Syukur Alhamdullillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. akhirnya Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2014 ini dapat diselesaikan/disusun yang dibuat sebagai tindak lanjut dari TAP MPR RI Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang diimplementasikan melalui INPRES nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan semua instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan tugas pokok dan fungsi dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK).
Sebagaimana Tugas Pokok dan fungsi Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/MENKES/PER/III/ 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dibuat berdasarkan : Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.04/I/1568/12 tanggal 28 Agustus 2012 tentang Petunjuk Tekhnis Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Pelaksanaan Tekhnis.
Terima kasih atas keterlibatan semua pihak yang sangat membantu sehingga
Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2014 ini
dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
(2)
Kami menyadari Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2014 ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari berbagai pihak demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Bukittinggi,Januari 2015
Direktur Utama
dr.Suryo Purhananto. M Kes
NIP. 19581004198831001
(3)
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berawal dari sebuah Rumah Sakit Umum yang dikelola oleh Yayasan Baptis dengan nama Rumah Sakit Imanuel dan kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 365/Menkes/SK/VIII/1982 ditetapkan sebagai Unit pelaksana tekhnis Departemen kesehatan RI dengan nama Rumah Sakit Umum Pusat Bukittinggi.
Selanjutnya dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 495/Menkes/SK/IV/2005 tanggal 5 April 2005 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
Sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Khusus Stroke dengan pola pengelolaan keuangan Badan layanan umum, sesuai dengan SK. Menteri Kesehatan RI No. 756/Men.Kes/SK/VI/2007 tanggal 26 Juni 2007 Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi berkewajiban untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK), dalam rangka mendorong terwujudnya aparat pemerintah yang professional, bersih dan berwibawa yang pada gilirannya mewujudkan “Good Governance“.
Maksud dan tujuan dibuatnya Laporan Akuntabilitas adalah untuk memberikan
gambaran umum tentang pencapaian pelaksanaan tugas dan fungsi Rumah Sakit Stroke
Nasional Bukittinggi dalam program pelayanan kesehatan dan pertanggung jawaban
sumber daya yang dipercayakan kepada Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi yang
meliputi Sumber Daya Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Sumber daya sarana dan
prasarana.
(4)
Hasil pengukuran kinerja kegiatan dari program yang telah ditetapkan selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun 2014, secara keseluruhan realisasi anggarannya sebesar 101,13 %, dengan rincian anggaran BLU penyerapan dananya 81,56
%, dengan rincian Anggaran BLU penyerapan dana sebesar 71,62 % dan Anggaran DIPA APBN/ Rupiah Murni sebesar 95,96 % sehingga sisa dana per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp. 13.472.631.622,-
Dari sisi Penerimaan Badan Layanan Umum untuk tahun 2014 target penerimaan sebesar Rp. 47.479.206.000,- dan realisasi sebesar Rp. 45.746.224.064,- atau sebesar 96,35 %. Sedangkan realisasi belanja tahun 2014 adalah sebesar Rp.
34.006.574.378,- sehingga pada tahun 2014 terdapat saldo sebesar Rp. 11.739.649.686,-.
Pada tahun tahun 2013 saldo Badan Layanan Umum Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi sebesar Rp. 1.077.480.142,-. Jika digabungkan saldo tahun 2013 dan 2014 maka saldo yang ada saat ini sebesar Rp. 12.817.129.828,-. Sisa saldo ini direncanakan akan dipergunakan untuk pembangunan fisik dan pengadaan alat kesehatan medik dan non medik yang mendesak.
Dalam hal pelayanan Pencapaian Bed Occupancy Rate (BOR) tahun 2014 adalah sebesar 69%. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 88%. Namun ini menggambarkan makin tingginya effesiensi dan effektifitas pemanfaatan tempat tidur untuk pelayanan pasien.
Pencapaian 3 (tiga) Indek Kinerja Badan Layanan Umum Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi untuk tahun 2014 adalah sebagai berikut :
a. Aspek Keuangan adalah 25,75 % b. Aspek Layanan adalah 27 %
c. Aspek Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat adalah 29 %
(5)
Sehingga total skor yang berhasil dicapai oleh Rumah Sakit Nasional
Bukittinggi adalah sebesar 81,75 %. Dengan kategori Baik “A”. Kondisi ini sedikit
menurun dari tahun lalu karena beberapa kendala seperti : belum optimalnya dan belum
terpenuhinya sumber daya manusia (dokter spesialis Radiologi, dokter spesialis Bedah
Saraf dan dokter spesilis Anesthesi).
(6)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……… i
Ringkasan Eksekutif ………... ii
Daftar Isi ……… v
BAB I. PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang ……….. 1
B. Maksud dan Tujuan ……….. 2
C. Tugas Pokok dan Fungsi ………... 3
D. Sistematika ……….. 15
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA …………... 17
A. Gambaran Singkat Sasaran Strategis dan Kegiatan …... 17
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ……….. 26
A. Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja …………... 26
B. Sumber Daya ………. 30
BAB IV. PENUTUP ………. 40
LAMPIRAN - LAMPIRAN
(7)(8)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Ketetapan MPR Nomor. XI/MPR/1998 tanggal 13 Nopember 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bbas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme pada BAB III tentang Asas Umum Penyelenggaraan Negara Pasal 3 menyatakan bahwa salah satu asas umum penyelenggaraan Negara adalah Asas Akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau Rakyat.
Tindak lanjut dari TAP MPR tersebut diatas adalah UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan bebas dari KKN ( Kolusi, Korupsi dan Nepotisme )
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittingi adalah salah satu unit pelaksana tekhnis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan merupakan Pusat Rujukan Nasional di bidang kesehatan pelayanan stroke.
