• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA PERINGATAN HARI BURUH SEDUNIA BAGI FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA DI RUNGKUT INDUSTRI KOTA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKNA PERINGATAN HARI BURUH SEDUNIA BAGI FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA DI RUNGKUT INDUSTRI KOTA SURABAYA."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) Dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

SAIFUL ISLAM NIM:B05210084

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

Saiful Islam, 2015, Hari Buruh Sedunia (studi tentang makna peringatan hari buruh sedunia bagi federasi serikat pekerja metal indonesia di daerah rungkut kota Surabaya), Skripsi program studi sosiologi Fakultas Ilmu Sosia ldan Politik UIN Sunan Ampel Surabya.

Kata Kunci: makna, simbol-simbol signifikan

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini hanyalah makna dan simbol dalam peringatan hari buruh sedunia bagi federasi serikat pekerja metal indonesia yang terjadi di daerah Rungkut kota Surabaya. Namun dari rumusan masalah terdapat sebuah sub pembahasan di dalamnya, antara lain pembahasan mengenai makna peringatan hari buruh sedunia dan simbol-simbol dari sebuah perlawanan kaum buruh yang terjadi di daerah Rungkut kota Surabaya.

Metode yang digunakan adalah metode deskriftif kualitatif dengan tehnik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam melihat fenomena yang terjadi pada gerakan guruh dalam memperingati hari buruh sedunia ini adalah teori interaksionisme simbolik mengenai makna dan simbol menurut George Herbert Mead.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN PENULIS SKRIPSI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 16

2. Lokasi Penelitian ... 18

3. Tahap-tahap Penelitian ... 20

4. Tehnik Pengumpulan Data ... 22

5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 24

I. Sistematika Pembahasan ... 25

BAB II: TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD ... 27

A. Teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead ... 27

B. Makna dan symbol signifikan dalam teori interaksionisme simbolik .. 38

BAB III: PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 48

A. Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian ... 48

1. Diskripsi Subjek Penelitian ... 48

2. Deskripsi Objek Penelitian ... 49

(7)

a. Demografi Kelurahan Rungkut Kidul ... 49

b. Profil Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia ... 57

B. DiskripsiHasilPenelitian ... 61

1. Makna Peringtan Hari Buruh Sedunia bagi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia di RungkutIndustri Kota Surabaya ... 62

2. Gerakan buruh dan peringatan hari buruh sedunia dari masa ke masa ... 69

C. Analisis data ... 86

1. TemuanPenelitian ... 86

a. Makna Peringatan Hari Buruh Sedunia Bagi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia ... 87

2. Konfirmasi dengan Teori ... 88

BAB IV: PENUTUP ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN- LAMPIRAN 1. Pedoman Wawancara 2. Dokumen yang Relevan 3. Jadwal Penelitian

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita ketehui bahwa hari buruh sedunia adalah hari bersejarah bagi gerakan buruh di seluruh dunia tidak terkecuali di negara indonisia. Peringatan hari buruh sedunia setiap tahunnya selalu di peringati oleh gerakan buruh di dunia, di indonisia hususnya daerah Surabaya dengan melakukan aksi massa atau demo untuk menuntut hak buruh (pekerja) ataupun persoalan-persoalan dari buruh itu sendiri,misalnya: adanya sistem outsorcing,upah layak (KHL) serta beberapa persoalan buruh lainnya.

Persoalan buruh sudah terjadi pada permulaaan abad ke -19 keadaan kaum buruh di Eropa barat menyedihkan. Kemajuan industri secara pesat telah menimbulkan keadaaan sosial yang sangat merugikan kaum buruh,misalnya upah yang rendah,jam kerja yang panjang, tenaga perempuan dan anak yang disalah gunkan sebagai tenaga murah, keadaaan di dalam pabrik yang membahayakan dan mengganggu kesehatan.1

Peringatan hari buruh sedunia selalu di peringati oleh gerakan buruh yang ada di dunia. Peringatan hari buruh ini merupakan peristiwa bersejarah bagi perjuangan kaum buruh di duni yang mana pada saat itu gerakan buruh berhasil mempersingkat jam kerja yang dulunya bekerja selama 19 sampai 20 jam sehari. hingga Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen. jamkerja

1

(9)

menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya(masih pada tahun sama) telah dilakukan National Labour Union di AS: Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja AmerikaSerikat, maka kongres merubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.2

Peristiwa bersejarah itulah yang setiap tahunnya di peringati oleh gerakan buruh di dunia,bahkan 1 Mei di jadikan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and LaborUnions, selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. Tanggal 1 Mei dipilih karena pada1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.(Wikipedia bahasa Indonesia).

Peringatan hari buruh Di Indonesia bertepatan pada tanggal SATU Mei disebut juga May Day oleh pemerintah pernah mewajibkan peringatan hari tersebut melalui UU No. 1 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya UU Kerja Tahun 1948. Pasal 15 ayat 2 menyebutkan, "Pada hari 1 Mei, buruh dibebaskan dari kewajiban bekerja". Karena alasan politik, Orde Baru melarang peringatan Hari Buruh Internasional. Sejak saat itu, peringatan 1 Mei tidak pernah diakui oleh pemerintah dan pada tanggal 1 Mei klas buruh/pekerja tidak lagi mendapatkan kebebasan dari kewajiban untuk tidak bekerja/libur. Bahkan buruh dilarang untuk merayakan 1 Mei sebagai Hari

2

(10)

Buruh SeDunia.Pada pemeritahan SBY Budiono tanggal 1 Mei kembali di tetapkan sebagai hari libur nasional bagi kelas pekerja.3

Gerakan buruh di indonisia husunya di daerah Rungkut, Surabya, Jawa Timur setiap tahunnya selalu memeperingati hari buruh sedunia. Peringatan itu bisanya di di lakukan dengan mengadakan akti besar besaran.

Mengapa peneliti mengambil judul penelitian makna peringatan hari buruh sedunia karena:

1. Peneliti sering mengamati peringatan hari buruh sedunia

2. Peneliti pernah ikut berpartisipasi dalam rangka memperingati hari buruh sedunia

3. Peneliti sering melihat setiap peringatan hari buruh sedunia selalu di peringati untuk melakukan aksi atau demo.

Maka dari itu penulis ingin meneliti ”MAKNA PERINGATAN HARI BURUH SEDUNIA BAGI GERAKAN BURUH DI DAERAH RUNGKUT SURABAYA JAWA TIMUR” maka dari itu Penulis ingin mengungkap

makna di balik gerakan buruh dalam memperingati hari buruh sedunia.

3

(11)

A. Rumusan Masalah

1. Apakah makna dari peringatan hari buruh sedunia bagi gerakan buruh dan apakah dengan adanya peringatan hari buruh sedunia bisa mempereratsolidaritas gerakan buruh di Surabaya Jawa Timur?

2. Bagaimana perjalanan gerakan buruh sehingga lahir peringatan hariburuh sedunia?

B. Tujuan Penelitian

tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan masalah– masalah yang menimbulkan hambatan terhadap pembangunan dan mencari cara – cara penanggulangan hambatan, supaya usaha pembangunan dapat berhasil secara optimal.

Dari beberapa rumusan masalah sebagaimana di atas, maka tujuan dari penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui makna dari peringatan Hari Buruh sedunia bagi gerakan buruh dan apakah dengan adanya peringatan hari buruh sedunia bisa mempererat solidaritas gerakan buruh di Surabya Jawa Timur?

2. Untuk mengetahui perjalanan gerakan buruh sehingga lahirlah peringatan Hari Buruh sedunia?

C. Manfaat penelitian

(12)

menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah. Bila peneliti kualitatif dapat menemukan teori, maka akan berguna untuk menjelaskan suatu gejala.4Ada beberapa manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat penelitian secara teoretis

a. Teoripenelitian ini diharapkan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan makna peringtan hari buruh sedunia.

b. Bisa memberi masukan membangun dalam pengembangan ilmu pengetahuan sosial.

c. Hasil penelitian diharapkan bisa memberikan masukan dan acuan bagi yang ingin mempelajari masalah makna peringatan hari buruh sedunia ini.

d. Penelitian ini di harap bisa menambah kontribusi, referensi akademik tentang studi yang berkaitan dengan makna peringatan hari buruh sedunia.

2.Manfaat Penelitian Praktis

Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

4

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2008), hlm.

