. Kerugian

1) Angka kegagalan relatif tinggi

2) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seksual guna memasang kondom.

3) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, dan terus menerus pada setiap senggama.

4) Beberapa wanita dapat alergi terhadap bahan karet kondom sehingga menimbulkan keputihan dan iritasi.

4. Indikasi dan Kontra Indikasi KB kondom a. Indikasi

2) Pria

b) Pria dengan penyakit genitalia

(7)

c) Pria yang mempunyai sensifitas terhadap sekret wanita d) Pria yang mengalami ejakulasi prematur

3) Wanita

b) Wanita yang menderita vaginitis, termasuk yang dalam pengobatan c) Kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan

pemasangan diafragma atau kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan.

d) Gagal memakai kontrasepsi oral secara benar/tepat 4) Pasangan pria dan wanita

a) Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan b) Menderita penyakit kelamin

c) Metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau IUD

b. Kontra Indikasi

Kondom tidak digunakan oleh pria dengan ereksi yang tidak baik atau gangguan ereksi. Tidak digunakan juga bagi pasangan yang alergi terhadap karet atau lubrikan dari kondom tersebut.

5. Efek Samping KB Kondom

Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitivitas dari pada penis dan alergi terhadap karet.

(8)

D. Beberapa penjelasan bagi akseptor KB kondom

Akseptor tidak memerlukan atau membutuhkan anamnese atau pemeriksaan khusus untuk pemakaian kondom, tetapi mereka perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi tertulis. Penjelasan lisan ataupun instruksi tertulis yang sangat penting disampaikan oleh petugas kesehatan kepada akseptor yaitu tentang syarat-syarat kontrasepsi:

b. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya c. Efek samping yang merugikan tidak ada d. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan e. Tidak menganggu hubungan persetubuhan

f. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas g. Dapat diterima oleh pasangan suami isteri

h. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya.

i. Cara penggunaan sederhana

j. Informasi cara penggunaan KB kondom

1. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual

2. Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermida ke dalam kondom.

3. Jangan menggunaakn gigi, pisau atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan.

4. Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi

(9)

5. Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi.

6. Kondom di lepas sebelum penis melembek

7. Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina.

8. Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai 9. Buang kondom bekas pakai pada saat yang aman

10. Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan.

11. Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh / kusut.

12. Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral atau pelumas dari bahan Petrolatum karena akan segera merusak kondom.

E. Kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan KB Kondom a. Penyediaan KB kondom

Jumlah kondom yang diberikan pada akseptor dapat bervariasi menurut pertimbangan orang per orang. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah

(10)

frekuensi hubungan seksual, jarak dari klinik / tempat pelayanan dan permintaan khusus. Kondom yang diberikan pada akseptor harus terjamin mutunya dan petugas kesehatan harus mengetahui jenis dan spesifikasi dari kondom yang disalurkan dan sudah melalui pengkajian mutu. Kalau ada keraguan tentang mutu kondom sebaiknya jangan diberikan, kalau terpaksa diberikan sebaiknya dipakai bersama-sama dengan spermisida.

b. Pelayanan kunjungan ulang

Saat akseptor datang pada kunjungan ulang harus dinyatakan kalau ada masalah dalam penggunaan kondom dan kepuasan akseptor dalam menggunakannya. Kalau masalah timbul karena kekurangtahuan dalam cara penggunaan sebaiknya informasi diulang kembali kepada akseptor. Kalau masalah menyangkut ketidaknyamanan dan kejemuan dalam menggunakan kondom sebaiknya dianjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya.

Penanganan efek samping dan masalah kesehatan lainnya lihat pada tabel.

Efek Samping atau masalah Penangan

- Kondom rusak atau

diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)

- Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom

- Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan.

- Pertimbangkan pemberian kontrasepsi darurat atau pil

(11)

Efek Samping atau masalah Penangan

- Dicurigai adanya reaksi alergi - Jika keluhan menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala PHS bantu akseptor untuk memilih metode lain.

- Mengurangi kenikmatan

hubungan seksual

- Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolelir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian metode lain

F. Kondisi yang perlu dipertimbangkan untuk seleksi penggunaan kondom dapat dilihat pada tabel berikut ini :

KONDOM

Sesuai untuk pria Tidak sesuai untuk pria - Ingin berpartisipasi dalam

program KB

- Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi

- Ingin kontrasepsi sementara - Ingin kontrasepsi tambahan

- Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan.

- Alergi terhadap bahan dasar kondom

- Menginginkan kontrasepsi jangka panjang

(12)

KONDOM

Sesuai untuk pria Tidak sesuai untuk pria

- Hanya ingin menggunakan kontrasepsi jika akan berhubungan.

- Beresiko tinggi tertular / menularkan Penyakit Hubungan Seksual (PHS).

- Tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan hubungan seksual.

- Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pemesanan yang sedang terjadi, marketing di lapangan yang melakukan pencatatan dengan buku untuk menerima order /pesanan dari konsumen/klien.. Selain

apabila kita memandang interaksi kita dengan orang itu bermanfaat, yakni ketika manfaat yang kita dapat dari hubungan itu lebih besar dari pada kerugiannya...  Faktor spesifik

Saya sangat menghargai segala perhatian dan partisipasi Anda dalam penelitian ini, saya yakin informasi yang telah Anda berikan merupakan bantuan yang tidak

Berdasarkan penelitian mengenai keputusan pembelian, ada beberapa peneliti yang melakukan yang research antara lain Wahyuni (2008) yang melakukan penelitian

S tarting from the opportunity to attend the Training Program for Young Leaders in the health sector in Nagano Japan in 2009, which is organized jointly by Bureau for

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencegahan diabetes melitus dan hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan diabetes

51 BIANA HASTARI,S.Pd TK DHARMA WANITA SENDANGHAJI MERAKURAK 52 NISWATIL ELYA, S.Pd,S.PdI TK TUNAS HARAPAN KORO MERAKURAK 53 ZUMROTUL AINI LAILATUL. FITRI,S.Pd TK BINA