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi berasal dari Rumah Sakit UPT
Vertikal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dulunya berasal dari Rumah
Sakit Umum yang dikelola oleh Yayasan Baptis Indonesia pada tahun 1978. Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 365/Menkes/SK/VIII/1982 tanggal 12
Februari 1982 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Vertikal Kelas C saat itu juga
(9)
dilakukan serah terima kepada Pemerintah RI Cq. Departemen Kesehatan RI. Dan pada tahun 1984 baru efektif beroperasi sebagai UPT Vertikal Departemen Kesehatan RI
Pada tahun 2002 terbitlah Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.
21/Men.Kes /SK/I/2002 yang menetapkan Rumah Sakit Umum Pusat Bukittinggi sebagai Pusat Pengembangan Pengelolaan Stroke Nasional (P3SN) RSUP. Bukittinggi. PeSN RSUP Bukittinggi diarahkan untuk membangun pusat layanan stroke yang paripurna.
Inilah cikal Bakal dari berdirinya Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
Selanjutnya pada tanggal 5 April 2005 P3SN-RSUP Bukittinggi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 495/Menkes/SK/IV/2005 ditingkatkanlah kelembagaannya menjadi Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Dalam rangka peningkatan mutu dan cakupan pelayanan serta menjadi pusat rujukan penanggulangan kasus Stroke. Dalam perjalanannya setelah 6 (enam) tahun berdirinya Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi terjadi peningkatan yang cukup signifikan baik dari sektor pelayanan maupun pendapatan. Maka pada tanggal 6 Juli 2010 kelas Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi ditingkatkan menjadi Kelas “ B “ sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 833/MENKES/SK/VII/2010 tanggal 9 Juli 2010.
Adapun Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi berada di pusat jantung
ibukota Bukittinggi yang lokasinya sangat strategis dengan luas lahan ± 12.356 M2, sesuai
dengan nomor sertifikat 33 tanggal 16 Mei 1997. Disamping itu hal yang sangat
mendukung keberadaannya adalah kota Bukittinggi terkenal sebagai Kota Wisata dengan
iklim sejuk, pemandangan yang indah, bersih, etika penduduk yang ramah dan kerajinan
tangan yang terkenal di dlam negeri sampai ke luar negeri, sehingga di kenal sebagai
KOTA WISATA. Dengan dukungan tersebut maka sesuatu yang ideal dan menarik adalah
(10)
mewujudkan KOTA WISATA KESEHATAN dengan Penyakit Stroke sebagai salah satu Core Busines dengan membangun system jejaring di dalam dan diluar Provinsi Sumatera Barat.
B. Maksud Dan Tujuan
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2013 yang meliputi pengelolaan sumber daya, manusia, keuangan, serta sarana dan prasarana.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi merupakan rangkuman dari suatu proses dimana setiap unit kerja di lingkungan Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi melakukan evaluasi kinerjanya masing-masing yang memuat keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian kinerja selama melaksanakan kegiatan tahun anggaran 2014.
Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional
Bukittinggi Tahun 2014 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor: 2416/Menkes/Per/XII/20011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan yang kemudian disempurnakan
melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI No: HK.02.04/I/1568/12 tentang Petunjuk Tekhnis Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Pelaksana Tekhnis dilingkungan Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan.
(11)
C. Tugas Pokok Dan Fungsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2014 disusun berdasarkan hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 246/Menkes/Per/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
Tugas pokok Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap penderita kasus stroke secara menyeluruh , terpadu dan berkesinambungan, pelaksanaan prndidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan stroke sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pelayanan medis penyakit stroke
2. Pelaksanaan pelayanan penunjang medis penyakit stroke 3. Pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan
4. Pelaksanaan pelayanan promotif, prefentif, kuratif, rehabilitative dan rekreatif di bidang penyakit stroke
5. Konsultasi dan deteksi dini faktor risiko penyakit stroke 6. Pelaksanaan pelayanan rujukan
7. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang penangulangan penyakit stroke 8. Pengembangan system jejaring pelayanan penyakit stroke
9. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang penanggulangan penyakit stroke
10. Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan
(12)
D. Sistematika
Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
KATA PENGANTARIKHTISAR EKSEKUTIF
Pada bagian ini merupakan Rangkuman (Summary) dari seluruh Isi LAK. Disamping itu disajikan pula keberhasilan dan kegagalan, permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja dan usul pemecahan masalah.
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan, tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi, serta sistematika penulisan laporan.
BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Pada Bab ini diuraikan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja, meliputi :
a. Gambaran singkat sasaran strategis dan sasaran program/kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan sasaran pada tahun yang bersangkutan.
b. Uraian tentang indikator dan targetnya.
c. Deskripsi singkat tentang Kebijakan dan strategi UPT yang bersangkutan untuk
mencapai visi, misi serta sasaran.
(13)
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA.
Dalam Bab ini diuraikan tentang :
1. Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja yaitu dengan membandingkan capaian kinerja dengan target tahun berjalan dengan capaian kinerja tahun tahun sebelumnya.
2. Menggambarkan beberapa sumber daya seperti sumber daya manusia, Anggaran dan Sarana dan Prasarana yang mendukung dalam pencapaian kinerja.
BAB IV : KESIMPULAN.
Diuraikan tentang kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja.
Lampiran 4 : Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2012
Lampiran 5 : Laporan Barang Milik Negara Tahun 2012.
(14)
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Sesuai dengan Rencana Strategis Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2009 – 2013, dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Visi.
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana Instansi Pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif sehingga visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan. Penetapan visi sebagai bagian dari rencana strategis merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan BLU, dengan demikian visi merupakan titik permulaan dari kenyataan hari esok suatu instansi, bertitik tolak dari itu Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi merumuskan visi sebagai berikut :
“ Menjadi Rumah Sakit Terdepan Dalam Pelayanan, Pendidikan danPenelitian Stroke Berwawasan Global “
2. Misi
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah,
dengan pernyataan misi yang jelas akan memberikan arah jangka panjang
dalam manajemen kepemimpinan Badan Layanan Umum. Visi dan Misi akan
mendorong percepatan alokasi sumber daya baik Sumber Daya Manusia,
(15)
Anggaran dan Sarana dan Prasarana. Untuk mewujudkan Visi Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi, maka Misi adalah sebagai berikut :
a) Menyelengarakan pelayanan komprehensif stroke berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b) Menyelengarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian stroke sesuai dengan kemajuan IPTEKDOK.
c) Membangun dan mengembangkan jejaring pelayanan stroke secara regional, nasional serta internasional.
d) Mengembangkan inovasi pelayanan stroke terpadu yang mendukung wisata Kesehatan.
e) Menerapkan sistem manajemen rumah sakit yang modern
Karena Rencana Strategis Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi telah habis umurnya pada tahun 2013, maka kebijakan yang diambil dalam tahun 2014 ini adalah melanjutkan program – program yang belum tercapai pada Rencana Strategis 2009 – 2013. Kondisi ini diambil salah satunya adalah untuk menyamakan tahun awal Rencana Strategis dengan Kementerian Kesehatan.
A. Kontrak Kinerja
Dalam tahun 2014 Perjanjian Kinerja yang di buat antara Direktur Utama Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI sebagai atasan langsung adalah sebasgai berikut:
NoSasaran StrategisIndikatorTarget
(16)
I.CUSTOMER
1. Terwujudnya perluasan segmen pasar
2. Terwujudnya kepuasan stake holder
3. Terwujudnya rujukan pasien
1.1.
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
3.1
Tingkat pertumbuhan pasar
Tingkat kepuasan pelanggan Tingkat kepuasan pemasok Tingkat kepuasan staf
Tingkat kepuasan peserta didik Persentase komplain yang
ditindaklanjuti
Persentase rujukan tepat
10 %
90 % 90 % 90 % 90 % 100 %
90 %
II. INTERNALBUSINESSPROCESS
1. Terwujudnya Sistem
Manajemen RS
Profesional
2. Terwujudnya pelayanan yang berfokus pada pelanggan
3. Terwujudnya pelayanan kesehatan paripurna dan terintegrasi berbasis mutu dan keselamatan pasien
1.1.
2.1.
3.1.
% temuan yang ditindaklanjuti
Proses RS terakreditasi nasional
Capaian indikator kinerja klinik
100 %
75 %
90 %
(17)
III FINANSIAL 1. Terwujudnya
pengelolaan keuangan yang akuntabel, komprehensif dan tepat waktu
1. Terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan profesional
2. Terwujudnya sarana, prasarana dan teknologi
yang mendukung
lingkungan kerja yang kondusif, nyaman dan aman
3. Terwujudnya sistem informasi RS
1.1
2.1 2.2
3.1
Ratio staf medik dengan kinerja memuaskan
Indeks kinerja pegawai
% kesesuaian sarana, prasarana dan fasilitas sesuai standar
Level integrasi IT RS
90 %
90 % 90 %
75 %
(18)
I. CUSTUMER
Pada perspektif Custumer ini ada 3 (tiga) sasaran strategis dan 6 ( enam ) Indikator Kinerja yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi yaitu :
1. Terrwujudnya perluasan segmen pasar
a. Indikator Kinerjanya Tingkat Pertumbuhan Pasar, target yang ditetapkan pada tahun 2014 adalah menambah jumlah kunjungan pasien sebanyak 10
% dari kunjungan pada tahun 2013
2. Terwujudnya Tingkat Kepuasan Stake Holder , Indikator Kinerjanya adalah : a. Tingkat Kepuasan Pelanggan, target yang ingin dicapai adalah adanya
tingkat kepuasan pelanggan atau pengunjung pasien sebesar 90 %.
b. Tingkat Kepuasan Pemasok , target yang ingin dicapai dalam Indikator ini adalah 90 % dari jumlah pemasok yang berhubungan dengan Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
c. Tingkat Kepuasan Staf, target untuk tahun 2014 adalah 90 % staf puas dengan sistim kinerja di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
d. Persentase Complain yang ditindak lanjuti, targetnya 100 %, sehingga pelanggan merasa setiap keluhannya diperhatikan
3. Terwujudnya Rujukan Pasien
(19)
II. INTERNAL BUSSINES PROCES
1. Terwujudnya Sistim Manajemen Rumah Sakit Yang Profesional dengan indikator kinerjanya sebagai berikut :
a. Persentase Temuan yang ditindak lanjuti, target yang ingin dicapai adalah 100 %, sehingga tidak ada tunggakan Laporan Hasil Pemeriksaan yang tidak ditindak lanjuti.
2. Terwujudnya Pelayanan yang berfokus pada Pelanggan dengan indikatornya sebagai berikut :
a. Tingkat Kepuasan Pelanggan, target yang ingin dicapai adalah adanya tingkat kepuasan pelanggan atau pengunjung pasien sebesar 90 %
b. Tingkat Kepuasan Pemasok, target yang ingin dicapai dalam indikator ini adalah 90 % dari jumlah pemasok yang berhubungan dengan Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
c. Tingkat Kepuasan Staf , target untuk tahun 2014 adalah 90 % staf puas dengan sistim kinerja di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
d. Persentase Complain yang ditindak lanjuti targetnya 100 %, sehingga pelanggan merasa setiap keluhannya diperhatikan oleh Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
3. Terwujudnya System Informasi RS
a. Level integrasi IT Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi berda pada
tahap 75%.
(20)
III.FINANCIAL
1. Terwujudnya pengelolaan keuangan yang akuntabel, comprehensif dan tepat waktu dengan indiaktor sebagai berikut :
a. Opini audit laporan keuangan dengan predikat wajar tanpa pengecualian b. Capaian indikator kinerja keuangan sebesar 90 %
2. Target Pendapatan
a. Terjadinya peningkatan pendapatan sebesar 5 % dibandingkan tahun lalu 3. Terwujudnya Kendali Anggaran
a. Kemampuan rumah sakit menutupi biaya pengeluaran yaitu sebesar 75 %.
