• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KLIMATOLOGI ANGIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH KLIMATOLOGI ANGIN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KLIMATOLOGI

“ANGIN”

DISUSUN OLEH:

1. A 2. S 3. S 4. S 5. S 6. S 7. S 8. S

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2012

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang membahas tentang “Angin”.

Makalah ini berisikan tentang bagaimana definisi angin, sifat angin, proses terjadinya angin, jenis-jenis angin, dan pengaruh angin terhadap tanaman.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Penulis

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula menurunkan suhu udara.

Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti merobohkan tanaman. Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembanihan alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama dan penyakit yang akan sangat merugikan.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi angin ?

2. Bagaimana sifat dan proses terjadinya angin ? 3. Apa saja sifat sifat angin ?

4. Bagaimana pengaruh angin terhadap tanaman khususnya dibidang pertanian ? 1.3 Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk:

1. Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen 2. Menambah ilmu dan wawasan tentang angin 3. Mengetahui definisi tentang angin

4. Mengetahui bagaimana proses terjadinya angin 5. Mengetahui tentang prinsip terjadinya angin

6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya angin 7. Mengetahui bagaimana pola sirkulasi udara

8. Mengetahui bagaimana udara di daerah khatulistiwa dan daerah kutub

9. Mengetahui tentang pola sirkulasi udara sederhana (satu sel) dan pola sirkulasi udara tiga sel

10. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angin 11. Mengetahui tentang kecepatan angin skala beaufort

12. Mengetahui macam-macam angin

(4)

13. Mengetahui tentang turbulensi atmosfer 14. Mengetahui tentang sifat angin

15. Mengetahui tentang fungsi angin

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Angin

Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya.

Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.

2.2 Proses Terjadinya Angin

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut. Berikut ini adalah proses terjadinya beberapa jenis angin:

2.2.1 Proses Terjadinya Angin Passat

Angin passat terjadi bila terjadi perbedaan densitas udara di daerah sekitar lintang 30 derajat (baik lintang utara maupun selatan yang bertekanan maksimum dan sekitar lintang 10 derajat yang bertekanan minimum.

2.2.2 Proses Terjadinya Angin Muson

Benua (daratan) dan samudra (perairan) merupakan dua wilayah yang memiliki sifat fisika berbeda dalam hal menerima energi panas. Sebagai material padat, benua lebih cepat menyerap panas tetapi cepat pula melepaskannya. Sebaliknya, samudra atau wilayah perairan lebih lambat menerima dan melepaskan enegi panas.

Perbedaan sifat fisik kedua wilayah ini tentunya mengakibatkan perbedaan

kerapatan dan tekanan udara. Akibat adanya perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok antara wilayah benua dan samudra, mengalirlah massa udara yang disebut angin muson (monsoon) dari kawasan benua ke samudra atau sebaliknya. Perubahan arah gerakan muson biasanya seiring dengan pergantian musim panas dan dingin.

2.2.3 Proses Terjadinya Angin Darat dan Angin Laut

Angin darat dan angin laut merupakan jenis angin lokal yang terjadi di wilayah pantai dan sekitarnya. Massa daratan mempunyai sifat fisik cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan, massa lautan lambat dalam menyerap panas dan lambat pula melepaskannya.

Sifat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara pada kedua tempat tersebut dalam waktu yang bersamaan. Pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas, sehingga udara menjadi panas lalu memuai dan bertekanan lebih rendah dari lautan.

Perbedaan tekanan ini menyebabkan bertiupnya angin dari laut ke darat. Angin dari laut ke darat ini disebut sebagai angin laut.

(6)

Sedangkan pada malam hari tekanan udara di darat lebih tinggi dibanding tekanan udara di laut. Perbedaan tekanan ini menyebabkan bertiupnya angin dari darat ke laut seingga terjadilah angin darat.