(13)

1.Bagi peneliti

Penelitian ini di samping sebagai salah satu upaya untuk memenuhi tugas ahir dalam progam stara satu (S1) progam studi Sosiologi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, juga di harapkan mampu menambah keilmuan penelitian dalam bidang ilmu social secara mendalam.

2.Bagi Progam Studi Sosiologi

Di harapkan Kajian dalam penelitian juga dapat menjadi sumber informasi yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang menggeluti bidang kajian ilmu sosiologi mengenai makna peringatan hari buruh sedunia di daerah rungkut industri di kota Surabaya.

3.Bagi Univarsitas

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya dan sebagai perbendaharaan perpustakaan untuk kepentingan ilmia selanjutnya.

4.Bagi masyarakat atau buruh

Dengan adanya penelitian ini di harapkan buruh bisa mengetahui makna yang sebenarnya dari peringatan hari buruh sedunia.

5.Bagi peneliti lain

(14)

D. Penelitian Terdahulu

Dalam tinjauan literature, peneliti menguraikan tujuan mengenai hasil-hasil studi yang pernah dilakukan oleh orang lain maupun dirinya sendiri sehubungan dengan masalah yang di teliti: Pertama, apa saja yang telah dihasilkan dari setudi atau penelitian terdahulu sehubungan dengan masalah yang ditelitinya.Kedua, bagaimana peneliti menanggapi hasil-hasil studi, baik isi maupun metodenya, dengan demikian peneliti harus menelusuri bahan pustaka dan menelaahnya.

Tinjauan literature sangat berguna untuk: pertama,menunjukkan pentingny msalah yang diteliti. Kedua, membantu menyempitkan focus masalah.Ketiga, menunjukkan konsep-konsep teoritis umum dan fariabel operasional dari peneliti lain. Keempat, mengusulkan kemungkinan hipotesis yang diperlukan untuk dites.Kelima, membantu peneliti menghindari “mengadakan penelitian mengenai masalah yang sudah diteliti berulangkali

pada waktu lampau dengan hasil yang cukup konsisten dari masing-masing penelitian.

Penelitian sebelumnya menjadi penting untuk dikemukakan pada halaman ini.Mengingat dari segi manfaat akademik, penelitian ini dimaksudkan untuk memberi sumbangsih pengetahuan pada khaznah ilmu-ilmu sosial, disamping itu dapat menjadi rujukan penelitian.

(15)

pada masa demokrasi terpinpin tahun 1962-1964. Skripsi Ari Yudiawati fakultas adab, jurusan sejarah dan kebudayaan islam.

Dalam penelitiannya peneliti cenderung meneliti masalah gerakan Gasbiindo dalam tahun 1961-1964 pada sector perubahan pemerintah dan gerakan dalam bidang politik dan bagaimana perjuangan Gasbiindo pada masa itu.

Persamaan penelitian sekarang dengan peneliti terdahulu adalah terletak pada masalah perburuhan, sedangkan perbedaanya antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu Pengamatan pada gerakan buruh, kalau peneliti terdahulu mengamati Serikat Buruh Islam pada masademokrasi terpinpin, sedangkan peneliti sekarang mengamati masalah makna hari buruh sedunia bagi gerakan buruh di Rungkut Industri kota Surabaya.

skripsi yang ditulis oleh Grendi Hendrastomo dengan judul “Menakar Kesejahteraan Buruh Memperjuangkan Kesejahteraan Buruh diantara Kepentingan Negara dan Korporasi”. penelitian ini di terbitkan olaeh Fakultas Ilmu Sosial 2006. Penelitian ini menejelaskan tentang perjuangan buruh dalam menakar kesejahteraannya di antara kepentingan Negara dan korporasi.

Sedangkan penelitian lainyaitu skripsi karya dari Kurniawan dengan judul, “perlindungan hokum terhadaphak-hak pekerja dalam penyelesaian

(16)

E. Defenisi konseptual

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi, maka peneliti perlu menjelaskan makna dan maksud masing-masing istilahpada judul skripsi ”Makna Hari Buruh Sedunia Bagi Gerakan Buruh di

Rungkut Industri Kota Surabaya“. Adapun hal-hal yang perlu peneliti jelaskan adalah sebagai berikut:

1. Buruh/tenaga kerja

Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 5

2. Hari Buruh Sedunia (May Day)

May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja

untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan

kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis

ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan

5

(17)

Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja,

minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik,

melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.

3. Gerakan Buruh/ Serikat Buruh

Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 17, serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

F. Kerangka Teoritik

Interaksionisme simbolis: Masyarakat sebagai konversasi (kontak lisan), pusat perkembangannya di departemen sosiologi Universitas chicago, sekitar tahun 1920-an diantara para pemikir yang menemukan teori tersebut, adalah Robert Park dan W.I. Thomas.

(18)

Semua diskusi modern tentang pendekatan ini menempatkan Mead di tempat yang sentral dan ketidak sengajaan yang telah di tunjukkan (penulis buku) merupakan ilustrasi yang paling baik dengan kenyataan bahwa karya pokoknya, yakni Mind, Self, dan Society, yang dikompilasinya dari catatan-catatan kuliah mahasiswanya setelah meninggal.

Interaksionisme simbolis yang mana hal ini melibatkan separangkat asumsi tentang aktor sosial: ia membuat pilihan-pilihan antara tujuan-tujuan itu dalam suatu situasi baik mengenai objek fisik maupun sosial untuk yang terakhir ini termasuk didalamnya norma-norma sosial dan nilai-nilai kultural. Proses pelembagaan (institusionalisasi) mencakup pelaku-pelaku (aktor) yang menyesuaikan tindakan-tindakan mereka satu sama lain yang memberikan kepuasaan timbal balik dan kalau hal ini berhasil tindakan-tindakan tadi berkembang menjadi suatu pola mengenai status-status peranan- suatu struktur peran.6

Orang lain menafsirkan simbol komunikasi itu dan mengorentasikan tindakan balasan mereka berdasarkan penafsiran mereka. Dengan kata lain, dalam interaksi sosial para aktor terlibat dalam proses saling memengaruhi. Akar Historis Utama:

Pragmatisme adalah pemikiran fisafat yang meliputi banyak hal ada bebrapa aspek pragmatisme yang memengaruhi oreantasi sosiologi yang dikembangkan oleh Mead (charon:2000; joas, 1993). Pertama menurut pemikir pragmatisme, realitas sebenarnya tak berada di luar dunia nyata, “realitas diciptakan secara aktif ketika kita bertindak di dalam dan terhadap

6

(19)

dunia nyata”. Kedua, manusia mengingat dan mendasarkan pengetahuan

mereka mengenai dunia nyata pada apa yang telah terbukti bagi mereka.Ketiga, manusia mendefinisikan objek sosial dan fisik yang mereka temui di dunia nyata menurut kegunaanya bagi mereka.Keempat, bila kita ingin memahami actor, kita harus mendasarkan pemahaman itu di atas apa-apa yang sebenarnya mereka kerjakan dalam dunia nyata.

Ada 3 hal yang penting bagi interaksionisme simbolik :Pertama, Memusatkan perhatian pada interaksi antara aktor dan dunia nyata. Kedua, Memandang baik actor maupun dunia nyata sebagai proses dinamis dan bukan sebagai struktur yang statis.Dan yang ketiga, arti penting yang dihubungkan kepada kemampuan aktor untuk menafsirkan poin terakhir adalah paling menonjol dalam karya filosof pragmatis John Dewey.

Ada 2 pembedaan dalam argument cabang pragmatisme:Yang pertama,

“realisme filosofis” (dihungkan oleh Mead) dan kedua,

“pragmatismenomalis”(dihubungkan dengan Dewey dan james).Menurut

pandangan mereka, interaksionisme simbolik lebih banyak di pengaruhi oleh pendekatan nomalis dan bahkan tak konsisten dengan pemikiran filsafat realisme.Sebaliknya, Pemikir realisme sosial menekankan pada masyarakat dan cara terbentuknya, dan cara masyarakat mengontrol proses mental individual.

(20)

dari john B. watson (salah seorang murid Mead). Mead dan behavioris radikal juga berbeda pandangan mengenai hubungan antara perilaku manusia dan perilaku binatang, sementara behavioris radikal cenderung melihat tak ada perbedaan antara perilaku manusia dan binatang, sedangkan Mead menyatakan adanya perbedaannya adalah bahwa manusia mempunyai kapasitas mental yang memungkinkannya menggunakan bahasa antara stimulus dan respon untuk memutuskan bagaimana cara merespon.