IV. LEARNING & GROWTH
Dalam Perspektif ini terdapat 2 (dua) Sasaran Strategis dan 3 (tiga) Indikator Kinerja yaitu :
1. Terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan profesional, Indikator Kinerja yang ingin dicapai dalam Sasaran Strategis imi adalah meningkatkan Ratio Staf Medik yang berkinerja memuaskan dibandingkan dengan total jumlah staf medik
2. Terwujudnya Sarana Prasarana dan Teknologi yang mendukung lingkungan kerja yang kondusif, nyaman dan aman, Indikator Kinerja untuk sasaran strategis ini ada 2 (dua) yaitu :
a. Indek Kinerja Pegawai , target yang dicapai tahun 2014 adalah sebesar 90
%, artinya rata – rata indeks Kinerja Individu Pegawai Rumah Sakit
Stroke Nsasional Bukittinggi adalah 90 %
(21)
b. Persentase kesesuaian sarana, prasarana dan fasilitas sesuai standar sebesar 90 %. Untuk meningkatkan efesiensi dalam pemanfaatan sarana dan prasarana, dalam tahun 2014 Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi akan meningkatkan perencanaan dengan melakukan kajian yang mendalam untuk pengadaan maupun pemeliharaan.
B. Indikator Kinerja
Kontrak Kinerja Tahun 2014 antara Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Keuangan dan Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi , terdapat 10 (sepuluh) Indikator Kinerja Terpilih (IKT) yang akan dipakai untuk mengukur realisasi capaiannya untuk pembayaran renumerasi.
Berdasarkan kontrak kinerja untuk Indikator Kinerja Terpilih (IKT) tersebut dapat kami sampaikan target sebagai berikut :
2 Persentase Dokter Pendidikan Klinik yang mendapat TOT
3 Program Reward dan Punishment 1,5 Ada Program
Sebagia
1 1,5
(26)
n Dilaksa
nakan TOTAL INDIKATOR
PELAYANAN
353233,5
3. Indikator Kinerja Mutu dan ManfaatTabel 3
Aspek Mutu dan Manfaat
No INDIKATORBobotRealisasi 2013Target2014IIMUTUDANMANFAAT
KEPADA MASYARAKAT
HaperNilaiNilai
A MUTU PELAYANAN
1 Emergency Respon Time Rate 2 3 menit 2 2
2 Waktu Tunggu Rawat Jalan 2 95 menit 0,5 2
3 Length Of Stay 2 6,51 hari 2 2
4 Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi
2 15 menit 1,5 2
5 Waktu Tunggu Sebelum Operasi 2 1 hari 2 2
6 Waktu Tunggu hasil
Laboratorium
2 140
menit
2 2
7 Waktu Tunggu Hasil Radiologi 2 2 jam 2 2
B MUTU KLINIK
1 Angka Kematian di Gawat Darurat
2 2,1 % 2 2
2 Angka Kematian ≥ 48 jam 2 23 2 2
3 Post Operatif Death Rate 2 1,3 % 2 2
4 Angka Infeksi Nosokomial
Dekubitus 1 1,22% 1 1
(27)
Plebitis 1 1,41% 1 1
Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) 1 1,2% 1 1
5 Infeksi Luka Operasi ( ILO ) 2 0 0 0
CKEPEDULIANKEPADAMASY
1 Pembinaan Kepada Pusat Kesehatan Masyarakat dan sarana kesehatan lain
1 Ada
Program belum Dilaksan
akan
0,50 1
2 Penyuluhan Kesehatan 1 Ada
Program Dilaksan
akan
1 1
3 Rasio Tempat Tidur Klas III 2 25% 1,5 2
DKEPUASAN PELANGGAN 1 Penanganan Pengaduan /
Komplain
1 70% 1 1
2 Kepuasan Pelanggan 1 0,8 0,8 0,9
EKEPEDULIANTERHADAPLINGKUNGAN
Kebersihan Lingkungan (Program RS Berseri )
2 7600 2 2
Proper Lingkungan (KLH) 1Merahsemua
0,80
JUMLAHMUTU&
MANFAATKEPADA
MASYARAKAT
3526,9131,9
(28)
Dari ketiga Aspek Penilaian Indikator Kinerja Badan Layanan Umum, maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Total Skor Penilaian 3 Indikator BLUTahun 2014
NO ASPEK PENILAIAN SKOR
2013
TARGET SKOR 2014
1 Aspek Keuangan 26,20 29,50
2 Aspek Pelayanan - Aspek Layanan
- Aspek Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat
32 26,91
33,5 31,9
TOTAL SKOR83,1194,90
(29)
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A.CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pelaksanaan program dilingkungan Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tersebar pada masing – masing Direktorat yang dijabarkan kedalam kegiatan. Pengukuran kinerja yang langsung dan lebih realistis didasarkan pada pencapaian indikator kinerja kegiatan dan kinerja yang lebih kearah “outcame” ataupun “dampak” tidak lebih hanya sebagai kegiatan lintas program dan lintas sektor yang masih sulit dalam pelaksanaan pengukurannya.
