• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya setiap perusahaan menginginkan kemampuan laba dan juga arus kas yang baik demi menjaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya setiap perusahaan menginginkan kemampuan laba dan juga arus kas yang baik demi menjaga"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya setiap perusahaan menginginkan kemampuan laba dan juga arus kas yang baik demi menjaga kelangsungan perusahaan tersebut agar dapat terus beroperasi. Banyak hal yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat melihat kemampuan dari laporan keuangan perusahaan tersebut salah satunya dengan melihat kemampuan laba dan arus kas untuk memprediksi keuntungan dimasa yang akan datang.

Laporan keuangan oleh PSAK No. 1 (2018), ialah suatu penyajian

terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga

menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (PSAK No. 1, 2018).

Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri atas neraca dan laporan

laba/rugi. Sedangkan laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987 melalui SFAS No. 95. Di Indonesia kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 yang menyatakan perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan 2

menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.

Informasi arus kas disajikan dalam laporan arus kas. Laporan arus kas merupakan sesuatu yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas

perusahaan selama satu periode akuntansi. Oleh sebab itu, laporan arus kas disusun berdasarkan klasifikasi aktifitas operasi, investasi dan pendanaan selama periode tertentu (PSAK No. 2, 2018).

Laporan arus kas adalah alat bagi para stakeholder untuk menganalisis maupun mengevaluasi kinerja perusahaan. Analisis arus kas mampu

memperlihatkan proses darimana arus kas diperoleh dan dialirkan. Proyeksi arus kas memungkinkan sebuah perusahaan melakukan perencanaan ke depan hingga kapan mendapatkan pinjaman baru, menerbitkan saham, akuisisi aset jangka panjang, dan seterusnya.

Laporan arus kas tidak hanya semata-mata memberikan informasi kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan saja tetapi juga bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas masa depan yaitu dengan menganalisis hubungan antara

pendapatan/penjualan dan net cash flow dari aktivitas operasi, agar lebih mudah untuk membuat prediksi jumlah, serta waktu arus kas di masa depan.

Kieso et al. (2016) menerangkan laba bersih dalam laporan laporan laba rugi

ialah pengurangan antara income dari aktivitas operasi dengan income dari aktivitas bukan operasi perusahaan. Informasi yang terkandung di laba bersih bisa membantu para pemakai laporan keuangan guna memperhitungkan prospek entitas dimasa 3

(2)

depan. Selain laporan laba rugi, PSAK No. 2 (2018) menyampaikan jika perusahaan wajib merumuskan laporan arus kas serta laporan arus kas disajikan menjadi

segmen yang tak bisa dipecahkan dari laporan keuangan.

Dalam Perkembangan saat ini, berbagai kalangan menilai bahwa laba dan arus kas masa lalu dapat jadi cerminan kemampuan perusahaan di masa depan.

Menurut I Gst. Ngr. Agung Suaryana (2018), laba berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan dan arus kas operasi berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan. Namun hasil tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang

dilakukan oleh Miranti Pangestu (2020), yang menyatakan bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap arus kas masa depan.

Dan menurut Wahyu Wiji Lestari (2018) Laba bersih diukur dengan total semua laba bersih tahun berjalan dan hasilnya berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan. Sedangkan arus kas operasi diukur dengan total semua arus kas operasi tahun berjalan dan hasilnya tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan.

Namun hal ini bertolak belakang dengan Yuniep Mudjati Suaidah (2017)

yang menyatakan bahwa laba secara parsial tidak berpengaruh terhadap arus kas masa depan. Laba tidak berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan, hal ini berarti kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tidak dapat digunakan sebagai alat prediksi arus kas masa depan.

Dari penelitian terdahulu mengenai kemampuan laba dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas masa depan dapat disimpulkan bahwa prediksi arus kas masa depan sangatlah dibutuhkan oleh para investor dan juga perusahaan.

4

Banyak perusahaan-perusahaan dewasa ini, mengalami pemborosan arus

kas operasi, fenomena ini terjadi pada beberapa perusahaan infrastruktur, utilitas dan transportasi di Indonesia seperti pada tabel berikut :

Grafik 1.1

Sumber : Data diolah dari 28 Perusahaan Infrastruktur, Utilitas Dan Transportasi di BEI (2021)

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan perolehan arus kas pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi secara garis trend mengalami penurunan. Pada tahun 2015 perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi memiliki rata-rata perolehan arus kas sebesar Rp.

2.786.398.808.333,-, pada tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi Rp.

2.800.694.507.569,-. Pada tahun 2017 rata-rata perolehan arus kas mengalami penurunan menjadi Rp. 2.619.626.649.367,-. Kemudian pada tahun 2018 terjadi penurunan menjadi Rp. 2.393.261.086.978,-. Penurunan juga terjadi pada tahun 2019, rata-rata perolehan arus kas menjadi Rp. 2.323.363.513.215,-. Hal tersebut berlanjut pada tahun 2020, rata-rata perolehan arus kas menjadi Rp.

