• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Sirkulasi Pada Pasar Tradisional Rawabadak, Jakarta Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Sirkulasi Pada Pasar Tradisional Rawabadak, Jakarta Utara"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Sirkulasi Pada Pasar Tradisional Rawabadak, Jakarta Utara

Alvian Aditia

1

Ade Syoufa, ST., MT

2

Lia Rosmala S., ST, MT

3

Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Gunadarma Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, 16451

1

Email : alvian.aditia056@gmail.com

2

Email : adesyoufa@staff.gunadarma.ac.id

3

Email : lia.schiffer@gmail.com

Penulisan ini menganalis tentang betapa pentingnya sirkulasi yang baik pada suatu bangunan - bangunan pasar sangatlah berpengaruh. Untuk menghasilkan pola sirkulasi yang baik,maka pada pengaturan pola sirkulasi bangunan harus sesuai dengan zona yang sudah ditentukan saat analisis diawal perencanaan. Jika sebuah pola sirkulasi sudah benar dan sesuai dengan zona yang sudah dikelompokan, terbentuklah sebuah pola sirkulasi yang nyaman sehingga sesuai dengan kebutuhan bagi seluruh penguna bangunan tersebut. Sehingga bangunan tersebut mencapai tujuan awal yang diinginkan. Pola sirkulasi pada pasar Rawabadak ini belum terbentuk dan belum ada zonasi yang belum beraturan untuk berjualan, karena kegiatan dipasar ini seperti belum tertata rapih untuk berjualannya. Dan hal ini berdampak pada pola sirkulasi tidak jelas, yang menjadi dan membuat jalan atau pun sebuah jalan umum ini menjadi macet akibat tidak tertatanya suatu pasar tersebut.

Kata Kunci : Pola Sirkulasi, Aksesibilitas, zoning, Pasar Tradisional, Pasar Rawabadak Jakarta Utara

This writing analyzes how important the good circulation in a market building is very influential.

To produce a good circulation pattern, the building circulation pattern must be in accordance with the zones that have been determined when the analysis begins planning. If a circulation pattern is correct and in accordance with the zones that have been grouped, a comfortable circulation pattern is formed so that it suits the needs of all users of the building. So that the building reaches its desired initial goal. The circulation pattern in the Rawabadak market has not yet been formed and there are no irregular zonations to sell, because the activities in this market have not been arranged neatly to sell. And this has an impact on unclear circulation patterns, which become and make a street or even a public road is congested due to the unregulated of a market.

Keywords : Circulation Pattern, Accessibility, Traditional Market, North Jakarta Rawabadak

Market

(2)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Pasar tradisional merupakan pasar yang dianggap tempat yang tidak nyaman, kumuh, tidak higenis, berdesakan, pelayanan serta perdagangan yang curang namun memiliki barang dagangan yang masih segar dan langsung dari produsen atau untuk sayuran dari petani. Hal tersebut disebabkan oleh sarana prasarana yang buruk, serta keterbatasan modal untuk pengembangan pasar. Sementara pasar modern adalah tempat berbelanja dengan desain bangunan yang mengedepankan kenyamanan pelanggan, serta penyediaan sarana prasarana yang lengkap, selain hal tersebut juga dipermudah dengan jangkauan tranportasi umum sehingga mudah untuk diakses. Konsumen menjadi prioritas dengan pelayanan sebaik mungkin untuk menarik konsumen sebanyak mungkin (Arianty, 2013).

Ketidak seimbangan aktivitas tersebut jelas menimbulkan tarikan lalu-lintas atau pola pergerakan yang tidak seimbang. Setiap perubahan dan pertumbuhan sistem kegiatan akan menimbulkan perubahan atau pertumbuhan pergerakan. Black (1981) dan Tamin (1997) menyebutkan bahwa perubahan pola dan besaran pergerakan serta pemilihan moda pergerakan merupakan fungsi dari adanya pola perubahan guna lahan dari kegiatan di atasnya. Ini menunjukkan bahwa besarnya interaksi dan interelasi suatu kawasan dipengaruhi oleh dinamisasi aktivitas yang berlangsung di dalam kawasan tersebut.

Berangkat dari fenomena tersebut, maka sangat penting untuk menganalisa lebih lanjut model penataan Rawa Badak Jakarta Utara, sehingga keberadaan pasar tradisional masih dapat eksis di tengah munculnya pasar modern.

Dari segi eksistensi pasar tradisional juga dapat dilihat pada pasar induk tradisional dipasar Rawabadak Jakarta Utara. Meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitas masyarakat menyebabkan keberadaan pasar juga menjadi penting. Rawabadak Jakarta Utara ini sebagai pusat pasar tradisional masih menunjukkan kondisi yang kurang tertata antara lain jumlah pedagang yang semakin meningkat dan pengelolaan pasar yang buruk.

