ABSTRACT
The purpose of this study is to know the influence at Return on Assets, Operating Profit Margin, and Gross Profit Margin on deffered tax assets at manufacturing companies in Indonesia Stock Exhange. Data obtained from manufacturing companies’s financial statements for 2007-2011. Data were analyzed using Multiple Regression Analysis. The result of this research show that partially Return on Assets and Operating Profit Margin have significant impact on deffered tax assets, while Gross Profit Margin do not affect deffered tax assets. Simultaneously, Return on Assets, Operating Profit Margin, and Gross Profit Margin impact on deffered tax assets.
vii ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Return on Assets, Operating Profit Margin, dan Gross Profit Margin perusahaan terhadap aktiva pajak tangguhan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Data diambil dari laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2007 sampai tahun 2011. Data dianalisis menggunakan analisis linier berganda. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan Return on Assets dan Operating Profit Margin memiliki pengaruh signifikan terhadap aktiva pajak tangguhan, sementara Gross Profit Margin tidak berpengaruh terhadap aktiva pajak tangguhan. Secara simultan, Return on Assets, Operating Profit Margin, dan Gross Profit Margin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap aktiva pajak tangguhan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 7
Bab II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Pajak ... 8
2.1.1.1 Definisi Pajak ... 8
2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 9
2.1.1.3 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 10
2.1.2 Akuntansi... 13
ix
2.1.2.2 Laporan Keuangan Fiskal ... 15
2.1.2.3 Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal 15 2.1.3 Penyebab Perbedaan Akuntansi Pajak dengan Akuntansi Komersial ... 17
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan ... 27
2.1.4.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 27
2.1.4.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 28
2.1.4.3 Teknik-teknik Analisis Laporan Keuangan ... 29
2.1.5 Analisis Rasio Keuangan... 31
2.1.5.1 Rasio Likuiditas ... 32
2.1.5.2 Rasio Aktivitas ... 34
2.1.5.3 Rasio Solvabilitas ... 36
2.1.5.4 Rasio Nilai Pasar ... 38
2.1.5.5 Rasio Profitabilitas ... 38
2.1.6 Return on Assets ... 40
2.1.9.1 Pengertian Pajak Tangguhan ... 43
2.1.9.2 Metode Penangguhan Pajak Tangguhan ... 43
2.1.10 Aktiva Pajak Tangguhan ... 45
2.3 Hipotesis ... 49
3.7 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 65
3.7.1 Teknik Analisis Data ... 65
3.7.1.1 Analisis Statistik Deskriptif... 66
3.7.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 66
3.7.2 Uji Hipotesis ... 70
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74
xi
4.3 Persamaan Model Regresi ... 86
4.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ... 88
4.4.1 Pengaruh Return on Assets (ROA) Terhadap Aktiva Pajak Tangguhan ... 88
4.4.2 Pengaruh Operating Profit Margin Terhadap Aktiva Pajak Tangguhan ... 89
4.4.3 Pengaruh Gross Profi Margin Terhadap Aktiva Pajak Tangguhan ... 90
4.5 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ... 91
4.6 Koefisien Korelasi Parsial ... 92
4.7 Koefisien Determinasi Simultan ... 94
Bab V Simpulan dan Saran ... 96
5.1 Simpulan ... 96
5.2 Saran ... 98
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemikiran………...………48
Gambar 2 Histogram………...80
Gambar 3 Grafik P-P Plot………...81
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Operasionalisasi Variabel ... 64
Tabel II Perusahaan yang Menjadi Sampel ... 74
Tabel III Data Return on Assets ... 75
Tabel IV Data Operating Profi Margin ... 76
Tabel V Data Gross Profit Margin ... 77
Tabel VI Statistik Deskriptif ... 78
Tabel VII Uji Normalitas ... 82
Tabel VIII Uji Multikolinearitas ... 84
Tabel IX Uji Autokorelasi ... 86
Tabel X Koefisien Regresi ... 87
Tabel XI Pengujian Koefisien Regresi ... 92
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemasukan penerimaan dari sektor pajak cukup berarti bagi pendapatan
pemerintah. Ini tercermin dari pembiayaan belanja negara yang semakin lama
semakin bertambah besar, ditambah dengan kondisi negara yang dibebani oleh
hutang sehingga diperlukan penerimaan negara yang berasal dari dalam negeri yang
semakin lama semakin sulit diharapkan. Hal ini berarti bahwa semua pembelanjaan
negara harus dibiayai dari pendapatan negara, yaitu dari penerimaan pajak dan
penerimaan bukan pajak.