Sudah jelas bahwa Peringatan Hari Buruh Sedunia merupakan simbol interaksi perlawanan dari gerakan buruh untuk menuntut hak-haknya sebagai mana yang telah di perjuangkan oleh gerakan-gerakn buruh di eropa pada saat melakukan pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi di tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para

pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas

pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat

itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda

bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.

(21)

Kelompok sosial muncul lebih dulu dan kelompok sosial menghasilkan perkembangan keadaan mental kesadran diri.Mead mengidentifikasikan empat basis dan tahap tindakan yang saling berhubungan, keempat tahap itu mencerminkan satu kesatuan organik, Mead selain tertarik pada kesamaan tindakan binatang dan manusia, juga terutama tertarik pada perbedaan tindakan antara kedua jenis makhluk itu.Implus.Tahap pertama adalah dorongan hati/implus (impulse) yang meliputi rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indera, dan reaksi aktor terhadap rangsangan, kebutuhan untuk melakukan sesuatu terhadap rabgsangan itu, rasa lapar adalah contoh yang tepat dari implus.Persepsi.Aktor menyelidiki bereaksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan implus, dalam hal ini rasa lapar dan juga berbagai alat yang tersedia untuk memuaskannya.Manusia mempunyai kapasitas untuk merasakan dan memahami stimuli melalui pendengaran, senyuman, rasa, dan sebagainya. Manipulasi.Tahap ketiga adalah manipulasi.Segera setelah implus menyatakan dirinya sendiri dan objek telah dipahami, langkah selanjutnya adalah manipulasi objek atau mengambil tindakan berkenaan dengan objek itu.

(22)

beracun karena kemampuannya untuk memanipulasi cendawan dan memikirkan mengenai implikasi dari memakanya.7

G.Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodelogi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topic penelitian.8. dalam penelitian yang berjudul “Makna peringatan hari buruh sedunia bagi gerakan buruh di Rungkut Industri Kota Surabaya ada beberapa pendekatan dan jenis penelitian yang di lakukan oleh peneliti, yakni sebagai berikut:

a. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian merupakan kerangka berfikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang (persepektif) peneliti terhadap fakta kehidupan social dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori, yang di konstruksi sebagai sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiiplim ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya di pelajari.9

Di sini peneliti mengunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang berbasis fenomenologi, yaitu penelitian yang di maksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan, dan dengan

7

Baut, S. Paul, Effendi, T, Teori- Teori Sosiologi Modern, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta 14240

8

Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif: paradikma baru ilmu komunikasi dan ilmu social lainya. (bandung: PT remaja rosdakarya, 2008)hal 145

9

(23)

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiahyang mana peneliti angap sesuai dengan tema penelitian. 10.

Etnometodologi sendiri berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat memandang, menjelaskan dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri.Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai melihat, menerangkan, menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup.Seorang peneliti kualitatif yang menerapkan sudut pandang ini berusaha menginterpretasikan kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan sudut pandang dari obyek penelitianya.11penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengambarkan suatu fenomena tertentu dengan bertumpu pada prosedur-prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau tulisan dari orang-orang atau pelaku secara holistic atau utuh.. b. jenis penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data berupa induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.12

10

Lexi. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2006), hlm.

11

Yanuar Ikbar , Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: Refika Aditama, 2012) hal.69

12

(24)

Metodologi kualitatifmerupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang akan didapatkan lewat wawancara secara mendalam yang terarah pada latar dan individu secara holistik atau utuh. Penelitian kualitatifjuga disebut dengan penelitian naturalistik atau alamiah, penelitian fenomenologi, penelitian etnografi, penelitian deskriptif atau penelitian interpretatife.13

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memahami fenomena tentang bagaimana cara bertahan hidup para petani tambak ini ketika tambak mereka tertimpa musibah, dan di sini peneliti juga akan terlibat atau berpartisipasi, mengembangkan konsep-konsep di lapangan penuh dari awal sampai akhir dalam kehidupan keseharian mereka. Sehingga penelitian ini berbeda dengan penelitian survai eksperimen yang mengandalkan pewawancara dalam pengumpulan data, kadang-kadang peneliti utama tidak pernah tinggal di daerah penelitian dan malah tidak mustahil bahwa dia tidak pernah ke lapangan untuk penelitian tersebut.14Akan jauh lebih baik dengan penelitian yang kami lakukan, dimana peneliti adalah instrument atau bagian dari masyarakat itu sendiri, dan harus terlibat secara penuh.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam sebuah penelitian harus di tentukan lokasi penelitian dan waktu penelitian, adapun lokasi dan waktu penelitian adalah sebagai berikut:

13

Lexi J. Moleong, Metode Penelitin Kuaitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 6

14

(25)

a. lokasi penelitian

Secara singkat peneliti mengambil lokasi yang sesuai dengan kajian utama dalam penelitan ini, yaitu di Daerah Rungkut Industri Kota Surabaya, dan di kavling Ganting Sejahtera jalan Singo Menggolo V RT 03 RW 01 desa Ganting kecamatan Gedangan Sidoarjo.Dengan pimpinanKC Surabaya bung Doni Ariyanto dan KC Sidoarjo bung Heri Novianto.karena selain menjadi daerah industri dan banyak serikat atau gerakan buruh yang selalu masif memperingati Hari Buruh Sedunia. Dengan alasan itulah banyak sekali permasalahan yang muncul mengenai masalah cara gerakan buruh atau makna gerakan buruh dalam memperingati hari buruh sedunia di daerah ini, sehingga tidak salah ketika objek sasaran utama dalam penelitian ini adalah gerakan buruh di rungkut industri kota Surabaya.

b. Waktu penelitian

Adapun waktu penelitian, disini penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai oktober tahun 2015 kapan penelitian ini akan berahir. Jika penelitian ini tidak tuntas dalam waktu yang relative singkat, maka penelitian ini akan terus berlanjut sampai menemukan jawaban yang kongkrit. Dengan demikian penelitian ini akan di laksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi jadwal penelitian yang akan di tentukan dalam pembahasan jadwal penelitian.

3. Pemilihan Subyek Penelitian

(26)

selalu aktif mengikuti peringatan hari buruh sedunia yang di angap oleh peneliti sebai informan paling pokok.

Peneliti juga akan akan melakukan wawancara yang mendalam kepada para anggota serikat buruh yang aktif dalam mengikuti peringatan hari buruh sedunia di daerah rungkut industri. Peneliti di sini juga tidak membatasi jumlah informan. Oleh sebab itu peneliti akan terus mengalih data informasi yang lengkap sesuai dengan tema penelitian yang peneliti ambil.

1.1tabel

informan penelitian

Subjek penelitian Serikat pekerja Status Djamaludim malik FSPMI surabaya Pengurus

Ridwan FSPMI Surabaya Pengurus

Bagus FSPMI Surabaya Pengurus

Wanto FSPMI Surabaya Anggota

Rahman FSPMI Surabaya Anggota

Joko santoso FSPMI Surabaya Anggota

Mujianto FSPMI Surabaya Anggota

4. Tahap-Tahap Penelitian a. Tahap Pra Lapangan

(27)

b.Tahap Lapangan

Tahap ini merupakan tahap kelanjutan dari tahap sebelumnya yang merupakan proses berkelanjutan. Pada tahap ini, peneliti masuk pada proses penelitian dan mulai melakukan pengalian data yang di inginkan dan sesuai dengan masalah yang akan di teliti.

c. Tahap Analisis Data

Pada tahap analisis data ini, peneliti telah memperoleh dan mengumpulkan data yang di peroleh di lapangan dan Selanjutnya dilakukan proses pemilihan data yang disesuaikan dengan rumusan penelitian. Karena dalam proses pencarian data tidak kesemuanya sesuai dengan kebutuhan penelitian.

d. Tahap Penulisan Laporan

Penulisan laporan adalah tahap akhir dari proses pelaksanaan penelitian. Setelah semua komponen-komponen terkait dengan data dan hasil analisis data serta mencapai suatu kesimpulan, peneliti mulai menulis laporan dalam konteks laporan penelitian kualitatif.Penulisan laporan disesuaikan dengan metode dalam penulisan penelitian kualitatif dengan tidak mengabaikan kebutuhan peneliti terkait dengan kelengkapan data.