Pengelolaan Pasar yang buruk ini pedagang berjualan yang bukan sebagai tempat jual beli sehingga menyebabkan tidak tertatanya pasar. (Utilitas, Kasus, and Tanjung 2014) 1.2. Tujuan Penelitian

2. Memberikan deskripsi umum kondisi Pasar Rawabadak Jakarta Utara sebagai pasar tradisional

3. Menjadi referensi model penataan pasar tradisional dalam merumuskan strategi kebijakan Pemerintah Daerah dan menjadi model acuan penataan pasar tradisional pada wilayah lainnya

4. Memberikan sinergi keberadaan pasar tradisional dengan pasar modern.

5. Untuk dapat mengetahui pola sirkulasi yang pada bangunan pasar Rawabadak

Jakarta Utara.

(3)

6. Memberikan deskripsi kondisi Rawa Badak Jakarta Utara sebagai pasar tradisional 2. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan survei. Metode ini menggambarkan keadaan yang sebenarnya disubjek atau objek penelitian pada saat ini berdasarkan fakta yang nyata atau terjadi di lokasi. Penelitian ini bertindak sebagai pengamat, hanya mengamati aktifitas user dilokasi, mengamati zonasi, akses sirkulasi kendaraan dan sirkulasi ruang dilokasi, dan mencatatnya di buku observasi. Objek penelitian mengambil bangunan pasar tradisional Rawabadak Jakarta Utara

Guna memperoleh data di lapangan dalam rangka mendiskripsikan dan menjawab yang sedang di teliti, maka peneliti dalam mengumpulkan data mengunakan metode pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dan diidentifikasi menggunakan metode komparatif dan deskriptif. Setiap objek penelitian dianalisis dan diidentifikasi berdasarkan variabel yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan kajian pustaka untuk mendapatkan ketepatan hasil perbandingan karakteristik yang kemudian dikumpulkan disimpulkan menjadi kesimpulan akhir.

3. Hasil dan Pembahasan

Pasar Rawabadak merupakan salah satu pasar yang dimiliki oleh pemerintah DKI

Jakarta yang berlokasi di jalan anggrek, kecamatan Koja, pasar tersebut menjadi pusat

perdagangan untuk daerah sekitar, dengan kapasitas 328 pedagang dengan kios yang

sudah di sediakan. Namun dengan adanya bangunan baru yang terhenti zonasi dalam

pasar tidak tertata dan sirkulasi menjadi tidak beraturan. Pola zonasi pada pasar ini sangat

tidak tertata akibatnya banyak para pedagang yang merasa pendapatannya menurun

karena pelanggan yang dulu tidak mengetahui lokasi kios mereka pindah. Pasar

Rawabadak sendiri memliki 3 pintu masuk, yaitu pintu masuk 1 adalah pintu utama pasar

Rawabadak, yang dapat di akses dari jalan anggrek, untuk pintu masuk 2 yang dapat di

akses melalui jalan sindang, sedangkan pintu masuk 3 biasanya di gunakan untuk para

pedagang yang ingin melakukan bongkar muat barang nya yang dapat di akses melalui

jalan cempaka.

(4)

Gambar 1 Denah Pasar Rawabadak Sumber : Dokumen Pribadi

Dengan adanya sebuah pasar pada suatu lokasi memiliki pengaruh pada lingkungan sekitar. Kegiatan utama yaitu jual-beli untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari- hari aktifitas jalan sekitar juga semakin ramai dengan adanya toko-toko di sepanjang jalan. Dengan adanya kegiatan tersebut banyak masyarakat memanfaatkan nya untuk berdagang di toko-toko di sekitar jalan menuju pasar.

Gambar 2 Denah Pasar Rawabadak Sumber : Dokumen Pribadi

Zonasi yang ada pada pasar munjul terbagi menjadi zona basah dengan kebutuhan

air dna zona basah tidak membutuhkan air serta zona kering. Zona kering di peruntukan

(5)

untuk para pedagang pakaian, peralatan rumah tangga, sepatu, elektronik, emas dll, sedangkan zona basah di bedakan lagi menjadi dua bagian yaitu yang tidak mermerlukan banyak air seperti peadagang buah, sembako, dan sayur sedangkan yang memerlukan banyak air, seperti peadagang ayam, ikan, dan daging.

Gambar 3 Denah Pasar Rawabadak Sumber : Dokumen Pribadi

Sirkulasi pasar yang ada saat ini tergolong tidak baik di karenakan para pedagang

pada pasar munjul ini masih belum sepenuhnya menempatkan zonasi yang sesuai di

pasar tersebut. Sirkulasi yang merupakan akses unntuk mengarahkan kegiatan supaya

memberikan tatanan yang efektif bagi kegiatan di dalam pasar. Besaran utama pada

sirkulasi pasar ini yaitu 140 cm untuk jalan pengunjung namun besaran sirkulasi

pengunjung yang ada tidak beraturan di sebabkan oleh kondisi pasar yang tidak tertata

dengan baik, untuk sirkulasi kendaraan roda dua dan roda empat sudah mencukupi

namun belum ada kententuan zonasi parkir yang benar.