Sampai sejauh ini pengukuran kinerja sebagai dasar penilaian keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program belum dapat dilaksanakan secara langsung. Pengukuran kinerja sementara ini baru merupakan gambaran keluaran dari pelaksanaan kegiatan- kegiatan yang mendukung pencapaian program, terutama yang terkait dengan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Strke Nasional Bukittinggi dikelompokkan kedalam program-program yang sudah ditetapkan dalam Rencana Strategis Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi, yaitu
a. Peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit yang berkelanjutan b. Pengembangan pelayanan stroke
c. Kerjasama antar lembaga kesehatan dan non kesehatan d. Pemenuhan kebutuhan SDM professional
e. Pengembangan SDM manajerial dan fungsional
(30)
f. Pembentukan budaya kerja rumah sakit
g. Pengembangan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan pelayanan h. Peningkatan pendapatan rumah sakit dan sistim pengelolaan keuangan i. Monitoring dan evaluasi kinerja bagian / bidang / unit kerja
1.Capaian Penetapan Kinerja
Sesuai dengan pernyataan Penetapan Kinerja Tahun 2014 yang dilakukan antara Direktur Utama Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan pada Bulan Februari 2014 dengan Target dan Realisasinya adalah sebagai berikut :
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
I. CUSTUMER
1. Terwujudnya
Perluasan Segmen Pasar
2. Terwujudnya
Kepuasan Stake Holder
3. Terwujudnya Rujukan Pasien
1.1. Tingkat Pertumbuhan Pasar
2.1.Tingkat Kepuasan Pelanggan
2.2.Tingkat Kepuasan Pemasok
2.3.Tingkat Kepuasan Staf
2.4.Tingkat Kepuasan 2.5.Persentase
Komplain yang di Tindak lanjuti 3.1. Persentase
Rujukan Tepat
10 %
90 %
90 %
90 %
90 % 100 %
90 %
6 %
80 %
90 %
90 %
90 % 83 %
90 %
(31)
II. INTERNAL BUSSINES PROCESS
1. Terwujudnya Sistim
Manajemen RS
Profesional
2. Terwujudnya
Pelayanan Yang Berfokus Pada Pelanggan
3. Terwujudnya
Pelayanan Kesehatan Paripurna dan Terintegrasi Berbasis
Mutu dan
Keselamatan Pasien
1.1. Persentase
Temuan Yang Ditindak lanjuti
1.2. Proses RS Terakreditasi Nasional
1.3. Capaian Indikator Kinerja Klinik
100 %
75 %
90 %
100 %
50 %
90 %
III. FINANCIAL 1. Terwujudnya
Pengelolaan
Keuangan Yang Akuntabel
Comprehensif dan Tepat Waktu
2. Target Pendapatan 3. Terwujudnya Kendali
Anggaran
1.1 Opini Audit Laporan
Keuangan 1.2 Capaian
Indikator Kinerja Keungan
2.1. Surplus Pendapatan 3.1. Cost Recovery
Rate
WTP
90 %
5 %
75 %
90 %
(-3,65%)
69,82 %
IV. LEARNING & GROWTH 1. Terwujudnya Staf
Yang Memiliki Kompetensi dan Profesional
1.1. Ratio Staf Medik dengan Kinerja Memuaskan
90 % 90%
(32)
2. Terwujudnya Sarana, Prasarana dan Teknologi Yang Mendukung
Lingkungan Kerja Yang Kondusif, Nyaman dan Aman
3. Terwujudnya System Informasi RS
2.1. Indek Kinerja Pegawai
2.2. Persentase Kesesuaian
Sarana ,
Prasarana dan Fasilitas Sesuai Standar
3.1. Level Integrasi IT RS
90 %
90 %
75 %
90 %
90 %
75 %
2. Capaian Indikator Kinerja Terpilih (IKT)
Berdasarkan kontrak kinerja untuk Indikator Kinerja Terpilih dapat kami sampaikan target dan pencapaiannya sebagai berikut :
No
Sasaran StrategisIndikatorTargetRealisasiStandar
Terwujudnya Peningkatan Pendapatan dan Efisiensi Biaya
Rasio Pendapatan PNBP
terhadap biaya Operasional ( POBO )
69,51% 69,82% >65 %
(33)
2 Terwujudnya
Penyelenggaraan sistem pelayanan kegawat daruratan berbasis mutu dan keselamatan pasien
Angka
Kematian IGD
1% 0,3 % < 2 ‰
3. Terwujudnya
penyelengaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien dalam
pencegahan dan
pengendalian infeksi Rumah sakit
Infeksi Aliran Darah (IAD )
5 < 3,5 < 3,5 (Hijau )
3,5 ≤ IAD ≤ 6,16 (Kuning)
>6,16 (Merah) 4. Terwujudnya
penyelengaraan sistem pelayanan kefarmasian berbasis mutu dan keselamatan pasien
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
90% 92% 100 %
5 Terwujudnya
penyelengaraan sistem pelayanan pembedahan di RS berbasis mutu dan keselamatan pasien.
Penerapan Keselamatan Operasi
100% 100% 100%
6. Tercapainya ketepatan waktu pelayanan.
Emergency respon time 2
80 menit
≤ 60 menit
≤ 120 Menit
7. Tercapainya ketepatan waktu pelayanan.
Waktu tunggu rawat jalan
80 menit
89,9 menit
≤ 30 Menit
8. Tercapainya ketepatan waktu pelayanan.
Waktu tunggu Operasi elektif
< 36 jam
< 24 jam ≤ 2 X 24
Jam
9. Tercapainya ketepatan Waktu 80% 80,2% >75 %
(34)
waktu pelayanan. pengembalian rekam medik (PRM ) dalam 1 X 24 Jam 10
.
Terwujudnya Kepuasan pelanggan di semua unit pelayanan
Kepuasan Pelanggan
4 4 ≥ 4 ( Indek )
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2014 dari 10 (sepuluh) Indek Kinerja Terpilih (IKT) terdapat beberapa point yang berhasil di capai yaitu :
a. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasionil (POBO), dimana dari target sebesar 69,51 % dapat dicapai realisasinya sebesar 69,82%. Pendapatan PNBP adalah merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang dan jasa yang diserahkan kepada masyarakat pengguna pelayanan, sedangkan Biaya Operasional (POBO) adalah merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kepada ,masyarakat.
b. Emergency Respon Time dengan teraget 90 menit dapat dicapai ≤ 60 menit c. Waktu Tunggu Rawat Jalan dari target sebesar 80 menit dapat direalisasikan
sebesar 89,9 menit walaupun masih jauh dari standar sebesar ≤ 30 menit.