Menurut Waluyo (2011 : 17), sistem pemungutan pajak terdiri dari tiga yaitu
official assessment system, self assessment system, dan withholding system. Ketiga
sistem ini memiliki ciri khas yang berbeda satu dengan lainnya. Official assessment
system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terhutang. Self
assessment system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus
dibayar. Withholding system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak
Bab I Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha Bagi pihak yang dipotong atau dipungut, pajak yang sudah dibayarnya itu
dapat berfungsi sebagai pengurang pajak diakhir tahun. Inti dari sistem ini adalah
adanya pengalihan sebagian wewenang Dirjen Pajak dalam menerapkan besarnya
kewajiban pajak kepada wajib pajak. Peran aktif masyarakat sebagai wajib pajak
dituntut dalam memenuhi kewajiban pajaknya. Dengan adanya sistem pemungutan
Self Assessment dan reformasi peraturan perpajakan diharapkan dapat meningkatkan
penerimaan dalam negeri ke arah kemandirian pembiayaan negara sebagaimana
fungsi utama pajak, yaitu fungsi penerimaan (fungsi budgeter) yang diartikan sebagai
sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran
pemerintah (Waluyo 2011 : 6).
Penjualan merupakan salah satu elemen dalam laporan laba rugi yang
dikenakan dari segi Pajak Penghasilan (PPh). Dilihat dari sudut pandang PPh,
penjualan adalah kegiatan transaksi ekonomi yang dapat menghasilkan penghasilan,
penghasilan tersebut merupakan objek pajak PPh yang nantinya pada akhir tahun
harus dilaporkan oleh wajib pajak didalam Surat Pemberitahuan (SPT). Informasi
dapat diperoleh dengan menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan secara
periodik oleh perusahaan. Dari semua informasi dan analisis laporan keuangan,
investor umumnya lebih memperhatikan profitabilitas perusahaan. Hal ini
disebabkan karena tingkat return yang diterima oleh investor tergantung pada tingkat
profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan untuk menghasilkan laba
dari kegiatan operasionalnya. Makin tinggi laba, makin tinggi return yang diperoleh
investor.
Dari semua informasi yang terkait dalam kemampuan perusahaan dalam
Bab I Pendahuluan 3
sering muncul dalam masalah relevansi laporan keuangan adalah penggunaan
pendekatan bagi pembuatan keputusan (decision usefulness approach). Terdapat
banyak pengguna laporan keuangan yang masing-masing mempunyai kepentingan
yang berbeda, biasanya dikelompokkan dalam kategori seperti investor, kreditor
manajer, pembuat peraturan, perserikatan, dan pemerintah (kelompok-kelompok
tersebut disebut constituancies). Dengan memahami masalah keputusan, akuntan
akan lebih baik menyiapkan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan
informasi sebagai pengguna. Dengan menyesuaikan informasi laporan keuangan
pada kebutuhan pengguna laporan keuangan tersebut akan mengarahkan pada
pembutan keputusan yang lebih baik. Dalam cara ini laporan keuangan dapat
dikatakan akan lebih berguna (usefull).
Perusahaan dapat menyusun laporan keuangan akuntansi (komersial) dan
laporan keuangan fiskal secara terpisah. Laporan keuangan akuntansi (komersial)
disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan khususnya dalam PSAK No 46
tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. Laporan keuangan fiskal adalah laporan
keuangan yang disusun sesuai peraturan perpajakan dan digunakan untuk keperluan
perhitungan pajak. Undang-undang pajak tidak mengatur secara khusus bentuk dari
laporan keuangan, hanya memberikan pembatasan untuk hal-hal tertentu, baik dalam
pengakuan penghasilan maupun biaya (Erly Suandy 2011 : 81).
Adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi
komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya
penghasilan kena pajak. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan kepentingan
antara akuntansi komersial yang mendasarkan laba pada konsep dasar akuntansi,
Bab I Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha against revenue), sedangkan dari segi fiskal tujuan utamnya adalah penerimaan
negara (Erly Suandy 2011 : 87). Perbedaan laporan keuangan komersial dengan
laporan keungan fiskal dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu perbedaan waktu
(temporer) dan perbedaan tetap (permanen).
Menurut Endang Kiswara (2007 : 78), aktiva pajak tangguhan terjadi bila
laba akuntansi lebih kecil daripada laba fiskal akibat perbedaan temporer. Lebih
kecilnya laba akuntansi daripada laba fiskal mengakibatkan perusahaan dapat
menunda pajak terutang tersebut pada periode mendatang. Namun, apabila laba
fiskal tidak mungkin tersedia dalam jumlah memadai untuk dapat dikompensasi
dengan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasikan atau bila dimungkinkan adanya
realisasi manfaat pajak di masa depan dengan profitabilitas kurang dari 50 persen,
maka aktiva pajak tangguhan tidak diakui dan perusahaan akan mencatat cadangan
aktiva pajak tangguhan. Sebaliknya untuk kewajiban pajak tangguhan terjadi bila
laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal akibat perbedaan temporer.
Kristian P. Sitorus (2010) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh
Rasio Profitabilitas Perusahaan terhadap Aktiva Pajak Tangguhan di Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Variabel yang diuji dalam penelitian ini
adalah return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan net profit margin.
Sampel dari penelitian ini menggunakan 69 sampel perusahaan manufaktur pada
periode 2006 sampai 2008 yang diambil dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Variabel-variabel tersebut kemudian diuji dengan menggunakan regresi
berganda pada tingkat signifikansi 5 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara simultan ROA, ROE, net profit margin berpengaruh signifikan terhadap
Bab I Pendahuluan 5
signifikan terhadap aktiva pajak tangguhan, sedangkan variabel net profit margin
tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap aktiva pajak tangguhan.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti sebelumnya
menggunakan variabel ROA, ROE, dan net profit margin, sedangkan peneliti
sekarang menggunakan variabel Return on Assets, Operating Profit Margin, dan
Gross Profit Margin. Peneliti sebelumnya menggunakan semua perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi tahun 2006 sampai tahun 2008,
sedangkan peneliti saat ini ingin menggunakan perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yaitu dari sektor makanan dan minuman serta sektor
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut dari tahun
2007 sampai tahun 2011.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menguji kembali penelitian
yang dilakukan oleh Kristian P. Sitorus (2010). Adapun judul yang digunakan dalam
penelitian ini adalah “Pengaruh Return on Assets, Operating Profit Margin, dan
Gross Profit Margin Perusahaan Terhadap Aktiva Pajak Tangguhan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah Return On Assets (ROA), operating profit margin, dan gross profit
margin berpengaruh secara parsial terhadap aktiva pajak tangguhan?
2. Apakah Return On Assets (ROA), operating profit margin, dan gross profit
Bab I Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha 3. Seberapa besar pengaruh Return On Assets (ROA), operating profit margin, dan
gross profit margin terhadap aktiva pajak tangguhan secara parsial?
4. Seberapa besar pengaruh Return On Assets (ROA), operating profit margin, dan
gross profit margin terhadap aktiva pajak tangguhan secara simultan?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah Return On Assets (ROA), operating profit margin,
dan gross profit margin berpengaruh secara parsial terhadap aktiva pajak
tangguhan.
2. Untuk mengetahui apakah Return On Assets (ROA), operating profit margin,
dan gross profit margin berpengaruh secara simultan terhadap aktiva pajak
tangguhan.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Return On Assets (ROA), operating
profit margin, dan gross profit margin terhadap aktiva pajak tangguhan secara
parsial.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Return On Assets (ROA), operating
profit margin, dan gross profit margin terhadap aktiva pajak tangguhan secara
simultan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
Bab I Pendahuluan 7
Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya mengenai
pengaruh rasio profitabilitas terhadap aktiva pajak tangguhan
2. Bagi Investor
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi investor untuk
menambah wawasan mengenai pasar modal terutama mengenai profitabilitas dan
aktiva pajak tangguhan.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk penelitian
selanjutnya. Dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan
96
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan
bantuan dari software SPSS 20.00 for windows, yaitu dengan metode regresi
berganda serta pembahasan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab
sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi
masalah dari penelitian ini.
1. Pengaruh Return on Assets (ROA), Operating Profit Margin, dan Gross Profit
Margin secara parsial terhadap aktiva pajak tangguhan.
a. Berdasarkan Uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
variabel Return on Assets (ROA) secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap aktiva pajak tangguhan, dengan syarat tidak terjadi
perubahan pada Operating Profit Margin, dan Gross ProfitMargin.
b. Berdasarkan Uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
variabel Operating Profit Margin secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap aktiva pajak tangguhan, dengan syarat tidak terjadi
perubahan pada Return on Assets dan Gross ProfitMargin.
c. Berdasarkan Uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
variabel Gross Profit Margin secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap aktiva pajak tangguhan, dengan syarat tidak terjadi
Bab V Simpulan dan Saran 97
2. Pengaruh Return on Assets (ROA), Operating Profit Margin, dan Gross Profit
Margin secara simultan terhadap aktiva pajak tangguhan.
Berdasarkan Uji F dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
variabel Return on Assets (ROA), Operating Profit Margin, dan Gross Profit
Margin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap aktiva pajak tangguhan
pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yaitu dari sektor
makanan dan minuman serta sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang juga menjadi sampel dalam penelitian ini untuk periode
2007 sampai dengan tahun 2011.
3. Besarnya pengaruh Return on Assets (ROA), Operating Profit Margin, dan Gross
Profit Margin, baik secara parsial maupun simultan terhadap aktiva pajak
tangguhan.
a. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap aktiva pajak tangguhan lemah,
karena besarnya hanya 10.24%.
b. Pengaruh Operating Profit Margin terhadap aktiva pajak tangguhan lemah,
karena besarnya hanya 11.8336 %.
c. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap aktiva pajak tangguhan lemah,
karena besarnya hanya 6.9696 %.
d. Pengaruh Return on Assets (ROA), Operating Profit Margin, dan Gross
Profit Margin yaitu sebesar 10.2%. Ini menunjukkan bahwa ketiga variabel
independen tersebut mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap aktiva
pajak tangguhan, karena sisanya sebesar 89.8% masih banyak dipengaruhi
Bab V Simpulan dan Saran 98
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba untuk memberikan
beberapa saran, yaitu sebagai berikut :
1. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya memasukkan faktor yang lain
selain ROA, Operating Profit Margin, dan Gross Profit Margin yang
mempengaruhi aktiva pajak tangguhan agar penelitian dapat lebih digeneralisasi.
2. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya memasukkan semua jenis
DAFTAR PUSTAKA
Damodar, Gujarati. (2007). Dasar-dasar Ekonometrika, Erlangga.
Dwi Prastowo D. Dan Rifka Juliaty (2008). Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba Empat.
Ilyas, Wirawan B dan Richard Burton. (2007). Hukum Pajak, Jakarta, Salemba Empat.
Indriantoro, Nur, Bambang Supomo. (2002). Metode Penelitian Bisnis : Untuk
Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BDFE, Yogyakarta.
Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan
Pengalaman-pengalaman, Edisi 2004/2005, Yogyakarta, BPFE.
K.R. Subramanyam dan John J. Wild (2010). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Sepuluh, Jakarta, Salemba Empat.
Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Jakarta, Prenada Media Group.
Kieso, Donal E., Jeery J. Weygant, and Paul D. Kimmel. (2002). Accounting Principles, Sixth Edition, John Wiley and Sons Inc, New York.
Kiswara, Endang. (2007). Aktiva Pajak Tangguhan, Edisi Pertama, Wacana Suara Merdeka, Semarang.
Kristian P. Sitorus. (2010). Penagaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Aktiva Pajak Tangguhan di Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.
Mardalis. (2003). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta, PT Bumi Aksara.
100
Marisi P. Purba. (2009). Akuntansi Pajak Penghasilan, Jakarta, Graha Ilmu.
Mulyono, Djoko. (2006). Akuntansi Pajak, Yogyakarta, Andi.
Munawir. (2000). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Liberty.
Resmi, Siti. (2009). Perpajakan : teori dan kasus, Jakarta, Salemba Empat.
Smeets, MJH. (2002). Akuntansi Perpajakan, Yogyakarta, Andi.
Suandy, Erly. (2011). Perencanaan Pajak. Edisi kelima, Jakarta, Salemba Empat.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedelapan, Bandung, CV. Alfabeta.
Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis, Edisi kedua, Yogyakarta, Andi.
Waluyo. (2008). Akuntansi Pajak, Cetakan Kedua, Jakarta, Salemba Empat.