(6)

Gambar 4 Denah Pasar Rawabadak Sumber : Dokumen Pribadi

Berikut ini pola antar bangunan :

Gambar 5 Hubungan Antar Bangunan Sumber : Dokumen Pribadi

Pola hubungan antar bangunan pada pasar Rawabadak, Jakarta utara saling berhubungan dalam arti lain bangunan satu dengan bangunan lainnya dapat di akses dari bangunan mana saja, dan dapat di jangkau dari sisi mannapun.

1. Hanggar A dengan Musholla = 5 m

2. Hanggar B dengan Hanggar A = 7 m

3. Hanggar B dengan Penampungan sementara = 20 m

4. Parkir motor dengan Hanggar A = 10 m

5. Parkir mobil dengan Penampungan sementara = 10 m

(7)

Gambar 6 Hubungan Antar Ruang Sumber : Dokumen Pribadi

Pola hubungan antar ruang yang terjadi di dalam pasar utama antara Hanggar A dan Hanggar B memliki zonasi bersifat publik, pasar munjul ini menggunakan tipe pasar dengan bangunan kios dan los.

Gambar 7 Pasar Tipe Kios Hanggar B Sumber : Dokumen Pribadi

Jarak antara pedagang satu dengan pedagang saling berhubungan namun jarak antar pedagang yang bersebrangan memiliki ukuran 160 cm. pada pasar ini memiliki sirkulasi pengunjung belum sama rata sehingga memiliki beragam ukuran sirkulasi pungunjung.

Pada Hanggar B memiliki ukuran sirkulasi pengunjung 160 cm, sedangkan pada Hanggar

A memiiliki ukuran sirkulasi pengunjung 120 cm.

(8)

Gambar 8 Pasar Tipe Kios Hanggar A Sumber : Dokumen Pribadi

Pengunjung dan penjual, memarkirkan kendaraan motor maupun mobil tidak beraturan kurangnya lahan parkiran

Gambar 9 Lokasi Parkiran Motor

Sumber : Dokumen Pribadi

(9)

Gambar 10 Lokasi Parkiran Mobil Sumber : Data Pribadi

Pengunjung dan Pembeli melakukan transaksi jual – beli pada hangar A adalah zonasi untuk peadagang semi basah seperti, pedagang sayur, buah dan bahan makanan yang tidak membutuhkan banyak air, sedangankan Hanggar B adalah zonasi untuk pedagang basah seperti, peadagang ayam, ikan, dan pedagang lainnya yang membutuhkan banyak air.

Gambar 11 Lokasi Hanggar A

Sumber : Data Pribadi

(10)

Gambar 12 Lokasi Hanggar B Sumber : Data Pribadi

Tempat Penampungan Sementara sebagai penampungan sementara para pedagang yang terkena dampak saat pasar melakukan revitalisasi pasar, mayoritas yang menempati zona ini adalah para peadagang ikan, ayam dan pedagang yang membutuhkan banyak air.

Pengunjung dan Pembeli melakukan transaksi jual – beli.

MCK tempat pengunjung dan pengguna yang ingin menggunakan WC

Gambar 13 Lokasi MCK

Sumber : Data Pribadi

(11)

Gambar 14 Lokasi Penampungan Sementara Sumber : Data Pribadi

Pasar Rawabadak ini memiliki 1 pintu masuk utama, di setiap pintu masuk memiliki parkiran untuk mobil, oleh karena itu 3 zona parkir ini dapat di bedakan menjadi 2 zona yaitu zona private dan zona publik, zona private di peruntukan untuk kendaraan para pedagang dan kendaraan pedagang yang inig melakukan bongkar muat barang dagangannya sedangkan zona public di peruntukan untuk para pengunjung pasar, tujuannya supaya saat kendaraan para pedagang bongkar muat tidak mengganggu aktifitas di pasar tersebut.

Gambar 15 Kondisi Pasar

Sumber : Data Pribadi

(12)

Pasar Rawabadak memiliki zonasi pasar yang di bagi menjadi 3 zonasi yaitu zonasi basah, semi basah dan kering, zonasi di buat searah dengan sirkulasi kendaraan dalam pasar agar dapat menciptakan kondisi pasar yang kondusif. Zonasi juga berperan sebagai sirkulasi manusia/pengunjung dalam pasar, pola zonasi ini diharapkan menciptakan sirkulasi semakin baik.

Gambar 16 Analisis Pola Zonasi Pasar Rawabadak Sumber : Data Pribadi

Dengan penerapan pola zonasi yang tertuju pada satu arah diharapkan menghasilkan sirkulasi pengunjung dalam pasar dapat terkontrol dan mencegah bertumpuknya para pengunjung,

Gambar 17 Analisis Pola Zonasi Pasar Rawabadak

Sumber : Data Pribadi

(13)

Untuk mengatasi permasalahan sirkulasi dan zonasi yang di akibatkan oleh pembanguna yang terhenti, maka di temukan solusi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan pola sirkulasi utama dan sekunder yang efektif, sedangkan zonasi menerapkan pengelompokan komoditas sejenis pada pasar yang nantinya memberikan dampak kesinambungan area komoditas yang terkait,

Gambar 18 Pola Sirkulasi Utama dan Sekunder Sumber : Dewar & Watson, 1990

Gambar 19 Zonasi Pengelompokan Komoditas Sejenis Sumber : Data Pribadi

Pada gambar di atas menjelaskan bahwa penempatan zonasi sesuai dengan zona – zona jenis pedagang, agar kondisi pasar terlihat rapih dan baik dalam penataannya, untuk pola zonasi juga memberikan kemudahan akses masuk dan keluar karena polanya memulai dari pintu masuk dan mengarahkannya keluar pasar.

4. Kesimpulan

Penelitian ini sangat berguna dan bermanfaat karena banyaknya ilmu yang sangat

berharga yang di dapat pada saat penelitian ini. Dan menambah wawasan untuk pengelola

sirkulasi pada bangunan pasar Rawabadak Jakarta Utara agar pola sirkulasi menjadi lebih

(14)

optimal,Berdasarkan hasil pembahasan serta analisa yang telah penulis terangkan

sebelumnya mengenai penaatan pola ruang terhadap sirkulasi pada bangunan pasar

Rawabadak Jakarta Utara menjadi lebih baik lagi agar nyaman untuk pengunjung dan

penjual.

(15)

Daftar Pustaka

Ching, Francis D.K. 1993. Teori Arsitektur : Bentuk, Ruang, & Tatanan (edisi kedua). Erlangga : Jakarta

Ching, Francis D.K. 2007. Arsitektur : Bentuk, Ruang, & Tatanan (edisi ketiga).

Erlangga : Jakarta.

Buku Panduan Penyusunan Laporan Penelitian Arsitektur Universitas Gunadarma Decree Of The Minister Of Public Works No. 468/KPTS/1998

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30 Tahun 2006 Peraturan Menteri PUPR RI Nomor 14/PRT/M/2017

https://www.academia.edu/9046736/Arsitektur_by_Francis_D._K._Ching_Bentuk_Rua

ng_dan_Tatanan_ [diakses pada 14 November 2019]

Gambar

Gambar 1 Denah Pasar Rawabadak  Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 4 Denah Pasar Rawabadak  Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 7 Pasar Tipe Kios Hanggar B  Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 8 Pasar Tipe Kios Hanggar A  Sumber : Dokumen Pribadi
+6

Referensi

Dokumen terkait

a. Terdapat 15 pasar tradisional dikabupaten halmahera utara.. pasar ini, ada 6 unit tidak aktif yaitu pasar salimuli, pasar soakonora, pasar gorua, pasar paca pasar

Akses ke area parkir harus dirancang menjadi aman dan nyaman bagi pengguna kursi roda dan pejalan kaki, parkir harus berada sedekat mungkin ke pintu masuk utama dan dapat

Kondisi pasar saat ini memiliki jumlah 8 lantai pada bangunan, terdapat basement yang befungsi sebagai parkir, lantai semi basement, dan lantai 1 sampai lantai

Off-street parking yang direncanakan memiliki pintu masuk dan pintu keluar yang terpisah, guna menghindari kemacetan pada ruas Jalan Nusantara Pasar Ujung Gading

Pintu masuk utama dapat dicapai dari Jalan Gubeng Pojok dengan lebar 8 m yang dapat digunakan untuk 2 mobil, dan terdapat jalur menuju ke parkir karyawan dengan 2 arah

kosmologi Jawa bahwa pasar tradisional berada pada zona ”Negaragung”.. Jejaring pasar tradisional berdasarkan ”Mancapat Mancalima”. Pasar tradisional memiliki peran strategis

Jalur masuk utama berada di bagian depan bangunan dan juga menjadi jalur keluar dari pasar, dimana sering terjadi kepadatan yang tinggi akibat tabrakan dua arah alur sirkulasi

Rumoh Aceh memiliki 3 ruang utama yaitu seuramoe keu pada bagian depan yang digunakan untuk kaum laki-laki dengan tangga sebagai pintu masuk utama, seuramoe likoet sebagai ruang untuk