2.2.4 Proses Terjadinya Angin Gunung dan Angin Lembah

Pada pagi sampai menjelang siang hari, bagian lereng atau punggung pegunungan lebih dahulu disinari matahari bila dibandingkan dengan wilayah lembah. Akibatnya, wilayah lereng lebih cepat panas dan mempunyai tekanan udara yang rendah, sedangkan suhu udara di daerah lembah masih relatif dingin sehingga mempunyai tekanan udara yang tinggi. Maka massa udara bergerak dari lembah ke lereng atau ke bagian punggung gunung. Massa udara yang bergerak ini disebut sebagai angin lembah.

Pada malam hari, suhu udara di wilayah gunung sudah sedemikian rendah sehingga terjadi pengendapan massa udara padat dari wilayah gunung ke lembah yang masih relatif lebih hangat. Gerakan udara inilah yang disebut angin gunung.

2.3 Prinsip Terjadinya Angin

Dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam yang mulai diajarkan di sekolah dasar, angin didefinisikan sebagai udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, atau bergerak dari daerah yang suhu udaranya rendah ke arah daerah yang suhu udaranya tinggi. Prinsip dasarnya, udara yang bergerak ini muncul sebagai akibat adanya perbedaan tekanan atau bisa pula karena rotasi bumi.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Angin 1. Gradien Barometris

Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.

2. Letak Tempat

Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa.

3. Ketinggian Tempat

Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.

4. Waktu

Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.

5. Keadaan Topografi

Jika angin menerpa pada topografi berupa gunung ia akan cenderung naik, berbeda jika ia menerpa pada topografi berupa dataran, ia akan cenderung lurus-lurus saja.

6. Daratan dan Lautan

Angin yang bergerak di daratan akan cenderung mengikuti keadaan permukaan daratan, berbeda jika angin yang berhembus di atas lautan maka ia akan ikut

mempengaruhi bentuk muka air laut, bahkan pergerakan arus di atas laut. Sehingga ia lebih bebas bergerak di atas lautan daripada di daratan.

7. Adanya Pepohonan

(7)

Sangat berpengaruh jika pohon tersebut cukup tinggi dan menggangu laju angin.

2.5 Pola Sirkulasi Udara

2.5.1 Pengertian Sirkulasi Udara

Sirkulasi penting dipelajari karena selain menghasilkan angin, yang juga berarti mengatur gerakan awan, sirkulasi ini juga menyebarkan kembali energi dan kelembaban, sehingga ketidakseimbangan antar lintang dapat diatasi dan dengan demikian akhirnya menciptakan iklim. Di lautan terdapat juga sirkulasi umum masa yang agak mirip dengan yang terjadi di udara, yang membantu atmosfir mendistribusikan kembali energi dan uap air. Tetapi pemahaman untuk sirkulasi yang satu ini masih bersifat deskriptif, terutama tentang bagaimana proses terjadinya.

2.5.2 Macam-macam Sirkulasi Udara 1. Sirkulasi Primer

Berskala besar dan bergerak tetap yang meliputi areal yang luas dari bumi ini dan meskipun jika dilihat secara terperinci beragam, tetapi terjadi setiap saat.

2. Sirkulasi Sekunder

Dengan skala waktu yang lebih pendek, dapat berupa gerakan yang cepat (siklon) atau yang agak lambat (antisiklon), yang menyebabkan perubahan cuaca dari hari ke hari di sebagian besar bumi ini.

2.5.3 Fungsi Sirkulasi Udara Secara Umum

Ketidak seimbangan penyerapan dan pemancaran radiasi karena posisi lintang dan variasi lintang dalam komponen-komponen pembentuk sistem udara-air, menunjukkan bahwa gerakan horizontal diperlukan untuk mempertahankan iklim yang ada sekarang ini. jadi peranan utama dari pergerakan udara secara umum adalah untuk mendistribusikan kembali ketidak seimbangan tersebut sehingga kondisi iklim dapat dipertahankan.