5. Teknik Pengumpulan Data

(28)

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena-fenomena sosial (makna peringatan hari buruh sedunia bagi gerakan buruh di daerah rungkut industri kota Surabaya) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan dan analisis dari pengamatan ini, peneliti dapat memberi gambaran secara umum mengenai fokus penelitian. Dalam penelitian ini, pengamatan dilakukan di daerah pabrik di rungkut Industri Kota Surabaya dan setiap ada peringatan hari buruh sedunia dan bentuk peringatannya.

a. Interview

Interview atau wawancara adalah cara seseorang, untuk tujuan tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Dalam penelitian, peneliti harus mempunyai informan kunci atau key informan. Key informan merupakan kunci informasi yang memiliki pengetahuan yang lebih luas dan mendalam serta mengarahkan peneliti kepada informan-informan selanjutnya untuk bisa menjawab permasalahan yang diteliti oleh penulis.

b. Dokumentasi

(29)

memberi gambaran sebenarnya pada laporan penelitian. Misalnya foto bentuk peringatan hari buruh sedunia. selain itu peneliti juga perlu mengambil data lapangan sebagai pendukung penelitian dan menambah data sekunder yang ada.

b. Teknik Analisis Data

Proses analisis data di mulai dengan memahami seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dalam analisi data hal pertama yang akan dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis setiap informasi oleh informan. Sebab hasil temuan memerlukan pembahasa lebih lanjut dan penafsirannya lebih dalam untuk menemukan makna dibalik fakta serta mencermati secara kritis dan hati-hati terhadap perpektif teoritis yang digunakan.

Dengan demikian maka proses analisi data adalah upaya yang dilakukan dengan mengorganisasikan data, memilah-milih menjadi satuan yang dapat dikelolah, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.15 Dalam hal ini analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan dan menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memili manah yang penting dan mana yang akan di pelajari dan membuat kesimpulan dan dideskripsikan kepada orang lain.16

Adapun proses penelitian dalam tahap iini data akan dilakukan adalah sebagai berikut:

15

Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D, Bandung:2011, Alfa Beta, hal.244

16

(30)

a. peneliti akan membuat catatan yang berupa filenote

b. peneliti akan mengumpulkan data yang diperoleh kemudian memilah milih yang telah diperoleh.

c. Peneliti akan memproses semua data yang diperoleh untuk memperoleh data yang lebih valid lagi.

c. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara trianggulasi data. Trianggulasi data merupakan upaya yang dilakukan peneliti untuk melihat keabsahan data. Trianggulasi data dilakukan dengan cara membuktikan kembali kebasahan hasil data yang diperoleh dilapangan. Hal ini dilakukan dengan cara menanyakan kembali kepada responden yang berbeda tentang data yang sudah didapat, hingga mendapatkan data yang sama.

H. Sistematika Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN

(31)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab kajian pustaka, peneliti memberikan gambaran tentang definisi konsep yang berkaitan dengan judul penelitian, serta teori yang akan digunakan dalam penganalisahan masalah. Definisi konsep harus digambarkan dengan jelas. Selain itu harus memperhatikan relevansi teori yang akan digunakan dalam menganalisis masalah.

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab penyajian data, peneliti memberikan gambaran tentang data-data yang diperoleh, baik data-data primer maupun data-data sekunder. Penyajian data-data dibuat secara tertulis dan dapat juga disertakan gambar, tabel atau bagian yang mendukung data. Dalam bab ini peneliti juga memberikan gambaran tentang data-data yang dikemas dalam bentuk analisis deskripsi. Setelah itu akan dilakukan penganalisahan data dengan menggunakan teori yang relevan.

BAB IV PENUTUP

(32)

1

BAB II

KAJIAN TEORI

Tinjauan Teori Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead

A.Teori Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead

Dalam penelitian mengenai makana peringatan hari buruh sedunia bagi federasi serikat pekerja metal Indonesia di rungkut industri kota Surabaya, peneliti menggunakan teori interaksionisme simbolik yang erat kaitannya dengan analisa makna hari buruh sedunia melalui pendekatan sosiologi.

George Herbert Mead dilahirkan di South Hadley, Massachussetts, Amerika pada 27 Februari 1863, anak dari seorang pendeta (clergyman, minister). Ayahny, Hiram Mead, adalah pendeta gereja kongregasional dan juga mengajar di seminari teologi di Oberlin, Ohio. Sementara itu Ibunya, Elizabeth Storrs Billings, adalah perempuan berpendidikan yang mengajar di Oberlin College selama dua tahun, kemudian menjadi presiden di Mount holyoke College selama 10 tahun.

Ketika berumur 7 tahun, George H. Mead masuk Fakultas Teologi di Oberlin College di Ohio, dan selesai tahun 1883. Ketika menjadi mahasiswa di sini, Mead berteman secara baik dengan Henry Castle, seorang yang berasal dari keluarga kaya, keluarga yang berpendidikan baik, yang memiliki tanah luas dan pengaruh politik di Hawai. Selama kuliah, keduanya banyak berdidkusi tentang filsafat dan agama sehingga menjadi semakin kritis pada kepercayaan yang bergantung pada konsepsi supranatural.

(33)

selanjutnya dalam teori interaksionisme simbolik yang terkenal melalui bukunya, mind, self and society dan beberapa buku selanjutnya merupakan karya penting Mead.

Mead memperkenalkan dialektika hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Bagi Mead, individu merupakan makhluk yang sensitif dan aktif. Keberadaan sosialnya sangat mempengaruhi bentuk lingkungannya (secara sosial maupun dirinya sendiri) secara efektif, sebagaimana lingkungan mempengaruhi kondisi sensitivitas dan aktifitasnya. Mead menekankan bahwa individu itu bukanlah merupakan “budak

masyarakat”. Dia membentuk masyarakat sebagaimana masyarakat

membentuknya.17

Bagi Mead, tertib masyarakat akanterjadi manakala ada komunikasi yang dipraktikkan melalui simbol-simbol. Untuk menjelaskan sifat spesifik komunikasi ini, maka komunikasi antar manusia harus di bandingkan dengan komunikasi antar hewan.18

Gambaran mead yang terkenal dalam hal ini adalah mengenai anjing yang berkelahi.Setiap isyarat seekor anjing merupakan stimulasi bagi munculnya respon anjing lainnya. Demikian pula sebaliknya, sehingga akan terjadi saling memberi dan menerima. Anjing-anjing itu menyatu dalam “perbincangan isyarat”. Meski isyarat-isyarat itu sendiri bukan merupakan

suatu yang berarti , sebab isyarat itu tak membawa makna. Anjing-anjing tiu bersiap dan mengantisipasi posisi yang lain secara spontan.

17

Risa Agustin, kamus ilmiah populer,(surabaya: serba jaya) hlm.489 18

(34)

George Herbert Mead mengembangkan teori atau konsep yang dikenal sebagai Interaksionisme Simbolik. Berdasar dari beberapa konsep teori dari tokoh – tokoh yang mempengaruhinya beserta pengembangan dari konsep – konsep atau teori – teori tersebut, Mead mengemukakan bahwa dalam teori Interaksionisme Simbolik, ide dasarnya adalah sebuah symbol, karena symbol ini adalah suatu konsep mulia yang membedakan manusia dari binatang. Simbol ini muncul akibat dari kebutuhan setiap individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan dalam proses berinteraksi tersebut pasti ada suatu tindakan atau perbuatan yang diawali dengan pemikiran. Dalam tinjauannya di buku Mind, Self and Society, Mead berpendapat bahwa bukan pikiran yang pertama kali muncul, melainkan masyarakatlah yang terlebih dulu muncul dan baru diikuti pemikiran yang muncul pada dalam diri masyarakat tersebut.

analisa George Herbert Mead ini mencerminkan fakta bahwa masyarakat atau yang lebih umum disebut kehidupan social menempati prioritas dalam analisanya, dan Mead selalu memberi prioritas pada dunia social dalam memahami pengalaman social karena keseluruhan kehidupan social mendahului pikiran individu secara logis maupun temporer. Individu yang berpikir dan sadar diri tidak mungkin ada sebelum kelompok social . Kelompok social hadir lebih dulu dan dia mengarah pada perkembangan kondisi mental sadar – diri.