5

2.057.966.635.178,-. Dapat disimpulkan bahwa jika perusahaan mengalami pemborosan dalam pengeluaran arus kas ini, maka akan terdapat hambatan pada perusahaan dalam hal membayar dividen, kemampuan membayar hutang kepada kreditur dan juga kewajiban-kewajiban lainnya.

Tidak sedikit pula perusahaan yang mengalami penurunan laba yang

signifikan, hal ini terjadi pada perusahaan infrastruktur, utilitas dan transportasi di

(3)

Indonesia seperti pada grafik sebagai berikut : Grafik 1.2

Sumber : Data diolah dari 28 Perusahaan Infrastruktur, Utilitas Dan Transportasi di BEI (2021)

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan perolehan laba pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi secara garis trend mengalami penurunan. Pada tahun 2015 perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi memiliki rata-rata perolehan laba sebesar Rp. 1.293.979.311.367,-, pada tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi Rp. 1.583.921.884.290,-. Pada tahun 2017 rata-rata perolehan laba mengalami kenaikan menjadi Rp.

1.892.257.133.107,-. Kemudian pada tahun 2018 terjadi penurunan menjadi Rp.

6

1.651.904.843.750,-. Penurunan juga terjadi pada tahun 2019, rata-rata perolehan laba menjadi Rp. 1.500.726.605.702,-. Hal tersebut berlanjut pada tahun 2020, ratarata perolehan laba menjadi Rp. 1.028.762.156.887,-. Dengan terjadinya penurunan

laba tersebut dapat berdampak kurangnya ketertarikan investor kepada perusahaan.

Dari data arus kas operasi dan perolehan laba tersebut, penulis mencoba

memprediksi kemampuan laba dan arus kas operasi perusahaan tersebut di masa depan dan dapat memilih cara yang mana yang lebih kepada investor dan juga kreditur untuk megambil keputusan investasi.

Faktor lain yang dinilai sebagai prediktor terhadap arus kas di masa depan adalah komponen-komponen akrual perusahaan. Faktor akrual dalam penelitian dimaksudkan pada metode akuntansi di mana penerimaan dan pengeluaran diakui ketika transaksi terjadi, bukan ketika kas diterima atau dikeluarkan. Akrual juga merupakan disagregat dari laba. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Sulistyawan M (2015) menjelaskan bahwa semua komponen akrual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap arus kas di masa depan, dimana kompenen akrual yang diteliti diantaranya perubahan piutang usaha, perubahan hutang usaha, perubahan persediaan, serta perubahan beban depresiasi. Namun hal tersebut

bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Fajarini (2017), hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan terhadap variabel perubahan hutang tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap arus kas masa depan. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa perubahan hutang kurang memiliki relevansi terhadap arus kas operasi di masa depan. Hal ini dikarenakan nilai perubahan hutang yang terjadi pada objek penelitian tidak dapat memberikan gambaran akan arus kas masa 7

depan. Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan tidak dapat menggunakan perubahan hutang sebagai landasan dalam menentukan keputusan dan strategi pada perusahaan.

Kemudian, dalam penelitian yang dilakukan oleh Jemaa et al (2015), dalam model disagregat akrual, piutang dan hutang tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap arus kas masa depan. Perubahan akrual merupakan selisih dari rekening-rekening akrual. Oleh karena itu, dibutuhkan penyesuaian oleh

perusahaan untuk mengetahui berapa dana kas yang diterima dan dikeluarkannya dengan membandingkan jumlah masing-masing komponen akrual. Komponen akrual bisa menambah atau mengurangi arus kas yang dimiliki, hal ini tergantung pada kebijakan perusahaan dalam mengelola keuangannya.

(4)

Dengan demikian, peneliti mencoba meneliti kembali pengaruh

kemampuan laba, arus kas operasi dan komponen akrual dalam memprediksi arus kas masa depan dengan menggunakan Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Terdaftar di BEI sebagai objek penelitian dan waktu penelitian adalah tahun 2015 - 2020.

Maka Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengangkat judul skripsi

yaitu “Analisis Kemampuan Laba, Arus Kas Operasi dan Komponen Akrual Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan (Studi Pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Terdaftar di BEI)”

8

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah - Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan penjelasan tentang kemungkinankemungkinan cakupan yang dapat muncul dalam penelitian ini.

1. Perolehan laba pada beberapa perusahaan infrastruktur, utilitas dan transportasi pada periode 2015 – 2020 mengalami penurunan yang signifikan yang dapat berdampak kurangnya ketertarikan investor kepada perusahaan.