Menarik untuk diketahui bahwa hampir semua informasi yang kita miliki tentang iklim dimasa lalu menunjukkan bahwa sirkulasi udara secara umum sudah berjalan dalam cara yang sama untuk jutaan tahun, perubahan iklim hanya memodifikasi beberapa pola dasar, bukan merupakan pergeseran yang radikal dari pola tersebut. Karena itu kita dapat menggunakan sirkulasi sekarang ini sebagai suatu model yang sekali kita pahami akan menerangkan bukan hanya sistem iklim sekarang tetapi juga iklim masa lalu dan iklim masa datang.

2.6 Udara di Daerah Khatulistiwa dan Daerah Kutub

Udara pada permukaan bumi di kutub memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada di khatulistiwa, sehingga udara akan mengalir dari kutub menuju khatulistiwa pada permukaan bumi. Udara pada permukaan bumi di khatulistiwa memiliki berat jenis yang rendah, sehingga udara akan terangkat hingga lapisan troposfir. Karena tekanan udara pada lapisan troposfir di khatulistiwa lebih tinggi daripada tekanan udara di bagian atas kutub, maka udara akan bergerak secara horizontal pada lapisan troposfir dari khatulistiwa menuju kutub. Dan karena berat jenis di udara pada kutub lebih tinggi, maka udara akan bergerak turun menuju permukaan bumi.

(8)

2.7 Pola Sirkulasi Sederhana (Satu Sel)

Dalam model ini kita asumsikan bahwa permukaan bumi secara seragam tertutup oleh air, sehingga tidak ada perbedaan pemanasan antara tanah dan air. Asumsi beri- kutnya, matahari selalu tepat di atas ekuator, sehingga angin tidak berganti arah karena perbedaan musim.

Terakhir, diasumsikan bahwa bumi tidak berputar sehingga satu-satunya gaya yang harus diperhatikan adalah GGT. Dengan aumsi-asumsi ini sirkulasi umum dari atmosfir nampak seperti Gambar 5.12, nampak bahwa di masing-masing belahan bumi terdapat sebuah sel konveksi yang besar yang digerakkan secara thermal.

Sel tersebut diberi nama Sel Hadley sesuai dengan nama penemu ide ini, George Hadley, seorang meteorologis dari Inggris di abad 18. Sel ini dikendalikan oleh energi dari surya. Pemanasan yang kuat di ekuator menghasilkan daerah tekanan rendah yang lebar, sementara di kutub pendinginan yang hebat menciptakan daerah tekanan tinggi.

Sesuai dengan gradien tekanan horizontal, udara permukaan kutub yang dingin mengalir menuju ekuator, sementara di lapisan tinggi udara mengalir menuju kutub. Jadi, sirkulasi ini terdiri dari udara yang mengembang kemudian naik di ekuator, kemudian aliran udara ini menuju kutub di lapisan atas dan turun di kutub, akhirnya di dekat permukaan aliran udara kembali menuju ekuator. Dengan cara ini sebagian energi yang berlebih di tropis di transportasikan sebagai panas terasa dan laten ke daerah yang mengalami defisit energi.

Sirkulasi yang begitu sederhana ini tidak terjadi dalam keadaan sebenarnya di bumi. Salah satu sebabnya adalah rotasi bumi, sehingga gaya Coriolis akan membelokkan arus udara di permukaan yang menuju ke selatan dari Belahan Bumi Utara ke sebelah kanan dan yang dari Belahan Bumi Selatan ke sebelah kiri, menghasilkan angin permukaan yang bertiup dari arah timur di semua lintang.

Angin ini bertiup berlawanan arah dengan arah rotasi bumi, karena friksi dari permukaan bumi, angin ini mungkin akan memperlambat putaran bumi. Ternyata hal ini tidak terjadi, dan angin di lintang tengah dalam kenyataannya bertiup dari barat.

Jadi dari pengamatan saja terlihat bahwa sirkulasi tertutup antara ekuator dan kutub bukan model yang cocok untuk bumi yang berputar. Bagaimanakah sebenarnya angin bertiup dalam planet yang berputar? Dengan menggunakan dua asumsi yang pertama yaitu bumi ditutupi air dan matahari selalu tetap diatas ekuator, kita akan pelajari model yang lain.

2.8 Pola Sirkulasi Udara Tiga Sel

Jika bumi berputar, sistem konveksi yang sederhana akan terpecah menjadi rangkaian sel-sel yang berputar seperti yang tampak pada pola sirkulasi sederhana (satu sel). Meskipun lebih rumit, model ini memiliki beberapa kesamaan dengan model yang pertama. Daerah tropis tetap merupakan daerah kelebihan energi panas dan daerah kutub kekurangan energi, bedanya pada model ini terdapat tiga sel yang bertugas mendistri- busikan ketidak seimbangan energi tersebut.

Permukaan yang bertekanan tinggi terdapat di daerah kutub, dan daerah bertekanan rendah tetap di ekuator. Dari ekuator ke lintang 30o, sirkulasi sangat mirip dengan sel Hadley. Dalam model ini akan dibicarakan apa yang terjadi terhadap udara diatas ekuator.

Diatas perairan-perairan di ekuator, udara panas, perbedaan tekanan secara horizontal kecil sehingga angin lemah. Daerah ini disebut daerah Doldrum. Disini udara yang panas naik, seringkali berkondensasi menjadi awan cumulus yang besar dan badai.

(9)

Panas laten yang dilepaskan membuat udara lebih mengapung dan menyediakan energi untuk memulai terjadinya sel Hadley. Udara yang naik mencapai tropopause, sebuah lapisan yang berlaku sebagai pembatas, sehingga udara tidak dapat terus naik tertapi bergerak menyimpang menuju kutub.

Gaya Coriolis membelokkan aliran menuju kutub ini ke kanan pada Belahan bumi utara dan ke kiri di belahan bumi selatan, menghasilkan angin barat di atas kedua belahan bumi tersebut.

Udara yang menuju ke kutub dari daerah tropis menjadi makin padat karena secara terus menerus didinginkan oleh radiasi. Udara ini juga mulai menyatu, terutama menje- lang mencapai lintang tengah. Pengumpulan udara di lapisan atas menghasilkan tekanan tinggi di permukaan. Karena itu, pada lintang dekat 30o, penyatuan udara di lapisan atas menghasilkan daerah bertekanan tinggi yang disebut daerah tekanan tinggi subtropis atau antisiklon.

Begitu udara yang menyatu ini menuju ke bawah secara perlahan-lahan, udara ini menjadi panas dan kering. Aliran ke bawah ini biasanya menghasilkan langit cerah dan suhu permukaan yang tinggi, di daerah inilah banyak dijumpai padang pasir utama di dunia ini. Di atas lautan, gradian tekanan yang kecil di tengah-tengah daerah tekanan tinggi hanya menghasilkan angin yang lemah. Menurut lagenda, kapal-kapal yang berlayar menuju benua baru seringkali mendapat kesulitan karena angin yang lemah ini, untuk meringankan muatan awak kapal membuang kuda-kuda yang mereka bawa ke laut.

itulah sebabnya daerah ini dikenal sebagai lintang kuda.

Dari lintang kuda, sebagian dari udara permukaan bergerak kembali ke ekuator.

Karena gaya Coriolis, arahnya tidak lurus, tetapi berasal dari Timur-laut di BBU dan dari tenggara di BBS. Angin yang bertiup tetap ini menolong kapal-kapal yang berlayar ke dunia baru sehingga angin ini dikenal sebagai Angin Perdagangan.

Di dekat ekuator, kedua angin tersebut bertemu (angin timur-laut bertemu dengan angin tenggara) menuju satu perbatasan yang dikenal sebagai Intertropical Convergence Zone (ITCZ). Di daerah pertemuan permukaan ini, udara naik dan meneruskan sirkulasinya kembali.

Sementara itu pada lintang 30o, tidak semua udara permukaan menuju ke Ekuator.

Sebagian udara menuju ke kutub dan dibelokkan ke timur, menghasilkan angin yang kira- kira berasal dari barat di kedua belahan bumi. Aliran barat ini tidak tetap, perpindahan daerah tekanan tinggi dan rendah merubah pola aliran permukaan dari waktu ke waktu.

Pada saat udara lemah menuju ke kutub, udara ini akan bertemu dengan aliran udara dingin yang datang dari kutub. Dua massa udara dengan suhu yang berbeda ini tidak segera bercampur.

Mereka dipisahkan oleh suatu daerah batas yang disebut Front Kutub, daerah bertekanan rendah atau disebut subtropis rendah tempat udara permukaan bertemu, lalu naik dan membentuk badai.

Sebagian dari udara yang naik ini pada lapisan tinggi balik lagi ke lintang kuda, lalu turun kembali ke permukaan disekitar tekanan tinggi sub-tropis. Sel di bagian tengah atau Sel Farrel menjadi lengkap waktu udara permukaan dari lintang kuda bertiup kearah kutub menuju front kutub.

Di balik front kutub, udara dingin dari kedua kutub dibelokkan oleh gaya coriolis sehingga secara umum berasal dari Timur-laut. Daerah ini disebut daerah angin timur kutub. Dalam musim dingin, front kutub dengan udara dinginnya dapat bergerak ke lintang tengah dan ke daerah sub-tropis, menghasilkan aliran kutub yang dingin.

Di sepanjang front, sebagian dari udara yang naik bergerak menuju kutub dan Coriolis membelokkan angin ke barat pada lapisan atas. Udara ini akhirnya mencapai

(10)

kutub, perlahan-lahan turun ke permukaan dan mengalir kembali ke front kutub dan mengakhiri sel kutub.

Seluruh hal diatas dapat diringkas dengan melihat kembali Gambar 5.13 dan memperhatikan bahwa ada dua daerah tekanan tinggi utama dan dua daerah tekanan rendah utama. Daerah tekanan tinggi terjadi di dekat lintang 30o dan kutub, daerah tekanan rendah di atas ekuator dan dekat lintang 60o sekitar front kutub.

Dengan mengetahui bagaimnana angin bertiup sekitar sistem-sistem ini, kita mendapat gambaran umum dari angin permukaan di seluruh dunia. Angin-angin tersebut adalah :Angin perdagangan mempunyai wilayah dari daerah tekanan tinggi di sub-tropis ke ekuator, Angin barat dari daerah tekanan tinggi sub-tropis ke front kutub, dan Angin Kutub timur dari kutub ke front kutub.

2.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Angin Kecepatan angin dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Besar Kecilnya Gradien

Gradien Barometrik, yaitu angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara melalui dua garis isobar pada garis lurus, dihitung untuk tiap-tiap 111 km (jarak 111 km diequator 1 ( atau 1/360 x 40.000 km = 111 km).

Menurut hukum Stevenson bahwa kecepatan angin bertiup berbanding lurus dengan gradient barometriknya. Semakin besar gradien barometriknya, semakin besar pula kecepatannya.

2. Relief Permukaan Bumi

Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada rintangan.

Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya besar dan rintangannya banyak, maka angin akan berkurang kecepatannya.

3. Ada Tidaknya Tumbuh-tumbuhan

Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan sebaliknya, bila pohon-pohonannya jarang maka sedikit sekali memberi hambatan pada kecepatan angin.

4. Tinggi dari Permukaan Tanah

Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapatkan hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari hambatan-hambatan.

2.9 Kecepatan Angin Skala Beaufort

"Beaufort wind scale" atau "Beaufort wind force scale" atau yang lebih dikenal dengan sebutan skala beaufort adalah sistem menaksir laporan kecepatan kecepatan angin berdasarkan efek yang di timbulkan dari kecepatan angin.

Skala beaufort diciptakan oleh Sir Francis Beaufort pada tahun 1805. Pada awal Abad 19, petugas pangkalan angkatan laut biasa melakukan observasi cuaca, tetapi tidak ada standar atau skala yang digunakan sehingga hasil pengamatan bersifat sangat subjektif. Sir Francis Beaufort melihat kekuatan angin punya dampak langsung terhadap keadaan gelombang laut. beaufort membangun skala berdasarkan pengalaman dan pengamatan diatas kapal kapal perang dan Beaufort berhasil menciptakan suatu standar.

Skala beaufort mengalami beberapa kali revisi, tahun 1906 skala beaufort mulai digunakan untuk di darat. Tahun 1926 skala beaufort di korelasikan dengan kecepatan angin yang sesungguhnya. Tahun 1946 skala beaufort di tambah skalanya 13-17 skala,

(11)

tetapi penggunaannya tidak universal karena digunakan hanya untuk digunakan negara- negara tertentu sebagai indikator kekuatan Badai/Siklon.

Tahun 1947 WMO (World Meteorological Organization) atau Organisasi Meteorologi Dunia menetapkan standar baku skala Beaufort , secara sederhana skala beaufort dapat ditampilkan seperti berikut ini :

Skala Kecepatan angin (km/jam) Gejala alam

0 1 Calm asap naik tegak lurus

1 1 – 5 Light air arah angin dilihat dari gerakan asap

2 6 – 11 Light breeze angin sepoi basah, wind vane bergerak

3 12 - 19 Gentle breeze daun bergerak konstan

4 20 - 28 Moderate breeze debu, kertas terbang, ranting bergerak

5 29 - 38 Fresh breeze dahan bergerak, glb kecil di perm. air darat

6 39 - 49 Strong breeze cabang bergerak, sulit membuka payung

7 50 - 61 Moderate gale pohon bergerak, orang sulit berjalan

8 62 - 74 Fresh gale ranting patah

9 75 - 88 Strong gale genting terbang

10 89 - 102 Whole gale pohon tumbang, bangunan rusak berat

11 103 -

117

Storm Transportasi berhenti total

12 > 117 Hurricane Pohon besar tumbang, gedung roboh

2.10 Macam-macam Angin

(12)

Angin secara umum diklasifikasikan menjadi dua, yaitu angin lokal dan angin musim.

A. Angin Lokal, ada tiga macam yaitu : 1. Angin darat dan angin laut

Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat.

Sebaliknya, angin darat terjadu pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut.

2. Angin lembah dan angin gunung

Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.

3. Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas

Angin fohn atau angin jatuh ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).

B. Angin Musim, ada lima macam yaitu : 1. Angin Passat

Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).

2. Angin Anti Passat

Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah

maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 200 – 300 LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia. Di daerah Subtropik (300 – 400 LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 100 LU – 100 LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”

3. Angin Barat

Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan

(13)

bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 600 LS.

Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.

4. Angin Timur

Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (600 LU/LS).

Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.

5. Angin Muson (Monsun)

Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat- pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan.

2.11 Turbulensi Atmosfer

Gerakan udara yang tidak teratur ditandai dengan angin yang bervariasi dalam kecepatan dan arah. Turbulensi ini penting karena campuran dan bergolak atmosfer dan menyebabkan uap air, asap, dan zat-zat lainnya, serta energi, menjadi didistribusikan baik secara vertikal dan horizontal.

Turbulensi atmosfer di dekat permukaan bumi berbeda dengan di tingkat yang lebih tinggi. Pada tingkat rendah (dalam beberapa ratus meter dari permukaan), turbulensi memiliki variasi diurnal ditandai di bawah langit berawan sebagian dan cerah, mencapai maksimum sekitar tengah hari. Hal ini terjadi karena, saat radiasi matahari memanaskan permukaan, udara di atas menjadi lebih hangat dan lebih ringan, dan lebih dingin, udara padat turun untuk menggantikannya. Gerakan vertikal yang dihasilkan dari udara, bersama dengan gangguan aliran di sekitar hambatan permukaan, membuat tingkat rendah angin yang sangat tidak teratur. Pada malam hari permukaan mendingin dengan cepat, dingin udara di dekat tanah, ketika udara yang menjadi lebih dingin dari udara di atasnya, yang stabil inversi suhu dibuat, dan angin kecepatan dan gustiness baik penurunan tajam. Ketika langit mendung, tingkat rendah suhu udara bervariasi jauh lebih kecil antara siang dan malam, dan turbulensi tetap hampir konstan.

Pada ketinggian beberapa ribu meter atau lebih, efek gesekan topografi permukaan pada angin yang sangat berkurang, dan skala kecil turbulensi karakteristik atmosfer yang lebih rendah tidak ada. Meskipun tingkat atas angin biasanya relatif teratur, mereka kadang-kadang menjadi turbulen cukup untuk mempengaruhi penerbangan.

(14)

2.12 Sifat Angin

Tiga sifat angin yaitu:

1. Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin tersebut

2. Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas

3. Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu.

2.13 Fungsi Angin

Fungsi angin yaitu sebagai pencampur lapisan udara, antara udara panas dan udara kering, antara udara panas dan udara dingin, udara lembab dan udara kering, udara yang kaya dengan CO2 dengan udara dengan CO2 yang rendah.renda.

Dengan siklus fungsi tersebut, maka siklus hidrologi dapat berlangsung dan keracunan CO2 pada pusat kota serta kawasan industri dapat dihindari.

(15)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Angin selain sebagai unsur cuaca juga sangat berpengaruh terhadap kondisi disekitar tanaman. Selain pengaruhnya banyak bermanfaat bagi tanaman, potensi kerugian tanaman yang disebabkan adanya angin juga besar. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan terhadap lingkungan agar fungsi angin lebih mengarah pada hal yang mendukung budidaya pertanian. Usaha pengelolaan angin di lahan pertanian memang sangat sulit. Namun usaha masih dapat dilakukan walaupun hanya berpengaruh kecil.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami mengenai salah satu komponen Abiotik yaitu angin kemudian untuk lebih maksimalnya dalam memahami tentang komponen abiotik ini diharapkan kepada mahasiswa lainnya untuk mencari bahan-bahan bacaan lain yang berkenaan dengan hal ini, Sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai salah satu komponen abiotik tersebut.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Angin

http://tonothemycry.blogspot.com/2012/02/angroklimatologi-angin.html

Kartasapoetra,Ance Gunarsih,Ir.,1993. “klimatologi pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Jakarta:Bumi Aksara.

Tjasyono, B. 2004.Kli matologi . ITB: Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Telur ikan bandeng yang digunakan adalah hasil pemijahan alami dengan penyuntikan hormon LHRH-a (Lutenizing Hormon- Releasing Hormon- analog) yang didapatkan dari PT.

ketiadaan garis: bukan berarti agan engga akan punya musuh, tapi ini artinya agan cenderung disukai semua orang, lebih suka berdamai dan kalo harus

Ke Melalui lebih kannya lebih dari 37 eh 34 tuntas dapat adalah cocok (siswa faktor kurang laupun dalam lajaran i pada positif dengan ) yang dekatan n hasil

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan bahan ajar berupa modul saku FPB dan KPK berbasis probem solving pada pembelajaran matematika kelas IV SD yang valid, praktis,

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pengembangan multimedia interaktif yang layak digunakan dalam pembelajaran IPS Materi Koperasi bagi Siswa Kelas IV SD

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Peraturan Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Nomor 25 Tahun

Uraian dan penjelasan tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan strategi pemberdayaan waralaba lokal menuju global dengan implementasi GCG pada concept, system,

Akan tetapi, karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik untuk menentukan kekuatan bahan, maka metode ini lebih banyak dikenal, dan merupakan metode