Waktu Tunggu Rawat Jalan ini di definisikan sebagai rata – rata waktu yang diperlukan mulai pasien yang sudah terdaftar tiba di poliklinik sampai dilayani dokter
d. Waktu Tunggu Operasi Elektif yaitu rata – rata tenggat waktu sejak pasien
masuk rawat inap dengan rencana operasi sampai dengan operasi dilaksanakan
(35)
dari yang ditargetkan sebesar < 36 jam dapat dicapai < 24 jam, kondisi ini meampaui standar sebesar 2 x 24 jam.
e. Waktu Pengembalian Rekam Medik dalam 1 x 24 jam dari target sebesar 80 % dapat direalisasikan sebesar 80,2 %., sedangkan menurut standart > 75 %.
Definisi Operasional dari Pengembalian Rekam Medik adalah Jumlah dokumen rekam medik pasien rawat inap yang diisi lengkap dan dikembalikan ke pengelola rekam medik dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pasien pulang.
3.Capaian Kinerja 3 (tiga) Indikator Badan Layanan Umuma. Indikator Kinerja Aspek Keuangan
9. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional
2,5 52,92% 2 69,82 % 2,5
B. Aspek Kepatuhan
Pengelolaan Keuangan 1. Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA) Definitif
2 2 2
2. Laporan Keuangan Berdasarkan SAK
2 1,85 1,95
3. Surat Perintah Pengesahan
Pendapatan dan Belanja BLU
2 0,60 2
4. Tarif Layanan 1 1 1
5. Sistem Akuntansi 1 1 1
6. Persetujuan Rekening 0,5 0,5 0,5
7. SOP Pengelolaan Kas 0,5 0,5 0,5
8. SOP Pengelolaan Piutang
0,5 0,5 0,5
9. SOP Pengelolaan Utang
0,5 0,5 0,5
10. SOP Pengadaan Barang dan Jasa
0,5 0,5 0,5
11. SOP Pengelolaan Barang Inventaris
0,5 0,5 0,5
Total Skor Aspek Keuangan
30 26,20 25,70
(37)
b. Aspek Kinerja Pelayanan
Tabel 6Aspek Pelayanan
No INDIKATOR BOBOT 2013 2014
HAPER NILAI HAPER NILAI
ILAYANAN
APertumbuhan Layanan
1 Pertumbuhan Rata Kunjungan Rawat Jalan/hari
3 1,06 2,5 1,15 3
2 Pertumbuhan Rata-rata kunjungan IGD
2,5 1,05 2 1,09 2
3 Pertumbuhan Hari Perawatan Inap
2,5 1,17 2,5 1,06 2
4 Pertumbuhan Pemeriksanaan Radiologi
2,5 2,21 2,5 1,04 2
5 Pertumbuhan operasi 2,5 3,21 2,5 0,57 0
6 Pertumbuhan Pemeriksaan laboratorium
2,5 1,09 2 1,22 2,5
7 Pertumbuhan rehab medik 2,5 1,22 2,5 0,89 0,5
9 Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
10 Pertumbuhan penelitian yang di Publikasikan
BEfektivitas Pelayanan
1 Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam selesai Pelayanan
2 82% 2 76 1,5
2 Pengembalian Rekam medik 2 65,36% 1,5 83 2
3 Angka Pembatalan Operasi 2 3,03% 2 0,6 2
4 Angka Kegagalan Hasil Radiologi
2 3,04% 2 0,4 2
5 Persentase Penulisan Resep 2 92% 2 94 2
(38)
