METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI TEKANAN UDARA DAN ANGIN
Dosen Mata Kuliah:
Drs. Julismin, M.Pd
Disusun Oleh:
Oswald Reynhard Sitanggang – NIM: 3113331025
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Hikamat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul Tekanan Udara dan Angin.
Kami mengucapkan Terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Meteorologi Dan Klimatologi yang memberikan Tugas Makalah ini kepada Kami dan Terimakasih banyak buat teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per-satu yang sudah membantu &
mendukung makalah yang kami buat.
Kami juga menginginkan melalui Makalah ini wawasan kita menjadi bertambah mengenai Tekanan Udara dan Angin
Kami Mohon Maaf apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam membuat makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum Sempurna, Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami menerima segala Saran dan Kritikan yang bersifat membangun untuk senantiasa membuat makalah yang kami susun ini menjadi Sempurna.
Medan, 16 Maret 2012
Penyusun
PENDAHULUAN
Dalam Kehidupan sehara-hari kita merasakan yang namanya Tekanan udara dan Angin. Tapi tahu kah kamu apa defenisi dari Tekanan udara dan Angin? Kenapa tekanan udara dan angin itu bisa kita rasakan?
Tekanan udara sangat mempengaruhi cuaca. Terjadinya angin merupakan salah satu hal yang disebabkan oleh perbedaan tekanan atmosfer di dua daerah yang berdekatan.
Tekanan Udara adalah Tekanan yang diberikan oleh udara yang bekerja kesegala arah dan tidak tetap. Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu. Berat satu kolom udara pada penampang 1 cm2 mulai dari permukaan bumi sampai batas lapisan atmosfer. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm), millimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar).
Ada 2 Faktor yang mempengaruhi Tekanan Udara:
1. Tempratur Udara 2. Ketinggian Tempat
Angin adalah Udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan udara rendah. Arah dan kecepatan angin ditentukan oleh Gradien barometris1
1 Gradien Barometris adalah Selisih Tekanan udara antara dua garis isobar pada jarak 1° di equator.
Jarak 1° di equator = 111 Km.
TEKANAN UDARA
Tekanan Udara adalah Tekanan yang diberikan oleh udara yang bekerja kesegala arah dan tidak tetap. Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu. Berat satu kolom udara pada penampang 1 cm2 mulai dari permukaan bumi sampai batas lapisan atmosfer. Satuan tekanan udara adalah atmosfer (atm), millimeter kolom air raksa (mmHg) dan milibar (mbar).
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah:
1. Barometer Fortin atau Air Raksa2
Barometer ini dapat mengukur dengan teliti karena dilengkapi dengan skala nonius atau skala vernier seperti halnya dalam jangka sorong. Ketelitian alat ukur ini mencapai 0,01 cmHg.
2. Barometer Logam atau Aneroid
Barometer ini banyak digunakan di Badan Meteorologi dan Geofsika untuk memperkirakan cuaca dengan mengukur tekanan udaranya .Barometer logam biasa juga disebut barometer kering.
2 Barometer Fortin dibuat oleh seorang ahli Fisika berkebangsaan prancis yaitu Nicolas Fortin
Ada 2 Faktor yang mempengaruhi Tekanan Udara:
1. Tempratur Udara
Makin tinggi tempratur udara maka tekanan udara makin rendah. Misalnya didaerah tropis yang memiliki suhu tinggi maka tekanan udaranya rendah sedangkan didaerah kutub yang memiliki suhu rendah memiliki tekanan udara yang tinggi.
2. Ketinggian tempat
Makin tinggi suatu tempat maka tekanan udaranya makin rendah, hal ini disebabkan karena lapisan udaranya semakin tipis dan kerapatan udaranya makin rendah dan kolom udaranya makin pendek. Setiap naik 10 meter maka tekanan udaranya 1 mmHg. Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari. Alat pencatat tekanan udara dinamakan Barograf. Pada barograf tekanan udara sepanjang hari tergores pada kertas yang dinamakan barogram. Bila hasilnya dibaca secara teliti, maka tekanan udara tertinggi terjadi pada pukul 10.00 dan pukul 22.00 dan tekanan rendah terjadi pada pukul 04.00 dan pukul 16.00
No Ketinggian (m) Tekanan (cmHg)
1 7000 6
2 5000 26
3 3000 46
4 1000 66
5 500 71
6 dipermukaan laut 76
Tabel: Tekanan Udara pada berbagai ketinggian
Penyebaran Tekanan Udara:
1. Gradient Vertikal
Udara dekat permukaan bumi lebih berat dari udara diatasnya. Tekanan udara selalu turun seiring naiknya letak ketinggian. Kecepatan penurunan itu tidaklah tetap.
Kecepatan udara sangat tergantung dari suhu, jumlah uap air di udara dan gaya berat sehingga tidak ada hubungan yang sederhana antara letak ketinggian dan tekanan.
Penyebaran tekanan udara pada arah horizontal dalam peta diperlihatkan oleh Isobar3
2. Efek dari Lintang
Sepanjang equator memiliki tekanan rendah sementara lintang-lintang kutub dingin terdapat daerah yang memiliki tekanan yang tinggi. Antara lintang 60° - 70° LU/LS terdapat lingkaran tekanan rendah sub polar, dan antara 25° - 35° LU/LS terdapat lingkaran tekanan tinggi sub tropis. Selain dipengaruhi oleh suhu, zona tekanan ini juga dipengaruhi oleh faktor angin.
3. Penyebaran lautan dan daratan
Pada musim dingin benua relative lebih dingin dari lautan yang mengakibatkan benua membentuk pusat-pusat bertekanan tinggi. Sedangkan pada musim panas benua lebih panas dari pada lautan dan memiliki pusat-pusat bertekanan rendah.
3 Isobar adalah Garis yang menghubungkan tempat tempat yang mempunyai harga tekanan yang sama
ANGIN
Angin adalah Udara yang bergerak (Baik secara mendatar maupun secara horizontal) dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah yang terjadi Karena adanya rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara antar satu tempat dengan tempat yang lain. Peristiwa bergeraknya udara dalam bentuk angin mirip dengan peristiwa bergeraknya air. Air akan mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah dan kecepatannya tergantung pada ketinggian suatu tempat yang dilalui oleh air, semakin besar beda ketinggiannya semakin besar pula alirannya.
Demikian juga dengan angin yang bergerak menuju tempat yang memiliki tekanan udara yang lebih rendah, kecepatannya bergantung pada beda tekanan udara antara kedua tempat.
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin, yaitu:
Anemometer
Alat pengukur kecepatan angin ini banyak digunakan dalam bidang Meteorologi dan Geofisika. Berdasarkan Etimologinya kata anemometer berasal dari bahasa yunani, anemos yang artinya angin. Perancang pertama alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450
Faktor Terjadinya Angin:
1. Gradien Barometris
Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 Km. makin besar Gradien Barometrinya makin cepat tiupan anginnya.
2. Tinggi tempat
Semakin tinggi suatu tempat, semakin kencang angin yang bertiup. hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.
Jenis-Jenis Angin:
1. Angin Laut dan Angin Darat
Angin Laut adalah Angin yang bertiup dari Laut ke darat. Biasanya terjadi pada pukul 09.00 sampai pukul 16.00. Angin Darat adalah Angin yang bertiup dari Darat ke Laut.
Biasanya terjadi pada pukul 20.00 sampai 06.00. Kedua jenis angin ini juga disebut angin musim harian. Angin ini terjadi akibat perubahan-perubahan suhu dari darat yang mudah panas dan dingin di sepanjang pantai yang berbatasan dengan laut.
Pada malam hari darat lebih dingin dibandingkan laut, sehingga pada saat itu tekanan udara lebih tinggi didarat daripada dilaut, oleh karena itu angin dari darat berhembus ke laut yang disebut Angin darat.
Sebaliknya pada siang hari darat lebih panas daripada Laut, sehingga tekanan udara di Laut lebih tinggi daripada di darat, oleh karena itu berhembuslah angin dari laut ke darat yang disebut Angin Laut.
2. Angin Lembah dan Angin Gunung
Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari lembah kearah puncak gunung.
Biasanya terjadi pada siang hari.
Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari Gunung ke lembah. Biasanya terjadi pada malam hari.
3. Angin Barat
Angin yang bertiup dari daerah subtropics menuju arah kutub.
4. Angin Timur
Angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
5. Angin Muson
Angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Biasanya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
6. Angin Fohn
Angin Fohn atau Angin Jatuh adalah Angin yang terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter, lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang pada saat hujan Orografis.
Di Indonesia angin Fohn terdiri dari:
1. Angin Bahorok di SUMUT 2. Angin Kumbang di Cirebon
3. Angin Gending di Pasuruan, Jawa Timur 4. Angin Brubu di Sulawesi Selatan
5. Angin Wambrow di Biak, Irian Jaya
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Julismin, M.Pd, 2012. Meteorologi dan Klimatologi. FIS UNIMED.
K. Wardiyatmoko, 2006. GEOGRAFI Untuk SMS Kelas X. Penerbit: Erlangga
Drs, Maringan Sirait, SU, Dra. Minah Sinuhaji, MSi, 2011. Dasar-Dasar Geografi. FIS UNIMED.
Ahmad Yani, Mamat ruhimat, 2007. GEOGRAFI Menyingkap Fenomena Geosfer. Penerbit:
Grafindo
Website: http://id.wikipedia.org/wiki/Angin