(35)

a. Tindakan

Perbuatan bagi George Herbert Mead adalah unit paling inti dalam teori ini, yang mana Mead menganalisa perbuatan dengan pendekatan behavioris serta memusatkan perhatian pada stimulus dan respon. Mead mengemukakan bahwa stimulus tidak selalu menimbulkan respon otomatis seperti apa yang diperkirakan oleh actor, karena stimulus adalah situasi atau peluang untuk bertindak dan bukannya suatu paksaan.19

Mead menjelaskan bahwa ada empat tahap yang masing-masing dari tahap tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam setiap perbuatan.

1. Impuls adalah tahap paling awal dalam keempat tahap diatas. Dia adalah reaksi yang paling awal dimana dia berfungsi untuk dirinya sendiri. Impuls melibatkan stimulasi inderawi secara langsung dimana respon yang diberikan oleh actor adalah bertujuan untuk kebutuhan dirinya sendiri. Contohnya adalah ketika seseorang mempunyai keinginan untuk menonton film di bioskop.

2. Persepsi adalah tahapan kedua, dimana dia adalah pertimbangan, bayangan maupun pikiran terhadap bagaimana cara untuk bisa memenuhi impuls. Dalam tahapan ini, actor memberikan respon atau bereaksi terhadap stimulus yang berkaitan dengan impuls tadi. Misal, berkaitan dengan contoh impul diatas, ketika seseorang ingin menonton film di bioskop, maka dia akan mencari

19

(36)

3. Manipulasi adalah tahapan selanjutnya yang masih berhubungan dengan tahap-tahap sebelum. Dalam tahapan ini actor mengambil tindakan yang berkaitan dengan obyek yang telah dipersepsikan. Bagi Mead, tahapan ini menciptakan jeda temporer dalam proses tersebut, sehingga suatu respon tidak secara langsung dapat terwujud.

4. Konsumsi adalah upaya terakhir untuk merespon impuls. Dalam tahapan ini, dengan adanya pertimbangan maupun pemikiran secara sadar, actor dapat mengambil keputusan atau tindakan yang umumnya akan berorientasi untuk memuaskan impuls yang ada di awal tadi.

b. Gestur

Mead mempunyai pandangan bahwa gesture merupakan mekanisme dalam perbuatan social serta dalam proses social. Gestur adalah gerak organisme pertama yang bertindak sebagai stimulus yang menghasilkan respon dari pihak kedua sesuai dengan apa yang diinginkan.

c. Simbol

(37)

Herbert Mead, fungsi symbol adalah memungkinkan terbentuknya pikiran, proses mental dan lain sebagainya.

D.Mind (Pikiran)

George Herbert Mead memandang akal budi bukan sebagai satu benda, melainkan sebagai suatu proses social. Sekali pun ada manusia yang bertindak dengan skema aksi reaksi, namun kebanyakan tindakan manusia melibatkan suatu proses mental, yang artinya bahwa antara aksi dan reaksi terdapat suatu proses yang melibatkan pikiran atau kegiatan mental20.

Pikiran juga menghasilkan suatu bahasa isyarat yang disebut symbol. Simbol – simbol yang mempunyai arti bisa berbentuk gerak gerik atau gesture tapi juga bisa dalam bentuk sebuah bahasa. Dan kemampuan manusia dalam menciptakan bahasa inilah yeng membedakan manusia dengan hewan. Bahasa membuat manusia mampu untuk mengartikan bukan hanya symbol yang berupa gerak gerik atau gesture, melainkan juga mampu untuk mengartikan symbol yang berupa kata – kata. Kemampuan ini lah yang memungkinkan manusia menjadi bisa melihat dirinya sendiri melalui perspektif orang lain dimana hal ini sangatlah penting dalam mengerti arti – arti bersama atau menciptakan respon yang sama terhadap symbol – symbol suara yang sama. Dan agar kehidupan social tetap bertahan, maka seorang actor harus bisa mengerti

20

(38)

symbol – symbol dengan arti yang sama, yang berarti bahwa manusia harus mengerti bahasa yang sama. Proses berpikir, bereaksi, dan berinteraksi menjadi mungkin karena symbol – symbol yang penting dalam sebuah kelompok social mempunyai arti yang sama dan menimbulkan reaksi yang sama pada orang yang menggunakan symbol – symbol itu, maupun pada orang yang bereaksi terhadap symbol – symbol itu.

Mead juga menekankan pentingnya fleksibilitas dari mind (akal budi). Selain memahami symbol-simbol yang sama dengan arti yang sama, fleksibilitas juga memungkinkan untuk terjadinya interaksi dalam situasi tertentu, meski orang tidak mengerti arti dari symbol yang diberikan. Hal itu berarti bahwa orang masih bisa berinteraksi walaupun ada hal – hal yang membingungkan atau tidak mereka mengerti, dan itu dimungkinkan karena akal budi yang bersifat fleksibel dari pikiran.

(39)

d. Self (Diri)

Mead menganggap bahwa kemampuan untuk memberi jawaban pada diri sendiri layaknya memberi jawaban pada orang lain, merupakan situasi penting dalam perkembangan akal budi. Dan Mead juga berpendapat bahwa tubuh bukanlah riri, melinkan dia baru menjadi diri ketika pikran telah perkembang. Dalam arti ini, Self bukan suatu obyek melainkan suatu proses sadar yang mempunyai kemampuan untuk berpikir, seperti :21 Mampu memberi jawaban kepada diri sendiri seperti orang lain yang juga memberi jawaban. Mampu memberi jawaban seperti aturan, norma atau hokum yang juga memberi jawaban padanya. Mampu untuk mengambil bagian dalam percakapan sendiri dengan orang lain. Mampu menyadari apa yang sedang dikatakan dan kemampuan untuk menggunakan kesadaran untuk menentukan apa yang garus dilakukan pada fase berikutnya.

Bagi Mead, Self mengalami perkembangan melalui proses sosialisasi, dan ada tiga fase dalam proses sosialisasi tersebut. Pertama adalah Play Stage atau tahap bermain. Dalam fase atau tahapan ini, seorang anak bermain atau memainkan peran orang – orang yang dianggap penting baginya. Contoh ktika seorang anak laki – laki yang masih kecil suka akan bermain bola, maka dia meminta dibelikan atribut yang berhubungan degan bola dan brmain dengan atribut tersebut serta

21

(40)

berpura – pura menjadi pesepak bola idolanya. Fase kedua dalam proses sosialisasi serta proses pembentukan konsep tentang diri adalah Game Stage atau tahap permainan, dimana dalam tahapan ini seorang anak mengambil peran orang lian dan terlibat dalam suatu organisasi yang lebih tinggi.

(41)

e. I and Me

Inti dari teori George Herbert Mead yang penting adalah konsepnya tentang “I” and “Me”, yaitu dimana diri seorang manusia

sebagai subyek adalah “I” dan diri seorang manusia sebagai obyek adalah

“Me”. “I” adalah aspek diri yang bersifat non-reflektif yang merupakan

respon terhadap suatu perilaku spontan tanpa adanya pertimbangan. Dan ketika didalam aksi dan reaksi terdapat suatu pertimbangan ataupun pemikiran, maka pada saat itu “I” berubah menjadi “Me”.22

Mead mengemukakan bahwa seseorang yang menjadi “Me”, maka

dia bertindak berdasarkan pertimbangan terhadap norma-norma, generalized other, serta harapan-harapan orang lain. Sedangkan “I” adalah ketika terdapat ruang spontanitas, sehingga muncul tingkah laku spontan dan kreativitas diluar harapan dan norma yang ada.

f. Society (Masyarakat)

Masyarakat dalam konteks pembahasan George Herbert Mead dalam teori Interaksionisme Simbolik ini bukanlah masyarakat dalam artian makro dengan segala struktur yang ada, melainkan masyarakat dalam ruang lingkup yang lebih mikro, yaitu organisasi social tempat akal budi (mind) serta diri (self) muncul. Bagi Mead dalam pembahasan ini, masyarakat itu sebagai pola-pola interaksi dan institusi social yang

22

(42)

adalah hanya seperangkat respon yang biasa terjadi atas berlangsungnya pola-pola interaksi tersebut, karena Mead berpendapat bahwa masyarakat ada sebelum individu dan proses mental atau proses berpikir muncul dalam masyarakat.

Jadi, pada dasarnya Teori Interasionisme Simbolik adalah sebuah teori yang mempunyai inti bahwa manusia bertindak berdasarkan atas makna – makna, dimana makna tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain, serta makna – makna itu terus berkembang dan disempurnakan pada saat interaksi itu berlangsung.

A.Makna dan Simbol Signifikan dalam Teori Interaksionisme Simbolik

(43)

Serangkaian gestur vokal yang sering menjadi simbol-simbol singnifikan adalah bahasa: „simbol yang menjawab suatu makna dalam individu dalam

pengalaman individu kedua. Ketika gestur mencapai situasi itu tersebut ia disebut apa yang kita namakan “bahasa” kini ia menjadi simbol signifikan dan menandai makna tertentu”(Mead, 1934/1962:46). Dalam percakapan gestur,

hanya gestur itu sendiri yang di komunikasikan.Sedangkan dengan bahasa yang di komunikasikan adalah gesture dan maknanya.

Salah satu hal yang dilakukan bahasa, atau simbol-simbol signifikan secara umum, adalah menghendaki respon yang sama pada diri individu yang berbicara sebagaimana respon yang akan dilakukan orang lain. Kataanjing atau kucingmenimbulkan gambaran mental yang sama pada orang yang mengucapkan kata tersebut sebagai mana pada orang yang di ajak berbicara. Efek lain bahasa adalah bahwa dia merangsang orang yang berbicara dan merangsang orang lain. Orang yang berteriak “kebakaran” di gedung teater

yang penuh sesak paling tidak memiliki dorongan untuk keluar dari gedung itu sama dengan orang yang diteriaki. Jadi simbol-simbol signifikan memungkinkan orang untuk menjadi perangsang tindakan mereka sendiri.

Karena orientasi pragmatismenya, Mead juga memerhatikan masalah fungsi gestur pada umumnya dan sismbol-simbol signifikan pada hususnya. Fungsi gestur adalah memungkinkan terjadinya penyesuaian individu yang menerima dampak dari perbuatan sosial tertentu dengan merujuk pada satu atau beberapa objek yang terkait perbuatan tersebut” (Mead, 1934/1962:46). Jadi,

(44)

jurang, dan dengan demikian mencegahnya agar tetap jauh dari situasi yang membahayakan. Kalau gestur nonsignifikanpun bisa berfungsi,

” maka simbol signifikan jauh memiliki fasilitas bagi penyesuaian dan penyesuaian ulang ketimbang gestur nonsignifikan, karena dia mendorong individu bersikap sama terhadapnya dan memungkinkan menyesuaikannya dengan perilakunya menurut sikap tersebut” (Mead, 1934/1962:46).

Dari sudut pandang prangmatis simbol singnifikan bekerja lebih baik di dunia sosial ketimbang gestur nonsignifikan. Dengan kata lain ketika mengomunikasikan ketidaksukaan kita pepada orang lain, ucapan dengan nada marah bekerja jauh lebih baik ketimbang bahasa tubuh yang membingungkan. Biasanya, individu yang mengemukakan ketidak sukaaanya tidak menyadari bahasa tutuh sehingga tidak mampu untuk menyesuaikan tindakan tindakan berikutnya secara sadar menurut orang lain berreaksi terhadap bahasa tubuh tersebut. Sebaliknya, pembicara menyadari adanya ucapan dengan nada marah dan bereaksi terhadapnya dengan cara yang hampir sama (dan pada waktu yang kurang lebih bersamaan)dengan orang yang ingin berreaksi. Jadi, pembicara dapat memikirkan bagaimana orang lain dapat bereaksi dan menyiapkan reksinya terhadap reaksi tersebut.

Yang terpenting dalam teori Mead adalah fungsi lain simbol-simbol singnifikan bahwa mereka memungkinkan terbentuknya pikiran, proses mental dan lain sebagainya. Hanya melalui simbol-simbol singnifikan, hususnya bahasa, inilah, pemikiran manusia dimungkinkan (binatang yang lebih rendah tidak dapat berfikir, menurut bahasa Mead). Mead mendifinisikan pemikiran “sekedar sekedar percakapan internal atau implisit individu dengan dirinya

(45)

Lebih kuat lagi Mead berargumen: “berfikir sama saja dengan berbicara dengan orang lain” (1982: 155). Dengan kata lain, dalam berfikir terdapat peroses berbicara dengan seseorang. Jadi, kita dapat melihat secara gamlang bagaimana mead mendifinisikan pemikiran dari sudut pandang behafioristik. Percakapan melibatkan perilaku (berbicara), dengan perilaku tersebut juga terjadi dalam diri individu; ketika ini terjadi, maka terjadilah proses berfikir. Ini bukan definisi mentalis atas proses berfikir, melainkan definisi behafioristik.

Simbol-simbol signifikanpun memungkinkan terjadinya interaksi simbolis. Jadi orang dapat berinteraksi dengan sama tidak hanya melalui gestur namun juga melalui simbol-simbol signifikan. Tentu saja, kemampuan ini menciptakan jagat perbedaan dan membuka peluang bagi pola interaksi dan organisasi sosial yang lebih komleks yang hanya dimungkinkan melalui gestur. 23

Simbol signifikan jelas memainkan peran sentral dalam pemikiran Mead. Bahkan David Miller menyebutkan bahwa simbol singnifikan adalah hal paling utama dalam teori Mead. asumsi penting bahwa manusia memiliki kapasitas untuk berfikir membedakan interaksionisme simbolik dari akar behafiorismenya. Asumsi ini juga menyediakan semua basis teori yang berorientasi pada interaksionisme simbolik. Bernard Meltzer,J. Petras dan L. Reynold mangatakan bahwa asumsi tentang manusia memiliki kemampuan berfikir adalah salah satu sumbangan teoritisi interaksionisme simbolikawal seperti James, Dewey, Thomas, Cooley, dan tentu saja Mead.

”individu dalam masyarakat tak dilihat dalam salah satu unit yang di dominasi oleh kekuatan ekternal atau internal diluar kontrol mereka atau di dalam kekurangan struktur yang kurang lebih tepat. Mereka lebih di pandang sebagai cerminan atau unit yang saling berinteraksi yang terdiri dari unit-unit kemasyarakatan.” (1975: 42).

23

(46)

Kemampuan berfikir memungkinkan manusia bertindak dengan pemikiran ketimbang berperilaku tampa pemikiran. Manusia pasti sering kali membangun dan membimbing apa-apa yang mereka lakukan ketimbang melepaskannya begitu saja. Kemampuan untuk berfikir tersimpan dalam pikiran, tetapi teoritisi interaksionisme simbolik mempunyai konsep yang agak luar biasa mengenai pikiran yang menurut mereka berasal dari sosialisasi kesadaran. Mereka membedakan pikiran dari otak fisiologis.

Manusia tentu mempunyai otak untuk mengembangkan pikiran, namun otak tidak mesti menghasilkan pikiran seperti jelas terlihat seperti kasus binatang. (Troyer, 1946). Teoritisi interaksionisme simbolik tidak membayangkan pikiran sebagai benda, sebagai suatu yang memiliki struktur fisik, tetapi lebih membayangkannya sebagi proses yang berkelanjutan. Sebagi sebuah proses yang dirinya sendiri merupakan bagian dari proses yang lebih luas dari situasi dan respon. Pikiran, menurut interaksionisme simbolik, sebenarnya berhubungan dengan setiap aspek lain termasuk sosialisasi, arti,simbol,diri,interaksi, dan juga masyarakat.

(47)

bagaimana cara mereka mempelajari selama interaksi pada umumnya dan selama proses sosialisasi pada hususnya.

Manusia mempelajari simbol dan makna di dalam interakasi sosial. Manusia menanggapi tanda tanda dengan tampa berfikir. Sebaliknya mereka menanggapi simbol dengan cara berfikir. Tanda tanda mempunyai artinya sendiri (misalnya, gerak isarat anjing yang marah atau air bagi orang yang hampir mati kehausan ). Simbol adalah objek sosial yang di pakai untuk memperesentasikan atau menggantikan, apapun yang disetujui orang yang akan mereka representasikan. (Charon,1998: 47). Tidak semua objek sosial mewakili sesuatu yang lain, sebaliknya, simbol justru sebaliknya. Kata kata, artefak fisik, dan tindakan fisik misalnya, kata perahu, salib atau bintang daut dan jabat tangan erat.Semua itu dapat menjadi simbol. Orang sering kali menggunakan simbol Rolls-Royce, misalnya, untuk mengomunikasikan gaya hidup tertentu.

Interaksionisme simbolik memahami bahasa sebagai system simbol yang begitu luas.Kata kata menjadi simbol kerena mereka di gunakan untuk memaknai berbagai hal.Kata kata memungkjinkan adanya simbol lain. Tindakan, objek, dan kata kata lain hadir dan memiliki makna hanya karena mereka telah dan dapat digambarkan melalui penggunaan kata kata.

(48)

simbol pada umumnya dan bahasa pada hususnya memiliki sejumlah fungsi spesifik bagi actor.24

Pertama, simbol memungkinkan orang berhubungan dengan dunia materi dan dunia sosial karena dengan simbol mereka bisa member nama, membuat kategori, dan mengingat obyek yang mereka temui. Dalam hal ini, orang mampu menata dunia yang tidak ditata, pasti akan sangat membingungkan. Bahasa memungkinkan orang member nama, membuat kategori, dan khususnya mengingat secara lebih efisien dari pada yang mereka dapat lakukan pada simbol lain, seperti citra pictorial.

Kedua, simbol meningkatkan kemampuan memersepsikan lingkungan.Alaih alih dibanjiri oleh begitu banyak stimulus yang tajk dapat dipilah-pilah, actor dapat lebih mengetahui beberapa bagian lingkungan dari pada lainnya.

Katiga, simbol meningkatkan kemampuan berfikir, meskipun seperangkat simbol pictorial memungkinkan kemampuan terbatas untuk berfikir, bahsa lebih banyak berperan dalam meningkatkan kemampuan ini.Dalam hal ini berpikir dapat di pahami sebagai interaksi simbolis dengan diri sendiri.

Keempat, simbol meningkatkan kemampuan orang memecahkan masalah. Binatang yang lebih rendah harus menggunakan cara coba coba, namun manusia dapat berfikir melalui tindakan alternative simbolis sebelum benar benar melakukannya. Kemampuan ini mengurangi peluang bagi kesalahan berat.

24

(49)

Kelima, penggunaan simbol memungkinkan aktor melampaui waktu, ruang, dan bahkan peribadi mereka sendiri. Melaluai penggunaan simbol, aktor dapat membayangkan bagaimana hidup dimasa lalu atau bagaimana rasanya hidup dimasa depan. Selain itu aktor, dapat melampaui peribadi mereka secara simbolis dan membayangkan seperti apa dunia dari sudut pandang orang lain. Ini adalah konsep interaksionisme simbolik yang paling terkenal, yaitu mengambil peran orang lain.

Keenam, simbol memungkinkan kita membayangkan realitas metafisis, seperti surge atau neraka.

Ketujuh, yang paling umum, simbol memungkinkan orang menghindar dari perbudakan yang dating dari lingkungan mereka. Meeka bisa aktif ketimbang pasif, yaitu mengendalikan dirisendiri seperti apa yang mereka lakukan.

(50)

Makna dan simbol member karakteristik khusus pada tindakan sosial yang melibatkan aktor tunggal.Dan interaksi sosial yang melibatkan dua aktor atau lebih yang melakukan tindakan sosial secara timbale balik. Dengan kata lain ketika melakukan suatu tindakan, orang juga mencoba memperkirakan dampaknya pada aktor lain yang terlibat. Meski sering kali terlibat dalam perilaku habitual tanpa berfikir, orang memiliki kapasitas untuk terlibat dalam tindakan sosial.

Dalam proses interaksi sosial, secara simbolis orang mengomunikasikan makna kepada orang lain yang terlibat. Orang lain menafsirkan simbol-simbol tersebut dan mengarahkan respon tindakan berdasarkan penafsiran mereka. Dengan kata lain, dalam interaksi sosial, aktor terlibat dalam proses pengaruh mempengaruhi. Cristopher (2001) menamakan interaksi sosial dinamis ini dengan “tarian” yang melibatkan pasangan.

sebagian karena kemampuan menciptakan makna dan simbol, orang tidak seperti binatang yang rebih rendah, dapat menetapkan pilihan tindakan yang akan mereka lakukan, orang lain tidak perlu menerima makna dan simbolyang di paksakan dari luar kepada mereka. Berdasarkan tafsir mereka terhadap situasi tersebut.Manusia mampu menciptakan makna baru dan alur makna baru (Mainz dan Meltzer).Jadi bagi interaksionisme simbolis.Actor sekurang-kurangnya memiliki otonomi, mereka tidak sekedar dikekang atau diarahkan, mereka mampu menetapkan pilihan unik dan independen. Selain itu, mereka mampu mengembangkan kehidupan yang memiliki gaya unik.25

25

(51)

1

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Subjek, objek dan lokasi penelitian

1. Deskripsi subjek penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif dapat di sebut informan, secara teknis. Informan adalah orang yang memberikan penjelasan yang luas , detail tentang suatu fenomena sosial yang terjadi seperti makna peringatan hari buruh sedunia bagi federasi serikat pekerja metal indonisia. Lebih luas lagi informan, juga mungkin dapatmembuat konseptualisasi atau induksi tentang apa yang selama ini di amati. Informat tak harus orang yang pintar secara akademis ataupun orang yang banyak menguasai teori, melainkan informan adalah orang yang mengetahuai fonomena yang terjadi dan informan dapat dipilih karena dia mampu memberikan pandangan atau pendapat tentang apa yang digali dan di butuhkan oleh peneliti.

Subjek penelitian ini dalah pengurus federasi serikat pekerja metal Indonesia dang anggotanya yang selalu aktif dalam mengikuti peringatan hari buruh sedunia. Mereka adalah informan penting yang dianggap mampu memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan peneliti dan sesuai dengan judul penelitian ― makana peringatan hari buruh sedunia bagi Federasi Serikat

Pekerja Metal Indonesia di Rungkut Industri Kota Surabaya‖.Dalam

(52)

informan penelitian

Subjek penelitian Serikat pekerja Status

Djamaludim malik FSPMI surabaya Pengurus

Ridwan FSPMI Surabaya Pengurus

Bagus FSPMI Surabaya Pengurus

Wanto FSPMI Surabaya Anggota

Rahman FSPMI Surabaya Anggota

Joko santoso FSPMI Surabaya Anggota

Mujianto FSPMI Surabaya Anggota

2. Deskripsi Obyek Penelitian

obyek yang menjadi kajian penelitian ini adalah bidang keilmuan peneliti yaitu kajian ilmu sosial dengan fokus Makna Peringatan Hari Buruh Sedunia bagi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia di rungkut Industri kota Surabaya. Makna peringatan hari buruh sedunia menjadi perhatian husus dari peneliti, sebab hari burruh sedunia sering kali di peringati oleh kaum buruh dengan melakukan aksi atau demo.

3. Diskripsi Lokasi Penelitian

a. Kelurahan Rungkut Kidul

(53)

satu kawasan industry atau lokasi berdirinya pabrik, yaitu: pertama, pertimbangan produktifitas tanah yang kurang menguntungkan karena kesuburan tanah yang tidak cocok dengan lahan pertanian. Sebagian tanahnya berupa rawa-rawa yang di tumbuhi alang alang. . sedangkan alasan lainya adalah pertimbangan jumlah penduduk atau populasi penduduk yang tidak seimbang dengan luas tanah yang tidak seimbang dengan luas tanah yang terbentang, hal ini mempengaruhitingkat pendapatan masyarakat yang berbeda di bawahtingkat rata-rata. Pertimbangan yang terakhir ialah turut serta dalam menciptakan lapangan kerja untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahtraan masyarakat rungkut kidul dan sekitarnya.

Wilayah kelurahan rungkut kidul ini letak administrasi kepemerintahannya masuk kecamatan rungkut yang masuk wilayah kerja tingkat II kota madya Surabaya wilayah selatan. Jarak radius kelurahan rungkut kidul dengan pusat administrasikecamatan 2 km. sedangkan jarak radius kelurahan rungkut kidul dengan pusat pemerintahan kota madya Surabaya wilayah timur diperkirakan berkisar 6 km sampai dengan 10 km.

(54)

1. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan kali rungkut dan termasuk kecamatan rungkut.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan rungkut tengah dan masuk kecamatan gunung sari.

3. Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan kendang sari dan masuk wilayah kecamatan terenggilis mejoyo.

4. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan medokan ayu dan masuk dalam kecamatan rungkut.

Sebagaimana yang penulis telah diskripsikan bahwa tingkat ketidak suburban tanah merupakan factor yang dominan dalam menentukan berdirinya lokasi kawasan industry yang merupakan alternative pemanfaatan lahan yang kurang produktif sehingga konsekuensinya dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahtraan masyarakat.Secara kongkrit data penggunaan tanah dapat kita lihat yang penulis himpun.Keseluruhan wilayah rungkut kidul adalah 117.460 Ha. Yang terbagi atas:

Tabel .3.1

Tentang penggunaan tanah

Jenis tanah Luas tanah %

Tanah pemukiman 45.010 HA 38.319%

Rawa rawa 7000 HA 5.959%

Lahan industry 60.000 HA 31.081%

(55)

dan tempat pembuangan akh

Tanah Negara 2.020 HA 1.719%

Pertokoan atau jsa 2.005 HA 1.106%

Jumlah 117.460 HA 100%

Sumber: Data Monografi Kelurahan Rungkut kidul.

Dari pembagian tabel di atas diketahui tentang kegunaan tanahyang paling luas adalah tanah untuk lahan industry, sehingga dapat diperediksi mata pencaharian masyarakat rungkut kidul adalah sebagai karyawan atau buruh pabrik, selain itu pengembangan ekonomi masyarakat semakin imbas dari banyaknya karyawan atau buruh pabrik, semakin banyak juga kebutuhan tempat tinggal dan kebutuhan primer, diantaranya meningkatnya angka pemukiman sebagai kos atau tempat penampungan karyawan serta dari rangking ke tiga dari tabel di atas adalah lahan perkotaan dan biro jasa.

1.Kependudukan

(56)

dari 2.286 kepala keluarga dengan jenis kelamin laki laki sebanyak 5145 jiwa, dan berjenis kelamin perempuan sejumlah 4995 jiwa. Adapun jumlah penduduk musiman jumlah secara keseluruhan tidak dapat diketahui secara pasti di karenakan banyak yang tidak melapor ke RT/RW setempat. Secara rinci jumlah penduduk secara jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

tabel 3.2

jumlah penduduk menurut jenis kelamin

Jenis kelamin Jiwa %

Laki-laki Perempuan

7.129 7.168

50.73% 49.26

Jumlah 14297 100%

Sumber statistic kelurahan rungkut kidul

2. Sistem kemasyarakatan dan Pemerintahan.

(57)

tentu mempengaruhi pola pikir masyarakat dan perilaku kemanusiannya.

Hal yang paling Nampak sebagai kawasan industrialisasi yang lebih mempertimbangkan untung dan rugi dan unsure rasionalnya sehingga menghilangkan rasa gotong royong, sikap hidup yang untuk mengejar materi dan kepuasan peribadi serta lebih memperhatikan unsure keduniawian ketimbang unsure yang berkaitan dengan agama.

Dalam kehidupan bermasyarakat dikenal dengan istilan kelas social dan setatus social dikarenakan oleh beberapa factor diantaranya adalah perbedaan penduduk asli dan penduduk musiman.Selain itu perbedaan setatus social juga turut mewarnaikelurahan ini. Hal ini dapat dilihat dalam pandangan masyarakat yang bisa di kenal dengan istilah wong cilik (kaum buruh) dan wong gedhe (kelompok yang memiliki kedudukan dan modal). Dalam kehidupan social keagamaan mereka mengenal istilah santri, kyai dan abangan, yang secara simbolis kaum abangan di gambarkan dengan kehidupan kelompok tertentu yang memiliki kekuatan gaib, benda benda keramat serta minusnya pemahaman keagamaan.

(58)

administrasinya terbagi atas 10 RT/RW, RW I sampai RW VI membawahi wilayah penduduk asli sedangkan RW VII sampai dengan RW X membawahi perumahan YKP.

Sedangkan mekanisme kerja pemerintahan tertinggi di tingkatan kelurahan ialah di pegang oleh lurah dan di bantu oleh sekertaris desa (carik), lembaga musyawarah desa, lembaga ketahanan masyarakat desa. Secara setruktural kepala kelurahan mempunyai garis intruktif dengan RW, setiap RW membawahi masing masing enam RT.

Dalam pengaturan administrasi, langsung di bawah pimpinan kepala kelurahan yang mekanismenya dikelola oleh sekertaris desa yang bertanggung jawab kepada kepala kelurahan. Pembagian administrasi kelurahan rungkut kidul adalah:

1.Kepala urusan pemerintahan

2.Kepala urusan perkembangan dan pembangunan 3.Kepala urusan kesejahtraan rakyat

4.Kepala urusan umum

Dari kepala urusan umum (kaur) yang ada di pemerintahan kelurahan rungkut kidul tersebut bertanggung jawab kepada sekertaris kelurahan bertanggung jawab kepada kepala kelurahan sebagai pemegang struktur pemerintahan tertinggi di tingkat desa.

(59)

Dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan kualitas penduduk bagi kelurahan rungkut kidul bukan merupakan prioritas beleka namun telah mencapai realisasi sukses dalam melaksanakan program wajib belajar dan pemberantasan buta huruf. Kondisi demikian jelas dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan anak demi mencerdaskan kehidupan dan mutu masyarakat, selain itu jugadi pengaruhi oleh factor ekonomi masyarakat setempat.

Berikut ini sajian tabel keadaan pendidikan di daerah kelurahan rungkut kidul.

Tabel 3.3

Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan umum

Pendidikan Jumlah %

Kelompok main 65 jiwa 0.64

TK 471 jiwa 14. 95

SD 2385 jiwa 25. 39

SMP 1430jiwa 7. 24

SMA 2134jiwa 4.43

Serjana muda 1419jiwa 1. 24

(60)

b. Profil Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia

Pembentukan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dilandasi oleh :

Ratifikasi Konvensi ILO No. 87 tentang Kebebasan Berserikat jo Kepres No.83 Tahun 1998, UU 21/2000. Kongres I Garut 4 ~ 7 Februari 1999, lahirnya SPMI (6 Februari 1999), Kongres II, Lembang 29 Agustus ~ 1 September 2001, SPMI dari Unitaris menjadi Federasi (FSPMIKongres III,

Bandung 24 ~ 27 Nopember 2006. Kongres IV, Bandung 10 ~ 11 Februari 2011

1. Keanggotaan

FSPMI terdiri dari Serikat Pekerja Anggota (SPA) :

a. SP Elektronik Elektrik (SPEE)

b. SP Automotif, Mesin & Komponen (SPAMK) c. SP Logam (SPL)

d. SP Perkapalan Jasa Maritim (SPPJM) e. SP Aneka Industri (SPAI)

(61)

2. Visi dan Misi Visi

Membangun Serikat Pekerja yang Demokratis, Bebas, Representatif, Independen dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial

Misi

a. Meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan pekerja Indonesia dan keluarganya yang layak bagi kemanusiaan yang adil dan beradab

b. Meningkatkan rasa kesetiakawanan dan persaudaraan kaum pekerja dan keluarganya.

c. Meningkatkan produktifitas kerja, syarat-syarat kerja, dan kondisi kerja.

3. Program Kerja

a. Perlindungan dan Pembelaan

1. Meningkatkan kualitas & kuantitas PKB

2. Memantau pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengawasan Ketenagakerjaan. 3. Menyelengggarakan pendidikan serta pelatihan

Gambar

Tabel .3.1
tabel 3.2 jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Tabel 3.3 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan umum

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini terbatas pada variabel yang digunakan yaitu hanya profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan reputasi KAP

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman siswa kelas IX A SMP Negeri 17 Kota Jambi dalam menulis

Soeradji Tirtonegoro dan Apotek Kimia Farma, tingkat keterjaringan pasien, lost of profit dan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem

a) RTRWP yang sudah diusulkan Pemprov belum disetujui Pemerintah Pusat karena tidak sesuai dengan Sk Menhut tentang Penunjukan Kawasan Hutan, padahal kawasan hutan adalah

kebutuhan sistem terutama aktor yang akan menggunakan sistem, sehingga segala persyaratan sistem yang baik dapat tergambarkan. Dengan teknik use case, fungsi

Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan besar pada berbagai segmen kehidupan masyarakat, tidak terkecuali pada bidang pendidikan yakni dengan adanya

Assazali Sibawaihi, 2013, (08260076), Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Prospek

Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah pergantian manajemen, opini audit, financial distress, persentase perubahan ROA, ukuran