sesuai formularium
6 Angka Pengulangan
Pemeriksaan Laboratorium
2 0,58 2 1,3 1,5
7 BOR 2 87 1,5 69 1,5
CPertumbuhan Pembelajaran
1 Rata-rata Jam
Pelatihan/Karyawan
1,5 1,85 1,5 1,5 1,5
2 Prosentase Dokter Pendidik Klinis yang mendapat TOT
3 Program Reward dan
Punishment
1,5 Ada
Program sebagian dilaksana
kan
Ada Program sebagian dilaksanak
an
1
TOTAL353227
II MUTU DAN MANFAAT
KEPADA MASYARAKAT A Mutu Pelayanan
1 Emergency Response Time Rate
2 3 menit 2 1,82 2
2 Waktu Tunggu Rawat Jalan 2 95 menit 0,5 97 menit 0,5
3 LOS (Length Of Stay) 2 6,51 hr 2 5,2 hari 2
4 Kecepatan Resep Pelayanan Obat Jadi.
2 15 menit 1,5 8 2
5 Waktu Tunggu Sebelum Operasi
2 1 hr 2 1,5 2
6 Waktu Tunggu Hasil
Laboratorium
2 140
menit
2 2 jam 2
7 Waktu Tunggu Hasil Radiologi 2 2 jam 2 2 jam 2
(39)
B. Mutu Klinik
1. Angka Kematian di IGD 2 2,1% 2 0,3 % 2
2. Angka Kematian Lebih dari 48 Jam
2 23 2 37 1,5
3. Post Operative Death Rate 2 1,3% 2 0 2
4. Angka Infeksi Nosokomial : - Dekubitus
- Plebitis
- Infeksi Saluran Kemih - Infeksi Luka Operasi
1 1 1 1
1,22%
1,41%
1,2%
0%
1 1 1 1
1,22 % 1,41 % 1,2 %
0 %
1 1 1 1
5. Jumlah Kematian Ibu di RS 2 0 0 0 0
C. Kepedulian Kepada Masyarakat 1 Pembinaan Kepada Puskesmas
dan Sarana Kesehatan Lain
1 Ada
Program Belum dilaksana
kan
0,50 Ada
Program Belum dilaksanak
an
0,20
2 Penyuluhan Kesehatan 1 Ada
Program Dilaksan
akan Sepnenu
hnya
1 Ada
Program Dilaksana
kan Sepnenuh
nya
1
3 Rasio Tempat Tidur Kelas III 2 25% 1,5 38 % 2
D. Kepuasaan Pelanggan 1 Penanganan
Pengaduan/Complain
1 70% 1 83 % 1
2 Kepuasan Pelanggan 1 0,8 0,8 0,8 0,8
E. Kepedulian Kepada
(40)
Lingkungan
1 Kebersihan Lingkungan (program Rumah Sakit Berseri)
2 7600 2 7800 2
2 Proper Lingkungan (KLH) 1 Merah
semua
0,8 Merah
semua
0
T O T A L 35 26,91 29
Dari 3 (ketiga) Aspek Penilaian Indikator Kinerja Badan Layanan Umum, ,aka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 7
Total Skor Penilaian 3 Indikator BLU
No Aspek Penilaian Skor 2013 Skor 2014
a. Aspek Keuangan 24,20 25,75
b. Aspek Pelayanan : - Aspek Layanan
- Aspek Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat
32 26,91
27 29
83,11 81,75
Berdasarkan Pencapaian 3 (tiga) Indikator Kinerja Badan Layanan Umum, maka Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi untuk tahun 2014 ini mendapat nilai total 81,75 dengan kategori Baik atau “ A “. Kondisi ini mengalami penurunan di banding tahun 2013 khususnya dalam Aspek Indikator Pelayanan, yang disebabkan oleh beberapa hal seperti : a. Belum terpenuhinya beberapa Dokter Spesialis seperti Spesialis Radiologi, Spesialis
Anastesi, Spesialis Jantung dan Spesialis Bedah Syaraf
(41)
b. Dalam pelaksanaan tugas pelayanan belum semua SOP diterapkan
c. Keterbatasan lahan rumah sakit
(42)
REALISASI ANGGARAN
Tabel 8
Rincian Target dan Realisasi Penerimaan BLUDengan Sistim Cash Basic Tahun 2014
No Bulan 2013 2014
Target (Rp) Realisasi (Rp) % Target (Rp) Realisasi (Rp) % 1. Januari 2.569.199.334 2.435.638.156 94,80 3.956.600.500 2.571.915.789,80 65 2. Februari 2.569.199.334 2.122.238.302 82,60 3.956.600.500 1.567.491.403,20 39,62 3. Maret 2.569.199.334 1.878.435.701 73,11 3.956.600.500 1.769.916.372,00 44,73 4. April 2.569.199.334 2.462.404.775 95,84 3.956.600.500 3.194.203.001,23 80,73 5. Mei 2.569.199.334 2.267.994.713 88,28 3.956.600.500 3.122.622.127,17 78,92 6. Juni 2.569.199.334 4.139.139.379 161,11 3.956.600.500 4.027.753.839,76 101,80 7. Juli 2.569.199.334 3.022.334.432 117,64 3.956.600.500 7.282.887.355,97 184,07 8. Agustus 2.569.199.334 2.657.165.350 103,42 3.956.600.500 818.917.622,00 20,70 9. September 2.569.199.334 3.589.965.462 139,73 3.956.600.500 5.762.950.290,05 145,65 10. Oktober 2.569.199.334 3.634.881.855 141,48 3.956.600.500 5.609.847.457,49 141,78 11. November 2.569.199.334 2.318.628.646 90,25 3.956.600.500 1.217.668.280,70 30,78 12. Desember 2.569.199.334 4.223.725.052 164,40 3.956.600.500 8.800.050.526,21 222,41
TOTAL 30.830.392.008 34.752.551.823 112,72% 47.479.206.000 45.746.224.066 96,35%
(43)
Tabel 9
PERBANDINGAN REALISASI PENDAPATANTAHUN 2013 DENGAN TAHUN 2014
(ACCRUAL BASIC)
No URAIAN JUMLAH 2013 JUMLAH 2014
1 Pendapatan Usaha dari Jasa Lainnya Rp. 47.450.316.521 Rp. 36.027.641.732
2 Pendapatan Usaha Lainnya Rp. 479.379.781 Rp. 362.837.800
3 Pendapatan Lainnya Rp. 229.263.795 Rp. 462.451.774
4 Hibah / Donasi / Sumbangan Non Pemerintah Rp. - Rp. 304.750.000
Jumlah 39.233.037.000 42.088.163.134 (2.855.126.134) 47.479.206.000 34.006.574.378 1.784.275.990 71,62
Total RM+BLU 113.049.902.000 114.324.220.548 (1.274.318.548) 80.240.077.000 65.443.034.201 14.797.042.799 81,56
(45)
Secara garis besar Alokasi dan Penyerapan Anggaran tahun ini di bandingkan tahun 2013 adalah sebagai berikut :
1. Anggaran Rupiah Murni
Belanja Pegawai tahun 2013 dialokasikan sebesar Rp. 21.669.748.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 21.280.438.848,- atau 98,20 % jika dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi kenaikan baik dalam pagu anggaran maupun realisasinya dimana pada tahun 2014 dari pagu sebesar Rp. 22.360.871.000,- telah direalisasikan sebesar Rp.
22.225.584.353 atau sebesar 99,39%
Belanja Barang pada tahun 2013 dari alokasi sebesar Rp. 19.147.117.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 17.959.794.208,- atau 93,80% sedangkan tahun 2014 dari pagu anggaran sebesar Rp. 10.400.000.000,- direalisasikan sebesar Rp. 9.210.875.470,- atau sebesar 88,57%.
Belanja Modal dialokasikan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 33.000.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 32.995.824.358,- atau 99,99%. Untuk tahun 2014 anggaran belanja modal dari Rupiah Murni tidak dianggarkan.
2. Anggaran BLU
Belanja Barang tahun 2013 di alokasikan sebesar Rp. 23.027.488.000,- dan
realisasinya Rp. 26.454.054.459,- atau sebesar 114,88%, sedangkan tahun 2014 dari
pagu anggaran sebesar Rp. 44.537.174.000,- dengan realisasi Rp. Anggaran dan
perolehan lain yang sah. Laporan tersebut meliputi Laporan Barang Milik Negara
Intrakomptable, Ekstrakomtable, Gabungan Instakomptable dan Ekstrakomtable,
Laporan Aset Tak Berwujud, Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan, Laporan Kondisi
BMN, Laporan Persedian dan Catatan Atas Laporan Kuasa Pengguna Barang.
