• Tidak ada hasil yang ditemukan

BATUAN BEKU. Disusun Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BATUAN BEKU. Disusun Oleh :"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh :

Revki Septiansyah B (03021281419080) Achmad Yansen (03021381419134) Darma Raharja H (03021381419127) Ravisi Gustama (03021381419148) A. Syaftian Febri (03021381419117) M. Andri Yansya (03021381419143) Onggy Aries seka (03021381419122) Rama Portasya (03021381320037) Ahmad Suyuno (03021381320049) Yogi Andrianto (03021381320035)

BATUAN BEKU

(2)

Siklus Batuan

(3)

Pengertian Batuan Beku

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis,

"api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).

Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.

Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses- proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.

(4)

Mineral utama pembentuk batuan mengkristal mengikuti suatu pola perurutan kristalisasi. Pola perurutan kristalisasi disebut deret Bowen. Tetapi walaupun demikian deret Bowen tidak selalu berlaku. Pada deret Bowen ditunjukkan bahwa mineral pertama terbentuk cenderung mengandung silica yang rendah. Pada seri menerus (continous) mineral terbenuk pertama adalah Plagioklas- Ca akan terus menerus bereaksi dengan larutan sisa magma selama proses pendinginan berlangsung, maksudnya disini adalah terus terjadi penggantian (substitusi) unsur Ca dengan unsur Na.

Sedangkan pada seri yang tidak menerus (discontinous) terdiri dari mineral yang kaya unsur Fe dan Mg, disebut juga mineral Ferromagnesium. Mineral yang pertama terbentuk adalah mineral Olivin kemudian dilanjutkan oleh pembentukan mineral selanjutnya dengan larutan sisa magma yang ada tanpa terjadi reaksi antara larutan sisa magma dengan mineral yang telah terbentuk.

(5)

KOMPOSISI MINERAL BATUAN BEKU

 

Walter T. Huang, 1962, komposisi mineral dikelompokkan :  

A. MINERAL UTAMA

Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristelisasi magma dan kehadirannya

sangat menentukan dalam penanaman batuan.

Berdasarkan warna dan densitas dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. MINERAL FELSIC

(berwarna terang dengan densitas rata-rata 2,5-2,7) :

• Kwarsa (SiO2)

• Kelompok felspar, terdiri dari seri felspar alkali (K,Na)AlSl3O8. seri felspar alkali terdiri dari sanidin,orthoklas, anorthoklas, adulari, dan

• mikrolin. Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesin, labradorit, Bitownit dan anortit

• Kelompok felsparatoid (Na, K Alumina silika), terdiri dari nefelin, sodalit, leusit.

(6)

2. MINERAL MAFIC

(mineral feromagnisia dengan warna gelap dan densitas rata-rata 3,0-3,6), yaitu :

• Kelompok Olivin, terdiri dari Fayalite dan Forsterite.

• Kelompok pirokson, terdiri dari Entalite, Hiperstein, Augit, Pigionit, Diosid

• Kelompok mika, terdiri dari Biotite, Muscovite, Plogopit

• Kelompok Ampibhole, terdiri sari Anthofilit, Cumingtonit, Homblende, Rieberkit, Tromolit Aktinolit, Glaucofan, dll.

(7)

B. MINERAL SEKUNDER

Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan reaksi hidrothemal maupun hasil metaforsisma

terhadap mineral-mineral utama. Dengan demikian mineral-mineral ini tak ada hubunganya dengan pembekuan magma (non

pirogenetik).

Mineral sekunder terdiri dari :

1. Kelompok kalsit (kalsit, dolomit, magnesit, siderit) dapat terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.

2. Kelompok serpentin (antigorit krisotil), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral mafic (terutama kelompok olivin dan pirokson).

3. Kelompok klorit (proklor, penin, talk), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.

4. Kelompok sericit sebagai ubahan mineral plagioklas.

5. Kelompok kaulin (Kaolin, Hallosyte), umumnya ditemukan sebagai hasil pelapukan batuan beku.

(8)

C. MINERAL TAMBAHAN (ACCESORY MINERAL)

Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma, umumnya dalam jumlah sedikit. Apabila hadir dalam jumlah cukup banyak tidak mempengaruhi penamanaan batuan , tetapi hal tersebut mempunyai nilai ekonomis.

Termasuk dalam golongan ini antara lain : Hematit, Kromit,Rutile, Apatit,Muscovit, Magnetit, Zeolite, dll.

(9)

Struktur Batuan Beku

Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:

1. Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.

2. Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar- kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran.

Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:

3. Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.

(10)

4. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.

5. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

6. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.

7. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

(11)

Tekstur batuan beku

      Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Faktor utama yang berperan dalam pembentukan tekstur pada batuan beku adalah kecepatan pembekuan magma.

Faktor lain : 

•       Kecepatan difusi, kecepatan atom dan molekul berdifusi dalam cairan,

•       Kecepatan pembentukan kristal,

•       Kecepatan pertumbuhan kristal.

        Tekstur Batuan Beku – Derajat Kristalinitas

Derajat kristalinitas suatu batuan, dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

Holokristalin (holocrystalline) : batuan yang semua penyusunnya berupa kristal-kristal, seperti granit.

Holohialin (holohyaline) : batuan yang semua penyusunnya terdiri dari gelas, seperti obsidian

Hipokristalin atau merokristalin (hypocrystalline atau mero- crystalline) : batuan yang penyusunnya terdiri dari campuran antara kristal dan gelas, seperti pada batuan intrusif.

Bagi kristal-kristal halus yang memperlihatkan interferensi warna, disebut mikrolit (microlite); jika kristal-kristal itu sangat kecil (halus), membulat, berbentuk seperti-rambut/batang, dan isotropik, dinamakan kristalit.

(12)

Ukuran butir kristal (mm) Nama butiran

< 1 halus (fine)

1 – 5 medium

5 – 30 kasar

> 30 sangat-kasar

   Tekstur Batuan Beku – Ukuran Butir /  Granulitas

 Ukuran butir atau granulitas kristal adalah ukuran dari kristal-kristalnya.

(13)

Berdasarkan Granulitas, tekstur batuan beku terbagi menjadi : 1.       Tekstur Faneritik 

•       Tersusun atas kristal besar yang dapat dilihat dengan mata dengan atau tanpa loup/mikroskop binokuler.

•       Umumnya berukuran ½ mm sampai beberapa cm.

•       Terbentuk akibat pendinginan magma lambat di bawah permukaan bumi.

2.       Tekstur Porfiritik

•       Tersusun atas paling sedikit 2 mineral dimana ukuran kristalnya berbeda.

Ukuran yang besar disebut fenokris, sedangkan yang kecil disebut massadasar.

•       Tekstur ini terjadi 2 tahap pendinginan; satu di kedalaman dimana yang lebih besar terbentuk terlebih dahulu sementara yang kedua terbentuk dekat permukaan.

3.       Tekstur Afanitik

•       Tersusun atas kristal- kristal berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata dengan atau tanpa lensa. Ukuran kristal < 1/2 mm 

.•       Tektur ini hasil dari pendinginan magma yang cepat dalam lingkungan volkanik maupun hipabisal.

Tekstur glassy (non kristalin).

•       Tekstur ini hasil pendinginan yang sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal.

•       Terjadi ketika magma atau lava kontak dengan cepat dengan material – material dekat permukaan bumi.

•       Material dengan komposisi gelas semuanya dikenal dengan nama obsidian

(14)

Tekstur Batuan Beku – Hubungan Antar Butir (Fabric/Kemas)  Berdasarkan Hubungan Antar Butir, teksur batuan beku dibagi menjadi :

§ Tekstur Equigranular

Batuan beku yang mineral penyusunnya berukuran relatif sama, terbagi menjadi :

• Panidiomorphic-granular (automorphic-granular), bila umumnya terdiri atas kristal-kristal yang euhedral, 

• Hypidiomorphic-granular (hypautomorphic-granular), bila umumnya kristal berbentuk euhedral, selebihnya berbentuk anhedral. Tekstur ini banyak ditemukan pada batuan beku plutonik, 

•  Allotriomorphic-granular (xenomorphic-granular), bila sebagian besar mineral penyusunnya memiliki kristal berbentuk anhedral.

• Microgranular, bila kristal batuan yang berjaringan halus berbentuk anhedral atau subhedral, 

• Orthophyric, bila bertekstur panidiomorphic berjaringan halus dan terdapat pada beberapa batuan yang sangat felspathic,

misalnyaorthophyres dan plagiophyres. 

• Felsitic, bila terdiri atas suatu massa yang seragam berupa kriptokristalin.

§  Tekstur Inequigranular

Batuan beku yang menunjukkan variasi dalam ukuran butir mineral, terbagi menjadi :

• Tekstur porphyritic, bila batuan terdiri atas mineral berbutir kasar dan halus.

• Tekstur poikilitic, bila kristal yang lebih kecil terdapat di dalam kristal yang lebih besar tanpa orientasi umum pada suatu batuan. 

• Tekstur ophitic, bila kristal piroksen yang lebih besar diinklusi kristal plagioklas yang lebih kecil.

(15)

Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat

ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.

A.Menurut Rosenbusch (1877-1976) 1. Klasifikasi Berdasarkan Terjadinya :

•. Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.

•. Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.

•. Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi.

Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.

2. Klasifikasi Kandungan Mineral, Kandungan Silika dan Tekstur  : Tabel rosenbusch digunakan dalam melakukan pendeterminasian batuan beku. Tabel Rosenbusch berisi tentang komposisi mineral pada batuan beku yang kemudian dihubungkan dengan tekstur pada batuan beku. Dengan mencocokan takstur batuan dan

mineral penyusun batuan yang sedang diuji dengan data-data

yang terdapat pada tabel rosenbusch maka kita dapat dengan

mudah mendeterminasikan batuan beku.

(16)
(17)

B. Menurut Hamblin

   

Tabel hamblin ini tidak jauh berbeda dengan tabel rosenbusch karena sama- sama berdasarkan komposisi mineral dan tekstur batuan, bedanya adalah pada tabel hamblin tekstur batuan kurang spesifik karena hanya berdasarkan ukuran butir sedangkan tabel rosenbusch berdasarkan ukuran butir, derajat kristalisasi dan keseragaman butir.

(18)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Untuk data XRF dilakukan analisis tentang karakteristik dari batuan erupsi gunung api berupa komposisi kimia penyusun batuan, karakteristik dari magma pembentukan batuan, jenis

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari proses pembekuan magma. Magma merupakan cairan silikat kental yang panas dan pijar yang mengandung beberapa

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.. Berdasarkan teksturnya

(3) Kelompok batuan beku intermediate (4) Kelompok batuan beku asam... Dengan demikian maka magma asal yang membentuk batuan batuan tersebut diatas dapat dibagi menjadi 3 jenis,

batuan hasil pembekuan magma (termasuk batuan piroklastik) gabro, granit, basalt; tuf ..  ,atuan

Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam sehingga terbentuk

Mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma  pembentuknya, kecuali untuk batuan

Pengertian Batuan Beku Batuan beku atau batuan igneus dari Bahasa Latin: ignis, "api" adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa