• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI POKOK AKAR TUMBUHAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD N 1 Pariaman Tahun Pelajaran 2013/2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI POKOK AKAR TUMBUHAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD N 1 Pariaman Tahun Pelajaran 2013/2014)"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA

PADA MATERI POKOK AKAR TUMBUHAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD N 1 Pariaman

Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

ENI YUNITA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode praktikum terhadap aktivitas belajar dan keterampilan proses siswa. Penelitian ini

merupakan studi eksperimen dengan desain pretes postes kelompok ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas IVA dan IVB yang dipilih dari populasi

secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan gain yang dianalisis secara statistik dengan uji t dan uji U, sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode praktikum menyebabkan aktivitas belajar siswa memiliki rata-rata sangat tinggi. Rata-rata aktivitas

“mengamati” berkriteria sangat tinggi (95,83%), “mendiskusikan” berkriteria

(2)

Eni Yunita

iii

Selain itu, terjadi peningkatan pada keterampilan proses siswa. Rata-rata nilai keterampilan proses siswa adalah 76,26 dengan gain sebesar 0,68 atau berkriteria sedang. Peningkatan keterampilan proses secara signifikan terjadi pada indikator mengkomunikasikan dan memprediksikan dengan gain masing-masing indikator tersebut adalah 0,51 dan 0,70. Kemudian peningkatan keterampilan proses secara tidak signifikan terjadi pada indikator mengamati dengan gain 0,48;

mengklasifikasi dengan gain 0,35; dan menginferensi dengan gain 0,78. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan metode praktikum berpengaruh signifikan dalam meningkatkan aktivitas dan keterampilan proses siswa.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada 3 Mei 1992. Penulis adalah putri tunggal dari pasangan Bpk. Supono dengan Ibu Tini Asih. Tempat tinggal penulis di Dusun Sarirejo RT 01 RW 01 Desa Pariaman Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, CP: 085764790698.

Pendidikan yang penulis tempuh adalah SD Negeri 1 Pariaman, Tanggamus (1997-2003), SMP Negeri 1 Antar Brak, Tanggamus (2003-2006) dan SMA Negeri 1 Gadingrejo, Tanggamus (2006-2009). Pada Agustus 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

(8)

MOTO

“Allah meninggikan segala orang yang beriman dan

segala orang yang diberikan ilmu

dengan beberapa derajat”.

(Q.S. Al-Mujaadalah ayat 11)

….Sesungguhnya Allah tidak mengubah

keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka mengubah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri

.”

(Q.S Ar-

Ra’du

ayat 11)

jangan takut dengan datangnya masalah padamu,

karena dengan itu kamu akan mengerti

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

Kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang kucintai

dan selalu ada di hati

Ibu dan Bapak yang telah mendidik dan membesarkanku dengan

segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang,

selalu menguatkanku,

mendukung segala langkahku menuju kesuksesan dan kebahagian.

Saudara dan Sahabatku

atas segala dukungan, doa, dan bantuannya

Para guru dan dosen yang terhormat

Almamater tercinta Universitas Lampung

(10)

xi

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENERAPAN METODE

PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI POKOK AKAR TUMBUHAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD Negeri 1 Pariaman Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

5. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

(11)

xii

7. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

8. Suparman, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 1 Pariaman dan Patori, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas IVA dan IVB SD Negeri 1

Pariaman atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 10.Orangtuaku yang tak pernah berhenti mendoakan, membimbing, dan

menyayangiku;

11.Saudara-saudaraku (Bulek Nur, Om Juman, Lek Ratno), terimakasih atas bantuan, saran, dan motivasinya;

12.Sahabat-sahabatku (Daniel, Dila, Repa, Deasy, Astri, Bunga, Aulia) yang selalu mendukung dan membantuku dalam segala hal, kalian membuat hidupku berarti;

13.Rekan-rekan pendidikan biologi angkatan 2009, kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA;

14.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis

(12)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 5

G. Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Praktikum ... 8

B. Keterampilan Proses Siswa ... 11

C. Aktivitas Belajar... 15

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Desain Penelitian ... 19

D. Prosedur penelitian ... 20

E. Jenis, Teknik Pengambilan, dan Pengolahan Data... 26

F. Teknik Analisis Data ... 29

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

B. Pembahasan ... 37

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 46

B. Saran ... 46

(13)

xiv LAMPIRAN

1. Silabus ... 51

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 55

3.Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ... 71

4.Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol ... 76

5.Jawaban LKS ... 82

6.Rubrik LKS ... 85

7.Kisi-Kisi Pretes dan Postes ... 92

8.Soal Pretes dan Postes ... 95

9.Rubrik Pretes dan Postes ... 96

10. Data Hasil Penelitian ... 97

11. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 103

(14)

xv

DAFTAR TABEL

TabelHalaman

1. Kriteria gain ... 27

2. Rekapitulasi keterampilan proses siswa pada soal ... 27

3. Kriteria keterampilan proses siswa ... 28

4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 29

5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa. ... 32

6. Aktivitas Belajar Siswa ... 33

7. Hasil uji statistik terhadap nilai pretest, posttest, dan gain ... 34

8. Hasil uji statistik terhadap rata-rata gain Indikator Keterampilan Proses Siswa ... 35

9. Kriteria gain dan Presentase Indikator Keterampilan Proses Siswa… 36

10.Nilai pretes, postes, dan gain kelas Eksperimen ... 97

11.Nilai pretes, postes, dan gain kelas Kontrol... 98

12.Analisis Perindikator Penguasaan Konsep pada Soal Pretes dan Postes Kelompok Eksperimen ... 99

13.Analisis Perindikator Penguasaan Konsep pada Soal Pretes dan Postes Kelompok Kontrol ... 100

14.Data aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran ... 101

15.Hasil Uji Normalitas Data Pretes ……….…… 103

16.Hasil Uji Mann-Whitney U Data Pretes ……… 103

17.Hasil Uji Normalitas Data Postes ……….... 104

(15)

xvi

19.Hasil Uji Satu Pihak Data Postes ……….…… 105

20.Hasil Uji Normalitas Data gain ... 106

21.Hasil Uji Kesamaan Dua Varians dan Rata-rata Data gain ... 107

22.Hasil Uji Satu Pihak Data gain……….…... 108

23.Hasil Uji Normalitas Data Mengamati ... 108

24.Hasil Uji Mann-Whitney U Data Mengamati ... 109

25.Hasil Uji Normalitas Data Mengkomunikasikan ... 109

26.Hasil Uji Mann-Whitney U Data Mengkomunikasika ... 110

27.Hasil Uji Normalitas Data Memprediksi ... 111

28.Hasil Uji Mann-Whitney U Data Memprediksi... 111

29.Hasil Uji Normalitas Data Mengklasifikasi ... 112

30.Hasil Uji Mann-Whitney U Data Mengklasifikasi ... 113

31.Hasil Uji Normalitas Data Menginferensi ... 113

(16)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8

2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen... 20

3. Contoh jawaban untuk indikator mengkomunikasikan ... 39

4. Contoh jawaban untuk indikator memprediksi.. ... 40

5. Contoh jawaban untuk indikator mengamati (LKS2kelas eksperimen). ... 41

6. Contoh jawaban untuk indikator mengamati (LKS2kelas kontrol). .... 41

7. Contoh jawaban untuk indikator mengklasifikasi (LKS2kelas eksperimen). ... 42

8. Contoh jawaban untuk indikator mengklasifikasi (LKS2kelas kontrol). ... 42

9. Contoh jawaban untuk indikator menginferensi (LKS2kelas eksperimen) ... 43

10.Contoh jawaban untuk indikator menginferensi (LKS2kelas kontrol) 44

11.Siswa kelas eksperimen saat mendiskusikan hasil pengamatan ... 117

12.Siswa pada kelas kontrol saat melakukan diskusi kelompok. ... 117

13.Siswa pada kelas eksperimen saat melakukan pengukuran panjang akar ... 118

14.Guru memotivasi siswa pada kelompok eksperimen ... 118

(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data melalui eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk

menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Trianto, 2012: 151). Dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dinyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan inkuiri ilmiah karena dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Trianto (2012: 152) bahwa dalam pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses mencari tahu dan berbuat, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Keterampilan dalam mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan dengan keterampilan proses.

(18)

2

setuju bahwa cara terbaik dalam mempelajari sains adalah melalui pendekatan yang mengaktifkan fisik dan pikiran dengan cara mengobservasi, mengukur, memprediksi, menyimpulkan, menyelidiki dan menjelaskan apa yang ada dan terjadi didunia ini dengan metode para ilmuan. Salah satu pendekatan yang memenuhi kriteria tersebut adalah keterampilan proses.

Pada kenyataannya, kondisi yang sering ditemui dalam pembelajaran sains di sekolah adalah pelaksanaan pembelajaran sains yang sangat lekat dengan pendekatan isi dari pada pendekatan proses. Pembelajaran hanya menekankan pada pemberian materi sains secara lengkap, tanpa menekankan pada aktivitas untuk berbuat dan tanpa menekankan pada pengembangan keterampilan proses siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas IV SD Negeri 1 Pariaman Kabupaten Tanggamus pada Mei 2013, diperoleh informasi bahwa dalam proses belajar IPA di kelas sebagian besar siswa masih bersifat pasif. Hal ini

dikarenakan pemilihan metode belajar yang kurang tepat, guru cenderung menggunakan metode ceramah dan mencatat materi dari buku sumber. Materi yang dipelajari cenderung dihapalkan sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa tidak optimal. Hal ini sesuai dengan rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada materi akar tumbuhan dan fungsinya yaitu 52 dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 70.

(19)

3

penyampaian materi kurang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan aktivitas belajar dan keterampilan proses siswa.

Mengingat pentingnya keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, maka perlu diterapkan suatu metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan tersebut. Salah satu metode pembelajaran yang diduga dapat mengembangkan aktivitas belajar dan keterampilan proses siswa adalah metode praktikum. Dengan menggunakan metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dari proses yang dilakukan tersebut maka metode praktikum akan meningkatkan keterampilan proses siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Anggraini (2010: ii) dan Ependi (2013: 45) yang menyimpulkan bahwa penerapan metode praktikum dapat meningkatkan keterampilan proses siswa.

(20)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan metode praktikum dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok akar tumbuhan di SD Negeri 1 Pariaman?

2. Apakah penerapan metode praktikum dapat meningkatkan secara signifikan keterampilan proses siswa pada materi pokok akar tumbuhan di SD Negeri 1 Pariaman?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan metode praktikum pada materi pokok akar tumbuhan di SD Negeri 1 Pariaman.

2. Peningkatan keterampilan proses siswa melalui penerapan metode praktikum pada materi pokok akar tumbuhan di SD Negeri 1 Pariaman.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa yaitu memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit serta

(21)

5

2. Guru Biologi yaitu memberikan sumbangan dalam memilih metode

pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan proses siswa.

3. Peneliti yaitu memberikan pengalaman serta wawasan sebagai calon pendidik untuk menggali kemampuan siswa dalam meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan proses siswa.

4. Sekolah yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk memilih metode pembelajaran yang efektif dalam upaya peningkatan mutu sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri 1 Pariaman kabupaten Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 yaitu terdiri dari 20 siswa (sebagai kelas eksperimen) dan 21 siswa (sebagai kelas kontrol). 2. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan metode praktikum dan

pada kelas kontrol menggunakan metode diskusi.

(22)

6

4. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah akar tumbuhan yaitu struktur akar dan fungsinya. Dengan kompetensi dasar “menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya”.

5. Indikator aktivitas belajar siswa yang diukur adalah mengamati, melakukan kegiatan diskusi, dan kemampuan mengungkapkan ide atau pendapat.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran IPA sebaiknya didesain agar dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta pemahaman akan keterkaitan IPA dengan cabang ilmu lain sehingga konsep IPA tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dipahami oleh siswa bukan sekadar dihafal. Salah satu

keterampilan yang penting dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan proses.

Proses belajar dengan praktikum memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati suatu objek, mengukur, mengidentifikasi benda dan gejala hidup, serta mengklasifikasikan. Hal ini tentu akan melatih keterampilan proses siswa

(23)

7

Penelitian ini mengenai pengaruh penggunaan metode praktikum terhadap keterampilan proses siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode praktikum dan variabel terikatnya adalah keterampilan proses siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut.

Keterangan : X = Variabel bebas (Penerapan metode praktikum),Y = Variabel terikat, Y= kemampuan proses siswa,

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

HO = penerapan metode praktikum tidak berpengaruh signifikan terhadap

keterampilan proses siswa kelas IV SD Negeri 1 Pariaman pada materi pokok akar tumbuhan

H1 = penerapan metode praktikum berpengaruh signifikan terhadap keterampilan

proses siswa kelas IV SD Negeri 1 Pariaman pada materi pokok akar tumbuhan

(24)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Praktikum

Proses belajar mengajar dengan praktikum berarti siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu (Sagala, 2005: 220). Metode praktikum dilakukan siswa setelah guru memberikan arahan, aba-aba, dan petunjuk untuk melaksanakannya (Aqib, 2013: 114). Pada kegiatan pembelajaran

menggunakan metode ini siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata yang memungkinkan siswa membangun makna sendiri.

(25)

9

Menurut Percival dan Ellington (dalam Muhdayani, 2011:14) bahwa praktikum memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1. Dalam penyampaian bahan, menggunakan kegiatan dan pengalaman langsung yang konkrit. Kegiatan dan pengalaman demikian lebih menarik perhatian siswa dan memungkinkan pembentukan konsep-konsep abstrak yang mempunyai makna.

2. Lebih realistis dan mempunyai makna, sebab siswa bekerja langsung dengan contoh-contoh nyata. Siswa langsung mengaplikasikan kemampuannya.

3. Siswa belajar langsung menemukan prinsip-prinsip langkah-langkah pemecahan masalah.

4. Banyak memberikan kesempatan bagi keterlibatan siswa dalam situasi belajar.

Kegiatan demikian akan membangkitkan motivasi dan hasil belajar siswa. Namun, praktikum juga memiliki kelemahan:

1. Membutuhkan waktu yang lama dibandingkan belajar secara teori. 2. Bagi siswa yang berusia muda, kemampuan rasional mereka masih

terbatas.

3. Menurut kemandirian, kepercayaan diri sendiri, kebiasaan bertindak sebagai subjek pada lingkungan yang kurang memberikan pesan kepada anak sebagai objek.

(26)

10

Kelebihan dan kekurangan tersebut dapat dijadikan pilihan dalam menerapkan suatu metode pembelajaran, terutama ilmu IPA yang terus berkembang. Dalam pandangan konstruktivistik, pengetahuan itu selalu bersifat dinamis, yang dapat diperoleh dari pengalaman aktif dan bukan merupakan gambaran dari dunia luar. Menurutnya, setiap orang perlu membangun pemahaman, pengetahuan dan gagasanannya melalui interaksi sosial dengan orang lain. Pengetahuan tersebut akan bermakna bagi seseorang melalui suatu proses aktif dan kebermaknaannya dapat dirasakan pada saat menghadapi masalah dalam lingkungannya (Sudargo, 2009: 9).

Berdasarkan pendapat Nuryani dkk.(dalam Sudargo, 2009: 9), semua bentuk praktikum yang ada di sekolah dapat mengefektifkan pembelajaran IPA yang memang memerlukan pengalaman secara langsung. Bentuk Praktikum di sekolah menurutnya ada tiga, yaitu.

1. Bentuk praktikum latihan : yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dasar, misalnya menggunakan mata untuk melakukan observasi mikroskopis, bekerja secara aman di laboratorium, menggunakan peralatan dengan tepat, dan melaksanakan kegiatan praktikum secara benar.

2. Bentuk praktium investigasi (penyelidikan): yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Dalam praktikum ini siswa bekerja hampir seperti seorang ilmuan, siswa mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menerapkannya dalam kegiatan

(27)

11

praktikum ini memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar divergen thinking dan memanipulasi variabel.

3. Bentuk praktikum yang bersifat memberi pengalaman : bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.

Praktikum jenis ini dapat terwujud apabila siswa diberi kesempatan untuk memahami fenomena alam dengan segenap inderanya (peraba, pengecap, pembau, penglihat, dan pendengar). Pengalaman langsung ini menjadi prasyarat utama untuk memahami bahan ajar. Bentuk praktikum ini dapat berformat discoveri terbimbing ataupun bebas.

Ketiga jenis praktikum tersebut sangat diperlukan terutama oleh siswa untuk memupuk rasa ilmiah. Terlebih lagi dalam pembelajaran IPA yang memang memerlukan sikap-sikap tersebut dan jika terus dikembangkan dapat

memupuk keterampilan proses siswa.

B.Keterampilan Proses

Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud dalam Dimyati dan Mudjiono, 1999: 138). Indrawati (1999, dalam Trianto, 2012: 144) menyatakan bahwa

(28)

12

ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan/ flasifikasi.

Keterampilan proses sangat penting dalam membantu mencapai keberhasilan tujuan dari suatu pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2012: 150), melatihkan keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan belajar siswa yang optimal. Materi pelajaran akan lebih mudah dipelajari, dipahami, dihayati, dan diingat dalam waktu yang relatif lama bila siswa sendiri memperoleh pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut melalui pengamatan atau eksperimen. Sejalan dengan pendapat Funk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 1999: 138-139) yaitu keunggulan belajar dengan keterampilan proses adalah memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan, memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengar cerita tentang ilmu pengetahuan tetapi juga membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. Dengan demikian unsur keterampilan proses, ilmu pengetahuan, serta sikap dan nilai yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan PKP, saling berinteraksi dan berpengaruh satu dengan yang lain.

Keterampilan proses, penting ditekankan sejak pendidikan dasar, dalam rangka mengembangkan kecakapan berfikir ilmiah, kritis dan melatih kepekaan penggunaan indra. Ini sejalan dengan pendapat Claxon (dalam Atmadi dan Setianingsih 2000: 203) bahwa :

(29)

13

Foulds dan Rowe (1996: 16) menyatakan bahwa :

“Science learning and the development of science process skills are integrated activities”

Pernyataan tersebut bermakna bahwa pembelajaran IPA dan keterampilan proses adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Keterampilan proses perlu dikembangkan dalam pengajaran IPA karena keterampilan proses mempunyai peran untuk membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya, memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, meningkatkan daya ingat, memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu, dan membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains (Trianto, 2012: 148). Selain itu, tujuan melatihkan keterampilan proses pada

pembelajaran IPA yang pertama, meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam melatihkan ini siswa dipacu untuk berpartisipasi secara aktif dan efisien dalam belajar. Kedua, menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik keterampilan produk, proses, maupun keterampilan kinerjanya. Ketiga, menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat

mendefinisikan secara benar untuk mencegah terjadinya miskonsepsi. Keempat, untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajarinya karena dengan latihan ketampilan proses, siswa sendiri yang berusaha mencari dan menemukan konsep tersebut. Kelima, mengembangkan penetahuan teori atau konsep dengan kenyataan dalam kehidupan

(30)

14

Cleanva (2010: 5) menyatakan :

“when we teach students to use process skills in science, we are also teaching them skills that they will use in the future in every area of their lives”.

Pernyataan di atas sependapat bahwa keterampilan proses berguna untuk mengembangkan keterampilan di kehidupan yang akan datang. Semiawan (1987: 14) juga menyimpulkan bahwa perlunya diterapkan keterampilan proses dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari.

Penjabaran perilaku yang dikerjakan siswa dalam indikator keterampilan proses menurut Trianto (2012: 144-147) sebagai berikut.

a. Pengamatan

- Penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan - Pengorganisasian objek-objek menurut satu sifat tertentu - Pengidentifikasian banyak sifat

- Melakukan pengamatan kuantitatif - Melakukan pengamatan kualitatif b. Pengklasifikasian

- Pengidentifikasian suatu sifat umum

- Memilah-milahkan dengan menggunakan dua sifat atau lebih c. Penginferensian

- Mengkaitkan pengamatan dengan pengalaman atau pengetahuan terdahulu

- Mengajukan penjelasan-penjelasan untuk pengamatan-pengamatan d. Peramalan

- Penggunaan data dan pengamatan yang sesuai - Penafsiran generalisasi tentang pola-pola

- Pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai e. Pengkomunikasian

- Pemaparan pengamatan atau dengan menggunakan perbendaharaan kata yang sesuai

- Pengembangan grafik atau gambar untuk menyajikan pengamatan dan peragaan data

- Perancangan poster atau diagram untuk menyajikan data untuk meyakinkan orang lain

f. Pengukuran

- Pengukuran panjang, volume, massa, temperatur, dan waktu dalam satuan yang sesuai

- Memilih alat dan satuan yang sesuai untuk tugas pengukuran tertentu tersebut

(31)

15

- Pengurutan

- Penyusunan bilangan dalam pola-pola yang benar - Penggunaan keterampilan matematika yang sesuai h. Penafsiran data

- Penyusunan data

- Pengenalan pola-pola atau hubungan-hubungan

- Merumuskan inferensi yang sesuai dengan menggunakan data - Pengikhtisaran secara benar

i. Melakukan eksperimen

- Merumuskan dan menguji prediksi tentang kejadian-kejadian - Mengajukan dan menguji hipotesis

- Mengidentifikasi dan mengontrol variabel

- Mengevaluasi prediksi dan hipotesis berdasarkan pada hasil-hasil percobaan

j. Pengontrolan variabel

- Pengidentifikasian variabel yang mempengaruhi hasil - Pengidentifikasian variabel yang diubah dalam percobaan

- Pengidentifikasian variabel yang dikontrol dalam suatu percobaan k. Perumusan hipotesis

- Perumusan hipotesis berdasarkan pengamatan dan inferensi - Merancang cara-cara untuk menguji hipotesis

- Merevisi hipotesis apabila data tidak mendukung hipotesis tersebut l. Pendefinisian secara operasional

- Memaparkan pengalaman-pengalaman dengan menggunakan objek-objek konkret

- Mengatakan apa yang diperbuat objek-objek tersebut

- Memaparkan perubahan-perubahan atau pengukuran-pengukuran selama suatu kejadian.

Menurut Rustaman (dalam Sutarno, 2012: 1), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.

C. Aktivitas Belajar

(32)

16

pembelajaran merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam

menentukan efektif atau tidaknya suatu pembelajaran. Menurut Gie (1985: 6) aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Menurut Sardiman (2001: 93) bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 44), belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Djamarah (2000: 67) mengemukakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik. Sedangkan Hamalik (2004: 171) berpendapat bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Jadi aktivitas siswa dalam pembelajaran penting karena dengan adanya aktivitas, pembelajaran akan lebih efektif dan mendatangkan hasil belajar yang lebih baik bagi siswa.

(33)

17

1. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati.

2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. 3. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.

4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik.

5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

6. Menumbuhkembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat disekitarnya (Hanafiah, 2009: 23-24).

Aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar,

mengamati, eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan,

(34)

18

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain ( Dierich dalam Hamalik, 2004: 172).

(35)

19

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian initelahdilaksanakan padabulanDesember 2013 semester ganjil tahun ajaran 2013/2014, di SD Negeri 1 Pariaman Kabupaten Tanggamus. .

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri 1 Pariaman Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 41 siswa. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel tersebut adalah 20siswa sebagai kelas

eksperimendan 21siswa sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupaka eksperimental dengan desain penelitian yang

digunakan adalah desain tes awal-tes akhir equivalen. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan metode praktikum, sedangkan kelas kontrol dengan menerapkan metode diskusi kelompok. Kedua kelas diberi tes awal dan tes akhir yang sama kemudian hasil kedua tes tersebutdibandingkan.

(36)

20

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan:

I = Kelompok eksperimen II = Kelompok Kontrol

X = Perlakuan eksperimen (menggunakan metode praktikum) C = Kontrol (menggunakan metode diskusi)

O = Observasi, O1= Pretes, O2= Postes (modifikasi dari Purwanto, 2007:90)

Gambar 2. Desain Pretest-postest equivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut, sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut. a) Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah

b) Mengadakan observasi ke sekolah tempat dilaksanakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang menjadi subjek penelitian.

c) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(37)

21

e) Membuat instrumen penelitian yaitu soal tes awal dan akhir

keterampilan proses siswa berupa soal esai sebanyak 5butir soaldan lembar observasi untuk pengamatan aktivitas siswa,

f) Membentuk kelompok pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang terdiri dari 4-5siswa dalam setiap kelompok.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

A. Kelas eksperimen (metode praktikum) Pertemuan pertama

a) Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan tes awal (pretes) berupa soal esai untuk materi akar tumbuhan

2. Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan.

3. Siswa diberi apersepsi: Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan arahan dan penjelasan dari guru,” silahkan

(38)

22

4. Memberikan motivasi: melalui pembelajaran ini diharapkan kita dapat mengembangkan keterampilan proses.

b) Kegiatan Inti

1. Setiap kelompok siswa memperoleh LKS praktikum sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.

2. Siswa melakukan pengamatan dengan alat dan bahan yang telah disediakan dalam kelompoknya.

3. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sekelompoknya.

4. Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.

5. Siswa mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil pengamatan dan hasil diskusi.

6. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami. c) Penutup

1. Siswa membuat simpulan/rangkuman materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.

2. Siswa memerhatikan guru yang memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan kedua a) Pendahuluan

(39)

23

2. Memberikan apersepsi: ,” silahkan kalian perhatikan akar rumput dan akar bayam! Apakah ada perbedaan dari keduanya?

3. Memberikan motivasi: pernahkah kalian mengamati susunan akar-akar yang ada di lingkungan rumah kalian? Dengan membandingkan susunan akar tumbuhan semoga kita dapat mengetahui fungsi dari masing-masing akar.

b) Kegiatan Inti

1. Setiap kelompok siswa memperoleh LKS praktikum sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.

2. Siswa melakukan pengamatan dengan alat dan bahan yang telah disediakan dalam kelompoknya.

3. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sekelompoknya.

4. Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.

5. Siswa mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil pengamatan dan hasil diskusi.

6. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami. c) Penutup

1. Siswa membuat simpulan/rangkuman materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.

2. Siswa memerhatikan guru yang memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

(40)

24

B. Kelas Kontrol (Metode Diskusi) Pertemuan pertama

a) Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan tes awal (pretes) berupa soal esai untuk materi akar tumbuhan

2. Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan.

3. Siswa diberi apersepsi: Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan arahan dan penjelasan dari guru,” silahkan kalian

perhatikan tumbuhan yang ada di meja kalian! Bagian manakah yang dinamakan akar? Apakah ada perbedaan letak dari masing-masing akar tersebut? mengapa demikian?

4. Memberikan motivasi: melalui pembelajaran ini diharapkan kita dapat mengembangkan keterampilan proses.

b) Kegiatan Inti

1. Setiap kelompok siswa memperoleh LKS praktikum sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.

2. Siswa mendiskusikan jawaban LKS

3. Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.

4. Siswa mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil pengamatan dan hasil diskusi.

c) Penutup

(41)

25

2. Siswa memerhatikan guru yang memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan kedua a) Pendahuluan

1. Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan.

2. Memberikan apersepsi: ” silahkan kalian perhatikan akar rumput dan akar bayam! Apakah ada perbedaan dari keduanya?

3. Memberikan motivasi: pernahkah kalian mengamati susunan akar-akar yang ada di lingkungan rumah kalian? Dengan membandingkan susunan akar tumbuhan semoga kita dapat mengetahui fungsi dari masing-masing akar.

b) Kegiatan Inti

1. Setiap kelompok siswa memperoleh LKS praktikum sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.

2. Siswa mendiskusikan jawaban LKS

3. Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.

4. Siswa mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil pengamatan dan hasil diskusi.

c) Penutup

(42)

26

2. Siswa memerhatikan guru yang memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3. Siswa mengerjakan tes akhir (postes).

E. Jenis, Teknik Pengambilan, dan Pengolahan Data 1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu data keterampilan proses yang diperoleh dati nilai tes awal dan tes akhir, dan data kualitatif yaitu data aktivitas belajar siswa.

Keterampilan proses dihitung selisih antara nilai tes awal dengan tes akhir. Nilai selisih tersebut disebut dengan N-gain, lalu dianalisis secara statistika.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a) Pretes dan Postes

Data keterampilan proses diperoleh dari nilai prestes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik kelas eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diakhir

pertemuan kedua setiap kelas. Soal yang diberikan adalah 10 butir soal essay.Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

100

S = Nilai yang diharapkan (dicari).

(43)

27

Untuk mendapatkan gain menggunakan rumus Hake (1999: 1) : Spost - Spre

gain =

Smax - Spre

Keterangan:

gain = average gain = rata-rata gain

Spost = postscore class averages = rata-rataskor postes Spre = prescore class averages = rata-rataskor pretes

Smax = maximum score = skor maksimum Tabel 1. Kriteria gain.

gain Kriteria

g> 0,7

b) Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran.

3. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini sebagai berikut: a) Keterampilan proses siswa

Tabel 2. Rekapitulasi keterampilan proses siswa pada soal.

No Nama

Skor Keterampilan Proses Siswa pada Pretest

Skor Keterampilan Proses Siswa pada Postest

(44)

28 E. Menginferensi

Menentukan persentase tiap indikator keterampilan proses dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:

P= 100%

N = Jumlah total skorketerampilan proses (Modifikasi dari Zuriati, 2012: 34).

Setelah data diolah dan diperoleh skornya, maka keterampilanproses siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :

Tabel3. Kriteria keterampilan proses siswa. Persentase (%) Kriteria

80,1-100 (Arikunto, 2010: 245).

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Petunjuk : Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai.

No Nama

Aspek yang diamati

(45)

29

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A.Mengamati

1. Tidak melakukan pengamatan terhadap objek yang diberikan. 2. Melakukan pengamatan dan sesuai dengan permintaan yang ada di

LKS, namun tidak mampu menjawab pertanyaan yang ada di LKS berdasarkan hasil pengamatan.

3. Melakukan pengamatan, sesuai dengan permintaan, dan mampu menjawab pertanyaan yang ada di LKS berdasarkan hasil pengamatan.

B.Mendiskusikan

1. Tidak melakukan diskusi dengan teman kelompok

2. Melakukan diskusi tetapi topik tidak sesuai dengan yang ada di LKS.

3. Melakukan diskusi sesuai dengan permintaan yang ada di LKS. C.Merumuskan ide/gagasan berdasarkan permasalahan yang ada dari

hasil pengamatan

1. Tidak merumuskan ide/gagasan (diam saja)

2. Merumuskan ide/gagasan namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materiakar tumbuhan.

3. Merumuskan ide/gagasan sesuai dengan pembahasan pada materi akar tumbuhan.

F. Teknik Analisis Data 1. Data Kuantitatif

Nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data atau dilakukan uji Mann-Whitney U apabila data tidak berdistribusi normal.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

(46)

30

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho

untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5). b. UjiKesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda

Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau

probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel

atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto,

2004:71).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Hipotesis

(47)

31

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

Kriteria Pengujian

Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 13).

Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama

dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih

tinggi dari kelompok kontrol.

Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:10).

2. Data Kualitatif

Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa

menggunakan rumus sebagai berikut:

%

X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

(48)

32

Setelah memperoleh rata-rata skor aktivitas siswa kemudian

menafsirkan atau menentukan katagori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel berikut.

Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Belajar Siswa Kategori indeks aktivitas belajar

siswa (%) Kriteria

0,00-29,99

Sangat Rendah 30,00-54,99

Rendah 55,00-74,49

Sedang 75,00-89,99

Tinggi 90,00-100,00

Sangat Tinggi

(49)

46

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Penerapan metode praktikum dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok akar tumbuhan di SD Negeri 1 Pariaman.

2. Penerapan metode praktikum dapat meningkatkan secara signifikan

keterampilan proses siswa pada materi pokok akar tumbuhan di SD Negeri 1 Pariaman.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

(50)

47

2. Guru pembimbing sebaiknya bekerja tim dengan guru lain untuk membantu pengawasan saat pelaksanaan praktikum agar berlangsung kondusif.

3. Pembelajaran dengan menerapkan metode praktikum membutuhkan waktu yang cukup lama, untuk itu sebaiknya guru lebih cermat dan tepat dalam mempertimbangkan waktu dalam setiap langkah pembelajaran.

(51)

48

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Beti. 2012. Penerapan Praktikum dengan Model Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa, Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Aqib, Z. 2013. Model-model, Media, Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Yrama Widya. Bandung

Arifin, M, W. A. Sudja, A. K. Ismail, A.M. Mulyono, dan W. Wahyu. 2003. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Jurusan Pendidikan kimia. FMIPA UPI. Bandung.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta Atmadi, A dan Setianingsih. 2000. Transformasi Pendidikan. Kasinisius.

Djogjakarta

BSNP. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta

Cleanva. 2010. Teaching The Science Process Skills. Diakses dari

www.longwood.edu/cleanva/journal.Sec6.processskills.pdf Pada Rabu 4 September 2013 pukul 08.40 WIB

Colleta, V. P. dan Phillips, J. A. 2005. Interpreting FCI Scores: Normalized Gain, Preinstruction Scores, and Scientific Reasoning Ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud dan Rineka Cipta. Jakarta.

(52)

49

Ependi. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Alat Laboratorium Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Foulds, W dan Rowe, J. 1996. The Enhancement of Science Process Skills In Primary Teacher Education Student. Australian Journal of Teacher Education. Diakses dari http://ro.ecu.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1186&context=ajte Pada Rabu 4 september pukul 08.23 WIB.

Gie, T. L. 1985. Pengantar Administrasi Negara. Kurnia. Jakarta Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://lists.asu.edu/cgi-bin/. pada hari Rabu, 09 Januari 2013 pukul 15.45 WIB . Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Hanafiah, N. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung. Muhdayani, A. 2011. Penerapan Metode Praktikum di Kelas III Sekolah Dasar. UPI

Bandung. Diakses dari http://repository.upi.edu./view.php?7674 pada 30 Mei 2013 pukul 16:15 WIB.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto dan Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Gava Media. Yogyakarta.

Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk membantu memecahkan problema belajar dan mengajar. Alfabeta. Bandung.

Sardiman, A. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali press. Yogyakarta

Semiawan, C. 1987. Pendekatan Keterampilan Proses. PT Gramedia. Jakarta. Sudargo, F. 2009. Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan

Keterampilan proses Sains dan Berpikir Kritis. UPI. Bandung. Diakses pada Minggu 14 Juli 2013 pukul 14.05 WIB.

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. Tarsito. Bandung. Sutarno, M. 2012 . Keterampilan Proses Sains. Diakses dari

(53)

50

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta. . 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.

Trisnamansyah, Sutaryat. 2011. Statistika Deskriptif. Diakses dari

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194009051 964031-SUTARYAT_TRISNAMANSYAH/STATISTIKA_DESKRIPTI.pdf pada hari Selasa, 1 April 2014 pukul 15.00 WIB

Gambar

Gambar 2. Desain Pretest-postest equivalen
Tabel 1.  Kriteria gain.
Tabel 4.  Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna yang berbeda pada keadaan terdisosiasi maupun tidak.Karena digunakan dalam

Dalam rangka memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di daerah, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu telah menerbitkan

Formulir DPA SKPD 2.2.1 - BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN KELURAHAN

Atas latar belakang tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Dalam berinteraksi manusia menggunakan bahasa sebagai sarana atau alat untuk berinteraksi atau berhubungan satu dengan yang lain.. Bahasa merupakan dasar yang mutlak diperlukan

Kendala yang dihadapi dan cara menanganinya dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan Media Audio Visual di SMP N 3 Bawen ..... Program Tahunan

Hasil dari pembuatan program ini adalah alat peraga PLC-pneumatik ” drilling four holes equipment” dapat melakukan simulasi gerakan pengeboran pada empat lubang

berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor tSBIREplH3ZlRp|2OLL tanggal 28 Maret zOLl-, terhitung mulai tanggal 30 Maret 2011telah nyata