(46)
Berdasarkan laporan yang dihasilkan dari Aplikasi SIMAK-BMN untuk kondisi per 31 Desember 2014 dapat disimpulkan beberapa perkembangan Sarana dan Prasarana selama tahun 2014 sebagai berikut:
Posisi BMN di Neraca
Posisi Awal (1 Januari 2014 ) : Rp. 112.489.917.744,-
Penambahan : Rp. 0,-
Pengurangan : Rp. 4.994.601.440,-
Posisi Akhir ( 31 Desember 2014 ) : Rp. 107.495.316.304,- Aset Lancar
Posisi Awal ( 1 Januari 2014 ) : Rp. 5.939.862.0620,-
Penambahan : Rp. 1.911.427.868,-
Pengurangan : Rp. 0,-
Posisi Akhir ( 31 Desember 2014 ) ; Rp. 7.851.289.930,- Asset Tetap
Posisi Awal ( 1 Januari 2014 ) : Rp. 105.194.276.932,-
Penambahan : Rp. 8.042.303.193,-
Pengurangan : Rp. 1.136.306.010
Posisi Akhir ( 31 Desember 2014 ) : Rp. 98.288.279.749,- Aset Lainnya
Posisi Awal ( 1 Januari 2014 ) : Rp. 1.355.778.750,-
Penambahan : Rp. 0,-
Pengurangan : Rp. 32.125,-
Posisi Akhir ( 31 Desember 2014 ) : Rp. 1.355.746.620,-
(47)
Posisi BMN Non Neraca
Posisi Awal ( 1 Januari 2014 ) : Rp. 16.848.379,-
Penambahan : Rp. 21.450.000,-
Pengurangan : Rp. 8.262.028,-
Posisi Akhir ( 31 Desember 2014 ) : Rp. 30.036.351,- Gabungan BMN di Neraca + BMN Non Neraca
Posisi Awal ( 1 Januari 2014 ) : Rp. 112.506.766.123,-
Penambahan : Rp. 21.450.000,-
Pengurangan : Rp. 5.002.863.468,-
Posisi Akhir ( 31 Desember 2014 ) : Rp. 107.525.352.655,-
Untuk lebih rincinya adalah sebagai berikut : 1. Saldo Awal
Saldo awal pada semester II (1 Juli 2014) adalah sebesar Rp.
132.950.518.116,- yang terdiri dari nilai Neraca Intrakomptable Rp. 132.715.858.861,- dan nilai BMN Ekstrakomptable Rp.234.659.255,-.
2. Mutasi Barang.
a. Barang Persediaan.
Saldo Persediaan per semester II sebesar Rp. 7.851.289.930 jumlah tersebut terdiri dari saldo awal Rp. 5.939.862.062 total Net mutasi persediaan sebesar Rp. 1.911.427.868.
b. Tanah.
Saldo Tanah per semester II tahun 2014 sebesar Rp.12.380.712.000, tidak
ada mutasi tambah atau kurang selama tahun 2014.
(48)
c. Peralatan dan Mesin.
Saldo per semester II tahun 2014 sebesar 6686 unit. Atau Rp.
100.621.276.262. jumlah tersebut terdiri dari saldo awal 6568 unit atau Rp.
99.640.286.252 mutasi tambah 119 unit atau Rp. 980.990.010 dan muasi kurang tidak ada. Akumulasi penyusutan peralatan dan Mesin sebesar Rp.58.910.447.614 atau sekitar 41 % sehingga nilainya menjadi Rp.41.710.828.648.
d. Gedung dan Bangunan.
Saldo per semester II 2014 sebesar 22 unit atau Rp.16.640.691.500 yang terdiri dari saldo awal 22 unit atau Rp. 16.499.821.500, tidak mutasi tambah ataupun kurang. Akumulasi penyusutan selamat tahun 2014 Rp.6.445.215.927 atau sekitar 61 % sehingga nilainya menjadi Rp.
10.195.475.573.
e. Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan.
Saldo per semester II tahun 2014 sebesar Rp.4.137.528.359. selama tahun 2104 tidak ada mutasi tambah ataupun kurang. Sedangkan akumulasi penyusutan sebesar Rp.798.211.154. atau sekitar 80 % sehingga nilainya menjadi Rp.3.339.317.205.
f. Saldo per semester II tahun 2014 26 buah atau Rp. 36.994.000, tidak ada
mutasi tambah atau kurang serta tidak ada akumulasi penyusutan selama
tahun 2014.
(49)
g. Kostruksi Dalam pengerjaan (KDP)
Saldo pada semester II Tahun 2014 sebesar Rp. 30.613.702.323 yang terdiri dari saldo awal Rp.30.613.702.323. dan mutasi tambah Rp.
11.300.000 sehingga menjadi Rp. 30.625.002.323.
h. Asset lainnya.
Saldo pada semester II Tahun 2014 Rp. 1.379.427.250, tidak ada mutasi tambah atau kuran selama tahun laporan. Akumulasi penyusutan Rp.
23.680.625 sehingga nilainya menjadi Rp. 1.355.746.625,-
(50)
BAB IVPENUTUP
Pencapaian kinerja kegiatan – kegiatan yang mendukung program tidak selalu dapat tergambarkan dalam keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator sasaran program, karena masih dipengaruhi oleh pencapaian kinerja kegiatan dari sektor lain. Sementara Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi didasarkan pada kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama periode 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014.
Seluruh kegiatan Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2014 akan ikut memberikan kontribusi dalam Program Upaya Kesehatan Perorangan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2014.
Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional
Bukittinggi ini dapat digunakan sebagai alat komunikasi pertanggung jawaban dan
peningkatan kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi di masa yang akan datang.