2. Arus Kas pada beberapa perusahaan infrastruktur, utilitas dan transportasi pada periode 2015 – 2020 mengalami pemborosan yang akan menghambat perusahaan dalam hal membayar dividen,

kemampuan membayar hutang kepada kreditur dan juga kewajibankewajiban lainnya.

3. Hasil penelitian I Gst. Ngr. Agung Suaryana (2018), Wahyu Wiji Lestari (2018) Wahyu Sulistyawan M (2015) menyatakan bahwa laba

berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan.

Namun hasil tersebut bertolak belakang dengan Yuniep Mudjati Suaidah (2017) yang menyatakan Laba tidak berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan. Dalam penelitian I Gst. Ngr. Agung Suaryana (2018) dan Wahyu Sulistyawan M (2015) menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan.

Hal tersebut bertolak belakang dengan Wahyu Wiji Lestari (2018), Miranti Pangestu (2020) yang berpendapat bahwa arus kas operasi tidak 9

berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan. Kemudian dalam penelitian Wahyu Sulistyawan M (2015) berkesimpulan bahwa

komponen akrual berpengaruh secara signifikan terhadap arus kas di masa depan. Hasil tersebut bertolak belakang dengan Ulfa Fajarini (2017), Oktarifan Ahmad (2017) yang menyatakan komponen akrual tidak berpengaruh terhadap kemampuan memprediksi arus kas masa depan.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ada terkait dengan seberapa kemampuan laba, arus kas operasi dan komponen akrual dalam memprediksi arus kas masa depan.

- Batasan Masalah

Dalam penelitian perlu dibatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terjadi penyimpangan sasaran. Maka penelitian ini dibatasi pada pembahasan

(5)

tentang Analisis Pengaruh Kemampuan Laba, Arus Kas Operasi dan Komponen Akrual Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan.

1.3 Rumusan Masalah

Maka didasarkan pada latar belakang dan fenomena gap di atas, perlu

menganalisis apa saja yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah laba berpengaruh terhadap arus kas masa depan?

2. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap arus kas masa depan?

3. Apakah perubahan piutang berpengaruh terhadap arus kas masa depan?

10

4. Apakah perubahan utang berpengaruh terhadap arus kas masa depan?

5. Apakah laba, arus kas operasi, perubahan piutang dan perubahan utang berpengaruh secara simultan terhadap arus kas masa depan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah laba berpengaruh terhadap arus kas masa depan.

2. Untuk mengetahui apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap arus kas masa depan

3. Untuk mengetahui apakah perubahan piutang berpengaruh terhadap arus kas masa depan

4. Untuk mengetahui apakah perubahan utang berpengaruh terhadap arus kas masa depan

5. Untuk mengetahui apakah laba, arus kas operasi, perubahan piutang dan perubahan utang berpengaruh berpengaruh secara simultan terhadap arus kas masa depan

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta bagi perusahaan dalam memprediksi arus kas masa depan dan tujuan perusahaan.

11

1.5.2 Secara Praktis0

a. Untuk Masyarakat, penelitian ini dapat menambah informasi mengenai keadaan dari suatu perusahaan.

b. Untuk Pemerintah, penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan perbaikan perekonomian di Indonesia ini menjadi lebih baik, otomatis dapat

memberikan dampak yang baik juga terhadap perbankan.

c. Untuk Akademis, penelitian ini dapat menambah informasi pembelajaran, dimana tidak fokus dalam satu model saja untuk menentukan tingkat kebangkrutan dari suatu perusahaan.

d. Untuk Perusahaan, penelitian ini bisa digunakan untuk meliha tingkat kesehatan dari perusahaan dengan menggunakan berbagai macam model, yang tidak terpaku pada satu model saja. Dan sebagai antisipasi untuk perusahaan yang sedang mengalami pailit untuk dapat

(6)

memperbaikinya. Sehingga dapat menentukan langkah yang tepat untuk kemajuan dari perusahaan serta untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

e. Untuk Peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan informasi untuk kedepannya.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

1) Pembangunan ekonomi wilayah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah bersama masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola

Tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk membuat sistem informasi penjualan sepatu pada toko In Her Shoes dengan menggunakan PHP dan MySQL, yang merupakan media dalam memberikan

ED Amandemen PSAK 15 menambahkan bahwa entitas yang bukan merupakan entitas investasi memiliki kepentingan pada entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan entitas

bebas toyalti.

Tetapi kenyataan dalam praktek peradilan menunjukan bahwa hakim telah menjatuhkan putusan pembayaran pidana uang pengganti sesuai dengan kerugian keuangan negara yang

Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama dalam setiap aspek kehidupan baik aspek sosial, ekonomi, politik budaya, pendidikan dan lain sebagainya.. Oleh karena itu,

Hal ini akan menyebabkan banyaknya limbah nutrien dari budidaya yang dapat mencemari lingkungan perairan sekitar, maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan